PEDOMAN
PENGEMBANGAN
ORIENTASI MOBILITAS,
SOSIAL, DAN
KOMUNIKASI
PESERTA DIDIK
TUNANETRA
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR,
DAN PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN KHUSUS
JAKARTA 2021
iii
PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS
PEDOMAN PENGEMBANGAN ORIENTASI MOBILITAS,
SOSIAL, DAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK
TUNANETRA
ISBN: ……………………….
iv
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
KATA PENGANTAR
TBA
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................6
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................6
B. Landasan................................................................................................................................................8
C. Tujuan....................................................................................................................................................8
D. Ruang Lingkup......................................................................................................................................9
BAB II PENGEMBANGAN ORIENTASI MOBILITAS, SOSIAL, DAN KOMUNIKASI.........................10
A. Prinsip Pelaksanaan.............................................................................................................................40
B. Rambu-rambu pelaksanaan.................................................................................................................41
C. Prosedur Pelaksanaan..........................................................................................................................42
D. Program Pelaksanaan Pengembangan Keterampilan OMSK..............................................................47
E. Keterampilan Sosial Untuk Tunanetra................................................................................................89
F. Keterampilan Komunikasi untuk Tunanetra.....................................................................................103
BAB IV PENILAIAN PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN OMSK...............................111
A. Pengertian Penilaian..........................................................................................................................111
B. Ruang Lingkup Penilaian..................................................................................................................111
C. Prinsip dan Pendekatan Penilaian......................................................................................................112
D. Teknik dan Instrumen Penilaian........................................................................................................112
BAB V PENUTUP..............................................................................................................................................114
GLOSARIUM......................................................................................................................................................115
LAMPIRAN.........................................................................................................................................................117
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya ketunanetraan pada seorang anak akan menyebabkan adanya 3 (tiga) keterbatasan
pokok yaitu: Keterbatasan dalam konsep,keterbatasan interaksi dengan lingkungan dan
keterbatasan dalam mobilitas. Ketiga keterbatasan ini merupakan hal yang harus diatasi,
bila tidak tunanetra akan mengalami ketidakmampuan mengembangkan diri di berbagai
bidang pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup. Untuk itu tunanetra
membutuhkan keterampilan kompensatoris yaitu keterampilan yang
mampumengkompensasi keterbatasan yang dimiliki. Keterampilan kompensatoris
mengandung tiga hal yang saling mendukung dan melengkapi yaitu “Pengembangan
Keterampilan Orientasi Mobilitas, Sosial dan Komunikasi (OMSK)“.
Penguasaan diri dan lingkungan, akan lebih efektif melalui penglihatan bila
dibandingkan dengan indera lainnya baik secara sendiri maupun dengan gabungan
dari beberapa indera. Adanya ketunanetraan pada seseorang menyebabkan adanya
7
keterpisahan seseorang dengan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial dalam batas-
batas tertentu.
Di dunia ini banyak sekali kegiatan yang dapat dikuasai dengan meniru. Meniru akan
lebih efektif dikuasai dengan melihat. Tiadanya penglihatan pada seseorang maka
banyak aktivitas yang tidak bisa dilakukan dan menyebabkan tunanetra frustasi.
Untuk itu tunanetra membutuhkan keterampilan kompensatoris pengembangan
keterampilan OMSK. Untuk anak awas keterampilan OMSK bisa dipelajari secara
tidak disengaja (insidentil) dengan cara meniru. Tetapi OMSK untuk tunanetra
membutuhkan pembelajaran yang dirancang dengan sengaja dan terstruktur.
Keterbatasan dalam berpindah tempat bagi tunanetra merupakan akibat langsung dari
ketunanetraan itu sendiri. Keanekaragaman informasi dan keanekaragaman
pengalaman akan diperoleh bila seseorang dapat berpergian dengan bebas dan
mandiri. Untuk terciptanya interaksi dengan lingkungan fisik maupun sosial
dibutuhkan adanya kemampuan berpindah-pindah tempat. Semakin mampu dan
terampil seorang tunanetra melakukan mobilitas semakin berkurang hambatan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan penjabaran keterbatasan yang dimiliki
tunanetra diatas maka jelaslah bagaimana pentingnya pengembangan keterampilan
OMSK bagi tunanetra.
8
B. Landasan
1. Undang-undang no 8 Tahun 2016 tentang Penyandang disabilitas
4. Peraturan Pemerintah No.13 tahun 2020 tentang Akomodasi yang layak bagi peserta
didik disabilitas
Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
C. Tujuan
Penyusunan buku ini bertujuan untuk:
9
D. Ruang Lingkup
Dalam buku pedoman pelaksanaan program pengembangan orientasi, mobilitas, sosial
dan komunikasi berisi:
5. Penilaian
6. Penutup.
10
BAB II
PENGEMBANGAN ORIENTASI MOBILITAS, SOSIAL, DAN KOMUNIKASI
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
d. Kesadaran ruang
11
B. Pengembangan Keterampilan Sosial
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
12
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
b. Komunikasi tulisan
c. Komunikasi isyarat
1. Gambaran tubuh
13
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
tangan
• Melakukan gerakkan pinggul
• Melakukan gerakkan paha
• Melakukan gerakkan lutut
• Melakukan gerakkan kaki
• Melakukan gerakkan pergelangan kaki
1.4 Menjelaskan fungsi dan • Menjelaskan fungsi tiap bagian tubuh dari
bagian tubuh rambut sampai kaki
• Melakukan aktifitas dengan memfungsikan
bagian-bagian tubuh tertentu
2. Keterampilan motorik,
kesadaran ruang dan
lingkungan.
14
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
15
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
16
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
di lingkungan
• Melakukan gerakan mengikuti sumber bunyi
• Melakukan gerakan mengambil objek
17
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
6. Teknik Tongkat
6.1 Penggunaan teknik • Menjelaskan tentang tongkat.
tongkat di lingkungan • Menggunakan tongkat ada saat berjalan dengan
terbatas pendamping awas
• Menyimpan tongkat waktu tidak dipergunakan
• Menggunakan teknik tongkat
• Menggunakan teknik tongkat waktu turun-naik
tangga
• Menggunakan teknik trailling dengan tongkat
• Menggunakan teknik mendeteksi
objek-rintangan
• Menggunakan teknik sentuhan (touch)
• Menggunakan teknik dua sentuhan
18
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
(two touch)
• Menggunakan teknik dua sentuhan waktu
menelusuri shore line/ garis pengarah
• Menggunakan teknik dorong (Pussing Slide
Technique)
19
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
20
2. Pengembangan Keterampilan Sosial Untuk Tunanetra
1. Kesehatan Pribadi
1.1 Memelihara kesehatan pribadi • Melakukan mandi sendiri
• Mencuci dan mengeringkan tangan
• Mencuci dan mengeringkan kaki
• Menggosok gigi
• Menggunakan kamar mandi (toilet)
• Menggunakan deodoran
• Memakai sepatu dan sandal
• Memotong kuku
• Mencuci rambut dan menyisir
• Merias diri (make up)
2. Aktifitas sehari-hari
2.1 Menggunakan kompor • menyalakan kompor (minyak, gas, kayu
(minyak, gas, kayu bakar, arang, bakar, arang, briket)
briket) • Merawat kompor
21
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
• Menghidangkan makanan
• Menyimpan makanan.
22
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
23
3. Pengembangan Keterampilan Komunikasi untuk Tunanetra
1.3 Menggunakan media baca- • Menggunakan media baca tulis awas bagi
tulis awas bagi peserta didik peserta didik low vision
low vision
• Menggunakan media baca tulis
elektronik
1.4 Menulis cetak awas pada anak • Memodifikasi menulis cetak awas pada
tertentu
24
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
.
anak tertentu
• Memodifikasi penggunaan alat bantu tanda
tangan
25
E. Sarana dan Prasarana
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
26
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
27
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
28
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
29
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
19 Abakus Menggeser-geserkan
manik-manik yang ada
Alat bantu pada abakus sesuai dengan
pembelajaran kaidah-kaidah penggunaan
abakus
matematika
standar
30
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
31
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
32
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
33
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
34
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
35
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
36
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
melokalisasi sumber
bunyi.
37
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
38
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
SONAR)
39
Cara Penggunaan
No Nama Gambar
Deskripsi
40
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN OMSK
A. Prinsip Pelaksanaan
Pengembangan program OMSK pada tunanetra harus didasarkan pada prinsip sebagai
berikut:
1. Kekongkritan
2. Melakukan
3. Prinsip Keterpaduan
Prinsip terpadu mengandung arti bahwa guru dalam menjelaskan, dan menunjukkan
peragaan harus secara sistimatis dan menyeluruh. Hal ini didasarkan cara tunanetra
dalam mempelajari dan mengamati sesuatu. Peserta didik awas dalam mempelajari
dan mengamati sesuatu dimulai dari mengamati secara utuh atau keseluruhan setelah
itu bagian bagiannya. Tunanetra dengan hambatan penglihatan yang dimilikinya tidak
dapat mengamati, mempelajari objek maupun peraga secara utuh dalam satu waktu.
Tunanetra mempelajari dan mengamati objek dan peraga dari bagian-bagiannya,
41
selanjutnya menyatukan kembali bagian objek dan peraga yang dipelajarinya menjadi
sesuatu yang utuh dan terpadu.
B. Rambu-rambu pelaksanaan
Rambu-rambu pelaksanaan pengembangan orientasi mobilitas sosial dan komunikasi bagi
peserta didik tunanetra sebagai berikut:
4. Penguasaan kemampuan dan indikator tidak harus dilakukan secara berurutan, tetapi
guru diberi wewenang untuk memilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
42
5. Guru yang bertanggung jawab menyampaikan pembelajaran OMSK hendaknya
mereka yang sudah mendapatkan pelatihan instruktur OM.
6. Guru dan pelatih OMSK hendaknya memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media
dan sarana sumber latihan.
8. Bentuk latihan OMSK sebaiknya bervariasi, menarik minat, merangsang emosi, serta
menuntun ke arah kesanggupan diri untuk melakukan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Prosedur Pelaksanaan
Untuk mencapai tujuan dari pengembangan orientasi mobilitas sosial dan komunikasi
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Asesmen
Dalam kontek Pengembangan OMSK asesmen adalah metode yang sistimatis untuk
mengetahui tentang:
Materi pengembangan yang sudah diketahui dan materi yang belum diketahui, tapi
tidak dibutuhkan maka materi tersebut tidak perlu diprogramkan dan materi yang
belum dikuasai dan dibutuhkan itu saja yang perlu diprogramkan untuk dilatihkan
pada tunanetra.
Berdasarkan hasil asesmen, materi yang belum diketahui mungkin lebih dari satu
maka guru harus memilih materi yang mana yang perlu lebih dulu untuk dilatihkan.
43
3. Menetapkan tujuan latihan
Setelah ditetapkannya materi yang akan dilatihkan, maka guru menyusun dan
menetapkan tujuan yang akan dicapai. Tujuan harus memiliki unsur:
Misalnya berapa kali ia harus melakukan praktek salah satu teknik dengan benar,
sebelum dinyatakan ia berhasil menguasai teknik tersebut.
Format ABDC
Tiap dapat (A) mempraktikkan teknik menyilang tubuh (B) tiga kali berturut-turut
tanpa kesalahan (D) pada saat menuruni tangga (C)
Format ACBD
Semua (A) pada saat berbicara (C) dapat menunjukkan ekspresinya (B) tanpa
kesalahan (D)
Format ABCD
Ahmad (A) dapat mendemonstrasikan teknik mencari benda jatuh (B) didepan
teman sekelasnya (C) tanpa ada kesalahan (D)
Format ABDC
Tiap dapat (A) teknik menyilang tubuh (B) tiga kali berturut-turut tanpa
kesalahan (D) pada saat menuruni tangga (C)
44
4. Menganalisa Kegiatan Materi Latihan
Dari analisa tujuan menjadi langkah lebih kecil maka instruktur dapat
menerapkan dari mana harus memulai latihan tersebut. Memulai mengajarkan atau
melatihkan tidak harus dari awal, bisa saja untuk seorang peserta dimulai dari langkah
pertama tetapi bagi peserta didik yang lainnya cukup mulai dari langkah pertengahan.
Dengan analisa kegiatan program ini dan bahan yang akan diberikan lebih
fleksibel. Juga akan lebih mudah menemukan hambatan-hambatan yang terjadi dalam
proses pengajarannya. Analisa kegiatan memegang peranan dalam mendorong
motivasi peserta didik dalam berlatih dan belajar. Sebab analisa tugas dari kegiatan
ini memungkinkan peserta didik berhasil dan mampu melaksanakannnya
Contoh:
a. Pergi dari rumah ke tempat pemberhentian bus pada watu yang tepat.
45
h. Memencet bel untuk berhenti apabila sudah menemukan tanda untuk berhenti.
5. Menetapkan Metode
46
untuk dikategorikan berhasil. Kita telah mengetahui bahwa evaluasi dalam OMSK
ditekankan pada evaluasi dalam bentuk kegiatan
Evaluasi dalam OMSK ditekankan pada evaluasi penampilan dan perbuatan. Ukuran
keberhasilan dalam evaluasi ditetapkan berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Jadi cara
mengevaluasi peserta didik tunanetra dalam melakukan OMSK adalah melihat
langsung sewaktu peserta didik melakukan kegiatan tersebut. Keberhasilan ditetapkan
apabila peserta didik dapat mempraktikkan keterampilan OMSK dalam situasi yang
sebenarnya.
Kompetensi PROFIL
MERENCANAKAN
KEGIATAN
PENGEMBANGAN OMSK
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGEMBANGANOMSK
LAPORAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN OMSK
47
D. Program Pelaksanaan Pengembangan Keterampilan OMSK
1. Gambaran Tubuh
1 Gambaran tubuh
1.1 Menjelaskan nama-nama Menyebut nama-nama bagian tubuh
bagian tubuh dari rambut sampai ke ujung kaki
Menyebutkan nama-nama bagian
tubuh depan dan belakang
Menyebutkan bagian-bagian sisi
tubuh
Langkah-langkah pengembangan:
Guru menggunakan tubuh peserta didik sebagai media.
a. Menemutunjukkan nama-nama bagian tubuh dari rambut sampai ke ujung
kaki.
b. Menemutunjukkan nama-nama tubuh bagian depan dan bagian belakang.
c. Menemutunjukkan bagian sisi tubuh.
Langkah-langkah pembelajaran:
Guru menggunakan tubuh peserta didik sebagai media.
a. Menunjukkan tiap-tiap bagian tubuh.
b. Menunjukkan bagian tubuh yang ada di kepala.
c. Menunjukkan bagian tubuh yang ada di badan.
d. Menunjukkan bagian tubuh ada di kaki.
48
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pembelajaran
Melalui kegiatan permainan peserta didik melakukan sebagai berikut:
a. Menggerakkan kepala.
b. Menggerakkan leher.
c. Menggerakkan bahu.
d. Menggerakkan tangan.
e. Menggerakkan pinggang.
f. Menggerakkan lutut.
g. Menggerakkan tumit.
Langkah-langkah pengembangan.
Melalui permainan peserta didik dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. fungsi indra;
b. fungsi tiap bagian kepala;
c. fungsi tubuh bagian depan;
d. fungsi tubuh bagian sisi dan;
49
e. fungsi tubuh bagian kaki.
Langkah-langkah pengembangan
Melalui permainan peserta didik menyentuh bagian tubuh tertentu ke bagian tubuh
yang lain.
a. Menggerakkan tangan untuk menyentuh bagian tubuh yang lain.
b. Menyentuhkan tangan ke bagian tubuh tertentu orang lain.
c. Menggerakkan bagian tubuh tertentu ke objek lain (contoh: sentuhlah meja dengan
tangan kananmu).
d. Meletakkan objek tertentu ke bagian tubuh (contoh: letakkan selendang di
bahumu).
Langkah-langkah pengembangan.
Melalui permainan berpasangan peserta didik mengikuti perintah guru.
a. Sentuhlah kepalamu.
b. Sentuhlah sikumu.
c. Sentuhlah tangan temanmu dengan tangan kananmu.
50
d. Sentuhlah bahu kanan temanmu dengan tangan kirimu.
e. Sentuhlah ekor kucing.
f. Sentuhlah kepala ayam.
g. Injak lap pel dengan kaki kananmu.
h. Tendang bola dengan kaki kirimu
51
b. Badan telungkup kemudian berguling ke kiri dan kanan posisi tangan di samping
badan.
Langkah-langkah pengembangan.
Guru menyiapkan matras/karpet. Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
a. Posisi merangkak (ke dua lutut dan kedua telapak tangan menyentuh lantai).
b. Merangkak maju.
c. Merangkak mundur.
d. Merangkak menirukan gerak binatang.
52
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan berikut.
a. Berdiri sempurna (badan tegak, kedua telapak kaki rapat, tangan di samping, wajah
menghadap ke depan)
b. Berdiri dengan satu kaki
c. Berdiri dengan satu kaki dan tangan direntangkan (gerakan pesawat terbang)
Langkah-langkah pengembangan.
Disediakan berbagai objek permukaan, peserta didik meraba untuk melatih membedakan
permukaan objek benda dan berbagai jenis permukaan sepserti kain, amplas, tanah liat,
platisin dan kain katun.
Langkah-langkah pengembangan.
Latihan keterampilan dikondisikan di lingkungan alam
a. Berjalan di permukaan berumput.
53
b. Berjalan di permukaan beraspal.
c. Berjalan dipermukaan bertanah kering.
d. Berjalan dipermukaan bertanah becek.
e. Berjalan di permukaan berkerikil.
f. Membedakan permukaan yang dilalui.
Langkah-langkah pengembangan.
Disediakan benda berbagai ukuran panjang dan berbagai bentuk geometri.
a. Berbagai ukuran panjang (penggaris, lidi)
b. Berbagai bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat)
c. Berbagai benda yang berbeda dari bentuk, berat, ukuran permukaan, jenisnya dll
(bola, bata, amplas, kayu dsb)
Teknik latihan perabaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu diraba secara keseluruhan
dan diraba bagian perbagian untuk memperoleh informasi secara keseluruhan suatu objek.
Bagi objek/ benda kecil yang seluruh permukaanya bisa diraba sekaligus oleh satu atau
dua telapak tangan sehingga akan mengetahui bentuk benda tersebut secara langsung
menyeluruh.Tapi benda yang permukaannya tidak dapat diraba sekaligus oleh satu
maupun dua telapak tangan maka tunanetra akan meraba di setiap bagian.
Langkah-langkah pembelajaran.
Membedakan benda berdasarkan jarak, arah dan posisi sehingga menemukan hubungan
dua objek atau lebih yang berbeda. Contoh permukaan kursi lebih rendah daripada
permukaan meja, kursi berada di sebelah kanan meja, kursi berada di sebelah utara meja.
54
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
a. Diperdengarakan suara (tepuk tangan, bunyi lonceng), peserta didik menunjukkan
lokasi sumber suara
b. Diperdengarakan beberapa suara (tepuk tangan, bunyi lonceng, suara orang tertawa,
suara kendaraan.
c. Peserta didik membedakan suara dengan cara: dipanggil namanya dengan volume yang
berbeda (pelan, sedang, keras, peserta didik memberikan reaksi dengan cara
menolehkan wajah atau mengangkat tangan.
Langkah-langkah pengembangan.
Disediakan berbagai jenis bau-bauan.
a. Dikenalkan berbagai macam bau-bauan (bumbu dapur: bawang, serei, merica,
terasi, kencur).
b. Membedakan berbagai macam bau-bauan (bumbu dapur seperti bawang, serei,
merica, terasi, kencur).
c. Menemutunjukkan tempat-tempat tertentu dari baunya. (tempat sampah, tukang
bakso, tukang sate).
d. Menemutunjukkan makanan tertentu dari baunya. (nangka, jengkol, kemangi.
55
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
Melalui peragaan dan contoh berjalan, peserta didik.
Berjalan sempurna dengan langkah kaki dan ayunan tangan seirama.
Langkah-langkah pengembangan.
Pembelajaran dikondisikan di lapangan olahraga.
a. Lapangan dibuat model lintasan lari dengan menggunakan garis pengarah (tali).
b. Peserta didik lari bergandengan dengan guru.
c. Peserta didik lari sendiri.
d. Peserta didik lari mengikuti tali pengarah.
56
Langkah-langkah pengembangan.
Pembelajaran dikondisikan di lapangan olah raga, kemudian peserta didik melakukan
gerakan.
a. Jongkok sempurna.
b. Jongkok sempurna sambil lompat ke depan.
c. Jongkok sempurna dan melompat ke belakang.
Langkah-langkah pengembangan.
Disediakan sarana untuk tempat meloncat (bangku, papan titian) Melalui permainan
peserta didik melakukan gerakan.
a. Meloncat dari atas ke bawah dengan bimbingan guru.
b. Meloncat dari atas ke bawah tanpa bimbingan guru.
c. Meloncat dari bawah ke atas.
Langkah-langkah pengembangan.
Pembelajaran dilakukan di luar kelas dengan pendekatan permainan Melalui
permainan peserta didik melakukan gerakan.
57
a. Melompat sempurna.
b. Melompat dengan satu kaki.
c. Melompat dengan dua kaki.
d. Melompat menirukan katak.
Langkah-langkah pengembangan.
Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
a. Menendang bola.
b. Memukul dengan alat (kayu) dan tanpa alat.
c. Gerakan menarik tali.
d. Mengambil benda dengan dua jari, lima jari, dan menggenggam.
e. Menangkap bola kecil dan bola besar.
Langkah-langkah pengembangan.
Disediakan papan titian.
Melalui permainan dan kompetisi peserta didik melakukan gerakan.
a. Berjalan dengan satu kaki
58
b. Berjalan dengan menggunakan jari kaki (jinjit)
c. Berjalan di atas papan titian
Langkah-langkah pengembangan.
Pembelajaran dilakukan di ruang kelas peserta didik melakukan gerakan:
a. merambat/ menelusuri (Trailling) mengelilingi ruangan, di awali pada fokal poin
(pintu) menuju ke sebelah kanan atau kiri sampai menemukan pintu kembali.
b. Menggunakan garis pengarah (Direction Taking) untuk mengelilingi ruangan.
Penggunaan teknik ini bisa dikombinasikan dengan teknik lain, seperti, upper
hand, trailing dan lower hand.
c. Mengetahui pola ruangan (Search Patterns)
1) Perimeter method (mengelilingi ruangan)
2) Grid system (menjelajahi ruangan)
d. Menemutunjukkan benda-benda ditemukan di ruangan (lemari, kursi)
Langkah-langkah pengembangan.
Peserta didik menjelajah ruangan dengan mengikuti sumber bunyi berupa tepukan
tangan.
59
• Menjelaskan arti Mobilitas
• Menjelaskan Manfaat O&M
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menjelaskan arti Orientasi, dengan mencontohkan bahwa tunanetra yang akan
melakukan perjalanan memerlukan informasi, baik visual, non visual maupun
verbal, atau indera yang masih berfungsi.
b. Menjelaskan arti mobilitas, dengan mengartikan arti kata mobilitas secara umum.
c. Menjelaskan manfaat pengembangan orientasimobilitas sosial dan komunikasi
dengan mencontohkan kesulitan yang dihadapi apabila tidak memanfaatkan teknik
pengembangan orientasimobilitas sosial dan komunikasi.
Langkah-langkah pengembangan.
Peserta didik melalui latihan.
a. Menetapkan posisi dirinya (di mana saya)
b. Menetapkan dimana atau ke mana tujuannya.
c. Menetapkan bagaimana caranya untuk sampai ke tujuan
Langkah-langkah pengembangan.
a. Latihan mencari ciri medan yang sifatnya konstans, permanen, dan tidak bisa
dipindahkan, contoh tiang listrik, jembatan, perempatan jalan.
60
b. Latihan menemukan ciri khas yang membedakan suatu jenis objek deengan objek
yang lain yang mempunyai jenis yang hampir sama, contoh suara air mengalir,
aroma sate.
c. Latihan mengenali melalui indera yang masih berfungsi seperti visual, taktual,
kinestesi, auditori, penciuman atau pengembangan dari semua itu.
Langkah-langkah pembelajaran.
a. Latihan konsep posisi yang berlawanan: kanan kiri, depan belakang, dsb.
b. Latihan memutar badanke arah 900 , 1800, 2700 dan 3600
c. Latihan konsep arah mata angin.
Langkah-langkah pembelajaran.
Jelaskan secara verbal sistem penomoran, terutama ketika mempergunakan peta
timbul, menemukan penomoran rumah, menemukan penomoran kamar hotel
Langkah-langkah pengembangan.
a. Peserta didik memperkirakan tinggi, panjang, dan lebar dari berbagai benda
dengan mempergunakan alat ukur standar seperti penggaris, meteran.
b. Peserta didik memperkirakan tinggi, panjang, dan lebar dari berbagai benda atau
jalan dengan mempergunakan alat ukur tidak standar seperti jengkal, langkah.
61
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
5 Teknik pratongkat
Langkah-langkah pembelajaran.
a. Peserta didik memegang tangan pendamping awas posisi pegangan di atas siku
tangan pendamping awas.
b. Posisi setengah langkah di belakang pendamping.
c. Posisi tangan peserta didik membentuk siku 900.
d. Jika peserta didik postur badannya lebih pendek dapat memegang pergelangan
tangan pendamping.
Langkah-langkah pembelajaran.
a. Pendamping menarik lengannya yang dipegang ke belakang ke, dengan memberi
aba-aba kepada peserta didik merespons dengan meluruskan lengannya yang
memegang pendamping, sehingga posisi nya berada tepat di belakang badan
pendamping dengan jarak satu langkah penuh.
b. Setelah melewati jalan sempit, tangan pendamping awas kembali ke posisi
semula, dan peserta didik kembali pada posisi semula.
62
sekolah pintu membuka mendekat; ke kiri
Langkah-langkah pengembangan.
a. Pendamping dan peserta didik berdiri di depan pintu, pendamping
menginformasikan tentang posisi pintu.
b. Posisi pintu terbuka ke kanan mendekat ke arah kita,posisi peserta didik berada di
sebelah kanan pendamping, Tangan kanan pendamping membuka pegangan pintu
dan tangan bebas peserta didik menelusuri kemudian memegang pegangan pintu,
setelah pintu terbuka pendamping bergerak maju dan melepaskan pegangan pintu
dan menyerahkan kepada peserta didik untuk menutupnya.
Langkah-langkah pengembangan.
Peserta didik ketika hendak melakukan pindah pegangan harus diketahui oleh
pendamping.
a. Tangan yang bebas memegang lengan pendamping, sehingga tangan kanan kiri
bersatu pada lengan pendamping.
b. Tangan peserta didik yang pertama memegang lengan pendamping dilepaskan,
sambil menggeser ke arah dalam pendamping, tangan yang dilepaskan selanjutnya
mencari lengan pendamping yang bebas sehingga posisi tepat di belakang
pendamping dengan posisi tangan kanan memegang lengan kanan pendamping
dan tangan kiri memegang lengan kiri pendamping.
c. Tangan yang kedua memegang lengan pendamping dilepaskan sambil menggeser
ke arah luar pendamping tangan kedua memegang lengan pendamping pertama
sehingga kedua tangan bersatu pada lengan pendamping.
d. Setelah kedua tangan bersatu pada lengan pendamping, melepaskan tangan yang
sebelah luar dari lengan pendamping, sehingga terjadilah perpindahan pegangan
posisi.
63
5.1 Melakukan bepergian dengan • Berbalik arah
teknik pendamping awas
dilingkungan dekat sekolah
Langkah-langkah pengembangan.
Berbalik arah harus diketahui pendamping dan peserta didik.
a. Pendamping berhenti sejenak, kemudian pendamping dan peserta didik keduanya
berputar 450 ke arah dalam (ke arah dimana lengan pendamping dipegang).
b. Lengan peserta didik dibengkokkan sehingga membentuk siku 90 0 (lengan yang
bebas).
c. Lengan yang bebas digerakkan ke arah dalam untuk mencari lengan pendamping
yang bebas dan memegangnya.
d. Sambil pendamping melangkah ke arah yang berlawanan dengan arah semula,
maka peserta didik melepaskan tangan yang pertama yang memegang lengan
pendamping.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Pendamping membawa peserta didik mendekati kursi sehingga berjarak setengah
langkah.
b. Pendamping memegang salah satu tangan peserta didik dan tangan tersebut
dipegangkan pada pinggiran meja dan pendamping memegang tangan yang satu
lagi dan dipegangkan pada sandaran kursi. Cara pendamping memegangkan
tangan peserta didik tidak harus ke pinggiran meja terlebih dahulu, tetapi
tergantung dari posisi dan pendamping hubungannya dengan letak meja dan kursi.
c. Tangan peserta didik yang memegang sandaran kursi menarik kursi ke luar dari
bawah meja sehingga ada jarak yang cukup dengan meja.
d. Tangan yang memegang sandaran kursi menelusuri kursi dan mengecek tempat
duduk yang akan diduduki untuk mengetahui apakah tempat duduk tersebut
kosong dari benda-benda atau keadaannya baik untuk diduduki. Dalam mengecek
tempat duduk tersebut tidak boleh melepaskan tangan yang memegang pinggiran
meja, karena hal ini akan mengakibatkan kehilangan kontrol posisi dirinya dengan
meja, sehingga memungkinkan terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki.
64
e. Setelah mengontrol tempat duduk, tanpa melepaskan kontak tangan dengan
pinggiran meja dan kursi langsung duduk.
f. Setelah duduk, maka mengecek posisi duduknya apakah sudah dengan meja atau
belum.
Caranya ialah dengan mengedepankan kedua tangannya dan keduanya memegang
pinggiran meja. Dengan cara demikian akan mengetahui posisi duduknya dengan
meja.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Pendamping membawa peserta didik mendekati kursi jika pendamping datang dari
depan kursi, maka dekatkan sehingga tulang keringnya menyentuh kursi.
b. Peganglah salah satu tangan peserta didik ke sandaran kursi dan setelah itu
biarkan sendiri melakukan langkah selanjutnya.
c. Tanpa melepaskan tangan yang memegang sandaran kursi peserta didik
memeriksa kursi terutama bagian yang akan diduduki, hal ini menjaga
kemungkinan terdapat binatang atau benda-benda yang berbahaya.
d. Tanpa melepaskan kontak dengan kursi, peserta didik menempatkan dirinya di
depan kursi dengan paha menyentuh bagian depan kursi.
e. Setelah terasa lurus posisi badannya dengan kursi maka peserta didik duduk.
Dengan meraba tangan kursi dan pinggiran kursi, maka peserta didik akan
mengerti hubungan berat badan dengan keadaan kursi.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Pendamping mendekati pinggiran tangga sambil menjelaskan pada peserta didik
bahwa akan naik tangga.
65
b. Setelah mendekati tangga dan kaki pendamping menyentuh pinggiran tangga
pendamping berhenti. Posisi peserta didik tetap berada setengah langkah di
belakang pendamping.
c. Salah satu kaki pendamping naik menginjak anak tangga pertama, badan peserta
didik tertarik ke depan sehingga kaki maju setengah langkah dan diharapkan
menemukan pinggiran tangga.
d. Setelah pendamping mengetahui dan yakin peserta didik telah menyentuh
pinggiran tangga pertama maka selanjutnya pendamping melangkahkan kaki
berikutnya ke tangga berikutnya dan diikuti oleh peserta didik melangkahkan satu
kakinya ke tangga pertama. Demikian seterusnya, dan posisi peserta didik tetap
berada satu tangga di belakang pendamping.
e. Setelah pendamping berada di puncak tangga, maka pendamping berhenti sejenak
dan mengatakan bahwa tangga sudah habis. Hal ini untuk menjaga adanya salah
langkah bagi.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Pendamping mendekati tangga dan menjelaskan pada bahwa akan menuruni
tangga. Setelah dekat dengan bibir tangga pendamping berhenti. Jika ada hal yang
khusus dari tangga tersebut pendamping perlu menjelaskan pada. Posisi tetap
berada setengah langkah di belakang pendamping.
b. Setelah berhenti di pinggir tangga pendamping menarik lengan yang dipegang
suiswa ke depan sehingga ketarik setengah langkah dan posisinya sejajar dengan
pendamping. Pada saat itu juga pendamping menunjukan kepada bibir tangga.
c. Setelah pendamping yakin bahwa peserta didik sudah merasakan pingggiran
tangga, maka pendamping melangkah menuruni tangga. Langkah pertama dari
pendamping, peserta didik masih belum boleh melangkah, baru setelah
pendamping melangkahkan kakinya yang kedua peserta didik ikut melangkahkan
kakinya untuk menuruni tangga.
d. Sewaktu dalam proses menuruni tangga peserta didik tetap berada satu tangga di
belakang pendamping.
e. Peserta didik harus menjaga posisi tegak dari badan dengan titik pusat berat badan
jatuh pada tumit.
66
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
a. Pendamping mendekati eskalator dan menjelaskan pada peserta didik bahwa akan
menaiki eskalator, posisi pendamping pada saat menaiki eskalator berada di
belakang, pada saat turun posisi pendamping di depan peserta didik. Dengan tidak
membantu peserta didik, pendamping mengenalkan bentuk pegangan eskalator.
b. Kaki peserta didik melangkah pada tangga eskalator dengan posisi salah satu kaki
berada satu tingkat diatasnya, dengan posisi telapak kaki depan sedikit membuka.
c. Pada saat menuruni eskalator, posisi kaki berada dalam satu anak tangga, dengan
telapak kaki sedikit membuka.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Pendamping mendekati elevator dan menjelaskan pada peserta didik bahwa akan
menaiki elevator dan mengenalkan tombol-tombol.
b. Setelah pintu terbuka, pendamping dan peserta didik melangkah masuk, dan
dikenalkan pada tombol yang berada di dalam elevator.
c. Setelah bel berbunyi dan pintu terbuka, pendamping dan peserta didik melangkah
keluar.
67
5.1 Melakukan bepergian dengan • Melakukan teknik masuk/ keluar mobil
teknik pendamping awas
dilingkungan dekat sekolah
Langkah-langkah pengembangan.
a. Setelah sampai di depan pintu mobil, pendamping menjelaskan bagaimana posisi
pintu dan ke arah mana pintu itu akan membuka, apakah ke kiri atau ke kanan dari
posisi.
b. Pendamping menunjukan pada peserta didik pintu mobil.
c. Setelah pintu terbuka pendamping mengambil tangan peserta didik yang bebas
dan dipegangkan pada pinggirin pintu terutama bagian atas pintu bagi mobil kecil,
hal ini untuk menghindari terjadinya benturan kepala dengan pinggiran pintu
mobil
d. Setelah tahu posisi masing-masing masuk ke mobil dan pendamping
mengikutinya dari belakang.
Langkah-langkah pengembangan
a. Cara menerima ajakan:
Peserta didik melepaskan tangan orang awas dengan bebasnya.
Kemudian tangan peserta didik yang dipegang oleh orang awas tersebut
memegang lengan orang awas di atas siku sesuai dengan teknik yang benar.
b. Cara menolak ajakan:
Peserta didik melepaskan pegangan tangan orang awas dengan tangan
bebasnya sambil disertai dorongan ke depan.
Sambil melepaskan pegangan tangan orang awas, peserta didik menjelaskan
bahwa ia tidak memerlukan pertolongan.
68
5.1 Melakukan bepergian dengan • Melakukan teknik ke kamar kecil
teknik pendamping awas
dilingkungan dekat sekolah
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menjelaskan beberapa jenis toilet.
b. Menemutunjukkan peralatan yang dipergunakan sesuai dengan jenis toiletnya.
c. Menjelaskan cara menggunakan toilet sesuai dengan jenisnya.
d. Untuk di tempat umum, toilet untuk pria dan wanita berbeda tempat.
e. sehingga kita perlu bertanya mana tempat toilet yang kita butuhkan.
• Melakukan teknik
• Merambat (trailling)
Langkah-langkah pengembangan.
a. Teknik tangan menyilang ke atas (upper hand and for arm). Tangan kanan atau
kiri diangkat ke depan setinggi bahu menyilang badan dengan posisi sikut kira-
kira 1200 dan telapak tangan menghadap ke depan.
b. Teknik tangan menyilang badan kearah bawah (lower hand and fore arm). Teknik
ini dapat melindungi tubuh bagian bawah yaitu daerah perut dan
selangkangan.Tangan kanan atau kiri disilangkan dimuka badan mengarah ke
bawah dengan telapak tangan menghadap ke badan.
c. Teknik squaring off adalah teknik menetapkan posisi diri sebelum melakukan
mobilitas dengan cara posisi tegak lurus dengan dinding atau daun pintu, dengan
maksud untuk meluruskan arah berjalan kita.
69
d. Teknik mencari benda jatuh (drop objek), dilakukan dengan cara mendekati lokasi
benda itu jatuh, apabila jatuhnya di tempat yang banyak benda-benda, maka posisi
badan kita jongkok dengan tidak membungkukkan badan, dan tangan
menggunakan teknik upper hand yang dimodifikasi, lalu menyapukan tangan kita
ke lantai di mulai dari tempat yang dekat dengan badan kita, lalu melebar menjauh
dari badan.
• Melakukan gerakanmenjelajahi
ruangan
Langkah-langkah pengembangan.
a. Trailling (merambat/ menelusuri)
Teknik ini dilakukan ketika berjalan dengan cara menelusuri
dinding,pinggiran meja dan sebagainya untuk dijadikan sebagai pedoman
arah.
Lengan kanan atau kiri diangkat ke depan kira-kira 450 mendekati dinding lalu
belakang jari kelingking dan jari manis menempel pada dinding.
Yang harus diperhatikan ketika praktek adalah keadaan permukaan dinding,
pastikan bahwa dinding tersebut tidak membahayakan.
b. Direction Taking (menggunakan garis pengarah)
Tujuan dari teknik ini untuk menuju ke suatu sasaran secara tepat dengan
memanfaatkan pinggiran meja, pinggir tempat tidur dan sebagainya sebagai
garis pengarah.
Penggunaan teknik bisa dikombinasikan dengan teknik lain, seperti, upper
hand, trailing dan lower hand.
Cara: berdiri sejajar dengan benda sebagai garis pengarah yang mengarah ke
tujuan/ sasaran lalu menelusuri pinggiran benda tersebut.
c. Search Patterns (mengetahui pola ruangan)
Tujuan dari teknik ini untuk mengetahui keadaan suatu ruangan secara
lengkap baik itu, luasnya, bentuk, desain, pola penyimpanan meubeler dan
lain-lain.
70
Cara: mengelilingi ruangan baik dari sisi ruangan maupun secara diagonal.
d. Perimeter method (mengelilingi ruangan)
Untuk mengetahui barapa kira-kira luas ruangan. Pertama kita tentukan dulu titik
tolak (vocal point), misalnya: pintu, setelah itu kita berdiri di titik tolak kemudian
trailling mengelilingi ruangan mengikuti arah jarum jam sampai kembali lagi ke
vocal point.
e. Grid system (menjelajahi ruangan)
Setelah mengelilingi ruangan kemudian seluruh ruangan kita dapat mengetahui
keadaan tersebut secara menyeluruh.
Caranya:
Kita berjalan dari sudut menyilang ke sudut yang lain.
Berjalan menyeberang dari dinding yang satu ke dinding yang lain sehingga
seluruh ruangan kita jelajahi
Bila ruangan yang kita jelajahi itu luas maka kita dapat melakukan sebagian-
sebagian.
f. Pengenalan ruang dan objek
Dalam pengenalan ruang dan objek, penting sekali untuk menentukan atau
menetapkan titik tolak (vocal point). Titik tolak yang dianggap paling tepat dalam
sebuah ruangan ialah pintu karena pintu tidak akan berubah tempat. Tunanetra
harus berdiri dengan sikap yang sempurna untuk menentukan tujuan atau arah
yang pasti dengan melakukan teknik squaring off di depan pintu.
Apa itu squaring off, adalah sikap berdiri lurus membelakangi tembok/ objek
sehingga badan tegak lurus dan kedua tumit diusahakan menyentuh dinding
dengan tujuan agar kaki kita siap melangkah lurus ke depan.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Mengenal Tongkat.
Disediakan berbagai jenis tongkat. Melalui ceramah peserta didik:
Menjelaskan fungsi tongkat sebagai alat bantu yang paling aman, praktis dan
ekonomis.
71
Mengenalkan macam tongkat dengan memperhatiakan kelebihan dan
kekurangannya.
Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi keadaan tongkat
tersebut.
Menemutunjukkan bagian-bagian tongkat: pegangan, tip, reflektor, kruk, tali
tongkat serta menjelaskan fungsi bagian-bagian tongkat tersebut.
b. Cara merawat tongkat
Tongkat lipat lebih banyak membutuhkan perawatan dibandingkan dengan
tongkat panjang. Bagian yang perlu diperhatikan adalah tali elastis yang
merupakan penyambung antar bagian tongkat, jangan sampai tali tersebut ditarik
terlalu lepas.
Bagian lain adalah tip, karena aus ketika dipergunakan, penggantian tip dilakukan
apabila bagian almuniumnya sudah terlihat, dan apabila tidak ganti ini akan
mengurangi daya informasi deteksi.
Langkah-langkah pengembangan.
Cara menyimpan tongkat
a. Apabila kita berjalan bersama pendamping awas, maka tongkat dipegang oleh
tangan bebas kita di badan bagian samping.
b. Peserta didik membawa tongkat lipat, apabila sedang tidak dipergunakan
maka tongkat dilipat, dan masukkan dalam tempatnya.
c. Tongkat panjang apabila sedang tidak dipergunakan cukup disandarkan dengan
posisi tip di bawah, apabila sedang dalam perjalanan dengan menggunakan
kendaraan, tongkat panjang dijepit diantara kedua paha.
72
Cara memegang tongkat
a. Tinggi tongkat yang sesuai adalah setinggi dada orang yang menggunakan.
b. Pegang tongkat dengan posisi seperti orang sedang menunjuk, jari-jari
menggenggam tongkat sementara posisi telunjuk ssejajar dengan tongkat.
c. Posisikan tongkat di samping tubuh dengan tangan lurus ke bawah.
d. Geserkan tongkat ke bagian tengah badan dengan pangkal tongkat berada di
dekat pusar dengan jarak antara pangkal tongkat dengan pusar sekepalan
tangan.
e. Gerakan pergelangan tangan ke kanan dan ke kiri membentuk pola busur.
Usahakan posisi sikut berada di pinggang dan ketiak tidak terbuka ketika
sedang mengayunkan tongkat.
f. Langkahkan kaki kanan bersamaan dengan jatuhnya tip di sebelah kiri, dan
langkahkan kaki kiri bersamaan dengan jatuhnya tip di sebelah kanan.
g. Tinggi ayunan tongkat diusahakan tidak lebih dari 5 cm dari permukaan jalan.
Naik Tangga
Langkah-langkah pengembangan :
a. Temukan tepian anak tangga dengan tongkat.
b. Lalu dekati tepian tangga.
c. Lakukan squaring off (posisi anak mendekat ke tepian anak tangga) lalu
ekspolarasi panjang dan lebar permukaan anak tangga.
d. Letakkan ujung tongkat pada tepi anak tangga ke dua dengan posisi tongkat
menyilang.
e. Angkat tongkat sehingga ujung tongkat menyentuh tepi anak tangga berikutnya.
f. Pada waktu melangkah naik, langkah kaki bersamaan dengan sentuhan tip
mengenai tepi anak tangga.
g. Jika tip sudah tidak menyentuh tepi anak tangga berarti tidak ada lagi anak tangga
berikutnya.
73
Turun Tangga
Langkah-langkah pengembangan.
Cara:
a. Temukan tepi anak tangga, Lalu dekati tepian anak tangga.
b. Lakukan squaring off (posisi peserta didik mendekat ke tepian anak tangga) lalu
ekspolarasi tinggi dan lebar permukaan anak tangga.
c. Pastikan peserta didik memegang tongkat secara menyilang dan ujung tongkat
diangkat sedikit agar tidak menyentuh anak tangga ketika melangkah.
d. Ketika tip sudah menyentuh permukaan tandanya tidak ada lagi anak tangga
berikutnya.
Langkah-langkah pengembangan.
Trailling dengan tongkat
Cara :
a. Pastikan tongkat dipegang dengan teknik silang yang benar.
b. Posisi tip menempel pada sudut pertemuan antara dinding dan lantai.
c. Pada saat berjalan ujung tongkat menelusuri sudut pertemuan antara dinding dan
lantai.
Teknik ini digunakan di tempat yang sudah dikenal agar mampu berjalan secara
mandiri.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Posisi tongkat menyilang tubuh, dengan ujung tip berada di ujung kaki.
b. Pada saat mendeteksi objek atau rintangan, kita menggunakan ujung tip.
74
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
Teknik ini digunakan untuk berjalan mandiri di luar ruangan yang belum dikenal
dengan aman.
Teknik Sentuh (touch tehnique) cara menggunakan:
a. Pastikan peserta didik memegang dan memposisikan tongkat dengan benar.
b. Posisi pergelangan tetap di tengah badan.
c. Perhatikan irama ayunan tongkat.
d. Sentuhkan tip pada permukaan jalan dan bukan diketukkan.
NO KOMPETENSI PENJABARAN
KOMPETENSI
75
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
a. Sebelum mengenalkan cara memasuki mobil terlebih dahulu dikenalkan bagian
mobil, baik bagian dalam maupun bagian luar, beserta fungsinya, hal ini penting
sekali untuk menentukan atau menetapkan titik tolak (vocal point). Tunanetra
harus mengelilingi untuk menemukan pintu mobil, dan menentukan jenis pintu.
b. Membuka pintu mobil menggunakan tangan kiri. kemudian tangan kanan
mendeteksi kusen pintu mobil, dan mulai duduk setelah dipastikan jok tersebut
aman.
c. Tongkat dipergunakan hanya untuk mendeteksi disaat turun dari mobil.
Langkah-langkah pengembangan.
76
a. Pembelajaran dikondisikan di jalan raya yang memiliki satu atau dua arah jalur
kendaraan, trotoar serta bahu jalan.
b. Menemutunjukkan bagian-bagian jalan (bahu jalan, badan jalan, median strip,
boulevard, trotoar).
c. Membedakan jalan satu atau dua arah jalur kendaraan.
77
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan:
a. Disediakan peta timbul lingkungan yang sudah dikenal.
b. Menentukan arah mata angin pada peta.
c. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada peta timbul.
d. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada lingkungan sebenarnya.
e. Dengan bimbingan guru membuat peta lingkungan sederhana.
Langkah-langkah pengembangan
a. Memperkenalkan model penomoran rumah untuk menemukan objek (rumah)
dengan menggunakan teknik tongkat yang sesuai dengan kondisi jalan.
b. Menurunkan di satu tempat yang telah dikenalnya.
c. Menemutunjukkan objek rumah yang telah ditentukan dengan menggunakan
teknik tongkat yang sesuai dengan kondisi jalan
78
6.2 Teknik tongkat di • Bepergian dengan kendaraan umum
lingkungan sekitar sekolah
Langkah-langkah pengembangan.
Latihan keterampilan dikondisikan di jalan raya yang memiliki satu atau dua arah
jalur kendaraan, trotoar serta bahu jalan
a. Menemutunjukkan bagian-bagian jalan (bahu jalan, badan jalan, median strip,
boulevard, trotoar).
b. Membedakan jalan satu atau dua arah jalur kendaraan.
79
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
80
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
Disediakan peta timbul lingkungan perumahan melalui peragaan peserta didik:
a. Menentukan arah mata angin pada peta.
b. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada peta timbul.
c. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada lingkungan sebenarnya.
d. Dengan bimbingan guru membuat peta lingkungan sederhana
Langkah-langkah pengembangan
Latihan ketrampilan dikondisikan di lingkungan perumahan.
Peserta didik melalui kegiatan latihan.
a. Menggunakan teknik tongkat untuk menyebrang jalan dengan memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
• Posisi squaring off
81
• Perhatikan posisi kaki harus sejajar lulus menghadap badan jalan
• Posisi tongkat menyilang tubuh (cross body tehnique)
b. Mendengarkan arah datangnya suara kendaraan, bila sudah tidak terdengar suara
kendaraan, siap untuk menyebrang jalan.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
Langkah-langkah pengembangan.
Di saat kehilangan objek atau sasaran, maka disarankan untuk bertanya pada orang
lain dengan memperhatikan beberapa hal:
a. Mendengarkan sumber suara orang yang sedang berbicara;
b. Mendekat kepada sumber suara;
82
c. Menyampaikan kata maaf sebelum;
d. Menyampaikan maksud dan tujuan menuju suatu lokasi atau untuk mencari
sasaran;
e. Menyampaikan ucapan terimakasih bila maksud dan tujuan kita sudah dipahami;
dan
f. Pamit kepada orang yang telah dimintai tolong.
Langkah-langkah pengembangan
Latihan keterampilan di lingkungan perumahan.
a. Menggunakan teknik tongkat untuk menyebrang jalan dengan memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
• Posisi squaring off
• Perhatikan posisi kaki harus sejajar lulus menghadap badan jalan.
• Posisi tongkat teknik menyilang tubuh.
• Mendengarkan arah datangnya suara kendaraan.
• Bila sudah sepi suara kendaraan, siap untuk menyebrang jalan.
Langkah-langkah pengembangan
Disiapkan model perumahan di perkotaan, dengan model jalan sistem blok
a. Menemutunjukkan jalan di antara blok dalam model perumahan.
b. Menemutunjukkan jalan di antara blok di lingkungan perkotaan.
NO KOMPETENSI PENJABARAN
83
KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
Latihan keterampilan dilaksanakan di lingkungan sebenarnya.
a. Menentukan fokal poin dan menentukan tujuan.
b. Menggunakan teknik tongkat yang sesuai dengan kondisi jalan dan lingkungan.
Langkah-langkah pengembangan.
Disediakan peta timbul lingkungan yang sudah dikenal peserta didik:
a. Menentukan arah mata angin pada peta.
b. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada peta timbul.
c. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada lingkungan perkotaan.
d. Dengan bimbingan guru membuat peta lingkungan sederhana.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
Langkah-langkah pengembangan.
a. Memperkenalkan model penomoran rumah.
b. Menentukan landmark untuk menemukan objek (rumah).
c. Menemutunjukkan objek rumah yang telah ditentukan dengan menggunakan
teknik tongkat yang sesuai dengan kondisi jalan.
d. Menurunkan di satu tempat yang telah dikenalnya.
e. Menemutunjukkan objek rumah yang telah ditentukan dengan menggunakan
teknik tongkat yang sesuai dengan kondisi jalan.
84
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
Latihan keterampilan dilaksanakan di lingkungan perkotaan. Peserta didik dilatihkan
keterampilan menggunakan kendaraan umum (ojek, angkot)
a. Menjelaskan teknik menggunakan kendaraan kendaraan umum sebagai berikut:
cara menyetop kendaraan;
cara menyebutkan tujuan/ sasaran objek;
cara naik kendaraan kendaraan umum;
cara mendeteksi tempat duduk yang kosong (untuk kendaaran jenis mobil);
cara duduk di kendaraan umum;
cara turun dari kendaraan umum; dan
cara membayar ongkos kendaraan umum.
b. Menemutunjukkan kendaraan umum yang sesuai untuk menuju suatu tempat yang
telah ditentukan.
c. Dengan teknik penggunaan kendaraan umum peserta didik menuju tempat yang
telah ditentukan.
Langkah-langkah pengembangan
a. Di saat tidak dapat menemukan objek atau tidak dapat melakukan suatu
kegiatan, maka disarankan untuk meminta bantuan pada orang lain dengan
memperhatikan beberapa hal:
• Mendengarkan sumber suara orang yang sedang berbicara.
• Mendekat kepada sumber suara.
• Menyampaikan kata maaf sebelum meminta bantuan.
• Menyampaikan maksud meminta bantuan.
• Menyampaikan ucapan terimakasih bila permohonannya dipenuhi.
85
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
Latihan keterampilan dikondisikan di lingkungan yang sebenarnya di sekitar sekolah,
disiapkan untuk menggunakan kendaraan umum (ojek, angkot, bis)
a. Menjelaskan teknik menggunakan kendaraan kendaraan umum sebagai berikut:
cara menyetop kendaraan;
cara menyebutkan tujuan/ sasaran objek;
cara naik kendaraan kendaraan umum;
cara mendeteksi tempat duduk yang kosong (untuk kendaaran jenis mobil);
cara duduk di kendaraan umum;
cara turun dari kendaraan umum; dan
cara membayar ongkos kendaraan umum.
b. Menemutunjukkan kendaraan umum yang sesuai untuk menuju suatu tempat yang
telah ditentukan
c. Dengan teknik penggunaan kendaraan umum peserta didik menuju tempat yang
telah ditentukan
86
b. Setelah aman baru menyeberang sambil memperhatikan suara kendaraan dari
arah kiri, jika ada kendaraan dari arah kiri, maka peserta didik berhenti di tengah
jalan, sampai aman untuk melanjutkan menyebrang jalan.
c. Berjalan dengan langkah yang tetap dan tenang sampai menemukan trotoar atau
batas tepi di seberang jalan
Langkah-langkah pengembangan
Latihan keterampilan dilakukan di pusat perbelanjaan atau mall dan pasar tradisonal.
a. Menentukan focal point dan menentukan tujuan.
b. Menetapkan teknik tongkat yang sesuai untuk lingkungan pusat perbelanjaan/mal
dan pasar tradisional.
c. Menggunakan teknik tongkat yang sesuai untuk lingkungan pusat perbelanjaan/mal
dan pasar tradisional.
87
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
Disediakan peta timbul pusat perbelanjaan
a. Menentukan arah mata angin pada peta.
b. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada peta timbul.
c. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada lingkungan sebenarnya.
d. Dengan bimbingan guru membuat peta lingkungan sederhana.
88
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
a. Di saat kehilangan objek atau sasaran, maka disarankan untuk bertanya pada
orang lain dengan memperhatikan beberapa hal:
• Mendengarkan sumber suara orang yang sedang berbicara.
• Mendekat kepada sumber suara.
• Menyampaikan kata maaf.
• Menyampaikan maksud dan tujuan menuju suatu lokasi atau untuk mencari
sasaran.
• Menyampaikan ucapan terimakasih bila maksud dan tujuan kita sudah
dipahami.
• Pamit kepada orang yang telah dimintai tolong.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
Langkah-langkah pengembangan.
Disediakan peta timbul lingkungan perumahan.
a. Menentukan arah mata angin pada peta.
b. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada peta timbul.
c. Menemutunjukkan lokasi yang dituju pada lingkungan sebenarnya.
d. Dengan bimbingan guru, membuat peta lingkungan sederhana.
89
E. Keterampilan Sosial Untuk Tunanetra
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
1. Kesehatan Pribadi
1.1 Memelihara kesehatan • Melakukan mandi sendiri
pribadi
Langkah-langkah pengembangan.
Langkah-langkah pengembangan.
Langkah-langkah pengembangan
a. Menyebutkan alat-alat mencuci dan mengeringkan kaki.
b. Menjelaskan fungsi alat mencuci dan mengeringkan kaki.
c. Menyebutkan tata cara mencuci dan mengeringkan kaki.
d. Dengan bimbingan guru, mempraktikkan tata cara mencuci dan
mengeringkan kaki.
90
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menyebutkan alat-alat menggosok gigi.
b. Menjelaskan fungsi alat-alat menggosok gigi.
c. Menyebutkan tata menggosok gigi.
d. Dengan bimbingan guru, mempraktikkan cara menggosok gigi.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menyebutkan jenis deodoran (spray, stik, powder).
b. Menyebutkan cara menggunakan deodoran.
c. Dengan bimbingan guru, mempraktikkan menggunakan deodoran.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menyebutkan alat pemotong kuku.
b. Menyebutkan tata cara memotong kuku.
c. Dengan bimbingan guru, mempraktikkan cara memotong kuku.
Langkah-langkah pengembangan.
91
a. Menyebutkan alat-alat mencuci, mengeringkan dan menyisir rambut.
b. Menyebutkan tata cara mencuci, mengeringkan dan menyisir rambut.
c. Dengan bimbingan guru, mempraktikkan cara mencuci, mengeringkan dan
menyisir rambut.
Langkah-langkah pembelajaran
Langkah-langkah pengembangan
a. Menyebutkan jenis alas kaki.
b. Menyebutkan cara memakai sepatu (pantofel, bertali, sepatu tali) yang benar.
c. Menyebutkan cara memakai sandal (jepit, selop, dll) yang benar
d. Dengan bimbingan guru, mempraktikkan cara memakai sepatu dan sandal.
Langkah-langkah pengembangan
92
c. Menjelaskan cara menjemur pakaian
d. Dengan bimbingan guru mempraktikkan cara mencuci secara manual dan atau
dengan menggunakan mesin cuci
e. Dengan bimbingan guru mempraktikkan cara menjemur pakaian
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menjelaskan langkah-langkah penggunaan setrika listrik
Langkah-langkah pengembangan
a. Menjelaskan langkah-langkah menyetrika pakaian (kemeja, celana, rok, kaos,
gaun, blus, dll)
b. Menjelaskan langkah-langkah cara melipat pakaian (kemeja, celana, rok, kaos,
gaun, blus, dll).
c. Menjelaskan langkah-langkah menyimpan pakaian (yang dilipat atau
menggunakan hanger).
d. Dengan bimbingan guru, mempraktekkan cara menyetrika pakaian.
93
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menyebutkan jenis pakaian sesuai dengan fungsinya.
2. Aktifitas sehari-hari
2.1 Menggunakan kompor • Menggunakan kompor (minyak, gas,
(minyak, gas, listrik) listrik
2.2 Menggunakan kompor • Menggunakan tungku (kayu bakar,
(minyak, gas, kayu bakar, arang, arang, briket)
briket) • Merawat kompor dan tungku
Langkah-langkah pengembangan
a. Menjelaskan langkah-langkah menyalakan dan mematikan kompor.
94
2.2 Menyiapkan makanan Memilih bahan makanan yang sehat
Mencuci bahan makanan
Mengupas bahan makanan
Memotong bahan makanan
Langkah-langkah pengembangan
a. Menyebutkan alat-alat memotong/ mengupas beberapa jenis bahan makanan.
Langkah-langkah pengembangan
a. Menyebutkan peralatan memasak.
b. Menjelaskan cara menggoreng bahan makanan.
c. Menjelaskan cara menggongseng bahan makanan.
d. Menjelaskan cara merebus bahan makanan.
e. Menjelaskan cara mengukus bahan makanan.
f. Menjelaskan cara membakar bahan makanan.
g. Menjelaskan cara memanggang bahan makanan.
h. Menjelaskan cara mengasap bahan makanan.
95
i. Menjelaskan cara mengontrol kematangan makanan.
j. Menjelaskan cara membalikkan makanan.
k. Dengan bimbingan guru, memasak beberapa jenis bahan makanan.
Langkah-langkah pengembangan
a. Menyebutkan peranti makan sesuai dengan jenis makanan.
b. Menjelaskan fungsi peranti makan yang sesuai dengan jenis makanan.
c. Menjelaskan cara menghidangkan makanan sesuai dengan jenis makanan.
d. Dengan bimbingan guru menghidangkan makanan sesuai dengan jenis makanan.
Langkah-langkah pengembangan
a. Menyebutkan tempat untuk menyimpan makanan
(piring, mangkok, box, rantang, microwave, kulkas).
b. Menjelaskan cara menyimpan jenis makanan sesuai dengan tempatnya, misal kue
kering disimpan di toples, kue basah disimpan di piring saji, sayur disimpan di panci
atau di mangkok, makanan yang dapat disimpan dan diawetkan dalam kulkas.
c. Dengan bimbingan guru menyimpan makanan sesuai dengan kebutuhan
Langkah-langkah pengembangan.
Untuk indikator ini disesuaikan dengan teknik duduk pada keterampilan OM, hanya jarak
tubuh dengan meja lebih dekat
96
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menyebutkan jenis serbet.
b. Menjelaskan cara menggunakan serbet.
c. Menjelaskan teknik menyimpan serbet.
d. Dengan bimbingan guru menggunakan dan menyimpan serbet.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menyebutkan peralatan makan di meja makan.
b. Menjelaskan fungsi peralatan makan di meja makan, misal sendok, garpu,
pisau, sumpit.
c. Dengan bimbingan guru, menggunakan perlatan makan di meja makan.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menjelaskan teknik mengorientasi benda yang ada di meja makan (teknik
mendeteksi meja dengan menggunakan punggung tangan, dan
menyapukan dengan sangat hati-hati dan perlahan)
97
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menjelaskan etika di meja makan (berpakaian, cara makan).
b. Dengan bimbingan guru melakukan praktek makan dengan menggunakan
etika di meja makan.
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menjelaskan cara menuangkan air dari teko, botol, dan dispenser ke dalam gelas.
(tidak disarankan peserta didik untuk mencelupkan ujung jarinya untuk mengukur
tingkat kepenuhan gelas).
c. Dengan bimbingan guru, menuangkan air ke dalam gelas dari alat (teko, botol, dan
dispenser).
Langkah-langkah pengembangan
a. Dengan bimbingan guru, menata makanan.
c. Dengan bimbingan guru, menyajikan makanan dan minuman untuk diri sendiri,
keluarga dan tamu.
98
e. Dengan bimbingan guru melakukan cara makan dengan menggunakan tangan,
sendok, dan garpu.
f. Dengan bimbingan guru melakukan cara minum dengan menggunakan gelas, dan
botol kemasan .
Langkah-langkah pengembangan
a. Menyebutkan macam-macam teknik penyajian hidangan di tempat pesta, misal
parasmanan, party.
b. Menjelaskan tata cara dan etika makan dan minum di tempat pesta.
c. Dengan bimbingan guru melalui peragaan, melakukan makan dan minum di tempat
pesta.
Langkah-langkah pengembangan
a. Dengan bimbingan guru, peserta didik mempraktekkan cara memasang dan
menyalakan lampu (lampu listrik, lampu minyak, lampu petromak).
99
d. Dengan bimbingan guru, peserta didik membersihkan perabotan rumah tangga.
f. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyapu lantai menggunakan sapu dan atau
vacum cleaner.
Langkah-langkah pengembangan
a. Dengan bimbingan guru, peserta didik membersihkan halaman (menyapu,
membersikan rumput, menata pot dll).
c. Dengan bimbingan guru, peserta didik merawat tanaman (menyiram, membuang daun
kering, memberi pupuk, mengganti media tanah, menyetek dll).
e. Dengan bimbingan guru, peserta didik merawat dan menyimpan alat-alat berkebun.
g. Dengan bimbingan guru, peserta didik merawat hewan peliharaan (cara memberi
makan, membersihkan kotorannya).
Langkah-langkah pengembangan
100
a. Menyebutkan peralatan untuk perbaikan pakaian sederhana (jarum, benang,
kancing, peniti, dan alat untuk memasukkan benang ke dalam jarum).
Langkah-langkah pengembangan.
a. Menyebutkan jenis-jenis uang (logam dan kertas).
b. Menyebutkan ciri-ciri setiap nilai uang kertas dan uang logam.
c. Dengan bimbingan guru, peserta didik melipat uang kertas berdasarkan nominalnya.
d. Dengan bimbingan guru, peserta didik membelanjakan uang di warung terdekat.
e. Menghitung jumlah harga pembelian dan menghitung jumlah uang kembalian belanja.
f. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpan uang di bank.
g. Dengan bimbingan guru, peserta didik menggunakan kartu alat bantu tanda tangan.
Guru menyiapkan media (bekas kartu perdana atau karton duplek ukuran KTP
101
KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
Dengan melalui pendekatan ceramah dan penugasan.
a. Menjelaskan arti kerja.
b. Menyebutkan macam-macam pekerjaan.
c. Menyebutkan aturan kerja.
d. Menunjukkan beberapa sikap dalam bekerja.
e. Menyimpan alat kerja sesuai dengan tempat dan jenis pekerjaan.
f. Memelihara alat kerja sesuai dengan tempat dan jenis pekerjaan.
g. Menggunakan alat kerja sesuai dengan fungsi dan jenis pekerjaan
Langkah-langkah pengembangan
Pembelajaran dapat dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas.
a. Dengan membuat daftar kegiatan, peserta didik mengatur pembagian waktu sehari-
hari seperti untuk belajar, bermain, beribadah, beristirahat dll.
b. Dengan membuat daftar kegiatan, peserta didik mengatur waktu senggang untuk
melakukan kegiatan yang bermanfaat.
102
c. Peserta didik membiasakan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan bersama orang awas seperti Karang taruna, Remaja masjid,
Komunitas Seni dll.
Langkah-langkah pengembangan.
Dengan melalui peragaan model peserta didik menyebutkan ciri-ciri fisik laki-laki dan
perempuan dari bayi sampai dewasa.
Langkah-langkah pengembangan.
Dengan bimbingan guru melalui media model boneka, peserta didik menjelaskan alat
reproduksi laki-laki dan perempuan.
Langkah-langkah pengembangan
a. Dengan bimbingan guru melalui media peserta didik menjelaskan tanda-tanda datang
bulan.
103
b. Dengan bimbingan guru melalui media peserta didik mempraktekkan cara memelihara
kebersihan alat reproduksi ketika datang bulan
d. Dengan bimbingan guru melalui media peserta didik mempraktekkan cara merawat
bayi.
f. Dengan bimbingan guru melalui media peserta didik menyebutkan alat kontrasepsi KB.
Langkah-langkah pengembangan.
Dengan bimbingan guru, menjelaskan nilai-nilai moral dan agama yang berhubungan
dengan kewanitaan seperti haid, nipas, kehamilan dll.
Langkah-langkah pengembangan
a. Melakukan latihan perabaan dengan bermain membedakan berbagai jenis permukaan
kain.
104
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
a. Menelusuri garis pengarah (labirin) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
c. Melakukan latihan menelusuri garis titik-titik Braille dari kiri ke kanan atau
sebaliknya.
d. Latihan membedakan titik-titik Braille (titik 1-4) (titik 1-24-5) (titik 1-5) (titik 2-
4) (titik 1-2-5) (titik 2-4-5) (titik1-24) dsb
Langkah-langkah pengembangan
a. Bermain membedakan bentuk geometri.
b. Menemutunjukkan benda-benda geometri yang berada di lingkungan kelas.
Langkah-langkah pengembangan
a. Latihan posisi duduk yang benar pada saat membaca.
b. Latihan posisi tangan yang benar pada saat membaca
c. Latihan menelusuri titik-titik Braille dari kiri ke kanan.
105
d. Latihan memposisikan kertas/buku pada waktu membaca.
2. Memiliki sikap membaca dan • Memasang kertas pada alat tulis riglet
menulis yang baik dan benar • Menggunakan pen riglet waktu menulis
Braille
Langkah-langkah pengembangan
a. Latihan memasang kertas pada reglet dengan posisi reglet yang benar.
Langkah-langkah pembelajaran.
Guru menyiapkan media baca tulis (scanner, komputer bicara)
a. peserta didik latihan menggunakan scaner, dan komputer bicara.
b. peserta didik latihan membaca dengan menggunakan scaner dan komputer bicara.
d. peserta didik latihan baca tulis menggunakan media kumputer bicara (Jaws atau
NVDA).
1.3 Menggunakan media baca- • Menggunakan media baca tulis awas bagi
tulis awas bagi peserta peserta didik low vision
didik low vision
• Menggunakan media baca tulis elektronik
106
Langkah-langkah pengembangan
Guru menyiapkan media baca tulis (scanner, komputer bicara)
a. peserta didik berlatih menggunakan scanner, dan komputer bicara.
b. peserta didik berlatih membaca dengan menggunakan scanner dan komputer bicara.
c. peserta didik latihan menulis dengan teknik 10 jari pada keyboard komputer.
d. peserta didik latihan baca tulis menggunakan media komputer bicara (Jaws atau
NVDA).
e. Guru menyiapkan media baca-tulis dengan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi
penglihatan, pencahayaan dan kekontrasan, jenis dan ukuran huruf
107
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
Langkah-langkah pengembangan
Guru menyiapkan media (bekas kartu perdana atau karton duplek ukuran KTP yang diberi
lubang selebar tanda tangan yang akan dibuat).
2. Komunikasi
Langkah-langkah pengembangan
108
b. Menggunakan alat komunikasi manual.
Langkah-langkah pengembangan
Latihan keterampilan dikondisikan untuk bermain peran
a. Menjelaskan etika berkomunikasi.
b. (sikap tubuh, ketinggian suara, wajah harus menghadap kepada lawan bicara, tidak
memotong pembicaraan, tidak memonopoli pembicaraan).
c. Memperkenalkan identitas diri dengan ekspresif di depan teman dan guru. (Perhatikan
sikap tubuh, mimik dan intonasi suara).
109
NO KOMPETENSI PENJABARAN KOMPETENSI
Langkah-langkah pengembangan
Guru melakukan pembelajaran untuk bermain peran.
a. Menunjukan etika mengucapkan salam ketika bertamu. (mengucapkan salam dan
mengetuk pintu hanya 3 kali, bila sudah 3 kali tidak ada jawaban, dimungkinkan tuan
rumah sedang tidak ada, atau sedang tidak berkenan menerima tamu, maka kita segera
meninggalkan rumah tersebut dengan tertib
b. Menunjukkan etika masuk rumah yang dikunjungi. (menanggalkan alas kaki, masuk
ke dalam ruangan dan duduk dengan tertib jika sudah dipersilakan).
2.4 Bergaul dengan etika yang • Menunjukkan etika berbicara dengan orang
benar yang lebih muda, sebaya, dan lebih tua
• Menunjukkan etika menyapa orang
• Menunjukkan etika menengok orang sakit
• Menunjukkan etika meminta bantuan
• Menunjukkan etika memperkenalkan diri
Langkah-langkah pengembangan
Guru mengkondisikan pembelajaran untuk bermain peran.
a. Menunjukkan etika berbicara dengan orang yang lebih tua (menurunkan volume
suara, lemah kembut, tidak memotong pembicaraan).
b. Menunjukkan etika cara menyapa orang lain.
c. Menunjukkan etika cara menengok orang sakit.
d. Menunjukkan etika cara memperkenalkan diri dan bersalaman.
110
2.5 Melakukan kunjungan • Melakukan kunjungan ke lembaga sosial
lembaga sosial masyarakat (Karang Taruna, Remaja Masjid)
masyarakat dan pusat • Melakukan kunjungan ke pusat layanan
layanan masyarakat masyarakat (Puskesmas, Bank, PLN)
Langkah-langkah pengembangan.
Latihan keterampilan dikondisikan dengan lingkungan yang sebenarnya
a. Menjelaskan tata cara mengunjungi lembaga sosial masyarakat.
b. Dengan bimbingan guru mengunjungi lembaga sosial masyarakat yang terdekat.
c. Melakukan tanya jawab dengan petugas lembaga sosial masyarat tentang layanan
yang diberikan.
d. Dengan menggunakan teknik OM mempraktekkan tatacara mengunjungi dengan
lembaga kemasyarakatan, lembaga keuangan, dan LSM lainnya.
Langkah-langkah pengembangan
a. Menyebutkan jenis-jenis layanan masyarakat.
(Rumah sakit, Bank, ATM, Supermarket, pasar tradisional dll).
111
BAB IV
PENILAIAN PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN OMSK
A. Pengertian Penilaian
Program Pengembangan Keterampilan Orientasi Mobilitas, Sosial Komunikasi (OMSK)
merupakan hal yang sangat penting untuk mengantarkan peserta didik tunanetra dalam
melakukan pengembangan OMSK. Program pengembangan keterampilan OMSK
merupakan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik tunanetra dalam hal konsep dan
pengalaman baru, interaksi dengan lingkungan dan mobilitas. Untuk mengetahui
pencapaian hasil belajar peserta didik tunanetra dalam pencapaian hasil program
pengembangan Keterampilan OMSK maka perlu dilaksanakan penilaian.
112
C. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
1. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik tunanetra didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut.
2. Pendekatan Penilaian
113
Guru menilai kompetensi pengetahuan melalui penugasan.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
114
BAB V
PENUTUP
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia Nya, penulisan
buku Pedomam Program Pengembangan Keterampilan Orientasi Mobilitas, Sosial dan
Komunikasi dapat diselesaikan. Buku Pedoman Program Khusus Pengembangan
Keterampilan Orientasi Mobilitas, Sosial dan Komunikasi diharapkan dapat membantu
dan memberi arahan serta acuan kepada guru, penyelenggara pendidikan peserta didik
tunanetra atau berbagai pihak yang peduli kepada peserta didik tunanetra.
Dalam penyusunan buku ini tentu tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Untuk
kesempurnaan di masa yang akan datang sangat diperlukan kritik dan saran yang
membangun, oleh karena itu segala masukan, kritikan, selalu diharapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan buku ini.
115
GLOSARIUM
2. Clue: petunjuk berupa informasi tactual, visual, olfactory, auditori, dan kinestetik
yang ada dalam lingkungan.
6. Landmark: ciri medan berupa informasi tactual, visual, olfactory, auditori, dan
kinestetik yang mudah dikenali, mempunyai ciri khas, dan bersifat menetap dalam
lingkungan.
9. Pendidikan Inklusif adalah pendidikan yang mengakomodasi semua anak atau peserta
didik tanpa terkecuali, termasuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK).
10. Pendidikan Khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
11. Personal living skills adalah keterampilan melakukan aktifitas dalam kehidupan
sehari-hari seperti keterampilan makan, minum, berpakaian dan kebersihan diri.
12. Self familiarization adalah proses pengakraban diri terhadap lingkungan sekitarnya
dengan menggabungkan berbagai komponen orientasi.
13. Social living skills adalah ketrampilan sosial seperti keterampilan menggunakan uang,
bepergian ke tempat-tempat yang sudah dikenal dan berinteraksi dengan orang lain.
116
14. Squaring off: sikap berdiri lurus membelakangi tembok/objek sehingga badan tegak
lurus dan kedua tumit diusahakan menyentuh dinding dengan tujuan agar kaki kita siap
melangkah lurus ke depan.
17. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
117
LAMPIRAN
Nama : Andirah
Jenis kelamin : Perempuan
Kelas : 1
umur : 7 tahun
N KOMPETENSI KEMAMPUAN
O M MB TM
A Konsep Tubuh
1. Nama Anggota Tubuh √
2. Fungsi Anggota Tubuh √
3. Gerak Tubuh √
B Konsep Ukuran
1. Besar
2. Kecil
3. Sejengkal
4. Sedepa
C Konsep Bentuk
1. Segi tiga
2. Pipih
3. Bujur sangkar
4. Bulat
D Konsep Permukaan
1. Halus
2. Licin
3. Dingin
4. Kasar
5. Lembek/lunak
E Konsep posisi
1. Di tengah
2. Telentang
3. Tenggelam
4. Horizontal
F Konsep Arah
1. Utara
2. Barat Daya
3. Timur Laut
4. Kiri
5. Kanan
118
N KOMPETENSI KEMAMPUAN
O M MB TM
6. Belakang
7. Atas
Catatan:
Andirah belum mampu menyebutkan dan menunjukkan nama-nama tubuh bagian atas dan
bagian bawah
Andirah belum mampu melakukan gerakan (mengangguk, menggeleng, memiringkan kepala)
Rekomendasi
Andirah perlu dikenalkan tentang tubuh bagian atas
Andirah perlu dipahamkan tentang fungsi tubuh bagian bawah
Andirah perlu dilatihkan tentang cara menggerakkan tubuh bagian atas dan tubuh bagian
bawah.
Keterangan:
Rekomendasi ini ditujukan untuk guru kelas, guru mata pelajaran dan orang tua. Andirah
perlu mendapatkan layanan pembelajaran individual
--------------------------------------
119
CONTOH FORMAT ASESMEN
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN ORIENTASI MOBILITAS
Nama : .................................
Jenis kelamin : .................................
Kelas : .................................
umur : .................................
KEMAMPUAN
NO. KOMPETENSI
M MB TM
Catatan:
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
Rekomendasi:
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
--------------------------------------
120
CONTOH FORMAT ASESMEN
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL
Nama : Andirah
Jenis kelamin : Perempuan
Kelas : 1 (satu)
umur : 7 Tahun
KEMAMPUAN
NO. KOMPETENSI
M MB TM
A Merawat Diri
1. Perawatan Rambut
a. menyisir
b. mencuci
c. mengikat
2. Perawatan Kuku
a. membersihkan √
b. memotong √
c. mengikir √
3. Membersihkan Rumah
a. Mengatur tempat tidur
b. Memasang seprei
c. Memasang taplak meja
d. Menyapu
e. Mengepel
f. Membersihkan jendela
g. Membersihkan kamar mandi
Catatan:
Andirah belum mampu melakukan cara membersihkan, memotong dan mengikir kukunya.
Rekomendasi:
Andirah perlu dilatih cara membersihkan kuku.
Andirah perlu dilatih cara memotong kuku.
Andirah perlu dilatih cara mengikir kuku
Keterangan:
Rekomendasi ini ditujukan untuk guru kelas, guru mata pelajaran dan orang tua.
Andirah perlu mendapatkan layanan pembelajaran individual.
--------------------------------------
121
CONTOH FORMAT ASESMEN
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI
Nama : .................................
Jenis kelamin : .................................
Kelas : .................................
umur : .................................
PENILAIAN
NO. KOMPETENSI
M MB TM
A Memiliki sikap tubuh membaca
dan menulis
1. Posisi duduk waktu membaca √
--------------------------------------
122
ANALISIS SKALA PRIORITAS
Nama : Andirah
Jenis kelamin : Perempuan
Kelas : 1
umur : 7 tahun
123
Formulir Observasi dan Asesmen
124
CONTOH
Program Pengembangan Keterampilan OMSK
I. Kompetensi
Mampu menjelaskan nama-nama bagian tubuh
II. Penjabaran Kompetensi
Nama bagian tubuh
Fungsi bagian tubuh
Gerakan tubuh
III. Indikator
Menyebutkan nama-nama bagian atas tubuh
Menyebutkan nama-nama bagian bawah tubuh
Menunjukkan bagian atas tubuh
Menunjukkan bagian bawah tubuh
Menyebutkan fungsi bagian-bagian tubuh atas (mata, telinga, hidung, lidah, mulut)
Menyebutkan fungsi bagian-bagian tubuh bawah (kaki, jari kaki, lutut)
Menggerakkan bagian atas tubuh (menoleh, mengganguk, memutar, miring)
Menggerakkan bagian bawah tubuh (menoleh, mengganguk, memutar, miring)
IV. Tujuan
Melalui kegiatan pengamatan dan demonstrasi Andirah dapat menjelaskan nama-nama,
fungsi, dan gerak anggota tubuh.
VI. Materi
Nama-nama bagian tubuh
125
Andira menyebutkan nama-nama bagian atas tubuh
Andirah menyebutkan nama-nama bagian atas tubuh
Andirah menunjukkan bagian atas tubuh
Andirah menunjukkan bagian bawah tubuh
Andirah menyebutkan fungsi bagian-bagian tubuh atas
Andirah menyebutkan fungsi bagian-bagian tubuh atas
Andirah menggerakkan bagian atas tubuh
Andirah menggerakkan bagian bawah tubuh
Guru memperbaiki gerakan bagian tubuh yang tidak tepat
C. Kegiatan penutup
Guru mengadakan refleksi seluruh aktifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Guru dan Andirah didik mengakhiri pembelajaran dengan do,a.
IX. Penilaian
Guru mencatat hasil pengamatan atas kegiatan yang dilakukan Andirah ke dalam tabel
yang telah disiapkan.
LEMBAR PENILAIAN
Berilah tanda ceklist (√) kolom di bawah ini sesuai dengan kemampuan dan keterampilan
yang ditunjukkan Andirah.
--------------------------------------
126