100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
1K tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas filsafat pendidikan progresivisme sebagai filsafat pendidikan demokratis. Filsafat ini melihat pendidikan sebagai sarana untuk melestarikan dan merekonstruksi nilai-nilai demokratis. Tujuannya adalah mengarahkan siswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis. Untuk mencapai tujuan ini, filsafat ini menekankan 3 pilar: pendidikan berfokus pada siswa, peran p
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Filsafat Pendidikan Progresivisme sebagai Filsafat Pendidikan Demokratis
Dokumen tersebut membahas filsafat pendidikan progresivisme sebagai filsafat pendidikan demokratis. Filsafat ini melihat pendidikan sebagai sarana untuk melestarikan dan merekonstruksi nilai-nilai demokratis. Tujuannya adalah mengarahkan siswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis. Untuk mencapai tujuan ini, filsafat ini menekankan 3 pilar: pendidikan berfokus pada siswa, peran p
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Dokumen tersebut membahas filsafat pendidikan progresivisme sebagai filsafat pendidikan demokratis. Filsafat ini melihat pendidikan sebagai sarana untuk melestarikan dan merekonstruksi nilai-nilai demokratis. Tujuannya adalah mengarahkan siswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis. Untuk mencapai tujuan ini, filsafat ini menekankan 3 pilar: pendidikan berfokus pada siswa, peran p
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Filsafat Pendidikan Progresivisme sebagai Filsafat Pendidikan
Demokratis a. Tujuan dan Tugas Pendidikan Demokratis Secara filosofis, aliran progresivisme memberi definisi pendidikan sebagai saluran utama yang memberikan fasilitas bagi upaya-upaya manusia sebagai subyek kebudayaan untuk melestarikan, merekonstruksi, dan mengembangkan nilai-nilai ideal suatu kelompok kebudayaan. Nilai-nilai kebudayaan yang dianggap ideal untuk masyarakat Amerika Serikat yang bersifat majemuk adalah nilai-nilai demokratis. John Dewey mencoba mengembangkan suatu model filsafat pendidikan demokratis yang dapat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat demokrasi modern kontemporer. Aliran filasafat pendidikan progresivisme memandang bahwa proses pendidikan tidak seharusnya terlepas dari realitas sosial masyarakatnya. John Dewey merumuskan bahwa tujuan pendidikan yang paling bersifat umum adalah mengarahkan subyek didik, berdasar pada kecenderungan alamiah dan minat yang dimilikinya, untuk mencapai kemampuan perkembangan melalui partisipasi aktif dan reflektif dalam suatu cara hidup yang bersifat demokratis.
b. Tiga Pilar Dasar Pendidikan Demokratis
Dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang mendukung keberadaan dan pengembangan masyarakat demokratis, aliran filsafat pendidikan progresivisme menunjukkan reaksi yang keras terhadap teori dan praktek kependidikan yang dikemukakan oleh aliran filsafat pendidikan esensialisme yang merupakan gambaran sistem pendidikan yang bersifat tradisional, pasif, dan terlalu intelektualis. Untuk mengatasi kelemahan- kelemahan pendidikan esensialis itu, maka aliran filsafat progresivisme mengajukan 3 pilar utama sistem pendidikan yang mendukung pengembangan masyarakat demokratis. 3 pilar utama itu adalah: Pendidikan berpusat pada anak Berkenaan dengan konsep pendidikan berpusat pada anak, aliran filsafat pendidikan progresivisme berpendapat bahwa fungsi utama pendidikan adalah untuk mengembangkan secara maksimal potensi- potensi individual seorang anak. Untuk mencapai tujuan itu maka sedapat mungkin dihindari praktek-praktek pendidikan tradisional yang bersifat otoriter dan pasif. Pengajaran yang bersifat otoriter dan pasif dapat mengakibatkan lemahnya partisipasi subyek didik dalam kehidupan bermasyarakat. Peran pendidikan bagi rekonstruksi dan pembaharuan sosial Melalui konsep peran pendidikan bagi rekonstruksi dan pembaharuan sosial, aliran ini hendak mengemukakan bahwa dalam proses kebudayaan, pendidikan tidak hanya melaksanakan fungsi inkulturatif statis, tapi lebih jauh lagi memiliki fungsi transformatif bagi terjadinya pembaharuan sosial kebudayaan suatu kelompok masyarakat. John Dewey mengemukakan bahwa pendidikan memiliki peran sentral dalam pembaharuan sosial bagi terciptanya masyarakat demokrasi, masyarakat ilmiah, dan perkembangan menuju masyarakat industri. Konsep eksperimentalisme dalam pendidikan Berdasar konsep eksperimentalisme dalam pendidikan, kaum progresivisme mencoba mengembangkan pendekatan ilmiah dalam proses pendidikan demokratis. Melalui konsep ini dicoba dikembangkan dalam diri anak kemampuan rasional, kritis, penarikan kesimpulan berdasar pembuktian, keterbukaan, dan akuntabilitas yang diperlukan bagi individu untuk hidup dalam alam demokrasi.