PEMBAHASAN
Geografi sosial sebagai suatu ilmu sosial memandang manusia sebagai obyek
telaahnnya, atau dapat di katakan : menempatkan manusia di pusat telaahnya. Dasar ini telah
ada pada antropologi yaitu ilmu yang mempelajari manusia, dalam arti yang mencari
keberaturan yang tersembunyi di dalamnya. Sejak zaman Kant, antropologi di bagi atas
antropologi fisik yang menelaah jasmani manusia sebagai produk alam, dan antropolgi
pragmatis yang merenungkan prestasi yang terdapat pada manusia sebagai mahluk yang
bebas bertindak.
Antropologi fisik penting untuk di ketahui sehingga dapat kita pahami pemikiran
geografis yang ada dalam abad ke-19. Adapun antropologi pragmatis pentingb untuk
mendasari pengertian kita mengenai latar belakang pemikiran geografis yang sedang
berkembang dalam abad ke-20 ini. Dalam hal ini bertalian dengan dengan filsafat
antropologi,yakni bagian dari filsafat yang membahas hakikat manusia dan tempatnya di
dunia. Berdasarkan ini maka dapat di bedakan adannya tiga tipe filsafat yang bertalian
dengan perilaku manusia di dunia kita ini.
Perjuangan Hidup
Geografi Belanda H.J Keuning berpendapat bahwa geografi sosial sekarang yang
puncaknya adalah geografi ekonomi (yakni yang membahas cara manusia memenuhi
kebutuhannya yang material) berlandaskan filsafat nasuralistis itu. Meskipun perjuangan
hidup sebagai obyek studi dapat diklaim oleh oleh ilmu lain seperti ekonomi atau sosiologi,
goegrafi sosial pun dapat mengklaimnya pula karena pendekatannya dan metodenya adalah
khusus (Keuning,1951).
Peringatan lanjutnya adalah bahwa di dalam menelaah masyarakat kota para sosio-
goegraf akan berhadapdengan para sarjana ekologi sosial, yaitu cabang dari sosiolgi yang
muncul sejak tahun dua puluhan di amerika serikat. Para geograf harus ingat bahwa sasaran
telaah mereka sendiri adalah dasar-dasar geografis dari masyaraat.
Untuk mencegah salah paham ataupun persaingan antara para sosio-ekolog dan
sosio-geograf, Hollinhead seorang sosiologi Amerika (1948) mengajukan pemecahan
demikian: para sosio-geograf itu menaruh minat kepada pengaruh lingkungan terhadap
manusia dengan maksud untuk akhirnya memahami adanya perbedaan antara tempat yang
satu dan yang lain.
Dengan demikian mereka dapat melukiskan gambaran tentang bumi yang mereka
telaah. Adapun para sosio-ekolog sasaran telaah mereka adalah masyarakat manusia. Kalau
mereka ini melalui ekolog sosial menelaah pengaruh lingkungan alam atas masyarakat, yang
mereka utamakan adalah proses adaptasi itu. Karena itu maka para sosio-geograf selaknya
mengutamakan pola-pola adaptasi manusianya.
Di uraikannya lanjut bahwa dengan pendirian tersebut seorang geograf tidsk perlu
ragu-ragu dalan menangani masalah-masalah sosial seperti mobilitas penduduk yang
meliputi imigrasi, emigrasi, urbanisasi, pengelompokan sukun dalan kota, konflik antar ras,
daerah slum dan sebagainya , yang juga biasa di tangani oleh para sosiolog, khususnya
melalui ekologi sosial.
Fisis dan sosial. Geografi yang tetap utuh itu menelaah pengaruh lingkungan atas
manusia, dan dapat di gunakan di segala bidang di mana ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu
sosial bertemu. Para goegraf dapat memperhatikan sepenuhnya masalah yang murni fisis
dan murni sosial asal menjelaskan adanya interelasa manusia-lingkungan.
Friederich Ratzel (1844 1904)
Karya Ratzel sebenarnya mencakup lebih luas dari pada sekedar pengolahan paham
determinisme. Ia berpendapat bahwa teorinya mengenai adaptasi manusia terhadap
lingkungannya banyak berlaku di kalangan masyarakat tersebut.
Ratzel pun menggunakan pengertian geografis genre de vie seperti yang kemudian
diajukan oleh Vidal. Menurutnya genre de vie sebagai bentuk adaptasi berbeda pada bangsa
primitif dan bangsa modern.
E C Sample
Ellsworth Huntington
Ellsworth Huntington merupakan geograf dari Amerika Serikat dan merupakan salah
seorang dari determinisme iklim. Dalam bukunya principle of Human Geography, dia
mengatakan bahwa iklim sangat mempengaruhi pola kebudayaan masyarakat. Iklim di dunia
ini memiliki variasi yang banyak, sehingga variasi kebudayaan yang didukung oleh manusia
juga sangat beraneka ragam. Bentuk bangunan, seni, agama, pemerintahan sangat ditentukan
oleh iklim. Sebagai contoh orang Eskimo akan membangun iglo yang terbuat dari es yang
dikeraskan. Atap rumah yang dibangun oleh orang gurun pasir akan cenderung dibuat rata,
dan ini berbeda dengan atap rumah yang dibangun oleh orang-orang Eropa dibuat seruncing
mungkin.