Anda di halaman 1dari 16

Tugas

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN II

OLEH

BAYU ARIPIN SAHI

A01413003

PRODI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2016
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahNya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang harapan. Dalam
makalah ini penulis membahas tentang “Penilaian Kelayakan Usaha”, suatu metode
penilaian mengenai layak atau tidaknya pendirian suatu usaha atau bisnis. Metode penilaian
ini nantinya akan membantu seseorang dalam menganalisis apakah usaha atau bisnis yang
akan dia dirikan itu memiliki manfaat atau tidak.

Makalah ini dibuat dalam rangka menambah wawasan teman-teman mahasiswa


Diploma III Penilai Sekolah Tinggi Akuntansi Negara terkait dengan ilmu-ilmu penilaian yang
telah berkembang di Indonesia. Setelah teman-teman membaca makalah ini, penulis
berharap teman-teman bisa memahami dengan baik konsep tentang Penilaian Kelayakan
Usaha.

Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan,


arahan, koreksi dan saran, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 Bapak Agung Haris Setyawan, selaku dosen mata kuliah “Aplikasi dan Metode
Penilaian”,
 Teman-teman mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah
ini,
 Kedua orang tua penulis.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan bagi penulis. Sekian yang

bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Studi (Penilaian) kelayakan usaha atau sering disebut studi kelayakan proyek adalah
penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)
dilaksanakan dengan berhasil. Istilah “proyek” mempunyai arti suatu pendirian usaha baru
atau pengenalan sesuatu (barang maupun jasa) yang baru ke dalam suatu produk yang
sudah ada selama ini.
Pengertian keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit dan pihak non profit bisa
berbeda. Bagi pihak yang berorientasi profit semata, biasanya mengartikan keberhasilan
suatu proyek dalam artian yang lebih terbatas dibandingkan dengan pihak non profit, yaitu
diukur dengan keberhasilan proyek tersebut dalam menghasilkan profit. Sedangkan bagi
pihak non profit (misalnya pemerintah dan lembaga non profit lainnya), pengertian berhasil
bisa berujud misalnya, seberapa besar penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan sumber
daya yang melimpah ditempat tersebut dan faktor – faktor lain yang dipertimbangkan
terutama manfaatnya bagi masyarakat luas. Semakin besar suatu proyek yang akan
dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi baik dampak ekonomis maupun sosial,
sebaliknya semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, semakin sederhana pula
lingkup penelitian yang akan dilaksanakan. Namun sesederhana apapun baik secara formal
maupun informal, sebaiknya penelitian kelayakan dilakukan sebelum proyek tersebut
dilaksanakan.

1.2.Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai penyelesaian tugas mata
kuliah Aplikasi dan Metode Penilaian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Studi Kelayakan Usaha


Menurut Ahmad Subagyo (2007:7) Studi Kelayakan Usaha adalah Penelitian yang
mendalam terhadap suatu ide usaha tentang layak atau tidaknya ide tersebut dilaksanakan.
Menurut Yaqob Ibrahim (2003:1) Sudi Kelayakan Usaha adalah feasibility
study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau
menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan.
Menurut Kasmir dan Jakfar Studi Kelayakan Usaha adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau usaha yang akan dijalankan,
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Menurut Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad (2000) Studi Kelayakan Usaha
Adalah Penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek/usaha/usaha (biasanya
merupakan proyek/usaha investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

2.2. Objek dan Proyek


Pengertian proyek merupakan suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu
yang baru ke dalam suatu produk yang sudah ada. Kemungkinan yang terjadi pada suatu
proyek bisa berkisar dari yang paling sederhana, misalnya pergantian mesin, sampai
dengan pendirian suatu pabrik secara keseluruhan. Analisa kelayakan proyek bisa
merupakan analisa suatu kondisi usaha produk baru, modifikasi produk yang sudah ada
atau penambahan garis produk. Secara luas kita bisa menggunakan pengertian proyek
sebagai proyek investasi yaitu suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya
yang bisa dinilai secara cukup independen.
Dilihat dari kepemilikannya, proyek bisa dibagi atas dua jenis yaitu proyek pemerintah
dan proyek swasta (termasuk proyek asing). Sedangkan dilihat dari alasan pendirian dan
tujuannya, proyek dibagi atas usaha bukan pencari laba
Jika proyek-proyek investasi yang dilaksanakan merupakan investasi yang sehat yaitu
secara ekonomis menguntungkan, maka dengan meningkatnya proyek-proyek tersebut
kegiatan ekonomi akan meningkat pula.
Dengan dilaksanakannya proyek-proyek investasi tersebut yang berkaitan dengan
industrialisasi, diharapkan akan menimbulkan manfaat sebagai berikut:
a. Menambah pendapatan nasional
Berdasarkan asumsi bahwa industrialisasi memberikan nilai tambah lebih tinggi daripada
bidang pertanian dan bidang ekstraksi lainnya maka dengan adanya pelaksanaan proyek-
proyek industri atau dalam hal ini diartikan sebagai industrialisasi, bisa meningkatkan
pendapatan nasional. Disamping itu adanya peningkatan output (produk dan jasa yang
dihasilkan) kesejahteraan masyarakat meningkat. Meningkatkan stabilitas penerimaan baik
dalam valuta asing maupun pendapatan nasional itu sendiri, melalui:
b. Diversifikasi ekspor
Suatu negara yang menggantungkan ekspornya pada satu atau beberapa komoditi saja
akan mengalami ketidakstabilan pendapatan nasional karena sangat dipengaruhi fluktuasi
harga komoditi tersebut. Dengan adanya diversifikasi ekspor, selain meningkatkan devisa
juga lebih menstabilkan pendapatan nasional. Hal ini disebabkan oleh ketidaktergantungan
(undindepent) ekspor pada satu atau beberapa macam komoditi saja melainkan berbagai
macam komoditi.
c. Memproduksi barang-barang substitusi
Diproduksinya barang-barang yang sebelumnya merupakan barang-barang impor
diharapkan menghemat pengeluaran devisa.
d. Menambah lapangan kerja
Dilaksanakannya proyek-proyek investasi berarti terciptanya lapangan kerja baru. Hal ini
diharapkan dapat membantu mengurangi masalah pengangguran.
e. Memanfaatkan bahan baku lokal.
Bahan baku lokal yang melimpah, yang sebelumnya diekspor dalam bentuk aslinya bisa
ditingkatkan nilainya. Misalnya hasil hutan kayu. Di Indonesia hasil hutan ini sangat
melimpah dengan adanya hutan-hutan yang terbentang di seluruh wilayah Nusantara.
Adanya industri kayu lapis, hasil hutan kayu bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku yang
murah sehingga kayu lapis Indonesia berhasil bersaing di luar negeri.

Selain manfaat yang bisa diperoleh dengan dilaksanakannya industrialisasi dalam


suatu negara, perlu diperhatikan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh negara
berkembang dalam usaha menuju industrialisasi negaranya. Kesalahan – kesalahan dalam
industrialisasi adalah:
a. Dilaksanakan proyek-proyek yang secara ekonomis tidak layak.
Hal ini sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah. Misalnya proyek dilaksanakan karena
alasan politis semata-mata, proyek-proyek mercu suar dan proyek-proyek yang
pembiayaannya sebenarnya terlalu mahal.
b. Kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yang tepat.
Biasanya disebabkan oleh pengerjaan proyek-proyek yang sebenarnya belum saatnya
dilaksanakan dalam arti terlalu dini karena negara yang bersangkutan ternyata belum
mampu. Terlalu memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis industri tertentu
hanya karena telah diproduksinya bahan-bahan baku di negara yang bersangkutan tanpa
memperhatikan aspek-aspek lain yang sebenarnya memiliki peranan yang lebih dominan
dalam menentukan keberhasilan proyek tersebut.

Cara menghindari kesalahan-kesalahan industrialisasi tersebut antara lain dengan


mengadakan penelitian kelayakan seteliti-telitinya setiap proyek sebelum proyek yang
bersangkutan dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh gambaran prospek
proyek yang bersangkutan di masa yang akan datang guna menghindari hal-hal yang telah
diperhtiungkan sebelumnya baik faktor-faktor pendukung maupun faktor-faktor
penghambat. Jadi sebaiknya pemerintah atau swasta pemilik modal hanya akan membiayai
proyek-proyek yang telah diteliti dan dinilai kelayakan teknis, ekonomis, keuangan dan
sebagainya oleh lembaga atau perseorangan yang memiliki kualifikasi penilai proyek.
Disinilah peranan studi kelayakan sangat besar selain pelaksanaan proyek itu sendiri dalam
keberhasilan proyek untuk suksesnya industrialisasi.

2.3. Tujuan Studi Kelayakan Usaha


Studi Kelayakan dibuat untuk memenuhi pihak-pihak yang berbeda, masing-
masing pihak mempunyai kepentingan serta sudut pandang yang berbeda.
Tujuan Studi Kelayakan Usaha Menurut Kasmir dan Jakfar ada lima tujuan
mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan
yaitu :
a. Menghindari resiko kerugian
Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak pastian,
dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk meminimalkan resiko baik yang dapat
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan
dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yang akan
diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan.
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan pelaksanaan usaha,
pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.
d. Memudahkan Pengawasan
Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya usaha.
e. Memudahkan Pengendalian
Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpanganakan muidah terdeteksi, sehingga
mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut.

Tujuan yang ingin dicapai dalam konsep studi kelayakan usaha ada pihak-
pihakyang berkepentingan dengan studi kelayakan usaha tersebut. Adapun pihak-pihak
yang berkepentingan antara lain :
a. Pihak Investor
Studi Kelayakan usaha ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha atau
proyek untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai aspek
seperti aspek pasar, aspek teknis dan operasi, aspek organisasi dan manajemen,
aspek lingkungan dan aspek financial secara komprehensif dan detail sehingga dapat
dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi lebih obyektif.
b. Pihak Analis Studi Kalayakan
adalah suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran
tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu usaha baru, pengembangan usaha
baru, pengembangan usaha atau menilai kembali usaha yang sudah ada.
c. Pihak Masyarakat
Hasil Studi Kelayakan Usaha merupakan suatu peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang terlibat langsung maupun yang
muncul diakibatkan adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya usaha atau proyek
tersebut.
d. Pihak Pemerintah
Dari sudut pandangan mikro, hasil dari studi kelayakan ini bagi pemerintah terutama
untuk tujuan pengembangan sumber daya manusia, berupa penyerapan tenaga kerja,
selain itu adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi
kelayakan usaha yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan
menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai maupun dari pajak
penghasilan (PPh) dan retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran dan biaya
administrasi dan lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku
secara makro pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi kelayakan usaha ini
adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional sehingga
tercapai pertumbuhan dan kenaikan Income perkapita.
e. Pihak Manajemen
Hasil studi kelayakan usaha merupakan ukuran kinerja bagi pihak manajemen
perusahaan untuk menjalankan tugasnya. Kinerja tersebut dapat dilihat dari hasil yang
telah dicapai sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen yang menjalankan
usaha.

2.4. Ide-Ide Usaha


Sebuah rencana usaha bisa datang secara tiba-tiba (ide) baik melalui pengamatan
maupun pengalaman, bisa juga melalui perencanaan yang matang. Ide-ide sering sekali
muncul dalam bentuk untuk menghasilkan suatu barang dan jasa baru. Ide itu sendiri
bukan peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan
pengamatan secara terus-menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, tetapi sebagian
besar peluang tercipta ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang
lama. Menurut Suryana (2003) Sumber peluang potensial usaha dapat digali dengan
cara :
a. Menciptakan produk baru yang berbeda.
Tahapan-tahapan penting dalam pengembangan produk baru yaitu : pemunculan ide,
Pemilihan ide, Pengembangan konsep dan pengujian, Strategi pemasaran, Analisa
usaha, Pengembangan produk, Pengujian pasar, Komersialisasi
b. Mengamati pintu peluang.
beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu :
1. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
2. Kerugian teknik harus rendah
3. Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya .
4. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
5. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam memperhatikan posisi pasarnya.
6. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan
produk barunya.
c. Menganalisis produk dan proses secara mendalam.
Analisis ini penting untuk menciptakan peluang yang baik dalam menjalankan usahanya
secara efektif dan efisien antara lain :
1. Menganalisa produk dan jasa yang telah ada dan yang akan ada
2. Menganalisa daerah pasar yang dapat dilayani secara menguntungkan
3. Mengakses kebutuhan dan keinginan konsumen yang sekarang maupun yang
potensial dalam berbagai daerah pasar untuk dilayani
4. Menganalisa kemampuan organisasi untuk melayani permintaan konsumen pada
basis setelah penjualan.
5. Menggerakkan sumber-sumber organisasi untuk memuaskan kebutuhan
konsumen.
6. Menganalisis struktur harga yang sesuai dengan penerimaan konsumen dan juga
menyediakan pengoperasian usaha yang aktif dalam hal keuntungan dan penghargaan
pada pemilik.

d. Memperhitungkan resiko.
Dalam memperhitungkan resiko, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Menciptakan nilai untuk pelanggan
2. Pilih pasar dimana anda dapat melampaui yang lain
3. Hadirkan target yang terus bergerak pada para pesaing dengan terus menerus
meningkatkan posisi.
4. Mendayagunakan inovasi, kualitas,pengurangan biaya.
Ide-ide yang telah kita realisir akan menciptakan peluang usaha karena peluang usaha
itu sebenarnya ada di sekitar kita dan banyak sekali macam usaha yang bisa diraih.
Namun, untuk menangkap peluang usaha, diperlukan keberanian, kejelian dan
kreatifitas usaha dan kita harus betul-betul memahami kebutuhan masyarakat
konsumen

2.5. Alternatif Usaha


Ide/gagasan yang telah ditemukan dan menurut pertimbangan untuk diwujudkan
maka tahap berikutnya adalah melakukan studi kemungkinan pemilihan bentuk usaha
yang tepat untuk ide/gagasan tersebut. Pilihan itu antara lain usaha menghasilkan
barang (usaha industri), usaha peningkatan dari usaha yang memang sudah ada
sebelum atau usaha perdagangan. Pertimbangannya haruslah dilakukan secara obyektif
setelah dilakukan pengumpulan data. Artinya keputusan yang dibuat memang sudah
diperhitungkan dengan dukungan data yang cukup dan benar cara membandingkan dari
masing-masing alternative ditinjau dari segi modal, tenaga kerja, pengalaman,
kemudahan, teknologi, bahan baku, kemungkinan produk/jasa, dan teknik pembuatan
produk/jasa, mudah untuk dipasarkan, dan tidak bertentangan dengan peraturan dan
kebijakan pemerintah.
Pemilihan bentuk usaha sangat tergantung pada apa yang menjadi gagasan dan
tujuan si investor itu sendiri, jika seandainya tujuan awal adalah mendirikan suatu usaha
baru yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi karena tersedia cukup
sumbernya, maka jelas pilihan-pilihannya adalah usaha industri tetapi jika pertimbangan
gagasan usahanya adalah bertujuan untuk melakukan usaha perdagangan setelah
mempertimbangkan berbagai segi baik dari segi kemudahan, modal kecepatan
perputaran aliran kas, mungkin juga dari resiko usaha dan lain sebagainya menunjukkan
indikator kecenderungan untuk memilih bentuk usaha jasa perdagangan, jika
sebelumnya investor tersebut sudah memiliki usaha maka tujuannya adalah
meningkatkan kapasitas usaha atau menambah kapasitas usahanya karena kapasitas
yang ada sudah tidak dapat lagi memenuhi konsumen, pilihan yang tepat tentunya
adalah investasi dalam rangka peningkatan kapasitas usahanya. Prinsip melakukan
pemilihan ini tetap saja berorientasi pada pasar, besarnya kendala yang dihadapi,
tersedianya data yang lengkap, dan pada cukupan sumberdaya yang dimiliki.

2.6 Aspek-aspek dalam Penelitian Studi Kelayakan Usaha


Tahapan-tahapan dalam pembuatan dan penelitian studi kelayakan hendaknya
dilakukan secara benar dan lengkap. Setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus
diteliti, diukur, dan dinilai sesuai dengan ketentuan. Ada beberapa aspek yang perlu dikaji
untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berkaitan jika satu aspek tidak terpenuhi, maka perlu dilakukan perbaikan atau
tambahan. Urutan penilaian aspek mana yang harus didahulukan tergantung pada
persiapan Penilai dan kelengkapan data yang ada. Dalam hal ini dengan pertimbangan
prioritas mana yang harus didahulukan dan mana yang berikutnya.
Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan
adalah sebagai berikut :
a) Aspek Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai surat izin-izin yang dimiliki.
Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar
hukum yang harus dipegang apabila di kemudian timbul masalah. Keabsahan dan
kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang akan menerbitkan atau
mengeluarkan dokumen tersebut.
Dokumen yang diperlukan meliputi :
 Bentuk badan usaha serta keabsahannya dan untuk badan tertentu, seperti
Perseroan Terbatas atau Yayasan harus disahkan oleh Departemen Kehakiman;
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Di samping dokumen di atas, perusahaan juga harus memiliki izin-izin tertentu sesuai
dengan jenis bidang usaha perusahaan. Izin-izin tersebut antara lain :
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
 Surat Izin Usaha Industri (SIUI);
 Izin Usaha Tambang;
 Izin Usaha Perhotelan dan Pariwisata;
 Izin Usaha Farmasi dan Rumah Sakit;
 Izin Usaha Peternakan dan Pertanian;
 Izin Usaha Domisili, di mana perusahaan/lokasi proyek berbeda;
 Izin Gangguan;
 Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
 Izin Tenaga Kerja Asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing.
Di samping keabsahan dokumen di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah penelitian
dokumen lainnya, yaitu sebagai berikut :
 Bukti dari pemilik (KTP dan SIM);
 Sertifikat tanah;
 Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB);
 Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang dianggap perlu.

b) Aspek Pasar dan Pemasaran


Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Faktor ada
tidaknya konsumen yang akan membeli dan besarnya pasar yang ada perlu diketahui
terlebih dahulu. Di samping itu, perusahaan juga harus mengetahui perilaku konsumen
sebagai calon pembeli dan persaingan yang ada, baik saat ini maupun yang akan datang.
Setelah itu, perusahaan mengatur strategi pemasaran yang tepat untuk meraup konsumen.
Dalam aspek pasar dan pemasaran hal-hal yang perlu dijabarkan adalah :
Ada tidaknya pasar ( konsumen calon pembeli );
Jika ada, seberapa besar pasar yang ada ( pasar nyata dan pasar potensial );
Bagaimana peta kondisi pesaing terutama untuk produk sejenis yang sekarang;
Bagaimana perilaku konsumen ( terkait selera dan kebiasaan );
Strategi apa yang harus dijalankan untuk memenangkan persaingan dan
merebut pasar yang ada sekarang dan yang akan datang.
Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar baik pasar
nyata, potensi pasar yang ada, maupun perilaku konsumen, maka perlu dilakukan riset
pasar. Riset pasar dilakukan dengan cara :
 Survei langsung ke lapangan melalui observasi, wawancara, maupun
memberikan kuisioner.
 Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
Setelah diketahui data pasar nyata dan potensi pasar yang ada barulah kemudian
disusun strategi pemasaran yang meliputi :
 Strategi produk;
 Strategi harga;
 Strategi lokasi dan distribusi;
 Strategi promosi.

c) Aspek Keuangan
Dalam aspek keuangan, hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi, biaya-
biaya, dan pendapatan yang akan diperoleh. Besarnya investasi berarti jumlah dana yang
akan dibutuhkan, baik untuk modal investasi pembelian aktiva tetap maupun modal kerja.
Selain itu, juga ada biaya-biaya yang diperlukan selama umur investasi dan pendapatan.
Semua ini pada akhirnya dibuat seperti dalam bab sebelumnya, yaitu menilai jumlah
kebutuhan investasi dan pembuatan cash flow. Setelah itu baru dinilai kelayakan usaha
melalui metode penilaian investasi.
Metode penilaian yang akan digunakan antara lain :
Payback Period;
Average Rate of Return;
Net Present Value;
Internal Rate of Return;
Profitability Index;
Break Event Point;
Serta rasio-rasio keuangan.
Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu
(periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Artinya, seberapa lama uang
yang diinvestasikan itu akan kembali.
Average Rate of Return (ARR) merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian
bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak dengan rata-rata
investasi.
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV
kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi.
Selisih antara nilai kedua PV tersebut dikenal dengan Net Present Value (NPV).
Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian
hasil intern.
d) Aspek Teknik / Operasi
Dalam aspek teknis atau operasi yang akan digambarkan secara lengkap adalah
mengenai :
a) Lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik, atau gedung (penelitian
mengenai lokasi meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat dengan
pasar, bahan baku, tenaga kerja, pemerintahan, lembaga keuangan, pelabuhan,
atau pertimbangan lainnya);
b) Penentuan layout gedung, mesin dan peralatan, serta layout ruangan sampai
pada usaha perluasan selanjutnya;
c) Teknologi yang digunakan (jika menggunakan teknologi padat karya, maka akan
memberi banyak kesempatan kerja, namun jika menggunakan padat modal,
maka justru sebaliknya).

e) Aspek Manajemen / Organisasi


Dalam aspek manajemen dan organisasi yang perlu diteliti dan dinilai adalah :
a. Pemilik usaha (jumlah dan komposisi modal);
b. Pengolahan usaha (manajemen) dengan jumlah serta kualifikasi (pendidikan
yang berpengalaman);
c. Struktur organisasi yang ada sekarang, serta gambaran mengenai jabatan;
d. Rencana kerja seperti pencapaian target, sasaran dan tujuan.

f) Aspek Ekonomi Sosial


Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan apabila proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap
ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara kesuluruhan.
Dampak ekonomi menjelaskan :
a. Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik ataupun
masyarakat di luar lokasi pabrik;
b. Peningkatan pendapatan masyarakat.
Demikian pula perusahaan perlu untuk mencantumkan dampak sosial yang ada dalam
hasil penelitian. Dampak sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa tersedianya
sarana dan prasarana, antara lain :
a. Pembangunan jalan;
b. Pembangunan jembatan;
c. Penerangan;
d. Sarana telepon;
e. Sarana air minum;
f. Sarana kesehatan;
g. Sarana pendidikan;
h. Sarana olahraga;
i. Sarana ibadah;
j. Sarana-sarana lainnya.

g) Aspek Dampak Lingkungan


Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini
karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak sangat besar terhadap
lingkungan di sekitarnya.
Dampak lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Terhadap tanah;
b. Terhadap air;
c. Terhadap udara;
d. Terhadap kesehatan manusia.
Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora, dan
fauna yang ada di sekitar usaha secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP

Rangkuman

Studi kelayakan usaha merupakan penilaian yang menyeluruh untuk menilai


keberhasilan suatu proyek. Keberhasilan proyek memiliki pengertian yang berbeda
antara pihak yang berorientasi laba dan pihak yang tidak berorientasi laba
semata. Namun demikian semua ditujukan untuk mencapai keberhasilan dalam
industrialisasi. Industrialisasi memiliki manfaat-manfaat yang bisa diambil suatu negara.
Sebaliknya industrialisasi bisa gagal karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh
negara yang bersangkutan. Studi kelayakan proyek harus dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi suatu negara. Jadi
tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA

Paone, Veriyen. “Penilaian Kelayakan Usaha”. 18 November 2012.


http://veriyenpaone.blogspot.com/2012/11/makalah-studi-kelayakan-bisnis.html

Malik, Abdul. “Penilaian Kelayakan Usaha”. 12 Oktober 2001.


http://malikdkp.blogspot.com/2011/10/penilaian-kelayakan-usaha.html

Hindarawa D, Iwan, Hariyono, Arik, Dwi A., Darmawan. (2006). Fundamental of Valuation
Teori dan Aplikasi Penilaian Properti.

Anda mungkin juga menyukai