Anda di halaman 1dari 439

MDDUL 1

Pengertian dan Ruang Lingkup Studi


Kelayakan Bisnis
Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

PENDAHULUAN

odul ini dimaksudkan untuk memberi pengertian dasar studi kelayakan


perusahaan kepada Anda. Hal-hal yang dibicarakan ialah latar
..IL.

belakang dilakukan studi kelayakan. Oleh karena perlunya dilakukan studi


kelayakan adalah menyangkut keberhasilan proyek sehubungan dengan
industrialisasi maka dalam modul ini akan dibahas pula manfaat
industrialisasi dalam suatu negara dan kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan oleh negara-negara berkembang dalam melaksanakan
industrialisasi. Hal lain yang akan dibahas dalam modul ini adalah usaha-
usaha yang dapat memanfaatkan studi kelayakan serta kaitannya dengan
manajemen dan ketidakpastian serta kriteria keputusan yang digunakan.
Selain itu, dalam us aha mempelaj ari studi kelayakan bisnis perusahaan,
sebelumnya perlu pula diketahui manfaat dilakukannya studi kelayakan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini penting agar Anda mengetahui dan
mengerti bahwa tekanan penilaian studi kelayakan bervariasi sesuai dengan
minat pihak-pihak yang berkepentingan sehingga mempengaruhi penyusunan
laporan studi kelayakan masing-masing. Untuk itu, modul ini juga akan
memberikan uraian mengenai manfaat studi kelayakan perusahaan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan tersebut.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menjelaskan
latar belakang, ruang lingkup dan manfaat dilakukannya studi kelayakan.
Lebih khusus lagi, setelah mempelajari modul ini Anda dapat:
1. memberi batasan studi kelayakan perusahaan;
2. menjelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan
studi kelayakan perusahaan;

3. menjelaskan kegunaan studi kelayakan bagi manaJemen, perencanaan
dan pengendalian;
1.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4. menjelaskan ciri-ciri studi kelayakan perusahaan;


5. menjelaskan apa yang dapat diperbuat dari adanya suatu studi kelayakan
perusahaan.
6. menjelaskan fungsi studi kelayakan perusahaan untuk perusahaan atau
lembaga-lembaga bukan pencari laba;
7. menjelaskan faktor-faktor yang menjadi minat investor, kreditor,
pemerintah dan lembaga-lembaga bukan pencari laba.
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 3

KEGIATAN BELAL.JAR 1

Pengertian Studi Kelayakan Perusahaan

tudi kelayakan perusahaan atau studi kelayakan proyek atau studi


kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
"Proyek" ialah suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang
maupun jasa) yang baru ke dalam bauran produk (product mix) yang sudah
ada selama ini. Pengertian keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit
dan pihak yang berorientasi nonprofit, berbeda. Pihak yang berorientasi profit
mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian terbatas dibandingkan
yang berorientasi nonprofit, yaitu keberhasilan dalam menghasilkan profit.
Sebaliknya pihak yang berorientasi nonprofit (misalnya pemerintahan,
yayasan, dan lembaga nonprofit lainnya), pengertian berhasil bisa berwujud
misalnya seberapa besar penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan operasi
yang melimpah di tempat operasi proyek, dan faktor-faktor lain yang
dipertimbangkan terutama manfaatnya bagi masyarakat luas.
Semakin besar proyek yang akan dijalankan semakin luas dampak yang
terjadi baik dampak ekonomis maupun dampak sosial. Sebaliknya, semakin
sederhana proyek yang akan dilaksanakan semakin sederhana pula lingkup
penelitian yang akan dilakukan. Namun, sesederhana apa pun, baik secara
formal maupun informal, sebaiknya studi kelayakan dilakukan sebelum
proyek dilaksanakan.
Studi kelayakan perusahaan menilai keberhasilan suatu proyek dalam
satu keseluruhan sehingga semua faktor harus dipertimbangkan dalam suatu
analisis terpadu yang meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan aspek-
aspek pemasaran, teknis, keuangan, manajemen, hukum, dan manfaat proyek
bagi perekonomian nasional. Secara ringkas, penjelasan analisis dari setiap
aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. analisis aspek pemasaran meneliti kesempatan pasar yang ada dan
prospeknya, serta strategi -strategi pemasaran yang tepat untuk
memasarkan produk atau jasa proyek;
2. analisis aspek teknis menilai apakah secara teknis proyek layak untuk
dilaksanakan. Dalam analisis ini akan diteliti berbagai alternatif yang
berkaitan dengan kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja, kebutuhan
fasilitas infrastruktur dan faktor-faktor produksi lainnya;
1.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3. analisis aspek keuangan menilai kelayakan proyek ditinjau dari


profitabilitas komersial dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
dana dan segala konsekuensinya;
4. analisis aspek manajemen menilai kualitas dan kemampuan orang-orang
yang akan menangani proyek serta bagaimana mendesain struktur
organisasi yang tepat;
5. analisis aspek hukum meliputi segala aspek hukum yang relevan bagi
kelangsungan proyek;
6. analisis manfaat proyek bagi perekonomian nasional meneliti sejauh
mana sumbangan atau nilai proyek terhadap perekonomian nasional.

OBJEK DARI PROYEK

Pengertian proyek dapat berkisar dari yang paling sederhana, misalnya


penggantian mesin, sampai dengan pendirian suatu pabrik secara
keseluruhan. Analisis kelayakan proyek bisa diterapkan pada bisnis produk
baru, modifikasi bisnis yang sudah ada, atau penambahan lini produk. Secara
luas, proyek diartikan sebagai proyek investasi, yaitu suatu rencana untuk
menginvestasikan sumber daya-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup
independen.
Dilihat dari status kepemilikannya, proyek dibagi menjadi dua jenis,
yaitu proyek pemerintah dan proyek swasta (termasuk proyek asing).
Sedangkan ditinjau dari alasan pendirian dan tujuannya, terdapat dua jenis
proyek, yaitu yang berorientasi profit dan yang berorientasi nonprofit.
Apabila proyek-proyek investasi yang dilaksanakan merupakan investasi
yang sehat, yaitu yang secara ekonomis menguntungkan maka dengan
meningkatnya skala proyek dan jumlah dari proyek-proyek tersebut, kegiatan
ekonomi akan meningkat pula.
Dengan dilaksanakannya proyek-proyek investasi yang berkaitan dengan
industrialisasi, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut (Bryce,
1960, hal. 8-10):

1. Menambah Pendapatan Nasional


Berdasarkan asumsi bahwa industrialisasi memberikan nilai tambah yang
lebih tinggi daripada bidang pertanian dan bidang ekstraksi lainnya maka
pelaksanaan proyek-proyek industri atau industrialisasi, akan dapat
meningkatkan pendapatan nasional. Selain itu, adanya peningkatan jumlah
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 5

dan ragam output (produk atau jasa yang dihasilkan) juga akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

2. Memantapkan Stabilitas Penerimaan Valuta Asing dan Pendapatan


Nasional Sendiri
Memantapkan Stabilitas Penerimaan Valuta Asing dan Pendapatan
N asional Sendiri, melalui berikut ini.

a. Diversifikasi ekspor
Suatu negara yang menggantungkan ekspomya pada satu atau beberapa
komoditi saja akan mengalami ketidakstabilan pendapatan nasional karena
sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditi tersebut di pasar
internasional. Hal ini dapat diatasi dengan di versifikasi ekspor karena
kegiatan ekspor tidak hanya tergantung pada satu atau beberapa macam
komoditi saja, melainkan pada berbagai macam komoditas.

b. Memproduksi barang-barang substitusi impor


Diproduksinya barang-barang yang selama ini diimpor diharapkan dapat
menghemat pengeluaran devisa.

3. Membuka Lapangan Kerja Barn


Dilaksanakannya proyek-proyek investasi berarti menciptakan lapangan
kerja baru. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah
pengangguran.

4. Memanfaatkan Bahan Baku Lokal


Bahan baku lokal yang melimpah, yang sebelumnya diekspor dalam
bentuk aslinya bisa ditingkatkan nilai tambahnya, misalnya basil hutan kayu.
Di Indonesia, basil hutan ini sangat melimpah dengan adanya hutan-hutan
yang terbentang di seluruh wilayah Nusantara. Adanya industri kayu lapis
membuat basil hutan kayu bisa dimanfaatkan sehingga kayu lapis Indonesia
berhasil bersaing di luar negeri.

Selain manfaat dari pelaksanaan industrialisasi di suatu negara, perlu


diperhatikan pula kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan negara
berkembang dalam usahanya melakukan industrialisasi, yaitu:
1.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

1. pelaksanaan proyek-proyek yang secara ekonomis tidak layak atau tidak


menguntungkan. Hal ini sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah.
Misalnya, proyek yang dilaksanakan semata-mata karena alasan politis,
proyek-proyek mercusuar, dan proyek-proyek yang pembiayaannya
sesungguhnya terlalu mahal;
2. kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yang tepat. Kegagalan ini
umumnya disebabkan oleh pengerjaan proyek-proyek yang sebenarnya
belum saatnya untuk dilaksanakan. Artinya, bagi negara yang
bersangkutan proyek tersebut sebenamya belum saatnya dikerjakan
karena belum mampu;
3. terlalu memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis industri.
Misalnya karena bahan baku yang diperlukan telah dapat diproduksi di
negara bersangkutan, tetapi aspek-aspek lain yang sebenarnya memiliki
peranan yang lebih dominan dalam menentukan keberhasilan proyek
tidak dipertimbangkan.

Cara untuk menghindari kesalahan-kesalahan dari industrialisasi tersebut


antara lain dengan mengadakan studi kelayakan dengan seteliti-telitinya
terhadap setiap ide proyek sebelum proyek yang bersangkutan dilaksanakan.
Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang proyek-proyek
yang bersangkutan di masa yang akan datang. Selain itu, studi kelayakan
dilakukan untuk menghindari hal-hal yang belum diperhitungkan, baik
faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Jadi, sebaiknya pemerintah
atau pemilik modal swasta hanya membiayai proyek-proyek yang telah
diteliti dan dinilai kelayakan ekonomisnya oleh lembaga atau perseorangan
yang memiliki kualifikasi sebagai penilai proyek.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Apakah pengertian "proyek" dalam studi kelayakan proyek?


2) Jelaskan perbedaan pengertian "keberhasilan suatu proyek" bagi pihak
yang berorientasi laba atau profit dan pihak yang berorientasi nonprofit?
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 7

3) Salah satu manfaat industrialisasi suatu negara adalah meningkatkan


stabilitas penerimaan baik dalam valuta asing maupun pendapatan
nasional itu sendiri melalui diversifikasi ekspor. Jelaskan pemyataan
tersebut!
4) Mengapa banyak negara melakukan kesalahan-kesalahan dalam proses
industrialisasi?
5) Mengapa studi kelayakan proyek perlu dilakukan untuk keberhasilan
industrialisasi?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) "Proyek" ialah suatu pendirian us aha baru atau pengenalan sesuatu


(barang maupun jasa) yang baru ke dalam suatu product mix yang sudah
ada selama ini. Secara luas kita bisa menggunakan pengertian proyek
sebagai proyek investasi yaitu, suatu rencana untuk menginvestasikan
sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen.
2) Perbedaan pengertian keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit
dan pihak nonprofit ialah bahwa pihak berorientasi profit biasanya
mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian yang lebih terbatas
dibandingkan dengan pihak nonprofit, yaitu diukur dengan keberhasilan
proyek tersebut dalam menghasilkan profit. Sedangkan bagi pihak
nonprofit (misalnya pemerintah dan lembaga-lembaga nonprofit
lainnya), pengertian berhasil bisa berwujud, misalnya seberapa besar
penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan sumber daya yang melimpah
di tempat tersebut dan faktor-faktor lain yang dipertimbangkan terutama
manfaatnya bagi masyarakat luas.
3) Suatu negara yang menggantungkan ekspornya pada suatu atau beberapa
komoditi saja akan mengalami ketidakstabilan pendapatan nasional
karena sangat dipengaruhi fluktuasi harga komoditi tersebut. Dengan
adanya diversifikasi ekspor, selain meningkatkan devisa juga lebih
menstabilkan pendapatan nasional. Hal ini disebabkan oleh ketidak-
tergantungan ekspor pada satu atau beberapa macam komoditi saja
melainkan berbagai macam komoditi.
4) Kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi disebabkan oleh:
a) dilaksanakan proyek-proyek yang secara ekonomis tidak layak. Hal
ini sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah. Misalnya, proyek
yang dilaksanakan karena alasan politis semata-mata, proyek-proyek
1.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

mercusuar, dan proyek-proyek yang pembiayaannya sebenarnya


terlalu mahal;
b) kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yang tepat. Biasanya
disebabkan oleh pengerjaan proyek-proyek yang sebenamya belum
saatnya dilaksanakan dalam arti terlalu dini karena negara yang
bersangkutan ternyata belum mampu; dan
c) terlalu memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis
industri tertentu hanya karena telah diproduksinya bahan-bahan
baku di negara yang bersangkutan tanpa memperhatikan aspek-
aspek lain yang sebenarnya memiliki peranan yang lebih dominan
dalam menentukan keberhasilan proyek tersebut.
5) Sebaiknya pemerintah atau swasta pemilik modal hanya akan membiayai
proyek-proyek yang telah diteliti dan dinilai kelayakan teknis, ekonomis,
keuangan, dan sebagainya oleh lembaga atau perseorangan yang
memiliki kualifikasi penilai proyek. Di sinilah peranan studi kelayakan
sangat besar untuk suksesnya suatu industrialisasi.

RANGKUMAN

Studi kelayakan merupakan penilaian yang menyeluruh untuk


keberhasilan suatu proyek. Keberhasilan proyek memiliki pengertian
yang berbeda antara pihak yang berorientasi laba dan pihak yang
berorientasi nonlaba semata. Studi kelayakan ditujukan untuk mencapai
keberhasilan dalam industrialisasi. Industrialisasi memiliki manfaat yang
dapat diambil oleh suatu negara. Sebaliknya, industrialisasi bisa gagal
karena kesalahan yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan. Studi
kelayakan proyek harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi suatu negara. Jadi,
tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari
keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar dalam kegiatan yang
ternyata tidak menguntungkan.
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 9

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu j a waban yang paling tepat!

1) Contoh berikut ini bukan termasuk ke dalam pengertian proyek menurut


studi kelayakan bisnis ....
A. PT. Ikan Mas membeli 2 mesin pengalengan untuk menambah
kapasitas produksi
B. Pak Rudi membuka restoran khas Manado di Yogyakarta
C. Hotel Mutiara Selatan menambah jumlah kamar hotel dari 200
menjadi 400
D. Bapak Surya membangun rumah tinggal buat anaknya yang baru
menikah

2) Berikut ini bukan kriteria utama penilaian proyek yang berorientasi


profit ....
A. tingkat pengembalian modal
B. jangka waktu pengembalian modal
C. besarnya pajak yang diterima pemerintah dari proyek
D. besarnya arus kas yang masuk dari proyek

3) Berikut ini yang bukan termasuk manfaat industrialisasi bagi negara


berkembang adalah ....
A. meningkatkan Produk Domestik Bruto
B. memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah
C. meningkatnya gaya hidup mewah
D. memproduksi produk untuk menggantikan produk yang selama ini
diimpor

4) Berikut ini tidak termasuk kesalahan yang biasa dilakukan negara


berkembang dalam melakukan industrialisasi ....
A. mengimpor teknologi yang mutakhir dari negara maju
B. melaksanakan proyek-proyek mercusuar
C. melaksanakan proyek-proyek berdasarkan alasan-alasan politik
D. membangun industri tertentu hanya berdasarkan ketersediaan bahan
baku di negara tersebut

5) Ditinjau dari tujuan pendiriannya, proyek dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu proyek ....
A. pemerintah dan proyek swasta
B. yang berorientasi lab a dan proyek yang berorientasi nonlaba
1.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

C. yang menghasilkan barang dan proyek yang menghasilkanjasa


D. pemerintah pusat dan proyek pemerintah daerah

6) Di antara beberapa contoh proyek berikut ini, proyek yang memiliki


tingkat probabilitas keberhasilan paling tinggi adalah membangun ....
A. peternakan babi di kota Banda Aceh
B. industri sapi potong di pulau Bali
C. industri pesawat ulang-alik di Cikampek
D. pabrik penyamakan kulit di Yogyakarta

7) Analisis yang digunakan untuk menentukan besarnya kapasitas produksi


yang paling efisien adalah analisis aspek ....
A. pasar
B. teknis
C. keuangan
D. ekonomi nasional

8) Analisis aspek pasar terutama berkaitan dengan ....


A. proyeksi biaya proyek dan pendanaannya
B. penentuan kebij akan distribusi barang
C. penentuan besarnya kapasitas produksi
D. penentuan besarnya pajak yang harus dibayar oleh konsumen

9) Menentukan tingkat kualitas produk termasuk dalam analisis aspek ....


A. keuangan
B. teknis dan keuangan
C. pasar
D. teknis

10) Contoh keberhasilan suatu proyek bagi pihak yang bertujuan keuntungan
semata, misalnya proyek tersebut ....
A. diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja lokal yang cukup besar
B. dapat menghemat devisa negarajutaan dolar
C. memberikan tingkat keuntungan lebih dari 30%
D. memanfaatkan bahan mentah dalam negeri

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 11

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 2

Kaitan Studi Kelayakan Perusahaan dengan


Manajemen dan Ketidakpastian

KAITAN STUDI KELAYAKAN PERUSAHAAN DENGAN


MANAJEMEN

Dalam manajemen dikenal fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,


pengadaan staf, pengarahan, dan pengawasan. Bahkan oleh beberapa ahli,
ditambahkan fungsi pembaharuan (inovasi) dan perwakilan (representation).
Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan untuk mencapai tujuan, baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang. Di bawah ini akan dijelaskan peranan
• •
studi kelayakan dalam fungsi-fungsi perencanaan, pengorgan1sas1an,
pengadaan staf, pengarahan, dan pengawasan.

1. Studi Kelayakan Perusahaan untuk Perencanaan


Studi kelayakan proyek atau studi kelayakan perusahaan Uika dikaitkan
dengan bidang us aha tertentu) berfungsi sebagai perencanaan. Hal ini bisa
diuraikan sebagai berikut. Sebelum membuat keputusan investasi, para
investor akan mengadakan studi mengenai proyek yang bersangkutan dengan
sebaik-baiknya untuk mendapatkan gambaran tentang prospek atau
kemungkinan-kemungkinan dari proyek yang akan dilaksanakan, misalkan:
a. Adakah permintaan terhadap barang dan jasa yang akan diproduksi
perusahaan?
b. Dapatkah bahan baku dan bahan penolong diperoleh dengan harga yang
terj angkau?
c. Apakah tenaga kerja dan fasilitas pendukung tersedia dengan cukup?
d. Apakah pabrik dengan kapasitas dan jenis tertentu bisa dibangun dengan
biaya yang sesuai dengan kemampuan?
e. Akankah ada keuntungan yang cukup sehingga perusahaan bisa bertahan
dan bahkan berkembang?

Dengan mempertimbangkan segala informasi tersebut dan informasi lain


yang dibutuhkan, investor akan membuat keputusan dilaksanakan atau
tidaknya suatu proyek.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.13

2. Studi Kelayakan Perusahaan untuk Pengorganisasian dan


Pengadaan Staf
Studi kelayakan perusahaan bisa juga berfungsi untuk pengorganisasian.
Di dalam pengorganisasian manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu
diisi serta tugas-tugas dan tanggung jawab yang melekat pada setiap posisi
tersebut. Dari analisis kebutuhan tenaga kerj a yang dilakukan dalam studi
aspek teknis dan aspek manajemen akan dapat diketahui:
a. jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan sesuai dengan rencana
kapasitas perusahaan, mesin, dan kondisi tenaga kerja yang tersedia;
b. kualifikasi tenaga kerj a yang tersedia;
c. kualifikasi tenaga kerja yang seharusnya;
d. tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari setiap tenaga kerja sesuai
dengan bagan organisasi yang dibutuhkan proyek.

Dari analisis aspek teknik dan aspek manajemen, seorang manajer dapat
memutuskan kualitas pekerja yang sebaiknya tersedia untuk menduduki
posisi dalam organisasi.

3. Studi Kelayakan Perusahaan untuk Pengarahan


Untuk memperlancar pelaksanaan proyek agar tujuan yang diinginkan
bisa tercapai, umumnya tugas-tugas yang akan dilakukan diuraikan dalam
suatu daftar yang agak fleksibel, termasuk cara-cara untuk memotivasi
pekerja. Dengan memahami kebijakan umum dan tujuan jangka panjang
yang telah digariskan perusahaan, yang antara lain bersumber dari studi
kelayakan, manajer dapat memberikan pengarahan kepada bawahannya.

4. Studi Kelayakan Perusahaan untuk Pengawasan


Dalam melaksanakan pengawasan, manajer membutuhkan pedoman
untuk menentukan sejauh mana pekerjaan telah dilaksanakan dan kemajuan
yang telah dicapai dalam mewujudkan tujuan. Studi kelayakan menyajikan
pedoman dalam bentuk anggaran. Sejauh mana penyimpangan pelaksanaan
dari rencana yang telah disusun dalam studi kelayakan akan dapat segera
diketahui. Apabila perlu, sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dapat
dibandingkan dengan sasaran yang telah digariskan dalam studi kelayakan.
Sebagai contoh, dalam studi kelayakan direncanakan bahwa perusahaan akan
memproduksi traktor tangan sebanyak 25.000 unit dalam setahun, sesuai
dengan proyeksi permintaan yang telah diperhitungkan dengan teliti.
1.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Ternyata dalam pelaksanaan, penjualan perusahaan hanya mencapai 20.000


unit, yang berarti telah terjadi penyimpangan sebesar 20% dari rencana
semula. Dari sini manajer dapat segera mendeteksi penyebab-penyebabnya
dan mengambillangkah-langkah untuk menyelesaikan masalah.

5. Kaitan Studi Kelayakan Perusahaan dengan Ketidakpastian


Dalam penilaian studi kelayakan proyek, perusahaan perlu menyadari
bahwa proyeksi atau peramalan-peramalan memiliki kemungkinan tidak
tercapai. Hal ini karena terdapat faktor ketidakpastian dalam proses
pengambilan keputusan. Risiko bisa didefinisikan sebagai kenyataan yang
ada lebih buruk kondisinya dibandingkan dengan peramalannya atau seluruh
penyimpangan dari yang diharapkan. Misalnya, dalam studi kelayakan
diramalkan bahwa penjualan pada tahun pertama operasi perusahaan
mencapai 100.000 unit. Ternyata kenyataan penjualan hanya mencapai
60.000 unit. Risiko ini perlu diperhitungkan sebelumnya dan dipertimbang-
kan dalam penyusunan studi kelayakan perusahaan.
Kadar ketidakpastian proyek akan mempengaruhi intensitas dari studi
kelayakan. Semakin sulit untuk memperkirakan penjualan, biaya, aliran kas,
dan lain-lain akan semakin hati-hati seseorang dalam melakukan studi
kelayakan. Misalnya, bagi proyek-proyek yang menghasilkan produk baru
umumnya relatif sulit dalam memperkirakan proyeksi penjualannya.
Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian ini. Misalnya
dengan analisis sensitivitas, tafsiran konservatif.

.'~ . .
.-
.
'
.
.
'
' -
.
. ··:-; LATIHAN
1 '
.
. - ..
'4
-
---
~ ------------------------------------------
----- -- •._

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Jelaskan fungsi studi kelayakan sebagai perencanaan!


2) Bagaimana fungsi pengorganisasian di dalam studi kelayakan bagi
seorang manajer?
3) Beri suatu gambaran mengenai peranan studi kelayakan dalam
pengadaan staf perusahaan!
4) Bagaimana peranan studi kelayakan sebagai fungsi pengawasan?
5) Bagaimana kaitan studi kelayakan dengan ketidakpastian?
e EKMA431 1/MODUL 1 1.15

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Sebelum membuat keputusan investasi para investor mengadakan studi


kelayakan mengenai proyek yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya
untuk memberikan gambaran kepada para investor tersebut prospek atau
kemungkinan-kemungkinan proyek yang akan dilaksanakan.
Kemungkinan-kemungkinan yang ingin diketahuinya, meliputi:
a) adakah permintaan barang atau jasa yang akan diproduksinya;
b) dapatkah bahan baku dan bahan penolong diperoleh dengan harga
yang terjangkau;
c) apakah tenaga kerja dan fasilitas pendukung tersedia dengan cukup;
d) apakah pabrik dengan kapasitas dan jenis tertentu bisa dibangun
dengan biaya yang sesuai dengan kemampuan;
e) akankah ada keuntungan yang cukup sehingga perusahaan bisa
bertahan dan bahkan berkembang dan sebagainya.
2) Di dalam pengorganisasian manajemen memutuskan posisi-posisi yang
perlu diisi serta tugas-tugas dan tanggung jawab yang melekat pada
setiap posisi tersebut. Dari analisis tugas, wewenang dan tanggung jawab
tiap-tiap tenaga kerj a dapat disusun bagan organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan proyek.
3) Dari analisis kebutuhan tenaga kerja dalam studi kebutuhan dan
kelayakan teknis suatu studi kelayakan serta analisis aspek manajemen,
dapat diketahui:
a) jumlah yang seharusnya tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai
dengan rencana, kapasitas perusahaan, mesin dan kondisi tenaga
kerja yang tersedia;
b) kualifikasi tenaga kerj a yang seharusnya;
c) tugas, wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap tenaga kerja sesuai
dengan bagan organisasi yang dibutuhkan proyek.
Dari analisis di atas diharapkan seorang manajer bisa memutuskan siapa
saja yang sebaiknya menduduki posisi-posisi dalam organisasinya.
4) Studi kelayakan merupakan suatu bentuk anggaran. Sejauh mana
penyimpangan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun dalam studi
kelayakan dapat segera diketahui. Begitu pula untuk mengetahui
kemajuan yang telah dicapai dapat dibandingkan dengan target yang
telah direncanakan dalam studi kelayakan.
1.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

5) Dalam penilaian studi kelayakan proyek, perusahaan perlu menyadari


bahwa proyeksi atau peramalan-peramalan "return" memiliki
kemungkinan tidak tercapai. Hal ini adalah merupakan risiko
ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan. Risiko di atas perlu
dipertimbangkan pula dalam penyusunan studi kelayakan perusahaan.
Dalam arti, bisa diperhitungkan sebelumnya untuk berjaga-jaga. Tingkat
ketidakpastian proyek mempengaruhi intensitas studi kelayakan.
Semakin sulit penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan lain-lain
diperkirakan, semakin berhati-hati seseorang melakukan studi kelayakan.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Studi kelayakan perusahaan sangat penting artinya bagi manajemen.


Hal ini disebabkan oleh fungsi-fungsi yang terdapat di dalamnya, yaitu
sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengadaan staf, pengarahan dan
pengawasan. Kelima fungsi tersebut selalu ada dalam proses manajemen
yang dijalankan oleh manajer untuk mencapai tujuan tertentu dalam
• •
organtsastnya.
Studi kelayakan adalah merupakan salah satu bentuk peramalan
yang menghadapi ketidakpastian. Sekalipun sudah memperhitungkan
berbagai risiko, namun perusahaan tetap harus waspada dan tidak
menganggap studi kelayakan sebagai sesuatu yang mutlak akan terjadi.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu j a waban yang paling tepat!

1) Perusahaan menargetkan penjualan produknya untuk tahun pertama


sebanyak 5000 unit dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar
sepuluh persen setiap tahun, diharapkan proyek itu sudah break event
dalam lima tahun. Dalam kaitannya dengan informasi di atas studi
kelayakan tersebut berfungsi sebagai ....
A. perencanaan
B. pengorganisasian
C. pengarahan
D. pengadaan staf
e EKMA431 1/MODUL 1 1.17

2) Penentuan struktur organisasi dan jalur tanggung jawab dalam proyek


termasuk dalam fungsi studi kelayakan sebagai ....
A. perencanaan
B. pengorganisasian
C. pengawasan
D. pengadaan staf

3) Fungsi studi kelayakan sebagai alat pengawasan, misalnya ....


A. menentukan target pertumbuhan penjualan
B. sebagai alat untuk memberikan motivasi dan pengarahan pada
karyawan
C. untuk mengevaluasi apakah rencana penjualan telah tercapai untuk
tahun ini
D. menentukan kualifikasi tenaga kerja yang cocok

4) Berikut ini bukan peristiwa yang dapat menyebabkan naiknya risiko


bisnis yang biasa dihadapi perusahaan ....
A. turunnya harga produk di pasar
B. naiknya suku bunga pinjaman bank
C. perubahan selera konsumen
D. naiknya harga bahan mentah

5) Perhitungan-perhitungan dalam studi kelayakan bisnis merupakan ....


A. angka pasti yang diperoleh melalui perhitungan matematika
B. angka yang mungkin berbeda dalam kenyataannya
C. bukan angka yang pasti karena dibuat secara asal-asalan
D. angka yang tidak bisa diubah oleh siapa pun

6) Salah satu karakteristik risiko keuangan dalam sebuah proyek investasi


adalah tidak ....
A. dapat didiversifikasi
B. bisa diminimalkan
C. dipengaruhi oleh jenis industri
D. dipengaruhi oleh proporsi utang dan modal proyek tersebut

7) Risiko dapat diartikan sebagai pencapaian target ....


A. lebih dari yang direncanakan
B. tidak sesuai dengan yang direncanakan
C. sama dengan yang direncanakan
D. 90 persen dari yang direncanakan
1.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

8) Cara yang mungkin dilakukan untuk berjaga-jaga dari ketidakpastian


iklim bisnis antara lain ....
A. tidak menggunakan pinjaman dari pihak luar
B. membuat taksiran-taksiran yang realistis dan konservatif
C. membiayai seluruh investasi dari modal sendiri
D. memperbesar biaya proyek tersebut

9) Contoh berikut bukan risiko yang biasa terjadi pada industri tekstil ....
A. menurunnya penjualan karena adanya perubahan selera konsumen
B. mesin pemintalan sudah ketinggalan zaman dan kurang efisien
C. menunggaknya bunga pinjaman selama 7 bulan
D. kurangnya tenaga ahli sehingga produk yang dihasilkan kurang
memenuhi standar kualitas yang diharapkan

10) Studi kelayakan proyek merupakan rencana ....


A. yang dibuat berdasarkan perkiraan semata
B. pelaksanaan proyek yang sudah pasti
C. yang dibuat serealistis mungkin berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu
D. proyek yang tidak pasti

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.19

KEGIATAN BELAL.JAR 3

Penilaian bagi Usaha Pencari Laba dan


Bukan Pencari Laba

enyataan-kenyataan yang dihadapi dalam usaha, baik pencari laba


maupun bukan pencari laba adalah bahwa berbagai sumber daya yang
dipergunakan terbatas. Sumber daya tersebut adalah barang-barang modal,
tanah, barang-barang setengah jadi, barang-barang mentah, tenaga kerja, dan
waktu. Selain itu, kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha yang berbeda atau
kegiatan-kegiatan yang sama dalam lingkungan yang berbeda dapat
memberikan hasil-hasil yang berbeda pula. Pendirian suatu pabrik
pembotolan minuman ringan di kota X memperoleh keuntungan yang besar,
tetapi pendirian pabrik yang sama di kota Y bahkan mengalami kerugian.
Contoh lainnya adalah pendirian sebuah sekolah menengah di kota Z akan
lebih bermanfaat daripada mendirikan sebuah perguruan tinggi di kota yang
sama.
Tujuan penilaian proyek bagi usaha pencari laba dan bukan pencari laba
dari penilai yang satu dengan penilai yang lain berbeda-beda. Namun, pada
prinsipnya sama yaitu menilai sehat tidaknya suatu proyek baik dari segi
teknis, ekonomis, keuangan, manajemen. Misalnya, penilaian dari segi teknis
yang meliputi penelitian, analisis, dan desain teknis sudah memadai atau
belum. Selain itu, dari segi manajemen juga perlu dinilai apakah rencana
susunan manajemen termasuk para pemilik perusahaan sudah memuaskan
dan bisa diterima atau tidak. Penilaian proyek juga meliputi sumbangan/nilai
proyek terhadap perekonomian nasional. Seorang pengusaha akan
mengurungkan maksudnya mengadakan investasi dalam suatu proyek
tertentu hila setelah mengadakan penilaian dari berbagai aspek, ia dapat
memperkirakan bahwa investasi tersebut tidak memberikan prospek
keuntungan yang memadai. Penilaian sangat perlu dilakukan mengingat
adanya kelangkaan sumber dana yang tersedia sehingga tidak semua proyek
dapat dilaksanakan karena tidak semuanya memberikan keuntungan. Proyek-
proyek tersebut tidak semuanya dapat dilaksanakan secara bersamaan.
Dalam menilai proyek setiap penilai memiliki standar penilaian yang
berbeda. Penilai menentukan layak atau tidaknya suatu proyek berdasarkan
1.20 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

standar yang telah mereka tentukan dengan berbagai kriteria penilaian yang
antara lain telah disebutkan pada kegiatan belajar sebelumnya.
Tahap penilaian dalam kehidupan proyek adalah waktu yang diperlukan
oleh seseorang atau sekelompok penilai objektif yang memungkinkan untuk
menemukan kelemahan-kelemahan proyek guna mendapatkan kesimpulan
yang objektif bahwa proyek bisa dilaksanakan atau tidak. Dasar penilaian
proyek adalah bahwa proyek akan berhasil jika sehat dalam semua aspek
yang dinilai.
Secara umum, analisis proyek bertujuan untuk memperkirakan tingkat
keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek agar
tidak terjadi pemborosan sumber daya sehingga dapat menghindari proyek-
proyek yang tidak menguntungkan. Tujuan lain adalah untuk mengadakan
penilaian terhadap kesempatan investasi yang ada sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan,
guna menentukan prioritas investasi.
Penilaian proyek memiliki tekanan yang berbeda-beda, yaitu antara
usaha pencari laba dan usaha bukan pencari laba. Di bawah ini akan
diterangkan perbedaan tekanan penilaian antara kedua usaha tersebut.

A. PENILAIAN BAGI USAHA PEN CARl LABA

Usaha pencari laba cenderung ditangani oleh pihak swasta daripada oleh
pihak pemerintah. Ide proyek yang diusulkan oleh swasta biasanya
didasarkan pada motif mencari laba atau keuntungan. Dengan kata lain,
seorang pengusaha mencari kesempatan investasi atau memilih proyek di
antara berbagai alternatif sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
keuntungan atau laba yang sebesar-besamya. Kecenderungan mencari laba
memaksa pihak swasta atau pihak-pihak lain yang berkecimpung di dalam
usaha pencari laba untuk bekerja seefisien mungkin, dengan mengusahakan
pengeluaran biaya serendah-rendahnya dan mempekerjakan tenaga kerja
sesedikit mungkin untuk mencapai tujuan keuntungan/laba tertentu atau
mencapai keuntungan/laba maksimal dengan mengeluarkan biaya tertentu.
Kecenderungan usaha pencari laba selain mencari kemungkinan-
kemungkinan mendapatkan laba adalah meminimalkan risiko. Keduanya
merupakan hal yang positif baik bagi perekonomian nasional maupun bagi
investor. Adanya kebebasan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
alasan ekonomis tanpa memikirkan pertimbangan atau alasan lain akan
e EKMA431 1/MODUL 1 1.21

mendorong pengusaha pencari laba untuk realistis dalam menghadapi setiap


kerugian atau kesulitan keuangan. Artinya, mereka akan selalu berusaha
membuat keputusan yang akan meminimalkan kerugian.
Usaha pencari laba yang berhasil, mempunyai kecenderungan untuk
mengembangkan usahanya dengan mengadakan perluasan. Hal ini tentu
bermanfaat bagi perekonomian nasional karena meningkatkan pertumbuhan
ekonomi negara yang bersangkutan.
Dari uraian di atas bisa disimpulkan semua proyek yang semata-mata
merupakan usaha pencari laba umumnya telah direncanakan dengan saksama
sebelumnya dengan mempertimbangkan seteliti-telitinya untung dan ruginya,
yaitu dengan menitikberatkan penilaian sehat pada aspek komersial, teknis,
dan keuangan. Inilah sebabnya mengapa pengertian keberhasilan bagi usaha
pencari laba disebut sebagai pengertian terbatas, yaitu terbatas pada manfaat
ekonomis (komersial). Artinya apakah proyeknya dipandang cukup
menguntungkan apabila dibandingkan dengan risikonya.

B. PENILAIAN BAGI USAHA BUKAN PENCARI LABA

U saha bukan pencari lab a biasanya ditangani sepenuhnya oleh


pemerintah sekalipun tidak menutup kemungkinan pihak swasta atau kerja
sama antara swasta dan pemerintah untuk menanganinya. Usaha-usaha yang
dipandang perlu untuk ditangani sepenuhnya oleh pemerintah biasanya
terjadi pada saat pihak swasta tidak mampu atau tidak mau menanganinya
karena pertimbangan komersial, di mana usaha tersebut penting bagi
perekonomian nasional. Proyek-proyek tersebut antara lain:
1. proyek-proyek industri yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat
dari monopoli swasta. Misalnya, proyek penyediaan listrik, air, gas,
minyak bumi, irigasi, industri berat, pengangkutan jarak jauh, dan lain-
lain;
2. proyek-proyek industri untuk keperluan strategi dan pertahanan negara;
3. proyek-proyek yang memiliki prioritas ekonomi nasional tinggi.
Misalnya pembangunan proyek-proyek yang berkaitan erat dengan
pembangunan proyek lain. Contoh, pembangunan pabrik semen
sehubungan dengan pembangunan dan, pembangunan pabrik pupuk
kaitannya dengan pembangunan proyek irigasi. Hal ini sering terjadi
pada tahap awal pembangunan suatu negara. Dalam perkembangannya,
1.22 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

swasta diberi kesempatan pula untuk menangani proyek-proyek tersebut


(pabrik semen, pupuk);
4. proyek-proyek yang berjangka panjang, berisiko tinggi, dan menjanjikan
keuntungan (return) yang belum pasti tinggi;
5. proyek-proyek yang membutuhkan modal relatif besar. Proyek yang
bermodal besar dalam arti memerlukan modal pembiayaan besar akan
dihadapkan pada kewajiban pembayaran angsuran dan bunga yang besar
pula karena pembiayaan proyek-proyek tersebut tidak mungkin
dilakukan sepenuhnya dengan modal pemilik proyek. Hal tersebut
berkaitan pula dengan risiko keuangan yang tinggi, yaitu risiko tidak
terbayarnya bunga dan angsuran. Risiko inilah yang sedapat mungkin
dihindari oleh swasta;
6. proyek-proyek baru. Swasta biasanya tidak memiliki inisiatif dan
keinginan untuk memasuki industri yang belum mereka kenai. Sekalipun
berdasarkan studi kelayakan, proyek yang bersangkutan memiliki
keuntungan komersial yang baik, namun tidak adanya pengalaman yang
memadai membuat sektor swasta enggan menanganinya.

Adanya berbagai tujuan yang harus dicapai dalam proyek-proyek yang


ditangani pemerintah, mendorong pemerintah untuk melaksanakan
proyeknya secara kurang efisien dan sering terjadi pertentangan tujuan dan
kekurangan informasi mengenai kebijakan yang sangat diperlukan bagi
tercapainya kegiatan terarah. Oleh karena itu, biasanya pemerintah
menyerahkan bidang-bidang usaha yang memerlukan pengelolaan yang lebih
efisien kepada swasta dan hanya menangani proyek-proyek tertentu,
misalnya fasilitas social overhead, yaitu fasilitas-fasilitas dasar yang
diperlukan dan sebagai landasan penting bagi kemajuan setiap proyek.
Contoh, fasilitas jalan kereta api, jalan raya, pelabuhan, pengadaan listrik, air,
dan komunikasi. Sektor-sektor lain yang bisa ditangani pemerintah adalah
sektor pendidikan, kesehatan, keamanan, dan sektor-sektor lain berkaitan
dengan kepentingan masyarakat dan negara.
Jadi, pengusulan proyek oleh instansi pemerintah bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Proyek-proyek untuk memenuhi
persediaan barang dan jasa tertentu, proyek-proyek yang mampu
menciptakan kesempatan kerja, proyek-proyek perbaikan tingkat pendidikan
dan kesehatan atau perbaikan dalam sistem dan struktur, merupakan proyek-
proyek yang cenderung diusulkan dan ditangani oleh pemerintah dan
e EKMA431 1/MODUL 1 1.23

biasanya proyek-proyek semacam ini tidak semata-mata bertujuan untuk


mencari laba atau keuntungan.
Proyek bukan pencari laba dimungkinkan pula ditangani oleh swasta,
baik swasta asing maupun swasta nasional, meskipun jauh yang relatif kecil,
misalnya yayasan-yayasan sosial. Mengingat pertimbangan utama dari
proyek-proyek bukan pencari laba adalah aspek manfaat bagi masyarakat,
misalnya aspek sosial, tenaga kerja, dan aspek perekonomian nasional maka
kriteria penilaian bagi proyek bukan pencari laba yang potensial adalah
manfaatnya bagi masyarakat. Jika dikaitkan dengan aspek ekonomi, proyek
yang dipilih adalah proyek-proyek yang memiliki profitabilitas
perekonomian nasional tertinggi.

____ -.........;

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Jelaskan apa yang menjadi pertimbangan utama seorang pengusaha


swasta dalam pengambilan keputusan investasi!
2) Mengapa tekanan penilaian antara usaha pencari laba dan usaha bukan
pencari laba berbeda? Tunjukkan letak perbedaannya!
3) Mengapa pengertian keberhasilan bagi usaha pencari laba dianggap
sebagai pengertian terbatas?
4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan fasilitas social overhead!
5) Menurut pendapat Anda mungkinkah seorang pengusaha swasta
menolak proyek yang memiliki probabilitas komersial yang baik? Kalau
mungkin, mengapa bisa terjadi?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Seorang pengusaha mencari kesempatan investasi atau memilih proyek


di antara berbagai alternatif sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
keuntungan atau laba sebesar-besarnya. Kecenderungan usaha pencari
laba selain mencari kemungkinan-kemungkinan mendapatkan laba
adalah meminimalkan risiko.
1.24 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

2) Oleh karena masing-masing pihak memiliki orientasi yang berbeda.


Pihak pencari laba berorientasi pada laba semata, sedangkan pihak
nirlaba (dalam hal ini pemerintah, misalnya) lebih mementingkan
kepentingan umum atau masyarakat.
3) Pengertian keberhasilan bagi us aha pencari lab a disebut sebagai
pengertian terbatas karena terbatas pada manfaat ekonomis (komersial),
yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup menguntungkan apabila
dibandingkan dengan risiko proyek tersebut.
4) Fasilitas social overhead, yaitu fasilitas-fasilitas dasar yang diperlukan
dan sebagai landasan penting bagi kemajuan setiap proyek. Contoh,
fasilitas jalan kereta api, jalan raya, pelabuhan, pengadaan listrik, air dan
komunikasi.
5) Swasta biasanya tidak memiliki inisiatif dan keinginan untuk memasuki
industri yang belum mereka kenai. Meskipun berdasarkan studi
kelayakan, proyek yang bersangkutan memiliki probabilitas komersial
yang baik, namun karena tidak memiliki pengalaman yang memadai
sektor swasta akan menolak menanganinya.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Pada prinsipnya melakukan studi kelayakan dimaksudkan untuk


menghindari dilaksanakannya proyek-proyek baik yang bertujuan
mencari laba maupun bukan pencari laba yang tidak memberikan
keuntungan dan manfaat. Hal tersebut perlu dipertimbangkan mengingat
keterbatasan sumber-sumber yang digunakan bagi pelaksanaan proyek.
Usaha pencari laba dan usaha bukan pencari laba memiliki
perbedaan tekanan dalam penilaian proyeknya masing-masing. Usaha
pencari laba biasanya ditangani swasta, memiliki tekanan pada besarnya
keuntungan yang diperoleh oleh proyek yang bersangkutan di masa yang
akan datang. Sebaliknya, usaha bukan pencari laba memiliki penilaian
pada besarnya manfaat yang akan diperoleh masyarakat di masa yang
akan datang.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.25

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu j a waban yang paling tepat!

1) Penilaian proyek bagi us aha yang berorientasi lab a terutama


menitikberatkan pada ....
A. tingkat keuntungan yang diharapkan
B. jumlah de visa yang dapat dihemat
C. besarnya permintaan pasar yang ada
D. teknologi yang digunakan dalam proyek tersebut

2) Proyek-proyek yang bukan termasuk proyek yang berorientasi laba


adalah ....
A. pendirian pabrik makanan ringan
B. penggantian mesin-mesin tekstil yang sudah usang
C. mendirikan pabrik pembuat pesawat terbang untuk kepentingan
militer
D. mendirikan usaha patungan untuk memasarkan produk-produk
pertanian

3) Industri gas dan minyak bumi biasanya dilaksanakan oleh pemerintah


karena alas an berikut ....
A. perusahaan swasta tidak mempunyai modal untuk membiayainya
B. pemerintah berusaha melindungi masyarakat dari monopoli pihak
swasta
C. industri tersebut biasanya kurang menguntungkan bagi pihak swasta
D. proyek tersebut memiliki prioritas ekonomi nasional yang tinggi

4) Pernyataan yang benar mengenai us aha bukan pencari lab a adalah ....
A. usaha bukan pencari laba tidak memperhitungkan keuntungan
komersial proyek
B. perusahaan bukan pencari laba biasanya tidak perlu membuat studi
kelayakan secara detail
C. perusahaan bukan pencari laba hanya dimiliki oleh pemerintah
D. perusahaan bukan pencari lab a tetap harus bekerj a secara efisien

5) Alasan pemerintah menyerahkan bidang-bidang tertentu sebagai fasilitas


social overhead kepada pihak swasta adalah ....
A. pemerintah bermaksud memberikan keuntungan bagi perusahaan
swasta tertentu
B. pemerintah tidak dapat mengerjakan proyek tersebut secara efisien
1.26 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

C. pemerintah tidak mempunyai dana yang cukup untuk melaksanakan


proyek tersebut
D. pemerintah berusaha mengurangi tanggung jawabnya terhadap
masyarakat

6) Berikut ini bukan tujuan utama dari perusahaan pencari laba adalah ....
A. memaksimalkan laba
B. meminimalkan risiko keuangan
C. meminimalkan risiko bisnis
D. memaksimalkan permintaan

7) Berikut ini bukan kecenderungan proyek yang tidak berorientasi laba


adalah ....
A. mempekerjakanjumlah tenaga kerja sebanyak-banyaknya
B. menciptakan produk-produk baru
C. mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu
D. menghemat pengeluaran devisa negara

8) Pihak swasta biasanya menghindari proyek-proyek yang sangat besar


dikarenakan oleh ....
A. pemerintah lebih mudah mendapatkan dana melalui pencetakan
uang baru
B. pihak swasta tidak mempunyai dana yang cukup
C. swasta tidak mau menanggung risiko yang terlalu besar
D. pemerintah berkepentingan atas proyek yang besar karena akan
mendatangkan keuntungan yang besar pula

9) Motif utama pemerintah mendirikan pabrik semen di kawasan timur


Indonesia adalah ....
A. proyek pabrik semen sangat menguntungkan
B. proyek semen merupakan proyek monopoli pemerintah
C. proyek semen adalah proyek yang prestise
D. proyek semen akan dibutuhkan sehubungan dengan pengembangan
wilayah timur Indonesia

10) Penanganan proyek pemerintah kerap kali tidak dapat berjalan dengan
efisien, hal ini biasanya disebabkan oleh ....
A. terlalu banyaknya tujuan yang hendak dicapai yang terkadang
bertentangan satu sama lain
B. struktur pasar yang dikuasai pemerintah bersifat monopoli
e EKMA431 1/MODUL 1 1.27

C. tidak adanya para ahli dari kalangan pemerintah untuk menjalankan


proyek tersebut
D. terlalu banyaknya urusan negara yang harus ditangani oleh
pemerintah

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.28 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 4

Manfaat Studi Kelayakan bagi Pihak-pihak


yang Berkepentingan

ihak-pihak yang berkepentingan dengan analisis proyek dalam kaitannya


dengan pembuatan studi kelayakan perusahaan bisa dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu investor, kreditor dan pemerintah. Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam hal ini adalah pihak-pihak yang bisa memanfaatkan
basil studi kelayakan perusahaan.

A. MANFAA T BAGI INVESTOR

Investor dalam hal ini bisa suatu lembaga domestik atau asing, bisa pula
individu pemilik modal domestik maupun asing. Investor adalah orang atau
lembaga yang memiliki sejumlah dana dan menanamkan dananya secara
langsung dalam suatu proyek investasi dengan mendapatkan kompensasi
berupa dividen. Investor dalam Perseroan Terbatas (PT) disebut pemegang
saham. Dengan menanamkan dananya secara langsung di dalam kegiatan
investasi, investor bisa berperan aktif dalam pengendalian dan pengoperasian
perusahaan.
Investor (sebagai pemilik perusahaan nantinya atau sebagai pemegang
saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. Pengertian
prospek di sini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh
dari investasi tersebut beserta risikonya. Ada hubungan yang positif antara
tingkat keuntungan dan risiko investasi. Semakin tinggi risiko investasi
semakin tinggi tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor.
Para investor dalam menanamkan dananya menggunakan prinsip bahwa
proyek yang akan dibiayainya harus benar-benar dipersiapkan dan harus
layak dari segi teknis, ekonomis, dan keuangan. Hal ini karena mereka tidak
menginginkan proyeknya gagal. Oleh karena itu, diperlukan studi yang serius
dalam merencanakan suatu proyek yang disebut studi kelayakan
perusahaan/proyek. Studi kelayakan tersebut bisa dibuat oleh calon investor
itu sendiri, pemilik proyek yang masih membutuhkan penanam modal lain
atau pihak ketiga, misalnya konsultan.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.29

Apabila studi kelayakan dilakukan oleh calon investor itu sendiri,


fungsinya adalah untuk meyakinkan dirinya bahwa keputusan investasi yang
akan dilakukan adalah keputusan yang telah diperhitungkan dengan matang
dan proyeknya akan menghasilkan keuntungan yang memadai.
Jika studi kelayakan dilakukan oleh pemilik proyek yang masih
membutuhkan penanam modal lainnya, fungsinya adalah untuk menarik
minat penanam modal lain dan meyakinkan para calon penanam modal
tersebut bahwa proyek memiliki prospek keuntungan yang baik. Jadi, calon
penanam modal tidak perlu ragu untuk menanamkan dananya dalam proyek
terse but.
Penyusun studi kelayakan oleh pihak ketiga, misalnya konsultan,
dilakukan karena berbagai pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut antara lain adalah ketidakmampuan pemilik proyek melakukan studi
kelayakan (misalnya karena proyek berskala besar sehingga membutuhkan
orang-orang yang berpengalaman dalam melakukan studi proyek) atau agar
penilaian proyek bisa dilakukan seobjektif mungkin karena dilakukan oleh
pihak ketiga yang independen.
Dengan mempelajari studi kelayakan suatu proyek yang telah dilakukan
dengan baik, investor akan memutuskan apakah akan menanamkan dananya
atau tidak dalam proyek tersebut. Dari studi kelayakan, calon investor akan
mengetahui kekuatan dan kelemahan proyek. Berapakah perkiraan
keseluruhan biaya proyek dan berapa yang bisa dipenuhi dengan modal
sendiri, kalau perlu sumber dana apa saja yang paling efektif bagi proyek.
Sejauh mana proyek bisa bertahan jika terjadi hal yang tidak dikehendaki.
Misalnyajika terjadi kenaikan bahan baku, biaya tenaga kerja atau penurunan
penjualan dari rencana semula. Selain itu, seorang investor akan memutuskan
menanamkan dananya dalam proyek tersebut jika proyek yang bersangkutan
memiliki risiko seminimal mungkin. Andaikata diperkirakan akan terjadi
risiko, risiko apa saja yang diperkirakan akan timbul dan bagaimana cara
penanggulangannya.

B. MANFAAT BAGI KREDITOR

Kreditor dalam kaitan dengan pembangunan proyek-proyek menengah


dan besar, biasanya bank, bank pembangunan atau lembaga keuangan bukan
bank, baik domestik maupun asing yang pendiriannya sah menurut hukum
dan peraturan yang berlaku di negara tempat bank atau lembaga keuangan
1.30 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

bukan bank tersebut berada. Kreditor memerlukan studi kelayakan proyek


karena ia harus menilai prospek proyek guna menentukan akan memberikan
pinjaman pembiayaan atau tidak. Kreditor asing, misalnya Bank Dunia, perlu
mengadakan penilaian terhadap proyek yang diajukan untuk mendapatkan
bantuan keuangan, untuk memutuskan apakah pinjaman akan diberikan atau
tidak.
Studi kelayakan atau dalam lingkungan perbankan disebut dengan
penilaian proyek atau penilaian kredit, bertujuan untuk menilai proyek yang
mengajukan permohonan pinjaman. Biasanya studi kelayakan terhadap
proyek tersebut dilakukan sendiri oleh bank atau lembaga keuangan bukan
bank, atau jika dilaksanakan oleh konsultan, konsultan yang ditunjuk adalah
yang telah direkomendasi oleh bank atau lembaga keuangan yang
bersangkutan. J adi, keputusan dicairkan atau tidaknya pinj aman akan
didasarkan pada standar penilaian dan kebijaksanaan masing-masing bank
atau lembaga keuangan bukan bank. Contoh, tingkat bunga pinjaman
investasi Bank "A" adalah 20% per tahun, sedangkan tingkat kredit investasi
Bank "B" adalah 22% per tahun. Perbedaan tingkat bunga ini tentu saja akan
mempengaruhi perhitungan proyeksi keuntungan dari proyek "X", jika
proyek "X" mengajukan permohonan kredit proyek "X" ke bank "B" dan
bank "A". Sekalipun perlu dicatat bahwa pertimbangan dalam pengambilan
keputusan disetujui atau tidaknya suatu permohonan kredit semata-mata tidak
hanya dilihat profitabilitas komersialnya, melainkan juga profitabilitas
ekonomi nasional dan faktor-faktor lain. Hal ini dikaitkan dengan fungsi
bank sebagai bank komersial sekaligus sebagai bank pembangunan.
Sebagai investor, kreditor juga tidak mengharapkan proyek gagal.
Perbedaannya, kepentingan kreditor dengan proyek terbatas selama periode
utang belum lunas, sedangkan investor memiliki kepentingan selama
modalnya tertanam di proyek, atau selama hidup proyek.
Para kreditor akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yang akan
dipinjamkan. Dengan demikian, mereka mengharapkan agar pembayaran
bunga dan angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan oleh pemilik proyek
tepat pada waktunya. Karena itu, para kreditor sangat memperhatikan pola
aliran kas selama jangka waktu pinjaman. Tentu saja hal ini tidak berarti para
kreditor tidak memperhatikan prospek usaha tersebut, melainkan mereka
lebih memperhatikan periode pengembalian pinjaman.
Salah satu bentuk kreditor adalah Lembaga Keuangan Pembangunan.
Lembaga Keuangan Pembangunan memiliki tujuan menyediakan dana
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 31

pinjaman jangka panjang dan menengah bagi investasi produktif. Lembaga


Keuangan Pembangunan merupakan kombinasi antara lembaga perantara
keuangan dan lembaga pembangunan. Sebagai lembaga keuangan, tugas
utamanya adalah memindahkan modal lokal dan asing, terutama yang
bersifat jangka panjang. Sebagai lembaga pembangunan, kegiatan
perantaraannya mengandung dimensi yang lebih luas. Artinya lembaga
pembangunan tersebut harus menyalurkan modal kepada proyek-proyek yang
mempunyai nilai kelayakan dan manfaat yang tinggi, ditinjau dari segi
kepentingan nasional. Bantuan pembiayaan kepada suatu usaha atau proyek
harus langsung dihubungkan dengan tingkat optimasi dampak proyek
terhadap usaha-usaha pembangunan negara secara keseluruhan. Kombinasi
dari kedua tujuan ganda, yaitu keuntungan dan manfaat sosio-ekonomis,
merupakan falsafah dari suatu lembaga keuangan pembangunan. Lembaga
keuangan pembangunan tersebut dan lembaga-lembaga keuangan lain
berkepentingan dalam mengevaluasi proyek sehubungan dengan
pengambilan keputusan pemberian bantuan keuangan.

C. MANFAAT BAGI PEMERINTAH

Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek bagi


perekonomian, yaitu apakah proyek membantu menghemat devisa,
menambah devisa atau memperluas lapangan kerja. Manfaat tersebut
terutama dikaitkan dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang
dihadapi pemerintah. Misalnya, pemerintah sedang menggalakkan ekspor
nonmigas maka proyek-proyek yang akan mengekspor basil produksinya dan
tidak menggunakan komponen impor akan lebih diterima oleh pemerintah
sehingga biasanya, perusahaan-perusahaan yang menggarap sektor yang
sedang diprioritaskan akan lebih mudah mendapatkan berbagai fasilitas.
Pemerintah mengadakan penilaian terhadap proyek-proyek untuk
membantu dalam pengambilan keputusan pemberian kemudahan fasilitas-
fasilitas terhadap proyek. Misalnya, pemberian keringanan pembebasan
paj ak, subsidi, j aminan, dan insentif lain.
Misalnya, suatu proyek diperkirakan memiliki profitabilitas ekonomi
yang tinggi dibandingkan tingkat profitabilitas komersialnya, dengan kata
lain proyek diperkirakan memberikan sumbangan besar terhadap
perekonomian nasional, tetapi memberikan tingkat keuntungan relatif rendah
kepada perusahaan. Pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan
1.32 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

fasilitas agar banyak pengusaha swasta yang tertarik menangani proyek


sejenis. Artinya proyek-proyek yang diperkirakan akan memberikan
sumbangan besar terhadap masyarakat akan diprioritaskan pembangunannya
oleh pemerintah dengan memberikan berbagai kemudahan fasilitas.
Sebaliknya, apabila tingkat profitabilitas komersial proyek j auh lebih
tinggi daripada profitabilitas ekonomi nasionalnya, berarti terlalu banyak
dana yang tertanam dalam proyek-proyek yang dimanfaatkan oleh beberapa
orang saja, misalnya para pengusaha proyek yang bersangkutan dan bukan
dimanfaatkan oleh masyarakat banyak. Contohnya proyek yang terlalu
berorientasi pada padat modal atau terlalu banyak menggunakan bahan baku,
bahan penolong atau barang modal lainnya atau bahkan barang dagangan
yang diimpor. Hal ini tentu saja akan banyak mengeluarkan devisa untuk
pembelian barang-barang yang diimpor tersebut.
Tindakan pemerintah untuk meningkatkan profitabilitas ekonomi dari
proyek semacam itu antara lain dengan mengeluarkan larangan impor bagi
barang-barang tertentu, meningkatkan bea masuk barang-barang impor dan
tindakan-tindakan lain untuk mencegah tingginya pengeluaran devisa.
Selain itu, penilaian proyek membantu pemerintah memutuskan
pengalokasian devisa, yaitu yang akan mengalokasikan untuk mengimpor
barang-barang modal, bahan penolong atau bahan baku.
Penilaian proyek oleh pemerintah juga dimaksudkan untuk membantu
pengambilan keputusan di dalam menentukan pemberian pinjaman oleh
pemerintah kepada proyek, ikut serta dalam patungan (joint- ventures) atau
menanamkan dananya langsung sebagai pemegang saham dalam suatu
proyek pemerintah.

LATI HAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Jelaskan manfaat apa saja yang diperoleh investor dengan mengadakan


studi kelayakan perusahaan!
2) Mengapa kreditor asing berkepentingan pula untuk mengadakan studi
kelayakan proyek yang mengajukan permohonan bantuan pinjaman?
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 33

3) Dalam kondisi bagaimana studi kelayakan bukan oleh pemilik proyek


melainkan oleh pihak ketiga?
4) Mengapa pemerintah mengadakan penelitian proyek?
5) Apa tindakan yang dilakukan pemerintah jika suatu proyek tertentu
dinilai memiliki profitabilitas komersial relatif tinggi dibandingkan
profitabilitas ekonomi nasionalnya?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Dalam usaha menanamkan dananya, para investor menggunakan prinsip


bahwa proyek yang akan dibiayainya harus benar-benar dipersiapkan
dan harus layak dari segi teknis, ekonomi, dan keuangan. Hal ini
diinginkan oleh para investor karena mereka tidak menginginkan
proyeknya gagal. Oleh karena itu, diperlukan suatu studi yang serius
dalam merencanakan suatu proyek yang disebut studi kelayakan
perusahaan/proyek.
2) Kreditor asing, misalnya bank Dunia, perlu mengadakan penilaian
proyek yang diajukan untuk mendapatkan bantuan keuangan, guna
memutuskan pemberian pinjaman atau tidak.
3) Penilaian proyek dilakukan oleh pihak ketiga karena pemilik proyek
tidak mampu (tidak mau) melakukan penilaian dan agar penilaiannya
lebih objektif.
4) Pemerintah mengadakan penilaian proyek-proyek, untuk membantu
pengambilan keputusan pemberian kemudahan fasilitas-fasilitas terhadap
proyek. Misalnya, pemberian keringanan pembebanan pajak, subsidi,
jaminan dan insentif lain.
5) Jika profitabilitas komersial relatif tinggi daripada profitabilitas ekonomi
nasional maka tindakan pemerintah untuk meningkatkan profitabilitas
ekonomi nasional proyek semacam antara lain adalah mengeluarkan
larangan barang-barang tertentu yang diimpor, meningkatkan bea masuk
barang-barang impor dan tindakan-tindakan lain yang mencegah
tingginya pengeluaran devisa.
1.34 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

RANG KUMA N;__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Penilaian proyek oleh lembaga a tau perseorangan, yaitu pihak-pihak


yang berkepentingan temyata memiliki tujuan dan alasan yang berbeda-
beda. Pihak-pihak yang berkepentingan dalarn hal ini bisa
dikelompokkan dalarn investor, kreditor, dan pemerintah.
Pada prinsipnya tujuan ketiga pihak tersebut di dalam rnenilai
proyek adalah untuk membantu pengambilan keputusan agar tidak
terjadi kesalahan di dalam pengambilan keputusan mereka. Keputusan
yang harus mereka ambil adalah menyangkut masalah penanaman dana
yang berupa modal sendiri, pinjaman atau utang, atau mengadakan
keputusan joint ventures.

TES FORMATIF 4

Pilihlah satu j a waban yang paling tepat!


1) Berikut ini bukan termasuk pihak berkepentingan dengan hasil analisis
proyek adalah ....
A. investor
B. kreditor
C. karyawan
D. pemerintah

2) Berikut ini bukan faktor-faktor utama yang diperlukan oleh investor pada
saat dia menilai suatu proyek adalah ....
A. tingkat keuntungan
B. besarnya subsidi yang mungkin diterima proyek tersebut
C. tingkat risiko yang dihadapi proyek tersebut
D. besarnya tingkat pengendalian terhadap proyek tersebut

3) Berikut ini bukan kelebihan-kelebihan penyusunan studi kelayakan yang


dilakukan pihak konsultan ....
A. penilaian proyek bisa lebih objektif karena dilakukan oleh lembaga
yangindependen
B. penilaian proyek lebih akurat dan lebih dapat
dipertanggungjawabkan karena dilakukan oleh pihak yang
berkompeten di bidangnya
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 35

C. biaya yang diperlukan lebih murah dibandingkan jika melakukan


studi kelayakan sendiri
D. basil penilaian lebih dapat dipercaya oleh calon kreditor

4) Tujuan pihak kreditor melakukan studi kelayakan proyek adalah ....


A. untuk meyakinkan investor bahwa proyek yang bersangkutan layak
untuk dibiayai
B. untuk menentukan diberikan tidaknya pinjaman kepada proyek yang
bersangkutan
C. untuk membuat keputusan mengadakan patungan atau tidak
D. untuk membuat keputusan diberi izin pendirian atau tidak

5) Studi kelayakan proyek tidak diperlukan pemerintah untuk membantu


dalam hal pembuatan keputusan ....
A. menentukan pemberian kemudahan berbagai fasilitas infrastruktur
bagi proyek yang bersangkutan
B. menentukan besarnya keringanan pajak atau subsidi yang diberikan
C. membantu pemerintah dalam mengalokasikan devisa negara
D. menentukan besarnya tingkat keuntungan bagi investor

6) Hal yang lebih diperhatikan kreditor daripada investor adalah ....


A. prospek keuntungan di masa datang semata-mata
B. segi keamanan dana yang dipinjamkan
C. jumlah pendapatan selama hidup proyek
D. menentukan besarnya tingkat keuntungan bagi investor

7) Sebagai lembaga pembangunan, kegiatan perantaraan sebuah lembaga


keuangan pembangunan memiliki dimensi yang luas. Artinya ....
A. lembaga keuangan pembangunan tersebut harus menyalurkan modal
kepada proyek-proyek yang mempunyai nilai kelayakan dan
manfaat nasional tinggi
B. lembaga keuangan pembangunan tersebut mempunyai tugas utama
memindahkan modal lokal dan atau modal asing terutama yang
bersifat jangka panjang
C. lembaga keuangan pembangunan tersebut harus menyalurkan modal
kepada proyek-proyek yang mempunyai nilai kelayakan komersial
tinggi
D. lembaga keuangan pembangunan tersebut mempunyai tugas utama
menjualkan saham suatu perusahaan go public
1.36 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

8) Jika sejenis proyek tertentu rata-rata memiliki tingkat profitabilitas


komersial relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat profitabilitas
ekonomi nasional maka pemerintah perlu mengadakan tindakan ....
A. memberikan keringanan pajak
B. memberikan subsidi
C. memberikan jaminan dan insentif lain
D. meningkatkan tarif pajak terhadap jenis usaha tersebut

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 5. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.37

KEGIATAN BELAL.JAR 5

Kriteria Keputusan

enilaian usulan investasi atau studi kelayakan, bisa menggunakan


berbagai kriteria. Mulai dari kriteria yang "sempit" sampai kriteria yang
"luas". Kriteria yang sempit hanya menekankan pada aspek profitabilitas
dipandang dari sudut perusahaan yang sering disebut pula sebagai
profitabilitas komersial, sedangkan dari sudut pandang yang lebih luas adalah
dengan memperhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan
sosial.
Dalam studi kelayakan perusahaan yang sebagian besar mernbicarakan
segi perusahaan maka profitabilitas komersial lebih diperhatikan. Investor
memiliki prioritas penilaian terhadap suatu proyek, yaitu apakah proyek
mampu memberikan tingkat keuntungan yang dianggap layak. Baru
kemudian menyusul pertimbangan-pertimbangan lain yang menyangkut
manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Sekalipun telah disebutkan di atas bahwa studi kelayakan perusahaan
lebih menitikberatkan pada kriteria profitabilitas komersial daripada
profitabilitas ekonomi nasional, namun tidak ada salahnya mengetahui
kriteria-kriteria penilaian lain untuk menilai sumbangan proyek pada
perekonomian nasional. Hal itu karena biasanya pemerintah akan lebih
memperhatikan dalam arti memberi fasilitas dan dukungan kepada proyek-
proyek yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Idealnya suatu proyek yang baik adalah tidak hanya sehat dan layak dari
segi teknis, ekonomis serta aspek-aspek lain, namun juga memberikan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi baik kepada investor (profitabilitas komersial)
maupun kepada perekonomian nasional (profitabilitas ekonomi nasional).
Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam menilai sumbangan
proyek kepada perekonomian nasional, yaitu:
1. menitikberatkan pada satu atau lebih karakteristik penting, misalnya
penerimaan devisa, penggunaan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan
penggunaan modal sekecil-keciln ya;
2. berkonsentrasi pada basil keseluruhan yang diharapkan untuk
menemukan rata-rata nilai bersih proyek, yaitu dengan
rnempertimbangkan semua faktor yang ada di dalamnya. Misalnya,
1.38 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

kriteria profitabilitas komersial dan ekonomi nasional yang telah


disinggung sebelumnya.

Berikut akan dijelaskan secara ringkas beberapa kriteria penilaian, baik


yang menggunakan pendekatan pertama, sekalipun penggunaannya dalam
praktik masih dipertanyakan, maupun pendekatan kedua yang lebih sering
digunakan dalam praktik. Khusus untuk kriteria penilaian dengan pendekatan
kedua, yaitu profitabilitas komersial dan profitabilitas ekonomi nasional akan
dibahas lebih rinci dalam Modul 5. Kriteria-kriteria penilaian yang akan
dibahas adalah (1) kriteria intensitas faktor, (2) kriteria luas dan kompleksitas
proyek, (3) kriteria pendapatan valuta asing/Devisa, (4) kriteria profitabilitas
komersial, (5) kriteria profitabilitas ekonomi nasional, dan (6) kriteria
penilaian proyek.

A. KRITERIA INTENSIT AS F AKTOR

Negara-negara berkembang biasanya memiliki sumber tenaga kerja yang


melimpah, yang sebagian besar tidak mendapatkan pendapatan yang sesuai
dengan kemampuannya atau terlalu banyak tenaga kerja yang mengerjakan
suatu pekerj aan dibanding yang seharusnya sehingga sering terdengar istilah
pengangguran tidak kentara. Di lain pihak, negara-negara berkembang sering
kekurangan sumber modal untuk investasi.
Melihat kondisi tersebut tidak heran kalau kriteria keputusan investasi
yang digunakan menitikberatkan pada seberapajauh penggunaan tenaga kerja
dalam proyek. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proyek,
semakin tinggi nilainya bagi perekonomian nasional.
Berdasarkan kriteria ini, pemerintah suatu negara sebaiknya memberikan
prioritas pembangunan bagi proyek-proyek yang memanfaatkan faktor
surplus, yaitu tenaga kerj a dan mengurangi faktor defisit, yaitu modal
(kapital).
Perlu diperhatikan bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya
bukan satu-satunya faktor yang harus diperhatikan karena banyak faktor lain
yang turut mempengaruhi. Terlalu menitikberatkan pada satu faktor dan
mengabaikan faktor-faktor lainnya bisa mengakibatkan dampak negatif
terhadap perekonomian nasional.
Kriteria ini memiliki kelemahan, yaitu harus diikuti asumsi "faktor-
faktor lain dianggap tetap, tidak terpengaruh oleh faktor-faktor yang
e EKMA431 1/MODUL 1 1.39

dijadikan sebagai kriteria". Padahal dalam kenyataannya keadaan tersebut


sulit terpenuhi. Jadi, penggunaan faktor surplus sulit dijadikan sebagai
kriteria tunggal tanpa mempertimbangkan akibatnya, terutama dampak
negatifnya terhadap faktor-faktor lain, misalnya produktivitas yang rendah
yang kemungkinan besar akan mengurangi nilai proyek itu sendiri.
W alaupun kriteria intensitas faktor sulit diterapkan, dalam arti tidak his a
dijadikan sebagai satu-satunya kriteria keputusan investasi, tetapi keputusan
investasi akan lebih realistis jika selain menggunakan kriteria intensitas
faktor, kriteria-kriteria lain juga dipergunakan. Selain itu, dengan
membandingkan satu proyek yang intensif tenaga kerja dengan proyek lain
yang intensif modal akan dapat dinilai kelemahan dan kelebihan dari masing-
masing proyek apabila dikaitkan dengan proyek secara keseluruhan.

B. KRITERIA LUAS DAN KOMPLEKSITAS PROYEK

Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi


adalah luas atau tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam
proyek. Semakin luas suatu proyek, semakin kompleks pula permasalahan
yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi permasalahan
yang dihadapinya, yaitu meliputi aspek keuangan, produksi, keuntungan yang
diperoleh dan aspek-aspek lainnya. Contoh dari luas dan kompleksitas
proyek ditinjau dari aspek keuangan adalah usaha penjahitan kecil yang
modalnya cukup diambil dari kantong pemilik perusahaan sendiri. Pendirian
proyek yang lebih besar, misalnya perusahaan pakaian jadi untuk ekspor,
membutuhkan modal dalam jumlah besar yang tidak cukup hanya dipenuhi
dari pemilik saja melainkan ada kemungkinan perusahaan membutuhkan
kredit ekspor atau memerlukan mitra usaha atau bahkan modal langsung dari
masyarakat melalui pasar modal. Hal ini tentu saja menunjukkan semakin
kompleksnya masalah dan risiko yang dihadapi oleh proyek yang semakin
besar.
Secara umum pada tahap-tahap awal pembangunan suatu negara,
dukungan atau prioritas yang lebih besar sebaiknya diberikan kepada usaha
kecil yang menerapkan teknik produksi sederhana dan mampu memberikan
keuntungan secara cepat. Keputusan investasi industrial yang lebih kompleks
baru akan dilaksanakan beberapa waktu kemudian setelah masyarakat siap
untuk melaksanakannya. Sebagai contoh, terlepas dari realisasinya mari kita
menengok sasaran pembangunan hidang ekonomi pada PELIT A Republik
1.40 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Indonesia. Dalam Repelita pertama, sasaran pembangunan ekonomi


diprioritaskan pada sektor pertanian. Pelita kedua, selain masih meneruskan
pembangunan pertanian dan industri pendukung pertanian, juga menetapkan
bahwa sasaran pembangunan nasional adalah membangun industri pengolah
bahan mentah menjadi bahan baku. Pelita ketiga, sasaran pembangunan pada
industri pendukung pertanian dan pertanian menuju swasembada pangan
(industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, serta industri
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi). Pada Pelita keempat, sasaran
pembangunan selain masih meneruskan sasaran-sasaran sebelumnya juga
memulai industri penghasil mesin industri. Dan pada Pelita kelima,
pembangunan mulai diprioritaskan pada industri-industri penghasil me sin
industri untuk segera menuju tahap tinggallandas.
Dan contoh di atas, dapat dilihat suatu ilustrasi mengenai tahap-tahap
pelaksanaan di suatu negara untuk menuju industrialisasi, dimulai dari tahap
yang paling sederhana, sesuai dengan kemampuan masyarakat negara yang
bersangkutan, kemudian menuju industri-industri yang lebih kompleks dan
canggih.

C. KRITERIA PENDAPATAN VALUTA ASING/DEVISA

Salah satu pertimbangan bagi keputusan dilaksanakannya suatu proyek


adalah seberapa besar penghematan devisa yang akan diperoleh dari produk-
produk yang dihasilkan jika proyek tersebut merupakan produk substitusi
impor, atau seberapa besar pendapatan de visa yang diperkirakan dapat diraih
dan ekspor produk yang dihasilkan proyek.
Suatu negara terkadang mengalami pengurangan cadangan devisa, baik
yang disebabkan, misalnya oleh adanya kegagalan produksi pertanian
sehingga pemerintah perlu mengimpor lebih banyak bahan pangan untuk
memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri agar tercukupi. Menurunnya
harga minyak secara drastis akan mengurangi pendapatan devisa dari yang
telah direncanakan sebelumnya.
Kriteria pendapatan devisa diterapkan dengan mempertimbangkan hal-
hal berikut.
1. Krisis cadangan devisa akan mengancam kelangsungan pembangunan
jangka panjang suatu negara sehingga proyek-proyek yang secara
komersial tidak layak pun bisa diterima asal memberikan devisa yang
e EKMA431 1/MODUL 1 1.41

relatif tinggi atau proyek tersebut paling tidak bisa mengatasi kesulitan
de visa.
2. Jika proyek-proyek yang selama ini ada dinilai dalam jangka panjang
tidak mampu menghasilkan devisa yang cukup bagi negara yang
bersangkutan, perhatian akan dialihkan pada pembangunan proyek-
proyek yang memberikan pendapatan devisa atau menghemat devisa.

Sebagaimana kriteria-kriteria sebelumnya, kelemahan dari kriteria ini


adalah tidak melihat dan mempertimbangkan dampaknya bagi perekonomian
secara keseluruhan yang tidak hanya berkaitan dengan satu atau dua faktor
saja, tetapi juga berhubungan dengan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi.

D. KRITERIA PROFITABILITAS KOMERSIAL

Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mem-


pertimbangkan satu aspek dari proyek industrial, kriteria profitabilitas
komersial yang memperhitungkan berbagai faktor, lebih dapat diterima
secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta,
pemerintah, dan lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun
pemerintah. Dalam hal ini, perkiraan profitabilitas komersial ditunjukkan
oleh laba bersih (yang diharapkan) setelah pajak.
Penggunaan kriteria profitabilitas komersial untuk menilai proyek-
proyek industri sangat disarankan karena kriteria ini cenderung bersifat
objektif dan telah memperhitungkan biaya sebagai salah satu faktor penting.
Apabila informasi yang akurat mengenai permintaan atau pasar, harga,
produksi, dan biaya telah diperoleh, profitabilitas komersial dapat dihitung
dengan mudah, yaitu dengan menggunakan prosedur akuntansi atau membuat
laporan keuangan.
Profitabilitas komersial juga bisa dipergunakan untuk membandingkan
berbagai alternatif investasi yang dihadapi investor swasta. Bagi pemerintah
yang hendak menangani proyek secara langsung, dalam arti ingin
menginvestasikan dananya ke dalam suatu perusahaan negara, profitabilitas
dapat dipakai sebagai perkiraan prestasi keuangan dari perusahaan negara
yang akan dilaksanakan.
Profitabilitas komersial yang digunakan untuk menilai kelayakan proyek
masih merupakan suatu estimasi atau perkiraan yang tidak lepas dari unsur
1.42 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

penyimpangan. Ada tiga bagian dasar yang menentukan profitabilitas


komersial, yaitu estimasi biaya proyek, estimasi biaya produksi, dan estimasi
penerimaan penjualan. Apabila terdapat kesalahan pada salah satu estimasi
tersebut, perhitungan tingkat pengembalian investasi juga akan salah.
Sebaliknya, apabila estimasi tentang profitabilitas komersial dibuat dengan
teliti dan menerapkan prinsip yang konservatif, perkiraan profitabilitas
komersial akan lebih akurat dan dapat dipakai sebagai dasar penilaian yang
baik terhadap prospek proyek, terutama bagi proyek komersial.
Pada sisi lain, untuk kebijakan perencanaan pembangunan dan atau bagi
proyek-proyek yang memerlukan bantuan pemerintah (dana atau lainnya),
sebaiknya kriteria profitabilitas komersial tidak digunakan sebagai satu-
satunya pertimbangan dalam pengambilan keputusan, melainkan perlu
dilengkapi pula dengan kriteria profitabilitas ekonomi nasional.

E. KRITERIA PROFITABILITAS EKONOMI NASIONAL

Kriteria profitabilitas ekonomi nasional merupakan kriteria yang paling


tepat untuk mengukur nilai bersih suatu proyek bagi perekonomian nasional.
Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata tingkat pengembalian
investasi (rate of return) bersih dari suatu investasi dalam hubungannya
dengan perekonomian nasional.
Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional selain memperhitungkan
biaya dan laba ekonomis juga memperhitungkan biaya dan manfaat
nonekonomis yang sering tidak diperhitungkan, meskipun kenyataannya
sangat dibutuhkan untuk menilai kelayakan suatu proyek sehingga
sumbangan proyek tersebut bagi perekonomian nasional akan dapat diketahui
dengan lebih akurat.
Metode yang paling sederhana untuk menilai profitabilitas ekonomi
nasional adalah mendasarkan pada perhitungan profitabilitas komersial, yang
kemudian akan disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang memerlukan
penyesuaian. Sebagai contoh, suatu proyek yang mendapatkan fasilitas
pembebasan bea masuk untuk impor bahan baku. Untuk menghitung
profitabilitas komersial ekonomi nasional, bea masuk harus ditambahkan
dalam biaya produksi sehingga mengurangi laba yang diperoleh dalam
perhitungan profitabilitas komersial. Cara perhitungan profitabilitas ekonomi
secara lebih rinci akan dibahas dalam Modul 5.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.43

Meskipun memiliki kelebihan jika diterapkan dengan benar, bisa


memperlihatkan nilai sebenarnya dari suatu proyek terhadap perekonomian
nasional, namun kriteria profitabilitas ekonomi nasional masih tidak
sempuma. Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional, sama seperti dalam
perhitungan profitabilitas komersial, juga tidak luput dari kesalahan-
kesalahan perhitungan. Selain itu kriteria ini j arang digunakan karena tidak
begitu dikenal masyarakat atau mungkin karena kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap kegunaan kriteria profitabilitas ekonomi nasional,
meskipun hal ini tidak boleh terj adi.

F. KRITERIA PEMILIHAN PROYEK

Kedua kriteria sebelumnya, yaitu profitabilitas komersial dan


profitabilitas ekonomi nasional adalah kriteria yang sangat berguna untuk
menganalisis proyek secara objektif dan sistematis, kriteria pemilihan proyek
mendasarkan pada kedua kriteria tersebut ditambah dengan pertimbangan-
pertimbangan kualitatif. Kriteria ini dipergunakan pada waktu mengambil
keputusan menghadapi berbagai altematif proyek. Proyek apa yang harus
didahulukan dan proyek apa yang sebaiknya ditunda pelaksanaannya.
Kelemahan dari digunakannya kriteria ini adalah apabila pertimbangan-
pertimbangan kualitatif di luar pertimbangan ekonomis mendominasi
pengambilan keputusan. Misalnya, faktor-faktor politik, kelembagaan,
kebiasaan-kebiasaan sosial, kepercayaan. Faktor-faktor tersebut bisa menjadi
faktor penghambat jika masyarakat dan pelaksana proyek belum siap
menciptakan iklim usaha yang mendukung proyek, dalam arti proyek belum
saatnya dilaksanakan tetapi dipaksakan untuk dijalankan. Sebaliknya faktor-
faktor tersebut dapat menjadi faktor pendukung bagi pelaksanaan suatu
proyek, dalam arti bahwa pelaksanaan proyek disesuaikan dengan kondisi
masyarakat setempat sehingga proyek yang dilaksanakan akan didukung
masyarakat.
Objektivitas tidak saja dituntut untuk mendapatkan proyek-proyek yang
dapat diterima, melainkan dituntut juga untuk memiliki proyek prioritas,
yaitu proyek yang sebaiknya didahulukan pelaksanaannya. Karena itu,
kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan proyek
dari sekelompok usulan proyek. Caranya adalah dengan membuat analisis
perbandingan sekelompok usulan proyek dan menentukan prioritasnya.
1.44 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

LATIHAN
____........

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Berikan uraian secara ringkas mengenai kriteria intensitas faktor!


2) Mengapa kriteria profitabilitas komersial dan profitabilitas ekonomi
nasional lebih "baik" dibandingkan dengan kriteria intensitas faktor,
kriteria luas dan kompleksitas proyek dan kriteria pendapatan devisa?
3) Pertimbangan-pertimbangan apa saja yang mendasari perlunya dilakukan
penilaian proyek dengan kriteria pendapatan de visa?
4) Dalam kaitan apa kriteria profitabilitas ekonomi nasional dinilai lebih
lengkap dibandingkan dengan kriteria profitabilitas komersial?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Suatu kriteria keputusan investasi yang menitikberatkan pada seberapa


jauh penggunaan tenaga kerja di dalam proyek. Bila kriteria faktor
tenaga kerja yang dipakai maka akan banyak tenaga kerja yang
digunakan dalam proyek, semakin tinggi nilai proyek terhadap
perekonomian. Berarti semakin sedikit modal yang digunakan dalam
satu proyek, semakin tinggi nilainya, terhadap perekonomian. Atau
tepatnya, proyek yang memiliki modal per tenaga kerja terkecil adalah
proyek yang dipilih.
2) Berbeda dengan kriteria-kriteria lain yang hanya memperhatikan satu
aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial
mempertimbangkan berbagai faktor. Kriteria ini cenderung bersifat
objektif dan menggunakan aspek penting, yaitu biaya.
3) Pertimbangan-pertimbangan yang menyertai perlunya digunakan kriteria
pendapatan devisa adalah:
a) krisis cadangan devisa akan mengancam kelangsungan
pembangunan jangka panjang suatu negara maka proyek-proyek
yang secara komersial tidak layak pun bisa diterima asal
menghasilkan devisa yang relatif tinggi atau proyek tersebut paling
tidak bisa membantu mengatasi kesulitan devisa;
e EKMA431 1/MODUL 1 1.45

b) jika proyek-proyek yang ada selama ini dinilai dalam jangka


panjang tidak mampu menghasilkan devisa yang cukup bagi negara
yang bersangkutan, pembangunan proyek-proyek yang memberikan
pendapatan devisa atau yang menghemat devisa merupakan proyek-
proyek yang harus diprioritaskan.
4) Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional selalu memasukkan biaya-
biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan dalam
perhitungan profitabilitas komersial juga biaya-biaya dan manfaat
nonekonomis yang semuanya dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek
agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap perekonomian
nasional.

RANGKUMAN
------------------------------------

Dalam penilaian proyek sehubungan dengan pengambilan keputusan


apakah suatu proyek akan dilaksanakan atau tidak, terdapat beberapa
kriteria keputusan. Pada dasamya kriteria keputusan tersebut terdiri atas
dua pendekatan, yaitu pendekatan faktor-faktor dalam proyek secara
individual dan pendekatan nilai proyek secara keseluruhan. Dalam
praktiknya, kriteria profitabilitas komersial lebih dikenal dibandingkan
kriteria-kriteria lain karena prosedur perhitungannya yang mudah dan
jelas serta sudah dikenal oleh masyarakat. Walaupun kriteria
profitabilitas ekonomi nasional kurang begitu dikenal, tetapi dalam
kaitannya dengan penilaian sumbangan proyek terhadap perekonomian
nasional, kriteria ini lebih mewakili dibandingkan dengan kriteria
profitabilitas komersial karena memasukkan faktor-faktor lain yang
sering tidak diperhitungkan dalam perhitungan profitabilitas komersial.
Untuk proyek-proyek besar terutama yang dilakukan oleh pemerintah
umumnya kriteria penilaiannya tidak lagi didasarkan semata-mata atas
profitabilitas komersial melainkan dengan menggunakan kriteria yang
lebih luas, yaitu profitabilitas ekonomi nasional.
1.46 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TES FDRMATIF 5

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Kriteria yang tidak digunakan investor sebagai kriteria untuk menilai
sebuah kelayakan proyek adalah ....
A. besamya arus kas masuk bersih dari investasi lebih besar
dibandingkan dengan arus kas keluarnya
B. tingkat keuntungan yang disyaratkan
C. besamya jumlah tenaga kerj a yang terserap oleh proyek tersebut
D. jangka waktu pengembalian investasi proyek tersebut

2) Pemerintah Vietnam memilih suatu proyek karena proyek tersebut


diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak daripada proyek
sejenisnya, kriteria keputusan yang paling mungkin digunakan oleh
pemerintah Vietnam tersebut adalah kriteria ....
A. intensitas faktor
B. profitabilitas ekonomi nasional
C. profitabilitas komersial
D. pendapatan valuta asing

3) Contoh proyek yang dipilih berdasarkan kriteria pendapatan valuta asing


adalah proyek ....
A. pembangunan industri mesin-mesin canggih untuk mendukung
industrialisasi
B. pembangunan yang berbasis impor
C. perkebunan kelapa sa wit untuk memenuhi permintaan luar negeri
D. pembangunan pabrik tepung terigu untuk konsumsi masyarakat

4) Salah satu kelebihan kriteria profitabilitas ekonomi nasional adalah ....


A. memperhitungkan aspek nonekonomis suatu proyek
B. menitikberatkan pada salah satu faktor yang menj adi prioritas
nasional
C. dikenalluas dan biasa digunakan oleh masyarakat
D. luput dari kesalahan perhitungan seperti pada kriteria profitabilitas
komersial

5) Proyek besar yang membutuhkan dukungan pemerintah baik modal


maupun fasilitas infrastrukturnya biasanya menggunakan kriteria
keputusan ....
A. intensitas faktor
B. profitabilitas ekonomi nasional
e EKMA431 1/MODUL 1 1.47

C. luas dan kompleksitas proyek


D. profitabilitas komersial semata

6) Proyek yang memiliki tingkat probabilitas tertinggi untuk diterima dan


didukung oleh pemerintah pada PELIT A I adalah proyek ....
A. pendirian pabrik mobil
B. pendirian pabrik pupuk urea
C. pendirian pabrik pakaian j adi
D. pembuatan pabrik pesawat terbang

7) Tidak didirikannya pabrik minuman beralkohol di daerah Aceh terutama


berdasarkan pertimbangan ....
A. politik
B. ekonomi
C. hukum
D. agama dan kepercayaan

8) Salah satu hal yang tidak menjadi kelemahan jika kita menggunakan
kriteria intensitas faktor saat menilai kelayakan proyek adalah ....
A. kriteria intensitas faktor tidak dapat dijadikan satu-satunya kriteria
keputusan investasi
B. adanya asumsi bahwa faktor-faktor lain dianggap tetap tidak
berpengaruh dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dijadikan
faktor
C. kurang diperhatikannya pengaruh faktor-faktor lain yang mungkin
dapat mengurangi nilai proyek
D. kriteria intensitas faktor ini biasanya tidak mempertimbangkan
profitabilitas komersial

9) Berdasarkan kriteria intensitas faktor suatu proyek dinilai lebih layak


untuk dilaksanakan dibandingkan dengan proyek lain dengan biaya yang
sama, proyek tersebut mempekerjakan tenaga kerja yang lebih banyak,
kriteria keputusan tersebut adalah merupakan kriteria intensitas ....
A. modal
B. bahan baku
C. tenaga kerja
D. teknologi
1.48 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

10) Berikut ini pemyataan yang paling tepat tentang profitabilitas komersial
adalah kriteria ....
A. yang paling tepat untuk mengukur nilai bersih suatu proyek terhadap
perekonomian nasional
B. yang mengukur rate of return proyek dalam kaitannya sebagai
perusahaan komersial
C. keputusan investasi yang mendasarkan pada pertimbangan
sumbangan proyek terhadap perekonomian nasional dalam
menampung tenaga kerja
D. keputusan proyek yang mempertimbangkan faktor sumbangan
devisa dari proyek tersebut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 5 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah j awaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 5.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 5, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.49

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) D. Hal yang bukan termasuk dalam pengertian proyek menurut studi
kelayakan bisnis adalah membangun rumah tinggal untuk
kepentingan pribadi.
2) C. Penerimaan pajak bukan termasuk kriteria dalam menilai kelayakan
proyek bagi proyek yang berorientasi laba.
3) C. Meningkatnya gaya hidup mewah bukan termasuk manfaat
industrialisasi.
4) A. Mengimpor teknologi yang mutakhir dari negara maju, diperlukan
untuk mendukung industrialisasi terutama untuk menghasilkan
produk berkualitas untuk diekspor.
5) B. Berdasarkan alasan pendiriannya proyek dapat dibagi menjadi
proyek yang berorientasi laba dan proyek yang berorientasi nonlaba.
6) D. Proyek penyamakan kulit di Yogyakarta memiliki tingkat
probabilitas keberhasilan tertinggi di antara alternatif lainnya karena
didukung oleh bahan mentah dan pasar bagi proyek tersebut.
7) B. Analisis yang digunakan untuk menentukan kapasitas pabrik yang
paling efisien adalah analisis aspek teknis.
8) B. Kebijakan saluran distribusi termasuk dalam salah satu bauran
pemasaran yang biasanya dianalisis dalam aspek pemasaran.
9) C. Penentuan tingkat kualitas produk termasuk dalam kebijakan bauran
pemasaran dalam analisis aspek pasar.
10) C. Keberhasilan sebuah proyek yang berorientasi lab a biasanya
ditentukan dalam bentuk tingkat keuntungan yang diharapkan.

TesFormatif2
1) A
2) B
3) C. Sebagai fungsi pengawasan studi kelayakan dapat digunakan untuk
mengevaluasi apakah basil yang diperoleh telah sesuai dengan yang
direncanakan.
4) B. Naik suku bunga pinjaman termasuk ke dalam risiko keuangan
proyek, bukan risiko bisnis.
1.50 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

5) B. Perhitungan-perhitungan dalam studi kelayakan mungkin berbeda


dari kenyataan yang sebenamya karena melibatkan adanya
perkiraan-perkiraan dan asumsi tertentu.
6) D. Tingkat risiko keuangan perusahaan sangat dipengaruhi oleh
proporsi utang dan modal dalam perusahaan.
7) D. Risiko dapat diartikan sebagai pencapaian pelaksanaan kurang dari
yang telah direncanakan sebelumnya.
8) B. Cara yang paling mungkin dilakukan untuk menghadapi
ketidakpastian adalah membuat perhitungan-perhitungan yang
realistis dan konservatif.
9) C. Menunggaknya bunga pinjaman termasuk ke dalam risiko keuangan
perusahaan.
10) C. Studi kelayakan bisnis merupakan rene ana yang dibuat serealistis
mungkin berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Tes Formatif 3
1) A. Tujuan utama perusahaan pencari laba adalah untuk mendapatkan
keuntungan maksimum dari berbagai alternatif proyek yang ada.
2) C. Pembangunan pabrik untuk kepentingan militer bukan termasuk
proyek yang berorientasi laba.
3) B. Alasan utama pemerintah melaksanakan proyek gas dan minyak
bumi adalah untuk menghindari adanya monopoli pihak swasta
terhadap produk yang menghidupi hajat orang banyak.
4) D. Meskipun tidak berorientasi laba perusahaan bukan pencari laba
tetap harus menjalankan proyek secara efisien untuk menghemat
pengeluaran sehingga proyek tersebut dapat memberikan manfaat
lebih banyak dan lebih lama kepada masyarakat.
5) B. Alasan utama pemerintah menyerahkan sebagian proyek fasilitas
social overhead karena pemerintah tidak dapat melaksanakan
proyek tersebut secara efisien bukan karena pemerintah tidak
memiliki dana yang cukup.
6) D. Permintaan pasar yang tinggi tidak dapat menjamin tingginya
keuntungan yang mungkin diperoleh oleh proyek tersebut.
7) C. Kecenderungan proyek yang berorientasi laba adalah memperoleh
keuntungan tertentu dengan biaya sekecil-kecilnya sesuai dengan
prinsip ekonomi.
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 51

8) C. Pihak swasta menghindari proyek yang terlalu besar bukan karena


mereka tidak memiliki dana yang dibutuhkan, tetapi lebih
disebabkan oleh risiko yang mungkin timbul dari proyek tersebut.
9) D. Meskipun mungkin proyek semen tersebut menguntungkan secara
komersial, tetapi yang menjadi alasan utama pemerintah
membangun pabrik semen di kawasan timur Indonesia adalah untuk
mengantisipasi pembangunan di kawasan tersebut.
10) A. Banyaknya tujuan yang kadang saling bertentangan antarberbagai
pihak yang berkepentingan dalam proyek pemerintah sering
menimbulkan berbagai konflik kepentingan berbeda dengan proyek
swasta yang lebih menekankan pada satu tujuan yang hendak
dicapai, yaitu keuntungan.

Tes Formatif 4
1) C. Karyawan bukan merupakan pihak yang berkepentingan secara
langsung terhadap hasil analisis studi kelayakan suatu proyek.
2) B. Bagi investor atau calon investor faktor-faktor utama yang menjadi
alat untuk menilai kelayakan sebuah proyek adalah tingkat
keuntungan, besarnya tingkat pengendalian terhadap proyek
nantinya serta tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan besarnya
tingkat subsidi merupakan urusan pemerintah.
3) C. Studi kelayakan yang dibuat oleh pihak ketiga atau konsultan
memiliki kelebihan dibandingkan jika dibuat sendiri karena
biasanya lebih objektif, lebih akurat dan lebih dapat dipercaya oleh
calon kreditor, akan tetapi biasanya memerlukan biaya yang lebih
besar dibanding jika kita melakukan studi kelayakan sendiri.
4) B. Tujuan utama pihak kreditor melakukan studi kelayakan proyek
adalah untuk menentukan diberikan tidaknya pinjaman bagi proyek
yang bersangkutan.
5) D. Pemerintah tidak berkepentingan secara langsung terhadap besarnya
tingkat keuntungan yang akan diterima oleh investor.
6) B
7) A
8) D
1.52 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Tes Formatif 5
1) C. Besarnya jumlah tenaga kerja bukan merupakan kriteria utama bagi
investor untuk menilai kelayakan sebuah proyek.
2) B. Negara berkembang, seperti Vietnam biasanya merniliki sumber
daya manusia yang banyak, sedangkan sumber daya modal lebih
terbatas sehingga faktor banyaknya sumber daya manusia yang akan
bekerja dalam proyek tersebut menjadi salah satu faktor yang
penting dalam menilai kelayakan usaha tersebut.
3) C. Proyek perkebunan kelapa sawit yang bertujuan untuk ekspor akan
mendatangkan valuta asing bagi pemerintah.
4) A. Salah satu kelebihan kriteria profitabilitas ekonorni adalah
dipertimbangkannya berbagai hal non ekonornis, seperti dampak
terhadap lingkungan hidup, kehidupan sosial dan aspek lainnya.
5) B. Untuk proyek-proyek besar yang membutuhkan dana dan fasilitas
infrastruktur dari pemerintah biasanya menggunakan kriteria
profitabilitas ekonomi nasional karena pemerintah berkepentingan
terhadap kontribusi proyek tersebut terhadap ekonorni nasional
secara keseluruhan.
6) B. Pada mas a PELIT A I sasaran pembangunan bangsa Indonesia
adalah sektor pertanian dan industri pendukung pertanian, industri
pupuk urea merupakan industri pendukung pertanian sehingga
merniliki probabilitas yang paling tinggi di antara proyek-proyek
lainnya.
7) D. Daerah Aceh merupakan daerah yang mayoritas penduduknya
merniliki adat dan kepercayaan Islami sehingga proyek minuman
beralkohol yang dihararnkan dalam kepercayaan Islam tidak akan
mendapat dukungan dari penduduk setempat sehingga sulit untuk
didirikan.
8) D. Semua proyek bisnis tentu akan memperhatikan tingkat
profitabilitas komersialnya dan tidak tergantung kriteria keputusan
apa yang dipakai untuk menilai kelayakan proyek tersebut.
9) C. Intensitas tenaga kerja adalah termasuk kriteria intensitas faktor.
Kriteria intensitas faktor tenaga kerj a menilai proyek yang baik
adalah proyek yang menggunakan tenaga kerja terbanyak
dibandingkan yang lain.
10) B.
e EKMA431 1/MODUL 1 1. 53

Daftar Pustaka

Bryoe, Murray D. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating


Economic Growth. McGraw-Hill Book Co.

David S. Clifton and E. Fyfee. (1977). Project Feasibility Study: A Guide to


Profitable New Ventures. Singapore: John Wiley.

Gray, Clive, Lien K. Sabur, P Simanjuntak, P.F.L. Maspaitella. (1987).


Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis-Manajemen, Metode dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

Lukman D. Wijaya. (1983). Sponsor Proyek dan Manajemen. Makalah pada


Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

_____ . (1983). Evaluasi Kemanfaatan Ekonomi dan Sosial. Makalah


pada Development Banking Courses. Jakarta: Uppindo.

Murray D. Bryce. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating


Economic Growth. International Student. Tokyo: McGraw-Hill Book.

Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktik. Jakarta:
Pustaka Binaman.

Suad Husnan, M.B.A. (1986). Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik, dan
Penyusunun Laporan. Yogyakarta: Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi.

_____ . (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Sukama Hasan. (1983). Pokok-pokok Aspek Hukum dalam Penilaian Proyek.


Makalah pada Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

Kembali ke Daftar
., lsi
MDDUL 2

Penilaian Aspek Pasar dan Pemasaran


Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

PENDAHULUAN

nalisis dan penilaian aspek pasar merupakan salah satu penilaian yang
penting dalam rangka menilai kelayakan suatu proyek atau perusahaan.
Gagasan proyek biasanya timbul karena pemilik gagasan melihat adanya
kesempatan pasar yang masih terbuka. Banyak proyek tidak berhasil karena
mengabaikan aspek pasar tersebut terutama proyek-proyek yang dibangun
karena alasan politis, prestis dan bukan alasan ekonomis. Jika proyek
didirikan karena terutama alasan ekonomis, sangat penting untuk
mengadakan analisis dan penilaian aspek pasar dengan sebaik-baiknya agar
biaya yang telah dikeluarkan untuk pendirian proyek tidak sia-sia.
Di dalam penilaian aspek pasar dan pemasaran akan dibahas antara lain
cara mencari dan memilih gagasan proyek, memperkirakan luas pasar yang
diminta dan pasar yang tersedia. Hal ini perlu untuk mengetahui posisi
perusahaan dalam industri guna merencanakan volume penjualan. Selain itu,
diungkapkan pula analisis persaingan, dan strategi untuk memasarkan produk
proyek.
Setelah mempelajari modul ini, Anda akan dapat menggunakan teknik-
teknik yang dipelajari untuk melakukan analisis dan penilaian aspek pasar.
Selain itu, Anda akan mampu merencanakan strategi pemasaran untuk
merealisasi rencana yang telah disusun dan dinilai.
Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu:
1. menjelaskan cara-cara mencari dan memilih gagasan proyek;
2. melakukan pengukuran luas pasar potensial;
3. menjelaskan teknik-teknik meramal pasar yang akan datang;
4. menyusun strategi pemasaran usaha apabila rencana investasi
dilaksanakan.
2.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 1

Mencari dan Memilih Gagasan Proyek

enelitian mengenai macam produk potensial yang menguntungkan


(profitable) merupakan langkah awal bagi keberhasilan pelaksanaan
proyek. Banyak contoh menunjukkan bahwa ide produk yang tepat dapat
menjadi faktor yang paling penting bagi keberhasilan sebuah proyek bisnis.
Kunci sukses dalam sebuah proyek bisnis adalah "Memasuki bisnis yang
tepat pada saat yang tepat".
Para pengusaha biasanya telah memiliki gagasan produk dalam
benaknya. Terkadang mereka terlalu yakin dengan gagasannya dan
menyebabkan proyek mereka gagal hanya karena mereka gagal menilai
seluruh potensi proyek secara aktif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
peluang kesuksesan sebuah proyek, sebanyak mungkin kriteria harus
dipertimbangkan dalam menentukan gagasan produk sebelum melangkah
pada analisis kelayakan yang lebih rinci.
Kesalahan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasar akan berakibat
produk yang ditawarkan tidak mendapatkan respon dari calon konsumennya.
Kesalahan tersebut akan mengakibatkan kegagalan proyek karena tidak ada
penghasilan yang memadai untuk mengembalikan dana yang diinvestasikan.
Di samping itu, jenis produk yang akan ditawarkan berkaitan dengan
penelitian pasar. Melalui penelitian pasar akan diperoleh berbagai informasi
yang sangat penting, misalnya selera konsumen, atribut produk yang
diperhatikan dan sebagainya.
Dalam modul ini akan dibahas pendekatan yang sistematis untuk
menumbuhkan gagasan-gagasan proyek yang akan dilaksanakan. Selain itu
dibahas pula cara memilih gagasan yang dianggap mempunyai kesempatan
lebih besar untuk berhasil.

A. KRITERIA PEMILIHAN PRODUK

Sebelum mempertimbangkan cara mendapatkan ide atau gagasan


proyek, lebih dahulu perlu meneliti beberapa persyaratan yang dibutuhkan
bagi keberhasilan suatu produk. Pertama, adalah usaha baru harus benar-
benar mempunyai pasar yang cukup sehat (ada permintaan yang cukup baik
dalamjangka panjang) agar dapat bertahan lama. Langkah selanjutnya adalah
e EKMA431 1/MODUL 2 2.3

mencari jenis produk yang diperlukan di pasar tersebut. Penelitian tentang


jenis produk yang diperlukan pasar dapat dilakukan dengan kriteria sebagai
berikut:

1. Produk untuk Kebutuhan yang Belum Dipenuhi


Kondisi tersebut dapat terj adi dengan beberapa alas an:
a. tak seorang pun mengetahui cara membuat produk yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhannya;
b. kebutuhan yang belum disadari (unrecognized) dan belum dikembangkan;
c. kebutuhan itu sendiri yang belum ada dan harus diciptakan.

Banyak produk baru, baik barang maupun jasa termasuk dalam salah
satu dari tiga kategori di atas. Kebutuhan akan mesin hitung atau kalkulator
kecil, misalnya sudah timbul sebelum teknologinya ditemukan. Ketika
teknologi mesin hitung sudah tersedia dan produk tersebut mulai
diperkenalkan maka penjualan mesin hitung jauh melonjak hingga melebihi
perkiraan produsen yang paling optimis sekalipun. Air mineral dalam
kemasan merupakan contoh produk yang pada mulanya tidak disadari
masyarakat sebagai kebutuhan. Produsen berhasil meyakinkan masyarakat
bahwa mereka membutuhkan air yang bersih, sehat dan praktis untuk dibawa
ke mana-mana. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
produk dan pengembangan pasar mutlak diperlukan karena kedua hal
tersebut merupakanjaminan bagi keuntungan yang potensial.

2. Produk untuk Memenuhi Kebutuhan Pasar yang Sudah Ada


Produk jenis ini diciptakan untuk memenuhi kelebihan permintaan atas
penawaran. Permintaan potensial atas produk jauh lebih besar dibandingkan
dengan kapasitas penawaran yang ada. Produk dapat berupa produk sejenis
dengan produk yang sudah ada di pasar. Dalam kondisi tersebut, produsen
secara normal akan meningkatkan outputnya untuk memenuhi permintaan
yang belum terpenuhi dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti
kapasitas, tersedianya bahan baku, teknologi, tenaga kerja, modal dan faktor
produksi lainnya.
Sebagai contoh, kebutuhan akan helm pengaman. Diberlakukannya
peraturan wajib pemakaian helm pengaman bagi pengendara kendaraan
bermotor roda dua dan kendaraan terbuka, berarti akan ada kenaikan
permintaan helm yang meningkat. Misalnya, diperkirakan lOo/o dari jumlah
2.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

penduduk Indonesia mengendarai kendaraan bermotor. Apabila jumlah


penduduk Indonesia saat ini 200 juta jiwa, berarti terdapat kurang lebih 20
juta orang pengendara kendaraan bermotor. Andai kata kapasitas industri saat
ini rata-rata tiga juta buah per tahun, berarti masih terbuka kesempatan untuk
mendirikan usaha semacam ini. Diperkirakan keuntungan yang dapat
diharapkan dari setiap unit penjualan helm pengaman tersebut Rpl.OOO,OO
dan pangsa pasar (market share) yang diharapkan dapat dicapai sebesar 30%
maka proyek helm diharapkan akan mampu memberikan margin sebesar
30% x 20 juta x Rpl.OOO,OO = Rp6.000.000.000,00.
Faktor lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan pembuatan helm
pengaman adalah tingkat pertumbuhan pasar dan kenaikan daya beli
masyarakat. Pembangunan yang sedang dilaksanakan diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga akan mempengaruhi
tingkat permintaan terhadap kendaraan bermotor. Apabila tingkat
kesejahteraan masyarakat meningkat, permintaan helm pengaman diharapkan
akan meningkat.

3. Produk dapat Bersaing dengan Produk yang Sudah Ada karena


Adanya Beberapa Kelebihan
Kelebihan yang dimaksud dapat berupa:
a. desain lebih bag us, tampilan lebih baik, kualitas lebih baik dan
mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantages);
b. harga lebih murah, memiliki keunggulan biaya (cost advantages) seperti
biaya produksi, biaya distribusi, dan biaya pemasaran. Penurunan biaya
dapat dicapai dengan meningkatkan efisiensi perusahaan, seperti
penekanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transportasi,
biaya modal. Selain itu, penurunan biaya juga dapat terjadi karena
campur tangan pemerintah, seperti pengenaan tarif, pembebasan pajak
yang dimaksudkan untuk melindungi produsen dari barang impor
• •
seJents.

B. USAHA MENUMBUHKAN GAGASAN

Suatu gagasan atau ide usaha yang bagus merupakan kunci emas bagi
keberhasilan usaha. Ada suatu pendapat yang mengemukakan bahwa ide
produk yang baik hanya dapat diperoleh melalui penelitian yang terorganisir
dan akan menghabiskan banyak waktu. Seorang usahawan (entrepreneur)
e EKMA431 1/MODUL 2 2.5

tidak hanya mencari terobosan teknologi yang mendasari proses pembuatan


produk, tetapi juga situasi yang tepat untuk melakukan investasi yang
memberikan keuntungan. Terdapat banyak altematif pilihan bagi usahawan
atas gagasan yang dimilikinya. Akan tetapi, masalah yang dihadapi para
usahawan adalah bagaimana mengembangkan dan memilih gagasan yang
dipandang akan berhasil jika dilakukan.
Satu pertanyaan yang kerap kali muncul berkaitan dengan
pengembangan gagasan adalah; Bagaimana kesempatan-kesempatan usaha
dapat diidentifikasi? Karger dan Murdick menyarankan dua pendekatan kunci
(1) mencari kebutuhan dan membuat produk untuk memuaskan kebutuhan
tersebut atau (2) mendapatkan ide produk dan kemudian menentukan
kebutuhan.

1. Mencari Kebutuhan
U saba mengembangkan gagasan dapat dilakukan dengan
mengembangkan kebutuhan. Mencari dan mengidentifikasi kebutuhan
masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan informasi yang
menunjukkan kemungkinan kebutuhan. Pendekatan ini mensyaratkan
tersedianya data dan analisis yang mendalam sehingga kita harus menggali
informasi yang relevan bagi pengembangan gagasan kebutuhan itu.
Kebutuhan itu mungkin sudah dipenuhi, namun dengan cara yang tidak
efisien, misalnya dengan harga yang tinggi atau kebutuhan tersebut belum
dipenuhi sama sekali. Terdapat beberapa cara untuk mengembangkan
gagasan dengan mencari alternatif kebutuhan seperti berikut ini:

a. Mempelajari industri yang ada


lnformasi industri (nama, alamat, waktu pendirian, kantor pusat, produk
yang dibuat, jumlah tenaga kerja dan informasi lain tentang industri), baik di
Indonesia maupun di negara lain, memberikan gambaran tentang:
1) kebutuhan yang dipenuhi bukan oleh industri lokal atau produk yang
masih diimpor;
2) mengapa produk tersebut tidak diproduksi di dalam negeri, dan ini
berarti ada kesempatan untuk memenuhi permintaan;
3) berapa besar kesempatan pasar yang masih ada atau pemenuhan
kebutuhan, seperti subkontrak komponen, peralatan, suku cadang dan
jasa yang mungkin dapat dipenuhi dengan harga yang lebih rendah.
2.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

b. Menganalisis kebutuhan input dan output industri yang sudah ada


Bagi para pimpinan perusahaan dapat mencari peluang usaha dengan
mempelajari berbagai input yang diperlukan oleh industri-industri yang
sudah ada. Dari studi semacam ini akan diperoleh beberapa peluang, seperti:
1) memproduksi jenis-jenis bahan baku, komponen-komponen yang
diperlukan oleh berbagai usaha, tetapi selama ini belum dapat dipenuhi;
2) mendirikan usaha dengan spesialisasi pada pembuatan komponen untuk
beberapa industri karena dengan demikian terbuka kesempatan untuk
dapat memproduksi dengan biaya yang rendah karena skala produksi
yang ekonomis.

Selanjutnya, dengan mempelajari hubungan input-output, dapat


diketahui keterkaitan antarsektor di dalam perekonomian negara. Mengetahui
bagaimana output suatu sektor didistribusikan ke sektor lain sebagai input.
informasi ini akan memberi arah adanya kesempatan usaha karena
keterkaitan input-output dalam industri tersebut.

c. Analisis pertumbuhan penduduk dan data demografi


Kebutuhan bermacam-macam produk, sangat erat kaitannya dengan
proyeksi jumlah dan pertumbuhan serta demografi penduduk. Misalnya, baby
boom pada tahun 1950-an mendorong pertumbuhan pasar kebutuhan anak-
anak, seperti mainan, kebutuhan sekolah, pakaian anak. Di Indonesia, tingkat
pertumbuhan penduduk rata-rata 2,19% per tahun memberi indikasi adanya
permintaan akan kebutuhan anak-anak yang meningkat sekitar 2%. Selain itu
dengan mengetahui demografi penduduk, dapat dilakukan pembagian pasar
(segmentasi pasar) yang heterogen ke dalam pasar yang lebih homogen
sebagai target yang ingin dikuasai. Pembagian seperti itu dapat dilakukan
atas dasar jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendapatan atau letak
geografisnya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis (spesifikasi) produk yang
akan ditawarkan.

d. Studi rencana pengembangan wilayah


Organisasi pengembangan industri di semua negara/wilayah berusaha
merencanakan dan mempercepat pembangunan industri dan pertumbuhan
ekonomi. Organisasi tersebut melakukan analisis terhadap sumber daya yang
tersedia, dan kelemahan setiap wilayah untuk pengembangan industri serta
mengidentifikasi kesempatan usaha yang mungkin dapat dilaksanakan.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.7

Badan-badan perencanaan pembangunan (BAPPENAS dan BAPPEDA)


bertugas melakukan studi kelayakan pendahuluan kemudian menawarkannya
kepada para pengusaha untuk kemudian melaksanakannya. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa dengan melihat rencana pengembangan wilayah maka
akan diperoleh informasi tentang kesempatan yang ada. Misalnya, apabila di
suatu daerah direncanakan akan dibangun perumahan sejumlah 1000 unit,
berarti terbuka kesempatan untuk mendirikan usaha di bidang kebutuhan
bangunan bagi pembuatan perumahan tersebut.

e. Ana/isis perubahan sosial


Masyarakat selalu mengalami perubahan yang mengakibatkan perubahan
nilai sosial, sedangkan nilai dan sistem nilai itu sendiri selalu bersifat
dinamis. Sebagai contoh, perubahan strata masyarakat dari golongan bawah
ke golongan menengah dan atas, akan mempengaruhi kebutuhan mereka,
seperti rekreasi, barang-barang status. Ini merupakan tanda adanya pasar
akan produk tersebut.
Meningkatnya kriminalitas juga menumbuhkan usaha baru, seperti jasa
anjing pelacak, alarm, kunci rahasia untuk menghindari pencurian. Bagi
pengusaha yang berpengalaman tentu akan lebih cepat melihat peluang-
peluang yang ada dibandingkan dengan pengusaha baru.

f Studi dampak undang-undang baru


Pengendalian oleh pemerintah kerap kali berpengaruh terhadap usaha
dan tidak jarang menumbuhkan kesempatan-kesempatan usaha baru. Sebagai
contoh adalah peraturan mengenai perlindungan konsumen, kesehatan,
keamanan dan ketenagakerjaan, yang semuanya mengharuskan perusahaan
beroperasi secara efisien dan ekonomis.
Contoh lain, dengan adanya debirokrasi dan deregulasi sektor perbankan,
mengharuskan setiap lembaga keuangan untuk beroperasi secara efisien.
Diberlakukannya undang-undang keselamatan kerja memberikan peluang
bagi kebutuhan sarana keselamatan pekerja. Selain itu, undang-undang hak
cipta juga memberikan kesempatan baru karena adanya jaminan atas basil
karya seseorang.

2. Mendapatkan Ide Produk


Apa yang telah kita pelajari pada bagian sebelumnya menyarankan
kepada kita bagaimana caranya mengembangkan "kebutuhan" untuk
2.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

mendapatkan gagasan "produk". Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara


yang akan bermanfaat untuk mendapatkan gagasan produk dengan
pendekatan menciptakan produk lebih dahulu kemudian mengembangkan
kebutuhan.

a. Meneliti materiallokal dan sumber daya lainnya


Cara terbaik untuk menumbuhkan ide produk adalah dengan meneliti
tersedianya sumber daya lokal. Apabila semula sumber daya tersebut dijual
ke daerah lain untuk proses lebih lanjut, sedangkan pengusaha hanya
mendapatkan keuntungan kecil, mengapa sekarang tidak kita produksi saja di
tempat itu. Sebagai contoh adalah Indonesia yang merupakan pengekspor
rotan terbesar di dunia karena menguasai 80% supply rotan dunia, tetapi dari
ekspor tersebut Indonesia hanya mendapatkan keuntungan sebesar 20%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebenarnya ada kesempatan besar usaha di bidang
industri pengolahan rotan ini.
Selain itu dengan mengetahui adanya bahan baku lokal yang cukup, kita
dapat menerapkan teknologi baru sehingga tercipta produk yang baru.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu menciptakan kesempatan
usaha baru. Misalnya, limbah pabrik tebu berupa sisa penggilingan dapat
diproses lebih lanjut menjadi produk makanan ternak.

b. Mempelajari substitusi impor


Informasi tentang adanya permintaan di dalam negeri, akan
diperoleh dengan mempelajari daftar impor. Ada beberapa keuntungan yang
diperoleh dengan mendirikan perusahaan untuk produk-produk yang semula
diimpor, antara lain:
1) menciptakan kesempatan kerja baru;
2) mengurangi ketergantungan kita kepada negara lain;
3) meningkatkan kemampuan industri dalam negeri;
4) menjaga agar modal tidak lari ke luar negeri dan memperbaiki neraca
pembayaran upah;
5) dengan membuat produk tersebut di dalam negeri maka akan
mendapatkan nilai tambah.

Di samping itu, apabila tersedia cukup bahan baku di dalam negeri, akan
lebih menguntungkan memproduksi produk yang semula diimpor tersebut di
dalam negeri. Hal ini disebabkan karena dapat menghemat biaya transportasi,
e EKMA431 1/MODUL 2 2.9

biaya tenaga kerja yang relatif lebih rendah sehingga harga pokok produksi
per unit lebih rendah.

c. Studi lokal skill dan implikasi teknologi baru


Tersedianya tenaga kerja dengan keterampilan yang dimiliki merupakan
pertimbangan lain bagi didirikannya suatu usaha yang sesuai. Misalnya,
industri barang-barang kerajinan untuk memenuhi pasar wisata.
Kemajuan teknologi membawa pengaruh terhadap beberapa produk.
Sebagai contoh, ditemukannya komputer akan membawa dampak tersendiri
bagi industri mesin hitung (kalkulator), jam digital, perlengkapan komunikasi
dan masih banyak lagi. Hal ini disebabkan karena komputer memungkinkan
untuk membuat desain baru yang lebih baik, cara produksi yang lebih cepat
dan efisien, pengawasan yang lebih baik, dan bahkan robotisasi yang sangat
membantu bagi industri yang berbahaya untuk keselamatan kerja apabila
dilakukan dengan tenaga manusia.

d. Menggunakan daftar industri


Daftar industri seperti klasifikasi standar industri (standard industrial
classification) sangat membantu bagi inovasi produk-produk baru yang
mempunyai kaitan dengan produk yang sudah ada atau produk yang benar-
benar baru. Terdapat beberapa tindakan untuk membantu proses kreativitas
penciptaan produk baru, yaitu:
1) modifikasi, produk yang sudah ada dalam beberapa segi, seperti warna,
ketajaman, suara, gerak, manfaat;
2) menyusun kembali, dalam hal komponen, skedul, pola rangkaian,
langkah;
3) memperbesar, jumlah unit, tindakan, harga, lebih besar, lebih tinggi;
4) mengurangi, yang dapat dilakukan dengan cara: menghilangkan,
memperpendek, membagi atau memperkecil produk yang sudah ada;
5) kombinasi, unit, ide-ide, ensembles, campuran, golonganlmacam-
macam campuran;
6) substitusi, power, pendekatan proses, bahan-bahan, atau unsur yang
dipergunakan dalam pembuatan produk;
7) mengubah, secara keseluruhan, hubungan, antarproduk atau
memunculkan kembali produk baru, manfaat baru.
2.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Dengan mempelajari klasifikasi standar industri, dimungkinkan untuk


melakukan beberapa hal di atas sehingga seseorang akan memperoleh
kesempatan mengembangkan produk jenis baru atau produk yang sifatnya
hampir sama dengan produk lama.

e. Penerbitan berbagai gagasan (jurnal, buletin)


Terdapat banyak penerbitan yang bermanfaat bagi ide pengembangan
produk yang dapat diperoleh di perpustakaan, antara lain berikut ini.
1) International New Products Newsletter, 24 Brockett Place,
Marblehead, Mass.
2) Design New Annual, Cahners Publishing Co. Inc., 221 Columbus Ave.,
Boston, Mass. 021 16.
3) New Product News, Dancer, Fitzgerald, Sample, 347 Madison Ave.,
New York 10017.
4) Products List Circular, Available from Patent Exchange, Inc., 26
Broadway, New York 10004.
5) Patent Abstract Series, US Patent Office, Department of Commerce,
2021 Jefferson Davin Highway, Washington, D.C. 22202.
6) Significant NASA Inventions Available for Licencing in Foreign
Countries, Available from the superintendent of Document, US
Government Printing Office, Washington, D.C. 20402.

3. Ide (Gagasan) dan Usahawan


Apa pun pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan ide atau
gagasan usaha, pada akhirnya usahawan harus memilih dengan pasti yang
konsisten dengan keinginannya, objektif dan sanggup melakukannya.
Peluang bisnis yang nyata memiliki tiga faktor:
a. sesuai atau cocok, artinya peluang bersifat pribadi, tergantung
kemampuan, latihan dan kata hati;
b. access, artinya usahawan tersebut mampu melaksanakannya. Dia
mengetahui cara mendapatkan perizinan, menyelesaikan masalah
keuangan, produksi;
c. potensial, artinya usaha yang akan dilakukan harus mampu menawarkan
prospek pertumbuhan yang cepat dan memberikan keuntungan investasi
yang tinggi.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.11

Agar diperoleh usaha yang cocok, para usahawan hendaknya memulai


dan mengikuti analisis sebagai berikut.
1) Jenis pekerj aan apa yang paling dinikmati saat ini?
2) Produk-produk apa dan proses yang bagaimana yang paling diketahui?
3) Apa kegemaran dan hobi yang sering dilakukan?
4) Hal-hal apa saja yang selalu ingin dilakukan jika tidak sibuk untuk
mendapatkan penghasilan?
5) Apakah tujuan yang paling penting dalam usaha? mandiri, kebebasan,
ataukah keuntungan materi (financial gain)?
6) Manakah ide-ide yang muncul dari jawaban jawaban pertanyaan nomor
(1) sampai dengan (4) yang sesuai dengan tujuan pada jawaban
pertanyaan nomor (5).

C. MELAKUKAN PEMILIHAN GAGASAN PROYEK DAN STUDI


KELAYAKANPENDAHULUAN

Daftar pertanyaan seperti yang telah dijelaskan dapat dikembangkan


menjadi suatu daftar pertanyaan kesempatan usaha yang potensial. Namun,
tidak realistis melakukan studi kelayakan secara mendalam untuk semua ide
yang dikembangkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyaringan awal
(preliminary screening) untuk menghilangkan beberapa ide atau gagasan
yang dinilai memiliki kemungkinan yang relatif kecil.
Untuk melaksanakan penyaringan awal tersebut dapat dilakukan melalui
dua tahap, ( 1) menyeleksi ide atau gag as an atas dasar "terus" atau "tidak",
(2) dilanjutkan dengan memilih gagasan yang memberikan jawaban tidak
atas beberapa pertanyaan berikut ini.
1. Apakah ada pembatasan, monopoli, kelemahan-kelemahan yang
mengakibatkan faktor produksi tidak tersedia dengan harga yang wajar?
Contoh: skill, energi, bahan khusus, perlengkapan, proses dan teknologi.
2. Apakah persyaratan kebutuhan modal tidak akan dapat dipenuhi?
Seandainya proyek tersebut memerlukan modal dalam jumlah yang
relatif terlalu besar, dan tidak tersedia maka tidak ada alasan lain untuk
melanjutkan proyek tersebut.
3. Apakah dampak lingkungan yang terjadi berlawanan dengan peraturan
pemerintah atau kepentingan umum? Misalnya, masalah pencemaran,
polusi udara, kebisingan, pengaruh limbah, dan masih banyak lagi.
2.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4. Apakah proyek tersebut tidak sesuai dengan kebijakan nasional, tujuan


dan pembatasan-pembatasan? Misalnya, pembatasan impor, persyaratan
pertukaran val uta asing, peraturan ketenagakerj aan dan rene ana
industrialisasi.
5. Apakah monopoli dalam industri yang akan menghambat masuknya
perusahaan baru, khususnya yang lebih kecil? Adanya monopoli,
berbagai strategi akan sulit dilakukan.
6. Apakah terdapat faktor-faktor penghambat usaha pemasaran atas produk
perusahaan, seperti distribusi yang sulit ditembus.
7. Apakah proyek tersebut tidak cocok dengan industri yang sudah ada atau
rencana industri sebelumnya?

Apabila ada satu jawaban YA pada minimal satu pertanyaan di atas


maka ide atau gagasan proyek tersebut sebaiknya dihilangkan dari proses
penilaian selanjutnya sehingga yang akan diproses lebih lanjut adalah
gagasan-gagasan proyek yang jawaban atas ketujuh pertanyaan di atas adalah
TIDAK.

1. Perbandingan Berbagai Ide Produk


Setelah menghilangkan ide usaha yang tidak lolos pada tahap
penyaringan awal, berikut akan dijelaskan cara memilih gagasan yang
terbaik. Gagasan terbaik selanjutnya dipilih untuk dianalisis lebih mendalam
dalam suatu studi kelayakan. Pendekatan yang dilakukan untuk memilih
gagasan terbaik adalah dengan mempelajari berbagai faktor yang harus
dipertimbangkan serta membandingkannya dengan gagasan proyek lainnya.
Banyak bahan bacaan yang hanya menyajikan suatu usaha yang berhasil saja,
sementara analisis tentang faktor penyebab kegagalan usaha jarang dijumpai.
Ada sementara pendapat menyatakan bahwa kegagalan perusahaan sebagian
besar disebabkan oleh faktor manajemen yang lemah. Selanjutnya memberi
gambaran tentang beberapa kasus yang menyebabkan kegagalan produk baru
mencapai tingkat penjualan yang menguntungkan:
a. kelemahan disain dan pengembangan produk;
b. kegagalan untuk menganalisis pasar secara realistik dan mengestimasi
permintaan;
c. kurangnya usaha pemasaran dan distribusi.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.13

Faktor-faktor tersebut hanyalah sebagian kecil penyebab kegagalan


usaha yang dapat dipergunakan sebagai dasar penilaian ide usaha. Agar
gagasan produk dapat dilaksanakan dengan baik, gagasan tersebut harus
dapat memenuhi empat persyaratan berikut ini.

a. P asar saat ini


Maksud dari pasar saat ini ialah total jumlah permintaan saat ini.
Informasi yang dibutuhkan adalah jumlah penjualan produk dari industri
terkait saat ini. N amun, jumlah penjualan sangat tergantung pada prospek
permintaan atas produk. Estimasi prospek permintaan produk didasarkan
semata-mata atas estimasi jumlah dan jenis konsumen yang potensial dan
daya beli individu serta pola konsumsinya. Beberapa faktor yang
mempengaruhi penjualan adalah:
1) besar kecilnya pasar, yang ditunjukkan oleh jenis pembeli potensial;
2) hubungan produk dengan kebutuhan;
3) tingkat persaingan;
4) hubungan kualitas dan harga dalam kaitannya dengan produk pesaing;
5) persyaratan pelayanan atau jasa;
6) tersedianya sis tern pemasaran dan distribusi;
7) persyaratan usaha pemasaran;
8) kemungkinan untuk melakukan ekspor.

b. Pertumbuhan pasar potensial


Dari analisis pasar potensial sebagai sasarannya, harus ada prospek
pertumbuhan yang cepat serta memberikan keuntungan investasi (return on
investment) yang tinggi. Hal ini disebabkan karena dengan tingkat
pertumbuhan pasar yang cepat dan tingkat keuntungan investasi yang tinggi
maka modal yang diinvestasikan akan dapat segera kembali.
Terdapat beberapa indikator, yaitu:
1) diperkirakan ada kenaikan atas konsumen potensial;
2) adanya kenaikan atas kebutuhan;
3) kenaikan penerimaan konsumen;
4) munculnya produk baru;
5) kecenderungan ekonomi, seperti kenaikan pola konsumen yang sehat;
6) kecenderungan sosial atau politik yang mendorong konsumsi, seperti
pencanangan penggunaan produk dalam negeri;
7) memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage).
2.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

c. Biaya persaingan
Biaya produksi dan distribusi harus memungkinkan harga produk tetap
mampu bersaing di pasar dan proyek masih mampu mendapatkan keuntungan
atas penjualan produknya. Penilaian hal ini harus memperhatikan beberapa
faktor sebagai berikut.
1) Biaya berbagai bahan baku.
2) Biaya tenaga kerja.
3) Biaya distribusi.
4) Biaya pemasaran.
5) Tingkat efisiensi proses produksi.
6) Biaya asuransi, garansi.
7) Paten dan lisensi.

d. Risiko yang rendah


Tidaklah mungkin untuk melihat ke masa depan secara pasti, namun
demikian justru kemampuan usahawan untuk memproyeksikan masa depan
tersebut dan memperhitungkan risiko yang mungkin dihadapi dalam
kaitannya dengan permintaan, harga, biaya dan tingkat keuntungan.
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan terhadap kemungkinan
kejadian yang tidak menyenangkan, di antaranya:
1) kestabilan pasar dalam siklus ekonomi;
2) risiko teknologis (technological risk);
3) kompetisi impor;
4) ukuran dan kemampuan pesaing;
5) risiko kualitas dan keandalan (quality and reliability risk);
6) permintaan yang dapat diprediksi;
7) biaya investasi awal (initial investment cost);
8) kemudahan mendapatkan input;
9) peraturan dan pengawasan;
10) persyaratan persediaan;
11) permintaan musiman;
12) keeksklusivan desain (exclusiveness of design).

Terkait dengan penilaian berbagai ide-ide atau gagasan, faktor-faktor


tersebut di atas harus diberi bobot (skala nilai) bagi masing-masing alternatif
gagasan agar secara keseluruhan dapat dibandingkan untuk memilih gagasan
yang memiliki nilai terbesar. Cara semacam ini memang biasa dilakukan
e EKMA431 1/MODUL 2 2.15

pada saat kita menghadapi banyak pilihan dan harus menentukan satu pilihan
yang terbaik. Paling tidak dengan cara semacam ini, kita akan memperoleh
informasi tentang peringkat dari berbagai gagasan yang dapat kita
laksanakan, meskipun pada pilihan terakhir pengalaman usahawan akan
sangat berperan dalam penentuan pilihan tersebut. Sebagai contoh, seorang
pengusaha muda memiliki beberapa ide usaha, yaitu:
1) mendirikan kafe yang khusus menjual menu rendah kalori~
2) mendirikan usaha jasa binatu;
3) mendirikan usaha penjualan aksesoris telepon genggam~
4) membuka usaha penyewaan komputer~
5) mendirikan usaha peternakan ayam broiler.

Oleh karena tidak mungkin melaksanakan kelima ide di atas maka perlu
diadakan analisis komparatif untuk membandingkan setiap ide. Aspek-aspek
yang diperhatikan adalah:
1) kondisi pasar saat ini ~
2) prospek pertumbuhan pasar~
3) biaya us aha~
4) risiko kegagalan us aha.

Tabel 3 .1. menyajikan basil dari analisis komparatif tersebut.

Tabel 3.1.
Analisis Komparatif Ide Usaha

Ide Usaha
No. Aspek
Peter-
Kafe Binatu Aksesoris Penyewaan
nakan
A. Kondisi pasar saat ini
A.1. Besar pasar 7 7 3 8 7
A.2. Kaitan dengan 5 8 2 6 8
kebutuhan
A.3. Tingkat persaingan 8 4 6 4 5
A.4. Hubungan kualitas 6 3 8 4 4
dan harga
A.5. Kebutuhan jasa 7 1 6 8 2
pendukun~
Total 33 27 25 30 26
2.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Ide Usaha
No. Aspek
Peter-
Kafe Binatu Aksesoris Penyewaan
nakan
B. Prospek pertumbuhan pasar
8.1. Peningkatan 8 8 7 8 8
konsumen potensial
8.2. Peningkatan 8 8 8 8 8
kebutuhan
8.3. Trend ekonomi 6 4 8 6 5
8.4. Keunggulan bersaing 6 6 6 6 6
8.5. Peningkatan 5 8 6 8

penenmaan
konsumen
Total 33 34 35 36 34
C. Biaya usaha
C.1. Biaya bahan baku 8 5 8 8 5
C.2. Biaya tenaga kerja 6 7 3 3 8
C.3. Biaya penjualan 8 8 4 4 8
C.4. Biaya layanan 4 4 4 4 4
konsumen
C.5. Efisiensi proses 3 3 7 3 4
produksi
Total 29 27 26 22 29
D. Risiko kegagalan usaha
0.1. Risiko teknolo i 6 6 4 6 6
0.2. Stabilitas pasar 7 5 4 4 7
0.3. Persaingan dari ba- 4 6 3 4 8

rang 1mpor
0.4. Pengadaan masukan 4 7 8 8 4
0.5. Kontrol pemerintah 8 8 7 3 8
Total 29 32 26 25 33
Grand Total 124 120 112 113 122

Dari analisis di atas, diperoleh urutan peringkat dari setiap ide usaha,
yaitu:
1) mendirikan kafe dengan menu rendah lemak;
2) mendirikan usaha petemakan ayam broiler;
3) mendirikan usaha jasa binatu;
4) membuka us aha penyewaan komputer;
5) mendirikan usaha aksesoris.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.17

2. Studi Kelayakan Pendahuluan


Setelah dilakukan penyaringan atas berbagai gagasan proyek yang akan
dilaksanakan, selanjutnya kita hanya akan berhadapan dengan beberapa
gagasan yang memang memungkinkan untuk dilaksanakan. Untuk
memastikan hal itu dapat dilakukan suatu studi kelayakan pendahuluan
(prefeasibility study) karena studi kelayakan perusahaan yang lengkap akan
memerlukan waktu dan biaya yang mahal.
Namun demikian, studi kelayakan tetap diperlukan untuk menunjukkan
secara lebih rinci dan mendalam tentang hasil-hasil studi kelayakan
pendahuluan. Studi kelayakan diperlukan untuk lebih meyakinkan dan
memperjelas lagi temuan-temuan dalam studi pendahuluan. Adapun tujuan
dilakukannya studi kelayakan pendahuluan adalah untuk:
a. menentukan apakah diperlukan studi kelayakan secara lebih dalam lagi;
b. menentukan cara yang tepat dalam analisis pasar, kelayakan teknis dan
biaya investasi;
c. mengestimasi biaya untuk studi kelayakan yang lebih mendalam
(detailed feasibility study)

Selain ketiga tujuan tersebut, analisis kelayakan pendahuluan akan


membantu dalam membuktikan profitabilitas proyek. Di dalam studi
kelayakan pendahuluan, masih sangat besar ketergantungan pada masalah
produk karena masalah tersebut merupakan perhatian utama di seluruh aspek
pemasaran secara material.
Studi kelayakan pendahuluan pada umumnya meliputi beberapa bagian
atau bahkan keseluruhan elemen berikut ini.

a. Gambaran produk (product description)


Karakteristik produk yang akan dibuat harus digambarkan dengan jelas,
kemungkinan produk substitusi yang ada di pasar. Produk-produk yang ada
hubungannya juga harus diidentifikasi, produk apa saja yang dapat dan harus
diproduksi.

b. Gambaran pasar (market description)


Gambaran pasar ini mencakup baik pasar yang sudah ada maupun pasar
potensial serta gambaran pesaingnya. Gambaran pasar, meliputi:
1) Di mana produk tersebut dibuat?
2.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

2) Ada berapa perusahaan dan berapa yang memiliki spesialisasi produk


tersebut?
3) Bagaimana produksi nasional, impor, ekspor?
4) Apakah ada insentif dari pemerintah?
5) Bagaimana estimasi konsumsi?
6) Bagaimana struktur harga?
7) Bagaimana estimasi usia produk, siklus umur produk (product life cycle)
dan konsumsi yang akan datang?

c. Garis besar perbedaan teknologi


Teknologi macam apa yang akan dipilih untuk membuat produk, harus
digambarkan dengan jelas, serta kemungkinan perkembangan atau
munculnya teknologi baru. Selain itu juga harus diidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan lokasi proyek, seperti:
1) tersedianya tenaga kerja, baik kualitas (skill) dan kuantitas;
2) jarak antara lokasi proyek terhadap pasar, bahan baku dan input lainnya;
3) biaya dan fasilitas transportasi, jaringan kereta api, pelabuhan dan jalan
raya;
4) pembangkit tenaga dan kebutuhan air, baik kualitas maupun kuantitas;
4) lain-lain, seperti lingkungan, persaingan, pajak, pengawasan, sarana
penunjang lainnya.

d. Faktor produksi utama


Faktor-faktor produksi yang utama, seperti bahan baku, air, pembangkit
tenaga, gas dan tenaga ahli harus diteliti dengan cermat untuk menjamin
tersedianya faktor tersebut.

e. Estimasi biaya
Harus dilakukan estimasi secara teliti terhadap biaya operasi (operation
cost) dan biaya investasi (investment cost).

f Estimasi keuntungan
Pengumpulan data harus mencakup estimasi keuntungan atas perusahaan
sejenis dan estimasi keuntungan atas proyek yang diteliti.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.19

g. Data lain
Dalam banyak kasus, faktor-faktor berikut merupakan hal yang penting
dalam mengevaluasi kelayakan usulan produk, khususnya dalam
hubungannya dengan perusahaan baru, yaitu:
1) sikap masyarakat lokal terhadap industri (local attitude toward industry);
2) data pendidikan, rekreasi;
3) tersedianya tempat.

Studi kelayakan pendahuluan dapat menunjukkan perlu tidaknya


dilakukan studi kelayakan secara mendalam, untuk lebih meyakinkan lagi
calon investor maupun kreditor dan pemerintah sehingga dapat digunakan
untuk menilai apakah usulan proyek tersebut layak atau tidak untuk
dilaksanakan. Adapun untuk kepentingan pengumpulan data dapat ditempuh
dengan cara:
a. wawancara dengan tenaga pemasaran;
b. wawancara dengan pejabat pemerintah;
c. wawancara dengan produsen yang sudah ada;
d. penelitian kepustakaan (studi literatur);
e. menghubungi asosiasi perniagaan dan perdagangan.

LATI HAN

---- ~ -

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Mengapa ide (gagasan) produk merupakan kunci emas bagi keberhasilan


suatu us aha?
2) Apa yang dimaksud dengan produk untuk kebutuhan yang belum
dipenuhi?
3) Bagaimanacara untuk mengembangkan ide dengan mencari atau
menciptakan kebutuhan?
4) Sebutkan paling sedikit lima cara menumbuhkan gagasan produk yang
dapat dilaksanakan!
5) Mengapa dengan mempelajari perubahan sosial dapat dikembangkan ide
produk?
2.20 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

6) Faktor apa yang harus diperhatikan Present Marker Analysis untuk


menyeleksi gagasan proyek?
7) Jelaskan mengapa luas pasar perlu diperhatikan dalam menganalisis
pasar saat ini?
8) Mengapa studi kelayakan pendahuluan (prefeasibility study) sangat
diperlukan?
9) Mengapa informasi mengenai produksi nasional, impor dan ekspor,
penting dalam gambaran pasar?
10) Mengapa estimasi keuntungan perusahaan sejenis yang sudah ada,
penting dalam studi kelayakan perusahaan?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Oleh karena keberhasilan suatu us aha akan sangat ditentukan oleh dapat
tidaknya produk-produk yang ditawarkan itu dijual, diharapkan dari
penjualan tersebut akan diperoleh keuntungan yang cukup untuk
pengembangan investasi.
2) Produk yang karena:
a) tak seorang pun dapat membuatnya;
b) kebutuhan yang belum diketahui;
c) kebutuhan itu sendiri yang belum ada, seperti kebutuhan alat angkut
berekreasi ke bulan, motor dengan bahan bakar tenaga matahari.
3) Mengembangkan ide produk dengan mencari kebutuhan dapat
dilaksanakan dengan cara, misalnya studi industri karena dengan studi
industri dapat diketahui adanya permintaan dari derived demand atas
produk yang sudah ada.
4) Lima cara untuk mendapatkan gagasan produk:
a) studi bahan baku lokal,
b) studi imp or,
c) studi keahlian lokal,
d) studi implikasi teknologi, dan
e) dengan daftar industri.
5) Oleh karena perubahan sosial akan membawa pengaruh perubahan nilai
dan sistem nilai yang dianut, dan hal ini mengakibatkan terj adinya
perubahan pola konsumsi dan tentunya kebutuhan hidupnya.
6) Faktor yang harus diperhatikan:
a) luas pasar;
e EKMA431 1/MODUL 2 2.21

b) hambatan dan faktor dominan dalam persaingan;


c) harga dan kualitas produk;
d) persyaratan jasa;
e) us aha pemasaran yang dipersyaratkan.
7) Dengan analisis pasar yang tepat akan dapat diketahui kemampuan pasar
dalam menyerap produk dan ancaman para pesaing yang dihadapi, juga
estimasi market share (bagian pasar) yang dapat dikuasai.
8) Dengan studi kelayakan pendahuluan dapat dilakukan seleksi atas
gagasan proyek yang memiliki kemungkinan keberhasilan yang besar
untuk selanjutnya dilakukan studi kelayakan secara mendalam,
menghemat biaya.
9) Dengan mengetahui produksi nasional, impor, dan ekspor dapat
diketahui besar kecilnya pasar yang memungkinkan untuk dimasuki (sisa
pasar) yang potensial atas produk yang dihasilkan nantinya.
10) Oleh karena dengan mengetahui tingkat keuntungan perusahaan yang
sudah ada dapat dipergunakan sebagai pembanding bagi proyek yang
akan dilaksanakan agar tidak over maupun under estimate.

RANGKUMAN

1. Pengembangan gagasan proyek yang favorable sangat diperlukan


bagi keberhasilan proyek yang akan dilaksanakan dan merupakan
langkah awal di dalam setiap melaksanakan studi kelayakan proyek.
2. Jenis produk yang akan ditawarkan oleh proyek nantinya dapat
ditujukan untuk tiga kepentingan:
a. produk untuk memenuhi kebutuhan yang belum ada;
b. produk untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sudah ada;
c. produk yang dapat menggantikan produk yang sudah ada
karena adanya beberapa kelebihan.

3. Untuk menemukan gagasan dapat dilakukan dengan mencari


kebutuhan, kemudian untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan
tersebut atau dengan cara mendapatkan gagasan produk dan
menciptakan permintaan atas produk yang dibuat tersebut.
4. Di dalam mencari kebutuhan untuk melihat adanya kesempatan
usaha dapat ditempuh dengan cara:
a. studi yang sudah ada;
b. analisis kebutuhan input-output industri;
2.22 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

c. analisis pertumbuhan penduduk dan demografi penduduk;


d. studi rencana pengembangan wilayah;
e. analisis perubahan sosial;
f. studi dampak undang-undang baru.

5. Untuk mendapatkan gagasan produk demi melihat adanya peluang


usaha dapat dilakukan melalui:
a. meneliti materiallokal dan sumber daya lainnya;
b. mempelajari substitusi impor;
c. studi lokal skill dan implikasi teknologi baru;
d. menggunakan daftar industri;
e. penerbitan berbagai penemuan baru.

6. Ada empat persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan


gagasan produk yang sehat, yaitu:
a. pasar saat ini;
b. pertumbuhan pasar potensial;
c. competitive cost;
d. risiko yang rendah.

7. Informasi yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan pasar


yang sudah ada adalah:
a. besar kecilnya pasar;
b. hubungan produk dengan kebutuhan;
c. hubungan kualitas dengan harga;
d. tersedianya sistem pemasaran;
e. kemungkinan ekspor.

8. Informasi tentang pasar potensial sangat menentukan bagi


keberhasilan proyek, informasi tersebut mencakup:
a. pertumbuhan pasar potensial;
b. pertumbuhan permintaan;
c. pertumbuhan pendapatan konsumen;
d. munculnya produk baru;
e. kecenderungan sosial, politik dan ekonomis.

9. Studi kelayakan pendahuluan diperlukan untuk menghemat biaya,


karena dengan demikian akan dapat dieliminasi gagasan-gagasan
proyek yang hanya memiliki kemungkinan kecil untuk dilaksanakan
dan kemudian dilakukan studi lebih lanjut terhadap gagasan yang
mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dilaksanakan.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.23

10) Hal-hal yang harus dicantumkan dalam studi kelayakan


pendahuluan suatu proyek meliputi:
a. gambaran produk;
b. gambaran pasar (market description);
c. persyaratan teknologi;
d. faktor-faktor produksi utama;
e. estimasi biaya operasi dan investasi;
f. estimasi keuntungan dan aliran kas;
g. data lain sebagai pelengkap yang diperlukan.

TES FDRMATIF 1

Pilihlah satu j a waban yang paling tepat!

1) Berikut ini bukan contoh produk yang ditujukan untuk memenuhi pasar
yang sudah ada kebutuhan ....
A. sabuk pengaman pada mobil
B. rekreasi ke luar angkasa
C. helm pengaman
D. baju hangat pada musim dingin

2) Salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah produk adalah ....


A. permintaan cukup besar dalamjangka panjang
B. permintaan cukup besar dalam j angka pendek
C. kelebihan permintaan daripada produk pada satu kwartal
D. permintaan kontemporer

3) Pada mulanya produk air mineral dalam kemasan merupakan produk


dalam kriteria kebutuhan yang belurn ....
A. diketahui teknologinya
B. diciptakan (unreal product)
C. ada
D. disadari (unrecognized)

4) Salah satu alas an memilih produk yang akan diproduksi untuk suatu
proyek adalah ide tentang ....
A. perluasan produk
B. masalisasi produk khusus
C. disain produk yang lebih menarik
D. imitasi produk
2.24 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

5) Salah satu cara menumbuhkan gagasan proyek adalah ....


A. mendapatkan ide produk dan menentukan kebutuhan
B. menganalisis tingkat inflasi
C. studi banding dengan negara tetangga
D. menganalisis faktor pertumbuhan ekonomi nasional

6) Satu analisis yang perlu dilakukan sebelum penentuan spesifikasi produk


yang ditawarkan adalah analisis ....
A. data demografi
B. break event point
C. laba rugi
D. proyek penjualan

7) Salah satu cara mendapatkan ide produk adalah ....


A. modifikasi produk
B. pengembangan produk
C. downsizing SDM
D. perampingan struktur organisasi

8) Berikut ini bukan keuntungan yang diperoleh dari mempelajari substitusi


impor untuk mencapai ide produk ....
A. menjaga modal tidak lari ke luar negeri
B. menciptakan kesempatan kerja baru
C. meningkatkan kemampuan industri dalam negeri
D. transfer ideologi dan mazhab ekonomi

9) Pesatnya industri komputer merupakan salah satu implikasi dari ....


A. perkembangan teknologi
B. SDM yang melimpah
C. kandungan sumber daya alam
D. kebijakan ekonomi nasional

10) Paling utama analisis input-output digunakan untuk menganalisis ....


A. peluang pengembangan produk
B. peluang pasar
C. kesempatan usaha
D. kesempatan peningkatan laba operasi

11) Salah satu sebab kegagalan produk baru mencapai tingkat penjualan
yang diharapkan adalah ....
A. sumber daya manusia yang sedikit
B. kelemahan desain dan pengembangan produk
e EKMA431 1/MODUL 2 2.25

C. terlalu tinggi target penjualan


D. kesalahan menentukan visi dan misi perusahaan

12) Studi kelayakan pendahuluan tidak dapat dijadikan sebagai dasar layak
tidaknya suatu proyek karena ....
A. studi bersifat umum dan sebagai tindak lanjut dari proses

penyar1ngan
B. perlu studi kelayakan yang sebenarnya
C. studi tidak mendalam hanya menentukan metode dan teknis analisis
dan mengestimasi biaya untuk studi kelayakan
D. bersifat sementara dan tidak dapat dij adikan dasar pengambilan
keputusan

13) Pertanyaan tentang apakah ada insentif dari pemerintah merupakan


landasan/elemen studi kelayakan pendahuluan pada ....
A. estimasi biaya
B. gambaran produk
C. garis besar perbedaan teknologi
D. gambaran pasar

14) Faktor berikut ini tidak begitu penting dalam mengevaluasi kelayakan
usulan produk, khususnya dalam hubungan dengan perusahaan baru
adalah ....
A. sikap masyarakat lokal terhadap industri
B. data pendidikan dan rekreasi
C. tersedianya tempat
D. tersedianya karyawan level bawah

15) Langkah berikut ini bukan cara untuk menyimpulkan data dalam studi
kelayakan pendahuluan ....
A. wawancara dengan tenaga pemasaran
B. penelitian kepustakaan
C. menghubungi asosiasi
D. wawancara dengan pesaing

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah j a waban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
2.26 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika rnasih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.27

KEGIATAN BELAL.JAR 2

Pengertian Anal isis Pasar dan Pemasaran


(dalam Studi Kelayakan Perusahaan)

nalisis pasar dapat dilaksanakan bersamaan dengan analisis teknikal.


Analisis pasar sangat penting karena tidak ada proyek yang berhasil
tanpa adanya permintaan produk proyek tersebut atau dengan kata lain,
proyek akan gagal tanpa adanya permintaan atas barang/jasa proyek
bersangkutan. Pengertian permintaan pasar atau market demand dari suatu
produk (barang/jasa), menurut Kotler adalah jumlah keseluruhan yang akan
dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu, dalam waktu tertentu, dalam
lingkungan pemasaran tertentu, dan dalam suatu program pemasaran tertentu.
Analisis pasar dapat dilakukan secara terpisah maupun merupakan
bagian dari keseluruhan studi kelayakan. Studi pasar bisa pula digunakan
sebagai cara untuk mencari gagasan proyek (seperti diuraikan pada Kegiatan
Belajar 1) maupun untuk menilai kelayakan proyek dari segi pasarnya.
Perbedaan antara analisis pasar untuk mencari gagasan proyek dengan
analisis pasar untuk menilai kelayakan proyek adalah: dalam analisis pasar
untuk menilai kelayakan proyek, analisis dan studi yang dilakukan lebih
teliti, mendalam dan lebih lengkap daripada analisis pasar untuk mencari
gagasan proyek.
Pada dasamya analisis pasar bertujuan untuk mengetahui seberapa luas
pasar produk yang bersangkutan, bagaimana pertumbuhan permintaannya,
dan berapa besar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Analisis pasar dalam
hal ini meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi
pengidentifikasian, pemisahan, dan pembuatan deskripsi pasar, sedangkan
analisis kuantitatif meliputi perhitungan besamya perkiraan penjualan satu
tahun yang akan datang.
Analisis pasar umumnya, meliputi:
1. deskripsi pasar, antara lain daerah atau luas pasar, saluran distribusi, dan
praktik perdagangan setempat;
2. analisis permintaan masa lalu dan masa sekarang, termasuk besamya
jumlah dan nilai konsumsi produk yang bersangkutan serta identifikasi
konsumen produk;
2.28 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3. analisis penawaran produk pada masa lalu dan masa sekarang (baik dari
impor maupun produksi lokal), juga termasuk informasi mengenai
keadaan persaingan, harga penjualan yang terjadi, kualitas, dan strategi

pemasaran para pesa1ng;
4. perkiraan permintaan yang akan datang dari produk yang bersangkutan;
5. perkiraan pangsa pasar (market share) proyek dengan
mempertimbangkan tingkat permintaan, penawaran, posisi perusahaan
dalam persaingan dan program pemasaran perusahaan.

Ada banyak prosedur yang bisa diikuti agar studi pasar berjalan dengan
efisien dan efektif. Salah satu prosedur tersebut, memiliki tahapan sebagai
berikut:
1. menentukan tujuan studi;
2. studi pasar informal;
3. studi pasar formal:
a. studi data sekunder;
b. studi data primer.
4. karakteristik permintaan saat ini;
5. perkiraan permintaan yang akan datang;
6. merencanakan strategi pemasaran;
7. menilai kelayakan pasar.

A. MENENTUKAN TUJUAN STUDI

Tujuan studi pasar umumnya adalah mengukur dan memperkirakan


permintaan guna menilai ketepatan waktu dan harga dari proyek dalam
memproduksi produk. Tujuan tersebut bersifat terlalu umum. Agar lebih
spesifik, tujuan studi dapat disusun setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.
1. Di mana dan seberapa luas daerah pasarnya?
2. Berapa kapasitas produksi yang direncanakan?
3. Modal yang bagaimanakah yang akan ditawarkan dan apa industrinya?
4. Berapa banyak yang diharapkan bisa dijual?
5. Pada tingkat harga berapa?
6. Saluran distribusi yang bagaimanakah yang paling efisien?
7. Siapakah yang benar-benar membeli produk yang direncanakan proyek?
e EKMA431 1/MODUL 2 2.29

B. STUDIPASARINFO~AL

Jika tujuan telah berhasil dirumuskan, tindakan selanjutnya adalah mulai


mengadakan studi informal. Studi informal yang dimaksud adalah
mendapatkan informasi dengan mewawancarai pihak-pihak yang
berhubungan langsung dengan produk sejenis yang selama ini sudah ada di
pasaran. Misalnya, orang-orang dari perusahaan pedagang besar, perantara
pesaing, konsumen dan orang-orang lain yang berhubungan dengan industri
yang bersangkutan. Informasi dari pihak-pihak tersebut memberikan
gambaran kepada analis tentang situasi produk yang akan diteliti.
Jika studi informal dapat menghasilkan data yang dibutuhkan dengan
baik dan cukup maka analis tidak perlu mengadakan studi lebih lanjut. Studi
informal ini tidak perlu dilakukan jika waktu pelaksanaan proyek sangat
mendesak atau biaya menjadi masalah utama atau karena data lain tidak
tersedia lagi.

C. STUDI PASAR FORMAL

Pelaksanaan studi pasar secara lebih teliti sering dibutuhkan karena


sangat jarang data yang dikumpulkan pada studi informal dapat menjawab
hal-hal penting yang ingin diteliti. Manfaat mengetahui tujuan studi secara
rinci adalah dapat menentukan jenjang informasi penting yang ingin diteliti
sehingga dapat direncanakan studi atau penelitian yang akan dilakukan.
Rencana studi tersebut harus meliputi suatu deskripsi metode atau tugas yang
akan dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dimaksud; meliputi
rencana penelitian proyek secara menyeluruh, yang terdiri dari skedul kerja,
waktu yang dibutuhkan, dan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
studi atau penelitian tersebut. Tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membuat definisi daerah pasar produk, yaitu mendefinisikan sifat
produk beserta spesifikasi yang detail dan menentukan daerah jangkauan
pasar yang diinginkan.
2. Mendapatkan data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari data
perusahaan itu sendiri (proyek perluasan), buku petunjuk telepon,
terbitan-terbitan mengenai masalah perdagangan, peraturan pemerintah,
jumal, dan sumber-sumber lain untuk mengetahui pemakai akhir,
kelompok industri, alamat-alamat perusahaan calon pesaing dan data
pasar dari produk sejenis yang tersedia.
2.30 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3. Membuat rencana survei, yaitu membuat daftar pertanyaan yang akan


diajukan kepada responden untuk mengetahui siapa pemakai akhir
produk tersebut. Tugas ini termasuk pula membuat format tabulasi.
4. Tes lapangan dari daftar pertanyaan yang telah dibuat. Tujuan dari tugas
ini adalah untuk menguji daftar pertanyaan yang telah dibuat, apakah
sudah dapat dimengerti atau belum. Jika belum, daftar pertanyaan
tersebut perlu direvisi.
5. Mengadakan survei pasar. Tujuannya adalah mengumpulkan data pasar
dari pemakai produk yang bersangkutan.
6. Memproses data. Tujuan dari tugas ini antara lain untuk mengetahui
kondisi dan siapa pembeli pada saat sekarang dan prospeknya, alamat
pabrik-pabrik yang sudah ada, biaya pengiriman dan pengangkutan dan
masalah-masalah yang dihadapi para pemasok (suppliers).
7. Laporan akhir. Laporan akhir antara lain berisi pertanyaan tentang
tujuan, keterangan mengenai prosedur penelitian pasar yang digunakan,
temuan basil penelitian dan kesimpulan.

1. Data Sekunder
Studi pasar secara formal adalah mencari dan mendapatkan data serta
menganalisisnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
dirumuskan di dalam tujuan. Data tersebut dapat berupa data sekunder atau
data primer. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pada waktu
sebelumnya oleh pihak lain atau pihak yang bersangkutan. Sedangkan data
yang didapatkan langsung dari sumbernya untuk pertama kalinya oleh pihak
peneliti disebut data primer. Data sekunder dapat berasal dari kumpulan
informasi dan laporan perusahaan tahun-tahun sebelumnya, laporan-laporan
yang ada di perpustakaan, kantor-kantor pemerintah, universitas, organisasi
profesional dan perdagangan atau sejenisnya. Data sekunder tersebut dapat
berupa laporan pemerintah dan terbitan-terbitan pemerintah, misalnya Nota
Keuangan, Propenas, Peraturan-peraturan Pemerintah, Undang-undang, dan
sebagainya. Bentuk lainnya, misalnya majalah, jurnal atau hasil-hasil
penelitian para ilmuwan. Di Indonesia, salah satu sumber data sekunder yang
sering dipakai adalah catatan statistik Biro Pusat Statistik (BPS) yang
meliputi baik data ekspor maupun impor.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.31

2. Data Primer
Jika data sekunder dinilai masib kurang lengkap sebingga belum bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab dirumuskan dalam tujuan secara
memuaskan maka diperlukan data primer. Data primer diperoleb dari objek
penelitian dengan melakukan survei atas pibak-pibak yang terlibat atau
berbubungan dengan produk yang akan diteliti. Misalnya, pesaing, pej abat
pemerintab, asosiasi perdagangan atau industri terkait, pembeli dan pemakai.
Metode pengumpulan data dilakukan dalam bentuk daftar pertanyaan
yang dikirimkan lewat pos atau diberikan langsung, wawancara langsung
(depth interview), atau wawancara melalui telepon. Faktor-faktor yang
mempengarubi pemiliban metode pengumpulan data adalab waktu yang
tersedia untuk mengadakan survei, anggaran biaya yang tersedia, basil yang
dibarapkan dan kemampuan mengadakan penelitian dari masing-masing
analis. Selain itu, jenis konsumen juga mempengaruhi pemiliban teknik
pengumpulan data yang akan dipakai. Misalnya, apabila kondisi dana
memungkinkan dan saluran telepon sudab menjangkau, seorang analis akan
memilib metode pengumpulan data melalui telepon daripada mengadakan
wawancara langsung jika jenis data yang ingin dikumpulkannya banya
beberapa dan tidak bersifat kompleks atau membutubkan keterangan lebib
lanjut.
Setelab bentuk survei ditentukan, penentuan sampel responden yang
akan diteliti perlu ditentukan pula. Alasan mendasar dari pemiliban sampel
adalah tidak memungkinkan melakukan penelitian terhadap selurub populasi
mengingat keterbatasan biaya dan waktu. Setelab mendapatkan data primer
dan sekunder, tabap selanjutnya adalab memproses dan menganalisis data
yang meliputi penyuntingan, pemberian kode, dan tabulasi.

D. KARAKTERISTIK PERMINTAAN SAAT INI

Dari basil tabulasi data sekunder dan primer, seorang analis dapat
menentukan nilai dan mendapatkan gambaran mengenai karakteristik pasar
dari produk proyek. Karakteristik pasar, meliputi luas pasar, pangsa pasar,
pola pertumbuban pasar, saluran pasar, dan karakteristik lainnya. Pasar
meliputi selurub individu dan organisasi yang secara riil atau potensial
merupakan konsumen suatu produk.
Pada dasarnya pasar meliputi konsumen, industri, perantara dan
pemerintab. U saba untuk mengadakan klasifikasi pasar bisa ditinj au dari sifat
2.32 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

produknya, misalnya produk awet atau tidak awet (durable or nondurable)


dan produk baru atau produk yang sudah ada di pasar. Jadi, di dalam
menentukan permintaan pasar dan pasar potensial, perlu ditentukan lebih
dahulu rencana pasar yang dituju dan produknya.
Pengukuran pasar merupakan usaha untuk memperkirakan permintaan
secara kuantitatif. U saha memperkirakan pasar produk untuk mas a sekarang
meliputi jumlah permintaan pasar, pangsa pasar, dan pola pertumbuhan yang
terjadi pada saat ini.
Permintaan pasar mencakup daerah geografis, kelompok konsumen, dan
periode tertentu. Penentuan permintaan pasar meliputi usaha untuk
mendefinisikan pasar dan memperkirakan luas pasar. Saat mendefinisikan
pasar, perlu ditentukan apakah produk diperuntukkan bagi seluruh pasar atau
segmen pasar tertentu. Konsep segmentasi pasar ini penting dalam analisis
pasar karena setiap segmen pasar membutuhkan strategi bauran pemasaran
(marketing mix strategy) yang berbeda-beda dan bersifat khusus.
Usaha untuk memperkirakan luas seluruh pasar perlu dilakukan sebelum
menentukan pangsa pasar perusahaan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam
melaksanakan usaha ini adalah, misalnya memperkirakan luas seluruh pasar
bagi produk baru yang belum pernah ada di pasar. Hal ini disebabkan oleh
ketergantungan analis pada data yang sudah ada. Padahal untuk produk baru
data historis belurn ada. U ntuk mengatasi hal tersebut, analis perlu
menggunakan data yang berhubungan dengan produk yang bersangkutan dan
kemudian memperkirakan tingkat kemungkinan, seperti permintaan bahan
makanan, bahan bangunan, atau barang-barang secara umum. Usaha lain
adalah menggabungkan data sekunder dan data primer. Hal yang perlu
diperhatikan di dalam menentukan pangsa pasar adalah kondisi persaingan,
harga yang terj adi, dan pola pertumbuhan pasar selama ini.

E. PERKIRAAN PERMINTAAN YANG AKAN DATANG

Setelah mengetahui keadaan pasar saat ini dan pertumbuhannya, analis


kemudian dapat memperkirakan permintaan yang akan datang dengan
berbagai teknik peramalan, baik kuantitatif maupun kualitatif.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.33

F. MERENCANAKAN STRATEGI PEMASARAN

Pada tahap ini, peramalan penjualan telah dilakukan. Peramalan


penjualan yang dimaksudkan di sini adalah perkiraan penjualan yang
diharapkan dapat tercapai dalam kondisi perekonomian tertentu. Strategi
pemasaran tersebut meliputi strategi produk, harga, promosi, dan distribusi.

G. MENILAI KELAYAKAN PASAR

Pengambilan keputusan pada tahap ini ditujukan untuk menentukan


perlu tidaknya proyek diteruskan atau apakah perlu diadakan penelitian pada
aspek lain atau tidak. Jika basil penelitian pasar memperlihatkan kesimpulan
bahwa tidak ada permintaan produk yang memadai maka proyek dinyatakan
tidak layak karena diperkirakan tidak akan berhasil di masa datang.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Pada prinsipnya apa yang perlu diteliti di dalam studi aspek pasar atau
studi kelayakan proyek?
2) Apa yang dimaksud dengan studi pasar informal?
3) Mengapa data primer dibutuhkan dalam analisis pasar?
4) Sebutkan lima sumber data sekunder!
5) Apa saja yang perlu dianalisis dalam menentukan permintaan saat ini?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Pada umumnya analisis pasar, meliputi:


a) deskripsi pasar antara lain daerah atau luas pasar, saluran distribusi
dan praktik perdagangan setempat;
b) analisis permintaan masa lalu dan masa sekarang termasuk besarnya
jumlah dan nilai konsumsi barang/jasa yang bersangkutan serta
indentifikasi konsumen barang/j as a;
2.34 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

c) analisis penawaran barang/jasa pada masa lalu dan masa sekarang


(baik dari impor maupun produksi lokal) juga termasuk informasi
mengenai keadaan persaingan, harga penjualan yang terjadi, kualitas
dan strategi pemasaran para pesaing;
d) perkiraan permintaan yang akan datang barang/jasa yang
bersangkutan;
e) Perkiraan pangsa pasar (market share) proyek dengan
mempertimbangkan tingkat permintaan, penawaran, posisi
perusahaan dalam persaingan dan program pemasaran perusahaan.
2) Studi informal yang dimaksud adalah mendapatkan informasi dengan
mewawancarai pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan
produk/jasa sejenis yang selama ini sudah ada di pasaran. Misalnya,
orang -orang dari perusahaan pedagang besar, perantara, pesaing,
konsumen dan orang-orang lain yang berhubungan dengan industri yang
bersangkutan: informasi dari pihak-pihak tersebut memberikan
gambaran kepada analis mengenai, situasi produk/jasa yang akan diteliti.
3) Jika data sekunder dinilai masih kurang lengkap sehingga belum bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam tujuan
secara memuaskan maka diperlukan data primer.
4) Data sekunder bisa berasal dari kumpulan informasi dan laporan
perusahaan tahun-tahun sebelumnya, laporan-laporan yang ada di
perpustakaan, kantor-kantor pemerintah, universitas, organisasi
profesional dan perdagangan atau sejenisnya. Data sekunder tersebut
bisa berupa laporan pemerintah dan terbitan-terbitan misalnya nota
keuangan, Repelita, peraturan-peraturan pemerintah, undang-undang,
dan sebagainya. Bentuk lain, misalnya majalah, jurnal, atau hasil-hasil
penelitian para ilmuwan.
5) Karakteristik pasar meliputi luas pasar, pangsa pasar, pola pertumbuhan
pasar, saluran dan karakteristik lainnya.

RANGKUMAN
------------------------------------

Pelaksanaan analisis pasar penting karena suatu proyek tidak akan


berhasil di kemudian hari tanpa adanya permintaan produk tersebut.
Analisis pasar berfungsi untuk mencari gagasan proyek dan menilai
kelayakan proyek dari aspek pasarnya.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.35

Analisis pasar mencakup analisis kualitatif dan kuantitatif yang


pada umumnya meliputi deskripsi pasar; analisis permintaan masa lalu,
sekarang dan akan datang; analisis penawaran barang masa lalu,
sekarang dan masa datang; perkiraan pangsa pasar; kondisi persaingan
dan program atau strategi pemasaran yang akan dilakukan.
Tahap-tahap yang perlu dilakukan, antara lain menentukan tujuan
studi, mengadakan studi informal dan studi formal yang mencakup
pengumpulan data sekunder dan atau data primer, meneliti karakteristik
permintaan saat ini, memperkirakan permintaan masa mendatang,
merencanakan strategi pemasaran, dan menilai kelayakan proyek dari
aspek pasarnya.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu j a waban yang paling tepat!

1) Salah satu analisis berikut merupakan analisis pasar kualitatif ....


A. deskripsi daerah pasar, saluran distribusi, dan praktik perdagangan
setempat
B. jumlah permintaan barang sepuluh tahun terakhir
C. perkiraan jumlah permintaan barang/jasa sepuluh tahun mendatang
D. perkiraanjumlah penawaran sepuluh tahun mendatang

2) Studi pasar formal ialah studi pasar yang ....


A. dilakukan tanpa adanya izin survei dari pejabat berwenang
B. hasilnya yang tidak perlu disajikan secara tertulis
C. dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan mewawancarai
konsumen, pedagang besar, pesaing dan pihak-pihak yang
berhubungan dengan produk
D. dilakukan oleh informan

3) Data impor suatu produk bagi analisis pasar produk sejenis yang akan
dipasarkan di dalam negeri ....
A. dibutuhkan untuk mengetahui jumlah permintaan yang sebenamya
B. tidak dibutuhkan karena produk tidak diekspor
C. dibutuhkan untuk kelengkapan data saja
D. tidak dibutuhkan karena tidak ada gunanya
2.36 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4) Jika dana terbatas, waktu tidak dibatasi, responden menyebar dan


informasi yang dibutuhkan banyak maka metode pengumpulan data yang
paling memungkinkan adalah ....
A. wawancara langsung
B. menggunakan daftar pertanyaan lew at pos
C. wawancara melalui telepon
D. dari penelitian-penelitian sebelumnya

5) Penentuan permintaan produk meliputi usaha ....


A. mendefinisikan pasar
B. memperkirakan pola penentuan permintaan
C. memperkirakan luas pasar
D. mendefinisikan dan memperkirakan luas pasar

6) Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi penentuan pangsa pasar


perusahaan adalah ....
A. kondisi persaingan
B. harga produk sejenis yang terjadi di pasar
C. pola pertumbuhan permintaan selama ini
D. jumlah pelanggan

7) Jika dibandingkan antara tingkat kesulitan meramal penjualan mobil dan


penjualan industri makanan maka meramal penjualan ....
A. makanan lebih sulit
B. mobillebih sulit
C. mobil dan makanan sama sulitnya
D. mobil dan makanan sama mudahnya

8) Rencana strategis pemasaran secara menyeluruh meliputi kesatuan


strategi ....
A. harga dan produk
B. harga, produk, distribusi, dan j as a
C. harga, produk, saluran distribusi, dan promosi
D. harga, produk, promosi, dan iklan

9) Proyek X, suatu proyek pendirian hotel, dinilai tidak layak rencana


investasinya karena diperkirakan prospek pasarnya tidak sehat. Apa
artinya pemyataan tersebut?
A. Proyek memiliki tingkat penghunian kasar sangat rendah, terletak di
daerah terpencil, tidak memiliki objek pariwisata atau kegiatan
bisnis yang menonjol. J adi, proyek sebaiknya ditunda
pelaksanaannya.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.37

B. Pembangunan proyek tidak bisa dilakukan karena oknum-oknum


yang melaksanakannya terlibat perjudian, suap, dan korupsi.
C. Meskipun dari segi pasar kurang menguntungkan, pembangunan
proyek bisa dilaksanakan karena modal sangat kuat.
D. Pembangunan proyek bisa dilaksanakan karena tenaga kerja yang
akan menanganinya adalah tenaga kerja-tenaga kerja yang sangat
berpengalaman.

10) Tujuan utama diadakan tes lapangan dari daftar pertanyaan yang telah
dibuat adalah untuk ....
A. mengadakan studi pasar informal
B. mengetahui siapa pernakai akhir produk yang bersangkutan
C. menguji apakah daftar pertanyaan tersebut cukup dapat dimengerti
atau belum
D. mengetahui kondisi saat sekarang dan prospeknya

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
2.38 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 3

Menghitung Pasar Sekarang dan


Pasar yang Akan Datang

alam Kegiatan Belajar 2 telah dijelaskan bahwa analisis pasar sangat


penting dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat permintaan yang
memadai terhadap barang/jasa yang akan dihasilkan proyek. Analisis pasar
mencakup beberapa tahap. Salah satunya adalah tahap pengukuran
permintaan saat ini atau sekarang untuk memperkirakan atau meramalkan
pasar yang akan datang. Pada dasamya, tahap ini meliputi pengukuran dan
peramalan permintaan saat ini, pertumbuhan permintaan, dan perkiraan
permintaan di masa datang. Pengukuran permintaan merupakan usaha untuk
mengetahui permintaan atas suatu produk di masa lalu dan sekarang,
sedangkan peramalan permintaan merupakan usaha untuk memprediksi
permintaan di masa yang akan datang. Studi pasar dilakukan untuk melihat
apakah peluang pemasaran tersebut dapat menjadi peluang pemasaran untuk
proyek yang diusulkan dengan strategi pemasaran tertentu.
Dalam Kegiatan Belajar 3 ini, akan dibahas pengukuran dan peramalan
permintaan, atau dengan istilah lain, estimasi dan analisis barang/j as a yang
diminta dan yang tersedia, termasuk analisis persaingan.

A. PROSEDUR PENGUKURAN DAN PERAMALAN

Prosedur pengukuran dan peramalan dimulai dari analisis ekonomi


secara global, artinya diadakan proyeksi terhadap aspek-aspek makro, seperti
aspek kependudukan dan pendapatan penduduk atau kebijakan-kebijakan
pemerintah terhadap produk yang diusulkan. Contoh analisis ekonomi
lainnya adalah tingkat inflasi, pengangguran, tingkat bunga, jumlah ekspor,
pengeluaran dan tabungan masyarakat, investasi bisnis, pengeluaran
pemerintah. Analisis ini akan menghasilkan peramalan Produk Nasional
Bruto yang digunakan bersamaan dengan indikator ekonomi lainnya untuk
merarnalkan penjualan industri dan penjualan perusahaan. Hasil peramalan
penjualan perusahaan merupakan ramalan pangsa pasar yang dikuasai
perusahaan di dalam industri terkait.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.39

Setelah itu, analisis industri, yaitu analisis permintaan seluruh


perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dengan produk proyek.
Analisis ini mencakup kondisi kebutuhan konsumen dan permintaan industri
selama ini, yang secara riil sudah dapat dipenuhi oleh perusahaan yang sudah
ada, dan prospeknya di masa datang.
Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mengukur dan meramalkan
permintaan dalam analisis industri, antara lain dengan:
1. Menggunakan data impor dan ekspor barang sejenis
Dengan mempelajari data impor dan ekspor dapat ditentukan besarnya
permintaan pasar yang sebenarnya. Contoh formula tersebut:

PE = P + (I - E) + ~C, di mana

PE = permintaan efektif yang dicari


P = produksi dalam negeri selama masa bersangkutan
I = impor
E = ekspor
~C = jumlah perubahan cadangan produk, yakni selisih persediaan awal
dan akhir periode

Data yang digunakan sebaiknya data dengan periode waktu yang


panjang, misalnya sepuluh tahun atau lebih untuk menunjukkan
kecenderungan (trend) permintaan pasar produk yang bersangkutan.

2. Data permintaan barang sejenis di luar negeri


Dalam mengukur permintaan produk baru, data permintaan barang
sejenis di negara lain bisa digunakan untuk mengetahui gambaran
perkembangan permintaan barang sejenis apabila produk tersebut sudah
dipasarkan di negara lain.

3. Menggunakan data produk pengganti


Dalam usaha memperkirakan permintaan produk-produk barang yang
menghadapi persaingan dengan produk pengganti (substitusi), misalnya
produk sabun batangan yang menghadapi persaingan dengan sabun deterjen,
analis harus mempertimbangkan permintaan produk pengganti tersebut dan
bila perlu dilakukan analisis terhadap kedua jenis produk tersebut di negara
lain untuk melihat pola permintaan keduanya.
2.40 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4. Menggunakan data kapasitas produk lanjutannya


Untuk mengukur dan memperkirakan produk antara (intermediate
goods) yang akan diproses lebih lanjut oleh perusahaan lain sebagai masukan
(input), analisis pasar produk intermediate harus mempertimbangkan pula
penilaian atas kapasitas dan produksi barang-barang proses lanjutan sampai
dengan produk akhirnya, baik keadaan masa lalu, sekarang, maupun untuk
masa datang. Salah satu contoh adalah perusahaan pemintalan kapas yang
memproduksi benang. Penentuan besarnya pemakaian mesin dan kapasitas
produksi benang sangat tergantung pada kondisi permintaan dan prospek
produk kain maupun pakaianjadi.
Setelah mengadakan pengukuran dan peramalan industri, tahap
selanjutnya adalah mengukur dan meramalkan permintaan proyek. Tahap ini
meliputi pula analisis penjualan masa lalu dengan melihat posisi perusahaan
di dalam persaingan yang diharapkan, untuk memperkirakan pangsa pasar
yang akan dicapai. Bagi proyek baru hal tersebut tidak dapat dilakukan,
kecuali dengan mengambil analogi dan penyesuaian dengan perusahaan lain
yang telah memproduksi produk sejenis atau yang mendekati kesamaan.
Tahap terakhir adalah mengadakan pengawasan peramalan, yakni usaha
mengadakan minimalisasi kesalahan peramalan dari berbagai teknik
peramalan yang digunakan untuk memilih teknik peramalan yang memadai.

1. Mengukur Permintaan Sekarang


Permasalahan yang dihadapi dalam mengadakan analisis permintaan,
baik sej ak analisis ekonomis, industri, maupun permintaan proyek, adalah
pengukuran permintaan sekarang dan peramalan kondisi-kondisi tersebut
pada masa yang akan datang.
Pengukuran permintaan sekarang berarti analisis kondisi sekarang dan
sebelumnya sebagai sumber informasi untuk memprediksi keadaan yang akan
datang dengan asumsi keadaan masa lalu akan berulang kembali di masa
datang. Dua hal yang akan dibicarakan dalam pengukuran permintaan
sekarang adalah pasar-pasar potensial dan pangsa pasar.

a. Pasar potensial
Dalam pengukuran permintaan sekarang, analis perlu mengukur pasar
potensial, yaitu jumlah penjualan maksimal (dalam unit atau rupiah) yang
bisa dicapai oleh seluruh perusahaan dalam industri yang bersangkutan
selama suatu waktu dan dalam tingkat usaha-usaha pemasaran serta keadaan
e EKMA431 1/MODUL 2 2.41

lingkungan tertentu. Salah satu metode yang bisa dipakai adalah Metode
Rasio Rantai (Chain Ratio Method), yaitu suatu metode perhitungan pasar
potensial yang mengalikan suatu angka dasar dengan beberapa persentase
penyesuaian. Sebagai contoh, permintaan untuk makanan kecil rendah kalori
= jumlah penduduk X pendapatan per kapita X rata-rata persentase
pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan secara umum X rata-rata
persentase dari pengeluaran makanan yang dibelanjakan untuk makanan
ringan rendah kalori.

b. Pang sa pasar
Selain mengukur pasar potensial, suatu perusahaan perlu mengetahui
bagian penjualan nyata/aktual perusahaan dalam industri yang bersangkutan
di pasar. Hal tersebut berarti bahwa perusahaan harus mengidentifikasikan
pula pesaingnya dan memperkirakan besarnya penjualan pesaing tersebut,
yang akan dibahas secara khusus pada bagian akhir Kegiatan Belajar 4 ini.
Meskipun sulit mendapatkan data penjualan yang sebenarnya dari para
pesaing, perusahaan tetap bisa mengukur prestasinya di dalam industri.
Misalnya, sebuah perusahaan mengukur pertumbuhan penjualannya sebesar
5% setahun, padahal pertumbuhan barang sejenis dalam industri adalah
sebesar 10%. Hal tersebut berarti bahwa sebenarnya, di dalam industrinya,
prestasi perusahaan tidak memuaskan.

2. Meramal Permintaan
Peramalan produksi dan penjualan suatu produk yang permintaannya
stabil dari waktu ke waktu dan tidak ada persaingan relatif lebih mudah
dibandingkan dengan peramalan produksi atau penjualan produk yang
memiliki kondisi sebaliknya. Pada kenyataannya, dalam sebagian besar
pasar, permintaan pasar keseluruhan, dan permintaan produk perusahaan
sangat tidak stabil. Oleh karena itu, peramalan menjadi suatu hal yang
penting sekali.
Teknik-teknik peramalan yang ada dibuat atas dasar segala sesuatu yang
dikatakan, dikerjakan, atau yang telah dilakukan masyarakat. Teknik
peramalan atas dasar segala suatu yang dikatakan masyarakat, misalnya
peramalan berdasarkan pendapat wiraniaga (salesmen), pendapat
konsumen/pembeli, dan pendapat para ahli.
Salah satu contoh teknik peramalan atas dasar segala sesuatu yang
dikerjakan masyarakat adalah Metode Tes Pasar. Metode Tes Pasar biasanya
2.42 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

dilakukan untuk meramalkan dan mendapatkan reaksi pembeli atas produk


baru atau produk yang sudah ada di pasar, tetapi menggunakan saluran
distribusi baru atau memasuki daerah pemasaran baru.
Terakhir, teknik peramalan atas dasar segala sesuatu yang telah
dilakukan masyarakat, misalnya analisis catatan perilaku pembelian para
pembeli di masa lalu dan teknik peramalan dengan metode statistik, misalnya
analisis runtut waktu.
Teknik peramalan bisa pula dikelompokkan ke dalam analisis kualitatif
dan kuantitatif. Teknik kualitatif biasanya merupakan peramalan berdasarkan
pendapat suatu pihak, dan datanya tidak bisa dibuat dalam angka. Teknik
peramalan tersebut, misalnya peramalan pendapat (judgment forecast) dan
peramalan dengan menggunakan survei, misalnya survei pembeli, pendapat
para wiraniaga, pendapat pimpinan, pendapat para ahli, dan tes pasar.
Sebaliknya, teknik peramalan kuantitatif merupakan teknik peramalan
yang mendasarkan pada data masa lalu, dapat dikuantitaskan dalam angka,
dan diasumsi bahwa keadaan masa lalu akan berulang kembali di masa yang
akan datang.
Teknik peramalan kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
(1) peramalan sederhana dan (2) peramalan statistik. Perhitungan dalam
peramalan sederhana adalah perhitungan matematis sederhana. Sebagai
contoh, jumlah penjualan tahun A adalah Rp1 juta setahun dengan kenaikan
20% setahun. J adi, penjualan tahun B adalah Rp 1.200.000,00 (120o/o x
Rp 1.000.000,00), sedangkan peramalan statistik meliputi Analisis Runtut
Waktu (time series analysis) dan Analisis Regresi-Korelasi.
Beberapa teknik peramalan tersebut akan dibahas secara ringkas sebagai
berikut.

a. Survei pembeli (survey of buyers intentions)


Teknik peramalan ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan yang
akan dilakukan oleh para pembeli dalam menghadapi keadaan tertentu.
Survei ini bisa bermanfaat jika pembeli memiliki sikap yang jelas dan dapat
diformulasikan dan diinformasikan kepada pihak yang mengadakan survei.
Untuk barang konsumsi, hal-hal yang perlu diketahui, antara lain adalah skala
kemungkinan pembeli (purchase probability scale) termasuk mengetahui
kondisi keuangan dan ekonomi calon pembeli, tingkat ketidaksenangan serta
tingkat kesenangan terhadap produk yang ditawarkan.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.43

Contoh:
Apakah saudara bermaksud membeli rumah dalam waktu 6 bulan ini?
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00
Tidak Sedikit Cukup Banyak Tinggi Tinggi
sama kemungkinan kemungkinan kemungkinan kemungkinan
sekali

Untuk barang industri, survei lebih dititikberatkan pada masalah


peralatan, bahan baku dan kepabrikan lainnya. Survei sikap pembeli barang
industri lebih mudah dilakukan karena jumlah pembeli industri tidak
sebanyak pembeli eceran serta pembeli memiliki sikap yang jelas dan mau
mengemukakan sikapnya.

b. Peramalan berdasarkan pendapat tenaga pemasaran (composite of


sales-force opinions)
J ika survei pembeli secara lang sung tidak bisa dij alankan, perusahaan
dapat menggunakan tenaga pemasaran sebagai sumber informasi untuk
mengadakan peramalan.
Kelemahan metode ini adalah terlalu optimis atau pesimisnya peramalan
oleh tenaga pemasaran tersebut sehingga dapat menyebabkan peramalan yang
terlalu tinggi atau sebaliknya. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan dapat
memberikan insentif kepada tenaga pemasaran yang mengajukan ramalan
terbaik. Dengan demikian diharapkan prestasi tenaga pemasaran dapat lebih
terpacu untuk menghasilkan yang lebih baik.

c. Pendapat para ahli (expert opinion)


Para ahli yang dilibatkan dalam peramalan di sini meliputi dealer,
distributor, pemasok, konsultan pemasaran dan asosiasi dagang. Misalnya,
secara periodik, dealer diminta menentukan target penjualan yang ingin
dicapai atau setiap periode tertentu perusahaan membeli paket peramalan
industri dari sebuah konsultan.

d. Tes pasar (market test)


Tujuan mengadakan tes pasar adalah untuk mempelajari reaksi
konsumen dan dealers dalam menangani, menggunakan, dan membeli ulang
produk-produk secara nyata dan untuk mengetahui luas permintaan.
2.44 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Metode tes pasar antara produk konsumen berbeda dengan produk


industri. Dalam mengadakan tes pasar produk konsumen, perusahaan
memiliki empat periode yang akan diukur, yaitu percobaan, percobaan
pertama, adopsi, dan frekuensi pembelian. Terdapat empat metode tes pasar,
yakni penelitian gelombang penjualan (Sales-wave Research), teknik toko
tiruan (Simulated Store Technique), Controlled Test Marketing, dan Market
Test.
Dalam Sales-wave Research, konsumen diberi produk percobaan secara
cuma-cuma atau dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan
produk pesaing Uika barang tersebut sudah ada di pasaran) selama tiga
sampai lima kali.
Metode Simulated Store Technique membutuhkan biaya yang lebih besar
daripada metode sebelumnya. Perusahaan memilih beberapa toko atau pusat
pembelanjaan untuk disaring (screening). Kemudian, konsumen diberikan
sejumlah uang dan diundang di salah satu toko tersebut sehingga mereka bisa
membelanjakan atau memilih produk baru di antara produk-produk lainnya.
Beberapa minggu kemudian, konsumen tersebut dimintai keterangan (lewat
telepon) untuk mendapatkan alasannya mengapa mereka membeli atau tidak.
Metode ini meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tetapi
memberikan basil yang tepat.
Controlled Test Marketing (Minimarket Testing) mengadakan
wawancara terhadap beberapa konsumen untuk mengumpulkan informasi
mengenai kesadaran mereka terhadap produk.
Tes pasar (Market Test) biasanya dilakukan dengan bekerja sama dengan
perusahaan riset pasar dan mengadakan tes pasar di berbagai kota atau daerah
tujuan pasar perusahaan.
Tes pasar produk industri biasanya dilakukan sepenuhnya di
laboratorium untuk mengukur penampilannya, kecocokan kegunaan, disain,
dan biaya operasi. Metode tes pasar produk industri yang umum dilakukan
adalah Product-use Test, yaitu dengan memilih beberapa konsumen potensial
untuk diminta mencoba produk yang bersangkutan. Metode lain adalah
dengan memperkenalkan produk baru tersebut melalui pameran dagang.
Analisis kuantitatif yang akan dibahas adalah analisis statistik. Analisis
statistik terdiri atas analisis runtut waktu dan analisis regresi -korelasi.
Ana/isis Runtut Waktu (time series analysis). Banyak perusahaan
meramal permintaannya dengan berdasarkan pada data historis. Data historis
runtut waktu, seperti data penjualan masa lalu, memiliki empat komponen,
e EKMA431 1/MODUL 2 2.45

yaitu trend, variasi siklis, variasi musim, dan variasi tidak beraturan.
Keempat komponen tersebut dapat digunakan dan dapat diproyeksikan untuk
menemukan permintaan masa datang.
Komponen pertama adalah trend (T) merupakan suatu kecenderungan
prestasi masa lalu baik kecenderungan meningkat atau menurun yang
menunjukkan aktivitas ekonomi dalam dinamika perekonomian dan
merupakan keadaan jangka panjang dalam ukuran waktu menurut fenomena
ekonomi.
Komponen kedua adalah variasi siklis. Komponen tersebut menunjukkan
gerakan perubahan penjualan. Penjualan dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi
secara luas yang cenderung bersifat periodik.
Komponen lain adalah variasi musim, yakni suatu pola perubahan
tertentu yang bersifat periodik dalam satu tahun. Satuan waktu yang dipakai
bisa harian, mingguan, bulanan, atau triwulanan. Komponen tersebut sangat
erat hubungannya dengan faktor iklim, hari libur, dan kebiasaan dagang.
Komponen keempat adalah variasi tidak beraturan, meliputi segala
sesuatu kejadian yang tidak bisa diduga dan diramalkan semula. Misalnya,
adanya pemogokan total seluruh negeri untuk menuntut kenaikan upah,
bencana alam, kebakaran, dan lain sebagainya.
Analisis Runtut W aktu terdiri atas dekomposisi rene ana penjualan mumi
ke dalam empat komponen tersebut di atas. Kemudian, komponen-komponen
tersebut digabungkan kembali untuk menghasilkan peramalan penjualan.
Contoh sederhana adalah sebagai berikut.
Sebuah perusahaan asuransi berhasil menjual polis sebanyak 12.000
pada tahun ini. Diramalkan tahun berikutnya akan meningkat 5%. Berarti
penjualan tahun berikutnya adalah 12.600 (=12.000 x 1,05). Pada tahun
depan diramalkan terjadi inflasi yang akan menurunkan penjualan sebesar
10%. Berarti proyeksi penjualan akan sebesar 11.340 (=12.600 x 0,90) dan
penjualan rata-rata sebulan akan sebesar 945 (11.340/12). Jika bulan
Desember merupakan penjualan puncak dengan index 1,30 maka
diperkirakan penjualan bulan Desember tahun berikut akan sebesar 1.228,5
(945 x 1,3). Jika diperkirakan tidak akan ada faktor tidak terduga, seperti
pemogokan dan sebagainya maka penjualan pada bulan Desember tahun
depan adalah sebesar 1.228,5.
Suatu perusahaan yang menjual banyak jenis produk dan yang ingin
meramalkan penjualannya secara efisien dan ekonomis, dapat menggunakan
2.46 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

teknik Exponential Smoothing. Rumus teknik Exponential Smoothing


sederhana untuk meramal penjualan pada periode selanjutnya adalah:

Qt+I = ramalan penjualan pada periode selanjutnya


A = konstanta smoothing, yang besarnya 0 ~a~ 1
st = penjualan nyata pada periode t
Qt = ramalan penjualan pada periode t

Analisis Regresi-korelasi. Analisis runtut waktu lebih banyak


menitikberatkan pada faktor waktu daripada faktor-faktor yang
mempengaruhi variabel tidak bebas. Analisis regresi-korelasi adalah suatu
perhitungan statistik yang dibuat untuk menemukan faktor-faktor penting
yang mempengaruhi variabel yang diramal dan besamya pengaruh tersebut.
Sebagai contoh, faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan adalah harga,
pendapatan, penduduk, dan promosi.
Dalam analisis Regresi-korelasi, terdapat dua jenis variabel yaitu
variabel tidak bebas dan variabel bebas. V ariabel bebas adalah variabel yang
besarannya tidak tergantung pada variabel lain, sedangkan variabel tidak
bebas adalah variabel yang besarannya tergantung/dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel tidak bebas (Y) merupakan fungsi dari faktor-faktor bebas (X 1 ,
X 2, X 3, ... , Xn).
Terdapat dua konsep regresi-korelasi, yakni linier sederhana dan
berganda. Analisis regresi-korelasi sederhana memiliki satu variabel bebas
dalam model, yang dapat dituliskan sebagai berikut.

Y =a+ bx

Sedangkan teknik regresi-korelasi berganda memiliki variabel bebas lebih


dari satu.

dengan model:
e EKMA431 1/MODUL 2 2.47

Intepretasi model regresi-korelasi berganda, misalnya

adalah sebagai berikut:


nilai a adalah konstanta, sementara itu b 1 merupakan koefisien yang
mengukur besarnya perubahan Y akibat perubahan satu unit X 1 dengan
asumsi variabel lain tidak berubah (konstan). Koefisien b2 merupakan
koefisien yang mengukur besarnya perubahan Y akibat perubahan satu unit
X2 . Perhitungan dan rumus-rumus dapat Anda pelajari lebih lanjut dalam
mata kuliah Statistik.

B. PENGA W ASAN PERAMALAN

Teknik peramalan yang digunakan tidak selalu tepat karena teknik


peramalan yang digunakan belum tentu sesuai dengan sifat datanya atau
disebabkan oleh kondisi di luar perusahaan yang mengharuskan perusahaan
perlu menyesuaikan diri. Oleh karenanya, perlu diadakan pengawasan
peramalan sehingga dapat diketahui dengan segera apakah teknik peramalan
yang digunakan sudah sesuai atau tidak. Apabila tidak sesuai, perusahaan
harus memilih dan menentukan teknik peramalan yang lebih sesuai. Apabila
telah sesuai, tetapi belum sempurna, perusahaan dapat melakukan perubahan
secukupnya sehingga dapat meminimalkan penyimpangan yang terjadi.
Pada prinsipnya, pengawasan peramalan dilakukan dengan
membandingkan basil peramalan dengan kenyataan yang terjadi. Penggunaan
teknik peramalan yang menghasilkan penyimpangan terkecil adalah teknik
peramalan yang paling sesuai. Jadi, semakin kecil nilai penyimpangan yang
terj adi semakin tepat teknik peramalan tersebut digunakan.
Beberapa teknik untuk mengetahui nilai penyimpangan adalah sebagai
berikut.

1. Kesalahan Absolut Rata-rata (Deviasi Rata-rata)


Y aitu mencari selisih absolut antara nilai peramalan dan nilai riil dengan
formula berikut.
2.48 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Y-Y'
RKA=
n

RKA = rata-rata kesalahan absolut


Y =data riil
Y' = data peramalan
n = jumlah data peramalan
= nilai mutlak

2. Kesalahan Kuadrat Mean Akar (Deviasi Standar)


Y akni akar dari basil membagi j umlah kuadrat selisih antara nilai
peramalan dan nilai riil dengan banyaknya periode data yang digunakan (n).

1\ , (Y- Y')2
KKMA =~
\/~.J~--
n

KKMA = kesalahan kuadrat mean akar


Y = data riil
Y' = data peramalan
n = banyaknya periode data peramalan

3. Tes Korelasi
Dengan rumus

r= 1-

r = koefisien korelasi
Y =data riil
Y' = data peramalan
z = means data riil
e EKMA431 1/MODUL 2 2.49

4. Control Limit
Menentukan batas atas (upper control limits) dan batas bawah (lower
control limits). Jika selisih antara nilai riil dan nilai peramalan masih di
dalam batas atas dan bawah maka teknik peramalan yang digunakan masih
bisa dipertanggungjawabkan.

) ~marginal (Y - Y')
(DofF) R = ~-----­
n-1

Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi maka:

Batas atas = 2,66 x (D of F) R


Batas bawah = -2,66 x (D of F) R

(DofF) R =degree offreedom


I marginal (Y - Y') = jumlah jarak bergerak
y = nilai riil
Y' = nilai peramalan
n = banyaknya periode data peramalan
C. ANALISIS PESAING

Pada masa sekarang ini, manajer pemasaran tidak cukup hanya


memahami perilaku konsumen. Perusahaan-perusahaan harus bekerja lebih
keras untuk merebut pangsa pasar sehingga perusahaan-perusahaan tersebut
mulai pula memperhatikan pesaing-pesaingnya di samping tetap berusaha
memahami konsumen. Karena itu, analisis pesaing sangat diperlukan bagi
efektivitas pemasaran. Perusahaan harus senantiasa membandingkan strategi
produk, harga, saluran distribusi, dan promosi yang dimilikinya dengan yang
dimiliki pesaing-pesaingnya. Strategi pesaing memiliki kekuatan dan
kelemahan yang dapat dipakai perusahaan sebagai pertimbangan untuk
menyusun strategi balik atau mempertahankan diri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis pesaing adalah
(1) identitas pesaing, (2) strategi pesaing, (3) tujuan pesaing, (4) kekuatan
dan kelemahan pesaing, dan (5) pola reaksi pesaing.
2.50 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

1. Identitas Pesaing
Terdapat empat pesaing dilihat dari konsep substitusi produk. Pertama,
perusahaan yang menawarkan produk dan jasa yang sejenis dan sama dengan
perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sama, dan pada
harga yang sama pula, misalnya perusahaan Coca Cola dan Pepsi Cola.
Kedua, perusahaan yang menghasilkan produk atau kelompok produk
yang sama, misalnya PT Coca Cola dengan semua perusahaan minuman.
Persaingan bentuk ketiga adalah persaingan sesama perusahaan yang
menawarkanjasa yang sama. Misalnya, PT Coca Cola bersaing dengan selain
perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman.
Tingkat persaingan yang lebih luas adalah sesama perusahaan yang
menghasilkan produk konsumen atau seluruh kebutuhan manusia, yang
meliputi baik barang maupun jasa, misalnya rekreasi, barang-barang rumah
tangga.
Jika dilihat dari konsep industri dan pasar persaingan dapat
dikelompokkan menjadi persaingan atas dasar konsep industri dan persaingan
atas dasar pasar.
Persaingan atas dasar konsep industri. Industri didefinisikan sebagai
sebuah kelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk atau kelompok
produk yang bisa saling menggantungkan satu sama lain. Istilah saling
menggantikan dalam hal ini dihubungkan dengan asumsi elastisitas
permintaan yang tinggi. Artinya jika produk yang diproduksi Perusahaan A
menurunkan harga maka permintaan barang sejenis yang diproduksi oleh
Perusahaan B mengalami penurunan. Oleh karena dengan adanya penurunan
harga barang produksi A, konsumen atas produk perusahaan B beralih ke
produk produksi A. Maka berdasarkan konsep industri, sebuah perusahaan
yang ingin sukses dalam persaingan harus memahami pola persaingan di
dalam industrinya.
Dalam persaingan atas dasar konsep pasar, perusahaan menghadapi
pesaing yang memiliki konsumen yang sama sehingga perusahaan harus
selalu bersaing untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

2. Strategi Pesaing
Pada prinsipnya, semakin seragam strategi yang dijalankan semakin
ketat persaingan yang dihadapi. Sebelum memahami strategi pesaing, perlu
diketahui lebih dahulu pengertian kelompok strategis (strategic groups).
e EKMA431 1/MODUL 2 2.51

Kelompok strategis ialah kelompok perusahaan di dalam suatu industri yang


mempunyai strategi yang sama satu dengan lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasikan kelompok
strategi adalah pertama, masalah yang dihadapi masing-masing perusahaan
berbeda, tetapi apabila suatu kelompok strategis berhasil memasuki pasar
salah satu kelompok strategi lain maka anggota dalam kelompok strategis
yang baru dimasukinya akan menjadi pesaing utamanya.

3. Tujuan Pesaing
Perusahaan perlu mengetahui tujuan pesaingnya dengan cara mengamati
perilaku operasi perusahaan pesaing. Salah satu anggapan yang sering
dipakai adalah bahwa setiap perusahaan memiliki bauran tujuan sehingga
perusahaan perlu mengetahui tujuan pesaingnya yang dapat dilihat dari
profitabilitas, pertumbuhan pangsa pasar, aliran kas, teknologi, pelayanan,
dan kinerj a perusahaan pesaing. Dari pengetahuan tersebut, perusahaan dapat
mengetahui prestasi keuangan pesaing, reaksi pesaing terhadap strategi
pesaing lainnya.

4. Kekuatan dan Kelemahan Pesaing


Guna melihat kelemahan dan kekuatan pesaing, variabel-variabel yang
dapat dipakai untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan pesaing adalah
penjualan, pangsa pasar, profit margin, tingkat pengembalian investasi
(Return on Investment (ROI) ), aliran pan gsa pasar, aliran kas, investasi baru
dan kapasitas pabrik pesaing.
Untuk mendapatkan data tersebut tidak mudah. Secara umum,
perusahaan dapat mempelajari kekuatan dan kelemahan pesaing dari data
sekunder, pengalaman pribadi, dan informasi tidak formal (misalnya dari
basil pembicaraan mulut ke mulut). Informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan pesaing bisa didapat pula dari data primer melalui informasi
langsung dari konsumen, pemasok, dan dealer.

5. Pola Reaksi Pesaing


Perusahaan perlu mempelajari pola reaksi pesaing dalam menghadapi
strategi perusahaan. Ada beberapa reaksi umum perusahaan terhadap
tindakan pesaingnya, yaitu reaksi lambat terhadap gerakan pesaing lain,
reaksi yang tertuju pada beberapa strategi pesaing saja, bereaksi cepat dan
kuat, dan bereaksi stokatis, yaitu reaksi yang tidak bisa diduga sebelumnya.
2.52 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

LATIHAN
____........

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Apa saj a yang dianalisis di dalam analisis ekonomi secara global dan apa
hubungannya dengan peramalan industri dan penjualan proyek?
2) Bagaimana cara mengetahui gambaran permintaan barang baru yang
belurn ada di Indonesia, tetapi sudah diproduksi di beberapa negara lain?
3) Jelaskan pasar potensial dan metode apa yang dapat dipakai untuk
mengukur permintaan sekarang?
4) Dimensi penilaian apa saja yang dapat digunakan untuk membandingkan
metode peramalan? Jelaskan!
5) Prinsip apa yang digunakan dalam mengadakan pengawasan peramalan?
Mengapa dilakukan pengawasan peramalan?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Analisis ekonomi secara global mengadakan proyeksi terhadap aspek-


aspek makro, misalnya aspek kependudukan termasuk pendapatannya
dan atau kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap produk/jasa yang
diusulkan. Contoh analisis ekonomi lainnya adalah tingkat inflasi,
pengangguran, tingkat bunga, jumlah ekspor, pengeluaran dan tabungan
masyarakat, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah. Analisis ini
menghasilkan peramalan Produk Nasional Bruto yang digunakan
bersamaan dengan indikator ekonomi lainnya untuk meramalkan
penjualan industri dan peramalan penjualan perusahaan. Hasil peramalan
penjualan perusahaan merupakan bagian pasar di dalam industri yang
dikuasai perusahaan.
2) Dalam mengukur produk baru, data permintaan barang sejenis di negara
lain bisa digunakan untuk mengetahui gambaran perkembangan
permintaan barang sejenis di negara lain jika produk tersebut sudah
dipasarkan di negara lain.
3) Dalam mengukur permintaan sekarang, analis perlu mengukur pasar
potensial, yaitu jumlah penjualan maksimal (dalam unit atau rupiah)
yang bisa dicapai oleh seluruh perusahaan dalam industri yang
e EKMA431 1/MODUL 2 2.53

bersangkutan selama suatu waktu dan dalam tingkat usaha-usaha


pemasaran serta keadaan lingkungan tertentu. Salah satu metode yang
bisa dipakai adalah Metode Rasio Rantai (Chain Ratio Method), yaitu
suatu metode perhitungan pasar potensial yang mengalikan suatu angka
dasar dengan beberapa persentase penyesuaian.
4) Teknik-teknik peramalan yang ada dibuat atas dasar segala sesuatu yang
dikatakan masyarakat, kerjakan atau yang telah dilakukan mereka.
Teknik peramalan atas dasar segala suatu yang masyarakat katakan,
misalnya peramalan berdasarkan pendapat wiraniaga (salesman),
pendapat konsumen/pembeli dan pendapat para ahli.
Salah satu contoh teknik peramalan atas dasar segala sesuatu yang
masyarakat kerjakan adalah Metode Tes Pasar. Teknik peramalan atas
dasar segala sesuatu yang telah masyarakat lakukan, misalnya analisis
catatan perilaku pembelian para pembeli di masa lalu dan teknik
peramalan dengan metode statistik, seperti analisis runtut waktu.
5) Pada prinsipnya, pengawasan peramalan dilakukan dengan
membandingkan hasil peramalan dengan kenyataan yang terjadi.
Penggunaan teknik peramalan yang menghasilkan penyimpangan
terkecil adalah teknik peramalan yang paling sesuai. J adi, semakin kecil
nilai penyimpangan yang terjadi semakin tepat teknik peramalan tersebut
digunakan.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Salah satu hal yang paling penting dalam melakukan analisis pasar
dan pemasaran adalah mengukur dan meramalkan permintaan pasar.
Pasar terdiri atas sekelompok konsumen potensial dan konsumen riil dari
suatu penawaran.
Prosedur yang bisa diikuti dalam mengadakan pengukuran dan
peramalan pasar adalah pertama, mengadakan analisis ekonomi secara
global, kedua, melakukan analisis industri, ketiga, mengukur dan
meramalkan permintaan proyek, dan terakhir, mengadakan pengawasan
peramalan.
Pengukuran permintaan sekarang dilakukan untuk memprediksi
permintaan yang akan datang yang terdiri atas pengukuran pasar
potensial dan pangsa pasar.
2.54 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Peramalan permintaan dilakukan dengan teknik-teknik peramalan


kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif mencakup judgment forecast,
dan beberapa teknik survei lain, sedangkan teknik peramalan kuantitatif
lebih dikenal dengan metode statistik yang terdiri atas analisis runtut
waktu dan analisis regresi-korelasi.
Setelah mengadakan peramalan dengan menggunakan teknik-teknik
peramalan tertentu, perusahaan perlu mengadakan pengawasan
peramalan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui telah sesuai tidaknya
teknik peramalan yang digunakan. Jika belum sesuai dapat digantikan
dengan teknik lain atau disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Tahap akhir adalah diadakannya analisis pesaing terutama dalam
kaitannya dengan peramalan penjualan proyek dan penyusunan strategi
pemasaran.

TES F"ORMATIF" 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Berikut adalah bukan unsur dalam definisi pasar potensial ....
A. jumlah penjualan
B. periode
C. program pemasaran
D. pangsa pasar

2) Metode Rasio Rantai adalah salah satu metode untuk ....


A. mengukur pasar potensial
B. mengukur kesalahan peramalan
C. meramal permintaan
D. mengukur pendapat konsumen

3) Dimensi penilaian dari teknik peramalan Survey of Buyers Intention


adalah segala sesuatu yang ....
A. telah masyarakat lakukan
B. masyarakat kerjakan
C. masyarakat katakan
D. masyarakat inginkan
e EKMA431 1/MODUL 2 2.55

4) Teknik peramalan berikut adalah bukan merupakan teknik peramalan


berdimensi penilaian "apa yang masyarakat kerjakan" (what people
do) ....
A. Composite of Sales-Force Opinion
B. Simulated Store Technique
C. Controlled Test Marketing
D. Test Market

5) Kejadian bencana alam, pemogokan, kebakaran dan musibah lain


merupakan salah satu kelompok komponen yang mempengaruhi suatu
hasil ramalan runtut waktu. Komponen tersebut adalah ....
A. siklis
B. erracticltidak beraturan
C. musim
D. trend

6) Sepeda motor merek Honda menghadapi persaingan dengan seluruh


pabrik kendaraan bermotor. Artinya Honda menghadapi persaingan
dengan ....
A. perusahaan yang memproduksi barang dan servis yang sama
B. perusahaan yang memproduksi kelompok produk yang sama
C. perusahaan yang memproduksi pelayanan yang sama
D. seluruh perusahaan yang memproduksi barang-barang konsumen

7) Perusahaan X yang bergerak di bidang perbankan perlu meningkatkan


pelayanannya agar konsumen mudah dalam membeli jasanya. Oleh
karena perusahaan X menyadari bahwa mereka menghadapi pesaing-
pesaing yang berlomba untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
Persaingan tersebut adalah persaingan berdasarkan konsep ....
A. industri
B. penjual
C. pedagang
D. pasar (market)

8) Perkiraan Produk Nasional Bruto merupakan salah satu bentuk


peramalan ....
A. analisis ekonomi
B. analisis industri
C. analisis penjualan proyek
D. biaya proyek
2.56 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

9) Bagaimana cara mengukur permintaan produk tekstil? Dengan ....


A. mengukur pula permintaan tekstil di luar negeri
B. mengukur permintaan produk pengganti tekstil (kalau ada)
C. mengukur permintaan produk pakaian jadi dan basil proses tekstil
lebib lanjut lainnya
D. menganalisis impor tekstil

10) Dalam meramal suatu produk X, didapat nilai Kesalaban Kuadrat Mean
Akar jika menggunakan teknik peramalan Exponential Smoothing
dengan konstante a = 0,1, a = 0,5, dan a = 0,9 masing-masing adalab
3438,3, 4347,2 dan 5039,4. Dengan melibat basil KKMA tersebut nilai
konstante a rnanakab yang paling sesuai digunakan?
A. a=O,l
B. a=0,5
C. a= 0,9
D. a= 0,0

Cocokkanlab jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akbir modul ini. Hitunglab jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetabui tingkat penguasaan
Anda terbadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlab Soal

Arti tingkat penguasaan: 90- 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebib, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masib di bawab 80%,
Anda barus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.57

KEGIATAN BELAL.JAR 4

Strategi Pemasaran

asil analisis pasar dan pemasaran dalam kaitannya dengan studi


t
kelayakan proyek adalah proyeksi penjualan proyek. Proyeksi penjualan
proyek tersebut merupakan perkiraan penjualan yang diharapkan tercapai
berdasarkan pada kondisi perekonomian yang ada, persaingan yang dihadapi,
dan usaha-usaha pemasaran, atau dengan kata lain proyeksi penjualan proyek
merupakan target pasar yang harus dicapai oleh proyeklperusahaan.
Untuk dapat berhasil mewujudkan rencana dari basil analisis pasar
sehingga dicapai tingkat penjualan yang diharapkan, diperlukan usaha-usaha
pemasaran proyek. Usaha-usaha pemasaran proyek meliputi kesatuan strategi
yang dikoordinasi dan dikontrol oleh perusahaan dan digunakan perusahaan
untuk mencapai target pasar yang telah ditetapkan. Strategi pemasaran terdiri
atas pengambilan keputusan atas pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran,
dan alokasi pemasaran.
Manajemen pemasaran harus menentukan jumlah pengeluaran
pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Biasanya perusahaan-
perusahaan akan menentukan besarnya biaya pemasaran dalam persentase
terhadap penjualan. Perusahaan yang memasuki suatu pasar mencoba
mempelajari perbandingan pengeluaran pemasaran terhadap penjualan dari
pesaingnya. Bahkan sering beberapa perusahaan mengeluarkan biaya
pemasaran lebih besar daripada rata-rata rasio industri dengan harapan
mendapatkan pangsa pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan para

pesa1ng.
Setelah menentukan besarnya anggaran pemasaran, manajemen perlu
membagi anggaran tersebut ke dalam alat-alat pemasaran dalam bauran
pemasaran (marketing mix). Pengertian bauran pemasaran ialah suatu
kesatuan usaha untuk memasarkan produk yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan (target pasar). Variabel-variabel di dalam kesatuan usaha
memasarkan produk yang selama ini dikenal adalah produk, harga, saluran
distribusi dan promosi. Artinya, dengan kondisi tertentu dan waktu tertentu
dalam usaha memasarkan produknya, perusahaan harus memutuskan
seberapa tingkat kualitas produknya yang akan diproduksi, dengan harga
berapa, saluran distribusinya bagaimana dan promosinya dalam bentuk apa
2.58 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

saja. Selanjutnya, perusahaan perlu mengadakan alokasi biaya kepada


variabel produk, harga, saluran distribusi, dan promosi.
Dalam menetapkan strategi pemasaran, selain pertimbangan-
pertimbangan yang telah disebutkan sebelumnya, perusahaan perlu
memperhatikan posisi perusahaan yang diinginkan di dalam industri, yakni
sebagai pemimpin pasar, yaitu memiliki pangsa pasar terbesar, sebagai
penantang, sebagai pengikut, atau sebagai spesialis pasar. Selain itu tahap
kehidupan produk yang akan diproduksi perlu pula dipertimbangkan. Yakni
dalam tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan atau penurunan.

MERENCANAKAN PROGRAM PEMASARAN

Program pemasaran juga sangat perlu ditentukan oleh manajemen untuk


mendukung strategi pemasaran yang telah ditetapkan. Strategi pemasaran ini
menyangkut produk, harga, saluran distribusi, dan promosi.
Program pemasaran yang menyangkut produk meliputi kualitas produk,
pembungkusan, pemberian merek, dan pelayanan. Sebagai contoh, PT X
selain memproduksi berbagai kualitas, bentuk, dan pembungkus mesin
komputer, juga memberikan pelayanan seperti pengangkutan, perbaikan, dan
memberikan kursus komputer.
Program pemasaran lain yang penting untuk diperhatikan adalah
penentuan harga. Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayar oleh
konsumen yang ingin membeli produk perusahaan. Perusahaan harus
memutuskan tingkat harga dengan mempertimbangkan berbagai tahap dalam
distribusi, potongan, pembayaran kredit. Harga yang ditentukan harus sama
dengan nilai barang yang ditawarkan. Jika tidak, konsumen akan lari ke
produk pesaing.
Place atau saluran distribusi merupakan berbagai usaha yang dilakukan
perusahaan dalam rangka memudahkan konsumen untuk mendapatkan
produk. U saha-usaha tersebut meliputi mengidentifikasi, memilih, dan
menghubungkan berbagai perantara dan fasilitator pemasaran sehingga
produk secara efektif dapat tersedia di pasar.
Promosi merupakan usaha perusahaan untuk menginformasikan
produknya kepada konsumen dan berusaha mempengaruhi mereka agar
pembeli produk perusahaan tersebut. Jenis promosi yang bisa dilakukan
adalah iklan, promosi penjualan, publisitas dan usaha mempengaruhi
konsumen dengan salesmen.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.59

Berikut ini akan dibahas secara ringkas mengenai bauran pemasaran


ditinjau dari aspek pasar.

1. Kebijakan Produk
Produk adalah unsur yang pertama dan penting dalam bauran pemasaran.
Strategi produk merupakan koordinasi keputusan yang menyangkut bauran
produk, pengelompokan produk, produk secara individu, dan produkjasa.
Definisi bauran produk menurut Kotler (1988: 452) adalah kesatuan
kelompok produk dan jenisnya yang ditawarkan penjual kepada pembeli,
sedangkan yang disebut dengan kelompok produk (product line) adalah
sekelompok produk yang sama, dipasarkan melalui cara-cara yang sama, dan
memiliki harga jual yang kurang lebih sama. Perusahaan perlu membuat
keputusan yang berkenaan dengan produk secara individu, yaitu menyangkut
masalah kualitas produk, pemberian merek, pembungkusan dan pemberian
label.
Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen produk jasa, seperti
tukang cukur, kantor akuntan, konsultan, konsultan hukum, rumah sakit
adalah produk jasa tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, tidak tetap, dan
mudah rusak. Tiap-tiap sifat tersebut di atas menimbulkan masalah dan
membutuhkan strategi tersendiri. Manajemen harus menemukan cara untuk
membuat produk jasa menjadi berwujud, meningkatkan produktivitas,
membuat standardisasi kualitas yang sering berubah, dan selalu
meningkatkan pelayanan.
Setiap produk yang ditawarkan kepada konsumen dapat dilihat
berdasarkan tiga tingkat. Pertama, inti produk itu sendiri yang merupakan
pelayanan yang penting bagi pembeli. Kedua, produk yang berwujud,
berdasarkan kualitasnya, merek, penampilannya dan pembungkusannya.
Ketiga, produk yang baik, yang diikuti dengan berbagai pelayanan yang
menyertai produk tersebut, seperti jaminan, pemasangan, pelayanan
perawatan, dan pengangkutan gratis.
Masalah bauran produk dihadapi oleh banyak perusahaan yang
menangani lebih dari satu macam produk. Terdapat empat dimensi untuk
menyusun strategi produk, yaitu pertama, dilihat dari lebarnya, artinya
berapa banyak kelompok produk yang akan diproduksi/dijual. Kedua, dilihat
dari panjangnya, yaitu jumlah jenis dalam bauran produk. Ketiga, ditinjau
dari kedalamannya, yakni jumlah variasi setiap produk yang ditawarkan.
Terakhir, dilihat dari konsistensinya, yaitu seberapa jauh hubungan berbagai
2.60 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

kelompok produk terhadap pemakaian akhir, kebutuhan produksi, dan saluran


distribusi.
Empat dimensi tersebut membantu perusahaan untuk mendefinisikan
strategi produknya, yakni perusahaan akan memperlebar kelompok
produknya atau yang tidak dengan menambah kelompok produk, atau
perusahaan ingin memperpanjang kelompok produknya menjadi perusahaan
yang memproduksi bahan baku sampai dengan barang jadi, atau perusahaan
akan menambah variasi jenis produknya, atau perusahaan akan menambah
atau mengurangi konsistensi kelompok produknya.
Hal-hal yang perlu dilakukan perusahaan dalam kebijakan produk adalah
pertama, menentukan merek yang disesuaikan dengan kualitas produk,
penampilan, dan desain. Kedua, pembungkusan yang bertujuan untuk
melindungi produk, penghematan, kemudahan dan promosi. Ketiga,
pemberian label yang bertujuan untuk identifikasi produk, deskripsi, dan
promosi produk.

2. Kebijakan Harga
W alaupun faktor bukan harga mulai memainkan peranan dalam proses
pemasaran modern, harga tetap merupakan unsur yang memegang peranan
pentin g.
Dalam kaitannya dengan studi kelayakan, masalah penentuan harga
merupakan masalah yang pertama kali dihadapi dalam penentuan harga bagi
proyek baru. Dalam penentuan harga bagi proyek baru ini, Perusahaan
menghadapi enam tahapan, yaitu:
Tahap pertama, perusahaan harus menentukan tujuan perusahaan.
Misalnya,
bertahan, maksimisasi profit, pendapatan maksimal, tingkat pertumbuhan
penjualan maksimal, atau kualitas produk tinggi.
Tahap kedua, perusahaan perlu menentukan skedul permintaan yang
menunjukkan jumlah yang bisa dibeli setiap periode pada setiap pilihan
harga. Semakin tidak elastisnya permintaan terhadap produk, semakin tinggi
harga produk bisa ditetapkan.
Tahap ketiga, perusahaan memperkirakan perbedaan biaya setiap tingkat
keluaran (output).
Tahap keempat, perusahaan meneliti harga pesaing sebagai dasar untuk
menentukan harga, dengan cara mempelajari daftar pesaing, mengirimkan
e EKMA431 1/MODUL 2 2.61

"mata-mata" yang berpura-pura membeli produk pesaing, atau dengan


mewawancarai konsumen produk pesaing.
Tahap kelima, memilih metode penentuan harga, misalnya penentuan
harga mark up, going rate pricing (penentuan harga berdasarkan harga
pesaing), penentuan harga target kembali, perceived value pricing, yaitu atas
dasar persepsi pembeli terhadap produk, dan sealed-bid pricing, yaitu
penentuan harga untuk keperluan lelang sehingga perusahaan cenderung
menentukan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan pesaing dengan
maksud dapat memenangkan tender.
Tahap terakhir, penentuan harga untuk proyek baru adalah memilih
harga akhir dengan memasukkan unsur psikologis dalam penentuan harga,
koordinasi dengan elemen bauran pemasaran lainnya, mencocokkan dengan
kebijakan penentuan harga perusahaan dan memastikan pemilihan harga
akhir ini dapat diterima oleh para distributor, tenaga pemasaran, pesaing,
pemasok dan pemerintah.

3. Kebijakan Saluran Distribusi


Akhir-akhir ini para produsen tidak menjuallangsung produknya kepada
pemakai akhir melainkan melalui penghubung/perantara pemasaran.
Perusahaan menghadapi banyak kemungkinan penyaluran produknya ke
pasarlkonsumen. Mereka bisa menjuallangsung tanpa perantara atau memilih
satu, dua, atau lebih perantara.
Perantara yang membeli produk produsen, memiliki dan menjual
kembali adalah disebut perantara penjual (merchant middlemen). Misalnya,
pedagang besar dan pengecer. Perantara lain disebut perantara agen (agen
middlemen), yaitu melakukan pencarian konsumen, mengadakan tawar-
menawar atas nama produsen, tetapi tidak memiliki produk yang
diperjualbelikan. Contoh, broker, agen penjualan, wakil perusahaan dan
sebagainya. Bentuk perantara lainnya adalah fasilitator yang membantu
dalam distribusi produk, tetapi tidak memiliki, tidak mengadakan tawar-
menawar maupun membeli produk yang diperjualbelikan, seperti bank,
perusahaan pengangkutan, perusahaan pergudangan, biro iklan, dan
sebagainya.
Menentukan dan memilih saluran distribusi adalah merupakan pekerjaan
yang paling rumit yang dihadapi oleh perusahaan. Setiap sistem saluran
menghasilkan tingkat penjualan dan biaya yang berbeda-beda. Begitu
memilih suatu sistem saluran distribusi perusahaan harus menj alankan sis tern
2.62 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

tersebut selama kurun waktu yang relatif lama. Pemilihan saluran distribusi
akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen-elemen lain dalam bauran
pemasaran.
Fungsi perantara (istilah lain dari saluran distribusi) adalah memberikan
informasi, mengadakan promosi, mengadakan tawar-menawar, pembiayaan,
pengambil risiko, kepemilikan, pembayaran dan pemberian nama.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam merencanakan saluran distribusi
adalah pertama, menentukan pelayanan yang diharapkan dari para anggota
saluran distribusi, yakni meliputi jumlah unit produk yang diterima
konsumen pada setiap pengiriman (lot size). Semakin kecil jumlah yang
diterima konsumen setiap pengiriman, semakin besar pelayanan yang
diharapkan dari para penyalur. Pelayanan lainnya adalah waktu tunggu, yaitu
lamanya rentang waktu yang memesan sampai penerimaan produk. Semakin
cepat semakin baik, itu yang diharapkan para konsumen. Desentralisasi pasar
juga merupakan pelayanan. Semakin besar desentralisasi pasar semakin kecil
biaya pengangkutan kepada konsumen. Pelayanan yang dibutuhkan
konsumen lainnya adalah variasi produk yang ditawarkan semakin besar
tingkat pelayanan yang diharapkan dari penyalur.
Hal kedua, yang perlu dilakukan dalam memilih sistem saluran distribusi
adalah menentukan tujuan dan batasan saluran distribusi. Ketiga,
mengidentifikasi pilihan saluran distribusi yang penting, yang meliputi jenis
dan jumlah penyaluran, intensif atau distribusi selektif. Terakhir, adalah
menentukan hak dan tanggung jawab penyalur.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa anggota
penyalur harus secara rutin dievaluasi dengan membandingkan prestasi
sekarang dengan periode sebelumnya atau dengan membandingkan prestasi
anggota satu dengan anggota lainnya. Modifikasi saluran perlu dilakukan
secara periodik karena adanya perubahan lingkungan pemasaran, misalnya
dengan menambah atau mengurangi anggota penyalur.

4. Kebijakan Promosi
Komunikasi pemasaran merupakan salah satu elemen bauran pemasaran
yang dapat berwujud iklan, promosi penjualan, publikasi atau personal
selling.
Prinsip utama mengadakan promosi adalah untuk mengadakan
komunikasi dengan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui
siapa yang akan dituju dan bagaimana cara mendapatkan audience.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.63

Merencanakan dan membuat program promosi menyangkut delapan


tahap, yaitu pertama, perencanaan program promosi harus
mengidentifikasikan target audience yang ingin dicapai dan sifat-sifatnya,
termasuk image yang ingin diciptakan terhadap produk.
Kedua, perencana harus mendefinisikan tujuan mengadakan komunikasi
dalam promosi, misalnya untuk menciptakan kesadaran terhadap produk,
pengetahuan, kesenangan, preferensi, kepercayaan atau pembelian terhadap
produk.
Ketiga, perusahaan perlu merencanakan 'pesan' yang ingin disampaikan.
Perencanaan pesan tersebut meliputi isi, struktur, format dan sumber.
Keempat, memilih saluran komunikasi baik komunikasi personal
(langsung) meliputi nonpersonal (melalui media).
Kelima, yang dilakukan dalam rangka merencanakan dan membuat
program promosi adalah memperkirakan anggaran promosinya. Metode yang
digunakan untuk menentukan anggaran promosi adalah the affordable
method, the percentage-of-sales method, the competitive-parity method dan
the objective-and-task method. The Affordable Method merupakan cara
menentukan anggaran promosi atas dasar kemampuan perusahaan menurut
pendapat para perencana promosi, sedangkan The Percentage-of-sales
Method digunakan untuk menentukan anggaran promosi dengan cara
menentukan persentase tertentu atas penjualan. Competitive-Parity Method
merupakan salah satu metode menentukan anggaran promosi atas dasar biaya
promosi pesaing. Dalam The Objective-and-Task Method perencana promosi
harus mendefinisikan tujuan tertentu dan menentukan tugas-tugas yang harus
dijalankan sebelum menentukan anggaran promosi.
Setelah anggaran promosi berhasil disusun, perlu dialokasikan kepada
tiap-tiap alat promosi (bauran promosi), yaitu iklan, promosi penjualan,
publikasi dan personal selling. Faktor-faktor yang mempengaruhi bauran
promosi adalah pertama, jenis pasar produk. Misalnya, antara produk
konsumen (lebih menitikberatkan pada iklan) dan produk industri (lebih
menitikberatkan pada personal selling). Faktor kedua, adalah strategi
mendorong (lebih ban yak personal selling dan promosi dagang) atau strategi
menarik (lebih banyak mengadakan iklan). Faktor ketiga ialah tahap kesiapan
pembeli. Misalnya, iklan dan publikasi lebih banyak dilakukan untuk
mengundang kesadaran konsumen terhadap adanya produk. Faktor keempat,
ialah tahap daur usia produk. Pada saat produk berada dalam tahap
perkenalan, iklan dan publikasi memegang peranan besar. Tahap
2.64 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

pertumbuhan semua alat promosi mulai dapat dikurangi karena permintaan


tidak menjadi masalah. Pada tahap kedewasaan semua alat promosi mulai
ditingkatkan lagi. Dan pada tahap penurunan promosi penjualan tetap
diperkuat, sedangkan iklan dan publikasi dapat dikurangi dan tidak perlu
melakukan personal selling karena pembeli tidak akan tertarik.
Tahap selanjutnya, mengikuti perkembangan pasar, yaitu mengenai
seberapa jauh konsumen potensi menyadari adanya produk dan kemudian
mencoba untuk membeli produk, mencoba untuk membeli produk yang
ditawarkan tersebut, dan akhirnya puas karena kebutuhannya terpenuhi.
Terakhir, semua komunikasi harus dikelola dan dikoordinasikan secara
konsisten, tepat waktu dan efekti vitas biaya.

0
-~
.
..
"
' •
0

'
_.·· :-3 LATIHAN
__ _ ..... .
I ..,_ ...,

1 ~- ·~ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
-~

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Jelaskan secara ringkas bagaimana mencapai target penjualan yang telah


ditetapkan!
2) Mengapa pembungkusan rokok perlu dilakukan?
3) Jelaskan tahap-tahap dalam menentukan harga untuk yang pertama kali!
4) Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk merencanakan saluran
distribusi?
5) Jelaskan dengan ringkas tahap-tahap yang harus dilakukan seorang
perencana promosi untuk merencanakan dan membuat program promosi!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) U ntuk berhasil mewujudkan rene ana dari hasil analisis pasar sehingga
dicapai tingkat penjualan yang diharapkan, diperlukan usaha-usaha
pemasaran proyek. Usaha-usaha pemasaran proyek meliputi kesatuan
strategi yang dikoordinasi dan dikontrol oleh perusahaan dan digunakan
perusahaan untuk mencapai target pasar yang telah ditetapkan. Strategi
pemasaran terdiri atas pengambilan keputusan atas pengeluaran
pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.65

2) Pembungkusan bertujuan untuk melindungi produk, penghematan,


kemudahan, dan promosi.
3) Pertama, perusahaan harus menentukan tujuan perusahaan. Kedua,
perusahaan perlu menemukan skedul permintaan yang menunjukkan
jumlah yang bisa dibeli setiap periode pada setiap pilihan harga. Ketiga,
perusahaan memperkirakan perbedaan biaya setiap tingkat keluaran
(output). Keempat, perusahaan meneliti harga pesaing sebagai dasar
untuk menentukan harga. Kelima, memilih metode penentuan harga.
Tahap keenam, penentuan harga untuk yang pertama kali adalah memilih
harga akhir dengan memasukkan unsur psikologi dalam penentuan
harga, koordinasi dengan elemen bauran pemasaran lainnya,
mencocokkan dengan kebijakan penentuan harga perusahaan dan dapat
diterima oleh para distributor, tenaga pemasaran, pesaing, pemasok dan
pemerintah.
4) Hal-hal yang perlu dilakukan dalam merencanakan saluran distribusi
pertama, menentukan pelayanan yang diharapkan dari para anggota
saluran distribusi. Yakni meliputi jumlah unit produk yang konsumen
terima setiap pengiriman (lot size). Hal kedua, yang perlu dilakukan
dalam memilih sistem saluran distribusi adalah menentukan tujuan dan
batasan saluran distribusi. Ketiga, mengidentifikasi pilihan saluran
distribusi yang penting yang meliputi jenis dan jumlah penyalur, intensif
atau distribusi selektif. Te rakhir, adalah menentukan hak dan tanggung
jawab penyalur.
5) Pertama, perencana program promosi harus mengidentifikasi target
"audience" yang ingin dicapai dan sifat-sifatnya termasuk "image" yang
ingin diciptakan terhadap produk.
Kedua, mendefinisikan tujuan mengadakan komunikasi dalam promosi
misalnya untuk menciptakan kesadaran terhadap produk, pengetahuan,
kesenangan, preferensi, kepercayaan atau pembelian. Ketiga, perusahaan
perlu merencanakan pesan yang ingin disampaikan. Perencanaan pesan
tersebut meliputi isi, struktur, format dan sumber. Keempat, memilih
saluran komunikasi baik komunikasi personal (langsung) maupun
nonpersonal (melalui media).
Tahap kelima yang dilakukan dalam rangka merencanakan dan membuat
program promosi adalah memperkirakan anggaran promosinya. Setelah
anggaran promosi berhasil. disusun, perlu dialokasikan kepada tiap-tiap
alat promosi (bauran promosi), yaitu iklan, promosi penjualan, publikasi
2.66 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

dan personal selling. Tahap keenam, adalah mengikuti perkembangan


pasar, yaitu mengenai seberapa jauh konsumen potensial menyadari
adanya produk dan kemudian mencoba untuk membeli produk yang
ditawarkan tersebut dan kemudian puas karena terpenuhi kebutuhannya.
Terakhir, semua komunikasi harus dikelola dan dikoordinasikan secara
konsisten, tepat waktu dan efektivitas biaya.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Usaha-usaha memasarkan produk proyek diperlukan agar proyeksi


penjualan yang telah ditentukan (target penjualan) di dalam laporan studi
kelayakan dapat tercapai. Usaha pemasaran tersebut diwujudkan dalam
strategi pemasaran untuk selanjutnya disusun suatu program pemasaran.
Strategi pemasaran meliputi pengambilan keputusan atas rencana
pengeluaran atau biaya pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi biaya
pemasaran. Untuk melaksanakan strategi pemasaran maka perlu disusun
suatu program pemasaran yang mencakup kebijakan produk, harga,
saluran distribusi dan promosi.
Kebijakan produk meliputi kualitas produk, pembungkusan,
pemberian merek, dan pelayanan. Sedangkan kebijakan harga mencakup
penentuan harga pada berbagai tahap dalam distribusi, potongan,
pembayaran kredit, yang berkaitan dengan penentuan harga untuk
proyek bam.
Kebijakan saluran distribusi merupakan berbagai usaha yang
dilakukan perusahaan dalam rangka penyediaan produk untuk
memudahkan konsumen menjangkau dan mendapatkan produk yang
diinginkan. Kebijakan promosi merupakan usaha perusahaan untuk
memberi informasi tentang produknya kepada konsumen dan
mempengaruhi mereka agar membeli produk.

TES FDRMATIF 4

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Sebuah perusahaan yang selama ini dikenal sebagai produsen mesin
jahit, memutuskan memproduksi kompor gas pada tahun depan.
Berdasarkan dimensi penyusunan strategi produk, perusahaan tersebut
... kelompok produknya.
A. memperlebar
B. memperpanjang
e EKMA431 1/MODUL 2 2.67

C. memperdalam
D. menambah konsistensi

2) Berikut ini bukan tujuan pemberian label pada produk ... produk.
A. mengidentifikasi
B. melindungi
C. memberikan deskripsi
D. mempromosikan

3) Di antara metode penentuan harga berikut ini, manakah yang merupakan


penentuan harga atas dasar harga pesaing?
A. Mark-up pricing.
B. Return-target pricing.
C. Going-rate pricing.
D. Sealed-bid pricing.

4) Dari berbagai metode penentuan harga yang ada, dapat diambil


kesimpulan bahwa pengelompokan metode penentuan harga berdasarkan
pertimbangan ....
A. biaya (cost) dan harga pesaing
B. harga pesaing dan pasar
C. biaya dan pasar
D. biaya, harga pesaing atau pasar

5) Untuk membayar barang yang telah dibeli, seorang pengusaha


membayar melalui bank. Sebagai fasilitator, apa fungsi dan kontribusi
bank dalam hal ini?
A. Promosi.
B. Pembayaran.
C. Pemasaran.
D. Pembiayaan.

6) Sifat produk mempengaruhi pengambilan keputusan penentuan saluran


distribusi. Jika produk tersebut adalah bahan bangunan, bagaimana
sebaiknya rene ana saluran distribusi?
A. Produk semacam itu memerlukan pemasaran langsung dari produsen
kepada pemakai langsung agar segera sampai ke tangan pembeli.
B. Produk semacam memerlukan pemasaran langsung karena
penyaluran tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang produk.
2.68 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

C. Produk semacam memerlukan sistem distribusi yang meminimalkan


antara produsen dan konsumen.
D. Produk semacam memerlukan salesmen perusahaan untuk
memasarkannya daripada melalui penyalur.

7) Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini,


perusahaan menetapkan tingkat anggaran promosi untuk bulan depan
dari 20% menjadi 30% dari penjualan yang diperkirakan mencapai
Rp200.000.000,00. Metode penentuan anggaran promosi tersebut
adalah ....
A. The Affordable Method
B. Competitive-parity Method
C. The Objective and Task Method
D. The Percentage-sales Method

8) Tug as manajer promosi adalah ....


A. mengetahui perkembangan konsumen potensial sejak menyadari
adanya produk sampai dengan timbulnya keputusan karena
terpenuhinya kebutuhan akan produk yang ditawarkan perusahaan.
B. menyusun anggaran promosi dan mengalokasikannya pada alat-alat

promos1
C. mengadakan pembiayaan dan pembayaran serta pemberian nama
produk perusahaan
D. jawaban A dan B

9) Penentuan harga yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan


pesaing lain adalah metode ....
A. Sealed-bid Pricing
B. Perceived-value Pricing
C. Return Target Pricing
D. Going Rate Pricing

10) Harga minyak wangi sebuah merek tertentu ternyata jauh lebih tinggi
daripada nilai sebenarnya. Metode penentuan harga apa yang
memungkinkan terjadinya hal tersebut di atas?
A. Sealed-bid Pricing.
B. Perceived-value Pricing.
C. Return Target Pricing.
D. Going Rate Pricing.
e EKMA431 1/MODUL 2 2.69

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang
belum dikuasai.
2.70 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) B
2) B
3) D
4) c
5) A
6) A
7) c
8) D
9) A
10) c
11) B
12) c
13) D
14) D
15) D

Tes Formatif2
1) A. Deskripsi daerah pasar produk/jasa, saluran distribusi dan praktik
perdagangan setempat merupakan analisis kualitatif karena tidak
bisa disajikan ke dalam angka. Sedangkan untuk jurnlah perrnintaan
dan penawaran sepuluh tahun terakhir dan mendatang merupakan
sajian data angka, misalnya dalam satuan rupiah atau unit produk.
2) C. Studi pasar informal adalah studi yang dilakukan dengan
mewawancarai pihak-pihak yang berhubungan dengan produk
sejenis. Misalnya, konsumen, pedagang besar, pesaing. Studi ini
dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai seluk-beluk
produk/jasa sejenis yang akan diproduksi perusahaan sebelum
mengadakan studi pasar formal.
3) A. Jurnlah perrnintaan yang sebenamya suatu produk bisa diketahui
dengan menjurnlahkan impor dan produksi lokal dikurangi ekspor.
4) B. Menggunakan daftar pertanyaan lewat pos adalah metode yang
paling memungkinkan karena relatif lebih murah, bisa mengajukan
responden di mana saja, bisa menampung jawaban (informasi)
e EKMA431 1/MODUL 2 2.71

cukup banyak karena waktu tidak dibatasi (dalam arti tidak dalam
waktu sempit data harus segera didapat). Tetapi pada dasarnya
waktu harus tetap dibatasi, misalnya dengan memberikan informasi
kepada responden bahwa jawaban harus sudah dikembalikan paling
lambat pada waktu tertentu.
5) D. Penentuan permintaan produk/jasa merupakan salah satu usaha
untuk menganalisis karakteristik permintaan saat ini, di samping
menentukan pangsa pasar dan memperkirakan pola pertumbuhan
permintaan barang/jasa. Penentuan permintaan produk/jasa itu
sendiri meliputi usaha mendefinisikan pasar dan memperkirakan
luas pasar secara keseluruhan.
6) D. Penentuan pan gsa pasar dipengaruhi oleh kondisi persaingan. Jika
persaingan ketat dan banyak, pangsa pasar cenderung ditentukan
rendah. Selain kondisi persaingan, harga produk/j as a yang terj adi di
pasar dan pola pertumbuhan permintaan juga mempengaruhi tingkat
pangsa pasar. Jika elastisitas permintaan terhadap perubahan harga
tinggi, perusahaan mudah meningkatkan pangsa pasarnya dengan
menurunkan harga. Jika pola pertumbuhan berfluktuasi, pangsa
pasar sulit ditentukan sehingga penentuan pangsa pasar cenderung
rendah.
7) B. Meramal (to forecast) penjualan mobillebih sulit karena permintaan
mobil cenderung lebih berfluktuasi dari tahun ke tahun
dibandingkan dengan bahan makanan yang cenderung stabil atau
naik dari tahun ke tahun.
8) C. Strategi pemasaran merupakan bauran pemasaran (marketing mix)
yang meliputi strategi produk/jasa, harga, promosi/iklan dan saluran
distribusi. Misalnya, barang X, suatu produk sampo yang akan
dipasarkan di Jawa Tengah dengan harga Rpl.OOO,OO per 300 ml,
dipasarkan lewat pedagang besar dan pengecer dan memasang iklan
di surat kabar berbahasa daerah yang terbit di Jawa Tengah dan
Y ogyakarta satu kali seminggu selama 3 bulan.
9) A. Proyek tidak memiliki kelebihan dan kekuatan pada aspek pasar
sehingga tidak bisa dilaksanakan pembangunannya karena tidak
akan berhasil di masa datang.
10) C. Cara mengetes daftar pertanyaan guna mengetahui sudah cukup bisa
dimengerti atau belum adalah dengan mewawancarai beberapa
perusahaan berdasarkan daftar pertanyaan tersebut.
2.72 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Tes Formatif 3
1) D. Definisi pasar potensial adalah jumlah penjualan maksimal yang
bisa dicapai oleh seluruh perusahaan dalam industri yang
bersangkutan dalam suatu periode tertentu dan dengan program
pemasaran serta keadaan lingkungan tertentu. Jadi, unsur-unsurnya
adalah jurnlah penjualan, periode, program pemasaran dan keadaan
lingkungan.
2) A. Metode Rasio Rantai adalah suatu metode perhitungan pasar
potensial yang mengalikan suatu angka dasar dengan beberapa
persentase penyesuaian. Perhitungan ini digunakan untuk mengukur
pasar potensial.
3) C. Teknik peramalan Survey of Buyers Intention adalah survei yang
dilakukan untuk mendapatkan pendapat konsumen mengenai
barang/j as a sej enis dengan produk proyek yang beredar di pasar.
Oleh karenanya teknik peramalan ini berdimensi penilaian "apa
yang masyarakat katakan", yakni merupakan usaha untuk
mengumpulkan pendapat masyarakat konsumen/pembeli tentang
pandangan dan pikiran mereka terhadap produk di pasar.
4) A. Teknik Composite of Sales-Force Opinion adalah teknik peramalan
yang dilakukan dengan sumber utama pendapat para tenaga
pemasaran (salesman) sehingga teknik ini digolongkan berdimensi
"apa yang masyarakat katakan" (what people say) bukan "apa yang
masyarakat lakukan" (what people do).
5) B. Bencana alam dalam segala bentuk dan rencana lain termasuk
pemogokan sulit diperkirakan sebelurnnya. Dalam praktik, rnisalnya
terjadi isu negatif mengenai produk, bila menyebabkan penjualan
menurun dengan drastis.
6) C. Honda menghadapi persaingan dengan seluruh perusahaan yang
memproduksi semua jenis kendaraan bermotor berarti pabrik sepeda
motor Honda menghadapi persaingan dengan perusahaan yang
memberikan pelayanan yang sama kepada konsumen. Jika sesama
perusahaan yang memproduksi sepeda motor, rnisalnya Yamaha,
DKW, Suzuki, Honda menghadapi persaingan dengan perusahaan
yang memiliki kelompok produk yang lama.
7) D. Pengertian persaingan dengan konsep pasar adalah persaingan
antarperusahaan yang menghadapi dan melayani konsumen yang
e EKMA431 1/MODUL 2 2.73

sama sehingga saling berlomba untuk memuaskan kebutuhan


konsumen.
8) A. Produk Nasional Bruto merupakan basil peramalan ekonomi secara
global karena menyangkut masalah di luar industri atau produk
perusahaan, tetapi secara tidak langsung mempengaruhinya.
Misalnya, tingkat inflasi, jumlah ekspor dan impor, pengeluaran dan
tabungan masyarakat, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah.
9) C. Dalam mengukur permintaan produk intermediate sebaiknya
mengukur pula permintaan produk selanjutnya. Dalam hal ini
produk lanjutan tekstil adalah sprei, pakaian jadi, korden, dan
sebagainya baik permintaan di dalam negeri atau luar negeri jika
produk tersebut diekspor.
10) A. Pada dasarnya memilih teknik peramalan yang tepat adalah teknik
peramalan yang memberikan kesalahan terkecil antara proyeksi
ramalan dan kenyataan yang terjadi. Salah satu metode perhitungan
kesalahan adalah "Kesalahan Kuadrat-Mean Akar (Mean Square
Error). Maka di antara nilai a yang digunakan dalam teknik
Exponential Smoothing, a = 0,1 paling sesuai di antara yang lain
karena memberikan nilai Kesalahan Kuadrat Mean Akar terkecil.

Tes Formatif 4
1) A. Dari memproduksi mesin jahit ke kompor gas berarti perusahaan
menambah produknya (product line). Hal tersebut mempunyai arti
bahwa perusahaan memperlebar kelompok produknya.
2) B. Melindungi produk bukan tujuan pemberian label melainkan tujuan
pembungkusan. Contoh pemberian label pada produk makanan
(instant mie) adalah selain merk dan nama produk, juga
menerangkan kandungan isi, cara mengolah, beberapa peringatan
(kalau ada), tanggal kedaluwarsa, produsen dan lokasi produsen.
3) C. Going-rate Pricing adalah penentuan harga berdasarkan harga
pesaing, metode tersebut digunakan terutama karena besarnya biaya
sulit diperkirakan.
4) D. Pengelolaan metode penentuan harga didasarkan atas biaya harga
pesaing atau pasar (pertemuan antara permintaan dan penawaran).
Markup Pricing dan return-target pricing mendasarkan semata-mata
pada cost/biaya, patokan penentuan harga pada metode going-rate
2.74 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

pricing adalah harga pesaing, sedangkan perceived-value merupakan


metode penentuan harga yang didasarkan atas pasar atau konsumen.
5) B. Bank sebagai lembaga keuangan merupakan anggota saluran
distribusi, yakni sebagai fasilitator. Fasilitator membantu dan
berperan dalam distribusi barang/j as a, tetapi tidak mengadakan
pembelian atau memiliki maupun mengadakan penjualan
barang/jasa yang diperjualbelikan oleh pihak lain. Oleh karena
dalam hal ini bank yang berperan sebagai penyampai pembayaran
dari pembeli kepada penjual maka fungsi bank bukan pembiaya,
sebab bank tidak membiayai pembelian barang/jasa yang
diperjualbelikan.
6) C. Produk yang membutuhkan penjualan langsung dari produsen ke
pemakai akhir biasanya diikuti berbagai alasan. Misalnya, produk
yang mudah rusak memerlukan penjualan largsung agar segera
sampai ke tangan pemakai langsung dan menghindari penanganan
ulang dari penyalur ke penyalur lain sebelum sampai ke pemakai
akhir. Produk tidak dapat distandarisasi, memerlukan penjualan
langsung atau wakil perusahaan karena diperlukan penjelasan
khusus dari pihak produsen mengenai produk yang bersangkutan.
Sedangkan produk yang memiliki nilai tinggi, memerlukan salesman
daripada penyalur. Oleh karena produk beton bangunan merupakan
produk yang membutuhkan "tempat" luas dan relatif berat sehingga
memerlukan alat angkutan khusus (truk) maka sebaiknya sistem
distribusinya merupakan sistern distribusi yang mengurangi j arak
pengangkutan dari produsen ke pemakai akhir dan mengurangi
jumlah "perpindahan" penanganan dari penyalur satu ke penyalur
lain (mendekati lokasi konsumen).
7) D. The Percentage-sales Metode adalah metode penetapan anggaran
promosi atas dasar persentase (%) tertentu dari proyek penjualan.
8) D. Pada dasarnya ada 8 tugas pokok manajer promosi yakni
menentukan dan memilih "target audience", menentukan tujuan
promosi, merencanakan pesan, memilih saluran dan alat promosi,
menetapkan anggaran promosi mengalokasikan anggaran dalam
bauran promosi, memonitor pasar, mengelola, dan
mengkoordinasikan komunikasi agar konsisten, tepat waktu, dan
efektif dari se gi biaya.
e EKMA431 1 / MODUL 2 2.75

9) A. Sealed-bid Pricing adalah metode penentuan harga yang dilakukan


untuk kepentingan pelelangan. Misalnya, kontraktor X berhasil
memenangkan tender pembangunan gedung A karena penentuan
harga kontraknya terendah (dalam batas wajar) di antara kontraktor
lainnya. Jadi, penentuan harga berdasarkan metode ini cenderung
lebih rendah daripada pesaing.
10) B. Metode penentuan harga perceived-value adalah penentuan harga
atas dasar persepsi pembeli terhadap produk yang bersangkutan.
Misalnya, X adalah merek minyak wangi yang sangat terkenal, dan
calon pembeli memiliki persepsi bahwa minyak wangi tersebut
memiliki nilai yang tinggi maka dia pun mau membeli dengan harga
berapa pun (bagi yang mampu). Jadi, penentuan harga dengan
metode ini memungkinkan harga suatu produk lebih tinggi dari cost
sebenamya.
2.76 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Daftar Pustaka

Bails. Dale G. Larry C. Pepper. (1982). Business Fluctuations. Forecasting


Techniques and Application. Prentice Hall, Inc.

Bryoe, Murray D., Industrial Development. (1960). A Guide for Accelerating


Economic Growth. New York: Graw-Hill Book Company, Inc.

Clifton JP., David S. and David E. Tyffe. (1977). Project Feasibility


Analysis. A Wide to Profitable New Ventures. John Wiley & Sons Inc.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis - Manajemen, Metode, dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

Kotler, Philip. (1988). Marketing Management Analysis, Planning


Implementation, and Control. Sixth Edition. Prentice-Hell International
Inc.

Makridakis, Spyros 6 Steven C. Wheelwright. (1978). Forecasting. Methods


and Applications. John Wiley A Sons. Inc.

Siswanto Sutojo. 1996. Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek. Jakarta:
Pustaka Binaman.

Suad Husnan & Suwarsono. (1984). Studi Kelayakan Proyek Konsep, Teknik
dan Penyusunan Laporan. Edisi 1. BPFE. 1984.

_ _ _ _ _ _ . (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Kembali ke Daftar
"'
lsi
MDDUL 3

Penilaian Aspek Teknikal

Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

PENDAHULUAN

tudi Kelayakan menilai keberhasilan suatu proyek dalam suatu


keseluruhan. Artinya semua faktor yang berkenaan dengan proyek perlu
diperhatikan dan dianalisis dalam suatu analisis terpadu. Salah satu faktor
tersebut adalah yang berkenaan dengan aspek teknikal. Dalam modul ini,
akan dibahas mengenai seluk-beluk pengertian aspek teknikal dalam studi
kelayakan. Selain itu, akan dibahas pula mengenai persyaratan teknikal
proyek dan penilaian terhadap elemen-elemen teknikal dari proyek.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda akan dapat
menjelaskan konsep-konsep dan menggunakan teknik-teknik yang dipelajari
untuk melakukan analisis dan penilaian aspek teknikal. Secara lebih khusus,
diharapkan Anda dapat melakukan analisis kebutuhan atau persyaratan
teknikal proyek dan melakukan analisis kelayakan teknikal.
3.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 1

Analisis Kebutuhan Teknikal Proyek

nalisis teknikal pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk


mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknikal, biaya-biaya produksi dari
berbagai alternatif dan menilai pemenuhan dan penyediaan kebutuhan-
kebutuhan teknikal proyek tersebut pada berbagai alternatif. Berdasarkan
pada analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya
investasi termasuk biaya eksploitasinya.
Pelaksanaan evaluasi aspek teknikal kerap kali tidak dapat memberikan
suatu keputusan yang baku atau dengan kata lain masih tersedia berbagai
alternatif jawaban. Karena itu, sangat perlu diperhatikan satu atau beberapa
pengalaman pada proyek di lokasi lain yang menggunakan teknik dan
teknologi serupa. Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis di tempat lain
sangat membantu dalam pengambilan keputusan akhir. Dengan kata lain,
pengalaman pihak lain atau di tempat lain tidak bisa begitu saja ditinggalkan.
Analisis Teknikal sebaiknya tetap dilakukan meskipun sebuah proyek
tidak layak secara teknis. Pada dasarnya analisis teknikal bertujuan untuk
menggali informasi mengenai estimasi biaya teknis proyek, yang meliputi
berikut ini.
1. Investasi tetap
Meliputi tanah lokasi, bangunan pabrik dan bangunan lainnya, serta
rnesin dan pemasangannya.
2. Biaya dan pengeluaran produksi
Meliputi bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja langsung, biaya
pabrik tidak langsung (factory overhead cost).
3. Biaya masa percobaan atau uji coba
Misalnya biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi di luar produksi
normal selama masa operasi percobaan. Misalnya, biaya waktu lembur,
pengulangan pekerjaan, kerusakan, dan biaya penelitian teknikal.
4. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan fasilitas yang dibutuhkan
proyek
Misalnya, fasilitas penunjang, yaitu jalan raya, pelabuhan udara, laut,
jalan kereta api, air, listrik, komunikasi.
e EKMA431 1/MODUL 3 3.3

Hal-hal tersebut perlu dinilai tidak hanya pada satu lokasi melainkan
juga di beberapa altematif lokasi. Misalnya, suatu industri membutuhkan
sejumlah besar bahan bakar yang tersedia di lokasi dengan jumlah dan
kualitas tertentu sesuai kebutuhan proyek serta pada biaya yang serendah-
rendahnya. Sejumlah alternatif lokasi menyediakan bahan bakar yang
dibutuhkan, tetapi lokasi yang dipilih adalah tergantung pada kombinasi
biaya minimal dari biaya-biaya pengangkutan bahan baku dan bahan bakar ke
pabrik dan biaya pengangkutan barang jadi ke pasar.
Ada beberapa variabel penting yang harus diperhitungkan perusahaan
sebelum menentukan lokasi yang tepat yang dapat meminimumkan biaya
untuk proyek tersebut antara lain adalah ketersediaan bahan mentah, letak
pasar yang dituju, sumber energi, supply tenaga kerja, fasilitas transportasi,
iklim dan keadaan tanah, adat-istiadat masyarakat setempat serta rencana
perusahaan di masa depan. Dengan memperhitungkan semua variabel
tersebut diharapkan perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat sehingga
dapat meminimumkan biaya baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi.

A. METODE UNTUK MENENTUKAN BESARNYA SKALA


PRODUKSI

Pertimbangan penting yang perlu dilakukan karena akan sangat


mempengaruhi kelayakan teknis dari perencanaan proyek baru adalah
penentuan luas produksi yang tepat. Seberapa besar skala operasi yang harus
ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis.
Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh kemungkinan pangsa
pasar (market share) yang dapat diraih, yaitu dengan mempertimbangkan
kapasitas teknis dari peralatan yang dimiliki. Pendekatan ini lebih sering
digunakan dalam praktik penyusunan studi kelayakan dengan memperhatikan
pendapat manajemen.
Dalam teori manajemen produksi terdapat beberapa metode untuk
menentukan luas produksi optimal, yaitu (1) Pendekatan konsep biaya
marjinal (marginal cost) dan pendapatan marjinal (marginal revenue),
(2) Pendekatan titik impas (Break Even Point), dan (3) Metode program linier
(linear programming).
3.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

1. Pendekatan Konsep Biaya Marjinal dan Pendapatan Marginal


Penentuan luas produksi menurut metode ini ialah bahwa luas produksi
optimal tercapai pada saat marginal cost (MC) sama dengan marginal
revenue (MR). Pada persaingan sempurna dapat digambarkan dalam grafik
sebagai berikut.

R p . ( 0 n.g k o s· d an h as i 1)
MC = M·argh1al Cost
AC =Average Cost

MR = prioe pe.r unit

Volume· produKs.i
,Q Q 1'
-

.__I_ ___,I = keuntungan total OQl =volume produksi optimal


._I_ ___,I = ongkos total

2. Pendekatan Titik Impas


Luas produksi optimal terletak pada luas produksi yang pada saat itu
perusahaan tidak mengalami laba atau rugi atau dalam masa percobaan luas
produksi minimal berada pada titik impas tunai, yaitu titik impas yang hanya
memperhatikan biaya tetap tunai dalam perhitungannya. Jumlah produk yang
harus dijual untuk mencapai titik impas yang menyamakan pendapatan total
dan biaya total dapat dicari dengan persamaan berikut.

Q= FC
(p-VC)

di mana:
Q = unit penjualan
FC = biaya tetap (fixed cost)
p = harga jual per unit
VC = biaya variabel per unit
e EKMA431 1/MODUL 3 3.5

Sementara persamaan untuk menentukan jumlah produk yang harus


dijual supaya bisa menutupi biaya tetap, adalah:

3. Metode Linear Programming


Metode ini digunakan jika produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis.
Terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan grafik jika produk yang
dihasilkan terdiri atas dua jenis, dan metode Simplex apabila produk lebih
dari dua jenis. Untuk mempelajari kedua metode tersebut dipersilakan
memahami lebih lanjut pada teknik riset operasi (operation research).
Ketelitian dan usaha yang dilakukan untuk melaksanakan analisis
teknikal tergantung pada jenis proyek, teknologi yang dipakai, kompleksitas
produk yang dihasilkan, alternatif teknikal yang dipergunakan (misalnya,
proses produksi, bahan baku, tenaga kerja dan sebagainya) serta ketelitian
dalam memperkirakan biaya yang akan terjadi. Semakin baru jenis produk
yang dihasilkan, semakin canggih dan rumit teknologi yang dipakai, semakin
langka altematif teknikal yang dipergunakan maka semakin keras dan teliti
pula usaha yang harus dilakukan untuk membuat analisis teknikal.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman analisis teknikal
tersebut, perlu diketahui pula risiko ketidaktelitian dan ketidaktepatan dalam
melakukan analisis teknikal. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam
analisis teknikal, misalnya kurang teliti dalam melakukan analisis
pendahuluan mengenai kebutuhan-kebutuhan teknologi, kegagalan dalam
menilai alternatif teknikal dan tidak memperhatikan faktor-faktor lain, seperti
penanganan bahan baku, kebutuhan persediaan, pemeliharaan dan fasilitas
sosial untuk para pekerj a.
Kurang telitinya analisis teknikal, mengakibatkan terjadinya masalah
kekurangan keuangan. Akibat lebih lanjut adalah kemungkinan proyek gagal
dalam jangka panjang. Misalnya, proyek gagal mencapai kapasitas produksi
yang direncanakan karena ternyata teknologi yang digunakan sudah
ketinggalan zaman sehingga produk tidak bisa bersaing baik dari se gi harga
maupun mutunya atau karena tidak memikirkan pemeliharaan, proyek
akhirnya harus mati sebelum waktu yang direncanakan.
Ketidaktelitian dalam melakukan analisis teknikal juga bisa
menghasilkan kesalahan dalam memperkirakan biaya proyek baik yang
3.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

menyangkut biaya tetapnya maupun modal kerja. Selain itu, bisa pula terjadi
penyimpangan perkiraan biaya masa operasi percobaan dan biaya produksi
dari kenyataan.
Karena itu, analisis teknikal yang baik harus dilakukan untuk
membuktikan bahwa secara teknikal proyek layak dikerjakan dan hal tersebut
selanjutnya dapat mendukung kelayakan proyek secara ekonomi.

B. ANALISIS TEKNIKAL

Analisis teknikal sebaiknya meliputi hal-hal sebagai berikut.


1. Deskripsi produk, termasuk spesifikasi dalam bentuk fisik, mekanis, dan
unsur kimia (kalau ada) serta penggunaan produk tersebut.
2. Deskripsi proses produksi yang dipilih menunjukkan aliran proses
produksinya. Perlu pula disajikan altematif proses produksi yang lain,
dan alasan dipilihnya proses produksi yang bersangkutan.
3. Rencana kapasitas pabrik dan jadwal produksi yang menunjukkan
volume yang diproduksi dalam suatu periode dengan
mempertimbangkan pula masa produksi percobaan dan faktor-faktor
teknis lain.
4. Pemilihan mesin dan peralatan proyek termasuk spesifikasinya,
perlengkapan yang perlu dibeli dan dari mana asalnya, siapa pemasok-
pemasoknya, masa pengangkutan dari pabrik asal ke proyek dan kapan
dikirimkan. Perlu diteliti pula cara pembayaran mesin dan mengadakan
suatu analisis komparasi beberapa altematif mesin dari segi biaya, mutu
dan pengadaan suku cadang.
5. Identifikasi lokasi pabrik dan kondisi-kondisi yang diinginkan
menyangkut jarak lokasi dari sumber bahan baku dan pasar (barang jadi).
Bagi proyek baru, perlu pula diteliti studi komparasi berbagai lokasi
terutama dilihat dari kelebihan dan kekurangan masing-masing.
6. Rencana tata letak (layout) pabrik dan perkiraan biaya usulan pendirian
bangunan dan pengembangan lokasi.
7. Pengadaan bahan baku dan bahan penolong termasuk deskripsi fisik,
kimia, jumlah yang dibutuhkan, biaya pada saat itu dan prospeknya, cara
pembayaran, lokasi pemasok bahan baku, dan kelangsungan penyediaan.
8. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja termasuk tenaga kerja langsung dan
tenaga kerja tidak langsung serta kebutuhan tenaga supervisi.
e EKMA431 1/MODUL 3 3.7

9. Penentuan jenis dan jumlah limbah proyek termasuk deskripsi metode


penanganan, jumlah biaya penanganan limbah.
10. Perkiraan biaya produksi.

C. PERANAN TEKNOLOGI DALAM PROYEK

Sebagaimana disebutkan dalam penjelasan sebelumnya bahwa pemilihan


teknologi bisa mempengaruhi keberhasilan suatu proyek. Misalnya, teknologi
apa yang sebaiknya diterapkan di dalam proyek.
Proyek baru, sering direncanakan menggunakan teknologi yang terbaru
dalam arti menggunakan proses yang terbaru dan mesin serta peralatan
terbaru. Hal ini banyak terdapat di negara industri. Sedang di negara-negara
berkembang sulit untuk menerapkan teknologi industri terbaru tetapi tidak
akan berhasil jika menggunakan teknologi yang terlalu jauh ketinggalan.
Penerapan teknologi terbaru sangat berisiko karena membutuhkan biaya
sangat tinggi untuk memodifikasi produk agar sesuai dengan basil yang
diinginkan dan tidak jarang mengalami kegagalan dalam pemasaran sehingga
mengalami kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu, terdapat suatu
pedoman bahwa sebaiknya proyek-proyek industri di negara berkembang
menghindari teknologi baru yang belum terbukti keberhasilannya di dalam
pasar selama beberapa waktu paling sedikit satu tahun.
Sebaliknya, proyek-proyek di negara berkembang sebaiknya
menghindari teknologi usang atau teknologi yang sedang menuju
kedaluwarsa. Penerapan teknologi usang akan berakibat terhadap investasi
proyek yang bersangkutan secara keseluruhan terutama jika terdapat
teknologi yang lebih baru yang mulai memasyarakat. Artinya proyek tersebut
akan mengalami kesulitan memasarkan produknya sebab tidak sesuai dengan
permintaan konsumen yang seleranya sudah beralih ke produk yang
menggunakan teknologi lebih baru atau dilihat dari cara kerjanya tidak
efisien lagi sehingga dari segi biaya secara total tidak bisa bersaing dengan
produk lain.
Contoh, untuk menghasilkan produk pupuk N dilakukan proses
elektrolisis air dengan menggunakan sejumlah besar tenaga listrik. Proses
yang lebih baru tidak menggunakan tenaga listrik melainkan tenaga minyak
atau gas alam. Sebuah pabrik sejenis didirikan dengan menggunakan proses
produksi yang pertama, yaitu dengan menggunakan listrik. Proses produksi
dengan teknologi lama, yaitu dengan menggunakan tenaga listrik berjalan
3.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

dengan baik dan lancar, tetapi produk yang dihasilkan tidak bisa bersaing
(dari segi biaya) dengan produk yang dihasilkan dengan menggunakan
teknologi tenaga bukan listrik. Artinya produk yang dihasilkan lebih mahal
daripada produk dengan teknologi baru meskipun kualitasnya tidak berbeda.

D. INFORMASI-INFORMASI YANG DIPERLUKAN

Dalam mengadakan analisis teknikal diperlukan berbagai informasi agar


analisis bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya dan seteliti-telitinya. Informasi
yang dibutuhkan sebelum memulai membuat analisis teknikal adalah sebagai
berikut.
1. Informasi Produk
Meliputi informasi mengenai spesifikasi dan desain produk, tingkat
kualitas yang diinginkan dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan.
2. Informasi Pasar
Dibutuhkan informasi mengenai peramalan penjualan, kebutuhan
pelayanan pengangkutan, dan lokasi konsumen.
3. Informasi Bahan Baku dan Bahan Penolong
Meliputi spesifikasi, pengadaan, masa pengiriman dan lokasi pemasok.
4) Lain-lain.
Meliputi informasi mengenai pengadaan modal, pengadaan tenaga kerja
dan sebagainya.

Khusus untuk informasi produk, sebaiknya didapatkan selama proses


mencari dan memilih gagasan proyek. Informasi hubungan penjualan dan
konsumen didapatkan selama mengadakan analisis pemasaran yang telah
dibahas di dalam Modul 2.

~rg
1

,

-
....,..,..

$ q !'(
LATIHAN
. - ..
- - -- ~ . .

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Secara umum, apa yang seharusnya dianalisis dalam aspek teknikal?


2) Apa yang terjadi jika analisis tidak dilakukan dengan baik dan teliti?
e EKMA431 1/MODUL 3 3.9

3) Dalam mengadakan penilaian alternatif mesin dan peralatan produksi,


hal apa saja yang perlu dilakukan oleh seorang analis? Jelaskan!
4) Patokan apa yang perlu diperhatikan oleh pemilik proyek di negara
sedang berkembang dalam memilih "teknologi"?
5) Jelaskan apa saj a yang bisa didapat dari informasi produk!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Analisis teknikal pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk


mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknikal, biaya-biaya produksi dari
berbagai altematif dan menilai pemenuhan dan penyediaan kebutuhan-
kebutuhan teknikal proyek tersebut pada berbagai alternatif. Berdasarkan
pada analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya
investasi termasuk biaya eksploitasinya.
2) Kurang telitinya analisis teknikal, mengakibatkan terjadinya masalah
kekurangan keuangan. Akibat lebih lanjut adalah kemungkinan proyek
gagal dalam jangka panjang. Ketidaktelitian dalam melakukan analisis
teknikal juga bisa menghasilkan kesalahan dalam memperkirakan biaya
proyek baik yang menyangkut biaya tetapnya maupun modal kerja.
Selain itu bisa pula terjadi penyimpangan perkiraan biaya masa operasi
percobaan dan biaya produksi dari kenyataan.
3) Pemilihan mesin dan peralatan proyek termasuk spesifikasinya,
perlengkapan yang perlu dibeli dan dari mana asalnya, siapa pemasok-
pemasoknya, masa pengangkutan dari pabrik asal ke proyek dan kapan
dikirimkan. Perlu diteliti pula cara pembayaran mesin dan mengadakan
suatu analisis komparasi berbagai alternatif mesin dari segi biaya, mutu
dan pengadaan suku cadang.
4) Sebaiknya proyek-proyek industri di negara berkembang menghindari
teknologi baru yang belum terbukti keberhasilannya di dalam pasar
selama beberapa waktu paling sedikit satu tahun. Sebaliknya, proyek-
proyek di negara berkembang sebaiknya menghindari teknologi usang
atau teknologi kedaluwarsa.
5) Dari informasi produk penilai proyek mendapatkan informasi mengenai
spesifikasi dan desain produk, tingkat kualitas yang diinginkan dan
pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan.
3.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

RANG KUMA N;__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Analisis teknikal selain mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan


teknikal proyek juga menilai kelayakan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan tersebut pada berbagai altematif lokasi.
Analisis teknikal perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak
terjadi kegagalan proyek baik kegagalan jangka pendek, yaitu
menyangkut masalah keuangan maupun kegagalan jangka panjang, yaitu
menyangkut investasi tersebut secara keseluruhan.
Tidak ada ukuran baku dalam menilai kelayakan teknikal, tetapi
membandingkan dan menggunakan pengalaman proyek lain yang sejenis
merupakan hal yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan
teknikal.
Untuk membuat analisis teknikal yang baik diperlukan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. lnformasi tersebut berupa
informasi produk, informasi pasar, informasi bahan baku.

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Di bawah ini adalah bukan hal yang perlu dianalisis dalam aspek
teknikal, ....
A. pengadaan tanah untuk lokasi pabrik
B. biaya dan pengeluaran biaya overhead pabrik
C. perkiraan luas pasar potensial yang bisa dij angkau
D. pengadaan fasilitas pendukung proyek, misalnya fasilitas jalan raya

2) Manakah yang paling benar di antara pernyataan-pernyataan di bawah


ini semakin ....
A. 'populer' suatu teknologi semakin hati -hati dan teliti dalam
mengadakan suatu analisis teknikal
B. kompleks suatu produk yang dihasilkan semakin hati -hati dan teliti
melakukan analisis teknikal
C. langka bahan baku yang dipergunakan untuk memproses produk
suatu proyek semakin hati-hati dan teliti melakukan analisis teknikal
D. canggih teknologi yang dipergunakan semakin hati-hati dan teliti
usaha yang dilakukan untuk membuat analisis teknikal
e EKMA431 1/MODUL 3 3.11

3) Tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh proyek-proyek industri di


negara berkembang dalam menghadapi perkembangan teknologi
adalah ....
A. menetapkan teknologi terbaru yang belum terbukti keberhasilannya
sebagaimana di negara industri dan menghindari teknologi usang
B. menghindari teknologi baru yang belum terbukti keberhasilannya
dan menghindari teknologi usang
C. menetapkan baik teknologi baru yang belum terbukti
keberhasilannya maupun teknologi usang
D. menghindari teknologi baru yang belum terbukti keberhasilannya
dan menerapkan teknologi usang

4) Metode penentuan luas produksi yang menyatakan bahwa luas produksi


optimal adalah pada saat marginal cost sama dengan marginal revenue
adalah ....
A. metode linear programming
B. pendekatan break even point
C. pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue
D. program evaluasi review technique

5) Pemyataan manakah yang paling benar di antara pernyataan-pernyataan


di bawah ini?
A. Pelaksanaan evaluasi aspek teknikal cenderung dapat memberikan
suatu keputusan yang baku
B. Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis di proyek lain sangat
membantu pengambilan keputusan akhir
C. Pengalaman-pengalaman pabrik lain dalam penggunaan teknologi
tidak perlu diperhatikan dalam penentuan keputusan akhir
D. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknikal proyek saja.

6) Untuk menentukan luas produksi optimal bagi proyek A yang


memproduksi (1) baju anak-anak, (2) baju pria dewasa dan (3) baju
wanita dewasa, metode apakah yang sebaiknya dipakai?
A. Pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue
B. Pendekatan break even point
C. Metode linier programming dengan pendekatan grafik
D. Metode linier programming dengan metode simplex

7) Fasilitas-fasilitas berikut bukan merupakan fasilitas overhead ....


A. jalan raya, jembatan, dan jalan kereta api
B. pelabuhan udara dan pelabuhan laut
3.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

C. air, listrik, dan komunikasi


D. bahan baku, bahan penolong, dan tenaga kerja langsung

8) Oleh karena pada saat penyusunan studi kelayakan aspek teknikal tidak
memperhitungkan prospek kenaikan harga barang-barang modal di masa
kemudian maka dalam pelaksanaannya Proyek X mengalami cost
overrun atau pelampauan biaya. Akibat cost overrun terhadap proyek X
adalah ....
A. biaya proyek lebih rendah daripada rencana semula
B. biaya proyek lebih tinggi daripada rencana semula
C. biaya proyek tetap tidak berubah dari rencana semula
D. profit lebih tinggi daripada rencana semula

9) Luas produksi minimal terletak pada saat perusahaan tidak mengalami


laba atau rugi. Pemyataan tersebut adalah penentuan luas produksi
dengan ....
A. pendekatan konsep MC dan MR
B. pendekatan break-even point
C. metode linier programming dengan grafik
D. metode linier programming dengan simplex

10) Di antara pernyataan-pemyataan berikut manakah yang paling benar?


A. Pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin yang buruk tidak
mempengaruhi efisiensi produksi
B. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknikal proyek saja sehingga
tidak perlu menilai kelayakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
teknikal
C. Analisis teknikal sebaiknya disajikan dalam berbagai alternatif
karena analisis tersebut kerap kali tidak dapat memberikan suatu
keputusan yang baku
D. analisis teknikal tidak begitu penting dibandingkan dengan analisis
aspek pasarnya.

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
e EKMA431 1/MODUL 3 3.13

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
3.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 2

Tahapan Analisis Kelayakan Teknikal

ebagaimana telah diuraikan dalam bagian sebelumnya bahwa analisis


teknikal dari suatu studi kelayakan perusahaan berusaha menilai
kelayakan teknikal dari suatu proyek. Dalam menilai aspek teknikal, hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah efek berbagai alternatif teknikal terhadap
tingkat pengangguran ekologi, permintaan fasilitas pendukung, tersedianya
modal, dukungan industri lain dan faktor lain.

TAHAP-TAHAP DALAM ANALISIS TEKNIKAL

Biasanya analisis teknikal dilakukan melalui beberapa tahap. Tentu saja


urutan tahapan ini bukan merupakan sesuatu yang baku karena intensitas
analisis teknikal sangat tergantung pada jenis proyek, kompleksitas proyek,
informasi yang didapat, analis yang melakukan analisis dan faktor-faktor
lain. Uraian berikut akan membahas setiap tahapan dalam analisis teknikal.

Informasi Produk Informasi Pasar Informasi Bahan


Baku
t

ADAKAH ALTERNATIF TEKNOLOGI YANG DAPAT DIPAKAI


UNTUK MEMPRODUKSI BARANG YANG DIRENCANAKAN?

Tahap pertama dalam analisis teknikal adalah menentukan alternatif


teknologi yang ada untuk menghasilkan suatu barang atau jasa, dengan kata
lain adakah teknologi yang dapat mendukung proyek sehingga menghasilkan
barang yang direncanakan. Tujuan dari tahap ini adalah:
1. menghindari penggunaan teknologi yang tidak sesuai;
2. memastikan bahwa berbagai alternatif telah dipertimbangkan.

Selain itu, teknologi yang ada sebaiknya secara umum dikenal dan
tersedia melalui asosiasi dagang atau publikasi. Artinya bukan suatu
teknologi yang masih dalam proses penemuan dan percobaan. Sumber
e EKMA431 1/MODUL 3 3.15

teknologi terbaik, antara lain produsen mesin dan peralatan produksi. Bahkan
untuk produk baru, penemuan teknologinya mungkin ditemukan dari
pengembangan teknologi barang yang selama itu sudah ada. Pengembangan
teknologi di sini adalah yang menghasilkan biaya lebih rendah atau produk
yang lebih baik.
Pemilihan teknologi padat modal dan padat karya perlu disesuaikan
dengan kondisi negara di mana proyek didirikan. Negara yang memiliki
sumber tenaga kerja melimpah dan murah cenderung memilih teknologi
padat karya dibandingkan teknologi padat modal, begitu pula sebaliknya.
Faktor penting lainnya selain modal dan tenaga kerja yang perlu
diperhatikan dalam mempertimbangkan penerapan teknologi adalah kualitas
produk yang dihasilkan harus sesuai dengan permintaan konsumen. Biasanya
teknologi kurang maju (intensif tenaga kerja) menghadapi masalah dalam
mengusahakan konsistensi mutu. Oleh karena alasan tersebut, mekanisasi
tetap dibutuhkan meskipun suatu proyek bersifat intensif tenaga kerj a.
Jika analisis tahap ini dijawab "ya", dalam arti memang ada alternatif
teknologi untuk memproduksi produk yang direncanakan maka tahap
berikutnya adalah sebagai berikut.

APAKAH "AKIBAT SAMPING" DARI SETIAP ALTERNATIF


TEKNOLOGI SEJALAN DENGAN KEBIJAKSANAAN, TUJUAN
DAN PERATURAN PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN

Tahap ini adalah tahap pertama dari beberapa tahap proses eliminasi
alternatif yang tidak sesuai dengan produk yang direncanakan proyek.
Faktor-faktor akibat samping yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan;
2. kebutuhan tenaga kerja ahli;
3. kebutuhan energi;
4. efek terhadap lingkungan;
5. kebutuhan modal;
6. kebutuhan peralatan yang diimpor;
7. hubungan dengan industri lain;
8. risiko terhadap keselamatan dan kesehatan.
3.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Masalah-masalah di atas dihubungkan dengan peraturan-peraturan


pemerintah dan hukum yang berlaku. Oleh karenanya diperlukan informasi
yang benar mengenai undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah
yang berhubungan dengan industri atau proyek yang direncanakan.
Jika pada tahap ini terdapat altematif teknikal proyek yang bertentangan
dengan kebij aksanaan dan peraturan pemerintah, alternatif tersebut sebaiknya
dibatalkan atau dihilangkan dari kemungkinan terpilih menjadi elemen dalam
proyek yang direncanakan. Sedangkan alternatif yang memenuhi syarat
dalam arti tidak bertentangan, dapat diteruskan untuk dievaluasi lebih lanjut.

APA TERDAPAT ALTERNATIF TEKNIKAL YANG TERLALU


MAHAL SEHINGGA PERLU DIHILANGKAN?

Pada tahap awal semacam ini dimungkinkan memperkirakan biaya


secara kasar untuk menilai diterima atau tidaknya suatu alternatif. Artinya
jika alternatif yang bersangkutan terlalu mahal dan diperkirakan melebihi
batas kemampuan keuangan proyek maka alternatif tersebut ditolak.

Ya-L-

RENCANAKAN PENELITIAN DAN PENGUJIAN UNTUK


MEMASTIKAN TERPENUHINYA KELAY AKAN TEKNIKAL

Produk baru yang tergantung pada teknologi baru memerlukan pengujian


dan penelitian lebih lanjut untuk meyakinkan bahwa produk dapat dibuat
dengan teknologi yang ditemukan. Sedangkan untuk produk yang sudah ada
(existing product) di pasar, keberhasilannya tergantung pada keunggulan
produk dalam hal biaya dan atau dalam pengembangan proses produksi yang
mampu meningkatkan produktivitas. Contoh penelitian dan pengujian, yaitu:
1. penelitian untuk mengembangkan proses atau mengadaptasi teknologi
yang sudah ada;
2. pengujian laboratorium terhadap bahan baku.
e EKMA431 1/MODUL 3 3.17

Ya-1.

SETELAH MELEWATI BEBERAPA TAHAPAN ANALISIS, APAKAH


TERSEDIA ESTIMASI YANG MEMUASKAN, MENGENAl
INVESTASI TETAP, BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA SELAMA
MASA PERCOBAAN?

Perkiraan-perkiraan tersebut penting untuk membuat proyeksi keuangan


yang diperlukan untuk menilai kelayakan aspek keuangan proyek. Hal ini
bertujuan untuk menghindari penilaian yang terlalu rendah (underestimation)
terhadap biaya perolehan barang-barang modal (investasi tetap) dan
kesalahan memperkirakan kebutuhan modal kerja.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai
perkembangan harga barang-barang modal yang dibutuhkan proyek selama
penyusunan studi kelayakan sehingga rencana yang disusun terlalu optimis
dan tidak memperkirakan kemungkinan lain, seperti terjadinya kenaikan
harga. Estimasi yang terlalu rendah juga dapat disebabkan oleh terlalu
lamanya tenggang waktu antara perencanaan dan realisasi proyek. Misalnya,
proyek tertunda-tunda pelaksanaannya karena berbagai alasan sehingga
apabila selama tenggang waktu tersebut terjadi kenaikan biaya yang tidak
diperhitungkan dalam perencanaan maka perkiraan biaya barang modal akan
terlalu rendah. Apabila akhimya dilaksanakan, proyek akan mengalami
kekurangan dana untuk membiayai investasi tetap. Untuk membiayai barang
modal, usaha pertama yang akan dilakukan oleh pemilik proyek biasanya
adalah dengan menggunakan dana yang semula direncanakan untuk
membiayai modal kerja, akibatnya proyek mengalami kekurangan modal
kerja. Cara kedua yang mungkin akan dilakukan adalah dengan mengajukan
tambahan pinjaman kepada kreditor sehingga biaya bunga naik, di samping
itu dengan kenaikan biaya investasi tetap, biaya amortisasi dan depresiasi
akan naik pula. Akibatnya, biaya produksi secara keseluruhan mengalami
kenaikan sehingga perkiraan laba yang dihasilkan tidak dapat dicapai dalam
pelaksanaannya.
Pada tahap ini, apabila data yang diperoleh telah dibuat mewakili dalam
arti telah lengkap dan meyakinkan maka tidak perlu mengadakan penelitian
dan analisis teknis lebih lanjut sehingga dapat langsung mengadakan analisis
aspek selanjutnya.
3.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Akan tetapi, apabila ternyata keterangan yang diperoleh masih kurang


meyakinkan maka perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai aspek teknikal
yang akan dibahas dalam Kegiatan Belajar 3.

-~ .·
:~ · 'J
I

.
- ---- ~
.
-

--
.__,.
LATIHAN
-----------------------------------------

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Mengapa perlu menilai berbagai alternatif teknologi dalam analis


teknikal suatu studi kelayakan perusahaan?
2) Faktor-faktor apa saja yang perlu pertimbangan dalam memilih
teknologi? Jelaskan!
3) Mengapa mekanisasi masih tetap dibutuhkan walaupun tenaga kerja
sangat murah dan melimpah?
4) Keunggulan apa saja yang bisa menjadikan suatu produk lebih berhasil
dibandingkan produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan atau di
negara lain?
5) J elaskan akibat underestimation investasi tetap terhadap pelaksanaan
proyek!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Tahap pertama dalam analisis teknikal adalah menentukan alternatif


teknologi yang ada untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Dengan
kata lain adakah teknologi yang dapat mendukung proyek sehingga
menghasilkan barang yang direncanakan. Tujuan tahap ini adalah
(a) untuk menghindari penggunaan teknologi yang tidak sesuai dan
(b) untuk membuktikan bahwa berbagai altematif telah dipertimbangkan.
2) Pemilihan teknologi padat modal dan teknologi padat karya perlu
disesuaikan dengan kondisi negara tempat proyek masing-masing.
Negara yang memiliki sumber tenaga kerja melimpah dan murah
cenderung memilih teknologi padat karya dibanding teknologi pada
modal, begitu sebaliknya. Faktor penting lain selain modal dan tenaga
kerja yang perlu diperhatikan dalam mempertimbangkan penerapan
teknologi dalam proyek adalah kualitas produk yang dihasilkan.
e EKMA431 1/MODUL 3 3.19

3) Biasanya teknologi kurang maju (intensif tenaga kerja) mengalami


masalah dalam mengusahakan konsistensi mutu. Oleh karena alasan
tersebut, mekanisasi tetap dibutuhkan walau suatu proyek mengusahakan
intensif tenaga kerj a.
4) Keberhasilan produk yang sudah ada terhadap produk sejenis lain
tergantung pada keunggulan produk dalam biaya dan atau keberhasilan
dalam mengembangkan proses produksi sehingga meningkatkan
produktivitas.
5) Proyek akan gagal karena kekurangan biaya baik biaya modal maupun
biaya tetapnya atau mengalami beban biaya yang terlalu berat.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Dalam analisis teknikal, terdapat proses eliminasi yang


dimaksudkan untuk menghilangkan alternatif teknikal yang tidak sesuai
dengan kondisi-kondisi intern maupun ekstern. Kondisi intern dalam hal
ini adalah kondisi perusahaan yang bersangkutan dan kondisi ekstern
adalah kondisi di luar perusahaan, misalnya peraturan pemerintah dan
undang-undang.
Persyaratan-persyaratan teknikal dalam setiap tahap dalam proses
eliminasi perlu dipenuhi sehingga alternatif-alternatif yang tidak sesuai
dengan persyaratan yang diharapkan atau direncanakan, sebaiknya
dihilangkan sebagai elemen di dalam proyek. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pengambilan keputusan yang salah mengenai proyek sedini
mungkin. Pengambilan keputusan yang salah bisa mengakibatkan
kegagalan proyek di dalam pelaksanaannya.
Persyaratan pertama yang perlu dipenuhi adalah berkenaan dengan
pemilihan teknologi yang akan digunakan di dalam proyek. Persyaratan
kedua melihat kemungkinan proyek menyimpang dari peraturan
pemerintah atau undang-undang yang berlaku atau tidak. Persyaratan
selanjutnya adalah menyangkut biaya produksi dan biaya alternatif
teknikal lain dan perlu tidaknya dilakukan penelitian dan tes teknikal
melalui laboratorium atau yang sejenis dan perlu tidaknya melakukan
studi teknikallebih lanjut.
3.20 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TES FDRMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Kemungkinan yang akan terjadi akibat terjadinya pelampauan biaya bagi
proyek adalah biaya depresiasi ....
A. lebih rendah, biaya bunga lebih rendah, profit lebih tinggi daripada
rencana semula
B. lebih tinggi, biaya bung a lebih rendah, profit bisa lebih tinggi a tau
lebih rendah daripada rencana semula
C. lebih tinggi, biaya bunga lebih tinggi dan profit lebih rendah
daripada rencana semula
D. lebih rendah, biaya bung a lebih tinggi, profit bisa lebih tinggi atau
lebih rendah daripada rencana semula

2) Cara termudah untuk mendapatkan informasi mengenai teknologi yang


akan dipakai adalah melalui ....
A. perusahaan lain yang sej enis
B. produsen me sin dan peralatan produksi yang bersangkutan
C. penelitian khusus, kalau perlu dengan penelitian laboratorium
D. majalah-majalah umum

3) Alasan penggunaan mesin dalam proses produksi di dalam proyek yang


mengusahakan intens if tenaga kerj a adalah ....
A. menghemat penggunaan tenaga kerja
B. menerapkan teknologi padat modal
C. mengusahakan konsistensi mutu
D. tidak beralasan karena penggunaan mesin di dalam proyek intensif
tenaga kerj a tidak mungkin terj adi

4) Underestimation biaya proyek tidak disebabkan oleh hal berikut ....


A. kekurangan informasi mengenai harga-harga barang modal
B. kenaikan harga barang modal
C. penurunan harga barang modal
D. lokasi produsen barang modal terlalu jauh sehingga memerlukan
biaya tambahan di luar perhitungan
e EKMA431 1/MODUL 3 3.21

5) Jalan keluar yang sering dilakukan oleh pemilik proyek untuk mengatasi
pelampauan biaya agar proyek tetap dapat dilaksanakan adalah ....
A. mengurangi jenis mesin dan peralatan yang direncanakan akan
dibeli
B. mengubah desain bangunan pabrik yang direncanakan semula,
menjadi lebih sederhana
C. kalau perlu membatalkan kontrak pembelian barang-barang modal
lainnya, misalnya beberapa komponen mesin produksi utama
D. menunda pembayaran bahan baku jika telah dipesan dan
menggunakan dana yang direncanakan untuk pembelian bahan baku
tersebut guna menutupi kekurangan biaya kalau perlu biaya-biaya
yang direncanakan untuk pembayaran tenaga kerja, biaya persediaan
dan dana modal kerja lainnya

6) Berikut ini bukan salah satu dari faktor-faktor yang dipertimbangkan


untuk menentukan penerapan teknologi dalam sebuah proyek adalah ....
A. tersedianya modal
B. jumlah penduduk
C. tenaga kerja yang dibutuhkan baik dalamjumlah maupun kualitas
D. kualitas produk yang dihasilkan

7) Informasi pasar apa saja yang dijadikan pertimbangan dalam memilih


suatu teknologi suatu proyek?
A. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
B. Jumlah dan kualitas bahan baku yang digunakan untuk
menghasilkan suatu produk
C. Kualitas produk yang diinginkan calon konsumen
D. Teknologi padat kerja atau padat modal

8) Mengapa diperlukan informasi produk, pasar dan bahan baku dalam


menentukan teknologi yang akan dipakai dalam suatu proyek?
A. Untuk menghindari penggunaan teknologi yang tidak sesuai.
B. Oleh karena teknologi yang akan dipakai adalah teknologi baru yang
masih memerlukan percobaan-percobaan dan perlu diuji.
C. Oleh karena teknologi yang akan dipakai dalam proyek tidak boleh
sama dengan teknologi yang dipakai pesaing.
D. Untuk menentukan biaya produksi.
3.22 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

9) Tujuan utama menilai konsistensi tiap-tiap alternatif teknologi proyek


dengan peraturan-peraturan pemerintah adalah untuk ....
A. menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
B. menghilangkan seawal mungkin alternatif teknologi yang tidak
sesuai dengan peraturan pemerintah, dari kemungkinan dipilih
C. memperkirakan kebutuhan energi
D. menentukan kebutuhan modal

10) Suatu proyek, dilihat dari aspek teknikal, akan cenderung lebih
"diterima" dibandingkan dengan proyek lain, jika produk proyek
tersebut ....
A. memiliki kualitas sama persis dengan produk yang sudah ada di
pasar
B. menggunakan teknologi baru yang selama ini belum pernah dipakai
oleh produk sejenis
C. menggunakan teknologi yang sama dengan produk sejenis di pasar,
dengan pengembangan dalam segi produktivitas
D. memiliki harga jual sama dengan produk sejenis yang sudah ada di
pasar

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 3 3.23

KEGIATAN BELAL.JAR 3

Penilaian terhadap Elemen-elemen


Teknikal Proyek

ebagaimana disebutkan dalam Kegiatan Belajar 2 bahwa jika studi


teknikal awal tidak berhasil mendapatkan informasi secara lengkap maka
diperlukan studi teknikal secara lebih "detail" yang menyangkut elemen-
elemen dalam aspek teknikal.
Elemen-elemen yang perlu dinilai dalam analisis teknikal adalah:
1. memperkirakan kebutuhan persediaan;
2. menentukan skedul produksi;
3. menilai proses produksi;
4. memilih mesin dan peralatan produksi.
5. memilih metode dan peralatan penanganan bahan (material handling);
6. memperkirakan kebutuhan tenaga kerja;
7. merencanakan organisasi produksi;
8. memperkirakan kebutuhan ruang untuk produksi dan pelayanan;
9. merencanakan tata letak fasilitas fisik;
10. merencanakan persyaratan bangunan;
11. pemilihan lokasi;
12. memilih antara mendirikan bangunan atau menyewa;
13. merencanakan biaya-biaya investasi, produksi, dan biaya selama mas a
percobaan.

Uraian berikut akan membahas setiap elemen di atas secara berurutan.

1. Memperkirakan Kebutuhan Persediaan


Tujuan mengadakan persediaan adalah untuk berjaga-jaga jika terjadi
fluktuasi dalam permintaan. Dengan adanya persediaan, seorang produsen
bisa mengusahakan memenuhi permintaan yang ada, meskipun permintaan
tidak teratur baik dalam waktu maupun jumlahnya. Misalnya, adanya
persediaan barang jadi yang memungkinkan seorang produsen untuk secara
cepat mengirimkan barang yang dipesan oleh konsumen dan sekaligus dapat
mengendalikan tingkat produksinya. Oleh karena itu, diperlukan manajemen
persediaan yang baik agar tidak mengakibatkan kerugian perusahaan yang
3.24 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

disebabkan oleh terlalu tingginya biaya persediaan maupun karena


kekurangan persediaan yang menyebabkan hilangnya penjualan dan
kemacetan produksi.
Persediaan dapat dikelompokkan menjadi persediaan bahan mentah atau
bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi serta
persediaan barang penolong. Dalam usaha perdagangan persediaan yang ada
adalah persediaan barang dagangan.
Perhitungan persediaan perusahaan yang sudah berjalan adalah dengan
meminimalkan biaya yang terkait dalam barang persediaan dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyimpannya. Perhitungan tersebut didasarkan pada data
historis dan tergantung pada besamya fluktuasi permintaan dari yang telah
diramalkan.
Penilaian persediaan dalam suatu studi kelayakan proyek dilakukan
dengan menilai realistis atau tidaknya rencana persediaan ditinjau dari sisi
berbagai kebutuhan agar dapat disusun (a) skedul produksi, (b) perkiraan
biayanya, dan (c) perkiraan kebutuhan modal kerja.

2. Menentukan Skedul Produksi


Skedul produksi adalah suatu rencana produksi yang bersifat khusus atau
spesifik. Skedul produksi memperhitungkan persediaan besi dan
menunjukkan usaha untuk beroperasi pada suatu rencana kapasitas tertentu.
Skedul produksi merupakan dasar perhitungan bagi perkiraan biaya produksi.
Cara menyusun skedul produksi adalah dengan menyusun proyeksi
volume yang diproduksi. Besarnya volume yang diproduksi ditentukan oleh
besarnya rencana volume penjualan. Informasi rencana penjualan ini
didapatkan dari analisis pasar.
Pada dasarnya, terdapat tiga jenis skedul produksi, yaitu:
a. skedul produksi konstan;
b. skedul produksi bergelombang, yang sepenuhnya mengikuti fluktuasi
penjualan;
c. skedul produksi moderat, yang tidak sepenuhnya mengikuti fluktuasi
penjualan.

Pada skedul produksi konstan, tingkat persediaan akan berfluktuasi


mengikuti perubahan penjualan. Sebaliknya, pada skedul produksi
bergelombang, tingkat persediaan dipatok tetap. Pada skedul produksi
e EKMA431 1/MODUL 3 3.25

moderat, baik tingkat persediaan maupun tingkat produksi akan berfluktuasi


secara moderat mengikuti perubahan penjualan.

3. Menilai Proses Produksi


Proses produksi menunjukkan jalannya operasi, perpindahan dan
pemeriksaan (inspeksi) dari bahan mentah (bahan baku) sebagai masukan
menjadi barang jadi sebagai keluaran.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah memilih metode dan mesin
produksi yang digunakan serta metode dan peralatan penanganan bahan
(material handling). Selain itu juga perlu diputuskan tata letak pabrik,
kebutuhan persediaan, dan kebutuhan tenaga kerja. Faktor-faktor tersebut
berpengaruh terhadap biaya investasi dan biaya produksi. Keakuratan dan
kelengkapan dalam memperkirakan biaya-biaya tersebut akan tergantung
pada ketelitian dan kelengkapan dalam menganalisis proses produksi.

4. Memilih Mesin dan Peralatan Produksi


Dalam mengadakan pemilihan mesin dan peralatan produksi, faktor
aliran proses yang digambarkan dalam hagan alur proses akan sangat
membantu proses pengambilan keputusan. Kalau perlu pada setiap kegiatan
produksi ditentukan alternatif metode dan peralatan yang akan digunakan.
Juga perlu dipertimbangkan alternatif metode-metode dan peralatan yang
memiliki kelebihan ekonomis untuk kemudian dipilih yang terbaik.
Informasi-informasi mengenai mesin dan peralatan produksi tersebut dapat
diperoleh dari perusahaan sejenis yang sudah berjalan, publikasi dagang,
organisasi dan asosiasi dagang serta produsen mesin dan peralatan yang
bersangkutan.
Adakalanya, perusahaan sejenis yang sudah berjalan tidak mau
memberikan informasi yang dibutuhkan karena perusahaan tersebut
menganggap proyek kita sebagai pesaingnya. Jika hal ini terjadi maka
informasi yang dimaksud bisa diperoleh dari perusahaan sejenis di luar negeri
yang tidak bersaing dengan perusahaan kita. Artinya, perusahaan sejenis di
luar negeri tersebut memiliki daerah pemasaran yang tidak sama dengan
perusahaan ki ta.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan mesin dan peralatan
produksi adalah:
a. jangan langsung mentransfer metode dan teknologi dari suatu lingkungan
tanpa menyesuaikan dengan lingkungan rencana tempat proyek;
3.26 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

b. perlu mempertimbangkan faktor-faktor kapasitas output, kualitas yang


dihasilkan, kebutuhan tenaga kerja, kemudahan penggunaan, waktu
pengerjaan satu unit produk, pemeliharaan yang menyangkut tersedianya
peralatan suku cadang dan keahlian yang dibutuhkan, kebutuhan bahan
baku, kebutuhan penanganan material, cara pemasangan, biaya
pemasangan, kebutuhan tenaga, udara, air, dan pembangkit lain, umur
mesin yang diharapkan, risiko kedaluwarsa, mesin impor atau produksi
lokal;
c. memilih mesin dan peralatan yang secara ekonomis teknis paling
menguntungkan.

Berikut ini disajikan contoh perhitungan pemilihan alternatif mesin dan


peralatan dengan menggunakan metode perbandingan ekonomis.
·-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------~1'-:_~~~z
Alternatif Alternatif
I II
·---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Harga Beli 20.000 22.500
Biaya Pemasangan 1.700 1.500
Biaya Pengangkutan 1.100 1.200
Biaya Percobaan 500 500
Jumlah Biaya Investasi
24.300 25.700
Biaya Tenaga Kerja 9.500 9.500
Biaya Tenaga Pembangkit 750 500
Biaya Perlengkapan lain- 1.200 1.200
lain
Biaya Pengerjaan Kembali 2.000 1.500
Jumlah Biaya Operasi (per 13.450 12.700
tahun)
Biaya Pemeliharaan Tahun 1 1.000
Tahun 2 1.200 Kontrak
Tahun 3 1.400 Biaya
pemelihara-
an
Tahun 4 1.750 1.500 per
tahun
Tahun 5 2.000
Umur mesin 5 tahun 7 tahun
Nilai sisa 2.500 3.500
e EKMA431 1/MODUL 3 3.27

Tahap perhitungan bagi setiap alternatif untuk menentukan alternatif


yang lebih baik adalah sebagai berikut.
1) Hi tung nilai investasi setiap tahun selama umur me sin setelah dikurangi
dengan nilai sisanya dikalikan dengan faktor bunga. Faktor bunga yang
dimaksud dihitung dengan rumus berikut.
2
A p _ i(l+i)

i = biaya modal rata-rata per tahun



n = umur mes1n

Jika diasumsikan tingkat bunga rata-rata (atau biaya modal rata-rata) per
tahun 15% maka perhitungan altematif I dan II adalah:
Alternatif I = (24.300- 2.500) (AlP, 0,15,5)
= 21.800 (0,298)
= 6.496,40
Alternatif II = (25.700- 3.500) (AlP, 0, 15, 7)
= 22.200 (0,240)
= 5.328,00

2) Hitung tingkat bunga nilai sisa per tahun bagi setiap alternatif
Alternatif I = 2.500 (0, 15)
= 375,00
Alternatif II = 3.500 (0, 15)
= 525,00
3) Hitung biaya operasi per tahun untuk masing-masing alternatif
Alternatif I = 13.450
Alternatif II = 12.700

4) Hitung kesamaan biaya tahunan (uniform annual cost) dengan


menghitung nilai sekarang (present value) biaya pemeriksaan per tahun
dikalikan dengan faktor bunga (seperti dalam rumus nomor 1) dari
masing-masing alternatif.
Rumus faktor bunga untuk nilai sekarang adalah:
3.28 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

(P/Fi,n)=(1 +i)-n

Alternatif I =
- Nilai sekarang (PV) biaya pemeliharaan
PV = 1.000 (P/F, 0,15,1) + 1.200 (P/F, 0,15,2)
+ 1.400 (P/F,0,15,3) + 1.750 (P/F, 0,15,4)
+ 2.000 (P/F, 0, 15, 5)
= 1.000 (0,870) + 1.200 (0,756) + 1.400 (0,658) + 1.750 (0,572)
+ 2.000 (0,497)
= 870,00 + 907,20 + 1.001,00 + 994,00
= 4.693,40.
- Biaya per tahun = 4.693,40 (AlP, 0, 15,5)
= 4.693,40 (0,298)
= 1.398,63.
Alternatif II = biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun adalah sama
dengan 1.500.

5) Hitung pengeluaran total biaya uniform (kesamaan) untuk setiap


alternatif.

,_______Ekui valen__B iay_a_)?er_T_ahull:______.


Alternatif I Alternatif II
·-------------------------------------------------------------------------------------------------·----------------------------------·
Investasi dikurangi Nilai 6.496,40 5.328,00
Sisa
Bunga pada Nilai Sisa 375,00 525,00
Biaya Operasi 13.450,00 12.700,00
Biaya Pemeliharaan 1.398,63 1.500,00
---------------------------·
Jumlah 21.720,03 20.053,00

Dari basil perhitungan dengan membandingkan kedua alternatif di atas


dapat diketahui bahwa alternatif II lebih baik daripada alternatif I. Hal
tersebut bisa dilihat dari perkiraan pengeluaran biaya per tahun alternatif II
lebih rendah dibandingkan dengan alternatif I. Berarti jika menggunakan cara
perhitungan di atas, alternatif II lebih ekonomis daripada alternatif I.
e EKMA431 1/MODUL 3 3.29

5. Memilih Metode dan Peralatan Penanganan Bahan


Penanganan bahan (material handling) merupakan hal penting dalam
proses produksi. Penanganan bahan akan sangat tergantung pada setiap
tahapan proses produksi. Pengangkutan bahan memerlukan tenaga kerja yang
menanganinya, alat angkut dan peralatan lain. Semua itu memerlukan pula
perencanaan yang matang untuk memperkirakan biaya produksi secara
keseluruhan. Oleh karena itu, perencanaan penanganan bahan sangat penting.
Dalam merencanakan metode penanganan bahan, faktor-faktor yang
sangat mempengaruhinya adalah berat dan sifat fisik bahan yang diangkut
dan jarak pengangkutan dari tempat asal ke tempat yang dituju. Jenis
peralatan pengangkutan bahan, misalnya konveyor, derek, dan truk.

6. Memperkirakan Kebutuhan Tenaga Kerja


Masalah perencanaan tenaga kerja menyangkut penentuan jumlah tenaga
kerja dan jenis keahlian yang dibutuhkan. Jumlah kebutuhan tenaga kerja
dapat dihitung dengan membagi jumlah beban kerja dengan waktu kerja yang
dibutuhkan. Perhitungan tersebut merupakan perhitungan rata-rata.
Memperkirakan jumlah tenaga kerja dapat pula dihitung dengan bantuan
hagan proses. Pertama, memperkirakan jenis keahlian yang dibutuhkan dan
merencanakan jumlah unit output per jam pada tiap-tiap jenis pekerjaan,
kemudian memperkirakan jumlah produksi per shift. Dengan membagi
jumlah basil produksi dengan output per jam, didapatkan perkiraan
kebutuhan jam kerja orang (man-hours). Perkiraan kebutuhan tenaga kerja
bisa dilakukan dengan membagi jam kerja orang (man-hours) dengan lama
jam kerj a per shift.

7. Merencanakan Organisasi Produksi


Tahap ini bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis kegiatan
supervisi dan pekerj a staf yang dibutuhkan dalam organisasi produksi dan ini
penting untuk memperkirakan biaya pabrik tidak langsung. Jumlah
personilnya akan bergantung pada jenis dan luas kegiatan perusahaan.
Kegiatan-kegiatan berikut biasanya dikaitkan dengan operasi produksi (selain
tenaga kerj a produksi lang sung) dan kerap kali dianggap sebagai kegiatan
yang menimbulkan biaya pabrik tidak langsung:
a. penerimaan pesanan pembelian;
b. pengemasan dan pengiriman;
c. pemeliharaan;
3.30 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

d. pembuatan alat bantu;


e. inspeksi;
f. analisis metode;
g. perencanaan dan pengendalian produksi.

8. Memperkirakan Kebutuhan Ruang untuk Produksi dan Pelayanan


Ruang produksi didefinisikan sebagai seluruh ruangan yang dipakai
untuk kegiatan produksi. J adi terdiri atas ruangan proses produksi, ruangan
inspeksi (kalau ada), ruangan untuk penyimpanan (gudang), dan ruangan
untuk fasilitas sosial (misalnya ruang makan, kamar mandi, dan WC).
Ruangan proses produksi dipergunakan untuk meletakkan mesin dan
peralatan produksi utama dan perlengkapannya, ruangan operator dan tempat
penyimpanan barang dalam proses. Cara memperkirakan luas seluruh
ruangan proses produksi ialah dengan menjumlahkan luas seluruh kebutuhan
ruangan-ruangan tersebut dan mengalikannya dengan 150% sehingga
didapatkan ruangan yang dipakai untuk mesin dan peralatan termasuk gang-
gang dan jarak satu jenis mesin dengan jenis mesin lain. Kemudian,
tambahkan hasil perhitungan tersebut dengan luas ruangan yang dibutuhkan
untuk setiap kegiatan operasi.
Ruangan inspeksi merupakan ruangan yang dipakai untuk pemeriksaan
bahan baku selama diperiksa untuk bisa diterima atau ditolak, untuk
menyimpan bahan baku yang belum diperiksa dan bahan baku yang telah
diperiksa.
Dalam memperkirakan luas ruangan yang dipakai untuk menyimpan
bahan baku dan barang jadi, perlu diperhitungkan rencana jumlah bahan baku
dan barang jadi yang akan disimpan.
Ruangan pelayanan adalah seluruh ruangan yang digunakan untuk selain
kegiatan produksi. Misalnya, ruangan bagian pemasaran, personalia,
keuangan, penelitian dan pengembangan.

9. Merencanakan Tata Letak Fasilitas Fisik


Jika seluruh kebutuhan ruangan telah diketahui, masalah selanjutnya
adalah mengatur tata letaknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan tata letak ruangan adalah:
a. hubungan antarkegiatan artinya ruangan untuk kegiatan-kegiatan yang
saling berhubungan sebaiknya didekatkan. Misalnya, bagian penerimaan
e EKMA431 1/MODUL 3 3.31

dan pengiriman barang harus didekatkan dengan gudang atau tempat


penyimpanan barang;
b. hubungan luas ruangan artinya ruangan bagi suatu kegiatan yang
berhubungan dengan ruangan untuk kegiatan lain disusun sedemikian
rupa sehingga membentuk suatu alokasi pembagian ruangan yang
kompak;
c. susunan diagram alokasi pemakaian ruangan yang menunjukkan luas
ruangan untuk suatu kegiatan;
d. gambar aliran bahan (material flow) untuk menunjukkan arah aliran
barang selama proses produksi dalam suatu sistem peletakan ruangan.

Ada dua jenis tata letak utama yang sering digunakan yaitu tata letak
fungsional dan tata letak produk. Dalam tata letak fungsional, mesin dan
peralatan yang memiliki fungsi sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam
ruangan yang sama, sedangkan dalam tata letak produk atau garis, mesin dan
peralatan disusun berdasarkan urutan proses pembuatan produk.
Selain dua model tata letak utama tersebut, terdapat dua model tata letak
lain, yaitu tata letak kelompok dan tata letak posisi tetap. Tata letak
kelompok memisah-misahkan area dan kelompok mesin yang memproduksi
kelompok komponen yang membutuhkan proses produksi sejenis. Dalam tata
letak posisi tetap produk yang akan dibuat diletakkan dalam suatu tempat
yang tetap. Hal yang berpindah-pindah adalah alat-alat serta komponen lain
yaitu yang dibawa ke tempat produk tersebut diletakkan. Contoh, pada pabrik
mesin pesawat terbang.

10. Menentukan Persyaratan Bangunan


Setelah mengetahui peletakan ruangan maka dapat diketahui seluruh luas
lantai yang dibutuhkan. Guna perencanaan bangunan, selain jumlah luas
lantai yang dibutuhkan, struktur bangunan perlu disesuaikan dengan proses
produksi atau peralatan tertentu yang bersifat khusus. Sebagai contoh,
dibutuhkannya ruangan kedap suara untuk suatu kegiatan tertentu, adanya
mesin berat, ruangan yang membutuhkan tingkat kebersihan tertentu dan
sebagainya.

11. Pemilihan Lokasi


Jika terdapat beberapa pilihan lokasi maka lokasi yang dipilih adalah
lokasi dengan biaya transportasi terendah. Biaya transportasi tersebut
3.32 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

meliputi biaya transportasi bahan baku dari pemasok ke pabrik dan biaya
transportasi barang jadi dari pabrik ke pasar (biasanya dalam bentuk biaya
distribusi).
Faktor-faktor selain biaya yang mempengaruhi pemilihan lokasi adalah
faktor pasar, peraturan dan perpajakan, tersedianya tenaga kerja, tersedianya
bahan bakar, air, listrik atau tenaga pembangkit lain, pemerintah daerah
setempat, pembuangan limbah, industri dan fasilitas pendukung dan
komunikasi.
Patokan-patokan lain dalam pemilihan lokasi perusahaan adalah:
a. berdekatan dengan sumber bahan baku jika biaya bahan baku merupakan
faktor utama dari keseluruhan biaya proyek atau bahan baku sulit didapat
dan biaya pengangkutannya tinggi;
b. berdekatan dengan pasar jika barang jadi memerlukan pengangkutan
khusus atau biaya pengangkutannya tinggi;
c. berdekatan dengan sumber tenaga kerja jika unsur tenaga kerja
merupakan faktor dominan dalam biaya total barang jadi.

Beberapa alat analisis yang bisa dipakai untuk memilih lokasi proyek
ialah metode kualitatif penilaian alternatif lokasi, metode transportasi dan
metode analisis biaya.
Metode kualitatif untuk menilai berbagai alternatif lokasi didasarkan
pada penilaian suatu tim terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
setiap alternatif yang tersedia, misalnya ketersediaan bahan baku, tersedianya
tenaga kerj a, fasilitas transportasi dan faktor-faktor lain yang telah disebutkan
di atas.
Metode transportasi yang dikenal adalah Stepping stone, MODI
(Modified Distribution Method) dan V AM (Vogel's Approximation Method).
Pembahasan secara mendalam tentang metode tersebut dapat dipelajari dalam
teknik operation research.
Metode analisis biaya mendasarkan pada pembedaan antara biaya tetap
dan biaya variabel. Dengan konsep tersebut, untuk tiap-tiap pilihan lokasi
disusunlah hubungan persamaan antara biaya yang ditanggung dan volume
produksi yang diinginkan.

12. Menentukan Mendirikan Bangunan atau Menyewa


Dengan memperhatikan bangunan dan persyaratan lokasi maka perlu
ditentukan apakah bangunan tersebut akan dibangun sendiri atau cukup
e EKMA431 1/MODUL 3 3.33

menyewa bangunan yang sudah ada. Menyewa dilakukan untuk menghindari


investasi tanah dan bangunan dan hal ini sering ditempuh oleh perusahaan-
perusahaan baru yang menghadapi kesulitan modal atau sebab-sebab lain.
Pengambilan keputusan mendirikan bangunan atau menyewa harus
didasarkan pada pertimbangan ekonomis dan risiko yang akan ditanggung.
Jika keputusan yang diambil adalah mendirikan bangunan maka hal-hal yang
perlu diperhatikan untuk menemukan tempat (site) yang sesuai adalah:
a. faktor ukuran~
b. faktor lokasi dari bangunan yang direncanakan.

Faktor ukuran (size) meliputi tata letak tempat (site layout), fasilitas
parkir, pertamanan, dan rencana perluasan. Sedangkan faktor-faktor lokasi
yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan energi (listrik, LPG, minyak dan
lain-lain), pembangunan sarana pengolahan limbah (sanitasi, air kotor dan
lain-lain), pengangkutan Galan raya, KA), pengadaan air (sumur, PAM),
peraturan pemerintah setempat, topografi, analisis tanah.

13. Perencanaan Biaya Investasi, Produksi dan Masa Percobaan


Perkiraan biaya bisa dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu biaya
investasi, biaya produksi (manufaktur) dan biaya selama masa percobaan.
Biaya investasi meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
tanah, bangunan, perlengkapan produksi dan peralatan lainnya. Biaya
produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
pabrik tidak langsung. Biaya selama masa percobaan adalah biaya produksi
'luar biasa' yang terjadi pada masa percobaan proyek. Artinya, biaya-biaya
produksi tersebut dikeluarkan dalam rangka produksi percobaan.

LATI HAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Mengapa diperlukan adanya persediaan bahan baku dalam kegiatan


produksi?
2) Bagaimana cara mendapatkan informasi mengenai mesin dan peralatan
produksi?
3.34 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3) Hal-hal apa saja yang sebaiknya diperhatikan dalam membuat


perencanaan tata letak ruangan?
4) Untuk merencanakan bangunan diperlukan informasi mengenai sifat-
sifat khusus atau persyaratan yang diperlukan sehubungan dengan proses
produksi atau mesin dan peralatan. Jelaskan pernyataan ini dengan
contoh!
5) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan lokasi proyek?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Tujuan mengadakan persediaan adalah untuk berjaga-jaga jika terjadi


fluktuasi dalam permintaan. Dengan adanya persediaan, seorang
produsen bisa mengusahakan memenuhi permintaan yang ada, meskipun
permintaan tidak teratur baik dalam waktu maupun jumlah. Misalnya,
adanya persediaan barang j adi seorang produsen bisa secara cepat
mengirimkan barang yang dipesan oleh konsumen dan sekaligus dapat
mengendalikan tingkat produksinya. Kelemahan diadakannya persediaan
barang adalah tingginya biaya persediaan. Oleh karena itu, manajemen
persediaan yang baik agar tidak mengakibatkan kerugian perusahaan
yang disebabkan oleh terlalu tingginya biaya persediaan maupun karena
kekurangan persediaan yang mengakibatkan kemacetan produksi.
2) Informasi-informasi mengenai mesin dan peralatan produksi tersebut
bisa diperoleh dari perusahaan sejenis yang sudah berjalan, publikasi
dagang, organisasi dan asosiasi dagang serta produsen mesin dan
peralatan yang bersangkutan. Ada kalanya, perusahaan sejenis yang
sudah berjalan tidak mau memberikan informasi yang dibutuhkan karena
perusahaan tersebut menganggap proyek kita sebagai pesaingnya. Jika
terjadi hal demikian maka usaha yang bisa dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang dimaksud bisa didapatkan dari perusahaan sejenis di luar
negeri yang tidak bersaing dengan perusahaan kita.
3) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan layout ruangan
adalah (a) hubungan kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan sebaiknya didekatkan. Misalnya, bagian penerimaan dan
pengiriman barang harus didekatkan dengan gudang atau tempat
penyimpanan barang; (b) hubungan luas ruangan, artinya ruangan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan ruangan kegiatan lain disusun
sedemikian rupa sehingga merupakan suatu alokasi peletakan ruangan
e EKMA431 1/MODUL 3 3.35

yang tampak; (c) susunan dalam suatu gambar alokasi diagram peletakan
ruangan; dan terakhir (d) gambar alur bahan (material flow) untuk,
menunjukkan arah alur barang selama proses produksi dalam suatu
sistem peletakan ruangan.
4) Guna perencanaan bangunan, selain mengetahui luas lantai yang
dibutuhkan juga struktur bangunan yang disyaratkan karena adanya
proses produksi atau peralatan tertentu yang bersifat khusus. Misalnya,
dibutuhkannya ruangan kedap suara untuk suatu kegiatan tertentu,
adanya mesin berat, ruangan yang membutuhkan tingkat kebersihan
tertentu dan sebagainya.
5) Faktor-faktor selain biaya, yang mempengaruhi pemilihan lokasi adalah
faktor pasar, peraturan dan perpajakan, tersedianya tenaga kerja,
tersedianya bahan bakar, air listrik atau tenaga pembangkit lain,
pemerintah daerah setempat, pembuangan limbah, industri dan fasilitas
pendukung dan komunikasi.

RANGKUMAN

Terdapat banyak elemen teknikal yang perlu dinilai dalam analisis


teknikal suatu studi kelayakan perusahaan. Penilaian tersebut perlu
dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk memperkenalkan biaya produksi
proyek. Elemen pertama adalah persediaan bahan baku, barang dalam
proses maupun barang jadi. Selain itu, skedul produksi dan proses
produksi perlu pula dilakukan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan
proses produksi ini penting karena akan berpengaruh terhadap
perencanaan mesin dan peralatan, kebutuhan ruangan dan peletakannya,
peralatan pengangkutan bahan dan kebutuhan tenaga kerja. Semua
elemen tersebut akan mempengaruhi luas dan bentuk bangunan proyek
dan letak lokasi yang akan dipilih meskipun masih ada faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan lokasi. Misalnya, letak sumber bahan baku,
letak pasar, letak sumber tenaga kerja, peraturan pemerintah setempat,
sumber air, bahan bakar, dan tenaga pembangkit listrik serta, faktor
lainnya.
Penilaian elemen-elemen tersebut di atas dilakukan dengan menilai
berbagai alternatif. Alternatif yang memiliki nilai ekonomis tertinggi
dalam arti memiliki biaya terendah dengan alternatif yang dipilih.
3.36 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TES FDRMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Persediaan barang dagangan atau persediaan barang jadi diperlukan oleh
setiap perusahaan dagang dan atau perusahaan manufaktur guna ....
A. berjaga-jaga jika terjadi tluktuasi permintaan
B. memenuhi permintaan yang tidak teratur baik dalam waktu maupun
jumlah
C. mempercepat pengiriman barang yang dipesan
D. ketiga jawaban di atas benar

2) Persediaan barang yang optimal pada perusahaan yang sudah berjalan


adalah persediaan yang ....
A. memiliki biaya terkait dalam barang persediaan, minimal
B. memiliki waktu penyimpanan minimal
C. jawaban A dan B
D. tidak terkait dengan biaya dan waktu penyimpanan

3) Dalam hal memilih mesin produksi, seorang investor sebaiknya tidak


memilih mesin hanya karena pertimbangan harga beli mesin tersebut
lebih rendah daripada yang lain. Mengapa demikian?
A. Oleh karena umur ekonomis mesin berbeda-beda.
B. Oleh karena cash flow yang dihasilkan oleh tiap-tiap mesin berbeda-
beda.
C. Oleh karena harga mesin yang lebih rendah memiliki mutu yang
lebih rendah sehingga menghasilkan barang yang bermutu rendah
pula.
D. Umur ekonomis berbeda-beda demikian pula dengan cashflow-nya.

4) Di antara keempat ruangan tersebut berikut, ruangan apa yang tidak


termasuk sebagai ruang produksi pada perusahaan manufaktur ....
A. ruangan bagian personalia
B. ruangan proses produksi
C. ruangan inspeksi
D. gudang bahan baku

5) Model tata letak yang cenderung digunakan oleh perusahaan kontraktor


adalah tata letak ....
A. fungsional
B. posisi tetap
e EKMA431 1/MODUL 3 3.37

C. garis
D. kelompok

6) Pemilihan lokasi bagi suatu pabrik es, akan cenderung ....


A. berdekatan dengan bahan baku (air)
B. berdekatan dengan pasar (konsumen)
C. berdekatan dengan tenaga kerja
D. berjauhan dengan tempat pemukiman penduduk

7) Dalam memutuskan mendirikan bangunan, hal-hal yang perlu


diperhatikan adalah faktor ukuran (size) dan faktor lokasi dari bangunan
yang direncanakan. Di antara empat hal di bawah ini yang termasuk
faktor ukuran (size) adalah ....
A. kebutuhan energi (listrik, minyak)
B. pembuangan limbah (sanitasi, air kotor)
C. pengadaan air (sumur, PAM)
D. fasilitas parkir

8) Di antara biaya-biaya di bawah ini, yang termasuk biaya investasi adalah


biaya ....
A. peralatan produksi
B. overhead pabrik
C. bahan baku
D. tenaga kerja langsung

9) Cara memperkirakan luas seluruh kebutuhan ruangan proses produksi


adalah dengan menjumlahkan luas seluruh kebutuhan ruangan dikalikan
persentase tertentu. Berapa persentase tersebut sebaiknya ....
A. 50
B. 75
C. 100
D. 150

10) Dalam merencanakan sistem pengangkutan bahan, faktor-faktor yang


tidak mempengaruhi dalam arti secara langsung adalah sebagai
berikut ....
A. berat bahan yang diangkut
B. kondisi pasar yang akan dicapai
C. sifat fisik bahan yang akan diangkut
D. jarak pengangkutan dari tempat asal ke tempat yang dituju
3.38 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 3 3.39

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) C. Perkiraan luas pasar potensial merupakan analisis pasar bukan aspek
teknikal.
2) A. Teknologi yang sudah populer biasanya banyak digunakan oleh
perusahaan-perusahaan sejenis sehingga lebih mudah men-dapatkan
informasi dan pengalaman selama penggunaan teknologi tersebut
daripada teknologi lebih baru. Penelitian juga lebih mudah dilakukan
karena segala informasi yang dibutuhkan pada dasamya sudah
tersedia sehingga proyek tidak perlu bersusah payah mengadakan
penelitian khusus yang memerlukan tingkat ketelitian kecermatan
yang tinggi.
3) B. Menghindari teknologi baru yang belum terbukti keberhasilannya
dan menghindari teknologi yang sudah terlalu ketinggalan zaman,
dipandang merupakan tindakan yang paling bijaksana. Hal tersebut
mengingat di negara berkembang masih mengalami berbagai
hambatan terutama modal dan keahlian. Dengan menghindari
teknologi baru yang belum terbukti keberhasilannya, proyek industri
yang bersangkutan mengurangi risiko ketidakberhasilan proyeknya.
Sedangkan menghindari teknologi usang atau ketinggalan zaman
berarti mengurangi risiko tidak hanya produk di pasar.
4) C. Jawaban cukup jelas bahwa pendekatan konsep marginal cost dan
marginal revenue menggunakan prinsip bahwa pada saat MC = MR
tercapai luas produksi optimal.
5) B. Oleh karena pelaksanaan evaluasi aspek teknikal masih tersedia
dalam berbagai altematif jawaban maka sangat diperlukan informasi
pengalaman-pengalaman proyek lain yang meng-gunakan teknologi
sempurna.
6) D. Proyek A memproduksi lebih dari dua jenis produk yang
memerlukan input yang berbeda-beda. Metode terbaik yang dipakai
untuk menentukan luas produksi adalah metode Simplex. Metode
lain cocok digunakan untuk satu jenis produk (pendekatan MC = MR
dan pendekatan BEP) dan untuk dua jenis produk (Metode Linear
Programming dengan grafik).
3.40 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

7) D. Bahan baku, bahan penolong dan tenaga kerja langsung merupakan


unsur-unsur dalam produksi bukan fasilitas overhead atau
pendukung.
8) B. Akibat adanya pelampauan biaya, biaya proyek akan lebih tinggi
daripada yang direncanakan dalam studi kelayakan. Dengan naiknya
harga barang modal berarti nilai aktiva tersebut akan lebih tinggi.
9) B. Pendekatan Break Even Point menyatakan bahwa luas produksi
minimal terletak pada saat perusahaan tidak mengalami laba atau
rugi atau impas. Jadi, pada saat perusahaan dalam rangka menjual
barang dan jasanya tidak mengalami laba maupun rugi maka saat
itulah jumlah barang yang diproduksi mulai berada pada luas
produksi optimal.
10) C. Analisis teknikal idealnya disajikan dalam berbagai alternatif karena
setiap pilihan memiliki kekuatan dan kelemahan. Dengan
menggunakan beberapa alternatif pemilik proyek bisa memilih
alternatif yang terbaik dalam pertimbangan paling ekonomis dan
yang sesuai dengan kondisi/kebutuhan proyek. Selain itu, pemilihan
proyek bisa menunjukkan kepada calon investor atau calon kreditor
bahwa keputusan yang diambil telah dipertimbangkan dengan
matang yang ditunjukkan dengan melihat berbagai alternatif,
mempertimbangkannya dan memilih yang terbaik dengan alasan-
alasannya.

Tes Formatif2
1) C. Dengan meningkatnya biaya proyek, biaya operasi akan tinggi dari
rencana semula. Jika usaha proyek untuk mendapatkan tambahan
pinjaman disetujui oleh kreditor berarti jumlah pinjaman akan lebih
besar. Hal tersebut berkaitan dengan besamya biaya bunga yang
harus ditanggung yang juga akan lebih besar daripada rencana
semula. Dengan kenaikan biaya depresiasi dan biaya bunga yang
merupakan unsur biaya produksi maka profit yang dihasilkan akan
lebih rendah daripada rencana semula.
2) B. Informasi mengenai teknologi yang akan dipakai paling mudah dan
dijamin bisa didapat adalah dari produksi mesin dan peralatan. Oleh
karena untuk meyakinkan pembeli terhadap produknya (mesin dan
peralatan produksi), produsen tidak se gan bahkan secara lengkap
memberikan informasi teknologi yang berhubungan dengan
e EKMA431 1/MODUL 3 3.41

penggunaan mesin dan peralatan yang diproduksinya. Informasi dari


perusabaan lain yang sejenis kerap kali sulit didapat karena
perusabaan yang bersangkutan cenderung merabasiakannya,
sedangkan mengadakan penelitian memakan biaya relatif besar dan
memperoleb informasi teknologi dari majalab umum sangat jarang
didapatkan.
3) C. Kelemaban digunakannya teknologi intensif tenaga kerja adalab
kurang konsisten dalam kualitas basil. U ntuk menj amin kualitas basil
maka meskipun proyek intensif tenaga kerja, mekanisasi tetap
dibutubkan.
4) C. Underestimation biaya proyek adalab penilaian terlalu rendab biaya
proyek sebingga pada waktu proyek dilaksanakan perkiraan biaya
semula tidak sesuai lagi. Penyebab-penyebabnya tentu saja bukan
karena terjadinya penurunan barga karena dengan adanya penurunan
barga yang terj adi bukan underestimation melainkan overestimation.
5) D. Menunda pembayaran baban baku untuk menutupi kekurangan biaya
modal tetap adalab cara yang lazim digunakan. Oleb karena dalam
kondisi proyek sudab berada "di tengab jalan", pemecaban masalab
"tercepat" adalab menggunakan dana modal kerj a yang sudab ada,
walaupun berakibat terjadi kekurangan biaya modal kerja.
6) A. Jumlab penduduk tidak langsung mempengarubi pengambilan
keputusan teknologi yang akan diterapkan di dalam proyek,
dibandingkan dengan tersedianya modal, tenaga kerja yang
dibutubkan dan kualitas produk.
7) B. Kualitas produk yang diinginkan calon konsumen merupakan salab
satu informasi yang didapat dari informasi pasar produk sejenis yang
telab ada di pasar. Informasi tersebut diperlukan karena proyek ingin
mengetabui tingkat kepuasan yang telab dicapai oleb konsumen
terbadap produk sejenis yang telab ada di pasar guna merencanakan
kualitas produk yang akan diproduksi proyek.
8) A. Diperlukannya informasi produk, informasi pasar, informasi baban
baku, dan informasi lainnya adalab untuk menghindari penggunaan
teknologi yang tidak sesuai. Oleb karena tidak semua teknologi
sesuai dengan proyek yang bersangkutan tergantung pada jenis
produk, siapa konsumennya, daerab pasamya, luas produksinya.
Selain itu, tidak semua teknologi yang sesuai dengan proyek adalab
teknologi barang yang masib memerlukan uji coba dan penelitian
3.42 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

lanjut lainnya dan tidak harus berbeda, tetapi tidak pula harus sama
dengan produk yang sudah ada.
9) B. Tahap menilai konsistensi altematif teknologi proyek terhadap
peraturan pemerintah ditujukan untuk mengetahui alternatif-alternatif
yang tidak sesuai sehingga perlu di "eliminasi" dari daftar pilihan.
10) C. Menggunakan teknologi yang sama dengan produk sejenis yang
sudah ada di pasar dengan pengembangan dalam segi produktivitas
berakibat menurunkan biaya produksi per unit. Hal tersebut berarti
produk memiliki keunggulan biaya dari produk sejenis yang selama
ini sudah dijual di pasar lebih dahulu daripada produk yang
dihasilkan proyek.

Tes Formatif 3
1) D. Semua jawaban benar karena dengan adanya persediaan, seorang
produsen bisa memenuhi permintaan yang ada meskipun waktu
jumlahnya tidak tertentu sehingga jika terdapat permintaan mendadak
produsen tersebut bisa segera memenuhinya dengan sesegera
mungkin mengirimkan barang yang dipesan kepada pemesan.
2) C. Perhitungan persediaan perusahaan yang sudah berjalan adalah
dengan meminimumkan biaya yang terkait dalam barang persediaan
dan waktu yang dibutuhkan untuk menyimpan persediaan. Jadi,
persediaannya yang optimal adalah yang biaya terkait (biaya
pembelian, biaya penyimpanan dan biaya pengangkutan) dan waktu
yang dibutuhkan untuk menyimpan minimal.
3) D. Oleh karena umur yang berbeda akan menghasilkan perhitungan
yang berbeda mengingat adanya nilai waktu dari uang sehingga akan
menghasilkan "nilai sekarang" yang berbeda pula. Selain itu, biaya-
biaya yang terkait, misalnya biaya yang dibutuhkan mesin untuk
tenaga pembangkit, biaya pemeliharaan, pengangkutan, percobaan
dan biaya perlengkapan lainnya berbeda-beda antara altematif mesin
masing-masing sehingga penghasilan cash flow yang berbeda-beda,
mesin yang memiliki net cash flow terendah dibandingkan dengan
alternatif mesin lain dipilih sebagai mesin yang akan digunakan
dalam proyek.
4) A. Ruang produksi adalah ruangan yang dipakai untuk kegiatan
produksi. Dalam hal ini ruangan Bagian Personalia bukanlah
termasuk ruangan produksi melainkan ruangan pelayanan.
e EKMA431 1/MODUL 3 3.43

5) B. Perusahaan kontraktor mengerjakan atau memproses produknya


(rumah atau bangunan lain) di suatu tempat tertentu, yaitu di lokasi
bangunan yang bersangkutan. Mesin-mesin dan alat-alat atau mesin-
mesin yang akan dipakai untuk menyelesaikan bangunan dibawa ke
lokasi yang bersangkutan maka dalam hal ini layout yang dipakai
adalah layout posisi tetap.
6) B. Pertimbangan lokasi pabrik es berdekatan dengan konsumen
mengingat produknya adalah produk yang relatif hancur. Kalaupun
tidak, produk tersebut memerlukan peralatan khusus (lemari
pendingin) dan hal ini memerlukan biaya besar dibandingkan dengan
biaya mendapatkan air yang relatif mudah.
7) D. Faktor ukuran meliputi, antara lain size layout, fasilitas parkir,
pertamanan dan rencana perluasan, sedangkan faktor lokasi yang
perlu diperhatikan adalah penyediaan energi, pembuangan limbah,
pengangkutan, pengadaan air, peraturan pemerintah setempat,
topografi, analisis tanah.
8) A. Biaya investasi meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh tanah, bangunan, perlengkapan produksi dan peralatan
lainnya atau seluruh aktiva tetap (yang tertulis dalam neraca).
9) D. Pengalian jumlah seluruh kebutuhan ruangan dengan 150%
dimaksudkan untuk memberi cadangan ruangan-ruangan yang bisa
dipakai untuk gang-gang, jarak satu mesin dengan mesin lainnya dan
kemungkinan ruangan-ruangan lain agar tidak terlalu "sumpek"
dengan peralatan yang ada.
10) B. Kondisi pasar yang akan dihadapi tidak mempengaruhi secara
langsung pada perencanaan sistem pengangkutan bahan, tetapi lebih
banyak dipengaruhi kondisi-kondisi teknik, yaitu berat dan sifat
bahan (misalnya berat atau ringan, bahan awet atau bahan tidak awet
dan jarak pengangkutan).
3.44 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Daftar Pustaka

Bryce, Murray D. (1960). Industri Development, A Guide For Acceleration


Economic Growth. McGraw-Hill Book Co.

Clifton, David S. Jr. & Fefee, David E. (1977). Project Feasibility Analysis,
A Guide to Profitable New Ventures, John Wiley & Sons, Inc.

DavidS. Clifton, and E. Fyfee. (1977). Project Feasibility Study: A Guide to


Profitable New Ventures. Singapore: John Wiley.

Gray, Clive, Lien K. Sabur, P Simanjuntak, P.F.L. Maspaitella. (1987).


Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis-Manajemen, Metode dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

Lukman D. Wijaya. (1983). Sponsor Proyek dan Manajemen. Makalah pada


Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

_____ . (1983). Evaluasi Kemanfaatan Ekonomi dan Sosial. Makalah


pada Development Banking Courses. Jakarta: Uppindo.

Murray D. Bryce. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating


Economic Growth. International Student. Tokyo: McGraw-Hill Book.

Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktik. Jakarta:
Pustaka Binaman.

Suad Husnan, M.B.A. (1986). Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik, dan
Penyusunun Laporan. Yogyakarta: Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi.

_ _ _ _ . (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Sukama Hasan. (1983). Pokok pokok Aspek Hukum dalam Penilaian Proyek.
Makalah pada Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

Kembali ke Daftar
... lsi
MDDUL 4

Penilaian Aspek Keuangan


Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

PENDAHULUAN

alah satu faktor yang menentukan bagi berhasil tidaknya pelaksanaan


suatu proyek adalah menyangkut ketepatan analisis kelayakan aspek
keuangan. Terlalu tinggi terhadap aliran kas masuk, misalnya akan dapat
mengakibatkan investasi yang berlebihan karena terlalu optimis. Begitu pula
sebaliknya estimasi kas yang terlalu kecil mengakibatkan investasi yang
kurang dari cukup sehingga proyek yang dijalankan tidak akan mampu
bersaing.
Analisis kelayakan aspek keuangan ini akan memberikan pemahaman
mengenai laporan keuangan dan berbagai kriteria penilaian kelayakan
investasi. Pengertian investasi adalah penanaman modal pada proyek yang
telah dipilih. Modul ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian modal,
keuntungan, dan konsep dasar penilaian investasi dalam kaitannya dengan
kelayakan aspek keuangan suatu proyek.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menyusun
dan menilai proyeksi-proyeksi keuangan proyek, menggunakan metode
penilaian investasi untuk menilai kelayakan keuangan proyek, dan
melakukan analisis risiko proyek.
Secara lebih khusus, Anda dapat:
1. menilai proyeksi -proyeksi laporan keuangan proyek;
2. melakukan analisis kelayakan keuangan proyek dengan menerapkan
berbagai teknik penilaian investasi;
3. melakukan analisis sensitivitas, analisis risiko dan analisis rasio.
4.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 1

Membuat Laporan Keuangan dan


Menghitu ng Ali ran Kas

ntuk menilai kelayakan suatu proyek, ramalan kondisi keuangan


proyek sangat diperlukan. Kondisi keuangan akan dapat diketahui dari
laporan keuangan proyek yang bersangkutan, yang terdiri atas Neraca,
Laporan Perhitungan Laba Rugi, dan laporan keuangan lainnya. Dengan
melakukan analisis terhadap pos-pos neraca, posisi keuangan proyek tersebut
akan diketahui, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan
memberikan gambaran tentang prestasi dan perkembangan usaha proyek
yang bersangkutan.
Laporan keuangan pada prinsipnya merupakan basil dari proses
akuntansi, yang dipergunakan untuk mengkomunikasikan keadaan keuangan
atau prestasi manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah:
(1) pemilik perusahaan, (2) para pimpinan perusahaan, (3) kreditor (calon
kreditor), (4) investor, dan (5) pemerintah.

1. Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap laporan keuangan dalam


hubungannya dengan penilaian prestasi manajemen, terutama bagi
perusahaan bukan perorangan. Keberhasilan manajer dalam memimpin
perusahaan dapat diukur dari tingkat efisiensi operasi dan investasi serta
efisiensi pemenuhan kebutuhan dana. Di samping itu, laporan keuangan
juga dapat dipergunakan untuk menaksir berapa besar bagian laba yang
akan menjadi hak bagi pemilik perusahaan dan menaksir kemungkinan
yang akan terjadi untuk masa yang akan datang.
2. Pimpinan perusahaan (Proyek), sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan dalam hal ini ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan,
untuk mengevaluasi kegiatan perusahaan dan dapat juga dipergunakan
sebagai alat pengawasan serta pengendalian. Dengan menganalisis
laporan keuangan dapat disusun rencana yang lebih tepat untuk periode
yang akan datang. Lebih utama lagi, laporan keuangan merupakan alat
pertanggungjawaban pimpinan perusahaan kepada pemilik perusahaan
yang telah memberikan kepercayaan untuk mengelola perusahaan.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.3

Bagi pimpinan perusahaan, laporan keuangan juga dapat dipergunakan


sebagai (a) tolok ukur biaya pada berbagai kegiatan, (b) menilai dan
mengukur basil kerj a setiap bagian a tau setiap indi vidu, dan (c) menilai
tingkat efisiensi tiap bagian dan efekti vitas keputusan yang diambil.
3. Bagi Kreditor (Calon Kreditor), laporan keuangan dipergunakan sebagai
alat bantu untuk menilai seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat
diperoleh perusahaan dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
menanggung beban tetap dan angsuran pokok pinjaman. Di samping itu,
juga untuk menilai seberapa besar batas toleransi penurunan keuntungan
dengan tetap mempertahankan kemampuan untuk memenuhi kewajiban
membayar beban tetap perusahaan.
Dengan kata lain, para calon kreditor maupun kreditor sangat
berkepentingan terhadap laporan keuangan karena ingin mengetahui
seberapa besar jaminan yang diberikan terhadap utang perusahaan dan
bagaimana prospek perusahaan di masa-masa yang akan datang
dikaitkan dengan risiko penanaman modal yang dihadapi.
4. Para Investor akan menilai laporan keuangan dari segi prospek investasi
jangka panjang, menengah, dan pendek. Berapa tingkat keuntungan yang
dapat diperoleh perusahaan jika dibandingkan dengan tingkat
keuntungan yang diisyaratkan dari investasi. Langkah-langkah apa yang
harus diambil untuk mendorong keberhasilan usaha jika memutuskan
akan melakukan penanaman modalnya.
5. Bagi Pemerintah, laporan keuangan sangat bermanfaat untuk menyusun
statistik ekonomi dan industri sebagai alat bantu untuk mengetahui
seberapa besar kesempatan kerja yang ada, seberapa besar sumbangan
perusahaan terhadap perekonomian nasional melalui penerimaan pajak
dan seberapa besar sumbangannya terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Dinas-dinas, seperti perindustrian, pertambangan, energi,
kehutanan, pertanian, tenaga kerja, dan instansi lainnya memerlukan
informasi-informasi tersebut.

Serikat pekerja berkepentingan terhadap laporan keuangan karena


dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui kemampuan
perusahaan untuk memberikan upah dan jaminan sosiallain. Di samping itu,
bagi perusahaan yang akan go public laporan keuangan sangat diperlukan
sebagai dasar untuk menilai kekayaan perusahaan, analisis struktur modal
dan prospekjangka panjang.
4.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Secara umum, penggunaan laporan keuangan sebagai alat bantu untuk


menganalisis kondisi keuangan perusahaan sebenarnya akan lebih bermanfaat
apabila perusahaan memiliki data/laporan untuk beberapa periode sehingga
dapat dilihat kecenderungan perkembangannya di masa mendatang. Di
samping data series intern, data mengenai industri bermanfaat untuk
mengukur prestasi manajer dalam mengelola perusahaan dibandingkan
dengan prestasi yang dicapai rata-rata industri. Juga dapat diketahui berapa
besar peranan perusahaan terhadap industri secara keseluruhan, misalnya
dalam hal penciptaan lapangan kerja, dan sumbangan pajak penghasilan.
Namun demikian, perlu dipahami beberapa keterbatasan dari laporan
keuangan, antara lain: apabila kita membandingkan dua laporan keuangan
perusahaan, dapat terj adi basil yang kita peroleh tidak memberikan
kesimpulan yang benar, hal ini disebabkan karena metode yang digunakan
berbeda. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan
nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang ataupun nilai
penggantinya.
Berikut kita sajikan contoh laporan keuangan sebuah perusahaan
manufaktur di daerah Jawa Timur yang bergerak di bidang pembuatan
peralatan rumah tangga: (1) Neraca, (2) Laporan Laba Rugi, (3) Laporan
Laba Ditahan, (4) Laporan Harga Pokok Produksi, (5) Lampiran Biaya
Pemasaran serta Biaya Administrasi dan Umum.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.5

PT IGL XXX
Neraca
Per 31 Desember 2007

Aktiva Lancar: Utang Lancar:


Kas Rp 3.400.000,00 Utang Dagang Rp2.500.000,00
Piutang Dagang Rp 2.500.000,00 Utang Biaya Rp 500.000,00
Persediaan *) Rp 5.000.000,00 Utang Pajak Rp 700.000,00
Persekot Biaya Rp 500.000,00 Utang Wesel Rp 500.000,00

Aktiva Lancar Rp11.400.000,00 Utang Lancar Rp4.200.000,00

Aktiva Tetap: Utang Jk. Panjang:


Tanah Rp 5.000.000,00 Utang Obligasi Rp 5.000.000,00
Bangunan Rp7.500.000,00 Jumlah Utang Rp 9.200.000,00
Ak. Penyusutan (Rp5.000.000,00)
Rp 2.500.000,00 Modal:
Mesin dan Peralatan Rp9.800.000,00 Modal Saham Rp 8.900.000,00
Ak. Penyusutan (Rp5.600.000,00) Laba Ditahan Rp 5.000.000,00
Rp 4.200.000,00 Jumlah Modal Rp13.900.000,00
Aktiva Tetap Rp11.700.000,00

Total Aktiva Rp23.1 00.000,00 Total Utang &Modal Rp23.100.000,00

*) Persediaan akhir pada Neraca per 31 Desember 2007


Persediaan Bahan Baku Rp 2.000.000,00
Persediaan Produk dalam
Proses Rp 1.500.000,00
Persediaan Produk Selesai Rp 1.500.000,00
Persediaan Akhir Rp 5.000.000,00
4.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

PT IGLXXX
Laporan Laba yang Ditahan
Per 31 Desember 2007

Laba yang ditahan 1 Januari 2007 Rp5.500.000,00


Laba Bersih Sesudah Pajak 2007 Rp2.350.000,00
Jumlah laba yang Ditahan Rp7.850.000,00
Pembagian Deviden dalam tahun 2007 (Rp2.850.000,00)
Laba Ditahan Per 31 Desember 2007 Rp5.000.000,00

PT IGLXXX
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2007

Penjualan Bersih Rp24.500.000,00


Harga Pokok Penjualan Rp17.500.000,00
Laba Kotor Atas Penjualan Rp 7.000.000,00
Biaya Pemasaran Rp 2.000.000,00
Biaya Administrasi & Umum Rp 1.500.000,00
Jumlah Biaya Komersial (Rp3.500.000,00)
Laba Bersih Operasional Rp3.500.000,00
Biaya Bunga (Rp 500.000,00)
Laba Sebelum Pajak Rp3.000.000,00
Perkiraan Pajak Penghasilan (Rp 650.000,00)
Laba Bersih Setelah Pajak Rp2.350.000,00
e EKMA431 1/MODUL 4 4.7

PT IGLXXX
Laporan Harga Pokok Produksi
Per 31 Desember 2007

Biaya Bahan Baku:


Persediaan 1 Januari 2007 Rp 2.700.000,00
Pembelian Bahan Baku Rp12.300.000,00

Bahan Baku yang Tersedia Rp15.000.000,00


Persediaan 31 Desember 2007 (Rp2.000.000,00)

Biaya Bahan Baku Rp13.000.000,00


Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik:
Biaya Penolong Rp 300.000,00
Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 150.000,00
Penyusutan Mesin dan Bangunan Rp 750.000,00
Penyusutan Bangunan Rp 200.000,00
Reparasi dan Pemeliharaan Rp 150.000,00
Biaya Listrik, Air Rp 50.000,00
Biaya Asuransi Rp 50.000,00
Biaya Lain-lain Rp 50.000,00

Biaya Overhead Pabrik Rp 1.700.000,00

Jumlah Biaya Produksi Rp17.700.000,00


Persediaan Produk dalam Proses 1 Rp 800.000,00
Januari 2007

Produk dalam Proses selama 2007 Rp18.500.000,00


Persediaan Produk dalam Proses 31 (Rp1.500.000,00)
Desember 2007
Harga Pokok Produksi Selesai Rp17.000.000,00
Persediaan Produk Selesai 1 Januari Rp 2.000.000,00
2007

Produk Selesai yang Tersedia Rp19.000.000,00


Persediaan Produk Selesai 31 (Rp1.500.000,00)
Desember 2007
Harga Pokok Penjualan (ke Laporan Rp17.500.000,00
Laba/Rugi)

Kedalaman analisis keuangan tergantung pada proyek dan tujuan dari


analisis kelayakan finansial. Agar dapat dibuat Laporan Keuangan Pro
Forma, analisis keuangan harus didukung oleh data pasar dan teknis untuk
4.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

mengetahui Profitabilitas komersial (Commercial Profitability) proyek


tersebut. Langkah-langkah analisis keuangan secara garis besar nampak
dalam Gambar 4.1.
Jika tujuan analisis kelayakan adalah untuk menarik para investor,
laporan keuangan yang diperlukan hanyalah laporan keuangan selama operasi
normal. Informasi keuangan biasanya sudah cukup bagi investor untuk
menilai kelayakan suatu proyek, sedangkan bagi pengusaha dan analisis
kredit, tujuan analisis keuangan juga untuk menunjukkan sehat dan tidaknya
proyek yang akan dilaksanakan. Laporan keuangan pro forma diperlukan
untuk kepentingan-kepentingan di atas, kurang lebih untuk jangka waktu
selama usia proyek atau antara 3-10 tahun.
Informasi yang lain yang mendasari keputusan investasi dapat diperoleh
melalui analisis sensitivitas, dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang
mempunyai pengaruh besar terhadap profitabilitas proyek Dengan analisis
sensiti vitas, tingkat risiko dari suatu proyek dapat diidentifikasikan dan
diukur dengan baik.

A. RENCANA PENJUALAN

Rencana penjualan merupakan hasil akhir dari analisis pemasaran dan


informasi lain yang mendukung laporan keuangan. Berhasil tidaknya proyek
tersebut dalam pelaksanaannya nanti sangat ditentukan oleh seberapa besar
ketepatan estimasi penjualan. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam
memproyeksikan penjualan akan mengakibatkan kesalahan penentuan unit
yang akan diproduksi, yang selanjutnya akan mengakibatkan kesalahan
penentuan pengadaan bahan baku, kebutuhan bahan baku dan biaya bahan
baku, persediaan, tenaga kerj a, dan biaya overhead pabrik. Dengan kata lain,
rencana penjualan harus didasarkan pada estimasi penjualan yang cermat
karena hal ini akan menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan proyek di
masa mendatang.
Rencana penjualan meliputi estimasi terhadap penerimaan penjualan,
biaya promosi dan advertensi, biaya pemasaran, dan biaya pengiriman.
Elemen-elemen biaya yang harus dimasukkan dalam rencana penjualan ini
adalah:
1. gaji karyawan bidang pemasaran;
2. komisi penjualan;
3. biaya iklan;
e EKMA431 1/MODUL 4 4.9

4. biaya promosi penjualan;


5. biaya transportasi;
6. sewa gudang;
7. biaya asuransi.

Sebagai contoh, tingkat penjualan tahun pertama dari PT GARMENT


TAMARA, sebuah perusahaan yang bergerak di hi dang konveksi di Jakarta,
terlihat dalam Tabel4.1.

Tabel 4.1.
PT GARMENT TAMARA
Penjualan Tahun 1997

Kualitas
Jenis Harga Penjualan
(dosin)
Blus Wanita 825 Rp34,00 Rp28.050,00
Baju Pria 825 Rp19,50 Rp16.087,50
Baju Wanita 825 Rp21 ,50 Rp17.737,50
Celana Pria 825 Rp25,00 Rp20.625,00
Jumlah 3.300 Rp82.500,00

Strategi pemasaran PT GARMENT TAMARA adalah menjual


produknya di Jawa dan luar Jawa, kemudian juga mencoba untuk
mengekspor ke negara tetangga. Produk yang dihasilkan cukup kompetitif
dalam hal kualitas dan harga dibandingkan produk pesaingnya. Untuk
mendukung usaha tersebut perusahaan telah merencanakan untuk
meningkatkan usaha promosi baik melalui media cetak (surat kabar, majalah,
brosur-brosur) maupun melalui salesman (tenaga penjual) yang memang
telah terlatih baik.
4.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

SALES PLAN f-----1 DEVELOP GENERAL AND 1-----i MANUFACTU-RING PLAN


ADM INISTRATIVE PLAN

ESTI MASI TOTAL COST

ESTIMASI KEB"UTUHAN DAN>A

~ . . . . .
LAPORAN RUGI LABA PRO.FORMA

PR.OYEKSI ALJRAN KAS.

NERACA PROFORMA

EVALUASIKELAYAKAN

APAKAH PROYEK ITU'


MEMENUH I KRl11ER'IA INVESTASI

TIDAK YA

BERAKHIR ANALISIS PRO.Y EKSI


KON .b iSI O.PERAS.I.ONAL

ANALISIS SENS.IVITAS

ANALISIS PRQYEKS.I
~QNOISI o ·PERAS10NAt..

TIDAK YA

BERAKHIR MENYIA.PKAN
PROPO$Al
INVESTASI

Gambar 4.1.
Langkah-langkah dalam Anallsis Keuangan

Pemasaran iklan di media cetak direncanakan satu kali. setiap minggu


dengan biaya Rp400.000,00 engan demikian per tahun sebesar
Rp400.000,00 x 52 = Rp20.800.000,00. Komisi bagi salesman adalah sebesar
2% dari volume penjualan (2% x Rp825.000.000,00 = Rp16.500.000,00)
sedang biaya pengiriman RplO.OOO.OOO,OO sehingga secara keseluruhan
biaya pemasaran dan distribusi seperti dalam Tabel 4.2.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.11

Tabel 4.2.
PT GARMENT TAMARA
Biaya Distribusi dan Pemasaran

Advertensi Rp20.800.000,00
Komisi Penjualan Rp16.500.000,00
Pengiriman Rp1 0.000.000,00
Total Biaya Pemasaran Rp4 7.300.000,00

B. MANUFACTURING PLAN

Rencana biaya produksi dihasilkan dari analisis teknis dan terdiri atas
tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Biaya-biaya tersebut dibatasi hanya pada aspek teknis saja,
seperti yang dijelaskan dalam modul sebelumnya. Tabel 4.3 menunjukkan
contoh biaya-biaya tersebut.

Tabel 4.3.
PT GARMENT TAMARA
Harga Pokok Produksi

Biaya Bahan Baku Rp62.235.000,00


Biaya Tenaga kerja Langsung Rp 4.818.000,00
Biaya Overhead Pabrik Rp. 6.052.000,00
Harga Pokok Produksi Rp73.135.000,00

Sementara itu perhitungan harga pokok penjualannya adalah


sebagaimana nampak dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4.
PT GARMENT TAMARA
Harga Pokok Penj ualan

Jumlah Biaya Produksi Rp73.135.000,00


Persediaan Produk dalam Proses 1 Januari Rp22.300.000,00
Produk dalam Proses Rp95.435.000,00
Persediaan Produk dalam Proses 31 Desember (Rp24.135.000,00)
Harga Pokok Produksi Selesai Rp71.309.000,00
Persediaan Produk Selesai 1 Januari Rp16.200.000,00
Produk Selesai Tersedia Rp87.500.000,00
Persediaan Produk Selesai 31 Desember (Rp12.000.000,00)
Harga Pokok Penjualan Rp75.500.000,00
4.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

C. RENCANA ADMINISTRASI DAN UMUM

Sampai pada bagian ini, pembicaraan kita masih menitikberatkan pada


pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan penjualan, distribusi, dan
proses produksi, sedangkan biaya administrasi dan umum yang merupakan
semua pengeluaran di luar biaya pemasaran, distribusi, dan produksi belum
kita bicarakan. Adapun biaya administrasi dan umum akan nampak dalam
Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5.
PT GARMENT TAMARA
Biaya Administrasi dan Umum

Gaji dan Upah Rp2.300.000,00


Biaya Perjalanan Rp1.236.000,00
Sewa Kantor Rp 707.000,00
Biaya Telepon Telex Rp 90.000,00
Stasionare dan Supplies Rp 90.000,00
Gas dan Olie Rp 168.000,00
Jaminan Sosial Rp 398.000,00
Pajak Penghasilan Rp1.419.000,00
Depresiasi Peralatan Kantor Rp 78.000,00
Biaya Penelitian & Pengembangan Rp1.600.000,00
Biaya Desain Produk Rp 600.000,00
Biaya Asuransi Rp 314.000,00
Total Biaya Administrasi dan Umum Rp9.000.000,00

D. ESTIMASI BIAYA PROYEK

Estimasi biaya total proyek adalah didasarkan pada keseluruhan


informasi rencana penjualan, rencana produksi, dan rencana administrasi
umum sehingga dapat menjawab pertanyaan "Berapa total biaya yang
diperlukan untuk memulai usaha tersebut?" Total pengeluaran modal terdiri
atas investasi aktiva tetap, modal kerja, dan biaya usaha permulaan.

1. Investasi Aktiva Tetap


lnvestasi aktiva tetap meliputi investasi pada tanah, bangunan dan
fasilitas penunjang, mesin-mesin, dan perlengkapan yang diperlukan.
Kita dapat mengelompokkan aktiva tetap itu ke dalam dua bagian, yaitu:
a. Aktiva Tetap berwujud;
e EKMA431 1/MODUL 4 4.13

b. Aktiva Tetap tak berwujud.

a. Aktiva Tetap berwujud


1) Tanah dan Pengembangan Lokasi
Seluruh biaya yang menyangkut harga tanah, biaya pendaftaran,
pembersihan, land clearing, penyiapan tanah sampai siap untuk dipergunakan
harus dikapitalisasikan ke dalam biaya investasi.

2) Bangunan dan Perlengkapannya


Meliputi bangunan untuk pabrik dan bangunan untuk perkantoran serta
bangunan pendukung lainnya, gudang, pembangkit tenaga listrik, pos-pos
penjagaan dan sebagainya.

3) Pabrik dan Mesin-mesin


Biaya pabrik dan mesin-mesin ini biasanya merupakan komponen yang
paling besar dari investasi tersebut. Biaya-biaya tersebut meliputi
pembangunan pabrik, mesin-mesin, biaya pemasangan, biaya pengangkutan,
suku cadang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan hingga pabrik siap
beroperasi.

4) Aktiva Tetap Lain


Ini menyangkut fasilitas dan sarana pengangkutan dalam pabrik, material
handling, perlengkapan kantor (equipment), dan fasilitas penelitian dan
pengembangan.

b. Aktiva Tetap Tak Berwujud


1) Biaya Perencanaan atau Biaya Usaha Permulaan
Biaya ini mencakup biaya perencanaan, biaya studi kelayakan, biaya
survai pasar, biaya detailed enginering, biaya umum, biaya selama masa
konstruksi, biaya bunga masa konstruksi.

2) Aktiva Tak Berwujud


Aktiva ini mencakup biaya paten, lisensi, pembayaran lumpsum,
copyright, goodwill, dan biaya lainnya.
4.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

2. Kebutuhan Modal Kerja


Untuk tujuan penentuan total investasi yang diperlukan, penentuan
kebutuhan modal kerja didasarkan pada konsep modal kerja bruto (gross
working capital). Maksud dari modal kerja bruto adalah keseluruhan aktiva
lancar. Modal kerja ini berfungsi untuk membiayai operasi perusahaan
sehari-hari, dan pada umumnya akan tertanam dalam perusahaan kurang dari
satu tahun.
Namun pendekatan lain, penentuan modal kerja didasarkan pada modal
kerja neto. Modal kerja neto adalah keseluruhan aktiva lancar di atas utang
lancar. Pendekatan modal kerja neto mendasarkan pada asumsi bahwa
seluruh kebutuhan dana untuk kegiatan operasional sebagian telah dibiayai
dengan utang lancar.
Aktiva Lancar, meliputi berikut ini.
a. Kebutuhan Kas.
b. Persediaan.
1) Bahan Baku.
2) Barang dalam Proses.
3) Barang Jadi.
c. Piutang.
d. Pengeluaran Dimuka.
1) Gas dan Pembangkit Tenaga.
2) Air Minum.
3) Asuransi.
4) Gaji.

Perlu disadari bahwa kebutuhan kas yang besar sangat diperlukan pada
saat memulai usaha agar dapat menutup pengeluaran yang diperlukan, seperti
pembayaran gaji, fasilitas lain, telepon, dan bunga yang harus dibayar
sebelum ada pemasukan kas dari hasil penjualan. Penyebab utama kegagalan
usaha yang biasa terjadi adalah kegagalan dalam estimasi kebutuhan modal
kerj a secara tepat.

3. Biaya Usaha Permulaan


Biaya usaha permulaan mencakup biaya bunga selama masa konstruksi
dan biaya percobaan yang harus dimasukkan ke dalam biaya investasi dan
harus diamortisasikan atau dialokasikan untuk beberapa periode.
Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam biaya permulaan adalah
sebagai berikut.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.15

a. Biaya perencanaan dan biaya umum.


b. Studi pendahuluan.
c. Studi pemasaran.
d. Biaya perizinan/hukum.
e. Biaya penelitian dan studi teknis.
f. Imbal j as a konsultan.
g. Bunga selama konstruksi.
h. Paten dan merek.
i. Biaya lain selama masa percobaan.

Ringkasan kebutuhan biaya total sangat diperlukan karena hal ini akan
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dana. Dengan mengetahui secara
pasti kebutuhan dana, langkah selanjutnya adalah menentukan alternatif
pemenuhan kebutuhan dana. Ringkasan dana seperti nampak dalam
Tabel4.6.

Tabel 4.6.
PT GARMENT TAMARA
Kebutuhan Dana lnvestasi

A. Investasi Aktiva Tetap


Tanah Rp 900.000,00
Bangunan Gedung Rp 2.220.000,00
Mesin dan Perlengkapan Rp 8.410.000,00
Peralatan dan Spare Part Rp 80.000,00
Perlengkapan Kantor Rp 390.000,00
Total Aktiva Tetap (A) Rp 12.000.000,00
B. Modal Kerja
Kas Rp 1.737.640,00
Persediaan Barang Jadi Rp 3.047.250,00
Persediaan Barang dalam Proses Rp 1.523.630,00
Persediaan Bahan Baku Rp 10.3 72.500,00
Pembayaran Dimuka Asuransi Pabrik Rp 29.500,00
Pembayaran Dimuka Sewa Rp 59.000,00
Total Modal Kerja (B) Rp16.769.520,00
C. Biaya Usaha Permulaan (C) Rp 442.480,00
Total Biaya Proyek (A+B+C) Rp2 9. 212.000,00
4.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

E. ESTIMASI PEMBELANJAAN

Setelah kebutuhan dana dapat ditentukan dengan tepat, perhatian


selanjutnya adalah menentukan sumber dana yang akan dipilih. Pertanyaan
yang berkaitan dengan pemilihan sumber dana ini adalah sebagai berikut.
Dalam bentuk apa kebutuhan dana akan dipenuhi? Apakah akan
dipenuhi dengan modal sendiri 100%, atau sebaliknya dengan modal asing
100 atau kombinasi kedua jenis modal tersebut. Apabila ditentukan bahwa
kebutuhan dana akan dipenuhi dengan kombinasi antara modal sendiri
dengan modal asing maka timbul pertanyaan berikutnya, Berapa proporsi
masing-masing sumber dana yang akan digunakan, dan bagaimana
perimbangan masing-masing sumber dana yang optimal.
Masalah pemilihan sumber dana yang akan dipergunakan menjadi sangat
penting karena setiap penggunaan dana memerlukan pengorbanan (biaya)
sehingga setiap keputusan pemilihan pemenuhan kebutuhan dana akan
membawa konsekuensi yang berbeda, Keputusan pemilihan sumber dana
akan menentukan struktur modal perusahaan. Dan struktur modal akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya modal (sering juga disebut dengan
weighted average cost of capital atau over all cosh of capital).
Selanjutnya biaya modal rata-rata tertimbang tersebut dalam penilaian
investasi akan dipergunakan sebagai discount rate untuk mem-present value-
kan aliran kas masuk bersih (proceeds) apabila menggunakan konsep Net
Present Value (NPV), maupun Profitability Index (PI). Dan juga akan
dipergunakan sebagai pembatas (cut off) dalam penilaian investasi apabila
menggunakan konsep Internal Rate of Return (IRR)
Masalah pemenuhan dana tidak hanya timbul pada waktu akan memulai
beroperasi saja. tetapi juga selama perusahaan berjalan. Apabila perusahaan
memperoleh keuntungan dalam beroperasinya, juga akan timbul persoalan
tentang apakah keuntungan yang diperoleh akan dibagikan kepada pemilik
perusahaan atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk pembayaran
perluasan perusahaan di masa-masa mendatang.
Apabila perusahaan memutuskan lebih baik membagikan kepada pemilik
perusahaan daripada menahannya maka kebutuhan dana untuk
pengembangan harus dipenuhi dan sumber lain. Begitu pula sebaliknya
apabila diputuskan bahwa keuntungan yang diperoleh ditahan sebagai laba
ditahan maka kebutuhan dana dapat dipenuhi dari dalam dan ketergantungan
dengan pihak luar akan berkurang. Pemilihan apakah akan menahan laba
e EKMA431 1/MODUL 4 4.17

yang diperoleh atau membagikannya kepada pemilik perusahaan juga


merupakan keputusan pembelanjaan atau pemenuhan kebutuhan dana.
Seperti halnya keputusan investasi, keputusan pembelanj aan ini juga
akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan demikian, kita harus
mempelajari dengan sungguh-sungguh pemilihan sumber dana yang akan
dipergunakan beserta pertimbangannya karena ini akan mempengaruhi biaya
modal perusahaan dan nilai perusahaan.
Adapun berbagai sumber dana yang dapat dipergunakan oleh perusahaan
adalah:

SuM a ER DANA

,r

DARI D'A LAM DAR! LU.AR

~ ,, ,,
LABA D'ITfA HAN Q~P R ~·S I AS I OBlUGAS I SA HAM

Gambar 4.2.
Bagan Macam-macam Sumber Dana Perusahaan

F. PROYEKSI LABA RUGI

Untuk menilai kelayakan suatu proyek diperlukan adanya data keuangan


berupa laporan laba rugi yang nantinya dapat dipergunakan untuk mengukur
apakah proyek tersebut cukup profitable atau tidak. Kita harus dapat
memproyeksikan laporan keuangan selama usia proyek tersebut. Tentu saja,
perusahaan perlu mengadakan proyeksi pemasaran dan produksi untuk
memperhitungkan pendapatan dari proyek selama usia ekonomis yang
diperkirakan.
Berikut ini contoh proyeksi laporan laba rugi sebuah perusahaan
pengolahan udang di Jawa Tengah. Misalkan, investasi awal yang diperlukan
senilai Rp25.500.000,00 yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja sebesar Rp15.500.000,00. Untuk pembelian tanah senilai
Rp25.000.000,00 dan diperkirakan hingga akhir usia ekonomis perusahaan
10 tahun mendatang, harga tanah justru akan meningkat menjadi
Rp40.000.000,00. Selain itu dana tersebut akan dipergunakan untuk
membangun gedung sebesar Rp60.000.000,00 yang diperkirakan akan
4.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

mempunyai nilai sisa sebesar Rp5.000.000,00. Sisa yang Rp25.000.000,00


lagi dipergunakan untuk membeli peralatan kantor dan kendaraan yang
diperkirakan mempunyai nilai sisa nantinya sebesar Rp7 .500.000,00.
Apabila metode depresiasi yang dipergunakan adalah garis lurus dan
perusahaan menanggung beban pajak rata-rata sebesar 25%, serta didukung
data mengenai biaya produksi dari bagian produksi dan proyeksi pemasaran
di mana hanya 60% dari pangsa pasar yang diharapkan akan dapat dikuasai
(Lihat Tabel 4.7.) maka dapat disusun proyeksi laporan laba rugi selama 10
tahun yang akan datang.

Tabel 4. 7.
Proyeksi Perkembangan Pasar
dan Market Share Perusahaan
Tahun 2001-2010

Penjualan Market Share Harga Jual per


Tahun Penjualan
Unit 60o/o Unit
2001 5.500 3.300 Rp15.000,00 Rp 9.500,00
2002 5.700 3.420 Rp16.000,00 Rp 56.430,00
2003 5.900 3.540 Rp18.150,00 Rp 64.251,00
2004 6.100 3.660 Rp19.500,00 Rp 71.370,00
2005 6.300 3.780 Rp21.500,00 Rp 81.270,00
2006 6.500 3.900 Rp24.000,00 Rp 93.600,00
2007 6.700 4.020 Rp25.000,00 Rp1 00.500,00
2008 6.900 4.140 Rp26.700,00 Rp11 0.538,00
2009 7.150 4.290 Rp29.000,00 Rp124.41 0,00
2010 7.400 4.440 R~35.350,00 R:>156.954,00
I abel4.8 •
1"1
Eromos! Harqa Eo!<o!< Een jua!an
Iahun 2001 - 201a 7'
I
. . )>
El EMEN 81l}X4 2001 2001 I 200~ I
200~ I
200J 200J 2004
' ~
I

~II:\.Y.I:\ ~1:\ HI:\ N ~I:\ K!.- w


l?ersediaan 1 Januan c ,.ooo.ooc J.1oo.ooc ,.000.000 ....
l::'embelian bahan bakL 22.500.00C 24.000.00C 28.000.00C 41.000.000 ....
........
I
Ba~an ~a~u yang terse~!a ".ooo.ooc ,6.000.00C J1.100.00C 4J.OOO.OOO [J
f?ersediaan 31 Desember (~.QQQ.QQQ; (~.1QQ.QQQJ (~.QQQ.QQQ; (~. 1 §Q.QQQ; c
c
~!aya ~a~an ~a~u ,0.500.00C " .900.00C ,9.1oo.ooc r
BIAY.A IENI:\GI:\ KEBJI:\ 3.000.00C 3.250.00C 4.500.00C ~
BIAY.A OVEBHEI:\D 1?1:\BBIK
Bahan
- . Penolonc
- . ~
2.400.00C 2.550.00C 2.ZOO.OOC 3.500.000
Tenaga Kerja T!~a~ ~angsung J.150.00C J.JOO.OOC 4.000.00C 4.,50.000
1-'enyusutan Mesin dan "angunan
- • & • • • -
4.750.00C 4.750.00C 4.750.00C 4.750.000
Eenyusutan ~angunan Kantor 2.500.00C ,.500.00C 2.500.00C ,.500.000
Beparas! ~an Eeme!!~araar 500.00C 600.00C 760.00C 8,5.000
Biaya
- . .Listrik,
. . .. Air
.. 250.00C 300.00C 340.00C 450.000
~!aya J:\surans 150.00C 165.00C 200.00C 200.000
~!aya ~a!r lain 100.00C 150.00C 190.00C 210.000

Biaya
-· Overhead
- . ·-Pabrik
... 1J.800.00C 14.J15.00C 15.440.00C

JUMLI:\H BII:\Y.A I?BODUK~ J?.JOO.OOC 40.465.000 49.040.00C


f?EBSEDIAAN f?BODUK DI:\LAM f?BOSES 1 Januar c 3.500.00C 3.465.00C

f?BODUK DI:\LI:\M f?BOSES SELI:\MI:\ 1 II:\HUN 3Z.300.00C 40.465.00C 49.040.00C


f?BODUK DI:\LI:\M f?BOSES 31 DESEMBEB
(~.§QQ.QQQ; (~.~~§.QQQ; (~.§§§.QQQJ

HI:\BGI:\ f?OKOK f?BODUK SELESI:\ 33.800.00C 40.500.00C 48.950.00C


f?EB~EDIAAN f?BODUK ~ELE~I:\11 JI:\NUI:\BI
c 1.500.00C 2.000.00C

f?BODUK ~ELE~I:\1 .Y.I:\NG IEB~EDII:\ JJ.800.00C 4,.ooo.ooc 50.950.00C


f?BODUK SELESI:\1 31 DESEMBEB (1.5QQ.QQ~ (?.QQQ.QQQ; (1.?QQ.QQQJ
..r:=...

HI:\BGI:\ EQKQK E~N~~I:\~1:\N (K~ ~1:\EQBI:\N ~IBJ 32.300.00C 40.000.00C 49.750.00C ~

"'
~
ELEMEN BIAl~ 2004 2005 2005 2006 2006 2001 2001 •
N
BIAYA BAHAN BAKU 0
PP.r~P.cliRrm 1 .IRmJRr :2.1!10.000 ~3.1 oo.ooc :2 900.00C
l::embelian bahan baku !10.!100.000 !1:l.OOO.OOC !1!1.600.00C

1:3a~an ~aKU vanq terse~ !a !1:2.6!10.000 !1!1.100.00C !18.!100.00C


PP.r~P.rliRRn 31 OP.~P.mhP.r (~.1 gg.ggg; (?.~QQ.QQQJ (?. ~ QQ.QQQ)

~!ava ~a~an ~aKL 40 8!10 ooc 49. !1!10.000 !1:2 :zoo ooc !16400.00C
RIAYA TFNAGA KFR.IA 4 800 ooc 4800 000 !) 100 ooc !) 100.000
RIAYA OVFRHFAr1 PARRIK
Bahan
- . Penolonq
- . . 4.100.000 4.200.00C !1.0!10.00C
Ienaqa Kerja I!~aK ~anqsunq 4.300.000 4.!100.00C 4.760.00C
Penvusutan
- . Mesin
. . . . . dan
. Banqunar
- . 4.7!10.000 4.7!10.00C 4.7!10.00C 4 7!10.000
Eenvusutan ~anqunan Kantor :2.!100.000 :l.!100.00C :l.!100.00C
tseparasi ~an eemelj ~araar 900.00C 1.2!10.00C 1.2!10.00C
~!ava ~!stri K, 1\!r !100.00C 600.00C 640.00C
~!ava Asurans 220.00C 2!10.00C 2!10.00C
~!ava ~a!r lair :210 ooc :21 o.ooc :l90.00C

Biaya Qverhead Pabrik 16.685.00C 1Z480.000 18.260.00C 19450.00C

.!liMI AH RIAYA PROr1liKS 6:l. ~.B!1.00C 71 .8:30 000 7!1.!160.00C 80.9!10 ooc
PFRSFr11AAN PROr1liK r1AI AM PROSFS 1 .IRmJRr 3.!1!1!1.00C 3.690.000 4.!120.00C 3.780 000
Ul
~
PROnt IK r1AI AM PROSFS SFI AMA 1 TAHll[\ 6!1.890 ooc 7!1. !1:28.000 80.080.00C 84. 7:30.00C c
0
egCJOlJK DAI AM egCJSES 31 DESEMBEg (~.~~g.ggg;
'
(4.5?Q.QQQ; '
(~.7~Q.QQQJ '
(?·?~Q.QQQ; -
7\
1"1
r
)>
HAI:~GA
POKOK P80DIJK SEI ESA 62.200.00C Z1 .100.000 Z5.560.00C 80.950.00C
-<)>
PE8SEDIAAN P80DIJK SEI ESAI 1 .IANIJA8 1.200.00C 4.400.00C
i'\
2.200.000 4.200.000 )>
z
PROnt JK SFI FSAI YANG TFRSFr11A 63.400.00C 73 200.000 80.700.00C 86.700.00C m
-Ul
PROnt JK SFI FSAI 31 r1FSFMRFR (~._~QQ._QQQ~_ ' __(~_._4QQ._QQQ;_ _(~._~QQ._QQ~_ ' __(~_.7QQ._QQQ~_
z
-Ul
~ARQA PQKQK PENJ~ALAN (KE LAPQ~N LtR; 61 .200.00C 68.800.000 76.!100.00C 83.000.00C

.t;L~M.tN JHAl:A lUU~ lUU~ lUU~ lUU~ lUlU lUlU •
1"1
l:HAYA BAHAN BAKU
Persed1aan l .lanuar1 2.100.000 3.200.000 3.410.000 7'
Pembehan bahan baku 60.100.000 66.110.00() 72.721. 00() I
)>
~
Bapan p*u yang terseq~a 62.000.000 6'l.310.000 31.100.000 w
....
Persed1aan 31 Desember (3.200.000)
--- -- - -- · (3.410.000)
· - · .- - -- - · (4.021.000)
. . _ _ , --- · ....
........
I
-Biaya -Bahan -Baku 5'l.OOO 65.'l00.000 72.110.000
I
· - - [J
BlAYA IbNAUA KblUA • 5.300.000 • 5.565.000 5 .4~3.000 c
BlAYA OYElllibAl) l'ABRlK c
Bapan Peno!ong , 5.500.000 , 5.600.00() 5. 750.000 r
Tenaga Kefla T~<!* ~angsung 4.'l00.000 • 5.3 'tO. 000 5.'l2'l.OOO ~

-Penyusutan -Mesin
- . dan
- -Bangtman 4.750.000 4.750.000 i

4.750.000
~enyusutan J?angunan Kantor 2.500.000 2.500.00() ' 2.500.000
Reparast qan PemeW.1araan 1.750.000 2.000 .000 3.000.000
Btava ~~strH<. Atr I 700 .000 I' 700.00() I 750.00()
Btava Asurans~ I 350.000 I 350.00() I 350.00()
-Biaya
. -Lain
. Ja1n 250.000 250.000 3000.000

-Biava
. Overhead
- - - -Pabrik
- ·- 20.700.000 21.540.000 23.32'l.OOO

illMLAH BlAYA l'ROVllKSJ ~5. 000.000 'l3.005.000 10 1.2~2.00 0


PERSEDIAAN PRODllK DALAM PROSES 1 lanuan 2.230.000 3.030.000 2.055.000

l'ROVUK VALAM l'ROSbS SbLAMA 1 IAHUN ~7 .230.000 'l6.035.000 103.337.000


l'ROVUK VALAM l'ROSbS 31VESbMBER (J.QJQ.QQQ) G-9~~-QQQ J
(J.QJ7.QQQ.l

HARUA l'OKOK l'ROVUK SbLESAJ ~4 200.00() 'l3. 'l~O. 000 100.300.000


l'bRS bVlAAN l'ROVUK SbLbSAl 1lANUARJ 3.700.000 3.200.000 2.6~0.000

l'ROVUK SbLbSAl YANU IbRSbVlA ~1. 'lOU. 000 'l7.1~0.000 102.'l~O.OOO


(3.200 (2 . 6~W . OOO ) (J.4 ~Q.QQQ.l
l'ROVUK SbLbSA131VbSbMBbR --- -- 000
--- ·) ·- --- --- ·

HARGA
--·- - . POKOK
_ ___ ___PENJ UALAN
__ ____
,...., . _ · - - (KE
·--- -LAPORAN
·- .-. - · - --L/R)
._ , ~4.700.000 ')4. 500.000 ')'). 500.000
..r:=...

N
~
~
I abel4.9. •
N
~aporan ~a~a Rugi N

Iahun 2001 - 2010


KEIER~NG~N 2001 2002 2003 2004
Penjua!an 8ersw 49.!100.00C !16.430 ooc 64 .2!11 .000 71 370.000
~arga Po~o~ PenJua!an (~?-~QQ.QQQ; (4Q.QQQ.QQQ; (4~.75Q.QQQ; (~1.?QQ.QQQ;

~aba ~otor atas Eenjualan 17 . ~OO.OOC 16.4:3o.ooc 14501 .000 10.170.000


B!aya PemasaG:JrJ 1.8!10.00C 2.. 03!1.000 2.238.!10C 2.!162 3!1C
Biaya Administras
- 0 • 0 0 0 •
2.6!10.00C 2 91!) ooc 3.206.!10C 3!127 1!1C

~u m!ah §!aya ~omers!a (4.5QQ.QQQ; (4 .~5Q. QQQ; I (5-445.QQQ; (5 .~~~. 5QQ;

1rlhrl Bersih Qperasiona 12 zoo ooc 11.480.00C 9 056 ooc 4 180 500
§!aya §unga (75Q.QQQ; (7QQ.QQQ; (~QQ .QQQ; ({jQQ.QQQ;

Laba §ebelum Eajak 11 .950.00C 1O.Z80.00C 8.256.00C 3.580.500


~er~! raan ~aja~ ~eng~as~ ac (?· ~~Z.§QQ; - '
(2.695.000'
... ... I (?.Q§4.QQQ; (895.1
•• •
25'
• • • J

~a~a Bers!~ §ete!a~ Paja~ 8.96~ . !100 8.08!1 ooc 6 . 1 9~ . ooc ~ 68!1.:375
Penyusu~an ~es!n dan Bangunar 7 ~!10 000 7 ~!10 ooc 7 ~!10 ooc 7 ~!10 000

f\!!ran ~as Masu~ §ers!~ (Pmr.AArt.~; 16 212 !10C 1!133!1 ooc 13.442 000 9.93!1.375 Ul
~
c
0
-
7\
1"1
r
)>
-<)>
i'\
)>
z
m
-Ul
z-
Ul


K EIER~NG~N 2005 2006 2001 I 200S •
1"1
Eenjua!an §ersw 81.2ZO.OOC 93 .600.00C 100.500.00C 110.538.000
7'
~arga Eo~o~ Eenjua!an ' _(f?~ -~QQ .QQQJ (7f? .5QQ.QQQ; _(~~-9QQ.QQQ; (~4.7QQ .Q99J I
)>
~aba ~otor a~as Penjualan 12.470.00C 17.100 DOC 17 fiOO OOC 2fl.838 .00C ~
w
§!aya Eemasaran 2.71:J:J3U 2 . 020 . 6!)~ 2.2fi4.4fiC 2 .fi:31 . 7:3~ ....
§!aya Aclm in i~tm~l :3.879.175 4.267.09C 4 . 69:3.16~ fi.161 .87C ....
........
I
~um!a~ B!aya ~omers!a (f? . 5~~. 5Q5) • (6.287.745 1
- - - - - . _I (f?. ~47 .f?15; I (7. f?~~ ·f?95J [J
c
~aba Bersi~ Qperasiona fi . 877.49~ 10 812 2fi~ 10 !)!)238~ •
18 . 14439~
c
'' r
1:3!aya 1:3unga I
(5QQ.QQQJ I (1 .QQQ.QQQ; (~QQ . QQQ; I (1 . ~QQ .QQQJ ~

~apa §epe!um Paja~ !)377.49~ 98122!)5 9 . 6fl238~ 16 . 84439~


Eer~!raan Eaja~ Eeng~as! !an (1 . ~44. ~75) (?-45~. Q~5; (?-41 ~ .Q~5; (4. ?11 ·9~5 ;

Lapa Bers!h Setelah Pajak 4.033.12C Z.359.190 Z.239 .29C 12.633 .30C
Eenyusutan Mes!n ~an §angunar Z.250.00C Z.250.000 Z.250.00C Z.250.00C

Al!ran ~as Masu~ Bersih (emr:AArt..<:.; 11 .283.12C 14 .609.190 14.489.29C 19.883 .30C

..r:=...

N
w
4.24 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KETERANGAN 2009 2010


Penjualan Bersih 124.410.000 156.954.000
Harga Pokok (94.500.000) (99.500.000)
Penjualan

Laba Kotor atas 29.910.000 57.454.000


Penjualan
Biaya Pemasaran 4.177.550 4.699.955
Biaya Administrasi 5.678.050 6.245.500

Jumlah Biaya (9.855.600) (10.915.455)


Komersial

Laba Bersih 20.054.400 46.538.545


Operasional
Biaya Bunga (1.500 .000) (1.800.000)

Laba Sebelum Pajak 18.554.400 44.738.545


Perkiraan Pajak (4.638.600) (11.184.630)
Penghasilan

Laba Bersih Setelah 13.915.800 33.553.915


Pajak
Penyusutan Mesin 7.250.000 7.250.000
dan Bangunan

Aliran Kas Masuk 21.165.800 40.803.915


Bersih (Proceeds)

G. PROYEKSI NERACA

Setelah kita dapat menyusun proyeksi laba rugi, kita juga harus dapat
menyusun proyeksi Neraca selama 10 tahun mendatang sehingga dari
Neraca dan Laporan Laba Rugi tersebut kita dapat memproyeksikan prestasi
manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut.
Pos aktiva lancar mengalami kecenderungan untuk meningkatkan dari
Rp15.500.000,00 pada tahun pertama menjadi sebesar Rp50.538.000,00 pada
akhir tahun 2008. Sementara itu, peranan modal asing semakin berkurang
dari tahun ke tahun dan sebaliknya peranan modal sendiri semakin besar.
Secara lengkap proyeksi Neraca selama 10 tahun terlihat pada Tabel4.10.
label 4.1 0. •
Neraca Eer 31 Desember 1"1
ctari I ahun 2001 - 2010 7'
KEIER4NG4N 2001 2002 2003 2004
I
)>
~KIIV~ I ~NC~8
~
K::~~. 3 500 ooc 4 400 ooc 4 500 000 5 Z50 000 w
Piutanc
-· . . 3 000 ooc 4 000 ooc 6 200 000 z500 000 ....
I?P.r~P.r1i ::~::~r z 000 ooc 8 565 ooc 6 Z55 000 8 040 ooc ....
........
PerseKot Biava 'l. 000 ooc 3 500 ooc 3 500 000 5 500 000 I
[J
.lot::~l ~ktiv::~ I ::~nr.::~r 15 500 ooc 20 465 ooc 20 955 000 26 Z90 ooo c
c
~K.liV~ .li::J..~I:: r
I::~n::~~ 25 000 ooc 25 000 ooc 25 000 000 25 000 000 ~
!;!anounar I 60 000 ooc 54 500 000 49 000 ooc 43 500 000
Al<umulasi
.. . . Penvusutan
- . (~.5QQ.QQQ; (~-~QQ.QQQ; (~.5QQ.QQQ; (~-~QQ.QQQ;

554 500 ooc 49 000 ooc 43 500 000 38 000 000


KP.nr:araan. Mesjr 25 000 ooc 23 250 000 21 500 ooc 19 Z50 000
1:\!<umu!asi Penvusutan (l.7~Q.QQQ; (1· Z~Q.QQQ; (1.7~Q.QQQ; P-Z~Q.QQQ;

23 250 ooc 21 500 ooc 19 Z50 000 18 000 000


Tota! 1:\K~va Tetac 1O'l. 150 OOC 95 500 ooc 88 '1.50 oou 81 000 oou
IOI~I ~KIIVI:\ 118 250 ooc 11 5 965 ooc 109 250 000 1oz Z90 ooo

III~NG I ~NC~8
!)tano Qaoanc 1 500 ooc '
I 1 650 ooc 1 815 000 1 905 750
.utano
.. . Biava
-. 2 000 ooc I 2 200 ooc 2 420 000 2 541 000
Utano ~aja~ 2 500 ooc I 2 Z50 OOC 3 025 000 31Z6 250
!)tano wese 'l. 000 ooc I 'l. '1.00 ooc 'l. 4'l.O 000 'l. 541 000

lota! Utano ~ancar 8 000 ooc 8 800 ooc 9 680 000 10 164 000
~tang ~ang~a Panjang (Q~!!gas!; 3Z 500 OOC 34 200 ooc 25 000 000 20 000 000

-Total
. . Utano
. .. . 45 500 ooc 43 000 ooc 34 680 000 30 164 000

MOD~I
Morl::~l S::~h::ur 6'1. 750 ooc 6'1. 750 ooc 6'1. 750 000 6'1. 750 000
I ::~h::~ D it::~h::~r 10 000 ooc 1021 500C 11 zzs 000 14 8Z6 000
.II 1ml::~h Mor1::~ Z2 Z50 ooc Z2 965 OOC Z4 525 000 n 626 ooo
IOI~I III~NG D~N MOD~I 118 '1.50 ooc 115 865 ooc 109 205 000 10Z Z90 000 ..r:=...

N
U'l
• • ~
KEIER~NG~N 2005 • 2006 • 2001 • 2008 •
N
AKIIVA LANCAB ()'\
Kas 6.000.00C 8.500.000 15.000.00C • 14.000.00C
Pi
- .uta
. no
.... Z.tiOO.OOC • 1~.500.000 14.000.00C • 14.500.00C
l::'ersediaar '12.020.00C • 10.880.000 8.000.00C 9.430.00C
Perse~ot B!aya 5.000.00C 6.000.000 Z.OJO.OOC e.ooo.ooc

Iotal Aktiva Lancar JO.ti~O.OOC JZ.BBO.OOO 44.5JO.OOC 45.~JO.OOC

AKIIVA IEIAE
Ianah ~5. 000.00C ~5.000. 000 ~5.000.00C I ~5.000. 00C
Bangunar Jtl.OOO.OOU J~.500.00U ~z. ooo.ooc ~1 .5oo.ooc
Akumulasi Penyusutar
• 0 • 0 - • •
(Q.QQQ.QQQ} (Q.QQQ.QQQ; (Q.QQQ.QQQ} (Q.QQQ.QQQ}

J~. 500.00C ~z.ooo. ooo ~1. 500.00C 16.000.00C


Ken~araan, Mes!r 18.000.000 16.250.000 14.500.00C 12.Z50.00C
Akumulasi Penyusutar
• 0 • 0 - • •
(1.ZQQ.QQQ} (1.ZQQ.QQQ; (1.ZQQ.QQQ} (1·ZQQ.QQQ}

1 6. ~50.00C 14.500.000 :J~. Z50


OOC 11.000.00C
l otal f:\kt!va leta~ Z3.Z50.00C 66.500.000 59.250.00C I 52.000.00C
IOIAL AKIIVA 104.3ZO.OOO : 104.360.00C : 103.Z80.00C I 9Z.930.00C

UIANG LANCAB
Utang
. .. Daganc
- ..... 2.000.00C 2.600.000 2.860.00C 2.100.00C
!-!tang ~!aya 2.500.00C 3.~50 . 000 3.5Z5.00C J.~J~. 50C
!-!tang Eaja~ 3. 150.00C 4.095.00C 4.504.50C 3.100.00C Ul
~
!-!tang yyesel 2.500.00C 3.250.000 3.5Z5.00C 3.9J2.50C c
0
Total Utang LarJc;::u 10. 150.00C 13.195.000 14.541.50C 13.065.00C
-
- • 0 0 0 . 0
• •
7\
!-!tanq ~anq~a Panjanq (QP!!Qas!; . 1B.OOO.OOC '
15.000.000 16.000.00C '
15.000.00C 1"1
r
)>
-Total Utanc'"'
. . . ..
I ~B. 1 50.00C I ~5. 1~5.000 J0.514.50C I ~B.065.00C -<)>
i'\
)>
MODAL
Modal ~aharr I 6~. Z50.00C I 6~. Z50. 000 6~. Z50.00C I 6~. Z50. 00C
z
m
Laba Ditahar ' 13.4ZO.OOC • 13.4J5.000 10.515.50C Z.115.00C -Ul
Jumlah Moda I Z6.4ZO.OOC I Z6.185.000 Z3.265.50C I 69.865.00C z-
IOIAL UIANG DAN MODAL '
104.3ZO.OOO . 104.380.00C . 103.Z80.00C I 9Z.930.00C Ul


e EKMA431 1/MODUL 4 4.27

KETERANGAN 2009 2010


AKTIVA LANCAR
Kas 13.500.000 15.000.000
Piutang 12.000.000 15.000.000
Persediaan 7.145.000 10.538.000
Persekot Biaya 9.000.000 10.000.000

Total Aktiva La ncar 41.645.000 50.538.000

AKTIVA TETAP
Tanah 25.000.000 25.000.000
Bangunan 16.000.000 10.500.000
Akumulasi (5.500.000) (5.500.000)
Penyusutan

10.500.000 5.000.000
Kendaraan, Mesin 11.000.000 9.250.000
Akumulasi (1.750.000) (1.750.000)
Penyusutan

9.250.000 7.500.000
Total Aktiva Tetap 44.750.000 37.500.000
TOTAL AKTIVA 86.395.000 88.038.000

UTANG LAN CAR


Utang Dagang 3.500.000 3.750.000
Utang Biaya 2.000.000 2.500.000
Utang Pajak 2.000.000 3.000.000
Utang Wesel 3.000.000 2.500.000

Total Utang La ncar 10.500.000 11.750.000


Utang Jangka 12.000.000 10.000.000
Panjang (Obligasi)

Total Utang 22.500.000 21.750.000

MODAL
Modal Saham 62.750.000 62.750.000
Laba Ditahan 1.145.000 3.538.000
Jumlah Modal 63.895.000 66.288.000
TOTAL UTANG DAN 86.395.000 88.038.000
MODAL
4.28 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

H. PROYEKSI ALIRAN KAS

Pertanyaan utama dalam perhitungan aliran kas adalah mengapa kita


perlu memperhitungkannya? Bukankah laporan keuangan yang kita buat
sudah cukup? Jawabannya tentu belum, hal ini disebabkan karena (1) laba
dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersih dan (2) yang
lebih relevan bagi para investor adalah berapa besarnya kas bersih yang
benar-benar akan diterima, bukannya laba seperti halnya dalam laporan laba
rugi. Hal ini mudah dipahami karena hanya dengan kas yang riil kita dapat
membayar kewajiban finansial perusahaan. Oleh sebab itu, konsentrasi kita
sekarang adalah pada penerimaan kas, bukannya pada laba dalam laporan
akuntansi.
Ada dua komponen utama kas, yaitu pertama, Initial Cash Flow yang
berhubungan dengan pengeluaran investasi. Pengeluaran ini mencakup
pengeluaran yang diperlukan mulai saat timbul ide atau gagasan untuk
mendirikan perusahaan (proyek) hingga proyek tersebut siap untuk
beroperasi. Kita perlu mengidentifikasikan dengan teliti setiap pengeluaran
initial cash flow ini karena dapat terjadi beberapa kali selama usia proyek.
Kedua adalah Operational Cash Flow, yang berkaitan dengan
pengeluaran dan penerimaan selama operasi perusahaan. Operational Cash
Flow ini biasanya akan mempunyai selisih neto yang positif, dan dari aliran
kas ini dapat dihitung besarnya pengembalian investasi. Cara semacam itu
cukup tepat apabila tidak ada perbedaan antara pengakuan penerimaan dan
biaya akuntansi dan terjadinya penerimaan dan pengeluaran kas. Namun,
dalam kenyataannya kita sering menjumpai bahwa terjadi perbedaan saat
pengakuan penerimaan dan pengeluaran secara akuntansi dan saat terjadinya
penerimaan dan pengeluaran kas sehingga kita perlu mencari cara lain yang
tepat.
Sebagai contoh, sebuah investasi yang dibiayai dengan 100% modal
sendiri, senilai Rp75.000.000,00. Usia ekonomis 3 tahun, tanpa nilai sisa.
Apabila penyusutan yang dilakukan dengan metode garis lurus dan
pendapatan per tahun sebesar Rp80.000.000,00 maka taksiran laba ruginya.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.29

Penghasilan Rp80.000.000,00
Biaya Tunai Rp35.000.000,00
Penyusutan Rp25 .000.000,00
(Rp60. 000.000,00)
Laba sebelum Bunga & Pajak Rp20.000.000,00
Tarif Pajak 25% (Rp 5.000.000,00)
Laba Setelah Pajak Rp 15.000.000,00

Aliran Kas Masuk = Rp15.000.000,00 + Rp25.000.000,00


= Rp40.000.000,00

Apabila proyek tersebut dibiayai 100 % dengan modal asing (tentunya


ini ekstrim sekali) dengan bunga 1Oo/o, taksiran laporan lab a ruginya adalah
sebagai berikut:
Penghasilan Rp80. 000.000,00
Biaya Tunai Rp35 .000.000,00
Penyusutan Rp25 .000.000,00 (Rp60. 000.000,00)
Laba Sebelum Bunga & Pajak Rp20.000.000,00
Bunga 10% x Rp75.000.000,00 Rp 7.500.000,00
Laba Sebelum Pajak Rp12.000.000,00
Tarif Pajak 25% (Rp. 3.125.000,00)
Laba Setelah Pajak Rp. 9.375.000,00

Aliran Kas Masuk = Rp 9.375.000,00 + Rp 25.000.000,00


= Rp 34.375.000,00

Aliran Kas Masuk = Laba Setelah Pajak + Depresiasi

Cara semacam ini akan menyesatkan kita karena dengan pembiayaan


modal asing 100%, kita perlu menyesuaikan dengan menambahkan bunga
setelah pajak atau sebesar (1-tarif pajak) x bunga. Apabila 100% Investasi
kita dibiayai dengan modal sendiri maka pengukuran tersebut benar.
Sebaliknya apabila dalam pemenuhan kebutuhan dana investasi perusahaan
mempergunakan utang atau ada modal asing maka kita harus menyesuaikan
dengan Bunga Setelah Pajak sehingga aliran kasnya akan menjadi:
4.30 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Aliran Kas Masuk = Laba Setelah Pajak+ Depresiasi + (1- tarif pajak) x Bunga
Aliran Kas Masuk = Rp9.375.000,00 + Rp25.000.000,00 + (1- 25%) Rp7.500.000,00
= Rp40.000.000,00

Akan lebih aman bagi kita untuk menggunakan formulasi yang kedua
karena dengan formulasi yang kedua ini seandainya tidak ada bungs maka
kita akan masukan nol pada komponen bunga dan basil yang diberikan akan
sama.
Contoh lainnya, suatu perusahaan mempertimbangkan untuk
menggantikan mesin yang lama dengan mesin baru. Mesin lama mempunyai
nilai buku Rp120.000.000,00 dan masih dapat dipergunakan selama 5 tahun
dengan nilai sisa Rp10.000.000,00 sedangkan mesin baru yang lebih baik
dengan usia ekonomis 5 tahun dapat dibeli dengan harga Rp150.000.000,00
dengan nilai sisa diperkirakan sebesar Rp 10.000.000,00. Dengan mesin baru
tersebut diperoleh penghematan biaya tunai sebesar Rp30.000.000,00.
Apabila mesin lama diperkirakan laku terjual dengan harga sesuai dengan
nilai bukunya, yaitu Rp100.000.000,00 dan tarif pajak baik pajak terhadap
laba operasional maupun, capital gains sebesar 25% maka taksiran aliran
kasnya adalah:
Tambahan keuntungan karena penghematan Rp30.000.000,00
Tambahan Penyusutan:
Mesin Baru Rp28.000.000,00
Mesin Lama (Rp 18.000.000,00)

(Rp 10.000.000,00)

Tambahan Laba Sebelum Pajak Rp. 20.000.000,00


Tambahan Pajak 25% (Rp. 5.000.000,00)
Tambahan Laba Setelah Pajak Rp. 15.000.000,00

Kas Masuk Bersih = Rp 15.000.000,00 + Rp 10.000.000,00 = Rp 25.000.000,00

Dengan demikian, tambahan kas masuk bersih setiap tahun selama


5 tahun karena penggantian mesin lama dengan mesin baru yang lebih efisien
ini adalah sebesar Rp25 .000.000,00.
Seandainya mesin lama laku dijual di atas nilai bukunya sebesar
Rp120.000.000,00 maka tentu saja keuntungan atas penjualan mesin lama ini
e EKMA431 1/MODUL 4 4.31

juga akan dikenakan pajak. Dengan demikian, tambahan keuntungan yang


sebenarnya atas penjualan mesin lama hanya sebesar 75% dari
Rp20.000.000,00 atau sebesar Rp15.000.000,00 sehingga dengan data yang
sama diperoleh tambahan kas masuk bersih sebesar Rp40.000.000,00.
Kembali kita pada perusahaan pengolahan udang di Jawa Tengah, kita
dapat membuat proyeksi aliran kas masuk bersih selama 10 tahun mendatang
secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 4.11.
Proyeksi Ali ran Kas Masuk Bersih
Tahun 2001 - 2010
(dalam Rp)

Tahun Laba Setelah Pajak Depresiasi Bunga Proceed 1l


2001 8.962.500 7.250.000 562.500 16.775.000
2002 8.085.000 7.250.000 525.000 15.860.000
2003 6.192.000 7.250.000 600.000 14.042.000
2004 2.685.375 7.250.000 450.000 10.385.375
2005 4.033.120 7.250.000 375.000 11 .658.120
2006 7.359.190 7.250.000 750.000 15.359.190
2007 7.239.290 7.250.000 675.000 15.164.290
2008 12.633.300 7.250.000 975.000 20.858.300
2009 13.915.800 7.250.000 1.125.000 22.290.800
2010 33.553.915 7.250.000 1.350.000 42.153.000
Nilai sisa tanah, bangunan, mesin 52.500.000
Modal kerja ~ang tersedia akhir 2010 50.538.000

Aliran Kas Masuk Bersih =Proceed

l)Proceed = Laba setelah pajak + Depresiasi + (1 - tarif pajak) Bunga.

.......-. : ·- ':-~
wt"""
LATI HAN
~
t ·~ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
=

-·---~ - '

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Siapa saja pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu


perusahaan?
2) Dari laporan keuangan suatu proyek, calon investor berkepentingan
dalam kaitannya dengan apa?
4.32 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3) Biaya-biaya apa saja yang termasuk dalam investasi aktiva tetap


berwujud?
4) Jelaskan sumber-sumber dana yang dapat dipergunakan bagi pemenuhan
kebutuhan dana suatu proyek?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah investor


kreditor, pemerintah, pimpinan perusahaan, pemilik dan perusahaan.
2) Dari laporan keuangan suatu proyek, calon investor berkepentingan
dalam kaitannya dengan Rate of Return proyek itu, jangka waktu
pengembalian investasi, aliran kas Proyek.
3) Biaya-biaya yang termasuk dalam investasi aktiva tetap adalah
mencakup biaya dalam rangka mengadakan:
a) Advance Expenditure.
b) Tanah.
c) Bangunan dan sarana penunjang.
d) Mesin-mesin dan peralatan kantor.
e) Consultan'sfee.
f) Bunga selama masih konstruksi.
4) Jenis-jenis sumber dana bagi pemenuhan kebutuhan dana:
a) sumber dari luar:
(1) modal saham;
(2) utang termasuk obligasi.
b) sumber dari dalam:
(1) laba ditahan;
(2) depresiasi.

RANGKUMAN

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah


(1) pemilik perusahaan, (2) pemimpin perusahaan, (3) kreditor dan calon
kreditor, (4) para investor, dan (5) pemerintah, yang masing-masing
pihak mempunyai kepentingan dan sudut pandang yang berbeda.
Suatu rencana penjualan harus didasarkan atas proyeksi pemasaran
atau secara khusus, analisis aspek pemasaran. Banyak metode proyeksi
(forecasting) untuk meramalkan penjualan di masa-masa mendatang.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.33

Terdapat perbedaan yang berarti antara keuntungan dalam laporan


akuntansi dengan kas apabila terdapat perbedaan antara saat pengakuan
penerimaan dan pengeluaran secara akuntansi dengan saat terjadinya
penerimaan dan pengeluaran kas.
Apabila investasi sebagian dibiayai dengan modal asing (utang)
sehingga terdapat beban bunga maka dalam perhitungan aliran kas
masuk bersihnya harus disesuaikan dengan bunga setelah pajak.
Formulasinya menjadi: Aliran kas masuk bersih = laba setelah pajak +
depresiasi + (1-tarif pajak) bunga.

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu j a waban yang paling tepat!


1) Suatu investasi senilai Rp 10.000.000,00 selama 3 tahun dengan nilai sisa
Rp 1.000.000,00. Biaya tunai setiap tahun sebesar Rp2.500.000,00.
Metode depresiasi yang dipergunakan adalah garis lurus. Apabila 100%
investasi tersebut dibiayai dengan modal sendiri, tarif pajak 25% dan
penghasilan setiap tahun sebesar Rp8.500.000,00 maka besarnya aliran
kas masuk bersih setiap tahun adalah ....
A. Tahun ke-1 Rp3.000.000,00
Tahun ke-2 Rp3.000.000,00
Tahun ke-3 Rp3.000.000,00
B. Tahun ke-1 Rp2.250.000,00
Tahun ke-2 Rp2.250.000,00
Tahun ke-3 Rp3.250.000,00
C. Tahun ke-1 Rp5 .250.000,00
Tahun ke-2 Rp5.250.000,00
Tahun ke-3 Rp6.250.000,00
D. Tahun ke-1 Rp8.500.000,00
Tahun ke-2 Rp8.500.000,00
Tahun ke-3 Rp8.500.000,00

2) Dengan data yang sama, apabila metode depresiasi yang digunakan


adalah metode tahun digit maka besarnya aliran kas masuk bersih
adalah ....
A. Tahun ke-1 Rp5.625.000,00
Tahun ke-2 Rp5.250.000,00
Tahun ke-3 Rp5.875.000,00
B. Tahun ke-1 Rp4.500.000,00
Tahun ke-2 Rp3.000.000,00
4.34 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Tahun ke-3 Rp3.375.000,00


C. Tahun ke-1 Rp5.625.000,00
Tahun ke-2 Rp5.250.000,00
Tahun ke-3 Rp4.875.000,00
D. Tahun ke-1 Rp4.500.000,00
Tahun ke-2 Rp3.000.000,00
Tahun ke-3 Rp3.375.000,00

3) Suatu perusahaan mempertimbangkan untuk mengganti salah satu


mesinnya yang memiliki nilai buku Rp5.000.000,00 tanpa nilai sisa,
yang masih memiliki usia ekonomis 5 tahun. Dengan mesin baru
berteknologi canggih senilai Rp25 .000.000,00 tanpa nilai sis a yang dapat
dipakai selama 5 tahun. Dengan mesin baru tersebut diharapkan ada
penghematan biaya tunai sebesar Rp9.000.000,00/tahun. Tarif pajak
sebesar 25%. Maka besarnya aliran kas masuk bersih investasi tersebut
adalah ....
A. Rp9 .000.000,00
B. Rp7.000.000,00
C. Rp7 .250.000,00
D. Rp5.250.000,00

4) Apabila mesin lama ternyata hanya laku dijual dengan harga sebesar
Rp12.000.000,00 maka besamya aliran kas masuk bersihnya adalah ....
A. Rp 8.000.000,00
B. Rp 3.000.000 ,00
C. Rp 4.250.000 ,00
D. Rp 1.250.000,00

5) Apabila ternyata mesin laku dijual dengan harga di atas nilai bukunya
yakni sebesar Rp20.000.000,00 maka besarnya aliran kas masuk
bersihnya adalah ....
A. Rp8.500.000,00
B. Rp9 .000.000,00
C. Rp10.500.000,00
D. Rp11.000.000,00

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.35

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika rnasih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
4.36 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 2

Konsep Nilai Waktu Uang dan Metode-


metode Penilaian lnvestasi

ecara ekonomi, segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang diperoleh tanpa
pengorbanan. Untuk mendapatkan air minum makanan, pakaian dan
kebutuhan yang lain diperlukan pengorbanan atau biaya. Udara sekalipun,
bagi orang sakit di rumah sakit, harus diperoleh dengan pengorbanan.
Dengan kata lain, untuk mendapatkan apa yang kita inginkan karena
keterbatasan, kita perlu mengeluarkan biaya perusahaan yang ingin
mendapatkan dana untuk pembiayaan kegiatannya juga harus mengeluarkan
biaya yang disebut biaya modal. Apabila kita meminjam uang di bank
sebesar Rp1.000.000,00 dan kita harus mengembalikan satu tahun kemudian
sebesar Rp 1.000.000,00 ditambah bunga, misalkan sebesar Rp200.000,00
maka apabila saat kita memperoleh pinjaman tersebut sesuai dengan
perjanjiannya sebesar Rp1.000.000,00 maka kita katakan bahwa biaya modal
tersebut adalah sebesar 20%. ltu berarti bahwa kita menghargai
Rp1.200.000,00 satu tahun yang akan datang mempunyai nilai yang sama
dengan Rp1.000.000,00 saat ini. Demikian pula halnya bila kita mempunyai
uang sebesar Rp2.000.000,00 seandainya tingkat bunga yang wajar sebesar
20% maka kita akan bersedia memberikan pinjaman pada pihak yang
membutuhkan hanya apabila peminjam bersedia membayar 20% lebih besar
satu tahun yang akan datang. Atau kita menilai bahwa uang sebesar
Rp7.400.000,00 satu tahun yang akan datang mempunyai nilai sama dengan
Rp2.000.000,00 saat ini.
oleh karen a Rp 1,00 saat ini mempunyai nilai lebih besar dengan Rp 1,00
tahun yang akan datang maka Konsep Nilai Waktu Uang relevan. Selain itu
juga, selama pertimbangan setiap orang rasional maka selama itu pula konsep
ini relevan. Oleh karena itu, sebagai konsekuensinya, aliran kas yang
diharapkan juga menjadi sangat penting.

A. TERMINAL (FUTURE) VALUE

Bunga majemuk menjadi pusat untuk mempelajari aspek keuangan


(finance) secara matematik. Secara sederhana sebenarnya konsep ini hanya
e EKMA431 1/MODUL 4 4.37

menghitung bunga atas dasar pokok pinjaman, dan bunga tersebut akan
menjadi pokok pinjaman untuk periode berikutnya dan bunga pada periode
selanjutnya dihitung atas dasar pokok pinjaman yang baru. Atau dengan kata
lain bunga berbunga. Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai
Rp100.000,00 yang disimpan di bank dengan tingkat bunga 8% maka satu
tahun kemudian atau pada akhir tahun simpanannya akan menjadi sebesar:

Terminal Value (TV 1) = Rp100.000,00 (1+ 0,08)


= Rp108.000,00

Apabila uang tersebut disimpan untuk jangka waktu 2 tahun maka pada
akhir tahun kedua simpanannya akan menjadi sebesar Rp116.640 karena
pokok simpanan awal tahun kedua tidak lagi Rp100.000,00 melainkan
Rp108.000,00 dan bunga tahun kedua adalah sebesar 2% x Rp108.000,00 =
Rp8.640,00. Dengan kata lain, dengan bunga majemuk kita dapat mencari
secara singkat:
2
TV2 = Rp100.000,00 (1 +0,08)
= Rp116.640,00
Pada akhir tahun ketiga akan menjadi,
3
TV3 = Rp100.000,00 (1 +0,08)
= Rp125.971,00

Secara umum kita dapat menuliskan rumusnya sebagai berikut:

TVn = Xo (1 + r )mn

di mana : X0 adalah jumlah simpanan awal dan r adalah besarnya tingkat


bunga.

Secara mudah untuk menghitung terminal value adalah dengan


menggunakan bantuan Tabel terminal value.
Apabila tingkat bunga dihitung lebih dari sekali dalam setahun maka kita
juga dapat mencari dengan mudah menggunakan formulasi sebagai berikut:
Misalkan kita menyimpan uang Rp100.000,00 di bank dengan bunga 8% dan
dibayar dua kali dalam setahun (artinya 4% pada semester pertama dan 4%
pada semester kedua). Maka pada akhir semester pertama akan:
4.38 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TV 112 = Rp100.000,00 (1 +0,08/2)


= Rp104.000,00
dan pada akhir tahun akan menjadi
2
TVn = Rp100.000,00 (1 +0,08/2)
= Rp108.160,00

Secara umum kita dapat memformulasikan untuk terminal value pada


akhir tahun ke n di mana bunga dibayar sebanyak m kali adalah:

mn
TVn = X 0 1+ r
m

Untuk memberikan gambaran tersebut, misalkan bunga dibayar


kuartalan maka simpanan sebesar Rp.100.000,00 pada akhir tahun pertama
akan menjadi:
4
TVn = Rp 100.000,00 (1 +0,08/4)
= Rp108.240,00
dan nilai pada akhir tahun ketiga adalah:
12
TV3 = Rp100.000,00 (1 +0,08/4)
= Rp126.820,00
Bandingkan dengan setahun dibayar hanya 2 kali maka:
6
TV3 = Rp100.000,00 (1 +0,08/2)
= Rp126.530,00
Kemudian apabila setahun hanya sekali maka:
3
TV3 = Rp100.000,00 (1 +0,08/1)
= Rp125.971,00

B. PRESENT VALUE (NILAI SEKARANG)

Sebagai contoh yang sederhana apabila kita menginginkan simpanan kita


di bank satu tahun yang akan datang sebesar Rp100.000,00, sedangkan bunga
yang berlaku adalah 9% maka berapa kita harus menyimpan saat ini. Atau
berapa nilai sekarang (present value) dari Rp100.000,00 yang akan kita
terima, satu tahun yang akan datang? Apabila A 1 menunjukkan jumlah yang
diharapkan 1 tahun dari sekarang dan PV adalah jumlah tabungan serta k
adalah tingkat bunga maka:
e EKMA431 1/MODUL 4 4.39

A 1 = PV (1 + k)
AI
PV=
(1+k)
= Rp 648.150,00

Dengan demikian, Rp648.150,00 merupakan nilai sekarang dari


Rp700.000,00 satu tahun yang akan datang, dengan tingkat bunga sebesar
8%. Present Value penerimaan Rp700.000,00 dua tahun yang akan datang
akan sebesar:
PV= A2
2
(1 + k)
= Rp700.000,00 = R 600.140,00
2
(1+0,08) p

Present Value dengan perhitungan bunga lebih dari sekali dalam satu
tahun juga dapat kita selesaikan seperti halnya pada waktu kita
membicarakan terminal value. Secara umum, dapat kita tuliskan

PV = __ A....;.;;..n- -
(1 + k/m)rnn

di mana An adalah aliran kas pada akhir tahun ke-n, dan m adalah berapa kali
bunga dihitung dalam satu tahun, dan k adalah tingkat bunga. Sebagai
contoh, present value dari Rp 100.000,00 yang akan diterima akhir tahun
ke-3, dengan discount rate sebesar 10% dihitung kuartalan adalah:
PV = RplOO.OOO,OO
(1 + 0,1 0)(4)(3)
= Rp74.360,00

Present Value Rp100.000,00 penerimaan satu tahun yang akan datang


apabila bunganya dihitung bulanan, dengan bunga 10% adalah sebesar:
PV = Rp100.000,00
12
(1 + 0,1 0/12)
= Rp38.270,00
4.40 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

C. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang menyamakan


nilai sekarang aliran kas keluar yang diharapkan (expected cash outflows)
dengan nilai sekarang aliran kas masuk yang diharapkan (expected cash
inflows). Secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut.

n
At =O
t=O 0(1 + r)t

di mana At adalah cash flows pada periode t baik itu kas masuk atau kas
keluar, n adalah akhir periode aliran kas yang diharapkan, dan r adalah
jumlah discount cash flows dari tahun 0 sampai dengan n. Kita dapat juga
jabarkan menjadi:

Sebagai ilustrasi, dimisalkan suatu investasi senilai Rp 18.000.000,00


akan memberikan aliran kas masuk bersih Rp5.600.000,00 setiap tahun
selama 5 tahun. Berapakah internal rate of return investasi tersebut. Untuk
menyelesaikan masalah ini kita tempuh cara Trial and Error atau coba-coba.
RplS.OOO.OOO,OO = Rp5.600.000,00 + Rp5.600.000,00
2
(1 + r) (1+r)
Rp5.600.000, 00 Rp5.600.000, 00
+ + - - - -4 - -
(1 + r) (1 + r)
3

Rp5.600.000, 00
+------
(1 + r)
5

Kita tentukan tingkat bunga 16% maka present value proceeds akan
sebesar Rp18.336.080,00. Oleh karena terlalu tinggi maka berarti
pembagiannya terlalu kecil, untuk itu kita coba menaikkan tingkat diskonto
menjadi 17% dan diperoleh nilai sekarang sebesar Rp17.512.320,00.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.41

Discount Discount Aliran Kas per Present Value


Rate Factor Tahun Proceed
18% 3,1272 Rp5.600.000 Rp17.512.320
17% 3,1993 Rp5.600.000 Rp17.916.080
16% 3,2743 Rp5.600. 000 Rp 18.336.080
14% 3,4331 Rp5.600.000 Rp19.225.360

Oleh karena yang kita cari adalah present value untuk Rp18.000.000,00
dan ini terletak antara discount rate 16% dan 17% maka kita cari selanjutnya.

Discount Discount Aliran Kas per Present Value


Rate Factor Tahun Proceed
16% 3,1993 Rp5.600.000 Rp17.916.080
17% 3,2743 Rp5.600.000 Rp 18.336.080
1% Rp 420.000

Perbedaan sebesar Rp18.000.000,00 - Rp18.336.000,00 = Rp36.000,00


adalah ekuivalen dengan:
Rp336.000, 00 X 1% == 0, 80%
Rp420.000,00
Dengan demikian, IRR = 16% + 0,80% = 16,80%

D. KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

Terdapat enam metode penilaian investasi suatu proyek yang biasa kita
gunakan, yaitu: (a) Accounting Rate of Return, (b) Average Accounting Rate
of Return, (c) Payback Period, (d) Internal Rate of Return, (e) Net Present
Value, dan (f) Profitability Index. Tiga metode yang pertama hanya cocok
digunakan apabila aliran kas yang diharapkan terj adi setiap akhir tahun.

1. Accounting Rate of Return


Accounting rate of return merupakan rasio antara laba setelah pajak dan
investasi. Metode ini hanya didasarkan atas data laporan keuangan. Sebagai
contoh, penggantian mesin lama yang masih memiliki nilai buku
Rp2.000.000,00 dengan mesin baru senilai Rp 18.500.000,00. Biaya
pemasangan Rp 1.500.000,00 sehingga total investasi adalah sebesar
Rp20.000.000,00 dikurangi penjualan mesin lama Rp2.000.000,00 atau
4.42 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

sebesar Rp18.000.000,00. Penggantian mesin tersebut dapat menghemat


biaya tenaga kerja, biaya perawatan, dan biaya kas lainnya sebesar
Rp7.100.000,00 setiap tahun selama 5 tahun. Misalkan, tarif pajak sebesar
40% dan metode depresiasi yang dipergunakan adalah garis lurus maka aliran
kas masuk bersihnya adalah :

Tambahan Penghematan Rp7 .1 00.000,00


Depresiasi Mesin Baru Rp4.000.000,00
Depresiasi Mesin Lama (Rp 400.000,00)
Tarnbahan Depresiasi (Rp3.600.000,00)
Tambahan Keuntungan Sebelum Pajak Rp 3.500.000,00
Pajak Penghasilan 40% (Rp 1.400.000,00)
Tambahan Keuntungan Setelah Pajak Rp2.1 00.000,00
Tambahan Depresiasi Rp3 .600.000,00
Tambahan Aliran Kas Masuk Bersih Rp5. 700.000,00

dengan demikian maka

.
Accountzng Rate o1 Return = Rp2.1 00.000,00 x lOOm
-;o
ll m
== ,67 -;o
Rp 18.000.000, 00

2. Average Accounting Rate of Return


Average Accounting Rate of Return adalah rasio antara laba setelah pajak
dan investasi rata-rata atau Rp18.000.000,00 dibagi 2 atau sebesar
Rp9 .000.000,00.

. Rp2.100.000, oo m
Average Accountzng Rate o1 Return= x 100 -;o
Rp9 .000.000, 00
= 23,33%

Setelah diperoleh berapa accounting rate of return, untuk menilai apakah


investasi tersebut diterima atau ditolak, dapat dihitung dengan
rnembandingkan accounting rate of return dan rate of return yang
diisyaratkan atau ditentukan. Jika accounting rate of return lebih besar
daripada rate of return yang diisyaratkan maka investasi tersebut diterima,
sebaliknya apabila lebih kecil maka ditolak.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.43

Metode tersebut sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan, namun


memiliki banyak kelemahan. Kelemahan utamanya adalah karena metode
tersebut mendasarkan pada data akuntansi dan bukannya aliran kas. Bagi para
investor tentunya kas lebih penting karena dengan kas, investor dapat
memenuhi kewajiban finansialnya dan membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Kelemahan yang lain adalah hila Metode Depresiasi yang
dipergunakan berbeda maka akan memberikan basil yang berbeda pula, di
samping itu juga Metode Penilaian Persediaan yang berbeda juga akan
berpengaruh terhadap perhitungan. Kelemahan yang lain adalah metode ini
tidak memperhatikan konsep nilai waktu uang, metode ini menilai Rpl,OO
saat ini memiliki nilai sama dengan Rpl,OO satu atau dua tahun yang akan
datang.
Dalam hal penilaian kelayakan investasi, metode ini tidak j arang
memberikan penilaian yang salah. Sebagai contoh, ada tiga proyek senilai
Rp20.000.000,00 selama 5 tahun yang masing-masing memberikan aliran kas
sebagai berikut:

Ali ran Kas Masuk Bersih


(Dalam RpOOO)

Pro 1ek A Provek B Pro'1ek C


Tahun Net Cash Net Cash Net Cash
Profit Profit Profit
Flow Flow Flow
1. 6.000 11.000 4.000 9.000 2.000 7.000
2. 5.000 10.000 4.000 9.000 3.000 8.000
3. 4.000 9.000 4.000 9.000 4.000 9.000
4. 3.000 8.000 4.000 9.000 5.000 10.000
5. 2.000 7.000 4.000 9.000 6.000 11.000

Setiap proyek tersebut memiliki accounting rate of return yang sama


besar, yaitu 45,00%. Dengan demikian, apabila rate of return yang
ditentukan sebesar 30% maka ketiga proyek tersebut favourable
(menguntungkan). Namun demikian, kita sebaiknya memilih proyek A
karena proyek tersebut memberikan aliran kas masuk bersih yang lebih besar
pada tahun-tahun pertama.

3. Payback
Payback period suatu investasi menunjukkan berapa lama Uangka
waktu) yang disyaratkan untuk pengembalian initial cash investment
4.44 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

(investasi). Payback period juga merupakan rasio antara initial investment


dengan cash inflow. Untuk mencari payback period bila cash inflownya tidak
sama setiap tahun maka kita tempuh dengan mengurangkan kas masuk
terhadap investasi. Sebagai contoh, investasi penggantian mesin lama dengan
mesin baru maka payback periodnya:

. d Rpl8.000.000,00 lT h
P ay back P erzo = x a un
Rp5. 700.000,00
= 3,16 tahun.

Jika payback period telah kita dapatkan maka untuk menilai apakah
investasi tersebut diterima atau ditolak kita bandingkan dengan payback
period yang disyaratkan atau ditentukan. Apabila payback periodnya ternyata
lebih pendek daripada payback period yang ditentukan maka investasi
tersebut sebaiknya diterima. Sebaliknya apabila lebih lama maka sebaiknya
ditolak.
Metode ini sederhana. Oleh karena itu, metode ini juga mempunyai
banyak kelemahan. Kelemahan utamanya adalah bahwa metode ini tidak
memperhatikan konsep nilai waktu uang dan metode ini tidak memperhatikan
aliran kas masuk setelah payback. J adi, seandainya ada dua atau lebih
investasi yang sama-sama memiliki payback yang sama maka metode ini
akan menilai indifference terhadap investasi tersebut.
Metode ini pada umumnya dipergunakan sebagai pendukung metode
yang lain yang lebih baik. Memang payback period yang makin pendek bagi
investor berarti semakin kecil risiko yang dihadapinya, dan semakin panjang
payback periodnya berarti semakin besar risiko yang dihadapi.

4. Internal Rate of Return (IRR)


Metode yang telah kita bicarakan di atas hanya mendasarkan pada aliran
kas dan laporan laba rugi saja tanpa memperhatikan nilai waktu uang. Oleh
karena itu, berikut kita bicarakan metode lain yang lebih baik, yang disebut
dengan Discounted Cash Flow Methods. Metode ini terdiri atas, internal rate
of return, net present value, dan profitability index.
Internal rate of return adalah tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang aliran kas yang diharapkan (present value of expected cash
outflows) dengan nilai sekarang aliran kas masuk yang diharapkan (present
e EKMA431 1/MODUL 4 4.45

value of expected cash inflows). Internal rate of return ditunjukkan oleh r


dalam persamaan berikut:
n
At == O
t=O 0(1 + r)t

di mana At adalah cash flow untuk periode t, baik net cash inflow maupun net
cash outflow, dan n adalah lamanya periode aliran kas yang diharapkan.
Persamaan tersebut di atas dapat pula dituliskan sebagai berikut:

Berdasarkan contoh sebelumnya, yaitu contoh pada pergantian aktiva,


kita akan memperoleh besarnya internal rate of return sebesar 17,57%, yang
diperoleh dengan cara trial and error.
RplS.OOO.OOO = Rp5.700.000,00 + Rp5.700.000,00 + Rp5.700.000,00
2 3
(1 + r) (1 + r) (1 + r)
Rp5.700.000, 00 Rp5.700.000, 00
+ + ----------
5
(1+r)4 (1+r)

Kemudian, internal rate of return yang diperoleh dibandingkan dengan


rate of return yang ditentukan, atau lebih tepat lagi jika dibandingkan dengan
weighted average cost of capital sebagai cut-off a tau hurdle rate. Apabila
internal rate of return lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka
investasi tersebut diterima karena akan menaikkan harga pasar saham dan
sebaliknya hila internal rate of return lebih kecil dibanding rate of return
yang ditentukan maka investasi itu akan ditolak.

5. Net Present Value (NPV)


Seperti halnya metode internal rate of return, metode nilai sekarang neto
(net present value) merupakan pendekatan aliran kas diskontoan (discounted
cash flow) dalam penganggaran modal. Dengan menggunakan metode net
present value, seluruh aliran kas dinilai-sekarangkan dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan (required rate of return). Secara umum nilai
sekarang neto dapat disajikan sebagai berikut:
4.46 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

n
At
NPV=
t=O (1 + k)t

di mana k adalah required rate of return, atau lebih tepat lagi adalah
weighted average cost of capital. Jika net present value-nya positif atau sama
dengan nol maka investasi tersebut sebaiknya diterima. Namun demikian,
tidak berarti bahwa apabila net present value sama dengan nol berarti terj adi
break even point. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan net present value
sama dengan nol sebenarnya investasi tersebut telah mendapatkan
keuntungan sebesar required rate of return atau tingkat keuntungan yang
disyaratkan, sedangkan break even point adalah keadaan di mana perusahaan
tidak untung dan juga tidak rugi.
Jika kita mengasumsikan bahwa required rate of return investasi
penggantian me sin tersebut sebesar 12% maka net present value investasi itu
adalah sebesar:

NPV = - R 1S.OOO.OOO,OO + Rp5.700.000,00 + Rp5.700.000,00


2
p (1+12%) (1+12%)

Rp5.700.000,00 Rp5.700.000,00 Rp5.700.000,00


+ + 4
+ ---=------
5
(1 + 12%)3 (1 + 12%) (1 + 12%)
= Rp2.547.000,00

Sekali lagi kita dapat menyelesaikan dengan cepat hila menggunakan


bantuan tabel present value. Oleh karena net present value-nya positif lebih
besar dari nol maka investasi sebaiknya diterima.

6. Profitability Indeks (PI)


Profitability indek atau sering disebut juga dengan benefit cost ratio
adalah rasio antara present value proceed dengan present value outlay.
Secara umum, kita dapat tuliskan sebagai berikut.

t=O (1 + k)t
PI=
e EKMA431 1/MODUL 4 4.47

Berdasarkan contoh di atas, besarnya benefit cost rasio atau profitability


index adalah 1,14. Apabila profitability indeksnya lebih dari satu maka
proyek tersebut diterima. Sebaliknya hila kurang dari 1, proyek ditolak.

PI= Rp20.547 .000, 00 = 1' 14.


Rp 18.000.000, 00

Metode ini juga mempunyai kelemahan, di mana kita harus memiliki


proyek yang menguntungkan dengan melihat profitability indeks yang hanya
mencerminkan rasio saja, bukan angka absolut sehingga bisa jadi suatu
investasi yang mempunyai profitability indeks yang besar memiliki angka
absolut yang kecil. Sebagai contoh, proyek A senilai Rp 100.000.000,00
dengan profitability indeks 1,20 dan proyek B yang lebih besar senilai
Rp500.000.000,00 dengan profitability indeks sebesar 1,10 maka dengan
penilaian profitability indeks, proyek A yang disarankan untuk diambil.
Padahal dalam kenyataannya, proyek A hanya mempunyai net present value
sebesar Rp20.000.000,00 saja, sementara proyek B mempunyai net present
value yang lebih besar, yaitu sebesar Rp50.000.000,00. Bukankah kita
seharusnya memilih proyek yang memberikan tambahan keuntungan riil yang
lebih besar, yaitu proyek B?
Hubungan antara net present value dengan internal rate of return dapat
dilihat pada gambar berikut ini. NPV dan IRR berhubungan terbalik. Apabila
IRR mendekati nol maka NPV mendekati maksimum, sebaliknya semakin
besar IRR maka semakin kecil NPV. Sebagai contoh, pada saat required rate
of return sebesar 10% maka besarnya net present value adalah sebesar Y.
Dalam gambar 6.1 tersebut IRR = 16,80%.
4.48 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

NPV (Rp1

y -------- ----- -
t
I

0 5 10 '20
- -

-
- - --~~------------------------------------

Gambar 4.3.
Hubungan Net Present Value dengan Internal Rate of Return

Setelah mempelajari berbagai kriteria penilaian investasi, timbul


pertanyaan tentang metode mana yang seharusnya dipergunakan. Secara
teoretis, nilai sekarang neto (net present value) memberikan hasil yang lebih
baik karena nilai sekarang neto mengasumsikan bahwa aliran kas masuk
setiap tahun diinvestasikan kembali dengan tingkat investasi kembali
(reinvestment rate) sebesar required rate of return, sedangkan internal rate
of return mengasumsikan bahwa aliran kas masuk diinvestasikan kembali
dengan reinvestment rate sebesar internal rate of return. Dengan demikian,
investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi diasumsikan
memiliki reinvestment rate yang tinggi. Asumsi semacam ini kurang relevan,
karena pada dasarnya aliran kas masuk mempunyai kesempatan yang sama
sehingga kita harus mengasumsikan bahwa reinvestment rate untuk setiap
investasi baru adalah sama.
Keuntungan lain dengan menggunakan net present value adalah apabila
tingkat bunga yang berlaku setiap tahun berbeda (r 1 * r2 * r 3 * r4 ) maka
metode internal rate of return akan menimbulkan kesulitan karena hanya
dengan satu persamaan harus mencari lebih dari satu bilangan yang belum
diketahui. Hal semacam ini tidak akan terjadi apabila kita menggunakan
metode net present value.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.49

Net Present Value


(dalam Rp)

Tahun Proceed Disc. Faktor PV Proceed

1999 16.775.000 0,90909 Rp 15.249.984;


2000 15.860.000 0,82645 Rp 13.1 07.497;
2001 14.042.000 0,75131 Rp 10.549.895;
2002 10.385.375 0,68301 Rp 7.093.315;
2003 11.658.120 0,62092 Rp 7.238.760;
2004 15.359.190 0,56447 Rp 8.669.802;
2005 15.164.290 0,51316 Rp 7.781.707;
2006 20.858.300 0,46651 Rp 9. 730.606;
2007 22.290.800 0,42410 Rp 9.453.528;
2008 42.153.000 0,38554 Rp 16.251.668;
*) 52.500.000 0,38554 Rp 20.240.850;
**) 50.538.000 0,38554 Rp 19.484.420;
Present Value of Proceed R~144.852.032;

Kita kembali pada contoh sebelumnya, yaitu perusahaan pengolahan


udang di daerah J awa Tengah. Dari contoh tersebut, kita dapat menilai
apakah proyek tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan. Misalkan
required rate of return 10% maka besarnya net present value adalah
Rp 19 .352.032;

NPV = PV Proceed- PV Outlay


= Rp144.852.032- Rp125.500.000
= Rp19.352.032

Oleh karena net present value-nya positif maka investasi tersebut


sebaiknya diterima. Kita juga dapat menghitung profitability indeksnya, yaitu
sebesar 1, 154.

PI= Rp144.852.032 = 1, 154 .


Rp 125.500.000

dan internal rate of return-nya sebesar:


4.50 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Discount Rate Present Value Proceeds


15% Rp108.930.709
Rp16.569.291
••••• Rp125.500.000
Rp19.352.032
10% Rp144.852.032
5o/o Rp 35.921.323
Rp19.352.032 x 15 % == 2 , 69 %
Rp35.921.323
IRR = 10% + 2,69% = 12,69%.
Oleh karena internal rate return ternyata lebih besar daripada required
rate return, investasi tersebut sebaiknya diterima, sedangkan payback period-
nya adalah 8 tahun 2 bulan 27 hari. Dengan demikian, secara umum atau
keseluruhan, usulan investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.

LATIHAN
---- ~ - .

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Berapakah terminal value Rp100.000,00 lima tahun yang akan datang


seandainya bunga yang berlaku 10%!
2) Berapakah terminal value Rp50.000,00 tiga tahun yang akan datang
apabila bunga yang berlaku 15% dan dibayar 2 kali dalam setahun!
Berapakah present value penerimaan Rp200.000,00 tiga tahun yang akan
datang dengan tingkat bung a 10%!
3) Berapa present value dari penerimaan selama tiga tahun masing-masing
Rp100.000,00, Rp200.000,00 dan Rp275.000,00, jika bunga yang
berlaku 15%!
4) Jelaskan apa kelemahan metode yang mendasarkan pada data akuntansi
dalam penilaian investasi.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.51

Petunjuk Jawaban Latihan

1) TV5 = RplOO.OOO,OO (1 +0,10) 5

= RplOO.OOO,OO (1,6105)
= Rp161.051,00
2) TV3 = Rp50.000,00 (1 + 0,15/2) 6

6
= Rp50.000,00 (1 + 0,075)
= Rp50.000,00 (1.5433)
= Rp77.165,00

3 ) PV = Rp200.000,00 == Rp200.000,00 =R . ,
150 263 00
3
(1 + 0,15) (1,331) p

4 ) PV = 100.000,00 + 200.000,00 + 275.000,00 = R 419 .002 .219 ,00


1 2 3
(1 + 0,15) (1 + 0,15) (1 + 0,15) p
5) Kelemahan utama metode penilaian yang mendasarkan atas data laporan
akuntansi adalah adanya perbedaan waktu antara saat mencatat dan saat
terj adinya aliran kas yang riil sehingga yang lebih relevan adalah atas
dasar aliran kas, artinya dengan melihat berapa kas yang benar-benar
akan diterima.

RANGKUMAN

Terdapat beberapa metode penilaian investasi yang dapat


dipergunakan. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan
kelemahan. Oleh karena itu, dalam penggunaannya, semua metode
tersebut saling melengkapi.
Secara teoretis, metode yang paling baik adalah net present value
karena selain mudah, metode ini juga mempunyai asumsi yang lebih
realistis dibandingkan dengan metode yang lain.
Apabila investasi sebagian dibiayai dengan utang atau modal asing
maka dalam memperkirakan aliran kas masuk bersih harus disesuaikan
dengan bunga setelah pajak. Hal ini untuk menghindari perhitungan
ganda (double counting).
Bagi para investor, kas yang benar-benar ada atau akan diterima
lebih relevan daripada laba seperti yang dilaporkan oleh bagian
akuntansi. Oleh karena dengan kas, kewajiban finansial dapat terpenuhi.
4.52 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TES FDRMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Suatu investasi senilai Rp10.000.000,00 akan memberikan aliran kas
masuk bersih sebesar Rp3.000.000,00 setiap tahun selama 4 tahun.
Apabila required rate of return 15% dan metode depresiasi garis lurus
maka besarnya NPV adalah ....
A. Rp1.435.091,00
B. -Rp1.435.091,00
C. Rp5.702.333,00
D. -Rp5.702.333,00

2) Jika investasi tersebut dinilai dengan metode payback period maka


jangka waktu pengembalian investasi tersebut adalah ....
A. 3 tahun 3 bulan
B. 2 tahun 3 bulan
C. 3 tahun 4 bulan
D. 2 tahun 4 bulan

3) Jika metode depresiasi yang digunakan adalah metode tahun digit,


besarnya net present value adalah ....
A. -Rp939.057,00
B. Rp939.057,00
C. -Rp6.198.367,00
D. Rp6.198.367,00

4) Tingkat bunga yang dapat menyamakan present value outlay dengan


proceed-nya disebut ....
A. Net Present Value
B. Internal Rate of Return
C. Discount rate
D. Payback Period

5) Untuk menentukan apakah suatu investasi dapat diterima atau tidak, IRR
yang diperoleh akan dibandingkan dengan biaya penggunaan modal, atau
disebut dengan ....
A. Discount rate
B. Profitability Index
C. Present Value
D. Cut off
e EKMA431 1/MODUL 4 4.53

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
4.54 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 3

Analisis Sensitivitas

A. ANAL ISIS SENSITIVITAS

Ramalan profitabilitas proyek di masa depan kadang tidak dapat


diprediksi secara pasti. Karena itu, pengambil keputusan yang mengevaluasi
proyek harus mengkaji lebih lanjut keadaan ketidakpastian ini. Pertanyaan
yang akan timbul karena keadaan ketidakpastian, adalah "apakah tindakan
yang harus diambil jika (what if)". Pertanyaan-pertanyaan ini dapat
dituangkan ke dalam berbagai kondisi, seperti "apa tindakan yang harus
diambil jika harga jual lebih rendah daripada yang diharapkan?" atau "apa
tindakan yang harus diambil jika masa hidup proyek lebih pendek daripada
yang telah ditentukan sebelumnya ?"
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, analis harus
melakukan analisis sensitivitas untuk menentukan seberapa besar perubahan
yang dapat ditolerir agar tujuan yang diharapkan masih dapat terwujud.
Analisis sensitivitas adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
dampak perubahan dari variabel-variabel tertentu, seperti harga produk, biaya
bahan baku, dan biaya operasi keseluruhan. Analisis sensitivitas mencakup
penentuan kemungkinan perubahan variabel yang telah disebut di atas dan
perhitungan pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap profitabilitas
proyek. Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk mengidentifikasi variabel-
variabel yang paling berpengaruh terhadap basil (outcome) proyek. Analisis
sensitivitas berguna untuk menentukan konsekuensi dari perubahan variabel
yang diukur dalam persentase.
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat beberapa metode yang dapat
dipergunakan sebagai analisis sensitivitas. Metode-metode tersebut meliputi
analisis impas (break-even analysis), model sederhana Maxim dan Cook
(1972), dan model aliran kas diskontoan (discounted cash flow model).

1. Analisis Impas
Analisis imp as dipandang sebagai suatu model analisis sensiti vitas
karena model ini dapat memungkinkan analis untuk mengevaluasi bagaimana
perubahan dalam biaya, perubahan dalam volume produksi, dan perubahan
dalam harga memberikan dampak bagi keuntungan perusahaan. Umumnya,
e EKMA431 1/MODUL 4 4.55

analisis impas berguna karena analisis ini memungkinkan analisis


menentukan kondisi minimum yang harus diperhitungkan dalam operasional
proyek. Analisis impas merupakan sebuah langkah mudah untuk memastikan
bagaimana keuntungan prospektif dari sebuah proyek yang dapat dipengaruhi
oleh variabel-varibel penting. Data yang dibutuhkan untuk mengadakan
analisis impas terhadap suatu proyek adalah estimasian biaya tetap, biaya
variabel per unit, volume produksi, dan harga per unit. Biaya tetap adalah
biaya yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Kadang sulit untuk
membedakan biaya ke dalam kategori tetap atau variabel karena beberapa
biaya memenuhi kriteria kedua macam biaya tersebut.
Berikut ini contoh analisis impas. Dimisalkan analis mempertimbangkan
sebuah pabrik dengan kapasitas produksi 15.000 unit dengan harga jual
Rp40,00 per unit. Biaya tetap dan biaya variabel yang diperoleh dari analisis
teknikal adalah sebesar Rp150.000,00 dan Rp25,00 per unit. Titik impas
dapat ditentukan sebagai berikut.

PX=F+ VX

di mana P adalah harga per unit, X adalah volume produksi, F adalah biaya
tetap, dan V adalah biaya variabel.

Kemudian:

(40) X= 150.000 + 25 X
X= 10.000 unit

Dengan harga jual Rp40,00 per unit, titik impas terjadi pada produksi
10.000 unit. Pada unit ini, kurva biaya total akan memotong kurva
pendapatan total. Titik impas mewakili titik di mana tidak ada laba maupun

rugt.
Berikut disajikan tabel yang menunjukkan hubungan antara laba dan
volume produksi dengan sejumlah perubahan 10% ke atas dan ke bawah dari
titik impas (titik impas ini menunjukkan volume produksi minimun agar
operasi perusahaan dapat berjalan tanpa adanya kerugian). Seperti yang
terlihat pada tabel, perubahan dalam volume produksi yang dekat dengan titik
impas mengakibatkan variasi yang besar dalam laba atau rugi. Sedangkan,
4.56 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

perubahan volume produksi yang jauh dari titik impas menyebabkan variasi
yang lebih kecil.

Sensitivitas Perubahan Laba dalam Volume produksi

Persentase
Volume Laba (Rugi) (Rp) Persentase Perubahan
Perubahan
6.561 10 (51.585) 27
7.290 10 (40.650) 43
8.100 10 (28.500) 90
9.000 10 (15.000)
10.000 10 0
11.000 10 15.000
12.100 10 31.500 110
13.310 10 49.650 58
14.641 10 69.615 40
16.105 10 91.575 31

Sarna seperti perhitungan volume impas, analis juga dapat menghitung


harga jual minimum. Jika volume produksi sebesar 15.000 unit maka harga
per unit impas adalah:

PX=F+ VX
p (15.000) = 150.000 + 25 (15.000)
P= 35

Analisis pasar memperlihatkan bahwa untuk permintaan pasar sebesar


15.000 unit, batas aman (safety margin) untuk perusahaan adalah 33 ,3o/o.
Angka ini diperoleh dari pembagian atas selisih permintaan pasar (15.000
unit) dan volume impas (10.000 unit) dengan permintaan pasar.
Batas aman untuk harga dapat dihitung dengan mengurangkan harga jual
Rp40,00 dengan harga jual minimun Rp35 ,00, dan hasilnya dibagi dengan
harga jual, yang hasilnya 12,5%.
Analis dapat menentukan bagaimana variabel selain volume produksi,
seperti perubahan dalam harga, biaya tetap, dan biaya variabel mem-
pengaruhi laba. Sebagai contoh, pengaruh menurunnya harga per unit
menjadi Rp38,00 (penurunan 5%) menyebabkan kenaikan volume impas
menjadi 11.538 unit (naik 15,4%). Apabila 15.000 unit terjual, penurunan 5%
harga akan menyebabkan penurunan laba sebesar 40%.
e EKMA431 1 / MODUL 4 4.57

2. Model Sederhana Maxim dan Cook


Model ini memperlihatkan model persamaan tunggal yang berhubungan
dengan variabel-variabel yang menentukan profitabilitas. Analisis sensitivitas
ini dapat menjadi lebih kompleks jika beberapa persamaan digunakan untuk
menentukan model profitabilitas. Sebagai contoh, dalam persamaan berikut
di mana laba sebelum pajak (P) berhubungan dengan variabel-variabel lain,
analis mungkin juga ingin memasukkan persamaan yang menghubungkan
harga jual dengan tingkat penjualan.

P = S (p - rc - vc) - FC

di mana:
P = laba sebelum pajak
S = tingkat penjualan
rc = biaya bahan baku
vc = biaya variabellainnya
FC = biaya tetap untuk periode berjalan

Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggantikan variabel-variabel


input yang menentukan profitabilitas dengan nilai harapan (expected value)
untuk menentukan nilai profitabilitas dalam angka. Variabel-variabel input
kemudian diubah dengan tingkat persentase tertentu untuk menghitung
pengaruhnya terhadap perubahan profitabilitas.

Tabel 4.12.
Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan sebuah Model Sederhana

Persentase Orde
Nilai Estimasian Kenaikan Variabel Lab a
Variabel Perubahan Rang king
Terbaik sebesar 5°/o (Rp)
Lab a Variabel
Penjualan (unit) 15.000 15.750 82.500 10 3
Harga (Rp/unit) 40 42 105.000 40 1
Biaya Variabel
(Rp/unit): 71.250
Bahan baku 5 5.25 60.000 -5 4
Biaya variabel 20 21 67.500 -20 2
lainnya
Biaya tetap (Rp) 150.000 157.500 -10 3
4.58 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Hasil estimasian dapat dilihat pada tabel di atas. Dengan menggunakan


nilai-nilai estimasian dan memasukkannya ke dalam persamaan, profitabilitas
proyek dapat diperoleh, yaitu sebesar Rp75.000,00. Tabel di atas
memperlihatkan perubahan profitabilitas jika variabel-variabel penting yang
mempengaruhi berubah sebesar 5%. Dari persentase perubahan variabel-
variabel, lab a paling sensitif terhadap perubahan harga. Secara berturut-turut,
sensitif terhadap perubahan biaya variabellainnya, biaya tetap penjualan, dan
terakhir biaya bahan baku.

3. Model Aliran Kas Diskontoan


Analis mungkin menggunakan model keputusan investasi tertentu,
seperti nilai sekarang neto (NPV), yang didasarkan pada metode aliran kas
diskontoan (discounted cash flow), untuk mengevaluasi profitabilitas proyek.
Analis juga dapat menggunakan model ini untuk mengukur efek perubahan
dalam variabel-variabel yang relevan terhadap nilai sekarang neto. Dalam
kondisi tanpa risiko, nilai sekarang neto mewakili kenaikan dalam
kesej ahteraan yang dihasilkan dari pelaksanaan proyek. Nilai ini ekui valen
dengan keuntungan modal (capital gain), yang belum direalisir. Nilai
sekarang neto dari sebuah proyek adalah:

Fo = Ft
(1 + r)
0

di mana:
r = tingkat pengembalian harapan (required rate of return), yaitu tingkat
diskonto
Ft = aliran kas neto selama t periode
n = jangka waktu harapan dari proyek
Fo = investasi awal

Seandainya diketahui sebagai berikut.


• n = 10
• Ft = Rp20.000 I tahun
• r=10%maka
Fo = Rp122.892

Untuk proyek ini, sensitivitas perubahan nilai sekarang neto dapat dilihat
pada gambar berikut.
e EKMA431 1/MODUL 4 4.59

NF?V (RpJ.

~ -------
r
I

5 10 15 '2 0

_ Discount rate ( 13/o)


- ..- _t,........,..,.____.,,.,....------------------

Gambar 4.4.
Hubungan NPV dengan Discount Rate

Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa pada tingkat diskonto 10%, NPV =


0. Pada tingkat diskonto di atas 10%, NPV negatif. Sebaliknya, pada tingkat
diskonto di bawah 10%, NPV positif.

B. KAITAN STUDI KELA YAKAN PERUSAHAAN DENGAN


KETIDAKPASTIAN

Dalam penilaian studi kelayakan proyek, perusahaan perlu menyadari


bahwa proyeksi atau peramalan-peramalan memiliki kemungkinan tidak
tercapai. Hal ini karena terdapat faktor ketidakpastian dalam proses
pengambilan keputusan. Risiko bisa didefinisikan sebagai kenyataan yang
ada lebih buruk kondisinya dibandingkan dengan peramalannya atau seluruh
penyimpangan dari yang diharapkan. Misalnya, dalam studi kelayakan
diramalkan bahwa penjualan pada tahun pertama operasi perusahaan
mencapai 100.000 unit. Temyata kenyataan penjualan hanya mencapai
60.000 unit. Risiko ini perlu diperhitungkan sebelumnya dan
dipertimbangkan dalam penyusunan studi kelayakan perusahaan.
Kadar ketidakpastian proyek akan mempengaruhi intensitas dari studi
kelayakan. Semakin sulit untuk memperkirakan penjualan, biaya, aliran kas,
akan semakin hati-hati seseorang dalam melakukan studi kelayakan.
Misalnya, bagi proyek-proyek yang menghasilkan produk baru umumnya
relatif sulit dalam memperkirakan proyeksi penjualannya.
4.60 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian ini. Misalnya,


dengan analisis sensitivitas seperti dibahas sebelumnya, taksiran konservatif.

LATI HAN
-- __ ..... -

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Sebutkan tujuan dan kegunaan analisis sensitivitas!


2) Jelaskan secara singkat analisis impas, analisis model Maxim and Cook
(1972) dan model kas diskontoan dalam analisis sensitivitas!
3) Apa yang dimaksud dengan risiko investasi?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk mengidentifikasi variabel yang


paling berpengaruh terhadap hasil (outcome), sedangkan gunanya adalah
untuk menentukan konsekuensi dari perubahan variabel yang diukur
dalam persentase.
2) Analisis impas terutama dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana
perubahan dalam biaya, volume produksi dan harga berdampak pada
keuntungan perusahaan. Hal ini karena analisis ini mampu menentukan
kondisi minimum yang harus diperhitungkan dalam operasional proyek.
Data yang dibutuhkan adalah estimasian biaya tetap, biaya variabel per
unit, volume produksi, dan harga per unit.
Analisis Maxim and Cook merupakan model persamaan tunggal yang
berhubungan dengan variabel-variabel yang menentukan profitabilitas,
akan berkembang semakin kompleks jika beberapa persamaan digunakan
untuk menentukan model profitabilitas. Analisis dilakukan dengan
menggantikan variabel-variabel input yang menentukan profitabilitas
dengan nilai harapan (expected value) untuk menentukan nilai
profitabilitas dalam angka. Variabel-variabel input kemudian diubah
dengan tingkat persentase tertentu untuk menghitung pengaruhnya pada
perubahan profitabilitas.
Model aliran kas diskontoan adalah analisis dengan menggunakan model
keputusan investasi dengan nilai sekarang neto (net present value/NPV)
e EKMA431 1/MODUL 4 4.61

yang didasarkan pada metode aliran kas diskontoan (discounted cash


flow), untuk mengukur profitabilitas proyek. Selain itu analisis ini dapat
juga digunakan untuk mengukur perubahan dalam variabel-variabel yang
relevan terhadap nilai sekarang neto.
3) Risiko investasi adalah kenyataan hasil investasi yang lebih buruk
kondisinya dibandingkan yang diramalkan atau seluruh penyimpangan
dari yang diharapkan.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Analisis sensitivitas adalah teknik yang digunakan untuk


menentukan dampak perubahan dari variabel-variabel tertentu, seperti
harga produk, biaya bahan baku, dan biaya operasional keseluruhan.
Analisis ini mencakup penentuan kemungkinan-kemungkinan perubahan
dari variabel tersebut dan perhitungan pengaruh variabel-variabel
tersebut terhadap profitabilitas proyek. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi variabel yang paling berpengaruh terhadap hasil
(outcome). Analisis ini berguna untuk menentukan konsekuensi dari
perubahan variabel yang diukur dalam persentase. Berbagai metode
digunakan untuk menganalisis sensiti vitas, antara lain metode imp as
(break even analysis) model sederhana Maxim and Cook (1972) dan
model aliran kas diskontoan (discounted cash flow model).

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu j a waban yang paling tepat!


1) Seorang analisis ingin mengetahui dampak perubahan harga bagi
keuntungan perusahaan dan ingin mengetahui kondisi minimum yang
harus diperhitungkan dalam operasional proyek maka sebaiknya analisis
menggunakan analisis ....
A. impas
B. sensi tivitas
C. maxim and cook
D. aliran kas diskontoan
4.62 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

2) Diketahui valume produksi yang diinginkan 10.000 unit, biaya tetap


Rp15.000.000,00 dan biaya variabel Rp100,00. Dengan menggunakan
analisis impas, berapa sebaiknya harga per unit ditetapkan?
A. Rp10.000,00.
B. Rp1.600,00.
C. Rp1.500,00.
D. Rp100,00.

3) Analisis sensitivitas yang dilakukan melalui simulasi dengan mengganti-


ganti variabel input dengan nilai harapan untuk menentukan nilai
profitabilitas adalah analisis ....
A. impas
B. sensitivitas
C. maxim and cook
D. aliran kas diskontoan

4) Investor mengharapkan selama 10 tahun umur investasinya, tingkat


pengembalian yang diharapkan 10%, sedangkan aliran kas neto
investasinya Rp200.000.000,00 per tahun. Berapa dia harus berinvestasi
saat ini?
A. Rp200.000.000,00.
B. Rp1.228.920.000,00.
C. Rp2.000.000.000,00.
D. Rp1.800.000.000,00.

5) Terkait dengan risiko, semakin besar tingkat ketidakpastian suatu


proyek, analisis seharusnya ....
A. intensif melakukan studi
B. meninggalkan proyek
C. menunda studi
D. menganalisis yang pasti-pasti saja

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah j a waban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
e EKMA431 1/MODUL 4 4.63

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
4.64 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif2 Tes Formatif 3


1) c 1) B 1) A
2) A 2) c 2) B
3) c 3) A 3) c
4) c 4) B 4) B
5) D 5) D 5) A
e EKMA431 1/MODUL 4 4.65

Daftar Pustaka

DavidS. Clifton, Jr and David E. Fyffe. (1977). Project Feasibility Analysis:


A Guide to Profitable New Ventures. Singapore: John Wiley & Sons.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis - Manajemen, Metode, dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

James C. Van Home. (1989). Fundamental of Financial Management. Seven


Edition. New Jersey: Prentice Hall International Editions.

James C. Van Home. (1989). Financial Management and Policy. 8th Edition.
New Jersey: Prentice Hall International Editions.

Murray D. Bryce. Industrial Development: A Guide for Accelerating,


Economic Growth. New York: Mc.Graw-Hill.

Oswald D. Bowlin, John D. Martin and David. F. Scott, Jr. 1980. Guide to
Financial Analysis. United Sates of America: Mc.Graw-Hill.

Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek.


Jakarta: Pustaka Binaman.

Suad Husnan dan Suwarsono. (1999). Studi Kelayakan Proyek, Konsep,


Teknik dan Penyusunan Laporan. Yogyakarta: UPP AMPYKPN.

W. Behrens and P. M. Hawranek. (1991). Manual for the Preparation of


Industrial Feasibility Studies. Vienna: United Nations Industrial
Development Organization.

Kembali ke Daftar lsi


"'
MDDUL 5

Penilaian Aspek Ekonomi Nasional dan


Manfaat Sosial
Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

PENDAHULUAN

nalisis dan penilaian aspek ekonomi nasional dan manfaat sosial


merupakan satu langkah yang diperlukan untuk mengetahui manfaat
proyek bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh manfaat yang
tidak hanya bagi pemilik proyek juga bagi masyarakat, baik langsung
maupun tidak langsung. Suatu proyek yang memberikan keuntungan rendah
bagi pemiliknya belum tentu tidak menguntungkan (dalam arti sosial) bagi
masyarakat.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu melakukan
analisis dan penilaian aspek ekonomi nasional dan manfaat sosial dari
rencana investasi usaha. Secara lebih rinci, diharapkan Anda mampu:
1. membandingkan profitabilitas komersial dan profitabilitas ekonomi
nasional suatu atau beberapa usulan investasi usaha;
2. menjelaskan pengertian profitabilitas ekonomi nasional dan manfaat
sosial dari proyek;
3. menghitung profitabilitas ekonomi nasional berdasarkan profitabilitas
komersial.
5.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 1

Ruang Lingkup Analisis Ekonomi dan


Analisis Keuangan

egiatan Belajar 1 ini membicarakan analisis proyek dipandang bukan


hanya dari sudut pandang perusahaan yang akan melaksanakan
proyek tersebut, tetapi dari sudut pandang ekonomi nasional. Dengan
melakukan analisis ekonomi diharapkan analisis proyek bisa menilai apakah
suatu proyek memang tidak akan membebani perekonomian nasional.
Mungkin saja suatu proyek dinilai menguntungkan apabila dipandang dari
sisi perusahaan (yaitu diharapkan memberikan NPV positif), tetapi
sebenarnya membebani perekonomian nasional (dengan kata lain tidak
menguntungkan apabila dipandang dari sisi ekonomi nasional). Hal tersebut
dapat terjadi karena, misalnya proyek tersebut memperoleh perlindungan
(proteksi) sehingga memungkinkan menjual produknya dengan harga yang
jauh lebih mahal dari harga produk tersebut di pasaran dunia. Keadaan ini
sering terjadi bagi proyek-proyek yang dimaksudkan untuk menghasilkan
barang substitusi impor. Kerap kali pemerintah dengan maksud untuk
membantu mengembangkan industri tersebut kemudian memberikan proteksi
kepada industri tersebut. Proteksi bisa diberikan dalam bentuk tarif pajak
impor yang tinggi (disebut sebagai tarif barrier) maupun tidak diizinkan lagi
produk tersebut diimpor (disebut sebagai nontarif barrier).
Contoh lain adalah kemungkinan timbulnya masalah externalities. Suatu
proyek mungkin mempunyai dampak eksternal yang menguntungkan atau
merugikan. Sebagai misal, didirikannya bandar udara baru mungkin
menimbulkan kegiatan ekonomi di daerah sekitamya. Dampak tersebut
merupakan externalities yang menguntungkan. Sebaliknya, suatu industri
bisa menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Hal ini merupakan
dampak eksternal yang merugikan.
Demikian pula masalah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
Pembayaran pajak akan membuat profitabilitas proyek menurun di mata
perusahaan. Sebaliknya, pembayaran pajak tersebut menguntungkan
pemerintah karena menambah penghasilan. Analisis dari sisi ekonomi
nasional perlu memperhatikan manfaat (atau pengorbanan) yang diterima
oleh pihak lain, tidak terbatas pada perusahaan.
e EKMA431 1/MODUL 5 5.3

Analisis ekonomi (economic analysis) suatu proyek tidak hanya


memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung
oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. lstilah yang
sering dipergunakan adalah analisis ekonomi (economic analysis), meskipun
barangkali lebih lengkap kalau disebut analisis ekonomi nasional (karena
memperhatikan manfaat dan pengorbanan yang dinikmati dan ditanggung
oleh semua pihak dalam perekonomian) Sedangkan analisis yang hanya
membatasi manfaat dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan disebut
sebagai analisis keuangan atau finansial (financial analysis). Ada juga yang
menyebutnya sebagai analisis komersial (commercial analysis).
Dengan demikian hampir dapat dipastikan bahwa analisis kedua aspek
tersebut akan memberikan basil yang berbeda. Perbedaan akan menjadi
makin besar kalau terdapat berbagai distorsi dalam pembentukan harga
(seperti proteksi misalnya). Meskipun demikian, perlu disadari bahwa suatu
proyek mungkin saja memberikan manfaat yang lebih besar kepada ekonomi
nasional daripada kepada perusahaan yang menjadi pelaksanaan proyek
tersebut. Upaya untuk mengidentifikasikan manfaat dan pengorbanan bukan
hanya dari sudut pandang perusahaan, namun merupakan tujuan analisis
ekonomi suatu proyek.
Analisis ekonomi terutama penting dilakukan untuk proyek-proyek yang
berskala besar, yang kerap kali menimbulkan perubahan dalam penambahan
supply and demand akan produk-produk tertentu karena dampak yang
ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup berarti. Dengan demikian
kalau kita, misalnya akan mendirikan usaha jasa pengetikan dan terjemahan
untuk melayani para mahasiswa, mungkin sekali tidak perlu berpayah-payah
melakukan analisis ekonomi proyek tersebut.
Secara terperinci, analisis ekonomi dilakukan dengan alasan karena
adanya:
1. ketidaksempurnaan pasar (termasuk di dalamnya berbagai distorsi yang
timbul karena peraturan pemerintah). Contoh-contoh yang bisa dijumpai
adalah adanya pengendalian harga (termasuk pengendalian suku bunga
kredit), proteksi, dumping, kedudukan monopoli;
2. adanya pajak dan subsidi. Pajak berarti pendistribusian sebagian
kekayaan konsumen (dalam hal pajak penjualan) atau perusahaan (dalam
hal pajak penghasilan) ke pemerintah. Adanya pajak penghasilan akan
mengurangi profitabilitas proyek di mata perusahaan, tetapi
meningkatkan kekayaan pemerintah;
5.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3. berlakunya konsep consumers surplus dan producers surplus. Pada saat


terjadinya penambahan supply karena adanya suatu proyek maka
mungkin sekali terjadi penurunan harga. Bagi perusahaan yang
melaksanakan proyek tersebut, harga yang relevan tentu saja adalah
harga yang baru (yang lebih rendah dari harga yang lama karena terjadi
penurunan harga). Dari sisi konsumen, sebaliknya, mereka diuntungkan
dalam hal bisa memperoleh barang sama dengan harga yang lebih
murah.

Demikian pula kalau terjadi kenaikan demand karena adanya suatu


proyek (misal demand akan bahan baku meningkat) sehingga terjadi
kenaikan harga. Perusahaan sponsor proyek tersebut harus membayar harga
yang lebih mahal, tetapi bukanlah kenaikan harga tersebut sekarang dinikmati
oleh produsen bahan baku tersebut?
Analisis biaya dan manfaat sosial (Social Cost and Benefits
Analysis/SCBA) melakukan analisis dengan memperhatikan tambahan
faktor-faktor berikut ini.
1. Masalah externalities. Externality menunjukkan suatu "produk" spesifik
yang mempunyai karakteristik sebagai berikut, (a) tidak dengan sengaja
diciptakan oleh sponsor proyek tersebut (perusahaan), tetapi timbul
karena kegiatan ekonomi yang sah, (b) di luar kendali mereka yang
terkena dampak externality tersebut, entah dampak yang menguntungkan
ataupun merugikan, (c) externality tidak diperdagangkan.
2. Perhatian akan pendistribusian penghasilan yang lebih merata.
3. Perhatian akan peningkatan savings yang diharapkan akan meningkatkan
investasi.
4. Pertimbangan akan merit wants. Di mata masyarakat, mungkin suatu
proyek lebih diperlukan dari proyek yang lain. Sebagai misal proyek
yang menghasilkan makanan bayi mungkin akan dinilai mempunyai
merit yang lebih tinggi (artinya lebih diinginkan) daripada pabrik yang
menghasilkan minuman keras.
e EKMA431 1/MODUL 5 5.5

LATIHAN
.-
--- - ~

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan perbedaan analisis ekonomi dengan analisis finansial!


2) Sebutkan alasan perlunya dilakukan analisis ekonomi!
3) Jelaskan pengertian eksternalitas!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Analisis ekonomi memperhatikan manfaat dan pengorbanan yang


dinikmati semua pihak dalam perekonomian.
Analisis finansial membatasi perhatian hanya pada manfaat dan
pengorbanan perusahaan.
2) Alasan perlunya dilakukan analisis ekonomi adalah:
a) ketidaksempurnaan pasar;
b) adanya pajak dan subsidi;
c) adanya konsep consumers surplus dan producers surplus.
3) Eksternalitas adalah produk yang memiliki ciri tidak sengaja diciptakan,
tetapi timbul dari kegiatan ekonomi yang sah, di luar kendali dan tidak
diperdagangkan.

RANGKUMAN

Analisis ekonomi (economic analysis) adalah analisis yang


memperhatikan manfaat dan pengorbanan yang ditanggung semua pihak
dalam perekonomian. Sebaliknya, analisis keuangan (financial analysis)
hanya memperhatikan manfaat dan pengorbanan yang diterima oleh
perusahaan saja. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena adanya
ketidaksempurnaan pasar, adanya proyek dan subsidi dan berlakunya
konsep consumers surplus dan procedurs surplus. Di dalam analisis
ekonomi termasuk pula analisis biaya dan manfaat sosial yang
memperhatikan masalah ekstemalitas, pendistribusian penghasilan,
peningkatan saving yang menunjang investasi, dan pembagian merit
wants.
5.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TES FDRMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Analisis suatu proyek yang menekankan pada kemampuan pada
perusahaan saja adalah analisis ....
A. ekonomi
B. finansial
C. biaya dan manfaat sosial
D. sosial

2) Proteksi yang diberikan pada industri dalam negeri berupa tarif pajak
impor yang tinggi disebut ....
A. tarif barrier
B. nontarif barrier
C. dumping
D. kuota

3) Eksternalitas pada perusahaan penebangan kayu hutan yang tidak


menguntungkan dapat digambarkan dalam contoh berikut ini ....
A. kayu log/gelondongan
B. pabrik penggergajian
C. kerusakan hutan
D. penebangan liar

4) Salah satu manfaat yang diterima konsumen dari penambahan supply


produk di pasar adalah ....
A. tenaga lebih murah
B. harga lebih tinggi
C. tidak ada pengaruh
D. meningkatkan daya beli

5) Pada merit wants manakah proyek produk yang memiliki merit lebih
tinggi dari produk lainnya ....
A. gula dengan saccharine
B. pesawat terbang dengan sepeda motor
C. minuman beralkohol dengan minuman mineral
D. rokok dengan obat
e EKMA431 1/MODUL 5 5.7

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
5.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 2

Penilaian Manfaat Proyek bagi


Ekonomi Nasional

alam penyusunan studi kelayakan bisnis guna menilai kelayakan suatu


proyek, selain mengadakan analisis dan penilaian terhadap aspek-aspek
teknikal, pasar atau komersial, keuangan, manajemen, dan yuridis, perlu pula
diadakan analisis kemanfaatan yang dapat atau akan ditimbulkan oleh proyek
yang bersangkutan terhadap perekonomian secara nasional dan kemanfaatan
sosial. Analisis tersebut bisa dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Mengenai kedalaman analisisnya tergantung pada jenis proyek serta kriteria
lain yang didasarkan pada masing-masing kebutuhan yang diperlukan sebagai
bahan pertimbangan untuk menilai suatu proyek. Beberapa kriteria yang bisa
digunakan untuk menilai manfaat ekonomi nasional telah disinggung secara
ringkas dalam Modull. Namun, dalam Modul5 Kegiatan Belajar 2 ini, akan
dibahas secara lebih detail mengenai analisis dan penilaian serta kriteria-
kriteria yang dipakai dalam praktik perbankan untuk menilai kemanfaatan
ekonomi nasional.
Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengenai kemanfaatan proyek
terhadap ekonomi nasional, antara lain:
1. kemanfaatan ekonomi ditinjau dari rencana pembangunan nasional;
2. nilai tambah;
3. pembagian atau distribusi nilai tambah;
4. nilai investasi per tenaga kerja;
5. profitabilitas ekonomi nasional (economic rate of return);
6. pengaruh sosial yang ditimbulkan oleh proyek;
7. analisis kemanfaatan atau beban sosial (Social Cost Benefit Analysis).

1. Kemanfaatan Ekonomi Ditinjau dari Rencana Pembangunan


Nasional
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapajauh proyek yang akan
didirikan (diperluas, direhabilitasi, direlokasi, atau dimodernisasi) tersebut:
a. memberikan kesempatan kerja atau tambahan kesempatan kerja bagi
masyarakat pekerja langsung maupun tidak langsung, seperti buruh
harian, buruh musiman, tenaga manajemen;
e EKMA431 1/MODUL 5 5.9

b. menggunakan modallokal, bahan baku lokal, dan tenaga kerja lokal;


c. menghasilkan devisa (proyek orientasi ekspor) atau menghemat
penggunaan de visa (proyek substitusi impor);
d. membantu pertumbuhan industri lain;
e. memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri dengan kualitas produk
tinggi dan harga terj angkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah;
f. menambah pendapatan nasional berupa pajak-pajak yang secara tidak
langsung dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor lain.

2. Nilai Tambah
Secara kuantitatif, nilai tambah yang akan dihasilkan oleh suatu proyek
baru atau proyek perluasan dapat dihitung dengan membandingkan nilai
tambah suatu proyek dengan proyek lain yang sejenis sehingga bisa diketahui
proyek-proyek mana yang menghasilkan nilai tambah lebih tinggi daripada
lainnya. Dalam suatu proyek perluasan perlu pula diketahui ada tidaknya
kenaikan nilai tambah dari sebelum hingga sesudah perluasan. Perhitungan
nilai tambah dilakukan dengan asumsi kapasitas normal. Contoh perhitungan
nilai tambah dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Dari proyek laporan laba rugi pada tahun normal perusahaan X bisa
dihitung nilai tambah sebagai berikut.
Dalam ribuan Rp %
Penerimaan penjualan 378.000 100
Dikurangi: Biaya untuk:
• bahan baku 165.750 43,8
• bahan penolong 5.958 1,6
• listrik dan air 6.553 1,8
• bahan bakar dan pelumas 1.120 0,3
• perbaikan dan perawatan 3.763 1,0

• ausrans1 1.300 0,3
• biaya umum dan 860 0,2
adminsitrasi
• biaya penjualan 22.500 6,0
• lain-lain 1.824 0,5
209.718 55,5
Nilai tambah kotor 168.282 44,5
Dikurangi: Biaya Depresi & 33.000 8,7
Amortisasi
Nilai tambah bersih 135.282 35,8
5.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3. Distribusi Nilai Tambah


Dari perhitungan di atas dapat dihitung distribusi nilai tambah, misalnya

Dalam Ribuan Rp %
• Untuk Pemerintah berupa pajak-pajak 20.720 15,3
• Untuk karyawan!buruh berupa gaji dan 45.082 33,3
upah
• Untuk pemegang saham berupa 29.616 21,9
dividen
• Untuk kreditor/bank 39.864 29,5
135.282 100,0

berarti distribusi nilai tambah terbesar diperoleh oleh karyawan dan buruh
yang mendapatkan 33,3% dari seluruh nilai tambah yang dihasilkan proyek.

4. Nilai Investasi Per Tenaga Kerja


Untuk memberikan penilaian apakah suatu proyek memberikan
kemanfaatan ekonomi nasional, perlu diukur sampai beberapa jauh investasi
yang ditanamkan akan dapat meningkatkan kesempatan kerja. Di samping
itu, perlu juga dinilai apakah proyek merupakan padat modal atau padat
kerja.
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengukur proyek padat
modal atau padat kerja adalah pertama-tama perlu diketahui besarnya
investasi secara keseluruhan yang ditanamkan dalam proyek yang
bersangkutan dan jumlah tenaga kerja yang terlibat. Perbandingan antara
jumlah investasi dan jumlah tenaga kerja akan diperoleh nilai investasi per
tenaga kerja. Total investasi terdiri dari investasi modal tetap dan modal
kerja. Khusus bagi proyek perluasan perhitungan nilai investasi keseluruhan
adalah jumlah investasi baik sebelum maupun sesudah investasi.
Di Indonesia, penetapan out-off proyek padat modal dan proyek padat
kerja belum ada batasan yang jelas. Salah satu ukuran yang dipakai adalah
jika nilai investasi per tenaga kerja lebih besar dari $10,000 maka proyek
dikategorikan proyek padat modal. Sebaliknya, apabila nilai investasi per
tenaga kerja kurang daripada $10,000, proyek dikatakan padat kerja.
e EKMA431 1/MODUL 5 5.11

5. Profitabilitas Ekonomi Nasional


Salah satu kriteria investasi yang bisa digunakan untuk menilai
kelayakan proyek adalah metode Internal rate of Return (IRR) yang telah
dibahas dalam penilaian aspek keuangan. Perhitungan nilai IRR dalam
profitabilitas komersial diharapkan akan memberikan gambaran tentang
besarnya manfaat suatu proyek atau penanaman modal bagi pengusaha yang
bersangkutan atau pemilik modal atau sponsor proyek, yang ditunjukkan
dalam suatu tingkat bunga (%). IRR belum memberikan gambaran tentang
kemanfaatan ekonomis secara nasional. Dalam dunia perbankan, metode
serupa dengan IRR yang dipakai untuk menghitung kemanfaatan proyek
secara ekonomi nasional dikenal dengan istilah Economics Rate of Return
(ERR). Metode ini tentu saja membawa konsekuensi perbedaan konsep
dalam aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Dalam perhitungan ERR,
bunga pinjaman tidak merupakan pengeluaran karena bunga merupakan
bagian dari penerimaan masyarakat perekonomian. Begitu pula pajak-pajak
yang pada perhitungan IRR merupakan pengeluaran perusahaan, dianggap
merupakan bagian manfaat keseluruhan yang dihasilkan proyek dan
diteruskan kepada masyarakat ekonomi.

6. Pengaruh Sosial yang Ditimbulkan oleh Proyek


Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh sosial yang akan
timbul sehubungan dengan didirikannya suatu proyek. Manfaat-manfaat
sosial yang dirasakan oleh masyarakat, adalah:
a. membuka lapangan kerja baru, baik jumlah maupun jenis lapangan kerja.
Terdapat kemungkinan timbulnya lapangan kerja baru akibat dari
terbukanya industri-industri pendukung maupun industri pemakai,
b. pengalihan teknologi dan pengetahuan yang menyangkut jenis teknologi
yang dipakai oleh proyek bersangkutan, sumber penerimaan, persyaratan,
dan cara pengalihan, misalnya melalui pendidikan dan latihan, kontrak
manajemen, patungan, lisensi;
c. peningkatan mutu kehidupan dari basil produksi, misalnya kesempatan
pendidikan, produktif, konsumtif, hiburan, dan sebagainya, sebagai akibat
langsung maupun tidak langsung dari produk baru yang dihasilkan
proyek, perbaikan tingkat hidup, perubahan tata cara dan kebiasaan
konsumen, perbaikan gizi dan kesehatan, terpenuhinya fasilitas rumah
tangga, perbaikan pandangan hidup masyarakat;
5.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

d. pengaruh pada masyarakat sekitar proyek, seperti adanya perbaikan


sistem saluran pembuangan, jalan raya, jembatan, telepon.

7. Analisis Kemanfaatan/Beban Sosial


Perhitungan ERR pada butir 5 tidak bisa menerangkan distribusi manfaat
di dalam masyarakat. Selain itu, ERR juga tidak bisa menerangkan tentang
terciptanya lapangan kerja yang akan dimanfaatkan pengangguran atau oleh
tenaga kerja "pindahan". Karena itu, perlu dilakukan suatu perhitungan yang
memasukkan unsur yang selama ini dikenal dengan istilah shadow prices.
Shadow Prices kadang-kadang disebut accounting prices dapat dianggap
sebagai suatu penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga-
harga pasar beberapa faktor produksi atau hasil produksi tertentu karena
harga-harga pasar tersebut tidak mencerminkan atau mengukur biaya atau
nilai sosial yang sebenarnya (social opportunity cost).
Ada dua alasan mengapa harga-harga pasar dapat dianggap tidak
mencerminkan nilai sosial yang sebenarnya, yaitu pertama, harga pasar tidak
mencerminkan nilai sebenamya yang diperoleh masyarakat melalui produksi
yang diciptakan suatu proyek. Kedua, harga pasar tidak mencerminkan nilai
yang sebenarnya dikorbankan ketika sejumlah sumber atau hasil telah dipilih
untuk dipakai dalam suatu proyek tertentu dan tidak dipakai dalam
penggunaan-penggunaan lain. Penyimpangan-penyimpangan harga pasar dari
social opportunity cost terutama disebabkan oleh kebijakan-kebijakan
pemerintah berupa paj ak, subsidi, dan pengaturan harga atau upah.
Shadow prices yang sering dipakai adalah faktor modal, tenaga kerja tak
terdidik, dan devisa. Shadow prices faktor modal adalah social opportunity
cost atau cost of capital yang dipergunakan sebagai discount rate dalam
perhitungan kriteria investasi sesuai dengan pembahasan yang telah
dilakukan dalam penilaian aspek keuangan.
Shadow price faktor tenaga kerja tak terdidik (dikenal dengan istilah
shadow wage) ialah nilai produksi yang dikorbankan dalam kegiatan lain
karena seseorang dipekerjakan di suatu proyek tertentu. Misalnya, sebuah
proyek mempekerjakan tenaga tak terdidik dari golongan mantan buruh tani
yang produk marginal dan konsumsinya waktu bekerja di pedesaan
diperkirakan sebesar Rp300,00 per hari. Upah yang akan dibayarkan sebesar
Rp750,00 (Rp50,00 dari jumlah tersebut merupakan pajak, sisanya
merupakan nilai konsumsi). Simpanan dihitung bernilai sosial 50% lebih
tinggi daripada konsumsi. Jadi, kenaikan konsumsi buruh proyek di atas
e EKMA431 1/MODUL 5 5.13

buruh tani sebesar Rp400,00 (700 - 300) dikalikan dengan 50% merupakan
unsur biaya. Shadow wage dalam proyek adalah produk marginal yang
dilepaskan di desa ditambah dengan nilai sosial kenaikan konsumsi di kota.
Pada contoh tersebut, shadow wage adalah sebesar 500 (yang diperoleh dari
300 ditambah 200). Shadow wage ini hanya mencerminkan 500/700 atau
67% dari upah finansial.
Shadow price faktor devisa disebut pula shadow exchange rate
merupakan suatu nilai implisit, misalnya harga satu dollar dalam rupiah. Nilai
tukar implisit merupakan suatu koefisiensi untuk, menilai semua jenis barang
dan jasa yang bersifat dapat diperdagangkan (tradeable), yaitu jenis barang
atau j as a yang diimpor atau diekspor, bersifat sebagai pengganti imp or
(substitusi impor) atau barang dan jasa tertentu yang karena adanya kebijakan
pemerintah terkena larangan impor atau ekspor. Nilai tukar tersebut sering
menyimpang dari social opportunity cost dalam mata uang nasional. Salah
satu usaha pemerintah yang mengalami tekanan inflasi maupun defisit dalam
neraca pembayaran untuk memproduksi nilai social opportunity cost adalah
dengan mengadakan devaluasi, meskipun berkurangnya selisih tersebut
bersifat sementara.

Penggunaan Profitabilitas Komersial sebagai Dasar untuk


Memperkirakan Profitabilitas Ekonomi Nasional

Profitabilitas ekonomi nasional secara kuantitatif dapat pula diperkirakan


dari profitabilitas komersial, tetapi harus disertai penyesuaian-penyesuaian.
Penyesuaian dapat dilakukan pada pos perkiraan biaya operasi, pos
pendapatan operasi, atau pendapatan bersih pada proyeksi profitabilitas
komersial. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa profitabilitas
komersial mencerminkan keuntungan yang diharapkan dilihat dari 'kaca
mata' sponsor proyek, profitabilitas ini belum mencerminkan profitabilitas
proyek secara ekonomi nasional.
Penyesuaian minus pada pos biaya dapat dilakukan apabila terjadi,
misalnya pengenaan bea masuk terhadap suatu proyek yang memerlukan
impor barang modal. Bagi proyek, bea tersebut merupakan biaya sehingga
mengurangi laba yang terkena pajak. Tetapi dari segi ekonomi nasional, bea
tersebut bukan merupakan biaya. Oleh karena itu, untuk mencerminkan
profitabilitas ekonomi nasional, pengeluaran bea masuk harus dikurangkan
pada pos biaya operasi.
5.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Sebaliknya, penyesuaian plus pada pos biaya akan dilakukan apabila


proyek mendapatkan subsidi dari pemerintah atau nilai tukar valuta asing
terlalu rendah dibandingkan dengan yang seharusnya, sehubungan dengan
bahan baku yang diimpor.
Penyesuaian pada pendapatan operasi dilakukan apabila terdapat selisih
antara nilai tukar mata uang asing resmi dengan yang seharusnya (shadow
exchange rate). Hal tersebut terjadi pada proyek yang mendapatkan devisa
karena mengadakan ekspor atau memproduksi barang dan jasa pengganti
impor yang menghemat devisa dan proyek yang nilai tukar valuta asingnya
dinilai terlalu rendah sehingga diperlukan penyesuaian untuk mendapatkan
nilai tukar yang realistis. Selisih nilai tukar ditambahkan pada pendapatan
operasi. Sebaliknya, apabila proyek mendapatkan proteksi tarif untuk barang
yang diimpor maka untuk mendapatkan nilai profitabilitas ekonomi
nasionalnya, perkiraan pendapatan harus dikurangi sebesar tarif yang
mestinya dikenakan. Penyesuaian-penyesuaian lainnya telah diterangkan
sebelumnya.
Berikut ini contoh hasil perkiraan profitabilitas ekonomi nasional setelah
disesuaikan dari profitabilitas komersial.

Rp (000)
Profitabilitas Profitabilitas
Komersial Ek. Nas
Pendapatan Operasi Rp5.000.000 Rp7 .ooo.oooa
Biaya operasi:
• Bahan baku Rp 1.500.000 Rp1.900.000b
• Tenaga kerja 1.000.000 750.000c
• Manajemen dan Penjualan 200.000 200.000
• Depresiasi 500.000 500.000
• Bunga 300.000 300.000
d
• Pajak 500.000 -
Rp4.000.000 Rp3.650.000
Rp 1.000.000 Rp2.350.000
Keterangan:
a. Penyesuaian plus pada pos pendapatan sebesar 40% akibat adanya
penilaian nilai tukar terlalu rendah.
b. Penyesuaian plus pada pos biaya operasi sebesar 40% terhadap biaya
bahan baku karena nilai tukar valuta asing terlalu rendah.
e EKMA431 1/MODUL 5 5.15

c. Penyelesaian minus pada pos biaya tenaga kerja karena shadow wage
hanya 75% dari upah finansial.
d. Penyesuaian minus pada pos biaya karena pajak bukan termasuk
pengeluaran dalam keseluruhan kegiatan ekonomi secara nasional.

LATIHAN
---- ,.;o.;

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Bagaimana cara Anda menilai kemanfaatan suatu proyek ditinjau dari


Rencana Pembangunan Nasional?
2) Apa perbedaan Internal Rate of Return dan Economic Rate of Return?
3) Pengaruh sosial apa saja yang bisa ditimbulkan proyek?
4) Jika proyek mendapatkan subsidi dari pemerintah mengapa subsidi
tersebut harus ditambahkan pada pos biaya operasi pada perkiraan
profitabilitas komersial jika ingin mendapatkan nilai profitabilitas
ekonomi nasional?
5) Jelaskan pengertian dasar shadow price!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Kemanfaatan Ekonomi Proyek ditinjau dari Rencana Pembangunan


Nasional antara lain adalah:
a) memberikan kesempatan kerja atau tambahan kesempatan kerja bagi
masyarakat baik pekerja langsung maupun tidak langsung. Misalnya
buruh harian, buruh musiman, tenaga manajemen;
b) menggunakan modallokal, bahan baku lokal dan tenaga kerja lokal,
menghasilkan devisa (proyek melakukan ekspor) atau menghemat
pengunaan devisa (proyek substitusi imp or);
d) membantu pertumbuhan industri lain;
e) memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri dengan kualitas
produk tinggi, dan harga terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan
rendah, menambah pendapatan nasional berupa pajak-pajak yang
secara tidak langsung dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di
sektor lain.
5.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

2) Perbedaan Internal Rate of Return dan Economic of Return adalah antara


lain bahwa perhitungan nilai IRR dalam profitabilitas komersial
diharapkan akan memberikan gambaran tentang besar manfaat suatu
proyek atau penanaman modal bagi pengusaha yang bersangkutan atau
pemilik modal atau sponsor proyek. Jadi, belum memberikan gambaran
tentang kemanfaatan ekonomis secara nasional sehingga terdapat
perbedaan konsep cash inflow dan cash outflow antara Economic Rate of
Return (ERR) dan Internal Rate of Return. Dalam perhitungan ERR
bunga pinjaman tidak merupakan pengeluaran karena bunga dianggap
merupakan bagian dari penerimaan keseluruhan yang diterima oleh
masyarakat ekonomi. Begitu pula pajak-pajak yang pada perhitungan
IRR merupakan pengeluaran perusahaan, dianggap merupakan bagian
dari manfaat keseluruhan yang dihasilkan proyek dan diteruskan kepada
masyarakat ekonomi.
Pengaruh sosial yang ditimbulkan oleh proyek, antara lain:
a) membuka lapangan kerja baru baik dalam jumlah dan jenis lapangan
kerja yang akan ditimbulkan oleh proyek. Adanya kemungkinan
timbulnya lapangan kerja baru akibat dari terbukanya industri-
industri pendukung maupun industri pemakai;
b) pengalihan teknologi dari pengetahuan menyangkut jenis teknologi
yang dipakai oleh proyek yang bersangkutan, sumber, penerima dari
persyaratannya serta cara pengalihannya, misalnya melalui
pendidikan dan latihan, kontrak manaj emen, patungan, lisensi;
c) peningkatan mutu kehidupan dari hasil produksi misalnya
kesempatan pendidikan, produktif, konsumtif, hiburan dan
sebagainya sebagai akibat langsung maupun tidak langsung
dihasilkannya suatu produk baru oleh proyek, perbaikan tingkat
hidup, perubahan tata cara dari kebiasaan konsumen, perbaikan gizi,
dari kesehatan, terpenuhinya fasilitas rumah tangga, perbaikan
pandangan hidup masyarakat;
d) pengaruh pada masyarakat sekitar proyek, misalnya adanya
perbaikan sistem saluran pembuangan, jalan raya, jembatan, telepon.
4) Subsidi merupakan pengalaman pemerintah atau masyarakat. Jadi, harus
ditambahkan ke dalam pos biaya operasi di dalam pos biaya operasi di
dalam perkiraan profitabilitas komersial. Di dalam perhitungan
profitabilitas komersial, subsidi tidak diperhitungkan karena bukan
merupakan pengeluaran pemilik proyek melainkan merupakan fasilitas
e EKMA431 1/MODUL 5 5.17

yang disediakan pemerintab bagi pembangunan proyek yang


bersangkutan. Tetapi penilai proyek ingin mengbitung nilai sebenarnya
dalam arti kemampuan proyek terbadap perekonomian secara nasional
maka subsidi tersebut harus diperhitungkan atau ditambahkan ke dalam
pos biaya.
5) Shadow prices kadang-kadang disebut accounting prices dapat dianggap
sebagai suatu penyesuaian yang dibuat oleb si penilai proyek terbadap
barga-barga pasar beberapa faktor produksi atau basil produksi tertentu
berbubung barga-barga pasar tersebut tidak mencerminkan atau
mengukur biaya atau nilai sosial yang sebenarnya (social opportunity
cost) dari unsur-unsur atau basil produksi tersebut.

RANGKUMAN
------------------------------------

Pada kegiatan belajar ini Anda telab mempelajari sejauh mana suatu
proyek bernilai atau bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Rasionalisasi diadakannya analisis dan penilaian aspek kemanfaatan
proyek bagi ekonomi nasional tersebut adalab untuk memilib proyek
yang memanfaatkan sumber-sumber ekonomi nasional terbesar dan
mengbindari proyek-proyek yang secara nasional tidak bermanfaat.
Dengan mendasarkan pada analisis biaya dan manfaat (cost and
benefit analysis), profitabilitas ekonomi nasional bisa dibitung. Analisis
biaya manfaat proyek lebib menitikberatkan pada usaba memasukkan
selurub faktor yang ada pada proyek, baik kuantitatif maupun kualitatif,
daripada beberapa faktor yang dianggap penting saja.
Aspek-aspek yang perlu dianalisis dalam analisis kemanfaatan
ekonomi nasional ialab kemanfaatan proyek ditinjau dari Rencana
Pembangunan Nasional. Nilai Tambab, distribusi Nilai Tambab,
profitabilitas ekonomi nasional, kemanfaatan sosial, dan analisis biaya-
manfaat.
Dalam melakukan analisis biaya-manfaat, perlu diadakan
penyesuaian-penyesuaian barga pasar, atau lebib dikenal dengan istilab
shadow prices, agar benar-benar mencerminkan nilai sosial dari proyek
yang dinilai.
5.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TES FDRMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Suatu proyek telah mendapat pembebasan bea masuk salah satu barang
modalnya sebesar 20% dari seluruh nilai barang tersebut. Dengan asumsi
nilai tukar valuta asing adalah realistis, apa yang perlu dilakukan oleh
analisis untuk menghitung nilai profitabilitas ekonomi nasionalnya?
A. Menambahkan biaya barang modal tersebut 20%-nya.
B. Mengurangi biaya barang modal tersebut sebesar 20%.
C. Menambahkan perhitungan proyeksi profit menurut profitabilitas
komersial sebesar 20% dari biaya barang modal.
D. Tidak melakukan apa-apa karena nilai barang modal meskipun
mendapat pembebasan tarif tidak mempengaruhi perhitungan
profitabilitas ekonomi nasional.

2) Kebijakan apa yang sebaiknya diambil pemerintah andaikata suatu jenis


proyek memiliki nilai profitabilitas komersial relatif jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan profitabilitas ekonomi nasionalnya?
A. Memberikan pembebasan bea masuk impor barang modal proyek
tersebut
B. Memberikan izin pembangunan proyek lain yang sejenis
C. Meningkatkan tarif pajak proyek-proyek sejenis
D. Memberikan subsidi

3) Larangan impor suatu barang dimaksudkan untuk ....


A. mengekspor barang
B. menghemat devisa
C. meningkatkan pendapatan nasional
D. meningkatkan pajak

4) Tujuan yang sama dengan nomor 3) juga ingin dicapai dengan ....
A. mengekspor barang
B. memproduksi barang substitusi impor
C. memproduksi barang yang sama dengan barang produksi dalam
negeri lain yang ada di pasar
D. mengimpor barang modal
e EKMA431 1/MODUL 5 5.19

5) Shadow Price akan terjadi jika ....


A. harga pasar faktor-faktor produksi sama dengan nilai so sial yang
sebenarnya
B. harga pasar faktor-faktor produksi mencerminkan perolehan
masyarakat yang sebenarnya
C. harga pasar faktor-faktor produksi yang dipakai dalam proyek
mencerminkan "pengorbanan" faktor produksi tersebut yang
sebenarnya
D. harga pasar faktor-faktor produksi berbeda dengan nilai
pengorbanan sosial yang sebenamya

6) Seorang penganggur di desanya, pindah ke kota dan mendapat pekerjaan


sebagai buruh pabrik sebesar Rp1000,00 per hari, terkena pajak 15%.
Simpanan dihitung bernilai sosial 50% lebih tinggi daripada konsumsi.
Berapa yang dianggap sebagai unsur biayanya?
A. Rp150,00.
B. Rp500,00.
C. Rp425,00.
D. Rp650,00.

7) Dari soal nomor 6), berapa nilai shadow wage-nya?


A. Rp-150,00.
B. RpO,OO.
C. Rp425,00.
D. Rp500,00.

8) Berapa persentase shadow wage dalam soal nomor 7) dari upah


finansialn ya?
A. 0%.
B. 17,6%.
C. 50,0%.
D. 58,8%.

9) Jika proyek mendapatkan subsidi, perhitungan profitabilitas komersial


perlu disesuaikan agar mendapatkan perkiraan profitabilitas ekonomi
nasional, yaitu penyesuaian ....
A. minus pada pos biaya operasi
B. plus pada pos biaya operasi
C. minus pada pos pendapatan operasi
D. plus pada pos pendapatan operasi
5.20 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

10) Di bawah ini bukan manfaat-manfaat proyek dilihat dari Rencana


Pembangunan Nasional ....
A. pengalihan teknologi dan pengetahuan
B. pemanfaatan modallokal, bahan baku lokal, dan tenaga kerja lokal
C. membantu pertumbuhan industri lain
D. menambah pendapatan nasional berupa pajak-pajak

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 5 5.21

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) B. Tekanan analisis ekonorni adalah pada kemanfaatan pada
ekonorni, sedangkan analisis finansial hanya pada kemanfaatan
bagi perusahaan. Adapun analisis bia ya dan manfaat so sial
menekankan kemanfaatan bagi kepentingan sosial dan nasional
dengan memperhatikan faktor ekstemalitas, distribusi
penghasilan, savings dan merit wants.
2) A. Tarif barier adalah proteksi dengan cara memberikan tarif pajak
impor yang tinggi pada industri, sedangkan nontarif barier
proteksi dalam bentuk pelarangan impor produk. Dumping adalah
kebijakan pemerintah menerapkan harga jual produk di dalam
negeri lebih mahal dari harga jual produk di luar negeri. Kuota
adalah ketentuan jumlah tertentu produksi atau penjualan.
3) C. Eksternalitas adalah dampak ikutan yang timbul dari suatu proyek
baik yang bersifat menguntungkan maupun merugikan.
4) A. Supply yang berlebih di pasar menjadikan daya tawar produk
rendah sehingga berusaha menyesuaikan agar produk tetap laku,
yaitu dengan menurunkan harga di pasar (ingat teori elastisitas
penawaran).
5) A. Dalam konsep merit wants, masyarakat menginginkan suatu
proyek yang paling tinggi manfaatnya dan yang paling diperlukan.
Pabrik gula tentu saja lebih diinginkan dibandingkan saccharine
(pemanis buatan) yang memiliki dampak negatif di masyarakat.

Tes Formatif2
1) A. Bea masuk sebetulnya merupakan pendapatan bagi ekonorni
nasional. Oleh karena itu, perlu ditambahkan dalam pendapatan
untuk mencerminkan nilai profitabilitas ekonorni nasional yang
sebenarnya.
3) B. Dengan melarang impor diharapkan devisa yang sebenamya
digunakan untuk impor bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain
yang lebih berg una bagi perekonomian nasional. Jadi larangan
impor dimaksudkan untuk menghemat devisa.
5.22 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4) A. Dengan memproduksi barang substitusi impor berarti proyek


membantu pemerintah dalam menghemat devisa karena devisa
yang selama ini dipakai untuk mengimpor barang tersebut bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan lain karena produk yang
bersangkutan sudah dapat diproduksi di dalam negeri.
5) D. Shadow price atau accounting price merupakan penyesuaian yang
dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga-harga pasar beberapa
faktor produksi atau basil produksi tertentu berhubung harga-
harga pasar faktor produksi tersebut tidak mencerminkan atau
mengukur biaya atau nilai sosial yang sebenamya. Oleh karena
harga pasar faktor produksi berbeda dengan nilai sosial yang
sebenarnya.
6) C. Oleh karena buruh tersebut sebelumnya merupakan tenaga
penganggur maka kenaikan konsumsi buruh tersebut di atas
menganggur adalah Rp(15% x Rp1000,00) - 0 = Rp850,00. Jika
nilai tersebut dikalikan dengan 50% merupakan unsur biayanya.
Jadi, unsur biaya yang dimaksud sama dengan 50% x Rp850,00 =
Rp425,00.
7) C. Nilai shadow wage dalam proyek adalah produk marginal yang
dilepas di desa (RpO,OO) ditambah dengan nilai sosial kenaikan
konsumsi di kota (Rp425,00) lama dengan Rp425,00.
8) C. Shadow wage mencerminkan 425/8150 atau 50% dari upah
finansialnya.
9) B. Penyesuaian plus pada pos biaya operasi dilakukan apabila proyek
mendapatkan subsidi dari pemerintah. Subsidi bagi pemerintah
merupakan biaya. Oleh karena itu, perlu dikurangkan pada pos
biaya karena dalam perhitungan profitabilitas komersial subsidi
tidak diperhitungkan sebagai biaya.
10) A. Pengalihan teknologi dari pembangunan merupakan manfaat
sosial yang ditimbulkan proyek, sedangkan manfaat-manfaat yang
berhubungan dengan penghematan dari pendapatan devisa,
kesejahteraan masyarakat, pemerataan dan peningkatan
pendapatan serta pertumbuhan perekonomian secara menyeluruh,
misalnya pemanfaatan modal lokal, bahan baku lokal, membantu
pertumbuhan industri lain, menghasilkan devisa dengan ekspor,
atau menghemat devisa dengan produksi barang substitusi impor,
memberikan kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan masyarakat
akan barang dan j as a, meningkatkan pendapatan.
e EKMA431 1/MODUL 5 5.23

Daftar Pustaka

Bryoe, Murray D. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating


Economic Growth. McGaw-Hill Book Co.

Gray, Clive, Lien K. Sabur, P Simanjuntak, P.F.L. Maspaitella. (1987).


Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis-Manajemen, Metode dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

Lukman D. Wijaya. (1983). Sponsor Proyek dan Manajemen. Makalah pada


Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

_ _ _ _ _ . (1983). Evaluasi Kemanfaatan Ekonomi dan Sosial. Makalah


pada Development Banking Courses. Jakarta: Uppindo.

Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek.


Jakarta: Pustaka B inaman.

Suad Husnan dan Suwarsono. (1984). Studi Kelayakan Proyek, Konsep,


Teknik dan Penyusunan Laporan. Yogyakarta: BPKK.

_ _ _ _ _ . (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Sukama Hasan. (1983). Pokok-pokok Aspek Hukum dalam Penilaian Proyek.


Makalah pada Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

Kembali ke Daftar lsi


C>
MDDUL 6

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

PENDAHULUAN

engan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 maka


keberadaan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam
studi kelayakan dirasakan menjadi sangat penting karena mereka dibutuhkan
untuk melakukan studi mengenai dampak lingkungan. Setiap proyek yang
akan dilaksanakan, sesuai dengan peraturan yang berlaku harus diawali
dengan studi mengenai dampak lingkungan (AMDAL), baru kemudian
apabila dari basil studi AMDAL tersebut gagasan proyek dinyatakanfeasible
untuk dilaksanakan maka langkah berikutnya adalah melakukan studi lebih
lanjut di bidang-bidang lain, seperti bidang teknik, sosial dan ekonomi.
Dengan kata lain, studi AMDAL merupakan ujung tombak bagi kelanjutan
suatu studi kelayakan. Analisis mengenai dampak lingkungan diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan
yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan
konsep dan perlunya dilakukan serta langkah-langkah penyusunan analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Lebih khusus, Anda diharapkan
mampu menjelaskan:
1. pengertian eksternalitas proyek;
2. manfaat dan perlunya AMDAL;
3. tahap-tahap penyusunan AMDAL.
6.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 1

Eksternalitas dan Hakikat AMDAL

A. EKSTERNALITAS

Proyek yang sifatnya besar dan terkait dengan masalah sosial ekonomi
umumnya memunculkan masalah externality. Eksternalitas muncul dalam
bentuk produk ikutan atau sampingan (by product). Eksternalitas
menunjukkan suatu "produk" spesifik yang mempunyai karakteristik sebagai
berikut, ( 1) tidak dengan sengaj a diciptakan oleh sponsor proyek tersebut
(perusahaan), tetapi timbul karena kegiatan ekonomi yang sah, (2) di luar
kendali mereka yang terkena dampak externality tersebut, entah dampak yang
menguntungkan ataupun merugikan, (3) externality tidak diperdagangkan.
Antisipasi eksternalitas yang tidak tepat berdampak cukup signifikan pada
ekosistem atau lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis yang
mendalam terhadap kemungkinan munculnya eksternalitas dalam suatu
proyek. Analisis ini salah satunya kita kenai dengan analisis dampak
lingkungan (AMDAL).

B. HAKIKAT AMDAL

Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa


negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis
atau Environmental Impact Assessment yang keduanya disingkat EIA.
Analisis dampak lingkungan (ANDAL) adalah kajian secara cermat dan
mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan,
sedangkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah basil studi
mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau
kegiatan pembangunan layak lingkungan (alami, binaan, sosial-ekonomi dan
budaya). Dengan AMDAL, diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan
dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien dan
meminimumkan dampak negatif terhadap lingkungan.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.3

Tidak semua rencana usaha/kegiatan membutuhkan AMDAL. Studi ini


hanya dilaksanakan oleh proyek-proyek yang berskala besar, memiliki
kegiatan yang kompleks, dan dapat mempengaruhi daerah sensitif/kawasan
lindung. Dengan demikian, AMDAL adalah proses pengkajian terpadu yang
mempertimbangkan aspek ekologi, sosial-ekonomi, dan sosial-budaya
sebagai pelengkap kelayakan dari teknis dan ekonomi suatu rencana usaha
atau kegiatan.
Alasan diperlukannya AMDAL dalam suatu studi kelayakan adalah
(1) karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian
dan (2) AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak
dengan adanya proyek-proyek.
AMDAL suatu proyek bukanlah suatu proyek yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan bagian proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting,
menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan lingkungannya sehingga AMDAL
dapat dipakai dalam rangka pengelolaan dan pemantauan proyek dan
lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar.
Selanjutnya, beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut.

1. Peran AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan


Akti vitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah
disusun rencana pengelolaan lingkungan, yang sebelumnya telah diketahui
dulu dampak lingkungan yang akan timbul sebagai akibat dari proyek yang
akan dibangun. Dalam kenyataannya nanti, dampak lingkungan yang telah
diduga dapat jauh berbeda dengan kenyataannya. Hal ini dapat terjadi karena
kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau karena pemilik proyek
tidak menjalankan proyeknya sesuai AMDAL yang ada. Agar dapat dihindari
kegagalan pengelolaan ini, pemantauan harus dilakukan sedini mungkin,
sejak awal pembangunan, secara terus-menerus dan teratur.

2. Peran AMDAL dalam Pengelolaan Proyek


AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang
disyaratkan untuk mendapatkan perizinan. Selain aspek-aspek studi
kelayakan yang lain, seperti aspek teknis dan ekonomis, seharusnya AMDAL
dilakukan bersama-sama di mana masing-masing aspek dapat memberikan
masukan bagi aspek-aspek lainnya sehingga akan dihasilkan suatu penilaian
yang optimal terhadap proyek. Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa
basil studi kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat menghasilkan
6.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

penyesuaian dalam studi kelayakan untuk aspek lainnya. Bagian dari


AMDAL yang dibarapkan oleb aspek teknis dan ekonomis biasanya adalab
sejaub mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek,
terutama sumber daya yang diperlukan oleb proyek tersebut, seperti air,
energi, manusia, dan ancaman alam sekitar.

3. AMDAL sebagai Dokumen Penting


Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sebagai sumber
informasi yang rinci mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian
proyek, dan gambaran keadaan lingkungan di masa yang akan datang.
Dokumen ini juga penting untuk melakukan evaluasi, untuk membangun
proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.
Dalam Pasal 2 Ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintab RI Nomor 27
Tabun 1999, disebutkan babwa analisis mengenai dampak lingkungan
merupakan komponen dalam studi kelayakan suatu rencana kegiatan.
Hasilnya digunakan sebagai baban perencanaan pembangunan wilayab.
Kemudian, pada Pasal 22 disebutkan lebib lanjut babwa apabila analisis
dampak lingkungan menyimpulkan babwa dampak negatif yang tidak dapat
ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi, lebib besar dibandingkan
dengan dampak positifnya maka instansi yang bertanggung jawab
memutuskan wajib menolak rencana kegiatan yang bersangkutan. Hal ini
menunjukkan begitu pentingnya analisis dampak lingkungan bagi studi
kelayakan suatu rencana kegiatan.
Sebagai contob, pembangunan perluasan kilang minyak BBM di
Balikpapan menurut basil penelitian yang telab dilakukan oleb Helena
Rumondang Hutabarat, menyimpulkan babwa penggunaan effluent water
treatment dapat mengurangi dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari
perluasan kilang minyak itu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, apabila
dalam perluasan kilang minyak itu tidak dibangun sarana pengolaban air
limbab maka akan terjadi pencemaran air laut oleb minyak rata-rata 600 liter
setiap bari. Pencemaran ini akan lebih terasa di Teluk Balikpapan dan Selat
Makasar yang akan merugikan petani tambak. Dengan adanya water
treatment untuk mengolab limbab sebelum dibuang ke laut maka dampak
negatifnya menjadi lebib kecil dibandingkan dengan dampak positifnya.
Secara kuantitatif, basil penelitian tersebut menunjukkan babwa penggunaan
water treatment untuk mengolab limbab dari perluasan kilang minyak
e EKMA431 1/MODUL 6 6.5

tersebut akan memberikan nilai keuntungan yang lebih besar dibandingkan


dengan biayanya sehingga diperoleh net present value yang positif.
Secara keseluruhan hubungan analisis mengenai dampak lingkungan dan
studi kelayakan perusahaan akan nampak seperti dalam gambar berikut ini.

AMDAL

Aspek-aspek studi
kelayakan

Gambar 6.1.
Peranan Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan

C. LANDASAN HUKUM AMDAL

Peraturan-peraturan yang berlaku secara intemasional mengenai


AMDAL dapat berupa deklarasi, perjanjian-perjanjian bilateral maupun
multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi Stockholm yang disebut
Declaration of the United Nations Conference on the Human Environment
oleh semua negara anggota PBB tahun 1972.
AMDAL mulai diberlakukan di Republik Indonesia tahun 1986 melalui
PP 29 Tahun 1986. oleh karena pelaksanaan PP 29 Tahun 1986 mengalami
beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis maka sejak
tanggal 23 Oktober 1993 Pemerintah mencabut PP 29/1986 dan
menggantikannya dengan PP 51 Tahun 1993 tentang AMDAL yang
diharapkan membuat pelaksanaan AMDAL lebih efektif. Selanjutnya pada
tahun 1999 diadakan kembali revisi seiring dengan diberlakukannya Undang-
undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu
dengan PP 27 Tahun 1999. Peraturan pemerintah ini ditindaklanjuti oleh
Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup mengenai jenis usaha
atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
6.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

LATIHAN
____........

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Apakah yang dimaksud dengan AMDAL itu?


2) Bagaimana hubungan AMDAL dengan studi kelayakan?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai


dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup, yang diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan.
2) AMDAL merupakan ujung tombak sekaligus pelengkap kelayakan dari
teknis dan ekonomis suatu rencana usaha atau kegiatan yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana
kegiatan yang berdampak kepada lingkungan.

RANGKUMAN

Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999


tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan maka untuk setiap
laporan studi kelayakan harus dilengkapi dengan AMDAL. Bahkan
boleh dikatakan AMDAL merupakan studi kelayakan pendahuluan suatu
rencana kegiatan yang memiliki dampak penting pada lingkungan hidup.

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Berikut ini contoh eksternalitas yang positif ....
A. enceng gondok pada pembangunan waduk
B. asap tebal pada pengilangan minyak
C. petani ikan keramba pada PLTA
D. penebangan liar pada HPH di Kalimantan Timur
e EKMA431 1/MODUL 6 6.7

2) Pada usaha berikut ini, manakah yang layak melakukan AMDAL?


A. Wartel dengan 3 KBU.
B. Eksplorasi min yak lepas pantai.
C. Kerajinan tangan batik.
D. Rental komputer.

3) Setelah dilakukan AMDAL proyek, ditemukan dampak negatifnya lebih


besar dari dampak positifnya maka instansi yang berwenang
memutuskan ....
A. menolak rencana proyek
B. menerima dengan syarat
C. menunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan
D. menunggu reaksi masyarakat

4) Landasan hukum diberlakukannya AMDAL pada proyek di Indonesia


saat ini adalah ....
A. PP 29 Tahun 1986
B. PP 51 Tahun 1993
C. PP 27 Tahun 1999
D. PP 105 Tahun 1999

5) Jenis usaha dan kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dapat
ditemui di ....
A. PP 29 Tahun 1986
B. PP 51 Tahun 1993
C. PP 27 Tahun 1999
D. SK Menteri KLH

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
6.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.9

KEGIATAN BELAL.JAR 2

Pelaksanaan AMDAL

A. PIHAK TERKAIT DALAM PROSES PELAKSANAAN AMDAL

Pihak yang berkepentingan langsung dengan AMDAL adalah:


1. pemerintah yang ingin memastikan terselenggaranya pembangunan yang
berkelanjutan dan tidak mengorbankan lingkungan;
2. pengusaha/sponsor (untuk selanjutnya disebut sebagai pemrakarsa atau
proponen) yang ingin memastikan rencana usaha atau kegiatannya dapat
beroperasi karena layak lingkungan;
3. masyarakat sebagai kelompok yang terpengaruh langsung dengan
keberadaan proyek

Dalam pelaksanaan, pihak-pihak yang terlibat langsung dalam studi


AMDAL adalah:
1. proponen atau pemrakarsa rencana usaha atau kegiatan;
2. konsultan, pihak pelaksanalpenyusun studi AMDAL yang mewakili
proponen;
3. instansi penanggung jawab; adalah instansi pemerintah yang
membidangi usaha atau kegiatan yang bersangkutan, atau instansi yang
mendapat kewenangan dalam perizinan dari instansi yang membidangi
usaha atau kegiatan tersebut;
4. penilai AMDAL atau Komisi AMDAL, terdiri dari beberapa badan atau
instansi di tingkat pusat maupun daerah yang bertugas menilai dokumen
AMDAL sebagai bahan pengambilan keputusan untuk menetapkan
kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha atau kegiatan. Wakil
masyarakat termasuk dalam Komisi AMDAL.

B. W AKTU PELAKSANAAN AMDAL

Sebagai bagian dari studi kelayakan suatu rencana usaha atau kegiatan
maka studi AMDAL seharusnya dimulai pada saat perencanaan usaha atau
kegiatan. Dengan meletakkan AMDAL pada awal siklus proyek, ia dapat
menjadi masukan yang efektif dalam perencanaan proyek dan dapat
6.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

mencegah pemborosan biaya pembangunan. Secara garis besar proses


AMDAL mencakup langkah sebagai berikut.

Mengidentifikasi Mengidentifikasi
Rencana Proyek Rona Lingkungan

Membandingkan besaran
rencana dengan kondisi
..... ...
lingkungan untuk
mengidentifikasi

Evaluasi dampak dan


Menetapkan langkah-
langkah pengelolaan dan
pemantauan

Gambar 6.2.
Proses AMDAL

C. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN AMDAL

Secara umum, tanggung jawab koordinasi proses pelaksanaan AMDAL


berada pada BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan),
BAPEDAL menyediakan informasi berupa pedoman pelaksanaan studi
AMDAL dan melaksanakan tugas pengawasan pelaksanaannya.
Kewenangan untuk menilai dokumen dan tata laksana AMDAL proyek
berada pada instansi sektoral di tingkat Pusat (Komisi Pusat), dan pada
Pemerintah Daerah Tingkat I atau II (Komisi Daerah).
Keanggotaan dan tata kerja komisi ditetapkan oleh BAPEDAL. Tim
teknis dapat dibentuk untuk membantu pekerjaan setiap komisi.

Komisi Pusat Komisi Daerah


Dibentuk oleh: Menteri/Kepala lnstansi Sektoral Gubernur

Diketuai oleh: Sekjen atau pejabat eselon I yang Ketua BAPPEDA


ditunjuk dalam departemen.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.11

Komisi Pusat Komisi Daerah


Anggota Tetap: Wakil-wakil dari instansi yang Wakil BLH, BAPPEDA,
berwenang BAPEDAL, Depdagri, BKPMD dan BPN di Tk. I,
BKPM dan BPN serta PSL
Anggota Tidak Wakil-wakil dari instansi yang Sekwilda, BAPPEDA Tk. II,
Tetap: berkepentingan, LSM, tokoh/wakil wakil dari din as terkait,
masyarakat, pakar, dan anggota tokoh/wakil masyarakat, LSM,
lain yang dianggap perlu dan anggota lain yang
dian ap perlu

D. PROSES PENAPISAN KEGIATANIUSAHA YANG WAJIB


AMDAL

Proses penapisan wajib AMDAL adalah proses penentuan apakah suatu


rencana usaha atau kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Proses
penapisan wajib AMDAL ini mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup.

1. Jenis Usaha atau Kegiatan Wajib AMDAL


Jenis usaha atau kegiatan yang wajib AMDAL adalah kegiatan-kegiatan
yang berskala besar, kompleks, dan berbatasan langsung atau bisa
mempengaruhi fungsi kawasan sensitif sehingga dapat menimbulkan dampak
penting, yang meliputi:
a. pengubahan bentuk laban dan bentang alam;
b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbarui maupun yang tak
terbarui;
c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta
kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi sumber daya dan/atau perlindungan eagar budaya;
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis he wan, dan jasad renik;
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
h. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup;
i. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi, dan/atau mempengaruhi
pertahanan ne gara.
6.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Berdasarkan kriteria tersebut, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


mencantumkan daftar rencana usaha atau kegiatan yang wajib melakukan
studi AMDAL.

2. Prosedur Penapisan
Berikut ini adalah langkah-langkah penapisan usaha atau kegiatan wajib
AMDAL.
a. Perhatikan daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL dalam Daftar
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Jika rencana usaha atau kegiatan
masuk dalam daftar ini maka jenis usaha atau kegiatan tersebut wajib
AMDAL.
b. Jika usaha atau kegiatan tidak termasuk dalam daftar pada poin a, periksa
kembali apakah rencana usaha atau kegiatan masuk dalam kriteria
berikutnya, yaitu berbatasan langsung dengan daerah sensitif dalam
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup sehingga rencana tersebut menjadi
wajib AMDAL.
c. Jika usaha atau kegiatan tidak termasuk dalam kriteria pada poin a dan b
namun masuk dalam kriteria berikutnya, yaitu dapat mengubah fungsi
atau peruntukan kawasan lindung maka rencana ini juga wajib AMDAL.
d. Jika usaha atau kegiatan masuk dalam kriteria berikutnya, yaitu berada
dalam kawasan lindung yang telah berubah peruntukannya maka rencana
ini menjadi wajib AMDAL.
e. Jika dalam proses penapisan usaha atau kegiatan wajib AMDAL terjadi
keraguan maka wewenang penetapan wajib AMDAL diserahkan pada
Menteri Lingkungan Hidup yang mengeluarkan keputusan secara tertulis.
f. Jika usaha atau kegiatan tidak termasuk dalam semua ketentuan-
ketentuan di atas maka rencana tidak wajib AMDAL, tetapi diharuskan
membuat Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) di bawah pengawasan instansi teknis yang
berwenang.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.13

Apakah
keg iatan ada Ya
Tidak
di daftar Keputusan wajib
kegiatan amdal proyek

Tidak Apakah Tidak


kegiatannya Berada dalam Ya
satu kawasan Keputusan wajib
bersifat mul t i amdal kawasan
Apakah sektora l tertentu/
kegiatan berada spesifik
dalam wilayah
sensitif
Ya
Wajib Keputusan amdal
Tidak AMDAL t erpadu

Amdal regional
Ada seba b
lain/kriteria Ya Konsu ltasi
khusus sehingga dengan
menjadi wajib Menteri
Amdal

Tidak Tidak
Wajib
Keputusan bebas .___ _ _ _____J AMDAL
amdal

Gambar 6.3.
Skema Proses Penapisan Kegiatan Wajib AMDAL

3. Penetapan Jenis Studi AMDAL


Dalam PP 51 Tahun 1993 yang diperbaharui dengan PP 27 Tahun 1999,
ditetapkan empat jenis pendekatan studi AMDAL bagi rencana usaha atau
kegiatan yang masuk dalam kriteria wajib AMDAL, yaitu sebagai berikut.
a. AMDAL Proyek, untuk suatu rencana usaha atau kegiatan yang berada
dalam wewenang satu instansi sektoral. Contoh: AMDAL Pabrik Tekstil,
AMDAL Rumah Sakit.
b. AMDAL Usaha atau Kegiatan Terpadu/Multisektor, untuk suatu rencana
usaha atau kegiatan yang sifatnya terpadu (terkait dalam perencanaan,
pengelolaan, dan proses produksinya), berada dalam satu kesatuan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi. Contoh:
AMDAL untuk Pabrik Pulp & Paper yang didukung oleh HTI, PLTU,
Pelabuhan, dan Jalan Raya. Jenis AMDAL ini ditangani oleh komisi
AMDAL Kegiatan Terpadu yang dikoordinasi oleh BAPEDAL.
c. AMDAL Kawasan, untuk suatu rencana usaha atau kegiatan yang
berlokasi dalam suatu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut
kewenangan satu instansi. Contoh: AMDAL untuk Kawasan Industri,
AMDAL untuk Kawasan Pariwisata. Semua kegiatan dalam areal ini
tidak perlu lagi membuat AMDAL masing-masing.
6.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

d. AMDAL Regional, untuk suatu rencana usaha atau kegiatan dalam satu
kesatuan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan
Rencana Umum Tata Ruang Daerah dan melibatkan kewenangan lebih
dari satu instansi. Contoh: AMDAL untuk pembangunan kota-kota baru.

E. PROSEDUR PELAKSANAAN AMDAL

1. lsi Dokumen AMDAL


Dokumen AMDAL terdiri dari empat rangkaian basil studi yang
dilaksanakan secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan atau biasa
disebut KA-AMDAL.
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut sebagi
ANDAL.
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan yang selanjutnya disebut
RKL.
d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan yang selanjutnya disebut
RPL.

2. Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian dokumen AMDAL dibagi menjadi dua tahapan
pokok, yaitu penilaian dokumen KA-ANDAL dalam tahap pertama, serta
penilaian dokumen ANDAL, RKL dan RPL dalam tahap kedua. Skema
proses penilaian AMDAL dijelaskan pada Gambar 6.4.

a. KA-ANDAL
Berdasarkan PP 51 Tahun 1993 yang diperbarui dengan PP 27
Tahun 1999, KA-ANDAL atau Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan.
Dokumen ini merupakan bagian pertama dari rangkaian studi AMDAL, KA-
ANDAL ini disusun atas dasar pelingkupan dengan fokus aspek dan
parameter lingkungan yang penting. Dalam dokumen ini dicantumkan uraian
rencana usaha atau kegiatan yang akan dikembangkan; batas wilayah studi
menurut proyek, administratif, dan ekologis; metode pengumpulan data dan
analisisnya; tim studi dan biaya studi.
KA-ANDAL ini dapat dianggap sah sebagai dasar studi AMDAL
selanjutnya bila tidak ditanggapi selama 75 hari. Apabila KA-ANDAL sudah
e EKMA431 1/MODUL 6 6.15

disepakati (sudah mendapat tanggapan komisi AMDAL), studi dapat


langsung dilanjutkan dengan penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL.

b. ANDAL, RKL, dan RPL


ANDAL adalah telaahan secara cermat mengenai dampak penting
lingkungan. Studi ini disusun untuk mengetahui sejauh mana dampak penting
tersebut berpengaruh pada kualitas lingkungan dan apakah dapat
ditanggulangi dengan teknologi yang ada. Studi ini juga berfungsi sebagai
bahan pertimbangan untuk menetapkan apakah rencana usaha atau kegiatan
ditolak atau diterima.
RKL adalah dokumen yang memuat upaya penanganan dampak penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha atau
kegiatan. Dokumen ini berisi upaya-upaya pengelolaan dampak yang dapat
dilakukan, pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya, dan
perkiraan biaya pengelolaannya. Dokumen ini sifatnya operasional dan
teknis.
RPL adalah dokumen yang memuat upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat rencana usaha atau
kegiatan. Dokumen ini berisi upaya pemantauan kondisi lingkungan agar
dapat lebih cepat mengantisipasi dan mendeteksi adanya kemungkinan
perubahan kondisi lingkungan yang dapat mengubah kebutuhan pengelolaan
lingkungan.
Ketiga dokumen ini merupakan satu rangkaian studi yang tidak boleh
dipisahkan, baik dalam pembahasan maupun penilaian. Rangkaian dokumen
ini dibahas dan dinilai bersama-sama di hadapan Komisi. Bila dokumen
dianggap memenuhi syarat, wajib diperbaiki sesuai petunjuk Komisi yang
bertanggung jawab. Keputusan mengenai diterima atau tidaknya dokumen ini
ditetapkan selambat-lambatnya 75 hari sejak diterimanya laporan. Keputusan
bagi proyek-proyek tingkat nasional ditetapkan oleh Menteri Sektoral atau
Kepala LPND, sedangkan keputusan bagi proyek-proyek tingkat daerah
ditetapkan oleh Gubernur/KDH Tk.I.
Usaha/kegiatan yang bebas AMDAL masih perlu menyusun Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL),
menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor tentang
Pedoman umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan. Proses penyusunan ini tidak diatur dalam tahapan penyusunan
AMDAL.
6.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Rencqna Us-aha
atau k.egiat an

Memiliki
damp a ~
p en ~ing

B..ebas
AMDAL
- .

PERENC:ANAAN UMtJM

KA - ANr)AL
..

PRA 8TUQI.K1ELAYAKA~
- - ..N
- -----±-- - - - - - - - - - - - - - - . : : ; - - - - - - - -7 :5 hari ·

UKL & UPL A.NDAL


- .
RKL& 'RPL

STUD.f KELAYAKAN

Gambar 6.4.
Skema Proses Penilaian AMDAL Rencana Usaha atau Kegiatan

F. TANGGUNG JA WAB PENGA W ASAN DAN PERIZINAN


AMDAL

Pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan pelaksanaan AMDAL


adalah instansi yang secara teknis membidangi usaha atau kegiatan tersebut
serta instansi yang diberi wewenang untuk mengendalikan dampak
lingkungan (dalam hal ini adalah BAPEDAL). Instansi tersebut dapat
melakukan koordinasi dengan instansi lain yang terkait pada proses
pengawasannya.
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran
yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perizinan
rencana usaha atau kegiatan. Menurut PP 27/1999, Izin Usaha Tetap suatu
rencana usaha atau kegiatan baru akan diberikan bila pelaksanaan RKL dan
RPL yang merupakan bagian dari studi AMDAL-nya dinilai baik.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.17

Keterkaitan AMDAL dengan perizinan diatur oleh sektor yang bersangkutan


sehingga AMDAL efektif untuk menjaga kelestarian lingkungan, tetapi tidak
mempersulit pelaksanaan usaha atau kegiatan.

G. PERAN SERTA MASYARAKAT DAN SISTEM PEMBINAAN

Masyarakat merupakan fokus dalam studi AMDAL sehingga AMDAL


bersifat terbuka untuk umum. Suatu kegiatan usaha harus meminimumkan
dampak negatif bagi kepentingan rakyat banyak. Oleh sebab itu, pengawasan
dari masyarakat juga diperlukan sehingga informasi AMDAL terbuka untuk
masyarakat.
Instansi wajib mengumumkan secara luas suatu rencana usaha atau
kegiatan yang membutuhkan studi AMDAL agar masyarakat luas dapat
memberikan tanggapan yang disalurkan lewat Komisi, terutama bagi
masyarakat yang berkepentingan langsung dengan keberadaan rencana
tersebut. lnstansi juga wajib membuka kesempatan perolehan informasi
mengenai dokumen AMDAL kepada masyarakat umum, kecuali untuk
kegiatan-kegiatan yang menyangkut rahasia negara.

Sistem Pembinaan AMDAL Di Indonesia


Untuk membina pelaksanaan sistem AMDAL di Indonesia, dilaksanakan
berbagai pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan AMDAL.
Khusus untuk memasyarakatkan wawasan pelaksanaan studi AMDAL bagi
masyarakat luas, diselenggarakan kursus AMDAL yang terdiri dari kursus-
kursus (1) ditujukan pada kelompok masyarakat luas agar dapat memiliki
wawasan pengetahuan dasar tentang AMDAL; (2) Ditujukan pada kelompok
sasaran calon penyusun AMDAL agar dapat memiliki kemampuan menyusun
AMDAL; (3) Ditujukan kepada calon penilai AMDAL, seperti Komisi, Tim
Teknis, dan LSM untuk dapat menilai dokumen AMDAL; dan (4) Kursus-
kursus yang spesifik tentang AMDAL; misalnya AMDAL Pelabuhan,
AMDAL Perikanan. Penyelenggaraan dilaksanakan oleh Pusat Studi
Lingkungan yang bekerja sama BAPEDAL dan organisasi lain.
6.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

LATIHAN
____........

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Jelaskan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam studi AMDAL!


2) Jelaskan prosedur penapisan us aha wajib!
3) Jelaskan sistem pembinaan AMDAL di Indonesia!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam studi AMDAL adalah:


a) proponen atau pemrakarsa rencana usaha;
b) konsultan, pihak pelaksana/penyusun studi AMDAL yang mewakili
proponen;
c) instansi penanggung jawab, adalah instansi pemerintah yang
membidangi usaha atau kegiatan yang bersangkutan, atau instansi
yang membidangi usaha atau kegiatan yang bersangkutan;
d) penilai AMDAL atau komisi AMDAL, terdiri dari berbagai badan
atau instansi di tingkat pusat maupun daerah yang memiliki
dokumen AMDAL untuk memutuskan kelayakan lingkungan
sebuah usaha.
2) Proses penapisan usaha wajib AMDAL adalah sebagai berikut:
a) perhatikan daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL dalam
daftar Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Jika rencana usaha
masuk daftar ini maka usaha tersebut wajib AMDAL;
b) jika usaha tidak termasuk dalam daftar pada poin a, periksa kembali
apakah rencana usaha masuk dalam kriteria berikutnya, yaitu
berbatasan langsung dengan daerah sensitif dalam keputusan
Menteri Lingkungan Hidup sehingga rencana usaha tersebut wajib
AMDAL;
c) jika usaha tidak termasuk dalam kriteria pada poin a dan b, namun
masuk dalam kriteria berikutnya, yaitu dapat mengubah fungsi atau
peruntukan kawasan lindung maka rencana ini juga wajib AMDAL;
e EKMA431 1/MODUL 6 6.19

d) jika usaha atau kegiatan masuk dalam kriteria berikutnya, yaitu


berada dalam kawasan lindung yang telah berubah peruntukannya
maka rencana ini wajib AMDAL;
e) jika dalam proses penapisan usaha wajib AMDAL terjadi keraguan
maka penetapan wajib AMDAL diserahkan pada Menteri
Lingkungan Hidup yang mengeluarkan keputusan secara tertulis;
f) jika usaha tidak masuk dalam semua ketentuan-ketentuan di atas
maka rencana usaha tidak wajib AMDAL, tetap diharuskan
membuat UKL dan UPL di bawah pengawasan instansi teknis yang
berwenang.
3) Sistem pembinaan AMDAL di Indonesia dilaksanakan melalui
pendidikan pelatihan, penelitian, dan pengembangan AMDAL. Selain itu
dilaksanakan kursus-kursus, yang meliputi:
a) ditujukan kepada kelompok masyarakat luas agar memiliki wawasan
pengetahuan dasar tentang AMDAL;
b) ditujukan kepada kelompok sasaran calon penyusun AMDAL agar
dapat memiliki kemampuan menyusun AMDAL;
c) ditujukan kepada calon penilai AMDAL seperti komisi, tim teknis,
dan LSM untuk dapat menilai dokumen AMDAL;
d) kursus-kursus spesifik tentang AMDAL, misalnya AMDAL
kelautan.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Pihak yang berkepentingan langsung dengan AMDAL adalah


pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya pihak-
pihak yang terlibat langsung dalam AMDAL adalah pengusaha,
konsultan, instansi penanggung jawab, dan komisi penilai. AMDAL
dimulai saat perencanaan usaha dimulai.
Jenis usaha yang wajib AMDAL adalah kegiatan-kegiatan berskala
besar, kompleks dan berbatasan langsung atau bisa mempengaruhi
fungsi kawasan sensitif sehingga berdampak penting.
Dokumen AMDAL terdiri atas KA-AMDAL, ANDAL, PKL, dan
RPL. Keempatnya merupakan rangkaian hasil studi yang dilaksanakan
secara berurutan.
6.20 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TES FDRMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Penanggung jawab proses pelaksanaan AMDAL berada pada ....
A. BAPEDAL
B. menteri lingkungan hidup
C. gubernur kepala daerah
D. masyarakat

2) Pihak yang berkepentingan dengan AMDAL karena ingin memastikan


rencana usaha dapat beroperasi karena layak lingkungan adalah ....
A. masyarakat
B. pengusaha
C. pemerintah
D. komisi AMDAL

3) Dokumen AMDAL yang berisi rencana pengelolaan lingkungan disebut


dengan ....
A. KA-AMDAL
B. ANDAL
C. RKL
D. RPL

4) Usaha yang bebas AMDAL masih perlu menyusun 2 dokumen penting


agar usaha dapat digunakan, yaitu ....
A. RKL dan UKL
B. KA-AMDAL dan ANDAL
C. RKL dan RPL
D. UKL dan UPL

5) Tujuan diikutsertakannya masyarakat luas dalam kursus-kursus AMDAL


adalah agar mas yarakat ....
A. memiliki kemampuan menyusun AMDAL
B. menguasai keahlian menyusun AMDAL
C. menilai dokumen AMDAL
D. memiliki wawasan pengetahuan dasar tentang AMDAL
e EKMA431 1/MODUL 6 6.21

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
6.22 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif2


1) c 1) A
2) B 2) B
3) A 3) c
4) c 4) D
5) D 5) D
e EKMA431 1/MODUL 6 6.23

Daftar Pustaka

PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


Hidup. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59.
Jakarta.

Bryoe, Murray D. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating


Economic Growth. McGaw-Hill Book Co.

Gray, Clive, Lien K. Sabur, P Simanjuntak, P.F.L. Maspaitella. (1987).


Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis-Manajemen, Metode dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

Lukman D. Wijaya. (1983). Sponsor Proyek dan Manajemen. Makalah pada


Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

_____ . (1983). Evaluasi Kemanfaatan Ekonomi dan Sosial. Makalah


pada Development Banking Courses. Jakarta: Uppindo.

Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek.


Jakarta: Pustaka Binaman.

Suad Husnan dan Suwarsono. (1984). Studi Kelayakan Proyek, Konsep,


Teknik dan Penyusunan Laporan. Yogyakarta: BPKK.

_ _ _ _ . (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Sukama Hasan. (1983). Pokok-pokok Aspek Hukum dalam Penilaian Proyek.


Makalah pada Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.
6.24 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 27 TAHUN 1999

TENTANG

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang •
• a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan
berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya sadar
dan berencana mengelola sumber daya secara
bijaksana dalam pembangunan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup,
perlu dijaga keserasian antarberbagai usaha dan/atau
kegiatan;

b. bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan pada dasarnya


menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup
yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya
sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan
pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan
sedini mungkin;

c. bahwa analisis mengenai dampak lingkungan hidup


diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan
yang mempunyai dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup;

d. bahwa dengan diundangkannya Undang-undang 23


Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
perlu dilakukan penyesuaian terhadap Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan;
e EKMA431 1/MODUL 6 6.25

e. bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang


perlu menetap-kan Peraturan Pemerintah tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

Mengingat : 1. Pasal5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3699);

MEMUTUSKAN;

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG ANALISIS


MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasall

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian


mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan;

2. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang


sangat men-dasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan;

3. Kerangka acuan adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak


lingkungan hidup yang merupakan basil pelingkupan;
6.26 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4. Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah telaahan secara


cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan;

5. Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya penanganan


dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan
akibat dari rencana usaha usaha danlatau kegiatan;

6. Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan


komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting
akibat dari rencana usaha danlatau kegiatan;

7. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab


atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanakan;

8. lnstansi yang berwenang adalah instansi yang berwenang memberikan


keputusan izin melakukan usaha danlatau kegiatan;

9. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang berwenang


memberikan ke-putusan kelayakan lingkungan hidup dengan pengertian
bahwa kewenangan di tingkat pusat berada pada Kepala instansi yang
ditugasi mengendalikan dampak lingkungan dan di tingkat daerah berada
pada Gubernur;

10. Instansi yang membidangi usaha danlatau kegiatan adalah instansi yang
membina secara teknis usaha danlatau kegiatan dimaksud;

11. Komisi penilai adalah komisi yang bertugas menilai dokumen analisis
mengenai dampak lingkungan hidup dengan pengertian di tingkat pusat
oleh komisi penilai pusat dan di tingkat daerah oleh komisi penilai
daerah;

12. Menteri adalah Menteri yang ditugasi untuk mengelola lingkungan


hidup;
e EKMA431 1/MODUL 6 6.27

13. Instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan adalah


instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak
lingkungan;
14. Gubemur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau Gubemur
Kepala Daerah lstimewa atau Gubernur Kepala Daerah Khusus lbu kota
Jakarta.

Pasal2

(1) Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian kegiatan


studi kelayakan rencana usaha dan/atau kegiatan.

(2) Hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup digunakan sebagai


bahan perencanaan pembangunan wilayah.

(3) Penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup dapat


dilakukan melalui pendekatan studi terhadap usaha dan/atau kegiatan
tunggal, terpadu atau kegiatan dalam kawasan.

Pasal3

(1) Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak


besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi:

a. pengubahan bentuk laban dan bentang alam;

b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbarui maupun yang tak
terbarui;

c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan


pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta
kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;

d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan


alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
6.28 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi


pelestarian kawasan konservasi sumber daya dan/atau perlindungan
eagar budaya;

f. introduksijenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, danjasad renik;

g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;

h. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar


untuk mempengaruhi lingkungan hidup;

i. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi, dan/atau mempengaruhi


pertahanan negara.

(2) Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan
oleh menteri setelah mendengar dan memperhatikan saran dan pendapat
Menteri lain dan/atau Pimpinan Lembaga Pemerintah NonDepartemen
yang terkait;

(3) Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
ditinjau kembali sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun.

(4) Bagi rencana usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib melakukan pengelolaan
lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang
pembinaannya berada pada instansi yang membidangi usaha dan/atau
kegiatan.

(5) Pejabat dari instansi yang berwenang menerbitkan izin melakukan usaha
dan/atau kegiatan wajib mencantumkan upaya pengelolaan lingkungan
hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup dalam izin melakukan
usaha dan/atau kegiatan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan kewajiban upaya


pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh instansi yang
e EKMA431 1/MODUL 6 6.29

membidangi usaha dan/atau kegiatan setelah mempertimbangkan


masukan dari instansi yang bertanggung jawab.

Pasal4

(1) Usaha dan/atau kegiatan yang akan dibangun di dalam kawasan yang
sudah dibuatkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup tidak
diwajibkan membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup lagi.

(2) Usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diwajibkan untuk melakukan pengendalian dampak lingkungan hidup
dan perlindungan fungsi lingkungan hidup sesuai dengan rencana
pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan
hidup kawasan.

Pasal5

(1) Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan terhadap lingkungan hidup, antara lain:

a. jumlah manusia yang akan terkena dampak;

b. luas wilayah persebaran dampak;

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

d. banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak;

e. sifat kumulatif dampak;

f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.

(2) Pedoman mengenai penentuan dampak besar dan penting sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan.
6.30 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Pasal6

(1) Analisis mengenai dampak lingkungan hidup sebagaimana dalam pasal 3


ayat (2) tidak perlu dibuat bagi rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
menanggulangi suatu keadaan darurat.

(2) Menteri lain dan/atau Pimpinan Lembaga Pemerintah NonDepartemen


yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan
menetapkan telah terjadinya suatu keadaan darurat.

Pasal7

(1) Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang


harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang.

(2) Permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pemrakarsa kepada pejabat yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
wajib melampirkan keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha
dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) yang
diberikan oleh instansi yang bertanggung jawab.

(3) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


mencantumkan syarat dan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam
rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan
lingkungan hidup sebagai ketentuan dalam izin melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang diterbitkannya.

(4) Ketentuan dalam izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh
pemrakarsa, dalam menjalankan usaha dan/atau kegiatannya.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.31

BABII

KOMISI PENILAI ANALISIS MENGENAI


DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Pasal8

( 1) Komisi penilai dibentuk:

a. di tingkat pusat : oleh Menteri

b. di tingkat daerah: oleh Gubernur

(2) Komisi penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1):

a. di tingkat pusat berkedudukan di instansi yang ditugasi


mengendalikan dampak lingkungan.

b. di tingkat daerah berkedudukan di instansi yang ditugasi


mengendalikan dampak lingkungan Daerah Tingkat I.

(3) Komisi penilai menilai kerangka acuan, analisis dampak lingkungan


hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup.

(4) Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Penilai sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dibantu oleh tim teknis yang bertugas memberikan
pertimbangan teknis atas kerangka acuan, analisis dampak lingkungan
hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup.

(5) Dalam menjalankan tugasnya, komisi penilai pusat sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a dibantu oleh tim teknis dari masing-
masing sektor.
6.32 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

(6) Kornisi penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyerahkan hasil
penilaiannya kepada instansi yang bertanggung jawab untuk dijadikan
dasar keputusan atas kerangka acuan, analisis dampak lingkungan hidup,
rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup.

(7) Ketentuan mengenai tata kerj a kornisi penilai dimaksud, baik pusat
maupun daerah, ditetapkan oleh Menteri, setelah mendengar dan
memperhatikan saran/pendapat Menteri Dalam Negeri dan Menteri lain
dan/atau Pimpinan Lembaga Pemerintah NonDepartemen yang terkait.

(8) Ketentuan mengenai tata kerja tim teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) ditetapkan lebih lanjut oleh Kornisi Penilai Pusat.

Pasal9

(1) Kornisi penilai pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf
a terdiri atas unsur-unsur instansi yang ditugasi mengelola lingkungan
hidup, instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan,
Departemen Dalam Negeri, instansi yang ditugasi bidang kesehatan,
instansi yang ditugasi bidang pertahanan dan keamanan, instansi yang
ditugasi bidang perencanaan pembangunan nasional, instansi yang
ditugasi bidang penanaman modal, instansi yang ditugasi bidang
pertanahan, instansi yang ditugasi bidang ilmu pengetahuan, departemen
dan/atau Lembaga Pemerintah NonDepartemen yang membidangi usaha
dan/atau Lembaga Pemerintah NonDepartemen yang terkait, wakil
Provinsi Daerah Tingkat I yang bersangkutan, wakil Kabupaten/
Kotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan, ahli di bidang
lingkungan hidup, ahli di bidang yang berkaitan, organisasi lingkungan
hidup sesuai dengan bidang usaha dan/atau kegiatan yang dikaji, wakil
masyarakat terkena dampak, serta anggota lain yang dipandang perlu.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan anggota kornisi penilai pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.33

PasallO

(1) Komisi penilai daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf b terdiri atas unsur-unsur: Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Tingkat I, instansi yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan, instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan
Daerah Tingkat I, instansi yang ditugasi bidang penanaman modal
daerah, instansi yang ditugasi bidang pertanahan di daerah, instansi yang
ditugasi bidang pertahanan dan keamanan daerah, instansi yang ditugasi
bidang kesehatan Daerah Tingkat I, wakil instansi pusat dan/atau daerah
yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, wakil
instansi terkait di Provinsi Daerah Tingkat I, wakil Kabupaten/
Kotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan, pusat studi lingkungan
hidup perguruan tinggi daerah yang bersangkutan, ahli di bidang
lingkungan hidup, ahli di bidang yang berkaitan, organisasi lingkungan
hidup di daerah, organisasi lingkungan hidup sesuai dengan bidang
usaha dan/atau kegiatan yang dikaji, warga masyarakat yang terkena
dampak, serta anggota lain yang dipandang perlu.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan anggota komisi penilai daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur.

Pasalll

(1) Komisi penilai pusat berwenang menilai basil analisis mengenai dampak
lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi
kriteria:

a. usaha dan/atau kegiatan bersifat strategis dan/atau menyangkut


ketahanan dan keamanan negara;

b. usaha dan atau kegiatan yang lokasinya meliputi lebih dari satu
wilayah provinsi daerah tingkat I;

c. usaha dan atau kegiatan yang berlokasi di wilayah sengketa dengan


negara lain;
6.34 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

d. usaha dan atau kegiatan yang berlokasi di wilayah ruang lautan;


e. usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di lintas batas negara kesatuan
Republik Indonesia dengan negara lain.

(2) Komisi penilai daerah berwenang menilai analisis mengenai dampak


lingkungan hidup bagi jenis-jenis usaha dan/atau kegiatan yang di luar
kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal12

(1) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (4) terdiri atas para
ahli dari instansi teknis yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan dan instansi yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan, serta ahli lain dengan bidang ilmu yang terkait.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan anggota tim teknis


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri untuk
komisi penilai pusat, dan oleh Gubernur untuk komisi penilai daerah
tingkat I.

Pasal13

Dalam melaksanakan tugasnya, komisi penilai sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 ayat (1), wajib memperhatikan kebijaksanaan nasional pengelolaan
lingkungan hidup, rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang
wilayah dan kepentingan pertahanan keamanan.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.35

BAB III

TATA LAKSANA
Bagian Pertama

Kerangka Acuan

Pasal14

(1) Kerangka acuan sebagai dasar pembuatan analisis dampak lingkungan


hidup disusun pemrakarsa.

(2) Kerangka acuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun


berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kepala instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan.

PasallS

(1) Kerangka acuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)


disampaikan oleh pemrakarsa kepada instansi yang bertanggung jawab,
dengan ketentuan:
a. di tingkat pusat: kepada Kepala instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan melalui komisi penilai pusat;
b. di tingkat daerah: kepada Gubernur melalui komisi penilai daerah
tingkat I.

(2) Komisi penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan
tanda bukti penerimaan kepada pemrakarsa dengan menuliskan hari dan
tanggal diterimanya kerangka acuan pembuatan analisis dampak
lingkungan hidup.
6.36 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Pasal16

(1) Kerangka acuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dinilai oleh


komisi penilai bersama dengan pemrakarsa untuk menyepakati ruang
lingkup kajian analisis dampak lingkungan hidup yang akan
dilaksanakan.

(2) Keputusan atas penilaian kerangka acuan sebagaimana pada ayat ( 1)


wajib diberikan oleh instansi yang bertanggung jawab dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari kerja terhitung
sejak tanggal diterimanya kerangka acuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (2).

(3) Apabila instansi yang bertanggung jawab tidak menerbitkan keputusan


dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka instansi
yang bertanggung jawab dianggap menerima kerangka acuan dimaksud.

(4) Instansi yang bertanggung jawab wajib menolak kerangka acuan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila rencana lokasi
dilaksanakan usaha dan/atau kegiatan terletak dalam kawasan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang
kawasan.

Bagian Kedua

Analisis Dampak Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan Lingkungan


Hidup, dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

Pasal17

(1) Pemrakarsa menyusun analisis dampak lingkungan hidup, rencana


pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan
hidup, berdasarkan kerangka acuan yang telah mendapatkan keputusan
dari instansi yang bertanggung j awab.

(2) Penyusunan analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan


lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup,
e EKMA431 1/MODUL 6 6.37

berpedoman pada pedoman penyusunan analisis dampak lingkungan


hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup yang ditetapkan oleh Kepala instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan.

Pasal18

(1) Analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan


hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup, diajukan oleh
pemrakarsa kepada:

a. di tingkat pusat: Kepala instansi yang ditugasi mengendalikan


dampak lingkungan melalui komisi penilai pusat;
b. di tingkat daerah: Gubernur melalui komisi penilai daerah tingkat I.

(2) Komisi penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan
tanda bukti penerimaan kepada pemrakarsa dengan menuliskan hari dan
tanggal diterimanya analisis dampak lingkungan hidup, rencana
pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal19

(1) Analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan


hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup dinilai:

a. di tingkat pusat: oleh komisi penilai pusat;


b. di tingkat daerah: oleh komisi penilai daerah.

(2) Instansi yang bertanggung jawab menerbitkan keputusan kelayakan


lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan berdasarkan basil
penilaian analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan
lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
6.38 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

(3) Dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) wajib dicantumkan dasar pertimbangan dikeluarkannya
keputusan itu, dan pertimbangan terhadap saran, pendapat, dan
tanggapan yang diajukan oleh warga masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (2).

Pasal20

(1) lnstansi yang bertanggung jawab menerbitkan keputusan kelayakan


lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (2), dalam jangka waktu selambat-lambatnya 75
(tujuh puluh lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterima dokumen
analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan
hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud dalam Pasal18 ayat (2).

(2) Apabila instansi yang bertanggung jawab tidak menerbitkan keputusan


dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka rencana
usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan dianggap layak lingkungan.

Pasal21

(1) Instansi yang bertanggung jawab mengembalikan analisis dampak


lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana
pemantauan lingkungan hidup kepada pemrakarsa untuk diperbaiki
apabila kualitas analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan
lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup tidak
sesuai dengan pedoman penyusunan analisis dampak lingkungan hidup,
rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup.

(2) Perbaikan analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan


lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup diajukan
kembali kepada instansi yang bertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal17, Pasal18, Pasal19, dan Pasal20.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.39

(3) Penilaian atas analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan


lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup serta
pemberian keputusan kelayakan lingkungan hidup atas usaha dan atau
kegiatan dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 19 dan
Pasal20.

Pasal22

(1) Apabila basil penilaian komisi penilai menyimpulkan bahwa:

a. dampak besar dan penting negatif yang akan ditimbulkan oleh usaha
dan/atau kegiatan yang bersangkutan tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia, atau
b. biaya penanggulangan dampak besar dan penting negatif lebih besar
daripada manfaat dampak besar dan penting positif yang akan
ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan,

maka instansi yang bertanggung jawab memberikan keputusan bahwa


rencana usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan tidak layak lingkungan.

(2) Instansi yang berwenang menolak permohonan izin melakukan usaha


dan/atau kegiatan yang bersangkutan apabila instansi yang bertanggung
jawab memberikan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Pasal23

Salinan analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan


hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup, serta salinan keputusan
kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan disampaikan oleh:

a. di tingkat pusat: instansi yang ditugasi mengendalikan dampak


lingkungan hidup kepada instansi yang berwenang menerbitkan izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, instansi terkait
yang berkepentingan, Gubernur dan Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat II yang bersangkutan.
6.40 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

b. di tingkat daerah: Gubernur kepada Menteri, Kepala instansi yang


ditugasi mengendalikan dampak lingkungan, instansi yang berwenang
menerbitkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan,
dan instansi yang terkait.

Bagian Ketiga

Kedaluwarsa dan Batalnya Keputusan Hasil Analisis Dampak


Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

Pasal24

(1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan


dinyatakan kedaluwarsa atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini, apabila
rencana usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu
3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya keputusan kelayakan tersebut.

(2) Apabila keputusan kelayakan lingkungan hidup dinyatakan kedaluwarsa


sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) maka untuk melaksanakan rencana
usaha dan/atau kegiatannya, pemrakarsa wajib mengajukan kembali
permohonan persetujuan atas analisis dampak lingkungan hidup dan
rencana pemantauan lingkungan hidup kepada instansi yang bertanggung
jawab.

(3) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) instansi


yang bertanggung jawab memutuskan:

a. analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan


hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup yang pernah
disetujui dapat sepenuhnya dipergunakan kembali ; atau
b. pemrakarsa wajib membuat analisis mengenai dampak lingkungan
hidup baru sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.41

Pasal25

(1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan


menjadi batal atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini apabila pemrakarsa
memindahkan lokasi usaha dan/atau kegiatannya.

(2) Apabila pemrakarsa hendak melaksanakan usaha dan/atau kegiatan di


lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemrakarsa wajib membuat
analisis mengenai dampak lingkungan hidup baru sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal26

(1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan


menjadi batal atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini apabila pemrakarsa
mengubah desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan
baku dan/atau bahan penolong.

(2) Apabila pemrakarsa hendak melaksanakan usaha dan/atau kegiatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka pemrakarsa wajib membuat
analisis mengenai dampak lingkungan hidup baru sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal27

(1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan


menjadi batal atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini apabila terjadi
perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam
atau karena akibat lain sebelum dan pada waktu usaha/dan/kegiatan yang
bersangkutan dilaksanakan.

(2) Apabila pemrakarsa hendak melaksanakan usaha dan/atau kegiatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka pemrakarsa wajib membuat
analisis mengenai dampak lingkungan hidup baru sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
6.42 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

BABIV

PEMBINAAN

Pasal28

(1) Instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan melakukan


pembinaan teknis terhadap komisi penilai pusat dan daerah.

(2) lnstansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan melakukan


pembinaan teknis pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang menj adi bagian dari izin.

Pasal29

( 1) Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan di bidang analisis mengenai


dampak lingkungan hidup dilakukan dengan koordinasi instansi yang
ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.

(2) Lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang analisis dampak


lingkungan hidup diselenggarakan dengan koordinasi dari instansi yang
ditugasi mengendalikan dampak lingkungan dengan memperhatikan
sistem akreditasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal30

Kualifikasi penyusun analisis mengenai dampak lingkungan hidup dengan


pemberian lisensi/sertifikasi dan pengaturannya ditetapkan oleh Kepala
instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.

Pasal31

Penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi usaha dan/atau


kegiatan golongan ekonomi lemah dibantu pemerintah, dan ditetapkan lebih
e EKMA431 1/MODUL 6 6.43

lanjut oleh Menteri setelah memperhatikan saran dan pendapat instansi yang
membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.

BABV

PENGAWASAN

Pasal32

(1) Pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan wajib menyampaikan laporan


pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana
pemantauan lingkungan hidup kepada instansi yang membidangi usaha
dan/atau kegiatan yang bersangkutan, instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan dan Gubernur.

(2) lnstansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan melakukan:

a. pengawasan dan pengevaluasian penerapan perundang-undangan di


bidang analisis mengenai dampak lingkungan hidup;
b. pengujian laporan yang disampaikan oleh pemrakarsa usaha
dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
c. penyampaian laporan pengawasan dan evaluasi hasilnya kepada
Menteri secara berkala, sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun, dengan tembusan kepada instansi yang berwenang
menerbitkan izin dan Gubernur.
6.44 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

BABVI

KETERBUKAAN INFORMASI DAN PERAN MASYARAKAT

Pasal33

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


ayat (2) wajib diumumkan terlebih dahulu kepada masyarakat sebelum
pemrakarsa menyusun analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh


instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa.

(3) Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diumumkannya
rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
warga masyarakat yang berkepentingan berhak mengajukan saran,
pendapat, dan tanggapan tentang akan dilaksanakannya rencana usaha
dan/atau kegiatan.

(4) Saran, pendapat, dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diajukan secara tertulis kepada instansi yang bertanggung jawab.

(5) Saran, pendapat, dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
wajib dipertimbangkan dan dikaji dalam analisis mengenai dampak
lingkungan hidup.

(6) Tata cara dan bentuk pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
serta tata cara penyampaian saran, pendapat, dan tanggapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Kepala instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan.

Pasal34

(1) Warga masyarakat yang berkepentingan wajib dilibatkan dalam proses


penyusunan kerangka acuan, analisis dampak lingkungan hidup, rencana
pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan
hidup.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.45

(2) Bentuk dan tata cara keterlibatan warga masyarakat sebagaimana


dimaksud pada ayat ( 1) ditetapkan oleh Kepala instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan.

Pasal35

(1) Semua dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup, saran,


pendapat, dan tanggapan warga masyarakat yang berkepentingan,
kesimpulan komisi penilai, dan keputusan kelayakan lingkungan hidup
dari usaha dan/atau kegiatan bersifat terbuka untuk umum.
(2) lnstansi yang bertanggung jawab wajib menyerahkan dokumen
sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada suatu lembaga
dokumentasi dan/atau kearsipan.

BAB VII

PEMBIAYAAN

Pasal36

Biaya pelaksanaan kegiatan komisi penilai dan tim teknis analisis mengenai
dampak lingkungan hidup dibebankan:

a. di tingkat pusat : pada anggaran instansi yang ditugasi mengendalikan


dampak lingkungan;
b. di tingkat daerah : pada anggaran instansi yang ditugasi mengendalikan
dampak lingkungan daerah tingkat I.

Pasal37

Biaya penyusunan dan penilaian kerangka acuan, analisis dampak lingkungan


hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup dibebankan kepada pemrakarsa.
6.46 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Pasal38

(1) Biaya pembinaan teknis dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 28 ayat (1) dan Pasal 32 ayat (2) dibebankan pada anggaran
instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.

(2) Biaya pengumuman yang dilakukan oleh instansi yang bertanggung


jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) dibebankan pada
anggaran instansi yang bertanggung jawab.

(3) Biaya pembinaan pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan hidup


dan rencana pemantauan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (2) dibebankan pada anggaran instansi yang
membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal39

Penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup suatu usaha dan/atau


kegiatan yang pada saat diberlakukannya Peraturan Pemerintah ini:

a. sedang dalam proses penilaian oleh komisi penilai analisis mengenai


dampak lingkungan hidup yang bersangkutan; atau
b. sudah diajukan kepada instansi yang membidangi usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan.

tetap dinilai oleh komisi penilai instansi yang bersangkutan, dan harus selesai
paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Pemerintah ini berlaku secara
efektif.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.47

BABIX

KETENTUANPENUTUP

Pasal40

Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini semua peraturan perundang-


undangan tentang analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang telah
ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal41

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini maka Peraturan Pemerintah


Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3538) dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal42

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku efektif 18 (delapan belas) bulan sej ak
tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan


Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Mei 1999

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE


6.48 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Mei 1999

MENTER! NEGARA SEKRETARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

ttd

AKBAR TANDJUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999


NOMOR59

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIS KABINET RI
Kepala Biro Peraturan
Perundang-undangan I

ttd
Lambock V. Nahattands

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 1999

TENTANG

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

UMUM

Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk


meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan
pembangunan di satu pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk
e EKMA431 1/MODUL 6 6.49

yang besar dengan tingkat pertambahan yang tinggi, tetapi di lain pihak
ketersediaan sumber daya alam bersifat terbatas. Kegiatan pembangunan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan meningkatkan permintaan atas
sumber daya alam sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam. Oleh
karena itu, pendayagunaan sumber daya alam untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan
harus disertai dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan
demikian, pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan adalah pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.

Terlestarikannya fungsi lingkungan hidup yang merupakan tujuan


pengelolaan lingkungan hidup menjadi tumpuan terlanjutkannya
pembangunan berkelanjutan.
Oleh karena itu, sejak awal perencanaan usaha dan/atau kegiatan sudah harus
diperkirakan perubahan rona lingkungan hidup akibat pembentukan suatu
kondisi lingkungan hidup yang baru, baik yang menguntungkan maupun
yang merugikan, yang timbul sebagai akibat diselenggarakan usaha dan/atau
kegiatan pembangunan. Pasal 15 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan bahwa setiap rencana
usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan wajib memiliki analisis mengenai
dampak lingkungan hidup.

Dengan dimasukkannya analisis mengenai dampak lingkungan hidup ke


dalam proses perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan maka pengambil
keputusan akan mem-peroleh pandangan yang lebih luas dan mendalam
mengenai berbagai aspek usaha dan/atau kegiatan tersebut sehingga dapat
diambil keputusan optimal dari berbagai alternatif yang tersedia. Analisis
mengenai dampak lingkungan hidup merupakan salah satu bagi pengambil
keputusan untuk mempertimbangkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup guna
mempersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif.

Terlestarikannya fungsi lingkungan hidup yang menjadi tumpuan


terlanjutkannya pembangunan merupakan kepentingan seluruh masyarakat.
6.50 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Diselenggarakannya usaha dan/atau kegiatan akan mengubah rona


lingkungan hidup, sedangkan perubahan ini pada gilirannya akan
menimbulkan dampak terhadap masyarakat. Oleh karena itu, keterlibatan
warga masyarakat yang akan terkena dampak menjadi penting dalam proses
analisis dampak lingkungan hidup. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan hak setiap orang untuk
berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Peran masyarakat itu
meliputi peran dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini berarti bahwa
warga masyarakat wajib dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan atas
analisis mengenai dampak lingkungan hidup. Keterlibatan warga masyarakat
itu merupakan pelaksanaan asas keterbukaan. Dengan keterlibatan warga
masyarakat itu akan membantu dalam mengidentifikasi persoalan dampak
lingkungan hidup secara dini dan lengkap, menampung aspirasi dan kearifan
pengetahuan lokal dari masyarakat yang sering kali justru menjadi kunci
penyelesaian persoalan dampak lingkungan yang timbul.

Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat


menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup. Sebagai bagian dari
studi kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan,
analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Hal ini
merupakan konsekuensi dari kewajiban setiap orang untuk memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Konsekuensinya adalah bahwa
syarat dan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam rencana pengelolaan
ligkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup harus
dicantumkan sebagai ketentuan dalam izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan.
e EKMA431 1 / MODUL 6 6.51

PASAL DEMI PASAL

Pasall

Angka (1)
Cukup jelas

Angka (2)
Dampak besar dan penting merupakan satu kesatuan makna dari arti
dampak penting

Angka (3)
Cukup jelas

Angka (4)
Cukup jelas

Angka (5)
Cukup jelas

Angka (6)
Cukup jelas

Angka (7)
Cukup jelas

Angka (8)
Cukup jelas

Angka (9)
Cukup jelas

Angka (10)
Cukup jelas
6.52 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Angka (11)
Cukup jelas

Angka (12)
Cukup jelas

Angka (13)
Cukup jelas

Angka (14)
Cukup jelas

Pasal 2
Ayat (1)
Studi kelayakan pada umumnya meliputi analisis dari aspek teknis
dan aspek ekonomis-finansial. Dengan ayat ini maka studi
kelayakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi komponen
analisis teknis, analisis ekonomis-finansial, dan analisis mengenai
dampak lingkungan hidup. Oleh karena itu, analisis mengenai
dampak lingkungan hidup sudah harus disusun dan mendapatkan
keputusan dari instansi yang bertanggung jawab sebelum kegiatan
konstruksi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan.

Hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup dapat digunakan


sebagai masukan bagi penyusunan kebijaksanaan pengelolaan
lingkungan hidup, di samping dapat digunakan sebagai masukan
bagi perencanaan pembangunan wilayah.

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup khususnya dokumen


rencana pengelolaan lingkungan hidup juga merupakan dasar dalam
sistem manajemen lingkungan (Environmental Management System)
usaha dan/atau kegiatan.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.53

Ayat (2)
Karena analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan
bagian dari studi kelayakan suatu usaha dan/atau kegiatan yang
berlokasi pada ekosistem tertentu maka basil analisis mengenai
dampak lingkungan hidup tersebut sangat penting untuk dijadikan
sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan wilayah.

Ayat (3)
U saha dan/atau kegiatan tunggal adalah hanya satu jenis usaha
dan/atau kegiatan yang kewenangan pembinaannya di bawah satu
instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup usaha dan/atau
kegiatan ter-padu/multisektor adalah basil kajian mengenai dampak
besar dan penting usaha dan/atau kegiatan yang terpadu yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dan melibatkan lebih dari
satu instansi yang membidangi kegiatan dimaksud.

Kriteria usaha dan/atau kegiatan terpadu meliputi:

a. berbagai usaha dan/atau kegiatan tersebut mempunyai


keterkaitan dalam hal perencanaan, pengelolaan, dan proses
produksinya;
b. usaha dan/atau kegiatan tersebut berada dalam kesatuan
hamparan ekosistem;

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup usaha dan/atau


kegiatan kawasan adalah basil kajian mengenai dampak besar dan
penting usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup dalam
satu kesatuan hamparan ekosistem zona pengembangan
wilayah/kawasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau
rencana tata ruang kawasan.

Kriteria usaha dan/atau kegiatan di zona pengembangan


wilayahlkawasan meliputi:
6.54 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

a. berbagai usaha dan/atau kegiatan yang saling terkait


perencanaannya antar satu dengan yang lainnya;
b. berbagai usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak
dalam/merupakan satu kesatuan zona rencana pengembangan
wilayahlkawasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
dan/atau rencana tata ruang kawasan;
c. usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak pada kesatuan
hamparan ekosistem.

Pasal3
Ayat (1)
Usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud dalam ayat ini merupakan
kategori usaha dan/atau kegiatan yang berdasarkan pengalaman dan
tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai
potensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup. Dengan demikian penyebutan kategori usaha
dan/atau kegiatan tersebut tidak bersifat limitatif dan dapat berubah
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penyebutan tersebut bersifat altematif, sebagai contoh seperti usaha
dan/atau kegiatan:
a. pembuatan jalan, bendungan, jalan kereta api dan pembukaan
hutan;
b. kegiatan pertambangan dan eksploitasi hutan;
c. pemanfaatan tanah yang tidak diikuti dengan usaha konservasi
dan penggunaan energi yang tidak diikuti dengan teknologi
yang dapat mengefisienkan pemakaiannya;
d. kegiatan yang menimbulkan perubahan atau pergeseran struktur
tata nilai, pandangan dan/atau cara hidup masyarakat setempat;
e. kegiatan yang proses dan hasilnya menimbulkan pencemaran,
kerusakan kawasan konservasi alam, atau pencemaran benda
eagar budaya;
f. introduksi suatu jenis tumbuh-tumbuhan baru atau jasad renik
(mikro organisme) yang dapat menimbulkan jenis penyakit baru
terhadap tanaman, introduksi suatu jenis hewan baru dapat
mempengaruhi kehidupan hewan yang telah ada;
g. penggunaan bahan hayati dan nonhayati mencakup pula
pengertian pengubahan;
e EKMA431 1/MODUL 6 6.55

h. penerapan teknologi yang dapat menimbulkan dampak negatif


terhadap kesehatan.

Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang. Oleh karena
itu, jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan hidup, yang mendasarkan diri pada
ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu ditinjau kembali.

Ayat (4)
Cukup jelas

Ayat (5)
Cukup jelas

Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal4
Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal5
Ayat (1)
Kriteria yang menentukan adanya dampak besar dan penting dalam
ayat ini ditetapkan berdasarkan tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada. Oleh karena itu, kriteria ini dapat berubah sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
tidak bersifat limitatif.
6.56 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan keadaan darurat adalah keadaan atau kondisi
yang sedemikian rupa sehingga mengharuskan dilaksanakannya tindakan
segera yang mengandung risiko terhadap lingkungan hidup demi
kepentingan umum, misalnya pertahanan negara atau penanggulangan
bencana alam. Keadaan darurat ini tidak sama dengan keadaan darurat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang keadaan darurat.

Ayat (2)
Keadaan darurat yang tidak memerlukan analisis mengenai dampak
lingkungan hidup, misalnya pembangunan bendungan/dam untuk
menahan bencana lahar, ditetapkan oleh menteri yang membidangi
usaha dan/atau kegiatan dimaksud.

Pasal7
Ayat (1)
Untuk melakukan suatu usaha dan/atau kegiatan terdapat satu izin
yang bersifat dominan, tanpa izin tersebut seseorang tidak dapat
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud. Misalnya izin
usaha industri di bidang perindustrian, kuasa pertambangan di
bidang pertambangan, izin penambangan daerah di bidang
penambangan bahan galian golongan C, izin hak penguasaan hutan
di bidang kehutanan, izin hak guna usaha pertanian di bidang
pertanian. Sedangkan keputusan kelayakan lingkungan hidup adalah
persyaratan yang diwajibkan untuk dapat menerbitkan izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan.

Ayat (2)
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian dari
proses perizinan melakukan usaha dan/atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
Izin merupakan suatu instrumen yuridis preventif. Oleh karena itu,
keputusan kelayakan lingkungan hidup berdasarkan hasil penilaian
e EKMA431 1 / MODUL 6 6.57

analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan


hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup, sebagaimana
telah diterbitkan oleh instansi yang bertanggung jawab wajib
dilampirkan pada permohonan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup.

Ayat (3)
Cukup jelas

Ayat (4)
Cukup jelas

Pasal8
Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
Cukup Jelas

Ayat (4)
Cukup jelas

Ayat (5)
Cukup jelas

Ayat (6)
Cukup jelas

Ayat (7)
Cukup jelas

Ayat (8)
Cukup jelas
6.58 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Pasal9
Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

PasallO
Ayat (1)
W akil dari instansi yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan hidup di komisi penilai daerah dapat berarti wakil dari
instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan wilayah
dengan maksud agar terdapat keterpaduan kebijaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup, khususnya pengendalian lingkungan
hidup dengan kebijaksanaan dan program pengendalian dampak
lingkungan hidup di daerah. Pengangkatan para ahli dari pusat studi
lingkungan hidup perguruan tinggi sebagai anggota komisi penilai
daerah adalah untuk memantapkan kualitas basil kajian analisis
mengenai dampak lingkungan hidup dalam penilaian mengenai
dampak lingkungan hidup. Adanya wakil yang di-tunjuk dari Badan
Perencana Pembangunan Daerah, dan instansi yang ditugasi di
bidang pertanahan di daerah dimaksudkan untuk menjamin
keterpaduan pengelolaan lingkungan hidup secara lintas sektor yang
ada di daerah. Adapun wakil yang ditunjuk dari bidang kesehatan di
daerah dikarenakan pada akhirnya dampak semua kegiatan selalu
berakhir pada aspek kesehatan.

Duduknya wakil organisasi lingkungan hidup dalam komisi penilai


merupakan aktualisasi hak warga masyarakat untuk berperan dalam
proses pengambilan keputusan.

Organisasi lingkungan hidup sesuai dengan bidang usaha dan/atau


kegiatan yang dikaji adalah lembaga swadaya masyarakat.

Duduknya wakil masyarakat terkena dampak suatu usaha dan/atau


kegiatan diharapkan dapat memberikan masukan tentang aspirasi
e EKMA431 1/MODUL 6 6.59

masyarakat yang terkena dampak akibat dari usaha dan/atau kegiatan


tersebut.

Duduknya wakil instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang


bersangkutan adalah untuk memberikan penilaian secara teknis usaha
dan/atau kegiatan yang dinilai.

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasalll

Ayat (1)

Huruf (a)
Usaha dan/atau kegiatan bersifat strategis dan/atau kegiatan
yang menyangkut ketahanan dan keamanan negara
misalnya: pembangkit listrik tenaga nuklir, pembangkit
listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga uap/panas
bumi, eksploitasi minyak dan gas, kilang minyak,
penambangan uranium, industri petrokimia, industri
pesawat terbang, industri kapal, industri senjata, industri
bahan peledak, industri baja, industri alat-alat berat,
industri telekomunikasi, pembangunan bendungan, bandar
udara, pelabuhan dan rencana usaha dan/atau kegiatan
lainnya yang menurut instansi yang membidangi usaha
dan/atau kegiatan dianggap strategis.

Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang bersifat strategis


ini menjadi bagian dari usaha dan/atau kegiatan
terpadu/multisektor maka penilaian analisis mengenai
dampak lingkungan hidup menjadi wewenang komisi
penilai analisis mengenai dampak lingkungan hidup pusat.

Huruf (b)
Cukup jelas
6.60 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Huruf (c)
Usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di wilayah
sengketa dengan negara lain, misalnya: rencana usaha
dan/atau kegiatan yang berlokasi di Pulau Sipadan, Ligitan
dan Celah Timor.
Huruf (d)
Cukup jelas

Huruf (e)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal12

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal13

Cukup jelas

Pasal14
Ayat (1)
Kerangka acuan bagi pembuat analisis dampak lingkungan hidup
merupakan pegangan yang diperlukan dalam penyusunan analisis
mengenai dampak lingkungan hidup. Berdasarkan basil
pelingkupan, yaitu proses pemusatan studi pada hal-hal penting
yang berkaitan dengan dampak besar dan penting, kerangka acuan
terutama memuat kornponen-kornponen aspek usaha dan/atau
kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, serta komponen-komponen parameter lingkungan
hidup yang akan terkena dampak besar dan penting.
e EKMA431 1/MODUL 6 6.61

Ayat (2)
Cukup jelas

PasallS

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal16

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Penetapan jangka waktu selama 75 (tujuh puluh lima) hari kerja
dimaksudkan untuk memberikan kepastian kepada pemrakarsa.
Jangka waktu selama 75 (tujuh puluh lima) hari kerja ini meliputi
proses penyampaian dokumen kerangka acuan ke instansi yang
bertanggung jawab melalui komisi penilai, penilaian secara teknis,
konsultasi dengan warga masyarakat yang berkepentingan, penilaian
oleh komisi penilai, sampai ditetapkannya keputusan.

Ayat (3)
Cukup jelas

Ayat (4)
Menolak untuk memberikan keputusan atas kerangka acuan adalah
untuk melindungi kepentingan umum.

Kerangka acuan merupakan dasar bagi penyusunan analisis dampak


lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan
rencana pemantauan lingkungan hidup. Kerangka acuan yang baik
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah akan menghasilkan
analisis mengenai dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan
6.62 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup yang


baik pula, demikian pula sebaliknya. Sedangkan kewajiban untuk
membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi usaha
dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting
adalah untuk melindungi fungsi lingkungan hidup. Perlindungan
fungsi lingkungan hidup merupakan kepentingan umum.

Yang dimaksud dengan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan


adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah, Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Daerah Tingkat I yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Tingkat I, dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Tingkat II.

Yang dimaksud dengan rencana tata ruang kawasan yang ditetapkan


adalah baik rencana tata ruang kawasan tertentu yang telah
ditetapkan dengan Keputusan Presiden maupun rencana tata ruang
kawasan pedesaan atau rencana tata ruang kawasan perkotaan
sebagai bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Tingkat II. Termasuk dalam pengertian
rene ana tata ruang ka was an adalah rene ana rinci tata ruang di
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang meliputi rencana
terperinci (detail) tata ruang kawasan di wilayah
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II.

Pasal17

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas
e EKMA431 1/MODUL 6 6.63

Pasal18

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal19

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Dari analisis dampak lingkungan hidup dapat diketahui dampak
besar dan penting yang akan ditimbulkan oleh usaha dan/atau
kegiatan terhadap lingkungan hidup. Dengan mengetahui dampak
besar dan penting itu dapat ditentukan:

a. cara mengendalikan dampak besar dan penting negatif dan


mengembangkan dampak besar dan penting positif, yang
dicantumkan dalam rencana pengelolaan dampak lingkungan
hidup, dan

b. cara memantau dampak besar dan penting tersebut, yang


dicantumkan dalam rencana pemantauan lingkungan hidup.

Apa yang dicantumkan dalam rencana pengelolaan lingkungan


hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup merupakan syarat
dan kewajiban yang harus dilakukan pemrakarsa apabila hendak
melaksanakan usaha dan/atau kegiatannya.

Oleh karena itu, basil penilaian atas analisis dampak lingkungan


hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana
pemantauan lingkungan hidup oleh komisi penilai analisis mengenai
dampak lingkungan hidup menjadi besar bagi instansi yang
6.64 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

bertanggung jawab dalam memberikan keputusan kepada instansi


yang berwenang.

Ayat (3)
Cukup jelas

Pasal20

Ayat (1)
Penetapan jangka waktu selama 75 (tujuh puluh lima) hari kerja
dimaksudkan untuk memberikan kepastian kepada pemrakarsa.
Jangka waktu selama 75 (tujuh puluh lima) hari kerja ini meliputi
proses penyampaian dokumen analisis dampak lingkungan hidup,
rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup ke instansi yang bertanggung jawab melalui
komisi penilai, penilaian secara teknis, konsultasi dengan warga
masyarakat yang berkepentingan, penilaian oleh komisi penilai,
sampai dengan diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungan
hidup.

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal21

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
Cukup jelas
e EKMA431 1 / MODUL 6 6.65

Pasal22

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal23

Cukup jelas

Pasal24

Ayat (1)
Sejalan dengan cepatnya pengembangan pembangunan wilayah,
dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun kemungkinan besar telah terjadi
perubahan rona lingkungan hidup sehingga rona lingkungan hidup
yang semula dipakai sebagai dasar penyusunan analisis mengenai
dampak lingkungan hidup tidak cocok lagi digunakan untuk
memprakirakan dampak lingkungan hidup rencana usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan.

Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
Cukup jelas

Pasal25

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas
6.66 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Pasal26

Ayat (1)
Perubaban desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau baban
baku dan/atau baban penolong bagi usaba dan/atau kegiatan akan
menimbulkan dampak besar dan penting yang berbeda. Oleb karena
itu, keputusan kelayakan lingkungan bidup berdasarkan basil
penilaian analisis dampak lingkungan bidup, rencana pengelolaan
lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup yang
telab diterbitkan menjadi batal.

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal27

Ayat (1)
Terjadinya perubaban lingkungan bidup secara mendasar berarti
hilangnya atau berubabnya rona lingkungan bidup awal yang
menjadi dasar penyusunan analisis dampak lingkungan bidup.
Keadaan ini menimbulkan konsekuensi batalnya keputusan
kelayakan lingkungan bidup berdasarkan basil penilaian analisis
mengenai dampak lingkungan bidup, rencana pengelolaan
lingkungan bidup, dan rencana pemantauan lingkungan bidup.

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal28

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas
e EKMA431 1/MODUL 6 6.67

Pasal29

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal30
Cukup jelas

Pasal31

Bantuan yang dimaksud untuk golongan ekonomi lemah dapat berupa


biaya penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau
tenaga ahli untuk penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan
hidup atau bantuan lainnya. Bantuan diberikan oleh instansi yang
membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.

Pasal32

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal33

Ayat (1)
Pengumuman merupakan hak setiap orang atas informasi
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan
lingkungan hidup.

Ayat (2)
Pengumuman oleh instansi yang bertanggung jawab dapat
dilakukan, misalnya, melalui media cetak dan/atau media elektronik.
6.68 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Sedangkan pengumuman oleh pemrakarsa dapat dilakukan dengan


memasang papan pengumuman di lokasi akan diselenggarakannya
usaha dan/atau kegiatan.

Ayat (3)
Cukup jelas

Ayat (4)
Saran, pendapat dan tanggapan secara tertulis diperlukan agar
terdokumentasi.

Ayat (5)
Semua saran dan pendapat yang diajukan oleh warga masyarakat
harus tercermin dalam penyusunan kerangka acuan, dikaji dalam
analisis dampak lingkungan hidup dan diberikan alternatif
pemecahannya dalam rencana pengelolaan lingkungan hidup dan
rencana pemantauan lingkungan hidup.

Ayat (6)
Dalam pengumuman akan diselenggarakannya usaha dan/atau
kegiatan diberitahukan sekurang-kurangnya, antara lain: tentang apa
yang akan dihasilkan oleh usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan, jenis dan volume limbah yang dihasilkan serta cara
penanganannya, kemungkinan dampak lingkungan hidup yang akan
ditimbulkan.

Pasal34

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas
e EKMA431 1/MODUL 6 6.69

Pasal35

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal36
Cukup jelas

Pasal37

Biaya penyusunan dan penilaian analisis mengenai dampak


lingkungan hidup antara lain mencakup biaya untuk mendatangkan
wakil-wakil masyarakat dan para ahli yang terlibat dalam penilaian
mengenai analisis dampak lingkungan hidup, menjadi tanggungan
pemrakarsa.

Pasal38

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Ayat (3)
Cukup jelas

Pasal39
Cukup jelas

Pasal40
Cukup jelas
6.70 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Pasal41
Cukup jelas

Pasal42
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


NOMOR3838

Kembali ke Daftar
., lsi
MDDUL 7

Analisis Aspek Manajemen


Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

PENDAHULUAN

nalisis dan penilaian aspek manajemen tidak kalah pentingnya dengan


analisis aspek lainnya. Aspek ini merupakan aspek yang perlu
diperhatikan pula untuk menilai keberhasilan proyek dalam keseluruhan.
Keberhasilan suatu proyek tidak lepas dari keberhasilan manajemen yang
menanganinya. Proyek yang bagus jika ditangani oleh manajemen yang
buruk akan mengakibatkan proyek gagal. Oleh karena itu, analisis aspek
manajemen perlu dilakukan untuk menunjukkan bahwa proyek sudah
direncanakan dengan baik dari segi manajemen.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda akan mampu
menjelaskan pentingnya dilakukan penilaian aspek manajemen dan
menjelaskan apa saja yang harus dianalisis dalam analisis aspek manajemen
dalam studi kelayakan. Selain itu, diharapkan secara lebih khusus Anda akan
mampu:
1. menjelaskan sebab-sebab kegagalan proyek dilihat dari aspek
manajemen dan cara-cara mengatasinya;
2. menganalisis aspek manajemen dalam studi kelayakan;
3. menganalisis manajemen proyek dalam studi kelayakan.
7.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 1

Analisis Aspek Manajemen dalam Studi


Kelayakan Bisnis

spek manajemen merupakan aspek yang paling kurang mendapat


perhatian dalam melakukan studi kelayakan dibanding aspek pasar,
teknis maupun keuangan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa ketiga aspek
tersebut tidak akan dapat memberikan hasil yang berarti tanpa didukung oleh
manajemen yang efektif. Meskipun proyek tersebut memiliki prospek pasar
yang cerah, struktur keuangan yang sehat dan teknisi yang memiliki kualitas
sempurna, kekuatan aspek manajemen tetap merupakan aspek yang sangat
menentukan keberhasilan dan kegagalan tersebut dalamjangka panjang.
Sebelum menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
analisis dan perencanaan manajemen, analis perlu mengetahui lebih dahulu
sebab-sebab terjadinya kegagalan manajemen. Dengan mengetahui sebab-
sebab kegagalan manajemen, analis diharapkan bisa merencanakan
manajemen yang sesuai dengan proyek masing-masing. Menurut pengalaman
Murray D. Bryce, kegagalan manajemen disebabkan:

1. Kegagalan Memahami Fungsi Puncak Pimpinan (Top Management)


Hal ini sering terjadi jika puncak pimpinan berkedudukan di lokasi yang
berjauhan dengan bawahan. Manajer lokal mendapat perintah dan
kebijaksanaan dari puncak pimpinan pusat dan bertanggung jawab terbatas
pada perintah yang diberikan pimpinan pusat kepadanya. Manajer lokal
kurang mendapat informasi lebih jauh mengenai kebijaksanaan pimpinan
pusat sehingga manajer lokal kurang memperhitungkan alasan-alasan yang
mendasari kebijaksanaan yang dicanangkan oleh pimpinan pusat yang
biasanya merupakan tujuan jangka panjang perusahaan, dan hanya
memusatkan pikirannya pada masalah rutin di sekitarnya.

2. Kegagalan Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab yang


Memadai
Seorang manajer tidak akan dapat bekerja secara efektif tanpa tugas,
tanggung jawab, dan wewenang dari atasannya (dalam hal ini adalah pemilik
perusahaan atau pemegang saham). Larangan dan sanksi yang terlalu banyak
e EKMA431 1/MODUL 7 7.3

akan membuat bawahan merasa tidak bebas berkreasi sehingga akan


membuat mereka tidak bisa bekerja secara efektif.

3. Kegagalan Mendapatkan Tenaga Manajemen yang Memadai


Suatu proyek yang secara ekonomis nampaknya mempunyai prospek
yang baik bisa gagal apabila tidak memiliki tenaga manajer dalam jumlah
yang memadai. Kurangnya tenaga manajemen akan menyebabkan
meningkatnya biaya produksi, menurunkan output, menimbulkan kesulitan
mekanis. Apabila hal ini dibiarkan, proyek akan mengalami kegagalan.

4. Kekurangan Tenaga Manajemen yang Berpengalaman


Serupa dengan kasus kegagalan memperoleh tenaga manajemen dalam
jumlah yang cukup, kualitas tenaga manajemen penting bagi keberhasilan
suatu proyek. Kerap kali terjadi, manajer-manajer yang menduduki posisi
kunci sebagai manajer pemasaran, produksi, personalia, dan keuangan tidak
pemah mengikuti latihan dasar, tidak memiliki pengalaman, dan tidak
memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Seorang
yang dipilih menjadi manajer umum harus memiliki pengalaman yang cukup
dalam industri bersangkutan, pemah mengikuti latihan-latihan kemampuan
dasar atau kursus yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan memiliki bakat
pemimpin, bakat bisnis, dan pengalaman mengelola.

5. Kekurangan Pemimpin yang Berbakat


Seorang manajer yang memiliki kemampuan teknis sempurna tetap tidak
akan berhasil memimpin tanpa ada bakat memimpin. Nilai seorang manajer
yang baik adalah tergantung pada bakat memimpin yang ada pada dirinya.
Nilai seorang manajer yang baik adalah tergantung pada bakat memimpin,
mengorganisasi, melatih, mengerahkan dan merangsang inspirasi orang lain.

6. Tidak ada Pendelegasian


Seorang manajer sering tidak diberi kepercayaan untuk mengelola.
Sebaliknya, sering pula terjadi pemilik memberikan tugas kepada manajer
yang tidak mampu.

7. Kurangnya Kesadaran tentang Profit dan Biaya


Cara mengukur efisiensi operasi perusahaan adalah dengan profitabilitas,
yaitu tingkat keuntungan yang dihasilkan. Tingkat keuntungan yang
7.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

dihasilkan bisa pula dipakai untuk menilai kemampuan manajemen dalam


mengelola perusahaan.

8. Kurangnya Kesadaran Menggunakan Alat Akuntansi sebagai Alat


Manajemen
Perusahaan-perusahaan di negara berkembang pada umumnya sering
tidak memiliki laporan harian, bulanan, atau tahunan sesuai dengan prosedur
akuntansi yang berlaku. Tidak adanya laporan-laporan tersebut akan
menyulitkan para manajer untuk mengetahui dan menunjukkan prestasinya.

9. Kurangnya Kesadaran Pengelolaan Somber Daya Manusia


Pengelolaan sumber daya manusia dengan kurang baik akan membuat
perusahaan mengalami berbagai kesulitan, misalnya tenaga kerja tidak puas
dengan fasilitas yang diberikan sehingga mempengaruhi hasil kerj anya.
Karena itu, sebuah perusahaan memerlukan pengelola yang baik mulai dari
perencanaan jumlah dan kualitas, pencarian, seleksi, pemilihan,
pemeliharaan, dan pengembangan.

10. Kurangnya Kesadaran terhadap Fungsi Pemasaran


Kesadaran akan pentingnya kepuasan konsumen adalah sangat
diperlukan. Hal ini sering dilupakan karena perusahaan terlalu berorientasi
pada profit. Jika keadaan ini berlangsung terus, produk perusahaan tidak akan
dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan pesaing karena
kebutuhan konsumen tidak lagi berhasil dipenuhi sesuai dengan tingkat
kepuasan yang mereka harapkan.

LATI HAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Mengapa penilaian aspek manajemen perlu dilakukan dalam rangka


penyusunan studi kelayakan proyek?
2) Jelaskan kemungkinan-kemungkinan penyebab kegagalan manajemen!
e EKMA431 1/MODUL 7 7.5

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Oleh karena proyek memiliki prospek pasar yang cerah, struktur


keuangan yang sehat dan teknisi yang memiliki kualitas sempurna tetapi
tanpa manajemen yang baik proyek bisa gagal. Jadi, keberhasilan dan
kegagalan proyek dapat dipengaruhi oleh kekuatan manajemennya.
Manajemen yang baik akan membuat proyek berhasil dalam jangka

panJang.
2) Ada 10 kemungkinan penyebab kegagalan manajemen, yaitu:
a) kegagalan memahami fungsi puncak pimpinan;
b) kegagalan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang
memadai;
c) kegagalan mendapatkan tenaga manajemen yang cukup jumlah;
d) kekurangan tenaga manajemen yang berpengalaman;
e) kekurangan pimpinan yang berbakat;
f) tidak ada pendelegasian;
g) kurangnya kesadaran profit dan biaya;
h) kurangnya kesadaran menggunakan alat akuntansi sebagai alat

manaJemen;
i) kurangnya kesadaran pengelolaan sumber daya manusia;
j) kurangnya kesadaran fungsi pemasaran.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Analisis dan penilaian aspek manajemen tidak kalah pentingnya


dengan aspek-aspek lainnya karena meskipun proyek dinilai sehat, tanpa
manajemen yang efektif proyek tersebut tidak akan berhasil di masa
yang akan datang.
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab kegagalan manajemen,
yaitu kegagalan memahami fungsi manajemen puncak, kegagalan
memberikan tugas, wewenang tanggung jawab yang jelas kepada
bawahan, kegagalan mendapatkan tenaga pemimpin yang berbakat, tidak
ada pendelegasian, kurangnya kesadaran akan pentingnya profit dan
biaya, kurangnya kesadaran penggunaan alat-alat akuntansi sebagai alat
informasi manajemen, kurangnya kesadaran akan pentingnya
pengelolaan sumber daya manusia dan kurangnya kesadaran akan
pentingnya fungsi pemasaran.
7.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

TES FDRMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) J auhnya lokasi antara pimpinan dan pelaksanaan, kurangnya komunikasi
antara atasan dari bawahan dan sebaliknya, kurangnya informasi lebih
jauh mengenai kebijakan atasan sehingga bawahan sering kurang
mempertimbangkan pimpinan dapat menyebabkan kegagalan
manajemen yang disebabkan oleh ....
A. kegagalan memahami fungsi pimpinan
B. kegagalan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang
memadai
C. kurangnya bakat kepemimpinan atasan
D. kurangnya pengalaman bawahan

2) Kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan jika diukur dari


kinerj a keuangan dapat diukur dengan ....
A. profitabilitas
B. gaji manajer
C. kesejahteraan karyawan
D. penghematan pajak

3) Biasanya, tanda-tanda kegagalan perusahaan dapat dilihat dari proses


merekrut hingga pengembangan sumber daya manusia. Hal ini menurut
Bryce karena manajemen kurang sadar dalam ....
A. mencarikan tenaga kerja berpengalaman
B. memberikan delegasi wewenang dan tanggungjawab
C. mengelola sumber daya manusia
D. memahami fungsi manajemen puncak

4) Salah satu instrumen penting dalam pemantauan prestasi perusahaan


baik harlan, bulanan atau tahunan yang berkaitan dengan keuangan
adalah ....
A. penggunaan alat akuntansi sebagai alat manajemen
B. pemilihan SDM yang paham keuangan
C. pendelegasian perusahaan pada manajer keuangan
D. penggunaan akuntansi hanya untuk kepentingan laporan keuangan
akhir tahun
e EKMA431 1/MODUL 7 7.7

5) Kesalahan interpretasi kebijakan antara manajer puncak dengan manajer


di bawahnya dalam menyikapi suatu kejadian sebagian besar disebabkan
oleh ....
A. kegagalan memahami fungsi puncak pimpinan
B. kurangnya tenaga manajemen berpengalaman
C. kurangnya pemimpin berbakat
D. tidak ada otorisasi pendelegasian

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
7.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 2

Manajemen Pembangunan Proyek

anajemen proyek bisa dibagi menjadi dua, yaitu (1) manajemen selama
...... pembangunan proyek atau tahap rencana pembangunan proyek dan
(2) manajemen selama operasi komersial perusahaan.
Kegiatan Belajar 2 ini membicarakan tentang tahap rencana
pembangunan proyek, yaitu bagaimana kita dapat menyusun rencana
penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan kata lain, kita harus
mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya, agar sarana fisik
tersebut, misalnya bangunan pabrik dan perlengkapannya, mesin-mesin dan
sebagainya bisa disiapkan tepat pada waktunya. Dengan demikian, operasi
proyek nanti bisa dimulai tepat pada waktunya. Tentu saja agar proyek ini
nantinya bisa beroperasi, fasilitas-fasilitas penunj ang lainnya perlu disiapkan,
seperti tenaga kerja, transportasi, komunikasi. Termasuk di dalamnya
berbagai perangkat lunak, seperti pembuatan berbagai sistem dan prosedur
untuk operasi proyek itu nantinya.
Langkah pertama, merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke
dalam berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan perlu diidentifikasikan dan
hubungan antarkegiatan tersebut harus jelas. Biasanya pembagian tersebut
menurut standar dan logika tertentu. Berdasarkan pembagian ini pula dapat
dilakukan alokasi sumber daya dan waktu. Dengan demikian, dapatlah
pemberi proyek mengetahui secara garis besar, kegiatan apa saja yang akan
dilakukan untuk menyelesaikan proyek tersebut serta berapa dana dan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Langkah kedua, dalam merencanakan pelaksanaan proyek (yaitu sampai
proyek itu bisa melakukan produksi komersial), ialah menentukan
skedul/jadwal kegiatan dalam proyek. Semua kegiatan beserta jangka waktu
masing-masing kegiatan tersebut, akan disusun dalam suatu rencana yang
menyeluruh (dengan mengingat spesifikasi teknisnya) sehingga bisa
diperkirakan kapan "proyek" tersebut akan selesai dan siap beroperasi secara
komersial.
Dalam hal ini biasanya dipergunakan bantuan teknik/cara seperti hagan
GANTT (GANTT Chart) atau diperluas dengan menggunakan analisis
jaringan (network analysis) seperti PERT (Program Evaluation and Review
Technique). Pengertian masing-masing teknik tersebut akan dibicarakan
e EKMA431 1/MODUL 7 7.9

secara ringkas pada hagian herikut ini. Tujuan utama penggunaan teknik-
teknik tersehut adalah untuk memhantu pihak perencanaan agar lehih mudah
memperkirakan kapan suatu proyek akan selesai. Kalau harus dipercepat,
kegiatan-kegiatan mana yang perlu dipercepat, herapa tamhahan hiayanya.
Dengan demikian, dalam perencanaan itu perlu diatur tentang:
1. apa saja yang perlu dilakukan dalam penyelesaian proyek~ hagaimana
melakukannya~ siapa yang akan melakukan dan kapan harus melakukan~
2. fasilitas-fasilitas apa saja yang perlu disediakan untuk melaksanakan
herhagai kegiatan tersehut agar tepat pada waktunya (seperti dana,
personalia, logistik)~
3. pengawasan yang diperlukan, termasuk peninjauan secara periodik.

A. BAGAN GANTT

Bagan ini dipergunakan oleh H.L. Gantt untuk mengatasi masalah


pengawasan produksi. Bagian ini yang kemudian menjadi titik tolak
dipergunakannya teknik analisis jaringan, seperti PERT dan CPM (Critical
Path Method).
Gantt menggunakan apa yang disehut sehagai Gantt Milestone Chart.
Peta ini pada dasarnya merupakan suatu peta yang menggamharkan
pekerj aan yang harus dilaksanakan, tetapi yang lehih penting lagi adalah
hagan itu menunjukkan saling huhungan yang terdapat antara semua tahap
atau tingkat pekerjaan ini. Dengan kata lain, secara sederhana peta ini
menunjukkan koordinasi yang dihutuhkan antara herhagai tingkatan dari
suatu proyek.
Contoh hagan Gantt ditunjukkan pada Gamhar 7 .1. Sumhu datar dari
hagan ini adalah skala waktu. Dengan demikian, pemhaca dengan mudah
mengetahui herapa lama suatu pekerj aan atau kegiatan akan his a selesai. Segi
empat dalam hagan tersehut menunjukkan kegiatan yang harus dilakukan,
lama kegiatan itu ditunjukkan dari panjang segi empat tersehut. Lingkaran
pada hagan tersehut menunjukkan keadaan dari tingkat tertentu dari
keseluruhan pekerjaan. Ketiga segi empat dalam hagan tersehut menunjukkan
keseluruhan proyek.
7.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Tu g a s

0 0 0 Tug,<:f s

® 0 Tug.as Z

W~kt u , m1 nggu .
--------------------------~-- ·

Gambar 7.1.
Bagan Gantt

Gamhar lingkaran dalam hagan tersehut disehut juga sehagai milestone


dan ini menunjukkan hahwa milestone kedua tidak hisa dimulai sehelum
milestone 1 selesai. Demikian juga milestone 4 haru hisa dimulai kalau
milestone 3 sudah selesai. Akan tetapi, apakah milestone 3 sudah bisa dimulai
sebelum milestone 2 selesai, hagan ini tidak bisa m.e njelaskannya. Inilah yang
merupakan kelemahan dari hagan Gantt ini.
Meskipun demikian, hagan Gantt ini masih hanyak dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan. Salah satu keunggulan hagan ini adalah
kesederhanaan dan mudah ditafsirkannya. Dengan demikian, untuk
pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, penggunaan hagan Gantt ini nampaknya

memang sesua1.

B. PERT

Sehagaimana sudah dikemukakan di atas, PERT merupakan singkatan


dari Program Evaluation and Review Technique. PERT ini merupakan
perbaikan dari hagan Gantt sehingga bisa mengatasi kelemahan bagan
tersehut. Seperti pada hagan Gantt, PERT merupakan suatu cara untuk
merencanakan penyelesaian pekerjaan, memperkirakan waktu yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersehut. Dengan kata lain, PERT
memhantu kita dalam menskedul penyelesaian pekerjaan. PERT sering
didefinisikan sehagai suatu metode untuk menjadwal dan menganggarkan
sumher-sumher daya untuk menyelesaikan pekerjaan pada jadwal yang sudah
ditentukan.
e EKMA431 1/MODUL 7 7.11

PERT menolong kita dalam hal:


1. perencanaan suatu proyek yang kompleks;
2. penjadwalan pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang
praktis dan efisien;
3. mengadakan pembagian tenaga kerja dan sumber daya lain yang
tersedia;
4. penjadwalan ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan
kelambatan-kelambatan;
5. menentukan trade off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya,
berapa rupiah biayanya untuk mempercepat suatu pekerjaan;
6. menentukan kemungkinan untuk menyelesaikan suatu proyek (misal
bangunan) tertentu.

1. Data yang Diperlukan


Ada tiga tipe data pokok yang diperlukan untuk mengadakan analisis
j aringan bagi suatu proyek:
a. Taksiran mengenai waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan
Oleh karena kita umumnya tidak bisa menentukan waktu tersebut secara
mutlak tepat, kita harus menaksir sebaik-baiknya waktu rata-rata yang
menurut pengalaman lampau dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan
semacam.

b. Urutan pekerjaan
Kita harus bisa menentukan pekerjaan-pekerjaan apa yang harus
diselesaikan sebelum suatu pekerjaan bisa dimulai dan pekerjaan-pekerjaan
apa yang kemudian mengikutinya.

c. Biaya untuk mempercepat suatu kegiatan


Sebagai misal, biaya lembur atau biaya-biaya lain yang implisit dalam
menyediakan pekerja yang lebih banyak untuk pekerjaan tersebut. Misalnya
penurunan efisiensi rata-rata pekerjaan.

2. Aturan-aturan dalam Membuat Diagram


Ada dua konsep yang harus diperhatikan dalam penggunaan PERT.
a. Events: suatu event (kejadian) adalah suatu keadaan tertentu yang terjadi
pada suatu saat tertentu.
7.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

b. Aktivitas: Suatu aktivitas adalah pekerjaan yang diperlukan untuk


menyelesaikan suatu kejadian tertentu.

Dalam PERT kejadian bisa diberi simbol lingkaran dan aktivitas


dilukiskan sebagai tanda anak panah yang menghubungkan kedua lingkaran
tersebut. Gambar 7.2 menunjukkan dua event yang dihubungkan dengan
suatu aktivitas. Event satu bisa diartikan sebagai pekerjaan dimulai, event 2
diartikan sebagai pekerjaan selesai. Tanda panah menunjukkan pekerjaan
yang sesungguhnya dilakukan, menunjukkan waktu untuk melakukan
pekerj aan tersebut.

Gambar 7.2.
Dua event yang Dihubungkan oleh Satu Kegiatan

Istilah jaringan menunjukkan bahwa jika beberapa event dan aktivitas


digabungkan dan hasilnya kemudian digambarkan dalam sebuah diagram
maka diagram tersebut akan kelihatan berbentuk seperti sebuah jaringan.
Bentuk jaringan ini akan tergantung pada rumitnya proyek yang
digambarkan. Gambar 7.3 menunjukkan contoh jaringan yang sederhana
disajikan dengan PERT.

'
Even~ Aktivitas
3
. ·- . j. . .. . .-· l .!"'..2. -
2- 2-3
- -
3- 2-4:
- ..
-
4. 3
-
- 5
1 2 5 . -·
5 4-5
.. - .
'
- '

' '

Gambar 7.3.
Jaringan yang Sederhana Digambarkan dengan PERT Menaksir Waktu
e EKMA431 1/MODUL 7 7.13

3. Menaksir W aktu
W aktu dalam PERT biasa dinyatakan dalam satuan minggu kalender.
Biasanya dinyatakan dalam formula sebagai berikut.

. k d Jumlah hari kerja yang diperlukan


Waktu d a1am nnnggu a1en er = - - - - - - - - - - - - -
Jumlah hari kerja/minggu

Oleh karena adanya unsur ketidakpastian dalam menaksir waktu, waktu


taksiran untuk suatu kegiatan lebih baik dinyatakan dalam distribusi
probabilitas daripada hanya taksiran satu titik. Para penaksir waktu dalam
PERT menginginkan agar distribusi probabilitas tersebut memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
a. Hanya ada probabilitas yang sangat kecil ( 1 dalam 100) untuk mencapai
waktu yang paling optimis (waktu paling cepat) yang diberi simbol a.
b. Hanya ada probabilitas yang sangat kecil (1 dalam 100) untuk mencapai
waktu yang paling pesimis (waktu paling lama) dan diberi simbol b.
c. Hanya ada satu waktu yang paling mungkin yang bisa bergerak antara
kedua waktu ekstrem tersebut, diberi simbol m.
d. Kemampuan untuk mengukur ketidakpastian dalam penaksiran.

Berdasarkan karakteristik tersebut, dipilihlah distribusi beta. Untuk


menaksir waktu yang diharapkan untuk suatu aktivitas, dipergunakan
formula sebagai berikut.

a+4m+b
te = - - - -
6

Di mana te adalah waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan suatu


aktivitas. Misalkan kita mempunyai tiga taksiran waktu sebagai berikut:
a = 4; m = 20; dan b = 26. Dengan menggunakan formula tersebut maka
waktu yang diharapkan adalah 18,3 minggu.

4. J alur Kritis
Misalkan kita mempunyai jaringan seperti pada Gambar 7.4. Berapa
waktu paling cepat yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut?
Kita lihat bahwa jaringan tersebut mempunyai dua jalur, yaitu 1 - 2- 4 yang
memerlukan 4 minggu, dan 1 - 3 - 4 yang memerlukan 6 minggu. Dengan
7.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

demikian waktu tercepat yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan


tersebut adalah 6 minggu. W aktu tercepat yang diharapkan ini di beri notasi
dengan te. Sedangkan jalur yang membentuk jalur terpanjang ini, yaitu 1 - 3 -
4 disebut sebagai jalur kritis (critical path). Kita bisa mengatakan bahwa
waktu tercepat yang diharapkan untuk event 4 adalah 6 minggu.
'
- '
' '

2
. '
2,0:
- -
-· 6 ,0

' .
1 ' 4 '

4,0 80
'
'
.
'
'
'
'
- -- 3 . . -
' '
' - '

Gambar 7.4.
Jaringan yang Sederhana yang Menunj ukkan Waktu Paling Lama
untuk Menyelesaikan Event 4

Konsep berikutnya yang perlu diketahui adalah waktu terlambat yang


diperkenankan yang diberi notasi TL· Konsep ini merupakan waktu
penyelesaian paling lamb at yang diperkenankan untuk suatu akti vitas, tanpa
memperlambat penyelesaian seluruh pekerjaan (proyek) tersebut. Untuk
menunjukkan konsep ini, perhatikanjaringan yang ada pada Gambar 7.5.

T :l = 6 T !:l = 21
. , - . .. . ; -.. -
' .-. 12,0 ' '
. (., 4
'
' ' ' '

15,0

'
13,0 . 6 ·. T = 48
T !:l =0 ·: 1 '
'
' !:l

--
. '
. - . - . - -- .

24 ,C 18,0
'
- .
' '

7
....
'
' '
-
T :l = 24 T !:l = 3C
Gambar 7.5. . - - .. .
Jaringan yang Dipergunakan untuk Menghitung T E dan T L
e EKMA431 1/MODUL 7 7.15

Dari jaringan tersebut kita bisa menghitung TE untuk masing-masing


event. Sebagai misal TE untuk event 4 adalah 7,0. Meskipun jalur 1- 2 - 4
hanya memerlukan waktu 6,0 + 12,0 = 18,0 minggu, tetapi jalur 1 - 3 - 4
memerlukan waktu 27,0 minggu. Dengan demikian, waktu tercepat untuk
menyelesaikan event 4 adalah 27,0 minggu. Lengkapnya semua T E untuk
setiap event dicantumkan pada Gambar 9.6. Dari gambar tersebut bisa dilihat
bahwa penyelesaian pekerjaan tersebut adalah 48,0 minggu.

T tl = 6 T tl = 27:
- -
--' -
'
'
12,C
4
' ' -
6,0
15,c

- '
13,C 6 '.
Ttl =C 1 '
T tl = 48
' -
-- -
24,0 18,C

'

. -- '

T tJ = 24 T tJ = 30

Gambar 7.6.
Waktu Tercepat untuk Setiap Pekerjaan/ Event

Untuk menghitung waktu terlambat yang diperkenankan, marilah kita


lihat event 4, waktu tercepat untuk menyelesaikan event 4 adalah 27 minggu.
Meskipun demikian, kita bisa memulai event 4 tersebut pada minggu ke-
3 (yaitu 48,0 - 15,0), tanpa memperlambat penyelesaian seluruh pekerjaan.
Dengan demikian maka TL untuk event 4 adalah pada minggu ke-33. Untuk
event 5, TL adalah 48- 18 = 30 (minggu ke-30). Sedangkan untuk event 3 kita
hitung sebagai berikut. Event 3 mempunyai dua sumber anak panah, yaitu
yang berasal dari event 4 dan event 5. TL untuk event 4 adalah 33, sedangkan
untuk event 5 adalah 30. Karena itu, waktu paling lambat yang
diperkenankan untuk memulai event 3 adalah 24 minggu (30- 6 minggu) dan
bukan 30 minggu (33 - 3 minggu). Oleh karena event 3 mulai pada minggu
ke-30, penyelesaian seluruh pekerjaan tersebut akan tertunda 6 minggu.
Demikian seterusnya.
Kalau kita perhatikan maka event yang berada dalam jalur kritis
mempunyai T L yang sama dengan T E· Selisih antara T L dan T E ini disebut
7.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

sebagai slack time (waktu luang). Slack tersebut dicantumkan pada


Gambar 7.7.

s = 15 S=6
r _= e
. _=t_ - -
T. = 27:
. J:L ..
T :!" = 21
..
T !:1" = 33
• , 4 ..

-- ... ...
12,0 '
R..
4 G

--- ' '


6,0
15,C

S=O ' '


S=O
T =C
' _:: i_ . . 1
3,0 . 6 ·. T
'
=48
. . .::L. . .
T 1:1· = 0- . . . T :I· 48 = - --

24,0 18,C

-- - .'
. '

' ' ' '

S=O
S=O T = 30
. J:L . .
.T_a_=..24 T t:t- = ~~
T !:t- = 24

Gam bar 7. 7.
Jaringan dengan TE, TL, dan Waktu Luang

Dengan demikian, event yang berada dalam jalur kritis mempunyai


slack time = 0.

5. Penyesuaian dan Penyusunan Kembali Jaringan


PERT bukanlah teknik yang kaku dalam pembuatan rencana. Kalau
dalam perencanaan memang diperlukan perubahan maka PERT bisa
membantu mengidentifikasikan kegiatan mana yang perlu diubah agar
penyelesaian pekerjaan misalnya bisa lebih cepat. Tiga cara yang bisa
dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Pertukaran sumber daya yang dipergunakan


Apabila dipergunakan sumber daya yang sama pada setiap kegiatan
maka untuk mempercepat penyelesaian keseluruhan pekerjaan tersebut kita
bisa memindahkan sebagian sumber daya yang ada pada kegiatan-kegiatan
bukan jalur kritis, kegiatan-kegiatan yang membentuk jalur kritis. Misalkan
kita memindahkan sebagian sumber daya yang diperlukan untuk
e EKMA431 1/MODUL 7 7.17

menyelesaikan kegiatan 4 - 6 ke kegiatan 5 - 6. Sebagai akibatnya, misalnya


kegiatan terpaksa memerlukan waktu 18,0 minggu, tetapi kegiatan 5 - 6
menjadi hanya 15,0 minggu. Dengan demikian maka penyelesaian seluruh
pekerjaan akan berubah dari 48,0 minggu menjadi hanya 45,0 minggu. Jalur
kritis tetap pada jalur 1- 3 - 5 - 6, dengan total waktu 45,0 minggu.

b. Melonggarkan spesifikasi teknis


Dengan melonggarkan beberapa persyaratan teknis, kita mungkin juga
mempercepat penyelesaian seluruh pekerjaan. Sebagai misal, untuk
mengeringkan cat mungkin diperlukan waktu 7 hari baru boleh dicat ulang.
Kita mungkin berani melakukan cat ulang meskipun cat tersebut baru
dikeringkan selama 5 hari. Akibatnya, kita mempercepat 2 hari penyelesaian
pekerjaan tersebut. Tentu saja pelonggaran persyaratan teknis tersebut
mempunyai keterbatasan. Tidak setiap persyaratan teknis bisa dilonggarkan.
Misalnya, proses pengeringan pengecoran beton, jelas tidak berani
sembarangan dilanggar karena akibatnya bisa fatal.

c. Mengubah susunan aktivitas


Misalkan suatu onderdil tertentu harus melalui 3 operasi untuk bisa
selesai. Apabila onderdil ini dikirim ke bagian perakitan dalam kelompok
100 unit setiap kelompok maka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
ke-3 proses tersebut adalah sebagai berikut.

,
36 _ 1_,2_ 6 _____.,.,. . 4 , .. T tJ = 84
_..,.: ' 3 ' _3,_
1 z . '
. -- - - . ·-

Kita bisa mempercepat penyelesaian onderdil ini apabila jumlah onderdil


yang dikirim setiap kelompok tidak 100 unit, tetapi kurang. Dengan
demikian, proses berikutnya segera bisa memproses apabila sebagian suku
cadang sudah selesai diproses pada proses sebelumnya.

C. METODE JALUR KRITIS (CRITICAL PATH METHOD)

Perbedaan utama metode jalur kritis (untuk selanjutnya disingkat dengan


CPM) dengan PERT adalah bahwa CPM lebih menekankan pada faktor biaya
dalam perencanaan, sedangkan PERT lebih menekankan pada faktor waktu.
Apabila waktu pengerj aan bisa ditaksir dengan cukup akurat, apabila biaya
7.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

bisa diperkirakan sebelumnya dengan cukup tepat maka CPM akan lebih baik
daripada PERT.
Sebaliknya, apabila ada ketidakpuasan yang cukup besar dalam menaksir
waktu maka PERT lebih baik dipergunakan daripada CPM.

1. Penaksiran Waktu dalam CPM


Pada sistem CPM, dua taksiran waktu dan biaya digunakan untuk setiap
aktivitas dalam jaringan. Taksiran tersebut adalah taksiran normal dan
taksiran cepat. Taksiran normal, seperti taksiran waktu yang paling mungkin
dalam PERT. Biaya normal adalah biaya yang ditanggung kalau kita
menyelesaikan proyek dalam waktu normal. Taksiran waktu yang dipercepat
adalah waktu yang diperlukan apabila tidak ada biaya yang dipertimbangkan
dalam mengurangi waktu penyelesaian proyek. Biaya yang dipercepat adalah
biaya yang ditanggung jika kita menyelesaikan pekerjaan tersebut pada
waktu yang dipercepat.
Misalkan ada suatu proyek pembangunan jalan raya yang disajikan
secara grafis seperti pada Gambar 7.8 berikut ini. Sumbu tegak menunjukkan
biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan sumbu datar
menunjukkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Taksiran normal memerlukan waktu 6 bulan, dengan biaya Rp 2
miliar. Misalkan kita ingin mempercepat penyelesaian pekerjaan tersebut
dalam dua bulan maka biaya diperkirakan akan menjadi Rp 6 miliar, dengan
kata lain, semakin cepat kita berusaha menyelesaikan proyek, akan makin
tinggi biaya yang harus ditanggung. Garis AB merupakan kurva waktu -
biaya.
~'iaya (Mll liar Rp)

A G~ pqt

8 Norma l

.. . . . .. 1 - . '2 3 w·akto (bula n)

Gambar 7.8.
Biaya dan Waktu yang Dipercepat Dibandingkan dengan
Biaya dan Waktu Normal
e EKMA431 1/MODUL 7 7.19

2. Mempercepat Suatu Proyek


Misalkan kita mempunyai jaringan seperti pada Gambar 7.9 berikut ini.
Semua taksiran waktu dalam proyek tersebut adalah taksiran normal. Dengan
demikian, diperkirakan proyek ini akan selesai dalam waktu 32,0 minggu.
J alur kritisnya adalah 1- 2 - 4 - 5 dengan biaya normal misalnya sebesar
Rp70 juta.

'

4
6,0 . . '

' '
14,0
.· 2
12,0
' '
' '
1 ' 5 '

'
- '

,
80 '
16,0
3
'
.. . - ' - '
-. - . .

Gam bar 7. 9.
Jaringan dengan Waktu Normal

Gambar 7.10 menunjukkan proyek tersebut apabila dikerjakan dengan


waktu cepat untuk semua kegiatan. Apabila semua kegiatan dipercepat,
waktu tercepat yang diharapkan untuk menyelesaikan proyek tersebut
menjadi 20,0 minggu, dan jalur kritisnya tetap 1- 2- 4- 5.
'
- .
'

4
'
6,0 -- •

' '
14,0
.
' 2 . ....
. .
12,0 -·
'
' ' '
' 1 ' 5 '
' . .. .
.
' -'
6,0 12,0
3
. . . ..
' . . '
'

Gam bar 7. 10.


Jaringan pad a Gam bar 7. 9. dengan Semua Aktivitas Dipercepat
7.20 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Tabel 7.1 menunjukkan biaya untuk mempercepat proyek dari Rp70 juta
menjadi Rp94 juta, apabila semua kegiatan dipercepat. Pertanyaan yang
timbul adalah dapatkah kita mempercepat penyelesaian proyek dari 32,0
minggu menjadi 20,0 minggu tanpa harus menaikkan biaya dengan Rp24 juta
(Rp94- Rp70 juta)?

Tabel 7.1.
Perhitungan Biaya Mempercepat Proyek


Waktu m1n u Bia~,a Biaya
Aktivitas Mempercepat
Normal Cepat Normal Cepat
Per Min u
1-2 12,0 8,0 Rp20 Rp28 Rp 4 juta
1-3 8,0 6,0 10 16 6 juta
2-4 6,0 4,0 8 10 2 juta
3-5 16,0 12,0 18 24 3 juta
4-5 14,0 8,0 14 16 0,6 juta
Biaya Total Rp?O Rp94

Gambar 7.11 menunjukkan jaringan dengan percepatan pada aktivitas 4-


5, 2- 4, 3 - 5, dan 1- 2. Aktivitas 1- 3 adalah satu-satunya aktivitas yang tidak
dipercepat.

- - '
- '

4
4,0 '
' - --
. - .
14,0
.· 2
80 ' -

'
'
' '
1 ' 5 '

- - .

80 - '
12,0
' 3
-. - -
'

Gambar 7.11.
Kegiatan 1- 2, 2 - 4, 3 - 5, dan 4 - 5 Dipercepat

Tabel 7.2 menunjukkan rekapitulasi dari program percepatan. Perhatikan


bahwa kita mempercepat aktivitas yang paling murah, yaitu 4 - 5 kemudian
kita mulai ke aktivitas yang lebih mahal, yaitu 2- 4. Pada saat ini kedua jalur,
yaitu 1- 2 - 4- 5 dan 1- 3 - 5 menjadi jalur kritis dan keduanya memerlukan
e EKMA431 1/MODUL 7 7.21

waktu 24,0 minggu. Karena itu, percepatan harus dilakukan pada kedua jalur
tersebut. Kalau tidak penyelesaian proyek tersebut tetap akan dalam
24 minggu. Pada jalur 1 - 3 - 5 kegiatan yang paling murah untuk dipercepat
adalah 3 - 5. J adi, kita percepat kegiatan tersebut. Percepatan untuk waktu
yang sama, yaitu 4 minggu pada jalur 1 - 2 - 4 - 5 dapat dicapai dengan
mempercepat kegiatan 1 - 2 menjadi 8 minggu. Pada titik ini semua kegiatan
pada j alur 1 - 2 - 4 - 5 telah dipercepat dan percepatan lebih Ianjut ada j alur 1
- 3- 5 menjadi tidak ada gunanya.

Tabel 7.2.
Jaringan dalam Gam bar 7. 9 dan Tabel 7.1 setelah Dipercepat

TE untuk Event Total


Terakhir dalam Biaya
Min u
1. Jaringan semula 32,0 Rp 70 juta
2. Kegiatan 4 - 5 dipercepat menjadi 4 minggu 26,0 72 juta
3. Kegiatan 2 - 4 dipercepat menjadi 2 minggu 24,0 74 juta
4. Kegiatan 3 - 5 dipercepat menjadi 6 minggu 24,0 80 juta
5. Ke iatan 1 - 2 di perce Jat men· adi 4 min u 20,0 88 'uta

Dengan demikian, proyek bisa diselesaikan dalam waktu 20 minggu,


dengan memakan biaya hanya Rp88 juta.

- .

I .... ,...,.

-·.- - ·~
-- -- --....;

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Jelaskan langkah dalam rencana pembangunan proyek!


2) Jelaskan kelemahan hagan GANNT!
3) Kapan kita memerlukan PERT!
4) Jelaskan syarat distribusi probabilitas waktu pada PERT!
5) Sebutkan perbedaan PERT dan CPM!
7.22 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Langkah-langkah dalam rencana pembangunan proyek, meliputi:


a) merancang pelaksanaan proyek dengan membaginya ke dalam
berbagai kegiatan. Kegiatan ini diidentifikasi dan dibagi menurut
standar dan logika tertentu. Berdasarkan hal ini dialokasikan sumber
daya dan waktu. Sasaran akhirnya adalah sponsor proyek
mengetahui kerangka penyelesaian proyek, dana, serta waktu untuk
penyelesaian proyek tersebut;
b) menentukan skedul kegiatan proyek sebagai perencanaan
pelaksanaan proyek. Hal ini dengan mengingat keseluruhan rencana.
Sasaran akhimya mengetahui perkiraan kapan proyek siap
beroperasi.
2) Bagan GANTT tidak dapat menentukan apakah keadaan tertentu pada
kegiatan (aktivitas) satu dapat mendahului atau mengakhiri keadaan
tertentu pada aktivitas lainnya.
3) Kita membutuhkan PERT terutama ketika:
a) merencanakan proyek yang kompleks;
b) penjadwalan pekerjaan-pekerjaan dalam urutan yang sistematis;
c) mengadakan pengalokasian sumber daya;
d) menjadwal ulang aktivitas;
e) menentukan trade o.ffbiaya dan waktu dalam percepatan proyek;
t) estimasi penyelesaian proyek.
4) Syarat dalam distribusi probabilitas taksiran waktu adalah:
a) hanya ada probabilitas yang sangat kecil (1 dalam 100) untuk
mencapai waktu yang paling optimis (waktu paling cepat);
b) hanya ada probabilitas yang sangat kecil (1 dalam 100) untuk
mencapai waktu yang paling pesimis (usaha paling lama);
c) hanya ada satu yang paling mungkin yang bisa bergerak di antara
kedua waktu tersebut;
d) kemampuan yang mengukur ketidakpastian dalam penaksiran.
5) Perbedaan utama PERT dan CPM adalah CPM lebih menekankan pada
faktor biaya, sedangkan PERT pada faktor waktu dalam perencanaan.
Apabila waktu pengerj aan dapat ditaksir dengan akurat, perkiraan biaya
tepat CPM lebih baik daripada PERT dan sebaliknya.
e EKMA431 1/MODUL 7 7.23

RANG KUMA N _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Manajemen pembangunan proyek merupakan proses untuk


merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar
proyek yang kita rencanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara
komersial tepat pada waktunya. Pelaksanaan pembangunan proyek
tersebut bisa pihak yang mempunyai ide proyek itu, bisa juga diserahkan
pada beberapa pihak lain. Siapa pun yang akan melaksanakan proyek
tersebut, sponsor proyek perlu mengetahui kapan proyek itu akan mulai
bisa beroperasi secara komersial. Beberapa teknik yang bisa
dipergunakan untuk menyusun jadwal penyelesaian pembangunan
tersebut adalah hagan Gantt, PERT, dan CPM.

:::-::--- , TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Peta yang menggambarkan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
menunjukkan hubungan yang terdapat antara semua tingkatan pekerjaan
disebut dengan ....
A. GANTT dan Milestone Chart
B. Critical Path Method
C. PERT
D. jalur kritis

2) Keadaan tertentu yang terjadi pada saat tertentu dalam diagram PERT
disebut dengan ....
A. aktivitas
B. event
C. milestone
D. jaringan

3) Ciri khas event jalur kritis adalah slack time selalu ....
A. mengubah komposisi campuran semen dan pasir
B. memasang batu bata sebelum beton kering
C. mempercepat pengecatan ulang dari waktu yang seharusnya
D. mengurangi bahan material
7.24 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4) Salah satu cara penyusunan kembali jaringan yang bertujuan


mempercepat penyelesaian proyek bangunan lantai 5 adalah ....
A. TL > TE
B. TE>TL
C. TE = 0
D. TE=TL

5) Kontraktor ingin membangun gedung serba guna UT pada saat musim


hujan. Variabel yang pasti dapat ditaksir adalah biaya, sedangkan waktu
pekerjaan hanya jika tidak terjadi hujan dan terdapat panas yang cukup.
Dalam merancang penyelesaian pekerjaan ini sebaiknya kontraktor
menggunakan ....
A. PERT
B. CPM
C. GANTT dan CHART
D. pengalaman sebelumnya

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 7 7.25

KEGIATAN BELAL.JAR 3

Manajemen Masa Komersial dan


Penilaian Aspek Manajemen

etelah pada Kegiatan Belajar 2 kita membicarakan manajemen selama


pembangunan proyek atau tahap rencana pembangunan proyek maka
pada Kegiatan Belajar 3 ini, akan membicarakan manajemen selama operasi
komersial perusahaan.
Manajemen dalam operasi membicarakan mengenai rencana pengelolaan
proyek dalam operasi komersial nantinya. Aspek ini sering kurang mendapat
perhatian dibandingkan aspek pemasaran, keuangan atau teknis, akan tetapi
perlu diingat bahwa ketiga aspek di atas tidak akan berjalan dengan baik jika
tidak didukung oleh manajemen yang efektif dalam mengelola proyek
tersebut. Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan dalam menyusun rencana
tentang pengelolaan operasi proyek ialah:
1. apa bentuk badan usaha yang sebaiknya dipergunakan;
2. jenis pekerjaan apa saja yang diperlukan agar usaha tersebut dapat
berj alan dengan lancar;
3. apa persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk bisa menjalankan
pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan baik;
4. bagaimana struktur organisasi yang akan dipergunakan;
5. bagaimana memperoleh tenaga untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

1. Bentuk Badan Usaha yang Sebaiknya Dipergunakan


Beberapa bentuk badan usaha yang dikenal adalah perseorangan, CV,
Perseroan Terbatas (PT). Biasanya bentuk Perseroan Terbatas lebih disukai,
terutama oleh calon kreditor karena lebih jelas bentuk hukumnya.

2. Jenis-jenis Pekerjaan yang Diperlukan


Di sini perlu mengidentifikasikan jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan
pada usaha tersebut. Tentu saja ada bermacam-macam jenis pekerjaan yang
mungkin diperlukan dalam usaha tersebut. Ada berbagai cara meng-
klasifikasikan pekerjaan-pekerjaan, ada yang membaginya menurut tipe
pekerjaan manajerial dan operasional, ada pula yang membaginya
berdasarkan fungsi. Keterangan tentang apa yang perlu dilakukan dalam
7.26 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

suatu pekerj aan bias a disebut sebagai deskripsi j abatan (job description).
Untuk membuat deskripsi jabatan ini perlu dilakukan terlebih dahulu analisis
jabatan, yang berupa kegiatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang
relevan dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. Oleh karena
proyek tersebut masih merupakan rencana maka analisis jabatan tidak bisa
dilakukan pada proyek tersebut. Dengan demikian, untuk meng-
identifikasikan pekerjaan-pekerjaan apa yang perlu dilakukan, kita bisa
membandingkan dengan proyek-proyek lain yang sudah ada. Di sini bantuan
dari teknisi industri akan bermanfaat untuk mengidentifikasikan pekerjaan-
pekerjaan kunci pada bidang produksi. Dalam setiap usaha selalu ada
pekerjaan-pekerjaan yang sama jenisnya, tetapi ada pula pekerjaan-pekerjaan
yang khusus sifatnya. Sebagai misal, dalam perusahaan tekstil dan
perusahaan sepatu, ada pekerjaan-pekerjaan seperti juru tik, kasir, sekretaris,
tenaga penjual, tenaga keuangan. Meskipun demikian ada pekerjaan-
pekerjaan yang khusus sifatnya. Seperti pembuat pola pada sepatu, penjahit
sepatu, hanya khusus terdapat pada perusahaan sepatu, tetapi pekerj aan-
pekerjaan, seperti operator mesin blowing, carding hanya terdapat pada
perusahaan tekstil. Pekerjaan-pekerjaan yang khusus ini kebanyakan terdapat
pada kegiatan produksi karena itulah bantuan dari teknisi industri sangat
diperlukan. Sebagai misal, pekerjaan tukang las diperlukan pada kegiatan
pembuatan kapal, tetapi tidak setiap tukang las bisa dipakai dalam pekerj aan
tersebut karena memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Hal yang
mengetahui persyaratan-persyaratan ini adalah juga teknisi industri.
Karena itulah, bantuan mereka yang mengetahui kegiatan produksi
sangat diperlukan agar bisa mengidentifikasikan pekerjaan-pekerjaan kunci,
kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan para pekerja tersebut sangat
diperlukan. Hasil kegiatan yang disebut sebagai analisis jabatan ini kemudian
disusun dalam suatu penjelasan yang disebut sebagai deskripsi jabatan.
Meskipun tidak ada standar bentuk deskripsi jabatan, umumnya penyusunan
deskripsi j abatan ini, untuk tugas-tugas yang harus dilaksanakan dimulai
kalimatnya dengan kata kerj a, misalnya berikut ini.
Tugas-tugas yang dilakukan:
a. membuat rencana penyelesaian pekerjaan dengan menyusun "Gantt
Chart''·
'
b. menaksir biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut;
c. menaksir kebutuhan man hours untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
e EKMA431 1/MODUL 7 7.27

Dalam deskripsi jabatan yang dibuat sering disusun bentuknya sebagai


berikut.
1) Identifikasi j abatan.
2) Ringkasanjabatan.
3) Tugas yang dilaksanakan.
4) Pengawasan yang diberikan dan diterima.
5) Hubungan dengan jabatan lain.
6) Bahan-bahan, alat-alat, dan mesin-mesin yang dipergunakan.
7) Kondisi kerja.
8) Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim.
9) Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas.

Penyusunan jenis-jenis pekerjaan ini tentu saja tidak perlu untuk semua
jenis pekerjaan. Untuk pertama kali cukup hanya disusun jenis-jenis
pekerjaan kunci saja.
Penyusunan ini yang merupakan salah satu aspek evaluasi untuk
manajemen nantinya, merupakan tugas yang sulit karena tidak tersedia
berbagai model kuantitatif untuk membantu penyusunannya. Karena itu,
pengalaman sangat diperlukan dalam penyusunan ini.

3. Persyaratan-persyaratan yang Diperlukan untuk Bisa Menjalankan


Pekerjaan dengan Baik
Setelah kita mampu menyusun pekerjaan-pekerjaan kunci apa yang
diperlukan agar proyek tersebut nantinya bisa berjalan dengan baik maka
langkah selanjutnya adalah menentukan persyaratan yang diperlukan agar
para karyawan bisa memangku pekerjaan tersebut dengan baik. Persyaratan-
persyaratan ini mungkin menyangkut pendidikan formal, kecerdasan
minimal, pengalaman, pengetahuan dan keterampilan, persyaratan fisik,
status perkawinan, jenis kelamin, usia dan kewarganegaraan.
Kadang-kadang suatu pekerj aan mensyaratkan kondisi tertentu, seperti
tidak buta warna, tidak berkaca mata, tinggi minimal tertentu, hanya untuk
karyawan pria, yang belum berkeluarga, dan sebagainya. Persyaratan-
persyaratan tersebut diberikan bukan dengan maksud melakukan
diskriminasi, tetapi memang sifat beberapa pekerj aan mengharuskan seperti
itu. Sebagai misal, analis di laboratorium yang kerjanya berhubungan dengan
berbagai bahan kimia, jelas akan sangat tidak menguntungkan kalau yang
bersangkutan buta warna misalnya. Beberapa perusahaan mensyaratkan
7.28 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

hanya pelamar pria yang diterima untuk pekerjaan/jabatan sales supervisor.


Alasannya adalah mereka harus banyak melakukan perjalanan, dan ini
dianggap kurang menguntungkan kalau dilakukan oleh wanita. Bagaimana
kalau terj adi, misalnya kerusakan kendaraan di tengah j alan, j auh dari temp at
penduduk?
Beberapa perusahaan mulai menggunakan persyaratan yang lebih real
dan bukan formal. Sebagai misal menentukan persyaratan seperti, pendidikan
ekuivalen dengan sarjana. Dengan demikian seseorang bukan sarjana bisa
saja memangku jabatan tersebut, asal dinilai mempunyai kemampuan seperti

seorang sarJ ana.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan tertutupnya
kesempatan bagi seseorang, hanya karena dia tidak memiliki pendidikan
formal yang tinggi. Kadang-kadang kemampuan seseorang pada bidang
tertentu tidak tergantung pada pendidikan formalnya. Meskipun demikian
cara semacam ini mengundang kehati-hatian dalam menilai kemampuan
seseorang.
Persyaratan-persyaratan ini dituangkan dalam spesifikasi jabatan, yang
disusun setelah deskripsi j abatan selesai dibuat. Dengan demikian,
penyusunan spesifikasi jabatan ini pun memerlukan bantuan dan kerja sama
dari mereka yang mengetahui secara pasti isi suatu jabatan. Pihak tersebut
bisa sponsor proyek tersebut, para teknisi industri ataupun pihak-pihak yang
telah mempunyai pengalaman dalam bidang yang sama.

4. Struktur Organisasi yang akan Dipergunakan


Proses pengorganisasian menyangkut prosedur tiga langkah, yaitu:
a. memerincikan semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan proyek. Dengan demikian maka pertama kali yang harus
ditentukan adalah tujuan apa yang ingin dicapai dari proyek ini. Di sini
kita menggunakan tujuan yang ingin dicapai adalah, salah satunya tujuan
yang ekonomis sifatnya;
b. membagi semua beban ke dalam berbagai aktivitas yang secara logis
enak dijalankan oleh seseorang. Kita tahu bahwa proyek tersebut tidak
bisa dijalankan oleh hanya satu orang, tetapi harus oleh banyak orang.
Karena itu, pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh proyek
tersebut haruslah dibagi-bagi kepada masing-masing anggota.
Pembagian ini haruslah mereka diberi pekerjaan yang mereka bisa
melakukannya, dan mereka haruslah tidak menjalankan pekerjaan yang
e EKMA431 1/MODUL 7 7.29

terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Terlalu banyak akan


mengakibatkan mereka tidak bisa bekerj a dengan baik, terlalu sedikit
akan membuat biaya menjadi terlalu mahal karena adanya kapasitas yang
menganggur;
c. menyusun mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan dari para
anggota organisasi itu ke dalam satuan yang harmonis dan padu, yaitu
dalam bentuk hagan organisasi. Suatu hagan organisasi harus
menggambarkan lima aspek struktur organisasi, yaitu pembagian
pekerjaan, manajer dan bawahan, tipe pekerjaan yang dilakukan,
pengelompokan bagian-bagian pekerjaan dan tingkat manajemen.

Kesatuan tindakan, keputusan, dan penyesuaian diri yang biasanya


mudah dilakukan untuk perusahaan-perusahaan kecil yang berjalan baik,
menjadi sulit apabila perusahaan makin bertambah besar. Oleh karena
proyek-proyek tersebut umumnya merupakan perusahaan besar maka
organisasi yang baik makin terasa diperlukan. Tugas para manajer nantinya
adalah memperkenankan masing-masing anggota organisasi untuk tetap
responsif dengan tujuan mereka, sementara pada waktu yang sama
mengoordinir elemen-elemen yang berbeda ke dalam satuan yang efisien dan
produktif.
Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan menentukan struktur
formal organisasi. Struktur formal organisasi menunjukkan masing-masing
bagian dan anggota dalam organisasi tersebut, kedudukan dan hubungan
mereka satu sama lain. Struktur ini biasa dicantumkan dalam hagan
organisasi (organization chart). Meskipun demikian, tidak setiap perusahaan
setuju dengan hagan organisasi tersebut. Sebagai misal, Robert Towsend,
bekas direktur Avis menyatakan bahwa hagan organisasi merusak moral
karena hagan tersebut menguatkan bahwa semua wewenang dan kemampuan
berasal dari atas. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan setuju dengan
pembuatan hagan organisasi tersebut karena membantu menjelaskan
wewenang, tugas, dan tanggung jawab manajemen.
Manfaat dan kerugian hagan organisasi telah lama menjadi perdebatan
para ahli. Manfaatnya, antara lain memudahkan para anggota organisasi
melihat bagaimana organisasi disusun, di samping para manajer dan bawahan
tabu tugas-tugas mereka secara jelas. Di samping itu, kalau ada suatu
persoalan yang ingin dipecahkan, kita bisa mengetahui dari mana kita harus
mencari orang yang bisa memecahkan persoalan tersebut.
7.30 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Kerugiannya adalah hahwa dalam hagan organisasi tersehut terlalu


hanyak hal-hal yang terlewatkan. Sehagai misalnya, tidak nampak dalam
hagan tersehut seherapa jauh tanggung jawah dan tugas seseorang dalam
masing-masing tingkatan organisasi itu. Juga huhungan-huhungan informasi
tidak nampak dalam hagan organisasi tersehut.
Berhagai departemen yang ada dalam organisasi secara formal dapat
disusun dalam dua cara utama, yaitu herdasarkan fungsi dan herdasarkan
divisi.
Organisasi herdasarkan fungsi menyatukan dalam suatu departemen
orang-orang yang menjalankan pekerjaan yang sama atau saling
herhuhungan. Sehagai misal, perusahaan mungkin dihagi-hagi dalam
departemen pemasaran, produksi, keuangan, dan sehagainya. Bagian
pemasaran, misalnya bertugas untuk memasarkan semua jenis harang yang
dihasilkan perusahaan.
Organisasi herdasarkan divisi, mengelompokkan kegiatan herdasarkan
produk yang dihuat, wilayah yang dilayani, konsumen yang dilayani, proses
yang digunakan. Sehagai misal, perusahaan menghasilkan dua jenis produk,
rokok kretek tangan dan rokok kretek mesin. Jika suatu perusahaan memhagi
departemen herdasarkan produk maka semua fungsi yang hersangkutan
dengan sigaret kretek tang an, dipisahkan dengan fungsi -fungsi yang
hersangkutan dengan sigaret kretek mesin. Dasar pemhagian ini adalah atas
dasar produk yang dihasilkan/dihuat. Berhagai hentuk hagan organisasi yang
disusun herdasarkan pemhagian departemen yang herheda-heda dicantumkan
pada Gamhar 7.12 sampai dengan Gamhar 7.14 merupakan komhinasi
penggunaan dasar pemhagian organisasi ke dalam departemen-departemen.

Oi rekt:u r
'Uta.rn:a
~

M ~ naj e r Man,aj er M~ n aje r .Man aJ.er


Prod t1 k ~ i Pe masaran
. K e u.a ng~n Person:aJi a

Gambar 7.12
Bagan Organ1sas1 Fungs1onal untuk Perusahaan lndustr1

Bagan organisasi tersehut di atas, dihagi atas fungsi-fungsi pokok yang


umum terdapat pada perusahaan industri, yaitu produksi, pemasaran,
e EKMA431 1/MODUL 7 7.31

keuangan, dan personalia. Tentu saja di dalam masing-masing fungsi tersebut


mungkin terdapat spesialisasi lagi. Misalnya bagian pemasaran akan
mempunyai lagi bagian-bagian promosi, riset pasar, dan sebagainya. Bagan
keuangan mungkin mempunyai bagian-bagian, seperti treasurer, akuntansi.

Dir ektur
Uta rna '

M'a naj er Manaj e·r Manajer P- r odu k


Prod uk F.armas-i Al at-alat E l e~tron'jk Alat- alat Ka ntor

Gambar 7.13
Bagan Organisasi Berdasarkan atas Produk untuk Perusahaan lndustri

Penggunaan dasar produk dalam pembentukan departemen-departemen


yang ada dalam suatu organisasi terutama berguna kalau perusahaan tersebut
menghasilkan berbagai jenis produk yang berbeda satu sama lain, baik dalam
pemasaran maupun produksinya. Contohnya bisa kita lihat pada Gambar 7.13
tersebut.

I'
Direktur
Utam.a
• .

M·anajer Man:ajer Mana j e r Produ k;


JProduk
. Farmasi
. A Iat:c--a laf lr.l e ktro n i k Alaf-a·lat Kantor

P roduksl Pemasara n Keuan·gan P·



e rs'o n ali a

Gambar 7.14
Bagan Organisasi Berdasarkan Produk dan Fungsi untuk Perusahaan Industri

Mungkin juga perusahaan menggunakan kombinasi dasar pembentukan


departemen pada tingkat pertama didasarkan atas produk, pada tingkat kedua
didasarkan atas fungsi. Contoh hagan organisasi ini dicantumkan pada
Gambar 7.14 di atas.
Pembagian pekerjaan. Salah satu masalah yang selalu timbul dalam
pengorganisasian adalah menentukan seberapa banyak tugas yang harus
dijalankan oleh seorang anggota organisasi atau sejumlah mana kita akan
7.32 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

melakukan spesialisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa spesialisasi membawa


berbagai manfaat bagi organisasi. Salah satu manfaat yang utama adalah
peningkatan produktivitas. Adam Smith telah membuktikannya sebagaimana
tertulis dalam Wealth of Nations, New York. Modern Library, 1937.
Meskipun demikian, beberapa ahli pada bidang psikologi organisasi
berpendapat bahwa spesialisasi akan menimbulkan kebosanan yang akhirnya
mengurangi kepuasan kerja. Mereka mengkhawatirkan timbulnya over
specialization yang membuat pekerjaan-pekerjaan dibagi-bagi dalam tugas-
tugas yang sangat sederhana. Akibatnya pekerjaan menjadi monoton tidak
memerlukan inisiatif sehingga membosankan. Untuk itulah diperkenalkan
berbagai cara, seperti job enlargement dan job enrichment. Job enlargement
mencoba mengurangi kebosanan ini dengan memperluas lingkup pekerjaan
yang harus dilakukan, sedangkan job enrichment mencoba menghindari
ketidakpuasan kerja ini dengan memperdalam pekerjaan yang harus
dilakukan dengan memberikan tanggung jawab yang lebih besar. Seperti
mengatur kecepatan kerja mereka sendiri, membetulkan kesalahan yang
mereka buat.
Koordinasi. Masalah lain yang timbul dalam pengorganisasian adalah
masalah koordinasi. Koordinasi merupakan suatu proses pengintegrasian
berbagai kegiatan dan tujuan dari berbagai satuan organisasi agar supaya bisa
mencapai tujuan organisasi dengan efisien. Ada beberapa cara yang bisa
dipergunakan untuk mengoordinir berbagai kegiatan yang ada dalam
organisasi. Pertama, dengan menggunakan hierarki manajerial. Dengan cara
ini, jika ada masalah di antara karyawan maka yang memecahkan adalah
atasan mereka. Atasan memutuskan tentang apa yang perlu dilakukan oleh
para bawahan yang mungkin berselisih tersebut. Kedua, dengan
menggunakan komunikasi antardepartemen. Cara semacam ini terutama
kalau ada masalah antarmanajer yang berada dalam tingkatan (level) yang
sama. Sebagai misal, lewat komunikasi antardepartemen, bagian penjualan
bisa menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dengan bagian produksi.
Lewat komunikasi ini bisa diketahui masalah apa yang dihadapi oleh masing-
masing departemen. Ketiga, dengan menggunakan panitia. Panitia ini
umumnya melakukan rapat secara periodik untuk membahas berbagai
masalah yang dihadapi oleh berbagai departemen. Panitia ini mungkin
berbentuk: panitia manajemen umum, panitia tentang masalah tertentu,
ataupun panitia multiple management. Salah satu bentuk panitia yang sering
dipergunakan adalah panitia anggaran. Pada waktu penyusunan anggaran
e EKMA431 1/MODUL 7 7.33

diperlukan kerja sama dan partisipasi dari semua pihak. Dan memang salah
satu tujuan pembuatan anggaran adalah berfungsi sebagai alat koordinasi
antarkegiatan.
Rentang Pengawasan (Space of control). Masalah lain dalam
pengorganisasian adalah penentuan rentang pengawasan. Rentang
pengawasan menunjukkan jumlah bawahan yang bisa diawasi dengan efektif.
Semakin banyak jumlah karyawan yang diawasi, semakin luas rentang
pengawasannya yang seharusnya. Umumnya berkisar antara 3-9 orang. Hal
ini tidak mengherankan karena banyak sedikitnya jumlah karyawan yang
diawasi tergantung pada berbagai faktor. Di antaranya:
a. kompleksitas pekerjaan. Semakin kompleks pekerjaan yang harus
dilakukan, rentang pengawasan cenderung makin sempit;
b. kemampuan karyawan. Semakin tinggi kemampuan karyawan, rentang
pengawasan cenderung semakin besar;
c. kegiatan yang harus dijalankan oleh pimpinan. Semakin banyak kegiatan
yang harus dijalankan oleh pimpinan, rentang pengawasan cenderung
semakin sempit.

Rentang pengawasan ini akan menentukan "kedalaman" manajemen


yang dipergunakan oleh perusahaan. Semakin sempit rentang pengawasan
berarti akan diperlukan semakin banyak jumlah pimpinan yang pada akhirnya
akan menambah tingkatan (level) manajemen.
Dalam organisasi yang dibentuk nanti, diperlukan jabatan-jabatan yang
mempunyai wewenang garis maupun staf. Mereka yang mempunyai
wewenang garis (line authority) adalah mereka yang mempunyai wewenang
untuk memerintah. Sedangkan wewenang staf hanya bersifat memberi saran.
Pemisahan dan kejelasan wewenang ini perlu ditegaskan untuk menghindari
kekisruhan nanti dalam operasi proyek.

5. Memperoleh Tenaga untuk Memangku Jabatan yang Diperlukan


Setelah kita merencanakan semua tugas, wewenang dan tanggung jawab
setiap jabatan kunci, persyaratan-persyaratannya, dan juga hubungan
antarbagian atau anggota organisasi (struktur organisasi)-nya maka langkah
berikutnya adalah mencari tenaga yang akan memangku jabatan-jabatan
tersebut. Pada garis besamya tenaga kerja yang akan memangku jabatan-
jabatan tersebut bisa tenaga kerja yang sudah siap, bisa juga tenaga kerja
yang belum siap sehingga perlu dididik atau dilatih terlebih dahulu.
7.34 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, nampaknya kedua cara ini


digunakan secara bersama-sama. Bahkan sering perusahaan terpaksa menarik
tenaga kerja yang belum berpengalaman, belum mempunyai keterampilan
dan pengetahuan yang cukup sehingga harus melakukan kegiatan latihan. Hal
ini dilakukan karena mungkin sifat pekerjaan yang sangat khusus sehingga
lembaga pendidikan formal tidak bisa menyediakan kemampuan seperti itu.
Sebagai misal, j abatan untuk pilot pes awat terbang komersial, pramugari, dan
sebagainya. Apa pun tipe pekerjaan yang ditawarkan, umumnya tenaga kerja
yang tersedia di pasaran memerlukan waktu untuk penyesuaian dengan
pekerjaan tersebut. Beberapa perusahaan menggunakan cara menarik tenaga
kerj a yang sudah "j adi" sehingga tidak perlu melakukan latihan lagi. Diakui
bahwa latihan tersebut memakan biaya yang tidak sedikit. Bisa sampai
berpuluh juta untuk membuat seorang karyawan menjadi tenaga yang "siap"
bekerja. Karena itulah, perusahaan yang memilih cara merekrut tenaga yang
sudah "jadi" umumnya harus menawarkan imbalan yang lebih tinggi
daripada imbalan yang sudah mereka terima pada perusahaan lama. Untuk
tenaga-tenaga tertentu, bahkan kita mungkin terpaksa harus menggunakan
tenaga asing. Dan ini akan mengakibatkan ketergantungan pada pihak luar
negeri. Karena itulah, mestinya perusahaan juga membuat program
penyiapan tenaga kerja sehingga bisa menyediakan pengganti-pengganti
karyawan kalau terpaksa beberapa karyawan kunci meninggalkan
perusahaan.
Umumnya cara yang diperlukan untuk memperoleh tenaga kerja yang
diperlukan, ditempuh dengan cara-cara, seperti:
a. memasang iklan;
b. menghubungi kantor penempatan tenaga kerja;
c. menggunakan jasa dari karyawan yang sudah ada;
d. menghubungi lembaga pendidikan;
e. lamaran yang masuk secara kebetulan;
f. menghubungi organisasi buruh yang ada.

Di daerah-daerah yang terpencil, sering penyediaan karyawan ini


menjadi sangat sulit. Umumnya tenaga kerja yang di Jawa masih segan untuk
bekerja di pelosok. Karena itulah, banyak perusahaan-perusahaan logging
terpaksa menggunakan karyawan asing, apakah mereka dari Philipina, Korea,
dan sebagainya. Dengan kata lain, tergantung dari lokasi proyeknya, masalah
pengadaan tenaga kerj a ini akan berbeda pula tingkat kesulitannya. Kalau
e EKMA431 1/MODUL 7 7.35

proyek tersebut berlokasi di Jakarta misalnya, penyediaan tenaga kerja relatif


lebih mudah dibandingkan dengan kalau lokasi proyek tersebut di pelosok, di
luar Pulau Jawa.
Apa pun sumber yang digunakan, umumnya proyek terpaksa harus
mengeluarkan biaya latihan untuk bisa mendapat tenaga yang terampil, dan
mampu menjalankan pekerjaan yang diperlukan dalam operasi proyek
tersebut.
Salah satu faktor yang perlu kita pertimbangkan agar karyawan yang
sudah dimiliki tidak lari atau pindah ke perusahaan lain adalah dibuatnya
sistem penggajian yang baik. Sistem penggajian ini prinsipnya adalah
hendaknya memenuhi persyaratan internal dan external consistency, yaitu
bahwa gaji yang dibayarkan hendaknya tidak lebih rendah dengan tingkat
upah/gaji yang umum berlaku dan jabatan yang lebih tinggi menerima upah
atau gaji yang lebih besar pula.
Cara yang sering dipergunakan adalah dengan menggunakan sistem
point, di mana setiap jabatan dinilai dalam bentuk point. Kemudian, point ini
diterjemahkan ke dalam rupiah sebagai gaji yang dibayarkan.

SPONSOR PROYEK DAN MANAJEMEN

Seorang pengusaha atau suatu perusahaan yang menghubungi suatu


lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank untuk mengajukan
permohonan bantuan (kredit) bagi pendirian atau perluasan proyeknya
dikenal sebagai calon nasabah atau calon peminjam. Dalam analisis dan
penilaian aspek manajemen ini sering ditemui istilah sponsor proyek, pihak
inilah yang akan menjadi calon peminjam. Sponsor proyek ialah orang-orang
atau perusahaan-perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dalam suatu proyek dengan kriteria-kriteria sebagai berikut.
1. Merencanakan dan mempersiapkan usulan proyek.
2. Menyediakan dana bagi pembiayaan proyek.
3. Melaksanakan pembangunan fisik proyek.
4. Melaksanakanjalannya proyek secara komersial.
5. Turut bertanggung jawab atas segala akibat pelaksanaan jalannya
proyek, baik berupa risiko yang harus ditempuh maupun kewajiban-
kewajiban yang harus dipenuhi.
7.36 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Dalam praktik, analisis dan penilaian aspek manajemen yang harus


dilakukan oleh calon kreditor meliputi penilaian sponsor proyek yang
bersangkutan, yaitu mengenai (1) identitas Sponsor Proyek, (2) keikutsertaan
dalam proyek dan motivasinya, (3) kualitas individu, (4) hasil yang dicapai di
masa lalu, (5) kelayakan berkredit (jika proyek mengajukan pinjaman kepada
kreditor), dan (6) kepantasan manajemen.

1. Identitas Sponsor Proyek


Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sebuah proyek bisa berupa
individu atau badan hukum. Jika sponsor proyek yang dimaksud adalah
individu atau orang maka hal-hal yang perlu diteliti adalah keterangan
pribadinya, latar belakang pendidikan dan pengalaman, kewarganegaraan
(jika diperlukan), hubungan keluarga (jika lebih dari satu orang), kegiatan
usaha di tempat lain, hubungan yang pernah dilakukan dengan Bank atau
lembaga keuangan lainnya, hubungan yang bersangkutan dengan proyek, dan
reputasinya, sedangkan jika sponsor proyek adalah perusahaan, perlu
diketahui status hukumnya, struktur permodalannya, pemegang saham,
pimpinan, dan kelompok perusahaan (jika ada).

2. Keikutsertaan dalam Proyek dan Motivasinya


Keterlibatan seseorang atau suatu perusahaan dalam suatu proyek dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya ikut dalam partisipasi modal,
persiapan proyek atau pembangunan fisik, pelaksanaan manajemen,
memberikan paten dan royalties, dan ikut memberikan jaminan tambahan
(dalam hubungan dengan pinjaman bank).
Alasan atau motivasi keterlibatan sponsor proyek, antara lain ingin
memanfaatkan modal yang ingin dimilikinya, ingin mewujudkan suatu
gagasan produksi, melihat adanya potensi pasar, memperluas usaha dengan
melakukan integrasi, misalnya suatu konsultan ingin mendirikan kontraktor.

3. Kualitas Individu
Kualitas individu yang dimaksud adalah keterampilan manajemen,
kepemimpinan, sifat pembawaan, kemampuan bergaul dan bekerja sama serta
kondisi fisik dan mental, kesehatan, usia.
e EKMA431 1/MODUL 7 7.37

4. Hasil yang Dicapai di Masa Lalu


Ketajaman analisis terhadap kemampuan sponsor proyek (baik individu
maupun perusahaan) sangat dibantu dan dipengaruhi oleh adanya data dan
informasi mengenai hasil-hasil yang pernah dicapai oleh individu atau
perusahaan tersebut. Cara-cara yang sering dilakukan pada perluasan ialah
dengan melakukan analisis keuangan terhadap neraca, laporan laba-rugi, dan
laporan keuangan lain dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila sponsor
adalah individu, perlu pula diketahui past performance individu yang
menjalankan kegiatan tersebut.

5. Kelayakan Berkredit
Kelayakan berkredit bertujuan untuk menilai tingkat kepercayaan bank
atau lembaga keuangan lain atau kreditor terhadap kemampuan dan kemauan
debitur (calon nasabah) atau sponsor proyek untuk memenuhi kewajibannya,
yaitu kemampuan untuk mengembalikan pinjaman yang akan diberikan
kepadanya. Dalam praktik, cara yang sering dipakai untuk mengetahui
kemampuan dan kemauan calon debitur, antara lain melalui informasi bank,
informasi usaha, relasi dagang, keluarga, kelompok, dan penilaian atas
jaminan yang dapat disediakan.

6. Kepantasan Manajemen
Terakhir, perlu pula dinilai pantas tidaknya kualitas individu atau latar
belakang dari calon debitur atau sponsor proyek untuk dapat melaksanakan
proyek yang bersangkutan. Penilaian tersebut meliputi struktur organisasi
perusahaan/proyek dan kapabilitas dari orang-orang yang akan menduduki
jabatan pimpinan (key personnel). Ada beberapa hal yang perlu dinilai dalam
struktur organisasi, antara lain kelengkapannya, keseimbangan antarunit,
hubungan dan koordinasi, kemampuan jangkauan pengendalian (span of
control), dan jumlah tenaga kerja untuk tiap-tiap unit atau bagian. Sedangkan
penilaian kapabilitas key personnel mencakup kemampuan manajerial tiap-
tiap orang yang akan menduduki pimpinan bidang, misalnya bidang
pemasaran, umum atau personalia, keuangan, produksi. Kemampuan
manajerial tersebut dinilai dengan mengetahui pendidikan formalnya,
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan, kondisi fisik, dan sebagainya.
7.38 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

LATIHAN
____........

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!


1) Apa raja yang perlu diperhatikan dalam manaJemen selama
pembangunan dan manajemen selama operasi?
2) Jelaskan pengertian Sponsor Proyek dan sejauh mana keterlibatannya di
dalam proyek yang ditanganinya!
3) Bagaimana cara mengetahui kemampuan dan kemauan sponsor proyek
dalam memenuhi kewajibannya?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Hal yang perlu diatur dalam perencanaan pelaksanaan proyek ialah


(a) apa saja yang perlu dilakukan dalam penyelesaian proyek, bagaimana
dan siapa yang akan melakukannya serta kapan harus melakukan;
(b) fasilitas apa saja yang perlu disediakan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan (misalnya, dana, logistik, personalia); (c) pengawasan yang
dilakukan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen
operasi proyek ialah (1) apa bentuk badan usaha yang sebaiknya
dipergunakan; (2) jenis-jenis pekerjaan apa-saja yang diperlukan agar
us aha tersebut bisa berj alan dengan Iancar; (3) apa persyaratan-
persyaratan yang diperlukan untuk bisa menjalankan pekerjaan-
pekerj aan tersebut dengan baik; (4) bagaimana struktur organisasi yang
akan dipergunakan; (5) bagaimana memperoleh tenaga untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
2) Pengertian sponsor proyek dalam hal ini ialah orang-orang atau
perusahaan-perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dalam suatu proyek dengan kriteria-kriteria sebagai berikut.
a) Merencanakan dan mempersiapkan usulan proyek.
b) Menyediakan dana bagi pembiayaan proyek.
c) Melaksanakan pembangunan fisik proyek.
d) Melaksanakan jalannya proyek secara komersial.
e EKMA431 1/MODUL 7 7.39

e) Turut bertanggung jawab atas segala akibat pelaksanaan jalannya


proyek baik berupa risiko yang harus ditempuh, maupun kewajiban-
kewajiban yang harus dipenuhi.
3) Kelayakan berkredit menilai tingkat kepercayaan bank atau lembaga
keuangan lain atau kreditor terhadap kemampuan dan kemauan debitur
(calon nasabah) atau sponsor proyek dalam memenuhi kewajibannya
mengembalikan pinjaman yang akan diberikan kepadanya. Di praktik,
cara yang sering dipakai untuk mengetahui kemampuan kemauan calon
debitur tersebut adalah dengan melalui informasi usaha, relasi dagang,
keluarga, kelompok dan penilaianjaminan yang dapat disediakan.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Manajemen dalam operasi membicarakan mengenai rencana


pengelolaan proyek dalam operasi komersial nantinya. Hal-hal yang
direncanakan dalam pengelolaan operasi proyek ialah:
1. apa bentuk badan usaha yang sebaiknya dipergunakan;
2. jenis-jenis pekerjaan apa saja yang diperlukan agar usaha tersebut
dapat berj alan dengan lancar;
3. apa persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk bisa
menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan baik;
4. bagaimana struktur organisasi yang akan dipergunakan;
5. bagaimana memperoleh tenaga untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Penilaian aspek manajemen proyek oleh calon kreditor pada


umurnnya meliputi identitas sponsor proyek, keikutsertaan dalam proyek
dan rnoti vasinya, kualitas individu, hasil yang dicapai di mas a lalu,
kelayakan berkredit, dan kepantasan manajemen.

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu j awaban yang paling tepat!


1) Perencanaan manajemen selama pembangunan, antara lain
rnenyangkut ....
A. bentuk badan usaha yang akan digunakan proyek
B. struktur organisasi perusahaan
7.40 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

C. jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan


D. fasilitas yang perlu disediakan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan selama pembangunan

2) Masalah perencanaan tenaga kerja guna memenuhi kebutuhan pekerjaan-


pekerj aan yang diperlukan, sesuai dengan struktur organisasi perusahaan
agar usaha proyek berjalan dengan baik adalah masalah yang
berhubungan dengan ....
A. pembangunan proyek
B. operasi proyek
C. pencarian gagasan proyek
D. pengawasan pembangunan proyek

3) Timbulnya pemogokan dan demonstrasi bahkan sampai tahap perusakan


akibat ketidakpuasan tenaga kerj a terhadap fasilitas yang ada (dengan
anggapan tidak dicampuri dengan kepentingan lain misalnya politisi)
mencerminkan bahwa perusahaan kurang berhasil dalam ....
A. penentuanjumlah dan kualitas tenaga kerja
B. pemilihan tenaga kerj a
C. pemeliharaan tenaga kerja
D. pengembangan tenaga kerja

4) Keterangan lengkap mengenai jabatan, jenis pekerjaan, tugas,


wewenang, tanggung jawab, hubungan dengan pekerjaan lain dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat ditemukan di
dalam ....
A. deskripsi j abatan
B. spesifikasi j abatan
C. struktur organisasi
D. iklan tentang lowongan pekerjaan

5) Sedangkan keterangan mengenai persyaratan-persyaratan yang


diperlukan untuk bisa menjalankan pekerjaan dengan baik dituangkan
dalam ....
A. deskripsi j abatan
B. spesifikasi j abatan
C. struktur organisasi
D. iklan tentang lowongan pekerjaan
e EKMA431 1/MODUL 7 7.41

6) Siapa di antara pihak-pihak yang tersebut berikut ini dapat dikategorikan


sebagai sponsor proyek?
A. Orang yang rnerencanakan dan mernpersiapkan usulan proyek
B. Perusahaan lain yang menyediakan dana bagi pembiayaan proyek
C. Orang-orang yang akan melaksanakan proyek secara komersial
D. A, B, dan C benar

7) Cara yang objektif untuk mendapatkan informasi mengenai hasil-hasil


yang pernah dicapai oleh Sponsor Proyek adalah ....
A. wawancara langsung dengan sponsor proyek
B. mendapatkan keterangan langsung mengenai sponsor proyek dari
pihak keluarganya
C. mengadakan analisis keuangan perusahaan yang dipimpin sponsor
proyek sebelum proyek, yang sudah diperiksa akuntan publik
D. mewawancarai pegawai atau ternan dekatnya

8) Guna menilai tingkat kepercayaan kreditor terhadap kemampuan calon


debitur memenuhi kewajibannya, cara apa yang sering dilakukan oleh
calon kreditor?
A. Mendapatkan informasi mengenai yang bersangkutan lewat
informasi bank.
B. Mendapatkan informasi tersebut dengan mengadakan wawancara
langsung dengan calon debitor.
C. Mendapatkan keterangan mengenai yang bersangkutan dari
informasi usaha.
D. A dan C benar.

9) Berikut adalah hal-hal yang dinilai dalam penilaian kepantasan


manajemen, kecuali ....
A. kemampuan individu-individu yang akan menduduki posisi kunci
B. kelengkapan, keseimbangan, hubungan dan koordinasi dalam
rencana struktur organisasi
C. kemampuan individu yang akan menduduki posisi kunci dalam
pembayaran bunga dan angsuran.
D. kemampuan manajerial individu-individu yang akan menduduki
posisi kunci

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
7.42 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 7 7.43

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) A. Jauhnya jarak antara lokasi pimpinan dan bawahan tanpa didukung
komunikasi yang baik dan lancar, menyebabkan bawahan bekerja
berdasar atas wa was an pribadi yang sering tidak sesuai dengan misi
perusahaan yang sebenarnya. Hal tersebut disebabkan oleh
ketidaktahuan dan ketidakmengertian bawahan terhadap misi
perusahaan yang dalam hal ini misi pimpinan.
2) A
3) c
4) A
5) A

Tes Formatif2
1) A
2) B
3) D
4) c
5) A

Tes Formatif 3
1) D. Fasilitas-fasilitas perlu disediakan untuk melancarkan pelaksanaan
berbagai kegiatan selama pembangunan proyek. Misalnya, dana,
logistik.
2) B. Masalah perencanaan tenaga kerja guna operasi (komersial) proyek
tidak hanya mencakup jumlah dan kualitasnya melainkan juga
pencarian, seleksi, penilaian, pemilihan, pemeliharaan dan
pengembangan.
3) C. Pemeliharaan tenaga kerja adalah termasuk pula memberikan
fasilitas yang diinginkan tenaga kerja agar merasa aman dan puas
bekerja di perusahaan. Jika merasa aman dan puas serta terpenuhi
kebutuhannya, tenaga kerj a tersebut akan bekerj a dengan baik, tidak
melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan. Misalnya,
pemogokan, demonstrasi. Oleh karena itu, perusahaan sangat perlu
memperhatikan "pemeliharaan" tenaga kerja ini.
7.44 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4) A. Dengan membuat analisis jabatan dan deskripsi jabatan jenis, jenis-


jenis pekerjaan yang diperlukan dapat diidentifikasi. Secara garis
besar di dalam deskripsi j abatan terdapat keterangan mengenai
identifikasi j abatan, ringkasan j abatan, tug as yang dilaksanakan,
pengawasan diberikan dan diterima, hubungan dengan jabatan lain,
bahan, alat-alat, dan mesin yang digunakan, kondisi kerj a,
penjelasan istilah tidak lazim dan komentar tambahan.
5) B. Persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk bisa menjalankan
pekerjaan dengan baik dituangkan di dalam spesifikasi jabatan yang
dibuat setelah deskripsi jabatan. Persyaratan-persyaratan tersebut
meliputi pendidikan formal, kecerdasan, minimal, pengalaman,
pengetahuan, keterampilan, persyaratan fisik, status perka winan,
jenis kelamin, usia, kewarganegaraan.
6) D. Pengertian sponsor proyek adalah orang-orang atau perusahaan yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam suatu proyek
dengan kriteria-kriteria berikut: merencanakan dan mempersiapkan
proyek, menyediakan dana bagi pembiayaan proyek, melaksanakan
j alannya proyek secara komersial, turut bertanggung j awab atas
segala akibat pelaksanaan j alannya baik berupa risiko yang harus
ditempuh maupun kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.
7) C. Dengan menganalisis laporan keuangan yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik, analis dapat mengetahui secara tidak
langsung prestasi masa lalu dari Sponsor Proyek dengan lebih
objektif dibandingkan dengan ketiga cara lainnya.
8) D. Untuk menilai tingkat kepercayaan calon nasabah dalam memenuhi
kewajibannya, calon kreditor biasanya memintakan informasi bank
(dari Bank Indonesia). lnformasi tersebut berisi keterangan ringkas
mengenai status debitur yang menyangkut antara lain jumlah
pinjaman dan jaminan. Sumber informasi lain ialah informasi usaha,
relasi dagang, kelompok.
9) C. Dengan mengetahui kemampuan memenuhi kewajiban kreditor atau
analisis dapat mengetahui kelayakan berkredit bukan kepantasan

manaJemen.
e EKMA431 1/MODUL 7 7.45

Daftar Pustaka

Bryoe, Murray D. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating


Economic Growth. McGraw-Hill Book Co.

Gray, Clive, Lien K. Sabur, P Simanjuntak, P.F.L. Maspaitella. (1987).


Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis-Manajemen, Metode dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

Lukman D. Wijaya. (1983). Sponsor Proyek dan Manajemen. Makalah pada


Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

_ _ _ _ _ . (1983). Evaluasi Kemanfaatan Ekonomi dan Sosial. Makalah


pada Development Banking Courses. Jakarta: Uppindo.

Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek.


Jakarta: Pustaka B inaman.

Suad Husnan dan Suwarsono. (1984). Studi Kelayakan Proyek, Konsep,


Teknik dan Penyusunan Laporan. Yogyakarta: BPKK.

_ _ _ _ _ . (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Sukama Hasan. (1983). Pokok-pokok Aspek Hukum dalam Penilaian Proyek.


Makalah pada Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

Kembali ke Daftar
. lsi
MDDUL 8

Analisis Aspek Hukum


Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

nalisis dan penilaian aspek hukum juga tidak kalah pentingnya dengan
analisis aspek lainnya. Aspek ini merupakan aspek yang perlu
diperhatikan pula untuk menilai keberhasilan proyek dalam keseluruhan.
Analisis yuridis (hukum) perlu dilakukan untuk menilai proyek bertentangan
atau tidak dilihat dari segi hukum. Misalnya, masalah pendirian, perizinan.
Peninjauan dari sisi ini penting dilakukan sebelum proyek terlanjur
diberhentikan oleh pihak-pihak yang berwajib karena dianggap beroperasi
secara ilegal atau menghadapi protes masyarakat yang menganggap bahwa
proyek yang dibangun dianggap melanggar norma kemasyarakatan.
Akibatnya, paling tidak kerugian materi akan menimpa sponsor proyek
perusahaan.
Dalam analisis aspek yuridis, paling tidak perlu dilihat dari sisi: who
(siapa pelaksana proyek), what (proyek apa yang dibuat), where (di mana
proyek akan dilaksanakan), when (kapan proyek akan dilaksanakan) dan how
(bagaimana proyek dilaksanakan).
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda akan mampu
menjelaskan pentingnya dilakukan penilaian aspek hukum dan menjelaskan
apa saj a yang harus dianalisis dalam analisis aspek hukum dalam studi
kelayakan. Selain itu, lebih khusus Anda diharapkan mampu:
1. menjelaskan hak-hak dan kewajiban yuridis pemilik proyek;
2. menganalisis aspek hukum dalam studi kelayakan.
8.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR

Analisis Aspek Hukum

ilihat dari segi yuridis, pelaksanaan proyek merupakan rangkaian


kegiatan pemenuhan prestasi dan kontrapretasi. Istilah "prestasi" dalam
hal ini adalah pelaksanaan kewajiban oleh salah satu pihak. Sedang
kontrapretasi ialah pelaksanaan kewajiban oleh pihak lain. Oleh karena itu,
analisis dan penilaian aspek yuridis suatu proyek melibatkan setiap aspek dari
proyek tersebut secara keseluruhan.
Penilaian dan analisis aspek yuridis ini sangat perlu dilakukan terutama
bagi calon kreditor yang akan memberikan bantuan pinjaman dan bagi calon
investor yang ingin menanamkan modalnya di dalam proyek, untuk
menjamin bahwa calon kreditor atau investor "aman" karena proyek tidak
terlibat dalam suatu kegiatan yang menyimpang hukum. Bagi pemilik
proyek, tujuan melakukan analisis yuridis adalah untuk meyakinkan kepada
calon kreditor atau investor bahwa proyeknya tidak "menyimpang" dari
hukum dan peraturan yang sedang berlaku.
Untuk menganalisis dan menilai proyek dari segi yuridis, ada beberapa
pertanyaan yang perlu dijawab, yaitu:
1. Siapa pelaksana proyek?
2. Proyek atau usaha apa yang akan dilaksanakan?
3. Di mana proyek akan dilaksanakan?
4. Kapan proyek dilaksanakan?
5. Bagaimana cara pelaksanaan proyek.

A. SlAPA PELAKSANA PROYEK?

Analisis mengenai siapa pelaksana proyek, dapat didekati dengan dua


macam, pertama badan usahanya dan orang-orang atau individu-individu
yang terlibat sebagai decision makers. Pelaksana proyek adalah individu atau
organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, yang sering disebut
sebagai Sponsor Proyek. Dilihat dari segi yuridis, Sponsor Proyek bisa
berbentuk pemilik tunggal merangkap pengurus suatu perusahaan
perorangan, para "Firmant" suatu Firma, Persero Pengurus (Persero
Komplementer) suatu Perseroan Komanditer atau Direksi suatu Perseroan
Terbatas atau Perusahaan Daerah.
e EKMA431 1/MODUL B 8.3

Berkaitan dengan aspek yuridis dalam studi kelayakan bisnis ini, jenis
perusahaan yang akan bertanggung jawab dalam pengelolaan proyek yang
akan dibuat ini perlu diketahui sebelumnya karena masing-masing memiliki
karakteristik sendiri.

1. Bentuk Yuridis Perusahaan


Beberapa bentuk perusahaan dari segi yuridis yang ditemukan di
Indonesia akan dijelaskan di bawah ini.

a. Perusahaan Perseorangan
Jenis perusahaan ini merupakan perusahaan yang diawasi dan dikelola
oleh seseorang. Di satu pihak ia memperoleh semua keuntungan perusahaan,
di samping juga menanggung semua risiko yang timbul dalam kegiatan
perusahaan.

b. Firma
Firma adalah suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh
beberapa orang dengan menggunakan nama bersama. Di dalam firma semua
anggota mempunyai tanggung jawab sepenuhnya baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama terhadap utang-utang perusahaan pada pihak lain.
Apabila terj adi kerugian, kerugian itu akan ditanggung bersama, hila perlu
dengan seluruh "kekayaan pribadi". Jika salah satu anggota keluar dari firma,
firma otomatis bubar.

c. Perseroan Komanditer (CV)


Perusahaan Komanditer (CV) merupakan suatu persekutuan yang
didirikan oleh beberapa orang yang masing-masing menyerahkan sejumlah
uang dalam jumlah yang tidak perlu sama. Sekutu dalam Perusahaan
Komanditer ini ada dua macam. Pertama, sekutu komplementer, yaitu orang-
orang yang bersedia untuk mengatur perusahaan. Kedua, sekutu komanditer
yang mempercayakan uangnya dan bertanggung jawab terbatas kepada
kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan.

d. Perseroan Terbatas (PT)


Badan usaha jenis ini adalah suatu badan yang mempunyai kekayaan,
hak memiliki. Tanda keikutsertaan seseorang memiliki perusahaan adalah
dengan memiliki saham perusahaan. Makin banyak saham yang dimiliki,
8.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

makin besar pula andil dan kedudukannya dalam perusahaan tersebut. Jika
terj adi utang maka harta milik pribadi tidak dapat dipertanggungkan atas
utang perusahaan tersebut, tetapi terbatas pada sahamnya saja.

e. Perusahaan Negara (PN)


Perusahaan negara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
yang modalnya secara keseluruhan dimiliki oleh negara, kecuali jika ada hal-
hal khusus berdasarkan undang-undang. Tujuan dari pendirian perusahaan
negara ini adalah untuk membangun ekonomi nasional menuju masyarakat
yang adil dan makmur.

f. Perusahaan Pemerintah yang lain


Bentuk perusahaan pemerintah yang lain di Indonesia adalah Persero,
Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Jawatan (Perjan) dan Perusahaan
Daerah (PD). Persero dan Perusahaan Daerah (PD) merupakan perusahaan
yang mencari keuntungan bagi negara, sedangkan untuk Perum dan Perjan
bukanlah semata-mata mencari keuntungan.

g. Koperasi
Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang bergerak di bidang
ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang
bersifat murni, pribadi dan tidak dapat dialihkan. J adi, badan us aha ini
merupakan suatu wadah yang penting untuk kesejahteraan anggota
berdasarkan persamaan. Menurut bidang usaha, koperasi dikelompokkan
menjadi Koperasi Produksi, Koperasi Konsumsi, Koperasi Simpan Pinjam,
dan Koperasi Serba Usaha.
Menurut luas usahanya, koperasi dibagi atas Primer Koperasi (Primkop ),
Pusat Koperasi (Puskop) dan Gabungan Koperasi (Gakop) dan lnduk
Koperasi (lnkud). Primer Koperasi adalah koperasi sebagai satuan terkecil
yang melibatkan secara langsung anggotanya. Pusat Koperasi merupakan
gabungan paling sedikit lima primer koperasi. Gabungan Koperasi
merupakan gabungan paling sedikit tiga Puskop, sedangkan Induk Koperasi
merupakan gabungan paling sedikit tiga Gakop.

2. Identitas Pelaksana
Setelah mengetahui pelaksana Proyek, yang perlu diketahui selanjutnya
adalah identitas mereka, yaitu menyangkut (a) kewarganegaraan,
e EKMA431 1/MODUL B 8.5

(b) Informasi Bank, (c) Keterlibatan dalam gugatan/tuntutan, (d) hubungan


kekeluargaan, dan (e) Debitor ketiga atau bukan.

a. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan sponsor proyek perlu diketahui. Hal itu berhubungan
dengan peraturan pribumisasi dalam pendirian suatu perusahaan.
Kemungkinan kewarganegaraan sponsor proyek adalah WNI (Warga Negara
Indonesia) atau WNA (Warga Negara Asing). Jika WNI, Pribumi atau
NonPribumi, misalnya Keturunan Tionghoa atau keturunan lainnya.

b. lnformasi bank
Perlu diketahui adalah apakah mereka (pelaksana proyek) juga debitor
Bank lain atau dengan kata lain apakah mereka telah mendapatkan pinjaman
(kredit atau sejenisnya) dari Bank lain. Jika dari informasi Bank telah
didapatkan keterangan bahwa Sponsor Proyek tersebut adalah debitor Bank
lain maka hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut adalah berapa jumlah
pinjaman, apakah pembayaran angsurannya lancar atau macet atau bahkan
terlibat cek kosong, bagaimana jaminannya, berapa nilai jaminannya.

c. Keterlibatan dalam gugatan atau tuntutan


Perlu diteliti ketidakterlibatan pelaksanaan proyek dalam suatu tindakan
yang dapat menimbulkan gugatan atau tuntutan.

d. Hubungan keluarga
Jika terdapat hubungan suami istri sebagai individu-individu yang
terlibat dalam proyek, perlu diteliti bagaimana mereka menikah, apakah
dengan harta campuran (bersama) atau terpisah? Jika hubungan individu-
individu yang terlibat dalam proyek terdapat hubungan orang tua dan anak
maka perlu diketahui masalah perwalian dan pembagian atau penolakan

war1san.

e. Debitor pihak ketiga atau bukan


Jika mungkin, perlu pula diketahui apakah para pelaksanaan proyek juga
merupakan debitor dari pihak ketiga.
8.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

B. PROYEK APA YANG AKAN DILAKSANAKAN?

Ada beberapa sisi yang perlu dianalisis untuk mengetahui jenis usaha
yang akan dibuat.

1. Bidang Usaha
Paling tidak bidang usaha dari proyek yang akan dibangun harus sesuai
dengan anggaran dasar perusahaan atau sesuai dengan falsafah perusahaan
(corporate philosophy) dan perencanaan strategis perusahaan.

2. Fasilitas
Kalau proyek akan dilaksanakan dalam rangka Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN), akankah mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu, fasilitas
apa yang akan diperoleh, apakah aplikasinya sudah diajukan, sedang dalam
proses, atau telah diperoleh?

3. Gangguan Lingkungan
Dalam hubungannya dengan proses produksi proyek, hal-hal yang perlu
diketahui antara lain sejauh mana proses produksi dan basil limbahnya
mengganggu lingkungan (ekologi). Proyek yang akan dibuat perlu
memperhatikan lingkungan sekitar tempat proyek berada. Pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek akan berdampak negatif pada
proyek itu sendiri, seperti pencemaran udara, air, suara, dan moral
masyarakat.

4. Pengupahan
Pada manajemen sumber daya manusia proyek pertanyaan khusus yang
berkaitan dengan perburuhan adalah berapa upah buruh minimal, apakah
sudah disesuaikan dengan ketentuan yang ada (upah minimum
regional/UMR)? Bagi proyek yang banyak membutuhkan tenaga kerja
dengan keahlian (skill) yang rendah biasanya mudah mendapatkan tenaga
seperti itu dan mereka mau dibayar dengan rendah pula. Sistem pengupahan
perlu memperhatikan standar upah minimum yang ditetapkan pemerintah
setempat karena jika dilanggar, keresahan buruh akan berdampak negatif
pada proyek.
e EKMA431 1/MODUL B 8.7

5. Manajemen Investasi Aktiva Tetap


Kaitannya dengan aktiva tetap, Apakah aktiva (tanah, bangunan,
kendaraan, dan sebagainya) dibeli dengan tunai atau sewa beli. Jika sewa beli
bagaimana kondisi pembayarannya? Kapan berakhirnya kontrak dan
• ••
perJanJian.

C. DI MANA PROYEK AKAN DILAKSANAKAN?

Letak proyek yang akan dibangun tidak akan terlepas dari pengaruh-
pengaruh yang dapat merugikan perusahaan jika tidak dipersiapkan dengan
baik. Fokus tempat proyek dilaksanakan, meliputi berikut ini.

1. Perencanaan Wilayah
Lokasi proyek harus sesuai dengan Perencanaan Kota/Peruntukan
Wilayah sehingga memudahkan perolehan izin-izin, yaitu izin mendirikan
bangunan (1MB), HO, dan izin lokasi. Di samping itu, juga perlu
diperhatikan prakiraan situasi dan kondisi lokasi proyek dalam waktu yang
akan datang.

2. Status Tanah
Selain itu, perlu pula diteliti status tanah lokasi proyek. Status
kepemilikan tanah proyek harus jelas, jangan sampai menjadi masalah di
kemudian hari.
Ada berbagai status tanah, yaitu Tanah Hak Milik, Tanah Hak Guna
Bangunan, Tanah Hak Guna Usaha, Tanah Hak Pakai yang diberikan oleh
Negara, Tanah Negara, Tanah hak Pengelolaan, dan Tanah Hak Milik yang
sudah diwakafkan.

D. W AKTU PELAKSANAAN PROYEK

Dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan proyek, perlu diteliti (1) apakah
menurut Anggaran Dasar, perusahaan yang bersangkutan masih berlaku
(belum kedaluwarsa), (2) bagaimana perizinan yang telah diperoleh? Sebuah
proyek akan dapat dilaksanakan apabila izin-izin (minimal izin prinsip) sudah
diperoleh atau sudah diperpanjang atau sudah diubah karena peningkatan
produksi atau karena perubahan atau penambahan mesin. Perizinan tersebut,
antara lain:
8.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

1. izin usaha yang dikaitkan dengan bidang usaha yang bersangkutan,


misalnya Izin U saha Industri, Izin U saha Perhotelan, Izin U saha
Periklanan;
2. izin Usaha Perdagangan serta 1MB, HO, dan Izin Lokasi yang telah
disebut di atas;
3. izin-izin khusus, misalnya di bidang perhotelan, izin Menjual Minuman
Keras, Izin Mengadakan Diskotek.

E. BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN PROYEK?

Cara pelaksanaan proyek yang akan diteliti dalam hal ini adalah
berkaitan dengan cara memperoleh tambahan modal yang menyangkut
penentuan hak dan kewajiban di antara para penanam modal dalam
proyek/perusahaan yang bersangkutan. Tambahan modal dapat diperoleh dari
( 1) perorangan yang in gin ikut andil dalam perusahaan/proyek, dan
(2) Lembaga Keuangan, baik Bank maupun NonBank. Lembaga keuangan
sebagai peminjam telah menentukan syarat-syarat dalam rangka pengamanan
secara yuridis baik yang bersifat pencegahan maupun penanggulangan.
Syarat-syarat yang ditetapkannya harus dipenuhi oleh pelaksana proyek.

1. Tambahan Modal dari Perorangan/Individu


Bentuk perusahaan bisa dibedakan dengan melihat jumlah pemilik modal
yang terdapat dalam perusahaan. Sebagai contoh, apabila seorang merasa
mampu menanamkan modal sendiri seluruhnya di dalam perusahaan maka
bentuk perusahaannya adalah Perusahaan Perorangan. Jika dia memerlukan
tambahan modal dan diperolehnya dari orang lain yang memiliki hak dan
kewajiban sama maka perusahaan harus menjadi Firma. Jika perusahaan
kemudian berkembang dan kedua orang pengelola Firma tersebut di atas
tidak ingin rekanan (partner) baru ikut campur ke dalam kepengurusan tetapi
masih membutuhkan tambahan modal maka mereka dapat mengikutsertakan
orang lain menjadi Persero Komanditer, sedangkan dua orang pemilik
pertama menjadi Persero Pengurus dan bentuk perusahaan adalah Perseroan
Komanditer (CV). Perkembangan selanjutnya adalah Perseroan terbatas. Di
dalam Perseroan Terbatas, hak-hak dan kewajiban dari setiap orang yang
terlibat di dalam perusahaan, berbeda sebagaimana ditentukan di dalam
Anggaran dasar masing-masing.
e EKMA431 1/MODUL B 8.9

Di dalam tiap-tiap Anggaran Dasar Perusahaan, terdapat pembatasan-


pembatasan terhadap wewenang, hak, dan tanggung jawab pengurus,
misalnya pembatasan-pembatasan wewenang pengurus pada CV (Perseroan
Komanditer). Setiap keputusan yang akan diambil oleh Persero harus
mendapat persetujuan dari perseroan Komanditer. Pada Perseroan Terbatas
(PT), persetujuan semacam tersebut di atas dimintakan dari Dewan Komisaris
atau Rapat Umum Pemegang Saham.
Tanggung jawab para pengurus tiap-tiap bentuk perusahaan pun
berbeda-beda, misalnya para "Firman" suatu Firma bertanggung jawab penuh
atas semua utang Firma (tanggung renteng). Pada Perseroan Komanditer,
tanggung jawab terletak di pundak para Persero Pengurus. Sedangkan
tanggung jawab Persero Komanditer terbatas pada nilai saham yang disetor.
Tanggung jawab pemegang saham pada PT sama seperti tanggung jawab
persero komanditer pada CV.

2. Tambahan Modal yang Didapat dari Lembaga Keuangan


Sebagai pemberi pinjaman, suatu lembaga keuangan menentukan syarat-
syarat memperoleh pinjaman. Salah satu syarat adalah menyangkut
pengamanan yuridis, baik yang bersifat pencegahan maupun
penanggulangan.

a. Pencegahan
Salah satu contoh pencegahan yang disyaratkan oleh lembaga keuangan
yang bersangkutan terhadap calon debitor, yaitu setiap penggantian persero
pada Perseroan Komanditer atau pemegang saham pada Perseroan Terbatas
harus mendapat persetujuan dari lembaga keuangan yang akan menjadi
kreditor. Persyaratan tersebut diberikan kepada perusahaan (cal on kreditor)
dengan tujuan untuk mencegah masuknya pemegang saham atau persero
yang tidak qualified karena sudah masuk catatan hitam Bank Indonesia atau
tercatat sebagai nasabah kredit macet. Contoh lain persyaratan pinjaman yang
bersifat pencegahan ialah, pinjaman di atas jumlah tertentu harus memenuhi
ketentuan bahwa lembaga keuangan yang bersangkutan harus diangkat
sebagai anggota Dewan Komisaris. Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk
memudahkan pengawasan oleh lembaga keuangan terhadap debitor.
Masuknya lembaga keuangan yang bersangkutan sebagai salah satu
komisaris diharapkan seawal mungkin mencegah penyimpangan penggunaan
dana yang dipinjamkan.
8.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

b. Penanggulangan
Terdapat dua cara penanggulangan, yaitu jumlah jaminan dan asuransi.
1) Jaminan
J aminan memiliki dua fungsi pokok, yaitu sebagai stimulan kesungguhan
sponsor proyek dan sebagai Ultimum Remedium atau obat terakhir yang
memenuhi kewajibannya, yaitu tidak bisa membayar kembali pinjaman.
Jenis jaminan bisa dibagi menjadi dua, yaitu jaminan atas benda dan
janji tak bersyarat Gaminan perseorangan). Jaminan atas benda bisa
berupa proyek itu sendiri dan jaminan tambahan, sedangkan janji tak
bersyarat diberikan oleh sponsor proyek atau bisa pula dilakukan oleh
pihak ketiga, seperti perusahaan induk dari calon debitor apabila
seseorang (atau badan hukum) menyatakan bahwa ia menjadi penjamin
atau penanggung dari debitor maka jika debitor tidak dapat memenuhi
kewajibannya, si penanggunglah yang akan membayar utang debitor.
Jaminan atas benda bisa berupa jaminan dari proyek atau jaminan
tambahan berupa tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, dan piutang.
Tanah sebagai jaminan kredit dianggap sebagai jaminan yang paling
aman karena tidak mudah musnah dan nilainya hampir tidak pernah
berkurang. Tanah yang dijaminkan tidak berarti menjadi milik kreditor
karena menurut Undang-undang Pokok Agraria, Hak Jaminan atas Tanah
tidak memberi wewenang untuk menggunakan tanah yang bersangkutan.
Pengertian tanah sebagai jaminan adalah jika debitor lalai dalam
memenuhi kewajibannya maka kreditor melalui acara yang ditentukan
dalam peraturan hukum yang berlaku berhak untuk menjual lelang tanah
yang bersangkutan dan mengambil hasilnya sebagian atau seluruhnya
untuk pelunasan utangnya.
Tidak semua tanah bisa dijaminkan karena tidak semua tanah
mempunyai nilai yang dapat dihitung dengan uang dan dapat
dipindahkan haknya kepada pihak lain. Tanah yang tidak bisa diterima
sebagai jaminan kredit ialah tanah negara, tanah Hak Pengelolaan dan
tanah Hak Milik yang sudah diwakafkan karena ketiga jenis tanah
tersebut tidak dapat dipindahkan haknya.
Pengikatan jaminan tanah dan bangunan adalah dengan hipotik.
Sedangkan jaminan berupa mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan
barang-barang bergerak lainnya, pengikatannya atas dasar "gadai dengan
F.E.O (Fiduriare Eigendoms Overdracht) dan jaminan berupa piutang
pengikatannya dengan "Cessie".
e EKMA431 1/MODUL B 8.11

2) Asuransi
Di samping menguasai secara yuridis jaminan yang diberikan debitor,
lembaga keuangan, sebagai kreditor harus pula memperhitungkan
kejadian-kejadian yang mungkin akan mengancam barang jaminan
secara fisik. Kejadian-kejadian yang mengancam barang jaminan
tersebut dapat berupa malapetaka atau musibah yang tidak bisa diduga
sebelumnya, tetapi dapat dihitung. Pengikatan jaminan senilai berapa
pun tidak akan berharga apabila barang jaminan tersebut tertimpa
musibah atau menjadi musnah, misalnya karena kebakaran. Untuk
memperkecil risiko akibat yang ditimbulkan oleh musibah atau
malapetaka yang tidak terduga terhadap barang jaminan kredit dapat
ditempuh jalan dengan pengalihan risiko kepada pihak lain. Perusahaan
yang menerima pengalihan risiko tersebut adalah perusahaan asuransi.
Ketika kreditor menerima barang-barang jaminan kredit dan
diasuransikan, kreditor harus mensyaratkan pencantuman klausula bank,
artinya setiap ganti rugi yang diberikan penanggung kepada tertanggung
harus diterima kreditor.
Dalam kaitan dengan penilaian proyek, ada dua jenis asuransi, yaitu
Asuransi Kerugian dan Asuransi Jumlah. Asuransi Kerugian bisa dibagi
dalam berbagai kelompok, yaitu Asuransi Kebakaran, Asuransi
Pengangkutan Barang (pengangkut darat, laut, dan udara), Asuransi
Rangka Kapal, Asuransi Aneka (Asuransi Kendaraan Bermotor,
Asuransi Kecelakaan Diri, dan lain-lain), Asuransi Rekayasa
(Engineering Insurance, misalnya Contractor" s All Risks, Erection All
Risks), sedangkan Asuransi Jumlah adalah Credit Life Insurance yang
jika ditinjau dari segi pembayaran ganti rugi merupakan suatu jenis
• •
Jannnan.

LATIHAN
- - -- ~

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Apa saja yang perlu dianalisis dari segi yuridis untuk mengetahui
identitas sponsor proyek? J elaskan!
8.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

2) Apa saja yang perlu dianalisis dari segi yuridis yang berkaitan dengan
waktu pelaksanaan proyek?
3) Mengapa Sponsor Proyek berkepentingan mengadakan analisis dan
penilaian aspek yuridis?
4) Mengapa proyek yang dijaminkan perlu diasuransikan?
5) Mengapa tanah negara tidak bisa dijaminkan?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) ldentitas pelaksanaan proyek yang perlu diketahui adalah


(a) kewarganegaraan, (b) informasi bank, (c) keterlibatan dalam
gugatan/tuntutan, (d) hubungan kekeluargaan, dan (e) debitor ketiga atau
bukan.
2) Dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan proyek perlu diteliti (a) apakah
menurut Anggaran Dasar Perusahaan yang bersangkutan masih berlaku
(belum kedaluwarsa), (b) bagaimana perizinan yang telah diperoleh?
Proyek dapat dilaksanakan apabila izin-izin (minimal izin prinsip) sudah
diperoleh atau sudah diperpanjang atau sudah diubah karena peningkatan
produksi atau karena perubahan atau penambahan mesin.
3) Penilaian dari analisis aspek yuridis ini sangat perlu dilakukan terutama
bagi calon kreditor yang akan memberikan bantuan pinjaman bagi calon
investor yang ingin menanamkan modalnya di dalam proyek yang
bersangkutan untuk menjamin bahwa calon kreditor atau investor aman
karena tidak terlibat dalam suatu kegiatan yang menyimpang hukum.
Bagi pemilik proyek, tujuan melakukan analisis yuridis adalah untuk
meyakinkan kepada calon kreditor atau investor bahwa proyeknya tidak
menyimpang dari hukum dan peraturan yang sedang berlaku.
4) Untuk memperkecil risiko akibat yang ditimbulkan oleh musibah atau
malapetaka yang tidak terduga terhadap barang jaminan kredit dapat
ditempuh jalan dengan pengalihan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan
mengasuransikan jaminan kredit. Perusahaan yang menerima pengalihan
risiko tersebut adalah perusahaan asuransi.
5) Tanah yang tidak bisa diterima sebagai jaminan kredit ialah tanah
negara, tanah hak pengelolaan dan tanah hak milik yang sudah
diwakafkan karena ketiga jenis tanah tersebut tidak dapat dipindahkan
haknya.
e EKMA431 1/MODUL B 8.13

RANG KUMA N _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Analisis dan penilaian aspek yuridis meliputi seluruh aspek yang


ada dalam suatu proyek. Dilihat dari segi yuridis, pelaksanaan proyek
merupakan suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan prestasi dan
kontraprestasi. Prestasi adalah pemenuhan kewajiban oleh suatu pihak
dan kontraprestasi merupakan pemenuhan kewajiban oleh pihak lain.
Ada beberapa hal yang perlu dianalisis, yaitu yang berkaitan dengan
pelaksana proyek, proyek yang akan dilaksanakan, tempat kedudukan
proyek yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan proyek, dan cara
pelaksanaan proyek.
Pelaksanaan proyek adalah individu (individu-individu) yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek atau lebih tepatnya adalah Sponsor
Proyek.
Proyek yang akan dilaksanakan perlu diteliti sesuai tidaknya dengan
yang tercantum dalam Anggaran Dasar masing-masing.
Ternpat kedudukan proyek berkaitan dengan status tanah yang
diperoleh sebagai tempat kedudukan proyek.
W aktu pelaksanaan proyek dapat diteliti dari izin yang diperoleh
masih berlaku atau sudah tidak berlaku.
Cara pelaksanaan proyek dapat diketahui dari cara sponsor proyek
mendapatkan tambahan modal, baik dari perorangan maupun dari
Lembaga Keuangan Bank maupun NonBank. Khusus untuk cara
perolehan dana dari Lembaga Keuangan baik Bank maupun NonBank,
pihak lembaga keuangan perlu meletakkan dasar pengamanan yuridis.
Pengamanan tersebut bersifat pencegahan dan penanggulangan. Cara
pencegahan bisa dilakukan melalui persyaratan-persyaratan yang
diajukan dalam rangka perolehan pinjaman. Sedangkan cara
penanggulangan bisa dilakukan dengan pengenaan jarninan dan asuransi
barang yang dijaminkan dengan klausula bank yang bersangkutan.

TES FORMATIF

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Pilihlah pelaksana Proyek yang berbadan us aha Perseroan Terbatas ....
A. pemilik perusahaan
B. firman
C. persero pengurus
D. direksi
8.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

2) Di antara hal-hal berikut, manakah yang termasuk hal yang perlu diteliti
dalam analisis dan penilaian aspek yuridis mengenai pelaksana
proyek ....
A. identitas mereka, antara lain mengenai kewarganegaraan
B. fasilitas investasi yang diperoleh proyek
C. perizinan proyek
D. cara memperoleh tambahan modal

3) Jika seorang analis aspek yuridis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
kondisi pembayaran sewa beli kendaraan proyek, analis tersebut sedang
melakukan analisis dan penilaian mengenai ....
A. pelaksana proyek
B. proyek yang akan dilaksanakan
C. lokasi proyek
D. cara pelaksanaan proyek

4) Dari basil analisis perizinan diperoleh kenyataan bahwa izin prinsip


proyek belum diperoleh. Pada waktu analis mengadakan penelitian
tersebut, analis mengadakan analisis dan penilaian yang berhubungan
dengan ....
A. jenis proyek yang akan dilaksanakan
B. lokasi proyek
C. waktu pelaksanaan proyek
D. cara pelaksanaan proyek

5) Tanggung jawab penuh atas semua utang Perseroan Komanditer berada


di tang an para ....
A. persero pengurus
B. persero komanditer
C. firman
D. pemegang saham

6) Jika terjadi risiko tidak mampu membayar angsuran atas pinjaman yang
didapat maka risiko tersebut akan ditanggung oleh pemilik perusahaan
yang bersangkutan. Dua pihak tersebut berikut ini memiliki tanggung
jawab yang besarnya pada prinsipnya serupa satu dengan lain, meskipun
bentuk perusahaannya berlainan. Pihak-pihak tersebut adalah ....
A. firman dan persero komanditer
B. persero pengurus dan persero komanditer
C. persero komanditer dan pemegang saham
D. persero pengurus dan pemegang saham
e EKMA431 1/MODUL B 8.15

7) Besamya tanggung jawab tersebut pada soal no. 6 adalah ....


A. penuh tidak terbatas pada modal yang disetor
B. terbatas pada nilai saham yang disetor
C. terbatas pada jumlah saham yang disetor
D. penuh termasuk harta kekayaan pribadi

8) Keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu Perseroan


Komanditer harus mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari ....
A. persero pengurus
B. persero komanditer
C. pemegang saham
D. firman

9) Oleh karena PT X meminta sejumlah pinjaman dan melebihi sejumlah


tertentu maka calon kreditor meminta pengurus PT X memenuhi
ketentuan bahwa anggota perusahaan kreditor (misalnya lembaga
keuangan) harus diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris. Ketentuan
tersebut dimaksudkan untuk ....
A. ikut mendapatkan keuntungan
B. memudahkan pengawasan oleh kreditor terhadap debitor
C. mencegah penyimpangan penggunaan dana yang dipinjamkan
D. memudahkan pengawasan dan pencegahan penyimpangan dana

10) Tanah yang tidak bisa dijaminkan adalah tanah yang memiliki
sertifikat ....
A. hak guna usaha, hak pengelolaan, dan hak milik
B. hak negara, hak milik, dan hak sewa
C. tanah negara, hak pengelolaan, dan milik yang telah diwakafkan
D. tanah negara, hak milik, dan hak guna usaha

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
8.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL B 8.17

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) D. Direksi adalah pelaksana perusahaan s uatu Perseroan Terbatas (PT).
Pemilik perusahaan (pemegang saham) menyerahkan wewenang
kepada direksi untuk menjalankan perusahaan. Tugas direksi adalah
menetapkan kebijakan umum dan tujuan perusahaan, memilih
manajer umum, memberikan persetujuan atau perubahan (kalau
perlu) atas usulan manajer umum terhadap penyelesaian masalah-
masalah manajerial, anggaran modal, kontrak-kontrak penting,
perubahan produk, harga, kebijakan gaji dan upah. Ringkasnya,
tugas direksi adalah mendapatkan manajer umum yang cakap,
memberi kebebasan bekerja kepadanya dengan sebelumnya
memberikan pengarahan yang jelas mengenai kebijakan perusahaan
kemudian menilai basil pekerjaan manajer umum tersebut.
2) A. Analisis dan menilai aspek yuridis mengenai pelaksana proyek
terutama menyangkut identitas pelaksana. Yakni antara lain status
kewarganegaraan, status dan reputasi pelaksana dalam memenuhi
segala kewajiban perbankan, keterlibatan tidaknya dalam tindak
kriminal, hubungan keluarga antara pelaksana lain dan debitor
ketiga atau bukan. Jika debitor ketiga perlu diketahui besar
pinjaman, kreditomya dan persyaratan yang menyertainya.
3) B. Analisis dan penilaian mengenai proyek yang akan dilaksanakan
dilihat dari segi yuridis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek nantinya seperti, misalnya apakah bidang
usahanya sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah
Tangganya, izin, fasilitas yang didapat dari pemerintah, proses
produknya mengganggu lingkungan atau tidak, upah buruh minimal
sesuai tidak dan peraturan pemerintah dan kondisi pembiayaan
barang-barang modal proyek merugikan, menguntungkan, atau
beralasan bagi proyek atau tidak.
4) C. Untuk meneliti mengenai waktu pelaksanaan proyek, analis perlu
meneliti perizinan dan anggaran dasarnya, yakni izin yang dimaksud
sudah didapat atau belum, kapan berlakunya, kapan perlu diperbarui.
5) A. Pesero pengurus adalah pendiri Perseroan Komanditer (CV) yang
mempunyai tanggung jawab penuh tidak terbatas pada modal disetor
8.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

saja melainkan seluruh harta benda yang dia miliki termasuk harta
pribadi.
6) C. Perseroan Komanditer dan pemegang saham memiliki tanggung
jawab yang serupa, yaitu terbatas sebesar nilai saham disetor
walaupun bentuk perusahaan tidak sama. Persero komanditer
sebagai penyetor modal CV atau Perseroan Komanditer, sedangkan
pemegang saham adalah penyetor modal suatu Perseroan Terbatas.
7) B. Lihat keteranganjawaban Nomor 6.
8) B. Menurut Anggaran Dasar Perusahaan suatu Perseroan Komanditer
(CV), Persero Pengurus, sebagai pendiri perusahaan, tetap tidak bisa
bertindak semaunya karena setiap keputusan yang akan diambil
harus mendapat persetujuan Pesero Komanditer.
9) D. Ketentuan bahwa kreditor harus menjadi salah satu anggota Dewan
Komisaris dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan sehingga
penyimpangan-penyimpangan dapat dihindari seawal mungkin.
10) C Tidak semua tanah bisa dijaminkan sebagai jaminan tidak
terbayarnya kembali utang. Tanah tersebut adalah tanah negara,
tanah hak pengelolaan dan tanah yang bersertifikat hak milik, tetapi
sudah diwakafkan. Alasan tidak bisa diterimanya tanah tersebut
untuk dijaminkan menurut Undang-undang Pokok Agraria adalah
bahwa ketiga jenis tanah tersebut tidak dapat dipindahkan haknya.
e EKMA431 1/MODUL B 8.19

Daftar Pustaka

Bryoe, Murray D. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating


Economic Growth. McGaw-Hill Book Co.

Gray, Clive, Lien K. Sabur, P Simanjuntak, P.F.L. Maspaitella. (1987).


Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis-Manajemen, Metode dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

Lukman D. Wijaya. (1983). Sponsor Proyek dan Manajemen. Makalah pada


Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

_ _ _ _ _ . (1983). Evaluasi Kemanfaatan Ekonomi dan Sosial. Makalah


pada Development Banking Courses. Jakarta: Uppindo.

Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek.


Jakarta: Pustaka B inaman.

Suad Husnan dan Suwarsono. (1984). Studi Kelayakan Proyek, Konsep,


Teknik dan Penyusunan Laporan. Yogyakarta: BPKK.

_ _ _ _ _ . (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Sukama Hasan. (1983). Pokok-pokok Aspek Hukum dalam Penilaian Proyek.


Makalah pada Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

Kembali ke Daftar
., lsi
MDDUL 9

Penilaian Usulan Pembiayaan Proyek


dan Penyusunan Laporan Studi
Kelayakan
Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.

PENDAHULUAN

etelah kebutuhan dana dapat ditentukan dengan tepat, perhatian


selanjutnya adalah menentukan sumber dana yang akan dipilih.
Pertanyaan yang berkaitan dengan pemilihan sumber dana ini adalah dalam
bentuk apa kebutuhan dana akan dipenuhi? Apakah akan dipenuhi dengan
modal sendiri 100% atau sebaliknya dengan modal asing 100% atau
kombinasi kedua jenis modal tersebut. Apabila ditentukan bahwa kebutuhan
dana akan dipenuhi dengan kombinasi antara modal sendiri dengan modal
asing maka timbul pertanyaan berikutnya, berapa proporsi masing-masing
sumber dana yang akan digunakan, dan bagaimana perimbangan masing-
masing sumber dana yang optimal.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan
berbagai sumber pembiayaan rencana investasi atau proyek dan mampu
menyusun suatu laporan studi kelayakan yang sistematis. Selanjutnya, lebih
khusus Anda diharapkan mampu menjelaskan sumber-sumber dana untuk
membiayai proyek (rencana investasi) dan menyusun laporan studi kelayakan
yang sistematis.
9.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 1

Sumber-sumber Dana lnvestasi

asalah pemilihan sumber dana yang akan dipergunakan menjadi sangat


...... penting karena setiap penggunaan dana memerlukan pengorbanan
(biaya) sehingga setiap keputusan pemilihan pemenuhan kebutuhan dana
akan membawa konsekuensi yang berbeda. Keputusan pemilihan sumber
dana akan menentukan struktur modal perusahaan. Struktur modal akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya modal (sering juga disebut dengan
weighted average cost of capital atau over all cost of capital).
Selanjutnya, biaya modal rata-rata tertimbang tersebut dalam penilaian
investasi akan dipergunakan sebagai discount rate untuk mempresent value-
kan aliran kas masuk bersih (proceeds) apabila menggunakan konsep Net
Present Value (NPV), maupun Profitability Index (PI); dan juga akan
dipergunakan sebagai pembatas (cut off) dalam penilaian investasi apabila
menggunakan konsep Internal Rate of Return (IRR).
Masalah pemenuhan dana tidak hanya timbul pada waktu akan memulai
beroperasi saja, tetapi juga selama perusahaan berjalan. Apabila perusahaan
memperoleh keuntungan dalam beroperasinya, juga akan timbul persoalan
tentang apakah keuntungan yang diperoleh akan dibagikan kepada pemilik
perusahaan atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk pembayaran
perluasan perusahaan di masa-masa mendatang.
Apabila perusahaan memutuskan lebih baik membagikan kepada pemilik
perusahaan daripada menahannya maka kebutuhan dana untuk
pengembangan harus dipenuhi dari sumber lain. Begitu pula sebaliknya
apabila diputuskan bahwa keuntungan yang diperoleh ditahan sebagai laba
ditahan maka kebutuhan dana dapat dipenuhi dari dalam dan ketergantungan
dengan pihak luar akan berkurang. Pemilihan apakah akan menahan laba
yang diperoleh atau membagikannya kepada pemilik perusahaan juga
merupakan keputusan pembelanjaan atau pemenuhan kebutuhan dana.
Seperti halnya keputusan investasi, keputusan pembelanj aan ini juga
akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan demikian, kita harus
mempelajari dengan sungguh-sungguh pemilihan sumber dana yang akan
dipergunakan beserta pertimbangannya karena ini akan mempengaruhi biaya
modal perusahaan dan nilai perusahaan.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.3

Adapun berbagai sumber dana yang dapat dipergunakan oleh perusahaan


adalah seperti termuat dalam Gambar 9.1. Selanjutnya sumber dana ini
dipergunakan untuk mendanai aktiva berikut ini.

SUMBER DANA

DARI DALAM DARI LUAR

LABA DITAHAN DEPRESIASI OBLIGASI SA HAM

Gambar 9.1.
Bagan Macam-macam Sumber Dana Perusahaan

A. KEBUTUHAN DANA UNTUK AKTIVA LAN CAR

Aktiva tetap yang diperlukan untuk investasi bisa diklasifikasikan


sebagai berikut.
1. Aktiva Tetap Berwujud
a. Tanah dan pengembangan lokasi.
b. Bangunan dan perlengkapannya.
c. Pabrik dan mesin.
d. Aktiva tetap lainnya.
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud.
a. Aktiva tidak berwujud.
b. Biaya-biaya pendahuluan.
c. Biaya-biaya sebelum operasi.

1. Aktiva Tetap Berwujud


a. Tanah dan pengembangan lokasi
Biaya ini termasuk harga tanah, biaya pendaftaran, pembersihan,
penyiapan tanah, pembuatan jalan ke jalan yang terdekat, pemagaran.
9.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

b. Bangunan dan perlengkapannya


Ini termasuk bangunan untuk pabrik, bangunan untuk administrasi,
gudang, untuk pembangkit tenaga, pos-pos keamanan, jasa-jasa arsitektur.

c. Pabrik dan mesin-mesin


Ini merupakan komponen terbesar dari investasi. Termasuk di dalamnya
adalah biaya pembangunan pabrik, harga mesin, biaya pemasangan, biaya
pengangkutan, suku cadang, dan lain sebagainya. Ada baiknya di sini kita
memisahkan mesin-mesin yang diimpor dan yang tidak untuk memasukkan
kemungkinan perubahan kurs valuta.

d. Aktiva tetap lainnya


Ini termasuk perlengkapan angkutan dan materials handling,
perlengkapan untuk penelitian dan pengembangan, meubelair, perlengkapan
kantor.

e. Dasar penaksiran
Untuk menaksir biaya dari berbagai aktiva tetap, diperlukan informasi
tentang kebutuhan fisik dan harga-harga. Kebutuhan fisik mungkin
didasarkan atas salah satu atau beberapa faktor berikut ini.
1) Rencana yang terperinci dan spesifikasi yang lengkap.
2) Rancangan garis besar dan spesifikasi yang belum lengkap.
3) Pengalaman dengan proyek yang sama di tempat lain.
4) Pengalaman dengan proyek yang agak berbeda di temp at lain.
5) Beberapa "pedoman" yang telah diuji secara empiris.

lnformasi tentang harga bisa didasarkan atas:


1) harga-harga di waktu yang lalu;
2) daftar harga yang masih berlaku;
3) daftar harga kira-kira.

2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud

a. Aktiva tidak berwujud


Misalnya, patent, lisensi, pembayaran "lumpsum" untuk penggunaan
teknologi, engineering fees, copyright, goodwill.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.5

b. Biaya pendahuluan
Biaya ini terdiri dari biaya untuk studi pendahuluan, penyiapan
pembuatan laporan studi kelayakan, survey pasar, legal fee.

c. Biaya sebelum operasi


Ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebelum
berproduksi secara komersial. Komponen yang utama adalah biaya penarikan
tenaga kerja, biaya latihan, beban bunga, biaya-biaya selama masa produksi
percobaan.

Oleh karena sulitnya menentukan kapan suatu produksi bisa dikatakan


produksi secara komersial maka selalu ada untuk arbitrase dalam
penentuannya.
Sering pengeluaran untuk aktiva tetap ini berlangsung beberapa tahun
sehingga perlu disusun jadwal pengeluaran untuk keperluan investasi
terse but, seperti yang terlihat pada Tabel 9 .1.

Tabel 9.1.
Tahap-tahap Pengeluaran Modal

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3


Rp $ Rp $ Rp $
Aktiva Tetap Berwujud
Tanah dan Pengembangan
Lokasi
Bangunan
Pabrik & Mesin-mesin
Aktiva Tetap Berwujud Lain

Aktiva Tetap Tidak Berwujud


Aktiva Tidak Berwujud
Biaya Pendahuluan
Bia 'a Sebelum 0 Jerasi
TOTAL

B. KEBUTUHAN DANA UNTUK MODAL KERJA

Istilah modal kerja bisa diartikan sebagai modal kerja bruto, atau modal
kerja neto. Modal kerja bruto menunjukkan semua investasi yang diperlukan
untuk aktiva lancar yang terdiri dari (1) kas, (2) surat-surat berharga (kalau
ada), (3) piutang, (4) persediaan, (5) lainnya. Modal kerja neto merupakan
9.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

selisih antara aktiva lancar dengan utang jangka pendek. Dimaksudkan aktiva
lancar adalah aktiva yang untuk berubah menjadi kas memerlukan waktu
yang pendek, kurang dari satu tahun, atau satu siklus produksi.
Untuk pembicaraan di sini kita menggunakan pengertian modal kerja
bruto dengan alasan bahwa bagaimanapun juga kebutuhan dana ini harus ada
yang membelanjainya, apakah dengan spontan atau tidak. Di dalam
pengertian sehari-hari sering memang modal kerj a ini diartikan sebagai
keseluruhan aktiva lancar. Meskipun dalam keadaan-keadaan tertentu kita
mungkin lebih menggunakan pengertian neto.
Untuk menghitung kebutuhan modal kerja tersedia beberapa metode.
Ketepatan metode tersebut akan tergantung pada pengertian/definisi yang kita
pergunakan. Untuk kepentingan kita, di mana modal kerja kita artikan
sebagai modal kerja bruto, kita akan menggunakan cara berikut ini untuk
menaksir berapa kebutuhan modal kerja. Metode yang kita pergunakan
adalah didasarkan atas waktu keterikatan dana dalam modal kerja, yaitu
waktu yang diperlukan sejak kita mengeluarkan kas sampai dengan kembali
menjadi kas dan pengeluaran kas per hari. Untukjelasnya kita berikan contoh
beriku t ini.
Misalkan, perusahaan akan memproduksikan sebanyak 72.000 unit
dalam satu tahun. Produksi per bulan diperkirakan stabil selama tahun
tersebut. Biaya per unit membuat 72.000 unit tersebut diperkirakan sebagai
berikut.
Biaya bahan mentah Rp1.000,00
Biaya tenaga kerja 300,00
Biaya pabrik tidak langsung 400,00

Biaya produksi Rp1.700,00


Hargajual Rp2.500,00

Biaya produksi per bulan, untuk membuat 6.000 unit adalah sebagai berikut.
Biaya bahan mentah Rp 6.000.000,00
Biaya tenaga kerja 1.800.000,00
Biaya pabrik tidak langsung 2.400.000,00
Total biaya Rp10.000 000,00

Misalkan bahwa tahap-tahap operasi adalah sebagai berikut.


Tahap bahan mentah 3 bulan
Tahap barang dalam proses 1 bulan
Tahap barang jadi 1 bulan
Tahap dalam piutang 2 bulan
e EKMA431 1 / MODUL 9 9.7

Tahap-tahap tersebut berarti bahwa rata-rata bahan ada dalam gudang


selama 3 bulan, rata-rata proses produksi memerlukan 1 bulan, rata-rata
barang jadi disimpan selama 1 bulan, dan rata-rata pembeli membayar
pembelian mereka dalam waktu 2 bulan.
Misalkan bahwa biaya untuk mengubah (convertion cost) terjadi secara
sama dalam proses produksi. Maka investasi dalam bahan mentah, barang
dalam proses, barang jadi, dan piutang akan nampak seperti yang tercantum
pada Tabel 9 .2.
Tabel 9.2.
lnvestasi pada Berbagai Aktiva Lancar (dalam Jutaan Rupiah)

Barang Barang
Bahan
Input Dalam Jadi Piutang Total
Mentah
Proses
Peri ode
(bulan)
1. Bahan mentah
- Persediaan 3 18
- Pada Barang 1 6
dalam Proses
- Pada Barang Jadi 1 6
- Pada Piutan~ 2 12
42
2. Tenaga Kerja
- Pada Barang }'2 0,9
dalam Proses
- Pada Barang Jadi 1 1,8
- Pada Piutan~ 2 3,6
6,3
3. Biaya Pabrik Tidak
Langsung
- Pada Barang }'2 1,2
dalam Proses
- Pada Barang Jadi 1 2,4
- Pada Piutan~ 2 4,8
8,4
4. Laba Kotor 2 9,6 9,6
18 8,1 10,2 30,00 66,3
Sumber: Husnan, (1999).

Misalkan, perusahaan menginginkan persediaan suku cadang sebesar


Rp6.000.000,00 dan persediaan kas untuk berjaga jaga sebesar
Rp5.000.000,00 maka kebutuhan modal kerjanya adalah:
Rp66.300.000,00 + Rp6.000.000,00 + Rp5.000.000,00 = Rp77.300.000,00
9.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Dari contoh di depan kita melihat bahwa besar kecilnya kebutuhan


modal kerja tergantung dari lama keterikatan dana dan juga volume kegiatan
produksi.

C. SUMBER DANA

Setelah diketahui berapa banyak dan yang akan diperlukan dan kapan
dana tersebut akan diperlukan untuk investasi tersebut maka pertanyaan
selanjutnya yang timbul adalah dari mana atau dalam bentuk apa dana
tersebut akan ditarik. Pada dasamya pemilihan sumber dana bertujuan untuk
memilih sumber dana yang pada akhimya bisa memberikan kombinasi
dengan biaya yang terendah dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi
proyek atau perusahaan yang mensponsori proyek tersebut (artinya jangka
waktu pengembalian sesuai dengan jangka waktu penggunaan dana). Pada
bagian ini kita hanya membicarakan deskripsi sumber-sumber dana tersebut.
Sumber-sumber dana yang utama adalah sebagai berikut.
1. Modal sendiri yang disetor oleh pemilik perusahaan. Apabila perusahaan
tidak berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang berniat go public (artinya
menjual saham di pasar modal) maka modal sendiri hanya bisa diperoleh
dari (para) pemilik perusahaan. Karena itulah bagi perusahaan yang
ingin menghimpun dana yang besar mereka mungkin memilih untuk go
public.
2. Saham biasa atau saham preferen (yang juga merupakan modal sendiri)
yang diperoleh dari emisi (penerbitan) saham di pasar modal. Perusahaan
yang memutuskan untuk go public dapat menghimpun dana masyarakat
dengan jalan menerbitkan saham yang nanti akan diperjualbelikan di
bursa. Secara ringkas perusahaan yang bisa menerbitkan saham di pasar
modal Indonesia adalah perusahaan yang berbentuk PT besar dan baik
(dalam artian menghasilkan keuntungan).
3. Obligasi, yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.
Obligasi yang diterbitkan bisa berbentuk:
a. Obligasi biasa
Obligasi ini menawarkan suku bunga yang tetap (bunga tersebut
mungkin dibayarkan per semester atau per tahun) untuk jangka waktu
usia obligasi dan dicantumkan nilai pelunasannya.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.9

b. Obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate)


Besarnya bunga yang dibayarkan akan tergantung pada tingkat bunga
yang berlaku. Apabila suku bunga meningkat, bunga obligasi juga
meningkat. Demikian pula apabila suku bunga menurun. Suku bunga
yang dipakai sebagai patokan biasanya adalah suku bunga deposito
(biasanya jangka waktu 6 bulan) dari beberapa bank ditambah dengan
persentase tertentu. Misalnya dikatakan bahwa bunga yang dibayar
adalah 1 % di atas suku bunga deposito jangka waktu 6 bulan.
c. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bonds)
Meskipun resminya obligasi ini tidak membayarkan bunga, tetapi
pembeli obligasi tersebut tetap menerima penghasilan karena obligasi
tersebut dijual dengan discount. Sebagai misal, obligasi yang akan
jatuh tempo 5 tahun lagi, dengan nilai pelunasan Rpl.OOO.OOO,OO
dijual saat ini dengan harga Rp519 .000,00. Dikatakan bahwa obligasi
tersebut dijual dengan discount 48,1 %. Sering penerbitan zero coupon
bonds dimaksudkan untuk menghemat present value pembayaran
pajak.
d. Obligasi konversi (convertible bonds)
Ini merupakan jenis obligasi yang bisa diubah menjadi saham pada
waktu tertentu (misal 5 tahun lagi). Kalau calon pembeli obligasi
konversi mengharapkan bahwa sewaktu obligasi tersebut
dikonversikan menjadi saham biasa, harga saham tetap sangat tinggi
maka mereka mungkin bersedia untuk membeli obligasi tersebut
meskipun bunga yang ditawarkan relatif rendah. Bagi perusahaan,
membayar bunga yang rendah pada masa awal proyek mungkin akan
menghindarkan diri dari kesulitan likuiditas. Misalkan obligasi biasa,
dengan jangka waktu pelunasan 5 tahun, memberikan bunga 14% per
tahun. Obligasi tersebut laku terjual sesuai dengan harga pelunasan
sebesar Rp 1.000.000,00. Obligasi konversi ditawarkan hanya dengan
bunga 7% per tahun, tetapi pemilik obligasi tersebut bisa menukar
obligasi tersebut dengan 100 lembar saham biasa pada lima tahun
yang akan datang atau minta dilunasi. Kalau harga saham
diperkirakan akan mencapai Rp20.000,00 per lembar, pembeli
obligasi konversi akan lebih beruntung daripada pembeli obligasi
biasa.
4. Kredit bank, baik kredit investasi maupun noninvestasi. Harus diakui
bahwa sampai saat ini kredit bank masih merupakan sumber dana yang
9.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

terbesar bagi dunia usaha. Sebagai misal, selama tahun 1992, jumlah
kredit yang diberikan oleh bank-bank, baik dalam rupiah maupun valuta
asing mencapai sekitar Rp10,081 triliun. Sedangkan dana yang dihimpun
oleh perusahaan-perusahaan dari penerbitan saham di pasar modal
mencapai Rp0.578 triliun dan untuk obligasi (termasuk obligasi
konversi) sebesar RpO, 134 triliun. Masalahnya adalah Sering spread
yang ditentukan bank masih terlalu besar. Misalkan bank menghimpun
dana masyarakat dengan membayar bunga 12%, tetapi menyalurkannya
sebagai kredit dengan bunga 18%. Berarti spread yang diambil adalah
6%. Semakin besar spread ini, semakin besar keinginan perusahaan
untuk memotong biaya intermediasi keuangan tersebut. Cara yang
dilakukan adalah dengan menerbitkan obligasi. Perusahaan mungkin
menawarkan obligasi dengan bunga 15% per tahun. Dibandingkan
dengan kredit bank, obligasi tersebut lebih murah 3% biayanya. Dari
sudut pandang pembeli obligasi, obligasi tersebut memberikan
keuntungan sebesar 3% di atas tingkat bunga simpanan. Apabila risiko
membeli obligasi dipandang sama dengan menyimpan uang di bank
maka obligasi tersebut akan lebih menarik. Tentu saja perusahaan tidak
akan bisa menerbitkan obligasi kalau jumlahnya terlalu kecil atau hanya
berjangka pendek (misal hanya untuk beberapa bulan). Dalam situasi
itulah perusahaan akan tetap memerlukan kredit dari bank.
5. Leasing (sewa guna), dari Lembaga Keuangan NonBank. Beberapa
lembaga keuangan (tetapi bukan bank) menawarkan jasa untuk
menyediakan aktiva (misal mesin) yang diperlukan oleh perusahaan.
Secara resmi lembaga keuangan tersebutlah yang memiliki aktiva
tersebut dan perusahaan hanya menyewanya. Bagi perusahaan, tentu saja
yang penting adalah perusahaan bisa menggunakan aktiva tersebut dan
apakah biaya sewanya jatuhnya lebih kecil (setelah memperhatikan
kemungkinan penghematan pajak) dibanding dengan kalau meminjam
dari bank dan membeli aktiva tersebut.
6. Project finance. Tipe pendanaan ini merupakan tipe pendanaan yang
makin banyak dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek besar.
Pada dasarnya project finance merupakan bentuk kredit yang
pembayarannya didasarkan atas kemampuan proyek tersebut melunasi
kewajiban finansialnya. Dengan demikian, perusahaan yang
mensponsori proyek tersebut tidak akan diminta melunasi kewajiban
finansial dari proyek tersebut, apabila terjadi gangguan cash flow dari
e EKMA431 1/MODUL 9 9.11

proyek tersebut. Jadi misalkan PT A (yang telah mempunyai berbagai


divisi dan bisnis) mendapatkan kesempatan untuk membangun dan
mengelola jalan tol. Untuk membangun jalan tol tersebut diperlukan
dana yang sangat besar (misalkan Rp200 miliar). Kalau tipe pendanaan
project finance digunakan maka lembaga-lembaga keuangan yang
menyediakan dana untuk proyek tersebut akan dilunasi berdasarkan atas
penghasilan jalan tol tersebut. PT. A tidak perlu mengambil cash flow
dari bisnis lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial tersebut (tentu
saja tidak diizinkan untuk mengambil cash flow proyek tersebut untuk
memenuhi kewajiban finansial bisnis yang lain). Oleh karena sifat
ketergantungan hanya pada proyek tersebut saja, para sponsor pendanaan
akan sangat hati -hati dalam melakukan analisis. Akan lebih disukai kalau
ada kepastian arus kas (seperti adanya kontrak penjualan).

Setelah kebijakan pemerintah melakukan deregulasi keuangan pada 1


Juni 1983 maka harga dana menjadi makin ditentukan oleh kondisi pasar
(kekuatan permintaan dan penawaran akan dana). Kekuatan pasar dan
persaingan antarbank menjadi makin terasa, sewaktu pemerintah
meluncurkan paket deregulasi yang dikenal sebagai Pakto 1988 (Paket
Oktober 1988). Oleh karena dengan kebijakan itulah diizinkan pendirian
bank-bank baru sehingga membawa dampak pembentukan harga dana yang
makin wajar. Sampai dengan akhir tahun 1980-an dan awa11990, harga dana
relatif tidak terlalu tinggi karena suku bunga deposito berkisar 15-16%.
Tetapi temyata deregulasi tersebut juga membawa dampak menyulut
inflasi karena penambahan kredit (yang berarti menambah jumlah uang yang
beredar) yang tidak diikuti dengan penambahan produksi barang dan jasa.
Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah pada Agustus
1990 melakukan kebijakan uang ketat (tight money policy) dengan menarik
dana BUMN dari bank-bank sehingga mengakibatkan meningkatnya suku
bunga (suku bunga deposito mencapai 20%). Dalam keadaan seperti itu biaya
dana juga meningkat.
Setelah kebijakan tersebut berlangsung sampai dengan awal 1993 maka
pada semester II nampak gejala-gejala bahwa perbankan kelebihan likuiditas
lagi sehingga pada akhir tahu 1993 suku bunga deposito turun menjadi hanya
single digit. Sayangnya penurunan suku bunga deposito tersebut tidak diikuti
dengan penurunan suku bunga kredit secara proposional. Suku bunga kredit
9.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

masih bertahan sekitar 17% untuk bank-bank nasional, meskipun telah


mencapai 14% untuk bank asing.
Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa perubahan kondisi moneter dapat
menyebabkan perubahan biaya dana (cost of capital) yang ditanggung
perusahaan. Suku bunga pinjaman mungkin naik, mungkin pula turun.
Karena itulah, mencari kredit jangka panjang dengan suku bunga tetap
merupakan keputusan yang sangat berisiko. Untuk kredit jangka panjang
akan lebih baik kalau digunakan tingkat bunga yang mengambang (floating
rate). Selain itu, ketidakefisienan sektor perbankan akan mengakibatkan
spread yang tinggi. Bagi perusahaan, tentu saja keadaan ini tidak
menguntungkan. Karena itu, berbagai upaya untuk memotong biaya
intermediasi ini perlu dilakukan (antara lain menerbitkan obligasi di pasar
modal).
Dalam praktiknya ada semacam "pedoman" untuk menentukan sumber
dana yang sebaiknya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan akan dana
tersebut. Sebagai misal, kita mengenal istilah "struktur finansial yang
konservatif baik yang vertikal maupun horizontal. Struktur finansial
konservatif yang vertikal menyatakan bahwa perbandingan antara utang dan
modal sendiri adalah satu banding satu. Sedangkan struktur finansial
konservatif yang horizontal menyatakan bahwa aktiva tetap dan modal kerja
permanen dibelanjai dengan modal sendiri. Dari "pedoman" semacam ini
nampak kesulitan yang mungkin timbul. Kalau perbandingan antara aktiva
lancar dengan akti va tetap kurang dari satu banding satu (akti va lancar lebih
sedikit daripada aktiva tetap) maka dengan sendirinya modal sendiri akan
lebih besar daripada utang, tidak mungkin satu banding satu. Demikian pula
sebaliknya, kalau aktiva perusahaan sebagian besar terdiri dari aktiva lancar
maka berarti perbandingan antara modal sendiri dengan utang bisa kurang
dari satu yang berarti sudah menyalahi "pedoman" konservatif vertikal.
Utang Aktiva Lancar Utang
(+)
Aktiva Lancar
Modal Sendiri Permanen (1) Modal Sendiri
(1) Aktiva TetaJ

Vertikal Horizontal

Gambar 9.2.
Struktur Finansial Konservarif, Vertikal, dan Horizontal
e EKMA431 1/MODUL 9 9.13

Di samping kesulitan seperti yang diuraikan di atas maka "pedoman" di


atas bisa mengakibatkan perusahaan harus menyediakan modal sendiri dalam
jumlah yang sangat besar, kalau ternyata investasi tersebut membutuhkan
dana untuk aktiva tetap yang besar (berdasarkan "pedoman" di atas maka
aktiva tetap sebaiknya dibelanjai dengan modal sendiri). Untuk itulah
kemudian ada yang mengubah "Pedoman" di atas dengan menggunakan
pertimbangan likuiditas untuk memenuhi dana. Pertimbangan likuiditas
dalam pemenuhan kebutuhan dana pada garis besar menyatakan bahwa:
1. aktiva tetap yang tidak disusut sebaiknya dibelanjai dengan modal
sendiri;
2. aktiva tetap yang disusut sebaiknya dibelanjai dengan modal sendiri atau
utang jangka panjang yang periode jatuh temponya tidak lebih pendek
daripada usia ekonomis aktiva tersebut;
3. akti va lancar dan bisa dibelanj ai dengan utang j angka pendek, asalkan
periode jatuh temponya tidak lebih pendek daripada periode keterikatan
dana pada akti va lancar tersebut;
4. untuk aktiva lancar yang permanen sebaiknya dibelanjai dengan utang
j angka panj ang atau modal sendiri.

Dengan demikian maka struktur finansial horizontal yang menggunakan


pedoman ini akan tampak seperti pada Gambar 9.3.

Penggunaan Dana Sumber Dana

Aktiva Lancar Tidak Permanen Utang Jangka Pendek

Aktiva Lancar Permanen Utang Jangka Panjang

Aktiva Tetap +
Modal Sendiri

Gambar 9.3.
Struktur Finansial dengan Memperhatikan Likuiditas

Cara di atas adalah pemenuhan kebutuhan dana yang hanya


memperhatikan faktor likuiditas. Dalam teori bagaimana kita seharusnya
membelanjai kebutuhan investasi, faktor yang diperhatikan adalah bukan
9.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

likuiditas, tetapi biaya modal dari perusahaan. Penggunaan faktor biaya


modal sebagai sumber dana yang akan dipergunakan, akan konsisten dengan
tujuan kalau kita ingin memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham
perusahaan. Oleh karena dengan menurunnya biaya modal perusahaan maka
nilai perusahaan akan menjadi semakin besar apabila keuntungan yang
diperoleh adalah sama. Dengan demikian, kita akan berusaha mencari sumber
dana sampai dengan struktur modal perusahaan (yaitu perbandingan antara
utang dengan modal sendiri) tersebut bisa memberikan biaya modal
perusahaan yang minimal.
Inti teori ini adalah bahwa struktur modal yang berbeda akan
menghasilkan biaya modal perusahaan yang berbeda pula. Biaya modal
perusahaan pada dasarnya terdiri dari biaya modal sendiri (cost of equity) dan
biaya utang (cost of debt) yang ditimbang dengan proporsi masing-masing
sumber dana tersebut. Oleh karena biaya modal sendiri akan meningkat
apabila digunakan proporsi utang yang makin besar dan biaya utang juga bisa
meningkat setelah melampaui proporsi utang tertentu maka biaya modal
perusahaan akan berubah apabila struktur modal berubah. Dengan demikian
seharusnya perusahaan menggunakan struktur modal yang akan
meminimumkan biaya modal perusahaan. Pembicaraan lebih mendalam
tentang hal ini bisa dilihat pada berbagai referensi manajemen keuangan.
Oleh karena sulitnya menerapkan teori struktur modal tersebut dalam
operasinya maka dalam praktiknya banyak digunakan berbagai pendekatan
"praktis" yang menekankan pada aspek rentabilitas dan likuiditas.
Rentabilitas berarti kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
aktiva operasinya, sedangkan likuiditas berarti kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya. Sejauh penggunaan utang diharapkan bisa
meningkatkan rentabilitas modal sendiri (yaitu perbandingan antara laba
setelah pajak dengan modal sendiri), penggunaan utang tersebut dibenarkan.

D. LEMBAGAPEMB~YAAN

Di banyak negara terdapat berbagai lembaga pembiayaan. Biasanya


berbentuk perusahaan pembiayaan atau bank. Di banyak negara sedang
berkembang seperti di Indonesia, suatu proyek bisa dibiayai oleh lebih
daripada satu perusahaan pembiayaan atau bank. Banyak negara memiliki
lembaga keuangan pada tingkat nasional maupun daerah.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.15

Berbagai lembaga pembiayaan internasional yang menyediakan fasilitas


pendanaan industri terdapat di negara-negara sedang berkembang. Lembaga-
lembaga tersebut, misalnya Bank Dunia, International Development
Association, International Finance Corporation, the Kuwait Fund for Arab
Economic and Social Development, the International Investment Bank of the
Council for Mutual Economic Assistance. Meskipun lembaga-lembaga
pembiayaan intemasional tersebut banyak bergerak di dalam pembiayaan
infrastruktur dan pertanian daripada industri, namun tersedianya infrastrutur
merupakan salah satu faktor keberhasilan proyek.
Lembaga-lembaga pembiayaan lain yang bersifat regional misalnya
African Development, Asian Development Bank, the European Investment
Bank dan InterAmerican Development Bank. Dana-dana yang dihimpun oleh
negara-negara eksportir minyak misalnya the Arab Fund for Economic and
Social Development and Islamic Development Bank.
Di Indonesia banyak terdapat lembaga pembiayaan baik bank nasional
Pemerintah (bank Mandiri, Bank BNI, bank BTN) maupun bank swasta
nasional sampai bank perkreditan rakyat. Di samping itu, berbagai lembaga
pembiayaan leasing banyak pula terdapat di Indonesia.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Sebutkan dasar kebutuhan fisik dalam menaksir biaya dari berbagai


aktiva tetap !
2) Sebutkan perbedaan modal kerja bruto dengan modal kerja neto!
3) Jelaskan macam-macam obligasi!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Dasar kebutuhan fisik dalam menaksir biaya di berbagai aktiva tetap,


antara lain:
a) rencana-rencana terperinci dan spesifikasi yang lengkap;
b) rancangan garis besar dan spesifikasi yang lengkap;
c) pengalaman dengan proyek yang sama di tempat lain;
9.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

d) pengalaman dengan proyek agak berbeda di tempat lain;


e) beberapa "pedoman" yang teruji secara empiris.

2) Modal kerja bruto menunjukkan semua investasi yang diperlukan untuk


aktiva lancar yang terdiri atas kas, surat-surat berharga, piutang,
persediaan dan lainnya. Adapun modal kerj a neto adalah selisih antara
aktiva lancar dan utang jangka panjang.
3) Mac am obligasi, antara lain:
a) obligasi biasa, menawarkan suku bunga tetap untuk jangka waktu
usia obligasi dan tercantumkan pelunasannya;
b) obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate) besarnya
bunga yang dibayarkan tergantung pada tingkat bunga yang berlaku,
c) obligasi tanpa bunga (zero coupon bonds). Secara resmi obligasi ini
tidak menawarkan bunga, namun pembeli akan mendapatkan
penghasilan berupa discount dari penjualan obligasi tersebut;
d) obligasi konversi (convertible bonds) adalah jenis obligasi yang
dapat diubah menjadi saham pada waktu tertentu.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Dalam Kegiatan Belajar 1 ini dibicarakan tentang, bagaimana


menghitung kebutuhan dana yang diperlukan untuk investasi. Baik
investasi untuk aktiva tetap, juga investasi pada aktiva lancar (modal
kerja). Perhitungan modal yang dibicarakan di sini adalah dengan
menggunakan cara menghitung periode keterikatan dana dalam modal
kerja. Meskipun demikian, kita melihat ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan kalau kita menggunakan cara tersebut dan ingin menafsirkan
hasilnya.
Bagaimana cara kita membelanjai kebutuhan dana merupakan
masalah yang menimbulkan banyak perdebatan dalam praktik, karena
metode-metode dalam pembelanjaan ini bukan merupakan metode yang
menggunakan pedoman yang normatif. Karena itu, "pedoman" yang
banyak dipergunakan adalah yang memperhatikan faktor likuiditas dan
rentabilitas. Tentu saja masalah ini baru timbul kalau kita bisa memilih
sumber dana yang akan dipergunakan. Dalam praktik, mungkin
kebebasan ini tidaklah seleluasa itu. Dengan demikian, kita perlu
memperhatikan faktor keterbatasan ini.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.17

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Komponen terbesar dari investasi pada aktiva tetap berwujud,


meliputi ....
A. tanah dan pengembangan lokasi
B. bangunan dan perlengkapannya
C. pabrik dan mesin-mesin
D. aktiva tetap lainnya

2) Obligasi yang dapat diubah menjadi saham pada jangka waktu tertentu
disebut dengan . ...
A. bonds
B. zerro coupon bonds
C. convertible bonds
D. floating rate

3) Selisih biaya antara bunga saat penghimpunan dana oleh bank dari
masyarakat dengan bunga saat menyalurkannya kembali ke masyarakat
dalam bentuk kredit dikenal dengan istilah ....
A. bonds
B. spread
C. kurs
D. leasing

4) Salah satu pertimbangan pendanaan dengan "pedoman" lingkungan


adalah ....
A. aktiva tetap yang disusut sebetulnya dibelanjai dengan modal sendiri
B. aktiva tetap yang tidak susut sebetulnya dibelanjai dengan modal
sendiri
C. aktiva lancar yang permanen sebetulnya dibelanjai dengan utang
jangka pendek
D. aktiva lancar sebetulnya dibelanjai dengan utang jangka panjang

5) Dampak menurunnya biaya modal pada nilai perusahaan adalah .. ..


A. penaikan nilai perusahaan
B. penurunan nilai perusahaan
C. penstabilan nilai perusahaan
D. fl uktuasi nilai perusahaan
9.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.19

KEGIATAN BELAL.JAR 2

Penilaian Kelayakan bagi Investor dan


Kreditor

ihak-pihak yang berkepentingan dengan analisis proyek dalam kaitannya


dengan pembuatan studi kelayakan perusahaan bisa dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu investor, kreditor, dan pemerintah. Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam hal ini adalah pihak-pihak yang bisa memanfaatkan
basil studi kelayakan perusahaan.

A. MANFAA T BAGI INVESTOR

Investor dalam hal ini bisa suatu lembaga domestik atau asing, bisa pula
individu pemilik modal domestik maupun asing. Investor adalah orang atau
lembaga yang memiliki sejumlah dana dan menanamkan dananya secara
langsung dalam suatu proyek investasi dengan mendapatkan kompensasi
berupa dividen. Investor dalam Perseroan Terbatas (PT) disebut pemegang
saham. Dengan menanamkan dananya secara langsung di dalam kegiatan
investasi, investor bisa berperan aktif dalam pengendalian dan pengoperasian
perusahaan.
Investor (sebagai pemilik perusahaan nantinya atau sebagai pemegang
saham) akan lebih memperhatikan proyek usaha tersebut. Pengertian prospek
di sini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari
investasi tersebut beserta risikonya. Ada hubungan yang positif antara tingkat
keuntungan dan risiko investasi. Semakin tinggi risiko investasi semakin
tinggi tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor.
Para investor dalam menanamkan dananya menggunakan prinsip bahwa
proyek yang akan dibiayainya harus benar-benar dipersiapkan dan harus
layak dari segi teknis, ekonomis, dan keuangan. Hal ini karena mereka tidak
menginginkan proyeknya gagal. Oleh karena itu, diperlukan studi yang serius
dalam merencanakan suatu proyek yang disebut studi kelayakan
perusahaan/proyek.
Studi kelayakan tersebut bisa dibuat oleh calon investor itu sendiri,
pemilik proyek yang masih membutuhkan penanam modal lain atau pihak
ketiga, misalnya konsultan.
9.20 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Apabila studi kelayakan dilakukan oleh calon investor itu sendiri,


fungsinya adalah untuk meyakinkan dirinya bahwa keputusan investasi yang
akan dilakukan adalah keputusan yang telah diperhitungkan dengan matang
dan proyeknya akan menghasilkan keuntungan yang memadai. Sedangkan
jika studi kelayakan dilakukan oleh pemilik proyek yang masih
membutuhkan penanam modal lainnya, fungsinya adalah untuk menarik
minat penanam modal lain dan meyakinkan para calon penanam modal
tersebut bahwa proyek memiliki prospek keuntungan yang baik. Jadi calon
penanam modal tidak perlu ragu untuk menanamkan dananya dalam proyek
terse but.
Penyusun studi kelayakan oleh pihak ketiga, misalnya konsultan,
dilakukan karena berbagai pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut, antara lain adalah ketidakmampuan pemilik proyek melakukan studi
kelayakan (misalnya karena proyek berskala besar sehingga membutuhkan
orang-orang yang berpengalaman dalam melakukan studi proyek) atau agar
penilaian proyek bisa dilakukan seobjektif mungkin karena dilakukan oleh
pihak ketiga yang independen.
Dengan mempelajari studi kelayakan suatu proyek yang telah dilakukan
dengan baik, investor akan memutuskan apakah akan menanamkan dananya
atau tidak dalam proyek tersebut. Dari studi kelayakan, calon investor akan
mengetahui kekuatan dan kelemahan proyek. Berapakah perkiraan
keseluruhan biaya proyek dan berapa yang bisa dipenuhi dengan modal
sendiri, kalau perlu sumber dana apa saja yang paling efektif bagi proyek.
Sejauh mana proyek bisa bertahan jika terjadi hal yang tidak dikehendaki.
Misalnya, apabila terjadi kenaikan bahan baku, biaya tenaga kerja atau
penurunan penjualan dari rencana semula. Selain itu, seorang investor akan
memutuskan menanamkan dananya dalam proyek tersebut jika proyek yang
bersangkutan memiliki risiko seminimal mungkin. Andaikata diperkirakan
akan terjadi risiko, risiko apa saja yang diperkirakan akan timbul dan
bagaimana cara penanggulangannya.

B. MANFAAT BAGI KREDITOR

Kreditor dalam kaitan dengan pembangunan proyek-proyek menengah


dan besar, biasanya bank, bank pembangunan atau lembaga keuangan bukan
bank, baik domestik maupun asing yang pendiriannya sah menurut hukum
e EKMA431 1/MODUL 9 9.21

dan peraturan yang berlaku di negara tempat bank atau lembaga keuangan
bukan bank tersebut berada.
Kreditor memerlukan studi kelayakan proyek karena ia harus menilai
prospek proyek guna menentukan akan memberikan pinjaman pembiayaan
atau tidak. Kreditor asing, misalnya Bank Dunia, perlu mengadakan penilaian
terhadap proyek yang diajukan untuk mendapatkan bantuan keuangan, untuk
memutuskan apakah pinjaman akan diberikan atau tidak.
Studi kelayakan atau dalam lingkungan perbankan disebut dengan
penilaian proyek atau penilaian kredit, bertujuan untuk menilai proyek yang
mengajukan permohonan pinjaman. Biasanya studi kelayakan terhadap
proyek tersebut dilakukan sendiri oleh bank atau lembaga keuangan bukan
bank, atau jika dilaksanakan oleh konsultan, konsultan yang ditunjuk adalah
yang telah direkomendasi oleh bank atau lembaga keuangan yang
bersangkutan. Jadi keputusan dicairkan atau tidaknya pinjaman akan
didasarkan pada standar penilaian dan kebijaksanaan masing-masing bank
atau lembaga keuangan bukan bank. Contoh, tingkat bunga pinjaman
investasi Bank "A" adalah 20% per tahun, sedangkan tingkat kredit investasi
Bank "B" adalah 22% per tahun. Perbedaan tingkat bunga ini tentu saja akan
mempengaruhi perhitungan proyeksi keuntungan dari proyek "X", apabila
proyek "X" mengajukan permohonan kredit proyek "X" ke bank "B" dan
bank "A". Sekalipun perlu dicatat bahwa pertimbangan dalam pengambilan
keputusan disetujui atau tidaknya suatu permohonan kredit semata-mata tidak
hanya dilihat profitabilitas komersialnya, melainkan juga profitabilitas
ekonomi nasional dan faktor-faktor lain. Hal ini dikaitkan dengan fungsi
bank sebagai bank komersial sekaligus sebagai bank pembangunan.
Sebagai investor, kreditor juga tidak mengharapkan proyek gagal.
Perbedaannya, kepentingan kreditor dengan proyek terbatas selama periode
utang belum lunas. Sedangkan investor memiliki kepentingan selama
modalnya tertanam di proyek, atau selama hidup proyek.
Para kreditor akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yang akan
dipinjamkan. Dengan demikian mereka mengharapkan agar pembayaran
bunga dan angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan oleh pemilik proyek
tepat pada waktunya. Karena itu, para kreditor sangat memperhatikan pola
aliran kas selama jangka waktu pinjaman. Tentu saja hal ini tidak berarti para
kreditor tidak memperhatikan prospek usaha tersebut, melainkan mereka
lebih memperhatikan periode pengembalian pinjaman.
9.22 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Salah satu bentuk kreditor adalah Lembaga Keuangan Pembangunan.


Lembaga Keuangan Pembangunan memiliki tujuan menyediakan dana
pinjaman jangka panjang den menengah bagi investasi produktif. Lembaga
Keuangan Pembangunan merupakan kombinasi antara lembaga perantara
keuangan dan lembaga pembangunan. Sebagai lembaga keuangan, tugas
utamanya adalah memindahkan modallokal dan asing, terutama yang bersifat
jangka panjang. Namun, sebagai lembaga pembangunan, kegiatan
perantaraannya mengandung dimensi yang lebih luas. Artinya lembaga
pembangunan tersebut harus menyalurkan modal kepada proyek-proyek yang
mempunyai nilai kelayakan dan manfaat yang tinggi, ditinjau dari segi
kepentingan nasional. Bantuan pembiayaan kepada suatu usaha atau proyek
harus langsung dihubungkan dengan tingkat optimasi dampak proyek
terhadap usaha-usaha pembangunan negara secara keseluruhan. Kombinasi
dari kedua tujuan ganda, yaitu keuntungan dan manfaat sosio-ekonomis,
merupakan falsafah dari suatu lembaga keuangan pembangunan.
Lembaga keuangan pembangunan tersebut dan lembaga-lembaga
keuangan lain berkepentingan dalam mengevaluasi proyek sehubungan
dengan pengambilan keputusan pemberian bantuan keuangan.

C. MANFAAT BAGI PEMERINTAH

Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek bagi


perekonomian, yaitu apakah proyek membantu menghemat devisa,
menambah devisa atau memperluas lapangan kerja. Manfaat tersebut
terutama dikaitkan dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang
dihadapi pemerintah. Misalnya, pemerintah sedang menggalakkan ekspor
nonmigas maka proyek-proyek yang akan mengekspor hasil produksinya dan
tidak menggunakan komponen impor akan lebih diterima oleh pemerintah
sehingga biasanya, perusahaan-perusahaan yang menggarap sektor yang
sedang diprioritaskan akan lebih mudah mendapatkan berbagai fasilitas.
Pemerintah mengadakan penilaian terhadap proyek-proyek untuk
membantu dalam pengambilan keputusan pemberian kemudahan fasilitas-
fasilitas terhadap proyek. Misalnya pemberian keringanan pembebasan pajak,
subsidi, j aminan, dan insentif lain.
Misalnya, suatu proyek diperkirakan memiliki profitabilitas ekonomi
yang tinggi dibandingkan tingkat pofitabilitas komersialnya, dengan kata lain
proyek diperkirakan memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian
e EKMA431 1/MODUL 9 9.23

nasional, tetapi memberikan tingkat keuntungan relatif rendah kepada


perusahaan. Pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan fasilitas agar
banyak pengusaha swasta yang tertarik menangani proyek sejenis. Artinya
proyek-proyek yang diperkirakan akan memberikan sumbangan besar
terhadap masyarakat akan diprioritaskan pembangunannya oleh pemerintah
dengan memberikan berbagai kemudahan fasilitas.
Sebaliknya, jika tingkat profitabilitas komersial proyek jauh lebih tinggi
daripada profitabilitas ekonomi nasionalnya, berarti terlalu banyak dana yang
tertanam dalam proyek-proyek yang dimanfaatkan oleh beberapa orang saja,
misalnya para pengusaha proyek yang bersangkutan dan bukan dimanfaatkan
oleh masyarakat banyak. Misalnya, proyek yang terlalu berorientasi pada
padat modal atau terlalu banyak menggunakan bahan baku, bahan penolong
atau barang modallainnya atau bahkan barang dagangan yang diimpor. Hal
ini tentu saja akan banyak mengeluarkan devisa untuk pembelanjaan barang-
barang impor tersebut.
Tindakan pemerintah untuk meningkatkan profitabilitas ekonomi dari
proyek semacam itu antara lain dengan mengeluarkan larangan impor bagi
barang-barang tertentu, meningkatkan bea masuk barang-barang impor dan
tindakan lain untuk mencegah tingginya pengeluaran devisa. Selain itu,
penilaian proyek membantu pemerintah memutuskan pengalokasian devisa,
yaitu yang akan mengalokasikan untuk mengimpor barang-barang modal,
bahan penolong atau bahan baku. Penilaian proyek oleh pemerintah juga
dimaksudkan untuk membantu pengambilan keputusan di dalam menentukan
pemberian pinjaman oleh pemerintah kepada proyek, ikut serta dalam
patungan (joint-ventures), atau menanamkan dananya langsung sebagai
pemegang saham dalam suatu proyek pemerintah.

LATI HAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan manfaat apa saja yang diperoleh investor dengan mengadakan


studi kelayakan perusahaan!
2) Mengapa kreditor asing berkepentingan pula untuk mengadakan studi
kelayakan proyek yang mengajukan permohonan bantuan pinjaman?
9.24 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3) Dalam kondisi bagaimana studi kelayakan bukan oleh pemilik proyek


melainkan oleh pihak ketiga?
4) Mengapa pemerintah mengadakan penelitian proyek?
5) Apa tindakan yang dilakukan pemerintah jika suatu proyek tertentu
dinilai memiliki profitabilitas komersial relatif tinggi dibandingkan
profitabilitas ekonomi nasionalnya?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Manfaat yang diperoleh investor dengan mengadakan studi kelayakan


adalah meyakinkan dirinya bahwa keputusan investasi adalah keputusan
yang matang, dan jika membutuhkan penanam modal lain adalah untuk
menarik minat pemodal dan meyakinkan bahwa proyek memiliki
prospek yang bagus. Misalnya, bagi investor sebagai dasar untuk
memutuskan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak.
2) Mereka (kreditor asing) berkepentingan menjadikan studi kelayakan
untuk memastikan dana yang mereka pinjamkan pasti akan kembali
beserta bunganya dan guna memutuskan pemberian pinjaman atau tidak.
3) Studi kelayakan dilakukan pihak ketiga dengan pertimbangan
ketidakmampuan pemilik proyek melaksanakan studi kelayakan atau
agar penilaian proyek dapat dilakukan seobjektif mungkin.
4) Pemerintah mengadakan penelitian proyek untuk membantu dalam
pengambilan keputusan pemberian kemudahan-kemudahan fasilitas dan
pembatasan-pembatasan yang melindungi kepentingan ekonomi
nasional.
5) Jika proyek dianggap memiliki profitabilitas komersial lebih tinggi dari
profitabilitas ekonomi nasional maka pemerintah akan mengambil
tindakan pencegahan, seperti larangan impor bagi barang-barang
tertentu, peningkatan bea masuk dan tindakan lainnya agar terjadi
pemerataan pengelolaan dana dan kesempatan usaha di masyarakat.

RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Penilaian proyek oleh lembaga atau perseorangan, yaitu pihak-pihak


yang berkepentingan temyata memiliki tujuan dan alasan yang berbeda-
beda. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini bisa
dikelompokkan dalam investor, kreditor, dan pemerintah.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.25

Pada prinsipnya tujuan ketiga pihak tersebut di dalam menilai


proyek adalah untuk membantu pengambilan keputusan agar tidak
terjadi kesalahan di dalam pengambilan keputusan mereka. Keputusan
yang harus mereka ambil adalah menyangkut masalah penanaman dana
yang berupa modal sendiri, pinjaman atau utang, atau mengadakan
keputusan joint-ventures.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Hal yang lebih diperhatikan investor pada saat dia menilai suatu proyek
adalah proyek ....
A. yang tingkat keuntungan tinggi dan risiko yang akan dihadapi
B. dengan j ami nan keamanan dan stabilitas us aha
C. dengan tingkat profitabilitas ekonomi tinggi
D. dengan risiko rendah

2) Studi kelayakan yang dibuat oleh calon investor itu sendiri sebelum
mengetahui adanya kekurangan dana memiliki fungsi untuk ....
A. membantu pengambilan keputusan dalam pemberian kredit
B. meyakinkan kreditor agar mau menanamkan dananya di proyek
C. mengadakan keputusan ikut tidaknya dalam patungan
D. meyakinkan dirinya bahwa keputusan investasi yang akan dilakukan
adalah keputusan yang memiliki prospek yang baik dan telah
diperhitungkan dengan baik

3) Penyusunan studi kelayakan oleh pihak ketiga yaitu konsultan bukan


disebabkan oleh beberapa hal berikut ini ....
A. lebih mudah dibandingkan kalau ditangani sendiri
B. agar penilaian proyek bisa lebih objektif dibandingkan kalau
ditangani sendiri
C. ketidakmampuan investor dalam arti tidak berpengalaman
melakukan studi kelayakan
D. ketidakmampuan investor melakukan studi kelayakan dalam arti
keterbatasan waktu dan orang-orang yang akan menanganinya
9.26 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4) Tujuan mengadakan studi kelayakan proyek bagi kreditor adalah


untuk ....
A. meyakinkan investor bahwa proyek yang bersangkutan layak untuk
dibiayai
B. membuat keputusan mengadakan patungan atau tidak
C. memberikan pinjaman atau tidak kepada proyek yang bersangkutan
D. membuat keputusan diberi izin pendirian atau tidak

5) Hal yang lebih diperhatikan kreditor daripada investor adalah ....


A. prospek keuntungan di masa datang semata-mata
B. segi keamanan dana yang dipinjamkan
C. jumlah pendapatan selama hidup proyek
D. kondisi biaya-biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan proyek

6) Sebagai lembaga pembangunan, kegiatan perantaraan sebuah lembaga


keuangan pembangunan memiliki dimensi yang lebih luas. Artinya
lembaga keuangan pembangunan tersebut ....
A. harus menyalurkan modal kepada proyek-proyek yang mempunyai
nilai kelayakan dan manfaat nasional tinggi
B. mempunyai tug as utama memindahkan modal lokal dan atau modal
asing terutama yang bersifatjangka panjang
C. harus menyalurkan modal kepada proyek-proyek yang mempunyai
nilai kelayakan komersial tinggi
D. lembaga keuangan pembangunan tersebut mempunyai tugas utama
menjualkan saham suatu perusahaan go public

7) Pada periode pembangunan saat ini negara kita sedang menggalakkan


sektor pariwisata. Jika saudara memiliki modal dan berkeinginan
menanam modal saudara dalam suatu proyek investasi, proyek apa yang
akan saudara pilih ....
A. pendirian pabrik konfeksi dari bahan batik di Y ogyakarta
B. persewaan apartemen me wah di Jakarta
C. pendirian hotel berbintang tiga di pulau Lombok
D. persewaan kaset video

8) Jika suatu proyek dinilai memiliki profitabilitas perekonomian nasional


relatif j auh lebih tinggi daripada profitabilitas komersialnya berarti ....
A. proyek tersebut mendatangkan keuntungan yang relatif lebih tinggi
kepada pemilik dibandingkan manfaat yang diberikan kepada
masyarakat
e EKMA431 1/MODUL 9 9.27

B. proyek diperkirakan memiliki sumbangan terhadap perekonomian


nasional tinggi, tetapi memberikan tingkat keuntungan relatif rendah
kepada perusahaan
C. pihak swasta banyak yang tertarik pada proyek tersebut
D. pemerintah tidak akan memberikan kemudahan fasilitas

9) Jika sejenis proyek tertentu rata-rata memiliki tingkat profitabilitas


komersial relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat profitabilitas
ekonomi nasional maka pemerintah perlu mengadakan tindakan ....
A. memberikan keringanan pajak
B. memberikan subsidi
C. memberikan jaminan dan insentif lain
D. meningkatkan tarif pajak terhadap jenis usaha tersebut

10) Jika sejenis proyek tertentu rata-rata memiliki tingkat profitabilitas


ekonomi nasional relatif lebih tinggi daripada tingkat profitabilitas
komersial maka pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan-kebijakan
yang ....
A. mencegah pihak swasta untuk menangani proyek tersebut
B. mendorong swasta untuk menangani proyek sejenis
C. mencegah pertumbuhan dan kemajuan proyek sejenis yang sudah
ada
D. melarang dan menutup proyek sejenis

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
9.28 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

KEGIATAN BELAL.JAR 3

Penyusunan Laporan Studi Kelayakan

tudi kelayakan dilakukan dengan maksud untuk lebih meyakinkan lagi


bahwa gagasan yang telah disaring benar-benar memungkinkan (feasible)
untuk dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa suatu gagasan proyek yang dari
awal sudah tidak memberikan harapan akan berhasil tidak perlu dilakukan
studi kelayakan karena hanya akan membuang biaya dan waktu saja. Hal ini
dapat dipahami karena studi kelayakan akan melibatkan para ahli dari
berbagai disiplin ilmu, seperti tenaga ahli di bidang teknik, sosial, ekonomi,
kimia dan biologi, serta disiplin ilmu yang lain sehingga tentunya akan
memerlukan biaya yang cukup besar. Laporan studi kelayakan harus dapat
menarik minat pihak investor, kreditor dan pemerintah untuk
melaksanakannya. Adapun laporan studi kelayakan harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1. Laporan Studi Kelayakan harus Komunikatif


Seperti halnya setiap laporan, sifat komunikatif dari laporan yang dibuat
harus diperhatikan. Hal ini karena tujuan utama pembuatan laporan adalah
memberi informasi kepada pihak lain, selain pembuat laporan itu sendiri.
Sifat komunikatif berarti bahwa laporan tersebut harus mampu
mengungkapkan keadaan yang sesungguhnya bagi si pembaca sehingga dapat
dihindarkan adanya interpretasi yang bermacam-macam.

2. Harus Didokumentasikan
Laporan studi kelayakan selain digunakan sebagai dasar penilaian
apakah suatu proyek feasible atau tidak untuk dilaksanakan, juga dapat
dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan proyek. Oleh karena laporan
studi kelayakan masih bersifat perkiraan maka apabila terjadi penyimpangan-
penyimpangan perlu segera disesuaikan. Untuk itu, laporan studi harus
didokumentasikan, termasuk dilengkapi dengan lampiran pendukung.

3. Bersifat Objektif
Laporan studi kelayakan harus memuat semua aspek, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Pengungkapan segi positif jelas dimaksudkan agar
studi kelayakan dapat menarik simpati calon investor dan kreditor.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.29

Sedangkan segi negatif dimaksudkan agar para pelaksana dapat menempuh


kegiatan preventif secara lebih dini.

4. Realistik
Analisis setiap aspek harus didasarkan pada data dan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan. Proyeksi kondisi masa depan harus realistik karena
apabila terlalu optimistik akan menimbulkan estimasi yang berlebihan (over
estimate), dan begitu pula sebaliknya. Laporan studi kelayakan tidak boleh
bersifat bombastis yang semata-mata hanya untuk menyenangkan suatu pihak
sehingga melupakan sendi-sendi yang penting. Hal ini harus dihindari karena
tidak jarang studi kelayakan dibuat hanya untuk memenuhi keinginan
sponsornya. Di dalam laporan studi kelayakan juga harus diperhatikan
asumsi -asumsi yang mendasari analisis setiap aspek. Hal ini penting karena
apabila dalam pelaksanaannya nanti terj adi perubahan asumsi yang dipakai,
besar kemungkinan keadaannya akan berubah. Selain itu laporan studi
kelayakan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar karena hal ini
akan menunjukkan bobot laporan itu sendiri, selain juga dapat menunjukkan
pola pemikiran yang baik dan runtut.
Laporan studi kelayakan juga perlu mencantumkan bagian yang menjadi
perhatian pihak yang berkepentingan dengan studi kelayakan. Pihak yang
terlibat adalah investor yang ingin mengetahui besamya tingkat keuntungan
yang diharapkan dari proyek tersebut. Kreditor yang akan menilai laporan
studi kelayakan dari segi keamanan dana yang dipinjamkan, untuk itu laporan
studi kelayakan harus mampu menunjukkan indikator keamanan tersebut.
Sedangkan bagi pemerintah, laporan studi kelayakan harus menunjukkan
manfaat ekonomi nasional dari proyek tersebut, dan tindakan pendukung
lainnya yang diperlukan untuk keberhasilan proyek yang akan dilaksanakan.
Meskipun hingga saat ini tidak ada bentuk yang baku di dalam
penyusunan laporan studi kelayakan, namun secara garis besar laporan studi
kelayakan harus mencakup aspek-aspek sebagai berikut.
a. Gambaran sing kat proyek
Pada bagian awal laporan studi kelayakan, dijelaskan mengenai
gambaran singkat proyek sehingga dapat diketahui secara keseluruhan
meskipun hanya secara garis besar saja. Di dalam gambaran singkat ini harus
dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1) Produk apa yang akan dibuat?
2) Berapajumlah yang akan diproduksi?
9.30 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

3) Bahan baku apa yang diperlukan?


4) Dari mana bahan baku tersebut diperoleh dan bagaimana cara
memperolehnya?
5) Bagaimana proses produksinya?
6) Berapakah total biaya investasi yang diperlukan?
7) Bagaimana cara memenuhi kebutuhan dana investasi?
8) Bagaimana perkiraan tingkat keuntungan yang diharapkan dari proyek
tersebut?
9) Seberapa besar manfaat proyek bagi ekonomi nasional, baik terhadap
penciptaan lapangan kerja maupun penerimaan pajak dan penghematan
devisa?

b. Sejarah proyek dan sponsor


Setelah ringkasan proyek, langkah berikutnya dalam laporan studi
kelayakan adalah menjelaskan sejarah proyek dan sponsor. Hal penting dari
sejarah proyek adalah mengenai bagaimana gagasan itu muncul, cara
melakukan penyaringan hingga pemilihan terakhir. Sedangkan mengenai
sponsor yang perlu dijelaskan adalah pengalamannya, hubungan proyek yang
akan dibiayai dengan proyek-proyek yang sudah ada, serta reputasinya.

c. Aspek pasar
Untuk mengetahui bagaimana pemasaran produk yang akan dihasilkan,
perlu disajikan terlebih dahulu beberapa informasi penting berikut ini.
1) Kuantitas dan nilai impor untuk 10 tahun terakhir.
2) Kuantitas dan nilai produksi dalam negeri untuk 10 tahun terakhir.
3) Kuantitas dan nilai ekspor untuk 10 tahun terakhir.
4) Kuantitas dan nilai konsumsi selama 10 tahun terakhir [( a + b ) - c]
5) Harga jual di pabrik, pedagang besar, pengecer selama 10 tahun terakhir
6) Tarif, pajak dan pembatasan impor lainnya saat ini dan beberapa tahun
sebelumnya.
7) Kuota impor atau pembatasan lainnya.
8) Harga barang substitusi impor yang lain.
9) Pesaing, yang menyangkut tentang kapasitas produksi pesaing, nama dan
alamat pesaing, perlengkapan pesaing atau teknologi yang digunakan,
dan rencana pengembangan yang akan dilakukan. Dengan melihat
kemampuan pesaing tersebut, akan dapat diukur posisi proyek dalam
persaingan. Secara singkat, aspek pasar harus mampu memberikan
e EKMA431 1/MODUL 9 9.31

informasi tentang prospek pasar dalam jangka panjang dan pertumbuhan


pasar yang ditargetkan, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar

neger1.

d. Aspek teknis
Mengenai aspek teknis, hal penting yang perlu disajikan adalah yang
berhubungan dengan dapat tidaknya proyek yang bersangkutan dilaksanakan
secara teknis. Adapun informasi-informasi tersebut meliputi:
1) bagaimana sifat proyek;
2) volume produksi yang direncanakan;
3) penentuan lokasi proyek;
4) bangunan dan sarana penunjang;
5) mesin-mesin dan peralatan lainnya;
6) proses produksi yang akan dipergunakan;
7) kapasitas produksi dari mesin yang akan dipakai;
8) bahan baku dan input lainnya.

e. Aspek keuangan
Di bidang keuangan, laporan studi kelayakan perusahaan harus
menyajikan informasi yang mendukung layak tidaknya suatu proyek,
dipandang dari segi keuangan. Informasi yang perlu disajikan adalah:
1) berapa kebutuhan dana untuk melaksanakan proyek, baik yang bersifat
modal kerja maupun modal tetap;
2) berapa kebutuhan investasi awal (initial investment);
3) bagaimana struktur modalnya;
4) bagaimana rencana pembiayaan proyek tersebut;
5) j ami nan kredit;
6) rencana pendapatan;
7) perkiraan harga pokok produksi;
8) bagaimana perkiraan laba rugi;
9) perkiraan aliran kas;
10) perkiraan analisis rasio keuangan;
11) berapa lama investasi tersebut akan kembali;
12) apakah investasi tersebut memberikan keuntungan riil bersih yang
positif?
9.32 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

f Aspek manajemen dan hukum


Aspek yang terakhir herhuhungan dengan manajemen dan hukum.
Pertimhangan di hidang manajemen dan hukum menjadi lehih penting karena
herkaitan erat dengan tanggung jawah pengelolaan proyek. Hal yang perlu
disajikan sehagai pertimhangan adalah:
1) hentuk manajemen (perusahaan) pengelola proyek;
2) struktur organisasi pengelola;
3) penggunaan tenaga ahli lokal atau asing;
4) struktur kepemilikan;
5) pengawasan dan pengendalian;
6) apakah secara yuridis dapat dilaksanakan.

g. Aspek Sosial Ekonomi


Aspek ini meninjau suatu proyek dari segi seherapa hesar sumhangan
proyek terhadap ekonomi nasional, yang his a dilihat dari:
1) keuntungan pendapatan nasional;
2) penyerapan tenaga kerja;
3) transfer teknologi;
4) penamhahan devisa negara;
5) pengurangan ketergantungan terhadap negara lain.

Contoh Bentuk Laporan Studi Kelayakan


Sekali lagi, meskipun hingga saat ini tidak ada hentuk standar laporan
studi kelayakan perusahaan, dua contoh herikut ini diharapkan akan dapat
memherikan gamharan hagaimana menyusun suatu laporan studi kelayakan
suatu rencana proyek.

Contoh 1
Ringkasan
Bah I Pendahuluan
Bah II Analisis pemasaran
Bah Ill Profil Industri dan lingkungan
Bah IV Profil Proyek
Bah V Profil Ekonomi dan Keuangan
Kesimpulan dan Saran
Lamp iran
e EKMA431 1/MODUL 9 9.33

Bab I Pendahuluan
a. Peranan proyek bagi pendapatan devisa negara
b. Perlunya ekspor nonmigas
c. Target negara terhadap suatu proyek
d. Perkembangan nilai ekspor produk industri
e. Perlunya peningkatan peranan industri
f. Langkah-langkah yang telah dilaksanakan
g. Peran sponsor proyek

Bab II Analisis Pemasaran


a. Manfaat produk yang utama dan sampingan
b. Pola konsumsi produk yang bersangkutan
c. Kondisi perdagangan
d. Struktur harga
e. Proyeksi kondisi pasar
1) Proyeksi produksi
2) Proyeksi kebutuhan
3) Proyeksi kekurangan kebutuhan
4) Proyeksi produk substitusi dan komplementar
f. Kesimpulan

Bab III Profil Industri dan Lingkungan


a. Gambaran industri
1) Sej arah industri
2) Kondisi teknis industri
3) Produk dan proses pengolahan basil
4) Sarana dan prasarana penunjang
5) Organisasi pengelola industri
b. Lingkungan
1) Ideologi, so sial, politik
2) Budaya, ekonomi, persaingan
3) Topografi, hidrologi, vegetasi
4) Tenaga kerj a, sarana dan prasarana

Bab IV Profil Proyek


a. Sej arah proyek
b. Perencanaan pelaksanaan
9.34 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

1) Pentahapan pelaksanaan
2) Kebutuhan input proyek
3) Proses pengolahan
c. Kebutuhan tenaga kerja
d. Organisasi proyek
e. Balas jasa tenaga kerja
f. Struktur biaya
g. S arana dan prasarana
1) Alat transportasi, komunikasi
2) Bangunan proyek, mesin pengolahan
3) Peralatan kantor.
Bah V Profil Ekonomi dan Keuangan
a. Tahapan proyek
b. Biaya prainvestasi
1) Biaya studi kelayakan
2) Biaya persiapan pelaksanaan
c. Biaya investasi
1) Bangunan termasuk land site
2) Investasi alat kantor
3) Investasi mesin operasi pengolahan
4) B iaya praoperasi
d. Biaya pemasaran, administrasi, dan umum
1) Biaya pengiriman, pengepakan, penggudangan
2) Biaya promosi dan advertensi
3) Biaya telepon, listrik, air
4) Gaji, tunjangan, bonus
5) Biaya perawatan, penyusutan aktiva
6) Biaya perjalanan dinas, konsultan dan lain-lain
e. Aspek Keuangan
1) Sumber pembiayaan proyek
2) Proyeksi lab a rugi
3) Proyeksi aliran kas
4) Internal Rate of Return ( IRR )
5) Net Present Value (NPV)
6) Benefit Cost Ratio (BCR )
7) Break Even Point ( BEP )
8) Analisis Sensitivitas: IRR, NPV, BCR, BEP
e EKMA431 1/MODUL 9 9.35

f. Manfaat sosial ekonomi


1) Penghematan devisa
2) Menambah penerimaan pajak pemerintah
3) Memperluas kesempatan kerja
4) Kelestarian sumber alam
5) Peningkatan pendapatan nasional
6) Transfer teknologi
7) Mengurangi ketergantungan pada negara lain
8) Memperbaiki struktur industri.

Kesimpulan dan Saran


Lamp iran -lamp iran

Contoh 2
Bab I Ringkasan
Bab II Sejarah Proyek
Bab III Usulan proyek
Bab IV Kesimpulan dan Saran
Lamp iran

Bab I Ringkasan
a. Nama dan alamat proyek
b. Pengelola dan pernilik proyek
c. Bidang usaha yang ditangani
d. Akte pendirian
e. Izin yang harus dirniliki
f. Bank rekanan dan fasilitas kredit
g. Modal yang dirniliki
h. Tambahan modal yang diharapkan
i. Jangka waktu pengembalian kredit

Bab II Sejarah proyek


a. Riwayat proyek
b. Teknis dan pemasaran
1) Lokasi proyek
2) Peralatan yang dipergunakan
3) Tenaga kerja
9.36 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

4) Kapasitas produksi
5) Daerah pemasaran dan volume penjualan
c. Manajemen
1) Organisasi pengelolaan
a) Keanggotaan dalam asosiasi
b) Administrasi us aha
2) Keuangan
3) Laporan lab a rugi
4) Neraca dan laporan perubahan modal
5) Bantuan keuangan dari bank

Bab III Usulan Proyek


a. Proyek yang diusulkan
b. Sifat investasi
c. Jenis produk yang dihasilkan
d. Izin yang dimiliki
e. Lokasi proyek, jaminan kelangsungan
f. Aspek teknis
g. Sifat proyek
h. Jenis dan volume produksi
i. Lokasi pabrik dan kantor
j. Bahan baku dan tenaga kerja
k. Mesin dan peralatan kantor
1. Alat transportasi
m. Bahan penolong
n. Aspek Pemasaran
o. Pasar potensial
p. Pasar yang ditargetkan (segmentasi pasar)
q. Produk substitusi dan komplementer
r. Pesaing yang ada maupun pesaing potensial
s. Harga, biaya dan syarat pembayaran
t. Aspek Manajemen
u. Organisasi pengelola
v. Tenaga kerj a
w. Balas j as a tenaga kerj a
x. Kondisi kerj a dan lingkungan kerj a
y. Aspek Keuangan
e EKMA431 1/MODUL 9 9.37

z. Kebutuhan dana untuk modal kerja dan tetap


aa. Struktur modal, kepemilikan
bb. Jaminan kredit
cc. Rencana pendapatan
dd. Perkiraan harga produk produksi
ee. Perkiraan neraca dan laba rugi
ff. Perkiraan aliran kas
gg. Analisis kelayakan keuangan

Bah IV Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan setiap aspek
b. Saran kelayakan, usulan tahapan pelaksanaan
Lamp iran -lamp iran

' .'

LATI HAN
----~ - .

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerj akanlah latihan berikut!

1) Syarat-syarat apa saja yang harus diperhatikan di dalam membuat


laporan studi kelayakan?
2) Apa inti laporan studi kelayakan aspek pemasaran?
3) Berikan contoh bentuk laporan studi kelayakan!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam membuat laporan studi


kelayakan adalah:
a) komunikatif;
b) terdokumentasi;
c) objektif;
d) realistis.
2) Inti laporan studi kelayakan aspek pemasaran meliputi:
a) kuantitas dan nilai ekspor impor 10 tahun sekali;
b) kuantitas dan nilai produksi konsumsi 10 tahun terakhir;
c) harga jual sepanjang saluran distribusi;
9.38 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

d) tarif dan pembatasan-pembatasan lainnya;


e) pesaing.
3) Contoh bentuk laporan studi kelayakan dapat Anda lihat pada contoh 1
dan contoh 2 Kegiatan Belajar 3.

RANGKUMAN

Laporan studi kelayakan harus mernenuhi persyaratan, seperti:


1. komunikatif;
2. didokumentasikan agar dapat dipergunakan sebagai alat
pengawasan;
3. bersifat objektif dalam mengemukakan informasi;
4. realistis dengan didasari data dan analisis yang dapat
dipertanggungj a wah kan.

Dengan syarat-syarat tersebut laporan harus mampu menarik minat


calon investor dan kreditor untuk menyediakan dana serta pemerintah
agar bersedia membantu dengan mernberikan berbagai kemudahan-
kemudahan. Laporan studi kelayakan harus mampu menunjukkan
jaminan adanya keuntungan yang cukup dan prospek yang baik.
Meskipun belum ada bentuk yang standar mengenai laporan studi
kelayakan proyek, namun beberapa contoh dalam modul ini kiranya
dapat membantu Anda, hal-hal apa saja yang seharusnya disajikan dalarn
laporan studi kelayakan proyek.

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Tujuan utama pembuatan laporan keuangan adalah rnemberi informasi
kepada pihak lain. Hal ini berarti studi kelayakan harus memenuhi
syarat ....
A. komunikatif
B. dokumentatif
C. objektif
D. realistis
e EKMA431 1/MODUL 9 9.39

2) Laporan studi kelayakan masih bersifat perkiraan sehingga sangat


mungkin diadakan perubahan-perubahan. Hal ini terkait dengan syarat
laporan studi kelayakan, yaitu ....
A. komunikatif
B. dokumentatif
C. objektif
D. realistis

3) Meskipun laporan studi kelayakan bermanfaat untuk menarik minat


pemodal bukan berarti laporan studi kelayakan dibuat dengan
menampilkan hal yang baik-baik saja karena itu laporan studi kelayakan
harus ....
A. komunikatif
B. dokumentatif
C. objektif
D. realistis

4) Laporan studi kelayakan tidak boleh dibuat secara overestimate,


bombatis dan semata-mata untuk menyenangkan pihak lain karena
terkait dengan syarat studi kelayakan, yaitu ....
A. komunikatif
B. dokumentatif
C. objektif
D. realistis

5) Pada laporan studi kelayakan, struktur kepemilikan proyek sebaiknya


dimuat pada bagian aspek ....
A. pasar
B. teknis
C. sejarah proyek dan sponsor
D. manajemen dan hukum

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah j a waban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
9.40 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). Selamat! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 9 9.41

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) c
2) D
3) B
4) B
5) A

Tes Formatif2
1) A. Seorang investor akan lebih memperhatikan prospek keuntungan
dan risiko yang akan dihadapi proyeknya daripada jaminan
keamanan dana dan stabilitas usaha. Semakin tinggi risiko yang
akan dihadapi semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diinginkannya.
2) D. Studi kelayakan yang dilakukan oleh investor itu sendiri sebelum
mengetahui adanya kekurangan dana adalah meyakinkan dirinya
bahwa proyeknya berprospek baik. Setelah itu, justru bisa
mengetahui kebutuhan dana dan berapa yang tidak bisa dipenuhinya
sehingga memerlukan bantuan dana dari pihak lain. Sebelum
investor tersebut memutuskan investor lain yang akan diajak
"bergabung" maka penilaian proyek masih mempunyai kaitan
dengan dirinya, belum dengan investor lain atau kreditor.
3) A. Penyusunan studi kelayakan oleh pihak ketiga dilakukan karena
berbagai pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara
lain adalah ketidakmampuan investor untuk menangani studi
tersebut baik karena keterbatasan pengetahuan, waktu atau orang-
orang yang akan menangani studi kelayakan. Di samping itu, juga
agar penilaian proyek lebih objektif. Akan tetapi, yang jelas studi
kelayakan oleh pihak ketiga pada umumnya tidak murah.
4) C. Kreditor memerlukan studi kelayakan karena ia harus menilai
proyek guns menentukan memberikan pinjaman atau tidak. Jadi
bukan untuk meyakinkan pihak lain selain dirinya. Kreditor pada
prinsipnya hanya memberikan pinjaman baik berjangka panjang
maupun berjangka pendek dengan tingkat bunga tertentu, bukan
9.42 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

modal saham. Kreditor juga tidak berwenang dalam pengambilan


keputusan pemberian izin pendirian perusahaan selain pemerintah.
5) B. Kreditor (dibandingkan investor) lebih memperhatikan segi
keamanan dana yang dipinjamkannya. Artinya, apakah proyek itu
mampu membayar angsuran dan bunga dengan tepat waktu.
Prospek keuntungan lebih diperhatikan oleh investor (jawaban A).
Kreditor memiliki kepentingan dengan proyek terbatas selama utang
belum lunas, jadi tidak selama hidup proyek. (Jawaban C). Kreditor
tidak semata-mata melihat kondisi biaya saja melainkan seluruh
pola aliran kas proyek (jawaban D).
6) A. Kegiatan perantaraan sebuah lembaga keuangan pembangunan
selain sebagai perantara modal yang berorientasi profit juga
berorientasi manfaat nasional lembaga keuangan pembangunan
tersebut hares menyalurkan modal kepada proyek-proyek yang
mempunyai nilai kelayakan dan manfaat tinggi ditinjau dari
kepentingan nasional. Jadi bantuan pembiayaan kepada suatu
proyek langsung dihubungkan dengan tingkat optimasi dampak
proyek terhadap usaha-usaha pembangunan secara keseluruhan.
7) C. Diharapkan dengan mengajukan permohonan pendirian proyek
hotel tersebut kemungkinan diizinkannya besar dan akan
mendapatkan kemudahan-kemudahan fasilitas karena hotel akan
sangat mendukung pengembangan pariwisata dibandingkan densan
proyek-proyek lain dalamjawaban A, B, dan D.
8) B. Jika profitabilitas ekonomi nasional lebih tinggi daripada
profitabilitas komersial berarti proyek menghasilkan keuntungan
yang rendah kepada pemilik, tetapi memberikan manfaat banyak
kepada perekonomian nasional. Misalnya, proyek dinilai banyak
menghemat devisa dengan menggunakan bahan baku lokal,
mempekerjakan tenaga kerja dalamjumlah yang besar dan lain-lain.
9) D. Jika profitabilitas komersiallebih tinggi dibandingkan profitabilitas
perekonomian nasionalnya, pemerintah perlu "menahan" atau
membatasi jumlah proyek-proyek semacam untuk memberikan
kesempatan kepada proyek-proyek lain yang memiliki manfaat
nasional tinggi. Caranya, antara lain dengan meningkatkan tarif
pajak bukan malahan memberikan fasilitas.
10) B. Jika suatu proyek dinilai memiliki tingkat profitabilitas ekonomi
nasional lebih tinggi daripada profitabilitas komersialnya maka
e EKMA431 1 / MODUL 9 9.43

pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan fasilitas agar


swasta tertarik untuk menanganinya.

Tes Formatif 3
1) A
2) B
3) c
4) D
5) D
9.44 STUDI KELAYAKAN BISNIS e

Daftar Pustaka

Bryoe, Murray D. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating


Economic Growth. McGaw-Hill Book Co.

Gray, Clive, Lien K. Sabur, P Simanjuntak, P.F.L. Maspaitella. (1987).


Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis-Manajemen, Metode dan


Kasus. Jakarta: Gramedia.

Lukman D. Wijaya. (1983). Sponsor Proyek dan Manajemen. Makalah pada


Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

_ _ _ _ _ . (1983). Evaluasi Kemanfaatan Ekonomi dan Sosial. Makalah


pada Development Banking Courses. Jakarta: Uppindo.

Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek.


Jakarta: Pustaka B inaman.

Suad Husnan dan Suwarsono. (1984). Studi Kelayakan Proyek, Konsep,


Teknik dan Penyusunan Laporan. Yogyakarta: BPKK.

_ _ _ _ _ . (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN.

Sukama Hasan. (1983). Pokok-pokok Aspek Hukum dalam Penilaian Proyek.


Makalah pada Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.

Kembali ke Daftar
., lsi

Anda mungkin juga menyukai