Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PPKN

Kongres Pemuda “ejaan van Ophuysen: Congres Pemoeda” merupakan


kongres nasional yang pernah diadakan 2 kali di Jakarta (Batavia),
Kongres pemuda I diadakan tahun 1926 dan menghasilkan kesepakatan
bersama tentang kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi dan budaya.

Kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi pemuda saat itu seperti Jong
Java, Jong Sumatra, Jong Betawi dan sebagainya, Terselenggaranya
Kongres Pemuda 1 tidak terlepas dari adanya Perhimpunan Indonesia.
Pada tahun 1925 di Indonesia telah mulai didirikan Perhimpunan Pelajar
– pelajar Indonesia (PPPI), tetapi peresmiannya baru pada tahun
1926.anggota- anggotanya terdiri dari pelajar-pelajar sekolah tinggi yang
ada di Jakarta dan di Bandung. Para tokoh PPPI antara lain adalah :

 Sugondo Djojopuspito,
 sigit,
 Abdul Sjukur,
 Gularso,
 Sumitro,
 Samijono,
 Hendromartono,
 Subari, Rohjani,
 S. djoenet Poesponegoro,
 Kunjtoro,
 Wilopo,
 Surjadi,
 Moh. Yamin
 A.K. gani,
 Abu Hanifah,
 dan lain-lain.

PPPI di Indonesia sering mendapatkan kiriman majalah Indonesia


Merdeka dari Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda.1
Disamping mjalah Indonesia Merdeka terbitan PPPI di negeri
Belanda, PPPI sendiri juga menerbitkan majalah Indonesia Raya.
Yang pemimpin redaksinya Abu Hanifah. Pandangan organisasi
PPPI sudah menunjukkan persatuan dan kesatuan sebagaimana
yang terdapat pada PI. Pemuda-pemuda di Bandung menginginkan
agar mulai melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Hal itu didasarkan
atas dorongan Mr. sartono dan Mr. Sunario, pada tanggal 20
Februari 1927 nama Jong Indonesia telah diubah menjadi Pemuda
Indonesia.
Para pemimpin organisasi pemuda Indonesia ini ialah Sugiono,
Sunardi, Moeljadi, Soepangkat, Agus Prawiranata, Soekamso,
Soelasmi, Kotjo Sungkono, dan Abdul Gani. Sedangkan ketuanya
pertama kali ialah Sugiono. Mengenai gerakan politik organisasi
pemuda ini belum belum ikut langsung dalam gerakan politik.

Selama beberapa tahun diperdebatkan bentuk persatuan yang


diinginkan. Akhirnya para pemuda Indonesia sepakat untuk
mengadakan Kongres Pemuda yang berlangsung di Jakarta pada 30
April-2 mei 1926. Nama – nama yang tertulis diatas mempunyai
andil yang cukup besar dalam pelaksanaan Kongres Pemuda 1.

Namun, sampai berlangsungnya kongres pemuda II pada tanggal


28 oktober 1928 organisasi Pemuda Indonesia belum juga bergerak
secara langsung di bidang politik.
Kongres Pemuda 1 berjuan untuk
1. Membentuk badan sentral organisasi pemuda Indonesia
2. Memajukan paham persatuan kebangsaan
3. Mempererat hubungan diantara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan
Kongres Pemuda 1 ini dihadiri oleh wakil – wakil dari organisasi
pemuda di seluruh Indonesia, seperti Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong
Minahasa, dan Jong Batak. Dalam pidato pembukaannya ketua
panitia M. Tabrani meminta perhatian peserta untuk mencari cara
menyatukan semangat Nasional di kalangan pemuda. Moh. Yamin
menyampaikan pemikirannya tentang bahasa persatuan. Dalam
pidatonya pada 2 Mei 1926, yang berjudul
"Kemungkinan – kemungkinan Masa Depan Bahasa dan sastra
Indonesia". Yamin yakin bahwa dari sekian banyak bahasa yang
dipakai oleh suku bangsa Indonesia, bahasa melayu dan bahasa
jawa yang di harapkan menjadi bahasa persatuan. Namun, Yamin
yakin bahasa Melayu lambat laun akan menjadi bahasa persatuan
atau bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Kongres Pemuda 1 ini menerima dan mengakui cita – cita
persatuan Indonesia, walaupun perumusannya masih samar –
samar dan belum jelas. Oleh karena itu, antara PPPI, Pemuda
Indonesia, PI, dan PNI berencana untuk memfusikan organisasi
mereka dengan alas an untuk mewujudkan persatuan Indonesia dan
persamaan cita – cita. Peleburan (fusi) dari organisasi pemuda itu
ternyata semakin lama semakin diperlukan karena kaum pemuda
sangat merasakan bahwa bentuk organisasi masih bersifat
kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi,
Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan pemuda kaum
Theosofi.
Hal ini jelas tampak adanya perbedaan pada waktu
diselenggarakan Kongres pemuda 1. Dalam pembicaraan ternyata
kepentingan daerah masih sangat menonjol. Masalah bahasa juga
menunjukkan masalah yang tak mudah mendapatkan kesepakatan
dalam kongres tersebut. Di samping itu juga masih tampak sifat
mementigkan daerah misalnya tentang adat yang ada di daerah
masing – masing. Untuk membentuk cita – cita bersama seperti
rasa persatuan dan kesatuan bangsa, maka hal – hal tersebut sangat
menghambat.
Untuk itulah, maka para peseta merasa tidak puas dan ingin
melanjutkan Kongres Pemuda yang berikutnya.
Sebenarnya dalam Kongres Pemuda 1 tersebut, para peserta dan
pemimpin Kongres telah menunjukkan usaha yang keras untuk
mencapai suatu cita – cita persatuan. Namun, mengingat baru
pertama kali Kongres Pemuda dilaksanakan, maka untuk mencapai
cita – cita yang dikehendaki masih mengalami kesulitan.
Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat dan berpengaruh besar
terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh. Tabrani
pandai menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap
pembicaraan yang menjurus kearah perbedaan adat dan pandangan,
segera diambil jalan tengah untuk dinetralisasi. Oleh karena itu,
dalam kongres banyak pidato yang berjudul ”Indonesia Bersatu”
para pemuda diharapkan memperkuat rasa persatuan yang harus
tumbuh untuk mengatasi kepentingan golongan, agama, dan
daerah. Juga secara jelas diuraikan tentang Sejarah Perjuangan
Indonesia dan ditekankan masalah- masalah yang perlu mendapat
perhatian pemuda untuk meresapkan dan dihayati dalam rangka
mencapai cita – cita Indonesia merdeka.
Hasil utama yang dicapai dalam Kongres Pemuda 1 itu, antara lain
ialah sebagai berikut :
a. Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia
(walaupun dalam hal ini masih tampak samar – samar)
b. Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kedaerahan
yang kolot, dan lain – lain.
Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat itu masih
sulit untuk membentuk kebulatan tekad dalam perjuangan
mencapai cita – cita Nasional
. Selain itu, belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah
air dan juga belum ada anggota PI yang mengikuti Kongres
pemuda 1 tersebut. Oleh karena itu, cita – cita untuk mencapai
persatuan memang belum kuat. Baru dalam persiapan Kongres
Pemuda II tanggal 28 oktober 1928, banyak bekas anggota PI yang
ikut serta memikirkan jalannya Kongres Pemuda II yang akan
diselenggarakan. Memang dapat dipahami, bahwa kondisi politik
sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya pemberontakan
komunis yang gagal dan pihak Pemerintah Kolonial Belanda terus
meningkatkan pengawasan pergerakan nasional dalam bidang
politik. Itu artinya manifestasi persatuan pemuda Indonesia
berhasil diwujudkan dalam Kongres Pemuda II pada 26 – 28
Oktober 1928. Kongres itu dihadiri oleh sekitar 750 orang dari
Sembilan organisasi pemuda dan oleh sejumlah tokoh politik
seperti, Soekarna, Sartono dan Sunario. Kongres ini merupakan
puncak Integrasi ideology Nasional dan merupakan peristiwa
nasional yang belum pernah terjadi pada masa itu. Tidak dapat
dipungkiri bahwa Kongres itu membawa semangat nasionalisme
ke tingkat yang lebih tinggi hal itu di sebbkan utusan yang dating
mengucapkan "Sumpah Pemuda" yang menjadi landasan
perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Kalau pada bulan April
1926 telah berlangsung Kongres Pemuda 1 yang bias dikatakan
belum berhasil sesuai dengan yang di harapkan, maka dalam
Kongres Pemuda II benar – benar dapat memenuhi harapan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Namun kongres Pemuda 1 tidak dapat dikatakan gagal total karena
telah berhasil meletakkan dasar – dasar perstuan. Dalam Kongres
Pemuda 1 belum banyak orang – orang bekas anggota
Perhimpunan Indonesia yang ikut membantu pembicaraan sejak
persiapan maupun dalam persidangan. Sedangkan dalam kongres
Pemuda II telah banyak orang – orang bekas anggota Perhimpunan
Indonesia yang secara aktif mengambil bagian dalam persiapan
sampai dengan pelaksanaan Kongres. Pelaksanaan dan hasil
kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda II adalah sangat berbeda,
namun,
kedua Kongres tersebut tetap mempunyai tujuan yang sama yaitu
menuju tercapainya kemerdekaan Indonesia. Di balik kegiatan
pemuda tersebut, pihak Belanda juga tidak tinggal diam. Dalam hal
ini, sebenarnya, Belanda sudah dihadapkan pada suatu hal yang
sulit, karena di mata Internasional Belanda sudah kehilangan
kepercayaan. Terutama di Eropa sudah ditiupkan tentang
perjuangan anti-kolonialisme dan imperialism dan Belanda
termasuk golongan yang tidak mendapat simpati lagi di kalangan
Internasional, karena termasuk penindas Rakyat di daerah jajahan
yang sangat kejam.

selanjutnya disepakati untuk mengadakan kongres yang kedua.


Kongres pemuda II, yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928
dipimpin oleh pemuda Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia), menghasilkan keputusan penting yang
disebut sebagai Sumpah Pemuda. Selain itu pada kongres tersebut
Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman juga ditetapkan sebagai
lagu kebangsaan.

Persiapan Kongres

Upaya mempersatukan organisasi-organisasi pemuda pergerakan


dalam satu wadah telah dimulai sejak Kongres Pemuda Pertama
1926. Sebagai kelanjutannya, tanggal 20 Februari 1927 didadakan
pertemuan, namun pertemuan ini belum mencapai hasil yang final.
Sebagai penggagas Kongres Pemuda Kedua ialah Perhimpunan
pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang
beranggota pelajar dari seluruh Hindia Belanda. Pada tanggal 3
Mei 1928 diadakan pertemuan lagi untuk persiapan kongres kedua
dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini
telah hadir perwakilan semua organisasi pemuda dan diputuskan
untuk mengadakan kongres pada bulan Oktober 1928 dengan
susunan panitia yang membagi jabatan pimpinan kepada satu
organisasi pemuda “tidak ada organisasi yang rangkap jabatan”
sebagai berikut:

 Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI).


 Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid “Jong Java”.
 Sekretaris: Muhammda Yamin (Jong Soematranen Bond).
 Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond).
 Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond).
 Pembantu II: R. Katjasoengkanan (Pemoeda Indonesia).
 Pembantu III: R.C.I. Sendok (Jong Celebes).
 Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon).
 Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem
Betawi).

Pelaksanaan

Kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi


dalam tiga kali rapat.

 Rapat pertama, Sabtu 27 Oktober 1928 diadakan di Gedung


Katholieke Jongenlingen Bond (KJB, Waterlooplein (sekarang
Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI
Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat
memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para
pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Muhammad Yamin
tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.
Menurutnya ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan
Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan
kemauan.
 Rapat kedua, Minggu 28 Oktober 1928 kongres diadakan di
Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.
Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro,
berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan, harus pula mendapat keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di ruamh. Anak juga harus dididilk
secara demokratis.

Pada rapat penutupan digedung Indonesische Clubgebouw di Jalan


Kramat Raya 106. Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme
dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Ramelan
mengemukakan gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik
anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam
perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu Indonesia raya


karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja
tanpa syair atas saran Sugondo kepada Supratman. lagu tersebut
disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres
akhirnya ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres.
Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai
Sumpah Setia.

Peserta

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil


organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java,
Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bonda,
Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, pemuda Kaum Betawai,
dan lain-lain. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda
Tionghoa sebagai penagamat yaitu Oey Kay Siang, John Lauw
Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak
diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka.
Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari
Jong Sumatranen Bond. Turut hadir juga 2 perwakilan dari Papua
yakni Aitai Karubaba dan Poreu Ohee. Diprakarsai oleh AR
Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan
kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda
Keturunan Arab.

Hasil Keputusan

Kongres Pemuda II berhasil mengambil keputusan yang dikenal


sebagai Sumpah Pemuda, yang isinya sebagai berikut:

 Pertama: Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku


bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
 Kedua: Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa
satu, bangsa Indonesia.
 Ketiga: Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.

Rumusan tersebut dibuat oleh sekretaris panitia, Moh. Yamin dan


dibacakan oleh ketua kongres, Sugondo Joyopuspito, secara hikmat
didepan kongres. Selanjutnya diperdengarkan lagu Indonesia Raya
yang diciptakan dan dibawakan oleh. W.R. Supratman dengan
gesekan biola. Peristiwa bersejarah itu merupakan hasil kerja para
pemuda pelajar Indonesia. Walaupun organisasi peserta kongres
masih merupakan organisasi pemuda kedaerahan, mereka ikhlas
melepaskan sifat kedaerahannya secara konsekuen meleburkan diri
kedalam satu wadah yang telah disepakati bersama yaitu Indonesia
Muda.

Nilai" yang terkandung dalam sumpah pemuda , diantaranya :

1) Cinta Bangsa dan Tanah Air


Cinta bangsa dan tanah air dapat kita wujudkan dengan berbuat baik
terhadap kemajuan bangsa dan tanah air
2) Persatuan
dengan adanya sumpah pemuda kita jadi sadar akan pentingnya
persatuan

3) Sikap rela berkorban


Rela berkorban dalam hal ini adalah diartikan sebagai suatu perbuatan
yang tak mengharap imbalan. Apa yang sudah dilakukannya merupakan
sikap penuh rasa ikhlas.

4) mengutamakan kepentingan bangsa


mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi

5) Dapat menerima dan menghargai perbedaan


dengan sumpah pemuda kita dapat belajar menerima dan menghargai
perbedaan yang ada diantara kita

6) Semangat Persaudaraan
Kekeluargaan merupakan sikap dan perbuatan yang mengutamakan
kebersamaan dalam bergaul. Semua masyarakat Indonesia adalah satu
keluarga besar. Jika salah satu anggota kita menderita, maka keluarga
yang lain harus menolong.

7) Meningkatkan semangat gotong royong dan kerja-sama


gotong royong merupakan ciri khas bangsa indonesia.

Anda mungkin juga menyukai