Anda di halaman 1dari 20

Tari saman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tari saman yang dilakukan di pelataran Borobudur.


Tari saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan
peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa
Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan
dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.
Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan
Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya
Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.[1]

Daftar isi

1 Makna dan fungsi

2 Paduan suara

3 Nyanyian

4 Gerakan

5 Penari

6 Lihat pula

7 Referensi

8 Pranala luar

Makna dan fungsi


Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.

Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua
cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihatnasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri
dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian
tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan
(dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti
gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.

Paduan suara
Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan
dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan
badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut
syekh. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi
dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan
oleh para pria.
Pada zaman dahulu, tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu, diantaranya dalam
upacara memperingati hari Maulid Nabi Muhammad. Selain itu, khususnya dalam konteks
masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti
kunjungan tamu-tamu antar kabupaten dan negara, atau dalam pembukaan sebuah festival
dan acara lainnya.

Nyanyian
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagulagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam:
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari
pada bagian tengah tari.
4. Syekh, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh
penari solo.

Gerakan

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman,
yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama islam, Syekh Saman
mempelajari tarian Melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai
dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya .Dalam konteks kekinian,
tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak
tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring
(semua gerak ini menggunakan bahasa bahasa Gayo).

Penari
Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi
jumlahnya harus ganjil.Pendapat Lain mengatakan Tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10
orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil
bernyanyi.Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu
tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih
banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut
syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair
lagu saman, yaitu ganit.

Sejarah dan Asal Usul Tari Saman

Sejarah dan Asal Usul Tari Saman - Di antara beraneka ragam tarian dari
pelosok Indonesia, tari saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat
menarik. Keunikan Tari Saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang
sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti
irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu
tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis.
Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para
penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara.
Sekarang, mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian unik ini.

Sejarah Tari Saman


Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena
diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad
XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa

permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan


iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula
oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah
satu media dakwah.

Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu,


khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW
atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau
panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut
berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari
saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan
tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu.
Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian
dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaanperayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah,
lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya
disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik
agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil
pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan
nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair
yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih
sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acaraacara lain.

1. Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian : Rengum, yaitu sebagai


pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan
sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi.
Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat
yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang
yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh
seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara
panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah
dinyanyikan oleh penari solo.
Gerakan Tari Saman
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam
tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama
Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan
kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi
memudahkan dakwahnya.
Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan
sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukanpertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya
menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo).
Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua
penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya,
temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.
Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki.
tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian
ini juga dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini
ditarikan kurang dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai
pemberi aba-aba sambil bernyanyi.
Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan
semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih
banyak. Di sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan
syair-syair tari Saman.

Kostum Tari Saman


Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:

Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat
persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.

Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam
benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan
kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.

Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam
penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu,
karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warnawarna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan,
keberanian dan keharmonisan.

Tari saman memang sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya
populer di negeri kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di
Australia dan Eropa. Baru-baru ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk
memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam. Maka dari
itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita miliki, dan melestarikannya
agar tidak punah.

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman
mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga
ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur
menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang
ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai
Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite AntarPemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November
2011.
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil
seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar)
atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari priapria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat
juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup).
Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari
dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.

Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagulagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada
bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari
solo.

Tari Saman adalah salah satu tarian daerah Aceh yang paling terkenal saat ini. Tarian ini
berasal dari dataran tinggi Gayo. Syair saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh.
Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa peristiwa
penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan
untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama Saman diperoleh
dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.
Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan
dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan
badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut
Syech.
Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi
dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara
berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa
menggunakan alat musik pengiring.
Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi
perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun
campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang,
dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

Tarian ini selalu menarik perhatian. Gerakan-gerakannya yang rancak dan teratur
mengikuti irama musik yang harmonis membuat siapa pun yang
menyaksikannya selalu dibuat berdecak kagum. Inilah tari saman, tari
kebanggaan masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam.
Tari saman memiliki keunikan tersendiri. Kekompakan para penari yang

melakukan gerakan-gerakan menakjubkan membuat tarian ini terlihat begitu


menghentak dan menimbulkan suasana penuh energi.
Ada dua unsur gerak yang menjadi dasar dalam tari saman, tepuk tangan dan
tepuk dada. Tari yang berasal dari daerah Gayo ini termasuk salah satu tarian
yang unik. Selain menampilkan gerak tepuk tangan, ada juga gerakan-gerakan
lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama
gerakan dalam bahasa Gayo).
Nama tari saman diambil dari nama seorang ulama Aceh bernama Syekh Saman
yang menciptakan tarian ini. Tari ini diciptakan pada sekitar abad XIV Masehi.
Dahulu, tarian ini hanya berupa permainan rakyat bernama pok ane. Saat itu,
Tari saman sempat dijadikan sebagai salah satu media untuk berdakwah. Seiring
perjalanan waktu, ada penambahan berupa iringan syair yang berisi puji-pujian
kepada Tuhan yang diiringi tepukan tangan para penari.
Pada awalnya, tari saman hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti
saat Maulid Nabi Muhamad SAW. Tapi dalam perkembangannya, tari saman kini
bisa digolongkan sebagai salah satu tari hiburan.
Tari ini sekarang ditampilkan pada setiap kesempatan yang sifatnya
kegembiraan, seperti pesta pernikahan atau perayaan lainnya, dan tidak lagi
terikat dengan peristiwa atau upacara tertentu.
Tari saman biasanya tampil dengan panduan seorang pemimpin yang lazimnya
disebut syekh. Para penari saman dan syekh harus bisa bekerja sama
dengan baik agar tercipta gerakan yang selalu kompak dan harmonis.
[Tauhid/IndonesiaKaya]

Nyanyian
Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian :
1. Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari
Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato
pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir
langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang
terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang
yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuhtumbuhan.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan
oleh seorang penari pada bagian tengah tari.

4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan


suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda
perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah
dinyanyikan oleh penari solo.

Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar
dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika
menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu
kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan
syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks
kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai
media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukanpertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya
menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti
gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah
bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil
bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan
harmonis. Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin
cepat supaya Tari Saman menarik.

Busana
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:

Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat
persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting
kepies.

Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam,
disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam
dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan
kain sarung.

Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya


dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai
tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para
pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan,
kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.

Tari saman memang sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak

hanya populer di negeri kita sendiri, namun juga populer di mancanegara


seperti di Australia dan Eropa. Baru-baru ini tari saman di pertunjukkan di
Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember
2006 silam. Maka dari itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita
miliki, dan melestarikannya agar tidak punah.

Makna dan Fungsi Tari Saman -Tari Saman adalah tarian yang berasal dari
Nangroe Aceh Darussalam. Tari Saman di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan
irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran
agama Islam. ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya
dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi
dan menghempaskan badan ke berbagai arah.
Makna dan Fungsi
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua
cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau
nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari
pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian
tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup
sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing
grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Paduan Suara
Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya
dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi
dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin
yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah
suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk
memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan
sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.
Pada zaman dahulu,tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu,diantaranya dalam
upacara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, khususnya dalam
konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat
resmi,seperti kunjungan tamu-tamu Antar Kabupaten dan Negara,atau dalam
pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.
Nyanyian
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan
lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari
pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak

5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh
penari solo.
Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian
saman: Tepuk tangan dan tepuk dada.Diduga,ketika menyebarkan agama islam,syeikh
saman mempelajari tarian melayu kuno,kemudian menghadirkan kembali lewat gerak
yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya.Dalam
konteks kekinian,tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media
untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan
gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang,kirep,linga
Tarian penuh nilai ini diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman abad
ke-16 M. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut
Pok Ane. Melihat minat yang besar masyarakat Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh
disisipilah dengan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, sehingga saman
menjadi media dakwah saat itu. Dahulu latihan saman dilakukan di bawah kolong
Meunasah yaitu sejenis surau bangunan panggung. Sejalan kondisi Aceh dalam
peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang menambah semangat juang
rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini
lebih sering ditampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan.
Tarian ini secara luas dikenal sebagai tarian asli masyarakat Gayo karena tarian ini lahir
di Aceh Tengah. Banyak masyarakat modern di negara-negara Asia, Australia, dan Eropa
mengadopsi keharmonisan dan kecepatan gerakan tarian ini. Namun, keaslian tari ini
tidak pernah bisa ditiru karena esensi tarian ini hanya akan Anda temukan di Aceh.
Dipentaskan oleh sekelompok penari tradisional dan kebanyakan mengenakan seragam
berwarna-warni yang cerah, tarian ini merupakan pengembangan dari seni tari Aceh
yang disebut Pok Ane. Tarian Saman diiringi alunan puisi, musik, dan nyayian yang
dikombinasikan dengan tepukan tangan, tepukan di dada, dan paha. Gerakan tarian ini
sangat harmonis dan cepat sehingga sanggup membuat penonton terkagum-kagum.
Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan dakwah yang
mencerminkan nilai pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan,
dan kebersamaan. Sebelum tari saman dimulai akan ada mukaddimah atau pembukaan,
dengan tampilnya seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili
masyarakat setempat (keketar) yang memberikan syair berisi petuah dan dakwah
kepada para pemain dan penonton.
Tari Saman dimainkan dengan gerakan dinamis dan atraktif oleh 10-12 penari, akan
tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 17 penari. Dalam perkembangan
selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara lakilaki dan perempuan dengan modifikasi gerak lainnya.
Gerakan pada tari Saman sangat unik karena hanya menampilkan gerakan tepuk tangan,
tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis. Semua penari harus menari dengan harmonis
dan biasanya tempo tari Saman makin lama makin cepat dan hal ini yang membuat
tarian ini sangat menarik. Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan
alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka
yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan paha mereka sebagai
sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh
seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech.
Tari Saman ditarikan dalam posisi duduk, termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari
duduk) dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak
kaki. Pola ruang pada tari Saman juga terbatas pada ketinggian posisi badan. Dari posisi

duduk berlutut berubah ke posisi di atas lutut (berlembuku) yang merupakan level paling
tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan
kedepan sampai 45 (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60 (langat). Terkadang
saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang
disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan
atau kiri-belakang (lingang). Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah
suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini maka para penari dituntut untuk memiliki
konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.
Selain tari Saman, Aceh juga memiliki sejumlah tarian tradisional yang unik dan
memikat, antara lain Seudati dan Rapai Geleng. Tari Saman dari Aceh ini sudah menyusul
untuk didaftarkan sebagai World Intangible Heritage oleh UNESCO. Tari Saman
mendapatkan registrasi 01.01.01.001 ke UNESCO agar menjadi warisan Indonesia dan
dunia dalam kategori warisan budaya bukan benda.

A. Posisi dan Fungsi Penari


Tari saman dimainkan dalam posisi duduk dan termasuk dalam jenis
kesenian ratoh duk (tari duduk), yang kelahirannya erat berkaitan dengan masuk
dan berkembangnya agama islam. Posisi penari duduk berlutut, berat badan
tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari saman tergantung pada
level atau ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi
diatas lutut (Gayo berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang
level yang paling rendah adalah bila penari membungkukan badan kedepan
sampai 45o (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60o (langat). Terkadang
saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri
yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke
kanan-depan atau kiri-belakang (lingang).
Jika dimainkan dengan adanya batas waktu dan bukan suatu pertandingan,
tarian ini dimainkan oleh 10-12 penari. namun keutuhan tari saman setidaknya
dimainkan oleh 15-17 penari dengan fungsi sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 13 14 15 16 17
1. No9 ialah Pengangkat, yaitu tokoh utama (seperti syekh dalam Tarian Seudati)
titik central dalam Tari Saman, yang menen-tukan gerak tari, level atau
kekuatan tari, syair-syair yang diku-mandangkan maupun syair-syair sebagai

balasan terhadap se-rangan lawan main (Saman Jalu yang dimainkan untuk
pertan-dingan).
2. Nomor8 dan 10 adalah Pengapit, yaitu tokoh pembantu peng-angkat baik gerak
tari maupun nyanyian/ vokal.
3. Nomor2-7 dan 11-16adalah Penyepit, yaitu penari biasa yang mendukung gerak
tari yang diarahkan pengangkat juga berperan menyepit (menghimpit), sehingga
kerapatan antara penari terja-ga, penari menyatu tanpa antara dalam posisi
bershaf (horizon-tal) untuk kesatuan dan keseragaman gerak.
4. Nomor1 dan 17 adalah Penupang, yaitu penari yang paling u-jung kanan-kiri
dari barisan penari yang duduk berbanjar. Se-lain berperan sebagai bagian dari
pendukung tari, juga berperan menupang/ menahan keutuhan posisi tari agar
tetap rapat dan lurus. Penupang disebut juga penamat kerpe jejerun (pemegang
rumput jejerun). Diibaratkan seolah-olah bertahan memper-kokoh kedudukan
dengan memegang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat,
terhujam dalam, dan sukar di cabut).

B. Gerakan Tubuh
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar
dalam tarian saman, Yaitu Tepuk tangan dan tepuk dada. Di-duga, ketika
menyebarkan agama islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu
kuno,kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syairsyair dakwah islam untuk memudakan dak-wahnya. Dalam konteks kekinian,
tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk
menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, kerena hanya
menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo)
Tari Saman membutuhkan keseragaman formasi dan ketepatan waktu, jadi
para penari harus memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar
dapat membawakan Tari Saman dengan sem-purna.
Kalau dilihat dari jumlah gerakan tubuh, Tari Saman bisa dika-takan tari
yang sederhana. Tetapi gerakannya beragam, antara lain: ge-rak guncang, kirep,
lingang, surang-saring, dan gerak lengek. Ke-unikan tari saman adalah gerakan
tangannya yang dinamis, perubahan posisi duduk para penari, dan goyangan
badan yang dihentakkan ke kiri atau kanan ketika syair lagu dinyanyikan. Tari
saman tidak meng-gunakan musik loh, hanya syair yang dinyanyikan serta suara
tepukan tangan, dada, dan paha.
Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam
tari ini yang berfungsi sebagai gerak sekaligus musik, yang terdiri atas :
a) Cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah,
b) Cilok yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan
seperti garam,
c) Tepok yang dilakukan dalam berbagai posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti
baling-baling),
d) Gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk),
e) Dan kepala berputar seperti baling-baling (girek).
Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan
keharmonisan dalam gerak tari saman. Karena tari saman di mainkan tanpa alat

musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa
cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
1. Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
2. Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
3. Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang
4. Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.

C. Nyanyian
Sebelum tari saman dimulai ada sebuah pembukaan yang dilakukan oleh
seorang tua cerdik pandai atau yang biasa disebut pemuka adat dari masyarakat
setempat untuk menyampaikan nasihat-nasihat yang bermanfaat bagi para
pemain atau mereka yang menyaksikan tari saman.
Dalam menyanyikan lagu dan syair pada tari saman dilakukan secara
bersamaan dan berkelanjutan. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman
dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah
dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan
bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat
yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang yang
diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang
penari pada bagian tengah tari.

4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang
tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan
oleh penari solo.

D. Paduan Suara
Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik,
akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang
biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka
sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini
dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena
keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi
yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian
ini khususnya ditarikan oleh para pria.
Pada

zaman

dahulu,tarian

ini

pertunjukkan

dalam

acara

adat

tertentu,diantaranya dalam upacara memperingati hari kelahiran

Nabi

Muhammad SAW. Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini
dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan
tamu-tamu antar kabupaten dan negara, atau dalam pembukaan sebuah festival
dan acara lainnya.

E. Kostum Penari
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:

Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua
segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.

Pada

badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang

putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait,
baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.

Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan
warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna
menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan
kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.

F. Musik Pengiring
Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa
gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka
yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka
sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini
dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena
keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi
yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian
ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk
berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.
Gendang
Gendang termasuk dalam klasifikasi alat musik perkusi. Gendang terbuat
dari kayu dengan selaput (membran) yang menghasilkan bunyi bila dipukul.
Ada berbagai ukuran gendang, yaitu gendang kecil, sedang, dan besar. Gendang
kecil biasa disebut rebana. Gendang yang berukuran sedang dan besar ada juga
yang menyebut redap. Selain itu, ada juga gendang yang kedua sisinya ditutup

dengan kulit yang diikat dengan tali yang terbuat dari kulit atau rotan
sedemikian rupa sehingga dapat dikencangkan dan dilonggarkan.
Cara memainkan gendang dengan dipukul, baik dengan tangan saja atau
dengan alat pemukul gendang. Gendang mempunyai banyak fungsi, di
antaranya sebagai pengiring tari-tarian seperti tari saman, bisa juga untuk
pencak silat, pembawa tempo atau pene-gasan dinamik sebuah orkes, atau
sering juga hanya sebagai peleng-kap untuk lebih meramaikan suasana. Jenis
gendang meliputi :
1. Gendang bertali dengan salah satu sisinya ditutup dengan kulit kambing,
sedangkan sisi lainnya terbuka dengan sepotong karet selebar 1 cm yang
direntangkan pada garis tengahnya. Dimainkan dengan tangan kanan memukul
permukaan kulit dan tangan kiri memetik karet.
2. Gendang dabos, yang bentuknya seperti rebana dan kedua ujungnya mempunyai
lingkaran dengan garis tengah yang berbeda. Lingkaran besar ditutup dengan
kulit. Gendang dabos dimainkan dengan memukul permukaannya dengan
tangan atau jari.

G. Urutan dan Teknis Pelaksanaan


1. Pembukaan oleh Pemuka
Tari Saman terlebih dahulu dibuka oleh seorang pemuka adat atau biasa dikenal
oleh masyarakat aceh sebagai tua cerdik pandai. Pemuka adat ini biasanya
berasal dari masyarakat sekitar. Pembukaan diisi dengan nasihat, petuah
berguna kepada pemain dan penonton.
2. Melagukan Syair

Setelah dibuka oleh pemuka adat, urutan selanjutnya adalah lantunan syair. Tari
Saman melagukan syair secara berkesinambungan dan terus menerus.
Pemainnya mengenakan pakaian adat.

H. Tata Tertib
Didalam melaksanakan saman jalu (pertandingan ) dan saman pentas
penari tidak boleh sesukanya memainkan/ melakukan tarian. Tari saman
memiliki tata tertib/urutan mulai dari awal sampai akhir ketika memainkannya,
tata tertib dari tari saman tersebut adalah sebagi berikut :
1. Rengum
2. Salam
3. Dering
4. Uluni lagu
5. Lagu
6. Anak ni Lagu
7. Lagu Penutup

I. Prestasi
Tari Saman dengan mudah dapat kita saksikan di acara-acara televisi,
pernikahan, pembukaa perhelatan akbar semacam Sea Games, pertandingan
sepak-bola atau gebyar hadiah ulang tahun sebuah bank misalnya.
Tari Saman sudah sering manggung di pentas-pentas dunia. UNESCO pun
dalam hal ini sudah mengakui bahwa tari saman

adalah warisan budaya non-benda. Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah


untuk Perlindungan Warisan Budaya Bukan Benda UNESCO di Bali, 24
November 2011, menetapkan Tari Saman sebagai Daftar Representatif Budaya
Bukan Benda Warisan Manusia.
Bayangkan, betapa hebatnya Tari Saman dan sudah selayaknyalah kita
bangga sebagai Bangsa Indonesia. Tari Saman berasal dari suku Gayo-Aceh.
Kendati Gayo ada dan terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, bahasa
Gayo berbeda dengan Bahasa Aceh. Baik dari struktur, dialek, arti serta
pengucapan bunyi intonasi.
Uniknya lagi, di Provinsi NAD ada wilayah-wilayah tertentu. Ada 4-5
bahasa daerah yang aktif digunakan sebagai lingua franca-bahasa. Jadi, bukan
Bahasa Aceh semata. Sepintas nyanyian dalam Tari Saman seperti igauan,
erangan, rintihan serta ratapan hati yang tak putus dirundung malang. Dan kalau
telinga kita teliti dan perasaan peka, kita akan dengan jeli dapat mendengar
syair-syair Tari Saman dilagukan dalam Bahasa Arab dan Gayo.

Anda mungkin juga menyukai