Kamu sudah mengetahui bahwa terdapat berbagai keberagaman seperti suku bangsa,
adat istiadat, babasa, baju adat, tarian adat, dan masih banyak lagi. Keberagaman
tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alat pemersatu bangsa. Salah satunya
adalah tarian adat. Berbagai tarian adat di Indonesia memiliki makna persatuan.
Bacalah teks berikut dalam hati!
Nilai Kerukunan dan Persatuan yang Terpancar dalam Makna Tari Magasa
Tari Magasa
Lima pasang muda-mudi suku Arfak saling berjajar dalam posisi yang
berselingan antara pria dan wanita. Kaum pria menggunakan penutup kepala yang
terbuat dari bulu-bulu burung kasuari atau cenderawasih. Mereka tampak gagah
dengan berbagai senjata di tangan mereka. Para wanita menggunakan kain sejenis
sarung. Tidak berbeda dengan para pria, kaum wanita juga menggunakan berbagai
aksesori yang berupa daun-daun pohon sagu dan bunga-bunga alami nan cantik di
rambut mereka. Para pemuda ini bersiap untuk membawakan tari magasa, sebuah
tarian khas suku Arfak, suku asli yang mendiami wilayah Pegunungan Arfak Manokwari.
Tari magasa adalah sebuah tarian yang sering digunakan dalam prosesi
penyambutan tamu, perkawinan, atau acara-acara penting lainnya. Tarian ini
dipentaskan secara berkelompok dan dapat dilakukan oleh semua kalangan tanpa
batasan umur. Tari magasa bercerita tentang suku Arfak yang sedang merayakan
kemenangan atas perang yang mereka lakukan. Mereka begitu bersukacita atas
kemenangan yang mereka raih karena persatuan dalam pasukan. Tarian ini memiliki
makna yang lebih dalam daripada sebuah tarian penyambutan. Dengan menyaksikan
setiap detil gerakan dalam tarian ini, sebuah makna persatuan dan saling menghormati
dalam perbedaan akan dapat terlihat. Tari magasa adalah sebuah penggambaran akan
kerukunan yang dimiliki oleh masyarakat Arfak di dalam kehtdupan sehari-hari.
Suku Arfak adalah sebuah suku yang hidup bersahaja di Pegunungan Arfak,
Papua Barat. Berbeda dengan suku pegunungan lain yang terkenal berwatak keras,
suku Arfak memiliki perangai yang lembut dan penuh keramahan. Mereka cenderung
pendiam namun begitu santun dalam komunikasi sehari-hari. Sesekali terdapat
perselisihan dan perang antarsuku, tetapi suku Arfak adalah suku yang sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan dan saling menghormati perbedaan di antara
mereka. Mereka selalu menjaga harmoni dan keseimbangan hidup mereka, baik di
dalam komunitas suku maupun terhadap alam semesta yang telah dianugerahkan
Tuhan. Pada akhirnya, kearifan lokal inilah yang begitu kental mencolok di dalam
pemaknaan tari magasa atau tari ular.
Setelah membaca teks di atas, dapatkah kamu mengidentifikasi hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang penari? Seorang penari harus memperhatikan posisi dalam
menari. Pengaturan posisi ini disebut dengan pola lantai. Pola lantai adalah pola denah
yang dilakukan oleh seorang penari dengan perpindahan, pergerakan, dan pergeseran
posisi dalam sebuah ruang (space) untuk menari. Pola lantai ini sebenarnya merupakan
teknik blocking (penguasaan panggung) seorang penari. Pola lantai berfungsi untuk
membuat posisi dalam sebuah ruang gerak. Pada sebuah tarian (terutama tari
kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian,
di antaranya sebagai berikut.
1. Pola lantai vertikal penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke
belakang atau sebaliknya.
2. Pola lantai horizontal penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
3. Pola lantai diagonal, yaitu pola lantai yang penari berbaris membentuk garis
menyudut ke kanan atau ke kiri.
4. Pola lantai melingkar penari membentuk garis lingkaran.
Pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan karya tari. Oleh karena itu,
dalam pembuatan pola lantai harus memperhatikan beberapa hal, antara lain bentuk
pola lantai, maksud atau makna pola lantai, jumlah penari, ruangan atau tempat
pertunjukan, dan gerak tari. Penampilan gerak tari tidak terlepas dari desain garis dan
desain pola lantai.
Ada dua jenis desain garis, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Pada desain
garis lurus memberikan kesan lembut tetapi juga lemah. Garis-garis mendatar
memberikan kesan istirahat, sedangkan garis-garis yang tegak lurus memberi kesan
ketenangan dan keseimbangan. Garis melingkar atau melengkung memberi kesan
manis, sedangkan garis menyilang atau diagonal memberikan kesan dinamis atau kuat.
Desain-desain garis tersebut, tidak hanya dapat dibuat dengan garis-garis
tubuh dan tangan serta kaki penari, tetapi dapat juga dibentuk dari jejak atau garis-garis
yang dilalui oleh seorang penari atau garis di lantai yang ditinggalkan oleh penari. Pola
lantai juga dapat ditunjukkan dengan properti yang digunakan oleh penari, baik jenis
penyajian tari tunggal, berpasangan, maupun kelompok. Properti yang digunakan
penari dapat membentuk desain atas maupun desain bawah.
Beberapa contoh pola lantai sebagai berikut.
1. Tari saman dengan menggunakan pola lantai garis lurus.
2. Pada tari pendet menggunakan pola lantai garis lengkung.
3. Tari kecak dengan pola lantai garis lengkung dan membentuk lingkaran.
4. Pola lantai yang digunakan dalam tari piring adalah garis lengkung dan membentuk
lingkaran
Indonesia memiliki bermacam-macam jenis tariaan Ada tari rakyat, tari klasik,
dan tari kreasi baru. Tari rakyat yaitu tarian yang hidup dan berkembang di kalangan
rakyat jelata. Tari rakyat sangat sederhana, kurang rnemperhatikan norma-norma
keindahan, dan tidak rnemiliki bentuk yang standar. Gerak•erak tari rakyat sangat
sederhana, sebab lebih mementingkan keyakinan Misainya tari piring dari Sumatra
Barat seperti gambar dibawah ini
Tari piring merupakan tarian yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki
sebagai ucapan rasa. syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah
mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah
Tari klasik merupakan karya tari yang sangat memperhatikan keindahan. Tari
klasik dipelihara dengan baik di istana dan di kalangan bangsawan. Gerak-gerak tari
klasik sudah mempunyai aturan tertentu dan ticlak boleh dilanggar.
Perhatikan contoh tari klasik pada gambar di bawah ini
Tari bedaya ketawang merupakan conloh tari klasik. Tari bedaya ketawang
adalah tarian kebesaran yang hanya dipertunjukkan ketika penobatan serta
peringatan kenaikan takhta raja di Kasunanan Surakarta. Tari bedaya ketawang
dibawakan oleh sembilan penari wanita, dengan menggunakan tata busana, rias
wajah, dan tata rambut yang sama. Gerak-gerak tari bedaya ketawang
menggunakan teknik gerak tari putri gaya Surakarta yang halus dan lembut.
Tari kreasi baru sering juga disebut tari modern. Gerak-gerak dalam tari kreasi
baru sangat bervariasi. Perhatikan contoh tari kreasi baru pada gambar di samping!
Tari merak merupakan tari kreasi baru dari Jawa Barat hasil karya Raden
Tjetjep Soemantri, seorang koreografd. Tarian ini dibuat karena terinspirasi dari
kehidupan seekor burung merak. Gerakan-gerakannya pun diambil dari tingkah laku
burung jantan yang sedang memikat burung merak betina. Misalnya, gerakan yang
menunjukkan keindahari bulu-bulu ekornya kepada burung merak betina. Iringan
lagu gendingnya yaitu lagu "Macan Ucul."
Tari Merak
Adanya bermacam-macam bentuk karya tari mengakibatkan bentuk pola
lantainya pun bermacam-macam. Bentuk pola lantai karya tari yang satu berbeda
dengan bentuk pola lantai karya tari yang lain. Selain bentuknya yang berbeda, pola
lantai juga memiliki arti yang berbeda-beda pada setiap karya tari. Tari klasik
mengandung arti yang lebih banyak dibanding tari yang lain. Namun, tidak menutup
kemungkinan jika pola lantai dalam tari kreasi baru dan tari rakyat juga mempunyai
arti.
Perhatikan bentuk pola lantai dalam dua karya tari yang berbeda berikut I
Kedua tarian pada gambar di atas merupakan karya tari yang berasal dari
Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan bentuk koreografinya, tari jaran kepang
termasuk ke dalam jenis tari rakyat, sedangkan tari bedaya termasuk dalam jenis
tari klasik. Bentuk pola lantai tari jaran kepang lebih sederhana dibandingkan bentuk
pola lantai tari bedaya.
Pola lantai yang berbentuk garis horizontal pada tari jaran kepang tidak
mempunyai arti apa pun. Pola lantai tersebut hanya merupakan bentuk garis di
lantai yang dibuat oleh formasi penari. Akan tetapi, pola lantai pada tari bedaya
mempunyai arti. Pola lantai tari bedaya dikenal dengan nama rakit lajur. Pola lantai
rakit lajur bermaksud menggambarkan lima unsur yang ada pada diri manusia, yaitu
cahaya, rasa, sukma, nafsu, dan perilaku. Kita dapat membandingkan pola lantai tari
jaran kepang dan bedaya sebagai berikut.