Anda di halaman 1dari 5

KLIPING

SENI TARI DAN POLA LANTAINYA

NAMA : FAUZAN APRIYANSAH


KELAS : VA

SDN KRANJI V
Tarian Yang Menggunakan Pola :
Berikut nama tarian dan pola lantainya yang kami rangkum dari beberapa sumber.
1. Bedhaya Semang.

Tarian Bedhaya Semang berasal dari Yogyakarta yang termasuk ke dalam jenis tari klasik.
Tari ini memiliki pola lantai dan makna tertentu. Pola lantai yang digunakan yaitu gawang
jejer wayang, gawang perang, gawang tiga-tiga dan gawang kalajengking.
Salah satu pola lantai pada Tari Bedhaya yang paling dikenal yaitu rakit lajur. Pola lantai ini
menggambarkan lima unsur yang ada pada diri manusia. Unsur tersebut adalah rasa, cahaya,
sukma, nafsu dan perilaku.
2. Jaran Kepang.

Tari Jaran Kepang juga berasal dari Yogyakarta. Berdasarkan koreografi, tarian ini termasuk
ke dalam jenis tari rakyat dengan memiliki pola lantai gabungan antara unsur lengkung dan
lurus. Pola yang digunakan pada tarian yaitu pola melingkar, garis lurus ke depan dan garis
horizontal.
3. Pendet.

Merupakan tarian populer yang berasal dari Bali. Tari Pendet lahir ketika ada ritual sakral
Odalan di pura dengan cara memendet. Setelah pendeta Hindu mengumandangkan mantra
maka mereka akan memendet. Pola lantai yang digunakan pada tarian ini berupa pola huruf
V, pola lantai lurus dan menghadap ke samping kanan dan kiri. Pola tersebut pola sederhana
dibanding dengan tarian pendet lainnya.
4. Jaipong.

Jenis tarian ini menggunakan pola lantai garis lurus yang berfungsi untuk memperindah
tarian, memperjelas tujuan gerakan, serta untuk menonjolkan pemeran utama dalam tarian
tersebut.
Pola lantai tari menjadi bagian penting yang harus diketahui oleh para penari. Banyak
manfaat yang diperoleh ketika menguasai pola lantai. Tidak hanya pertunjukan tarinya saja
yang bagus dan menarik, tetapi mempermudah penari dalam melakukan gerakan.
Jenis Pola Lantai dalam Tari :

1. Pola Lantai Lurus Vertikal.


Vertikal memiliki arti lurus memanjang. Pola lantai lurus vertikal berarti polanya yang lurus
dan memanjang. Para penari berjumlah lebih dari satu orang dan akan membentuk formasi
lurus baik dari depan ke belakang maupun sebaliknya.
Pola lantai jenis ini biasanya digunakan pada tari klasik karena pola lurus memberikan kesan
yang sederhana tetapi tetap kuat. Selain itu juga melambangkan antara ikatan manusia dengan
tuhannya karena pada dasarnya Tuhan adalah Sang Pencipta kehidupan termasuk
menciptakan manusia.
Beberapa tarian daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari serimpi dari tarian Jawa
Tengah, tari yospan dari Papua, tari pasambahan dari Sumatera Barat dan tari baris
cengkedan dari Bali.

2. Pola Lantai Horizontal.


Pola lantai horizontal sebenarnya sama seperti pola lurus vertikal dimana pola lantai bergaris
lurus. Hanya saja pada pola lantai horizontal, bentuk barisan dari kiri ke kanan maupun dari
kanan ke kiri. Beberapa tarian yang menggunakan pola ini yaitu tari indang dari Sumatera
Barat dan tari saman dari Aceh.
Ada beberapa penafsiran mengenai pola tari horizontal. Pola horizontal disebut
melambangkan antara ikatan manusia satu dengan manusia yang lain. Pada dasarnya manusia
pasti membutuhkan bantuan dari manusia lainnya.

3. Pola Lantai Diagonal.


Sesuai dengan namanya, pola lantai diagonal membentuk garis menyudut ke kanan atau ke
kiri. Jenis pola ini memberikan kesan yang dinamis tetapi tetap kokoh untuk para penonton
atau penikmatnya. Tarian daerah yang menggunakan jenis Pola Diagonal adalah tari sekapur
sirih dari Jambi, tari gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari pendet dari Bali.

4. Pola Garis Melengkung.


Pola garis melengkung sendiri terdiri dari tiga macam yaitu garis lingkaran, angka delapan,
huruf U dan lengkung ular. Pola garis yang melengkung akan memberikan kesan yang lembut
tetapi lemah. Tarian rakyat dan tarian tradisional banyak yang menggunakan pola jenis ini.
Misalnya tari ma’badong Toraja dari Sulawesi Utara, tari piring dari Sumatera Barat dan tari
randai dari Sumatera Barat.

Anda mungkin juga menyukai