Pola lantai garis horizontal (menyamping) sangat sering digunakan dan menjadi dasar
gerakan pada tari saman asal Aceh ini. Pola lantai horizontal ini memiliki makna sebagai
hubungan antara manusia dengan manusia yang horizontal karena manusia adalah makhluk
sosial yang membutuhkan bantuan manusia lainnya. Pada pola ini, para penari berbaris lurus
ke samping. Selain itu pola lantai ini juga melambangkan umat Islam yang sedang
membentuk syaf ketika sholat.
Pada tari saman ini bukan hanya pola lantai nya saja yang harus diperhatikan, tetapi ada juga
pembagian fungsi para penari sesuai dengan penempatan formasinya. Ada yang berfungsi
sebagai penopang, penyepit, pengapit, dan penindak. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Penopang: Tugas dari penari saman yang berfungsi sebagai penopang adalah menahan
keutuhan formasi para penari agar tetap rapat dan lurus.
2. Penyepit: Sebagai penyepit, penari harus mendukung gerakan tari yang menggunakan
gerakan mengangkat, serta harus membuat kerapatan antar penari sehingga tidak ada jarak
antara para penari.
3. Pengapit: Penari yang bertugas sebagai pengapit memiliki tugas mengingatkan para penari
untuk pergantian gerakan dalam tempo tertentu.
4. Penindak: Peran penindak ini merupakan peran yang sangat penting pada tari saman, karena
ia yang mengatur gerakan tari, syair yang dibawakan, level tari, serta balasan-balasan syair.