Anda di halaman 1dari 38

P R O G R A M P R I O R I TA S N A S I O N A L

P E R C E PATA N P E N C E G A H A N D A N P E N U R U N A N S T U N T I N G 2 0 1 8 - 2 0 2 4

D r. E N T O S Z A I N A L
K A S UB D I T PE MB E RDAYA A N DA N G I Z I MA SYA RA K AT
BAPPENAS

M e d a n , 2 5 J u n i 2 0 1 9
S E BA R A N P R E VA L E N S I ST U N T I N G
D A N P E N D E K ATA N I N T E R V E N S I T E R I N T E G R A S I
P E R C E PATA N P E N C E G A H A N D A N P E N U R U N A N S T U N T I N G
10
20
30
40
50
60

0
REPUBLIK
INDONESIA
DKI Jakarta

17.7
27.5
DI Yogyakarta
Bali
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Sulawesi Utara
Banten
Kalimantan Utara
Lampung

Sumber: Riskesdas 2013 dan 2018


Riau
Papua Barat

Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U):


Bengkulu
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
Sumatera Barat
Jambi

⋆ Sangat pendek : TB/U<-3SD ⋆ Pendek: TB/U ≥-3SD s/d <-2SD


INDONESIA
2013
30.8
37.2

Jawa Barat
Jawa Tengah
Maluku Utara
2018

Sumatera Selatan
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Jawa Timur
Papua
SEBARAN STUNTING TINGKAT PROVINSI

Kalimantan Selatan
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Barat
Maluku
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Aceh
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Timur
42.6
51.7

3
REPUBLIK
SEBARAN STUNTING TINGKAT KABUPATEN/KOTA
INDONESIA

Persentase Stunting Kabupaten/Kota Berdasarkan Kategori


WHO

7%
17%
(35 kab/kota)
(92 kab/kota)

36%
(181 kab/kota)
40%

(206 kab/kota)

≥ 40% Very High 30%-39% High 20%-29% Medium < 20% Low
Sumber: Riskesdas 2018
4
KOMITMEN NASIONAL DAN GLOBAL DALAM
REPUBLIK
INDONESIA PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

RPJMN 2015 – 2019


Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
RAN-PG
2015 – 2019
Rencana Aksi Nasional Pangan & Gizi
RKP 2018
Rencana Kerja Pemerintah

GERMAS
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
WHA 2025
World Health Assembly

SUN GLOBAL
SDGs 2030 Roadmap 2016 - 2020
Sustainable Development Goals

5
FRAMEWORK INTERVENSI PENURUNAN STUNTING
REPUBLIK
INDONESIA TERINTEGRASI

Penurunan Stunting memerlukan


implementasi intervensi lintas sektor
(spesifik dan sensitif) secara terintegrasi
di tingkat pusat dan daerah.
Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, 2018-2024
6
PENDEKATAN MULTISEKTOR
REPUBLIK
INDONESIA INTERVENSI PENURUNAN STUNTING
Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif
Kemenkes
PAUD,
• Suplementasi gizi makro dan mikro Parenting, Kemdik- Kem
Air bersih dan
sanitasi
UKS bud PU&PR
• Promosi ASI Eksklusif dan MP-ASI
• Penanganan kekurangan gizi
• Surveilans Gizi (pemantauan pertumbuhan dan Fortifikasi
Kem-
Ketahanan
Produk Kemtan pangan
perkembangan) Pangan perin

• Pelayanan antenatal dan neonatal


• Imunisasi
Bantuan pangan Keamanan Pangan
• Pemberian obat cacing non tunai, PKH Kemsos BPOM

• Pencegahan diare
Kesehatan Bimbingan
Perkawinan
Enabling Factors reproduksi,
Pembinaan
BKKBN Kemenag & Tokoh
Keluarga Balita Agama
• Kemenko PMK
• Bappenas Sosialisasi Gizi Pemasaran &
bagi Anak & PPPA KKP Promosi Hasil
• Kemdagri (Advokasi Pemda, NIK, Akta Lahir) Keluarga Kelautan

• Kemendes PDTT (Dana Desa)


Edukasi dan
• Kemenkeu (Sistem Insentif) Kemristek
Dikti
pendampingan
masyarakat
• Kemen Kominfo (Sosialisasi & Kampanye) (Program KKN)

7
STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING
REPUBLIK
INDONESIA 2018 – 2024

Dokumen lengkap dapat diunduh pada


tautan: http://bit.ly/StranasStunting

8
REPUBLIK
INDONESIA
DELAPAN AKSI INTEGRASI INTERVENSI PENURUNAN STUNTING

Aksi integrasi adalah instrumen PIC:


BAPPEDA
dalam bentuk kegiatan yang
PIC:
digunakan untuk meningkatkan PIC: Sekda &
BAPPEDA
BAPPEDA
pelaksanaan integrasi intervensi gizi
dalam penurunan stunting

PIC: Dinkes PIC: Sekda

PIC:
PIC: BPMD
BAPPEDA

Dokumen lengkap dapat diunduh pada tautan:


PIC: BPMD
http://bit.ly/pedomanintegrasi
9
RANCANGAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
( R PJ M N )
TA H U N 2 0 2 0 - 2 0 2 4
REPUBLIK
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020 – 2024
INDONESIA

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan


semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif
didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi

PHC INOVASI
UHC
PENCEGAHAN

11
REPUBLIK
STRATEGI RPJMN 2020 – 2024
INDONESIA

Peningkatan Percepatan Peningkatan Penguatan Gerakan Peningkatan


kesehatan ibu, anak, perbaikan gizi pengendalian Masyarakat Hidup sistem kesehatan
KB, dan kesehatan masyarakat penyakit Sehat (Germas) dan pengawasan
reproduksi obat dan makanan

PELAYANAN PENGUATAN
(Health Delivery) SISTEM

12
REPUBLIK
LIST PROYEK RPJMN 2020 – 2024
INDONESIA

Penurunan Peningkatan KB dan Pengendalian


Penurunan Stunting
01 Kematian Ibu dan
Bayi
02 Kesehatan
Reproduksi
03 04 Penyakit Menular

Pengendalian Penguatan
Penyakit Tidak Pengembangan Penguatan Promosi Pelayanan
05 Menular 06 Lingkungan Sehat 07 Germas 08 Kesehatan Dasar
dan Rujukan

Pemenuhan dan Penguatan Tata


Pemenuhan dan Peningkatan Daya Kelola, Pembiayaan, Peningkatan
Peningkatan Saing Sediaan Penelitian dan Efektivitas
09 Kompetensi Tenaga 10 Farmasi dan Alat 11 Pengembangan 12 Pengawasan Obat
Kesehatan Kesehatan Kesehatan dan Makanan

13
REPUBLIK
INDIKATOR PEMBANGUNAN KESEHATAN (NARASI)
INDONESIA

Baseline 2024
Meningkatnya
Status 1. Angka kematian ibu (per 100.000 KH) 305
Kesehatan Ibu (SUPAS, 2015) 183
dan Anak 2. Angka kematian bayi 24
(per 1.000 KH)
(SDKI, 2017)
16

Baseline 2024
Meningkatnya 30,8
1. Prevalensi stunting balita (%) 19
Status Gizi (Riskesdas, 2018)

Masyarakat
2. Prevalensi wasting balita (%) 10,2 7
(Riskesdas, 2018)

Baseline 2024
319 190
1. Insidensi TB (per 100.000 penduduk) (Global TB Report, 2017)
Meningkatnya
2. Insidensi HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV) 0,24 0,18
pengendalian (Pemodelan Kemkes, 2018)
penyakit menular
3. Eliminasi malaria (Kab/Kota) 285 405
dan faktor risiko (Kemkes, 2018)
penyakit tidak
4. Merokok usia 10-18 tahun (%) 9,1 8,7
menular (Riskesdas, 2018)

5. Obesitas usia 18+ tahun (%) 21,8 21,8


(Riskesdas, 2018)

14
REPUBLIK
INDIKATOR PEMBANGUNAN KESEHATAN (NARASI) … (2)
INDONESIA

Baseline 2024

1. Imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12- 57,9 80


23 bulan (%) (Riskesdas, 2018)

2. Fasilitas kesehatan tingkat pertama 40


terakreditasi (%) (Kemkes, 2018)
85

3. RS terakreditasi (%) 63 95
Meningkatnya kinerja (Kemkes, 2018)
sistem kesehatan & 4. Puskesmas dengan jenis tenaga kesehatan 23
Meningkatnya sesuai standar (%) (Kemkes, 2018)
83
pemerataan akses 15
5. Puskesmas tanpa dokter (%) 0
pelayanan kesehatan (Kemkes, 2018)

berkualitas 6. Puskesmas dengan ketersediaan obat 86


esensial (%) (Kemkes, 2018)
96

7. Obat memenuhi syarat (%) 80,9 92,3


(BPOM, 2018)

8. Makanan memenuhi syarat (%) 71 90


(BPOM, 2018)

Baseline 2024
Meningkatnya
Perlindungan 1. Cakupan kepesertaan JKN (persen) 81,4
(1 Jan 2019) 98
Sosial bagi
2. Cakupan penerima bantuan iuran (PBI) JKN 96,6
Seluruh Penduduk (juta jiwa) (1 Feb 2019)
112,9
15
PROYEKSI BASELINE INDIKATOR SDGS 2.2.1
REPUBLIK
INDONESIA
PREVALENSI STUNTING (PENDEK DAN SANGAT PENDEK) PADA ANAK BALITA
45.00
40.00 36.80 37.20
35.60 34.90
35.00 30.8031.25
Angka Capaian Terakhir 30.00 32.07 25.84
• 36,80 (Riskesdas, 2007) 25.00 29.13 22.37
• 35,60 (Riskesdas, 2010) 20.00 23.82
21.95
• 37,20 (Riskesdas, 2013) 15.00 19.00
• 30,80 (Riskesdas, 2018) 10.00
10.00
5.00
0.00

2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
Capaian Riskesdas Proyeksi Awal Proyeksi Baru (Exponential) Skenario Kebijakan
Hasil Proyeksi
Proyeksi 2015 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2030
Baseline 34,90 31,25 30,01 28,66 27,17 25,26 23,82 21,95
(Exercise Awal)
Baseline 32,07 29,13 28,44 27,77 27,11 26,47 25,84 22,37
(New – Metode Eksponensial)

Skenario Kebijakan 32,07 29,13 27,10 24,66 22,61 20,72 19 10

Skenario Target 22% di 2024 32,07 29,13 27,10 25,72 24,42 23,18 22 10

16
PROYEKSI BASELINE INDIKATOR SDGS 2.2.2
REPUBLIK
INDONESIA
PREVALENSI WASTING PADA ANAK BALITA
16.00
13.60 13.30
14.00
Angka Capaian Terakhir 12.10
12.00
• 13,60 (Riskesdas, 2007) 10.2
• 13,30 (Riskesdas, 2010) 10.00
• 12,10 (Riskesdas, 2013) 8.00 8.89
• 10,2 (Riskesdas, 2018)
7.15 7.52
6.00
6.00
4.00 4.67
2.00 3.00

0.00
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
Capaian Riskesdas Proyeksi Awal Proyeksi Baru (Exponential) Skenario Kebijakan
Hasil Proyeksi
Proyeksi 2015 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2030
Baseline 10,86 9,21 9,95 9,67 9,40 9,14 7,15 4,67
(Exercise Awal)
Baseline 11,34 10,08 9,80 9,53 9,27 9,01 8,76 7,52
(New – Metode Exponential)
Skenario Kebijakan 11,34 8,70 8,08 7,50 6,96 6,46 6 3

17
RANCANGAN
R E N C A N A K E R J A P E M E R I N TA H ( R K P )
TA H U N 2 0 2 0
REPUBLIK
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN 2020
INDONESIA

Prioritas Nasional RKP 2020

Pembangunan Manusia dan Pengentasan


Kemiskinan
Program Prioritas

1. Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan

2. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan


Stabilitas Pertahanan dan Keamanan PN 1
PN 5 3. Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

4. Pengentasan Kemiskinan

5. Pembangunan Budaya, Karakter, dan Prestasi Bangsa

Prioritas
Nasional PN 2
PN 4 Konektivitas dan Pemerataan

Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan


Lingkungan Hidup PN 3
Nilai Tambah Ekonomi dan Kesempatan Kerja

19
19
PROGRAM PRIORITAS 2
REPUBLIK
INDONESIA PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

1
Penurunan kematian ibu dan bayi

Proyek Prioritas Peningkatan Peningkatan KB dan kesehatan reproduksi


Kesehatan Ibu,
Anak, Keluarga
Berencana, dan
Kesehatan
Penguatan pelayanan kesehatan dasar Reproduksi
dan rujukan 5 2

Pemenuhan dan peningkatan kompetensi Kegiatan Prioritas


tenaga kesehatan Peningkatan
Pelayanan 2 Percepatan
Kesehatan dan Perbaikan Gizi Penurunan stunting
Pengawasan Masyarakat
Pemenuhan dan peningkatan daya saing
Obat dan
sediaan farmasi dan alat kesehatan Makanan Peningkatan
Akses dan
Kualitas
Peningkatan efektivitas pengawasan obat Pelayanan
dan makanan Kesehatan Program Prioritas

Penguatan tata kelola dan pembiayaan


kesehatan 3
4

Pengembangan lingkungan sehat Peningkatan Pengendalian penyakit menular


Penguatan
Pengendalian
Germas
Penyakit Pengendalian penyakit tidak menular
Penguatan promosi Germas

20
ARAH KEBIJAKAN
REPUBLIK
INDONESIA PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2020
Peningkatan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana Penguatan pelayanan kesehatan dan pengawasan
(KB), dan kesehatan reproduksi Penguatan pengendalian penyakit obat dan makanan

“Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan
pelayanan kesehatan dasar (primary health care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan
pemanfaatan teknologi”

Strategi
a. percepatan penurunan stunting dengan peningkatan
efektivitas intervensi spesifik berbasis bukti dan
penajaman intervensi sensitif untuk percepatan perbaikan
gizi secara terintegrasi
b. peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan
didukung data yang kuat (evidence based policy)
c. penguatan advokasi, komunikasi sosial dan perubahan Percepatan perbaikan Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup
perilaku hidup sehat gizi masyarakat Sehat (Germas)
d. penguatan sistem surveilans gizi
Capaian
Indikator Target 2020
e. peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah 2018
dalam dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi yang
Prevalensi stunting 30,8 27,1
sesuai dengan kondisi setempat 21
balita (%)
21
K E M A J U A N R E V I S I P E R AT U R A N P R E S I D E N
N O M O R 4 2 TA H U N 2 0 1 3
HAL-HAL YANG AKAN DIATUR DALAM REVISI
REPUBLIK
INDONESIA PERPRES NO. 42/2013

1 Tujuan dan sasaran

2 Kebijakan, strategi, dan program

3 Koordinasi upaya percepatan perbaikan gizi

4 Peranan pemangku kepentingan

5 Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

6 Pendanaan
23
23
REPUBLIK
TIMELINE REVISI PERPRES NO. 42/2013
INDONESIA

• Rapat PAK • Pengesahan


Perencanaan dan koordinasi Penetapan Kepres untuk • Penyusunan Materi Revisi • Pengundangan selesai september
dengan K/L terkait Progsun 2019 • Permohonan pengharmonisasian

1 3 5 7

Februari Juni Agustus

Januari Mei September


Juli

2 4 6

• Pertemuan teknis pemrakarsa dengan • Rapat pengharmonisasian dg


Pengusulan Progsun
K/L KemKumHAM
Perpres 2019 • Penyiapan SK Panitia Antar Kementerian • Paraf persetujuan
(PAK) • Penyampaian hasil pengharmonisasian
konsepsi RPerpres

24
P E N G A N G G A R A N K E G I ATA N P E R C E PATA N P E N C E G A H A N
DAN PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
REPUBLIK
INDONESIA
PENANDAAN DAN PELACAKAN ANGGARAN STUNTING 2019

Lingkup Ringkasan*: Timeline:

Mencakup daftar:
• K/L yang melakukan penandaan 19 Jun
23 Jan 30 Jan
2019 2019 2019
• Program Pertemuan Pertemuan
Pertemuan Finalisasi Pemutakhiran
• Kegiatan Bappenas- Ringkasan Ringkasan
Kemkeu Tagging Tagging
• Output
• Volume 28 Jan 31 Jan 2019
2019 Penyampaian
• Alokasi Anggaran (sesuai DIPA tahun Pertemuan
kepada
berjalan) Setwapres
Konfirmasi
Dengan
K/L

*Pedoman Penandaan, Pemantauan, Evaluasi Kinerja Pembangunan dan Anggaran


Percepatan Pencegahan Stunting Kementerian/Lembaga

26
REPUBLIK
INDONESIA
PENYUSUNAN PENANDAAN ANGGARAN STUNTING 2019

Tidak hanya mencakup output yang sudah di-tagging tetapi


yang masuk dalam daftar output pada pedoman

Alokasi anggaran dihitung dengan melihat detil komponen


yang terkait dalam suatu output, atau proporsi
kontribusi/bobot untuk yang sudah ada

Dalam menentukan keterkaitan detil komponen dengan


stunting, mengacu pada framework penurunan stunting

Pengelompokkan daftar output: (1) Intervensi Spesifik,


(2) Intervensi Sensitif, (3) Koordinasi dan Dukungan Teknis Ringkasan
Hasil Tagging Tematik
Stunting TA 2019
Perlunya konfirmasi dengan K/L atas hasil analisis awal
terhadap ringkasan hasil tagging

27
HASIL SEMENTARA
REPUBLIK
INDONESIA RINGKASAN PENANDAAN ANGGARAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING TA 2019

*dalam ribu rupiah


28
HASIL SEMENTARA
REPUBLIK
INDONESIA
RINGKASAN PENANDAAN ANGGARAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING TA 2019 … (2)

*dalam ribu rupiah


29
REPUBLIK
TIMELINE PELACAKAN ANGGARAN STUNTING 2020
INDONESIA

Alur Penandaan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Ringkasan hasil Verifikasi hasil


Sosialisasi Verifikasi hasil Updating
penandaan APBN penandaan
penandaan dan penandaan tahun penandaan oleh
tahun berjalan (n) tahun n+1 pada
konfirmasi output n+1 pada KRISNA K/L pada aplikasi
RKA K/L
tahun n+1 KRISNA dan RKA
(Rekonsiliasi-1) K/L tahun n+1

Identifikasi awal Penandaan oleh


Penandaan oleh Pertemuan Konfirmasi akhir
output yang akan K/L pada
K/L pada aplikasi aplikasi RKA K/L Rekonsiliasi-2 hasil penandaan
ditandai oleh K/L KRISNA tahun n+1 tahun n+1
tahun n+1 tahun n+1 penandaan
tahun n+1

Hasil penandaan
pada RKA K/L
diunggah ke
SPAN

Bappenas dan Kemenkeu Bappenas Kemenkeu K/L


30
REPUBLIK
IDENTIFIKASI OUTPUT K/L YANG MENDUKUNG STUNTING TA 2020
INDONESIA

➢ Mencakup output intervensi spesifik, sensitif, dan juga enabling factors (pendampingan, koordinasi dan dukungan
teknis).
➢ Ringkasan output K/L TA 2019 dapat menjadi acuan untuk mengidendifikasi output K/L TA 2020 yang mendukung
percepatan penurunan stunting TA 2020.

• Menyasar penyebab langsung stunting


Spesifik • Umumnya dilakukan oleh Kemenkes

• Menyasar penyebab tidak langsung stunting


Output
Sensitif • Umumnya dilakukan oleh sektor non-kesehatan, seperti: air minum
K/L dan sanitasi, akses pangan, akses pelayanan kesehatan, edukasi dan
kampanye perubahan perilaku, dll

Pendampingan, • Advokasi/pendampingan/pelatihan/sosialisasi
Koordinasi dan • Koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
Dukungan Teknis program penurunan stunting
• Riset/survey/penelitian/pendataan terkait stunting
31
31
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENANDAAN
REPUBLIK
INDONESIA ANGGARAN STUNTING TA 2020

1 Pengembangan tagging pada tingkat yang lebih detil (i.e. sub-


output) untuk mengatasi over estimate

Keberlanjutan output/konsistensi kode output untuk


2
memudahkan analisis tren

3 Peningkatan intensitas/volume output K/L untuk mendorong


percepatan penurunan stunting

4 Sinkronisasi lokasi pelaksanaan kegiatan output K/L dengan


260 kabupaten/kota fokus penurunan stunting TA 2020

5 Pengembangan sistem di tingkat K/L: tagging pada tingkat


yang lebih detil di aplikasi ren-gar K/L dan data lokasi
pelaksanaan kegiatan 32
32
LOKUS INTERVENSI PENCEGAHAN DAN PENURUNAN
STUNTING TERINTEGRASI
TA H U N 2 0 2 0
REPUBLIK
LOKUS INTERVENSI STUNTING TERINTEGRASI TAHUN 2020
INDONESIA

260 Kabupaten/Kota
Fokus Percepatan
Penurunan Stunting
2018 – 2020

2018

2019

2020

34

34
34
K A PA S I TA S K E L E M B A G A A N G I Z I D I D A E R A H
REPUBLIK
PESAN KUNCI KAJIAN KAPASITAS KELEMBAGAAN GIZI DI DAERAH
INDONESIA

Kebijakan, Perencanaan, dan Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti


1. Komitmen Pemerintah cukup kuat 1. Berbagai survey telah dilakukan untuk melihat
2. Masih terdapat ketidaksesuaian antara target gizi dalam capaian/ kemajuan target gizi yang ada dalam RPJMN
RPJMN 2015-2019 dengan Renstra, SPM, dan RPJMD 2. Terbatasnya kapasitas menganalisis dan
3. Masalah gizi belum menjadi prioritas dan dianggap menggunakan data untuk perencanaan dan
sebagai urusan sektor kesehatan perbaikan program
4. Penegakan hukum kebijakan gizi masih lemah 3. Beberapa data tidak terintegrasi sehingga terjadi
5. Minimnya kapasitas staf dalam merencanakan, kesulitan dalam mendesain, merencanakan dan
melaksanakan, dan memantau program gizi memantau intervensi gizi yang komprehensif
6. SPM belum mengacu pada rekomendasi The Lancet
(2013)
1. 3.
Sumber Daya dan Infrastruktur Koordinasi dan Kemitraan

2. 4.
1. Belum ada sistem pengelolaan keuangan untuk melacak 1. Kelompok kerja/Gugus Tugas untuk gizi (multi-sektor)
pembiayaan dan pengeluaran untuk program gizi belum efektif karena lemahnya koordinasi
2. Minimnya kapasitas dalam merancang pembiayaan 2. Terbatasnya koordinasi antara pemangku kepentingan
untuk program perbaikan gizi di tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan desa
3. Petugas kesehatan (kecuali tenaga gizi) dan non- 3. Terbatasnya koordinasi lintas sektoral untuk gizi
kesehatan memiliki pengetahuan terbatas mengenai gizi karena isu kepemimpinan dan minimnya pemahaman
4. Banyak tenaga gizi yang mendapatkan pelatihan tetapi terkait gizi
kapasitasnya masih terbatas
5. Keterbatasan pengetahuan mengenai jenis dan standar
pelatihan yang harus dilakukan

Sumber: UNICEF Indonesia. 2018. Institutional Capacity Assessment on Nutrition (Kajian Kapasitas Kelembagaan terkait Gizi di Indonesia)
36
REPUBLIK
REKOMENDASI KAJIAN KAPASITAS KELEMBAGAAN GIZI DI DAERAH
INDONESIA

Kebijakan, Perencanaan, dan Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti


1. Memperkuat target dan indikator perbaikan gizi pada 1. Memperbaiki/memperkuat sistem informasi untuk gizi
RPJMN 2020-2024 2. Mengikutsertakan modul pelatihan terkait Sistem Informasi Gizi
2. Memperbaiki indikator SPM Kesehatan (pengambilan data, analisis dan pelaporan) dalam paket
3. Membuat pedoman teknis untuk Pemerintah Daerah minimum pelatihan gizi yang dapat dilakukan melalui E-learning
4. Membuat strategi advokasi dan komunikasi
perubahan perilaku untuk meningkatkan kesadaran di
tingkat pusat dan daerah

Sumber Daya dan Infrastruktur


1. 3. Koordinasi dan Kemitraan
1. Perlunya kajian yang mendalam mengenai penganggaran untuk • Membentuk badan koordinasi pada level tertinggi untuk

2. 4.
program gizi di tingkat daerah memimpin pendekatan multi-sektor yang berperan dalam
2. Perlunya membuat format standar terkait penganggaran yang penanganan dan percepatan perbaikan gizi
mengacu pada 10 rekomendasi intervensi gizi (merujuk pada
The Lancet 2013)
3. Perlunya pedoman spesifik untuk Pemerintah Daerah terkait
perencanaan dan prioritas anggaran program gizi
4. Perlunya kajian analisis beban kerja dan distribusi SDM untuk
program gizi
5. Perlunya pedoman/kebijakan khusus terkait SDM bagi daerah
dalam memberikan layanan gizi

Sumber: UNICEF Indonesia. 2018. Institutional Capacity Assessment on Nutrition (Kajian Kapasitas Kelembagaan terkait Gizi di Indonesia)
37
TERIMA KASIH

sekretariat1000hpk@bappenas.go.id

www.cegahstunting.id

gernas1000hpk

gernas1000hpk

Sekretariat Stunting

Kementerian PPN/Bappenas
Jl. Taman Suropati No. 2, Menteng
Jakarta Pusat 10310

Anda mungkin juga menyukai