HUKUM KETENAGAKERJAAN
Nama:
NIM:
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena penulis
telah berhasil menyelesaikan Tugas Makalah Hukum Ketenagakerjaan.
Disamping untuk penambah nilai UTS, hal itu juga dilaksanakan untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan Hukum
Ketenagakerjaan dan memperluas serta memperdalam pengetahuan. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan kepada pembaca pada umumnya. Dan penulis
mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini serta penulis
harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Hal tersebut berarti bahwa Undang Undang Ketenagakerjaan kita mengacu pada pengertian
hukum ketenagakerjaan yang lebih luas. Tujuan dari hukum ketenagakerjaan itu sendiri ialah
sebagai berikut :
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.
3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
A. Pekerja
Istilah pekerja buruh pada jaman feodal atau jaman penjajahan belanda dahulu yang dimaksud
dengan buruh adalah orang-orang pekerja kasar seperti kuli, mandor, tukang dll.
Dan orang-orang ini oleh belanda disebut blue collar. Sedangkan orang-orang yang mengerjakan
pekerjaan halus atau dibelakang meja disebut white collar, bisanya yang termasuk golongan ini
adalah para bangsawan yang bekerja dikantoran.
Pembedaan ini dilakukan oleh pemerintah belanda sebagai taktik untuk memecah belah orang-
orang Indonesia.
Pengaruh dari marsisme, buruh selalu dianggap membuat atau menghancurkan majikannya.
Menurut UU No. 13 tahun 2003, pekerja atau buruh adalah setiap orang yang mendapatkan
imbalan atau upah dalam bentuk lain (pasal 1 ayat 3).
Yang termasuk ikatan kerja adalah perusahaan serikat pekerja atau buruh adalah wakil dari
buruh-buruh yang sudah terhimpun di perusahaan.
Hak-hak menjadi serikat pekerja diatur dalam UUD 1945, telah diratifikasi oleh pemerintah,
konvensi ILO 1987 dan 1998.
Kedua konvensi tersebut dujadikan dasar oleh buruh untuk berorganisasi untuk mendirikan
serikat pekerja.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa serikat buruh memiliki sifat bebas, terbuka,
demokratis dan bertanggung jawab:
1. Bebas artinya sebagai organisasi melaksanakan hak dan kewajiban serikat buruh dan tidak
mendapatkan tekanan dari pihak lain.
2. Terbuka artinya serikat buruh atau serikat pekerja dalam menerima anggota atau
memperjuangkan serikat buruh tidak membedakan agama, suku, bangsa dan jenis kelamin.
3. Mandiri artinya bahwa dalam mendirikan, mengembangkan organisasi, ditunjukan dengan
kekeuatan sendiri tidak dikendalikan oleh pihak lain diluar organisasi.
4. Demokratis artinya pemilihan pengurus dalam memperjuangkan hak dan kewajiban sesuai
dengan prinsip demokrasi
5. Bertanggung jawab artinya bahwa dalam mencapai tujuan dan melaksanakan serikat buruh,
bertanggung jawab kepada masyarakat dan Negara.
Menurut purwo sujipto hubungan hukum antara pemiik perusahaan dan pengurus perusahaan:
a. Hubungan perburuhan (subordinasi)
Antara pekerja dengan buruh yang memerintah dengan yang diperintah, meningkatkan dirinya
untuk menjalankan perusahaan (buruh), sedangkan meningkatkan upah buruh (buruh)
b. Hubungan pemberi kuasa
Pengusaha atau pemilik perusahaan sebagai pemberi kuasa sedangkan pimpinan perusahaan
sebagai penerima kuasa. Penerima kuasa meningkatkan atau menjalakan perintah pemberi kuasa
sedangkan pemberi kuasa berusaha meningkatkan upah penerima kuasa.
C. Organisasi Pengusaha
a. KADIN
Untuk meningkatkan peran serta pengusaha nasional dalam kegiatan pembangunan, maka
pemerintah melalui UU No.49 tahun 1973 maka memebentuk Kamar Dagang dan industry
(KADIN). KADIN adalah wadah bagi pengusaha Indonesia dan bergerak dalam bidang
perekonomian.
Tujuan KADIN adalah:
1. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan, dan kepentingan pengusaha Indonesia di
bidang usaha Negara, usaha koperasi dan usaha swasta dalam kedudukannya sebagai pelaku-
pelaku ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha
nasional yang sehat dan tertib berdasarkan Pasal 33 UUD 1945.
2. Menciptakan dan mengembangkan iklim dunia usaha yang memungkinkan keikutsertaan yang
seluas-luasnya bagi pengusaha Indonesia sehingga dapat nerperan serta secara efektif dalam
pembangunan nasional.
b. APINDO
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) adalah organisasi pengusaha yang khusus mengurus
masalah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan juga merupakan suatu wadah kesatuan para
pengusaha yang ikut serta untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dalam dunia usaha melalui
kerjasama yang terpadu dan serasi antara pemerintah, pengusaha dan pekerja. APINDO lahir
didasari atas peran dan tanggung jawabnya dalam pembangunan nasional dalam rangka turut
serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pengusaha Indonesia harus ikut serta
secara aktif mengembangkan peranannya sebagai kekuatan sosial dan ekonomi
Tujuan APINDO menurut pasal 7 anggaran dasar adalah:
1. Mempersatukan dan membina pengusaha serta memberikan layanan kepentingannya didalam
bidang sosial ekonomi.
2. Menciptakan dan memelihara keseimbangan, ketenangan dan kegairahan kerja dalam lapangan
hubungan industrial dan ketenagakerjaan
3. Mengusahakan peningkatan produktivias kerja sebagai program peran serta aktif untuk
mewujudkan pembangunan nasional menuju kesejahteraan sosial, spiritual dan materiil.
4. Menciptakan adanya kesatuan pendapat dalam melaksanakan kebijaksanaan atau
ketenagakerjaan dari para pengusaha yang disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah.
Unsur-unsur tripartied:
1. Komunikasi
2. Konsultasi
3. Musyawarah
Jenis-jenis tripartied:
1. Tripartied Nasional
2. Tripartied Provinsi
3. Tripartied Kabupaten
4. Tripartied Kodya
5. Tripartied Sektoral
3.1 Kesimpulan
1. Hukum perburuhan atau ketenagakerjaan adalah himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak
tertulis yang berkenaan dengan kejadian dalam seorang bekerja pada orang lain dengan
menerima upah.
2. Dalam pelaksanaannya secara opersional, tenaga kerja dibagi menjadi 3, yaitu:
Pra Employment (Sebelum Memasuki Hubungan Kerja)
During Employment (dalam Hubungan Kerja)
Post Employment (Sesudah Bekerja)
3. Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Hukum Ketenagakerjaan
Pekerja
Serikat Pekerja atau buruh
Organisasi Pengusaha
Lembaga Kerjasama atau Bipartied
Pemerintah atau penguasa
4. Hubungan Ketenagakerjaan Atau Perjanjian Kerja
Merupakan perjanjian antara serang pekerja dengan pengusaha untuk melakuakn pekerjaan,
dimana dalam melakuakn pekerjaannya itu pekerja harus tunduk dan berada dibawah perintah
pengusaha atau pemberi kerja, sebagai imbalan dari pekerjaan yang dilakukan pekerja berhak
atas upah yang wajib dibayar oleh pengusaha atau pemberi kerja
5. Upah Tenaga Kerja
Pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan produksi pada dasarnya
merupakan imbalan/balas jasa dari para produsen kepada tenaga kerja atas prestasinya yang telah
disumbangkan dalam kegiatan produksi
DAFTAR PUSTAKA