Anda di halaman 1dari 16

Artikel 1

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/25/jk-indonesia-bisa-menjadi-mediator-perdamaian-israelpalestina
JK: Indonesia Bisa Menjadi Mediator Perdamaian Israel-Palestina
Rabu, 25 Juni 2014 13:17 WIB

Tribunnews.com/Wahyu Aji
foto TERKAIT

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG Calon wakil presiden Jusuf Kalla mengaku yakin bisa
mendamaikan Palestina dan Israel. Menurutnya sebagai negara islam terbesar di dunia, Indonesia bisa menjadi
mediator.
"Saya dua kali masuk Ramallah, dua kali masuk Yerusalem, sebenarnya kita harus memmahami soal konflik
mereka. Kita juga harus kenal dan dekat dengan keduanya," kata JK setibanya di Bandara Husein Sastranegara,
Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/6/2014).
Dirinya menjelaskan, Indonesia sebenarnya siap untuk membuka kantor perwakilan di kedua negara tersebut.
"Kalau kita ingin buka akses bisa, sebenarnya kita sudah harus sampai disitu," lanjutnya.

Lebih lanjut JK menjelaskan, manfaat Indonesia membuka KBRI di Ramallah untuk langsung lebih dekat dengan
masalah dan langsung membantunya.
"Serta juga memperkuat sikap Palestina sendiri, karena kita negara Islam terbesar di dunia. Negara Arab, dan negara
di Eropa mengharapkan. Saya bertemu negara-negara islam di Riyadh mereka setuju Indonesia mengambil peran,
dan itu sangat mungkin," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, dalam acara debat capres ketiga yang digelar di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta,
Minggu (22/6/2014) malam, Jokowi menyatakan Jokowi-JK berkomitmen penuh mendukung
kemerdekaan Palestina dan mendukung negara itu masuk keanggotaan penuh di PBB.
"Saya dan Jusuf Kalla punya komitmen untuk mendukung penuhPalestina jadi negara merdeka, dan berdaulat dan
mendukung penuh Palestina jadi anggota penuh PBB," ujar Jokowi.

Artikel 2
http://www.tribunnews.com/internasional/2013/11/22/konflik-suriah-harus-diselesaikan-dengan-cara-damai
Konflik Suriah Harus Diselesaikan dengan Cara Damai
Jumat, 22 November 2013 17:18 WIB

VITALIS YOGI TRISNA


Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Rusiamenyerukan dunia internasional untuk


menyelesaikan konflik Suriah secara damai dan tidak menggunakan kekuatan militer.
Menteri Luar Negeri (Menlu), Marty Natalegawa menghimbau pihak yang bertikai terlibat aktif untuk duduk
bersama dalam mencari solusi damai.
Hal itu disampaikannya bersama dengan Ketua Parlemen Duma Negara Rusia (Majelis Rendah), Nikolai
Levichev dalam pertemuan di Kemlu, Kamis (21/11/2013).
Nikolai Levichev menyampaikan pentingnya peran Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia
dalam penyelesaian konflik Suriah.
"Rusia mengapresiasi posisi Indonesia yang mengedepankan penyelesaian damai dan mengharapkan kontribusi
lebih besar, antara lain keterlibatan dalam rencana Perundingan Jenewa II," katanya.

Agar perundingan Jenewa II tersebut berhasil, Marty memandang perlunya upaya-upaya untuk dilakukannya
pertemuan informal, sebelum pertemuan formal, seperti contohnya penyelesaian konflik Kamboja pada tahun 1980an ketika diselenggarakan Jakarta Informal Meeting.
Selain isu Suriah, Menlu RI dan Wakil Ketua Duma Negara membahas juga masalah Laut China Selatan dan
upaya-upaya peningkatan hubungan kedua negara.
Seperti diketahui, Indonesia dan Rusia memiliki hubungan erat baik pada tingkat bilateral, regional maupun
multilateral, seperti ASEAN, EAS, APEC, ARF dan G-20.
Kunjungan Wakil Ketua Duma Negara ke Indonesia pada 20-22 November 2013 merupakan langkah untuk lebih
meningkatkan hubungan kedua negara, khususnya kerja sama antar parlemen.
Selama kunjungannya, Wakil Ketua Duma Negara melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat Indonesia,
yaitu MPR, DPR, DPD, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan KADIN.

Artikel 3
http://www.tribunnews.com/tribunners/2015/12/11/tni-sudah-sumbang-30-ribu-prajurituntuk-misi-pbb

TNI Sudah Sumbang 30 Ribu Prajurit untuk Misi PBB


Jumat, 11 Desember 2015 20:33 WIB

Puspen TNI/Sudan Afrika/Puspen TNI/Sudan Afrika


110 PRAJURIT GARUDA NAIK PANGKAT DI DARFUR SUDAN - (El Geneina, Jumat 2 Oktober 2015).
Sebanyak 110 prajurit Garuda TNI yang tergabung dalam Satgas Yon Komposit TNI Konga XXXV-A/UNAMID
(United Nations African Union Mission in Darfur), yang tengah melaksanakan tugas sebagai peacekeepers dalam
misi PBB di Darfur, Sudan Afrika mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi, terhitung mulai 1 Oktober
2015. Upacara Korps Kenaikan Pangkat yang di gelar di Garuda Camp Darfur Barat, dipimpin langsung oleh
Komandan Satgas Yon Komposit TNI Konga XXXV-A/Unamid Letkol Inf M. Herry Subagyo, Kamis (1/10/2015).
Adapun ke-110 prajurit TNI peacekeepers UNAMID yang mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi
terdiri dari 4 orang Perwira, 13 orang Bintara, dan 93 orang Prajurit Tamtama. (*)

Oleh : Badarudin Puspen TNI


TRIBUNNERS - Partisipasi TNI pada Misi Perdamaian Dunia sejak tahun 1957, sampai saat ini telah mencapai
32.191 prajurit.
Hal itu mendapatkan apresiasi serta penghargaan dari PBB karena TNI konsisten dalam membantu perdamaian
dunia.
Demikian dikatakan Kapuspen TNI Mayjen TNI, Tatang Sulaeman ketika mendampingi
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melepas keberangkatan 1.169 Prajurit TNI dalam rangka misi
perdamaian PBB Satuan Tugas Kontingen Garuda (Satgas Konga) Unifil (United Nations Interim Force in Lebanon)
tahun 2015-2016 ke Lebanon, bertempat di Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (11/12/2015).

Peran aktif Indonesia dalam misi menjaga perdamaian dunia dengan mengirimkan ribuan personel TNI ke berbagai
negara konflik, mendapat apresiasi dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Terlebih lagi, Indonesia juga memiliki
pusat pelatihan penyiapan pasukan penjaga perdamaian dengan fasilitas kelas dunia," ujarnya.
TNI juga menargetkan masuk 10 besar negara yang menyumbang pasukan perdamaian di PBB. Tahun 2016, TNI
bertekad merealisasikan dengan mengirimkan 4.000 prajurit untuk menjadi penjaga perdamaian di dunia,"
sambungnya.
Lebih lanjut Kapuspen TNI menyampaikan bahwa tahun 1957,TNI pertama kali bergabung dengan Misi Perdamaian
Dunia PBB Konga I di Mesir, dengan jumlah 559 personel.

Misi kedua UNOC di Kongo tahun 1960 berjumlah 1.074 orang, selanjutnya misi-misi yang di ikuti Kontingen
Garuda diterjunkan untuk menjaga perdamaian di berbagai negara antara lain UNEF di Mesir (1973-1979),
UNIMOG di Irak (1988, 1989,1990), UNTAC di Kamboja (1992-1992), UNIKOM di Kuwait (1993), UNPROFOR
di Bosnia (1995), UNPREDEP di Macedonia (1996), UNTAES di Solovenia Timur ( 1997), UNAMSIL di Siera
Leone (2002), Monuc di Kongo (2004), dan sejak 2006 sampai saat ini Indonesia mengirimkan misi UNIFIL
(United Nations Interim Force in Lebanon) ke Lebanon, Kizi ke Kongo dan Haiti serta Unamid (United Nations
Mission In Darfur) ke Darfur-Sudan.

Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia sebagaimana disebutkan di atas, bahwa salah satu tujuan nasional yang
ingin dicapai Negara Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, alinea keempat, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini menunjukkan Negara Indonesia menekankan
pentingnya partisipasi aktif bangsa dalam tata pergaulan dunia internasional," tuturnya.
Sementara itu, menurut UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI, tentara profesional adalah tentara yang terlatih, terdidik,
diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti
kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum
nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
"TNI memiliki tugas pokok untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan

terhadap keutuhan bangsa dan negara.TNI dapat melaksanakan tugas pokok tersebut dengan operasi militer untuk
perang dan operasi militer selain perang yang diantaranya adalah melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai
dengan kebijakan politik luar negeri," ucapnya.
Pembuktian kehadiran TNI dengan keikutsertaan dalam menjaga perdamaian dunia setelah berakhirnya konflik dan
operasi militer di berbagai wilayah tanah air. Adanya beberapa negara di belahan dunia yang dirundung konflik
berkepanjangan, semakin mengukuhkan komitmen TNI untuk menegakkan perdamaian dunia. TNI bersama
Peacekpeeper berusaha untuk memelihara perdamaian dunia di bawah naungan bendera PBB," tutupnya.
Mengakhiri keterangan, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan bahwa, peacekeeper adalah
pasukan perdamaian dunia yang anggotanya merupakan gabungan dari tentara-tentara yang berasal dari berbagai
negara dan bersedia menyumbangkan prajuritnya dalam misi perdamaian dunia.
"Prajurit-prajurit tersebut dipilih oleh PBB melalui proses seleksi yang dilakukan oleh tim TCC (Troops
Contributing Countries). Pasukan PBB menetapkan prosedur yang tinggi dalam bertugas sebagai pasukan penjaga
perdamaian dunia. Peacekeeper wajib mematuhi segala peraturan yang berlaku tanpa ada kolusi. Tim COE
(Contingent Owned Equipment) PBB akan memeriksa secara periodik mengenai kondisi dan kesiapan Peacekeeper
baik secara personal, material, maupun pangkalan," pungkasnya.

PENDAPAT

Artikel 1
Menurut pendapat saya, Konflik yang melanda bagian wilayah palestina ini mengambil empati masyarakat
di berbagai penjuru dunia, mereka menyayangkan, mengecam bahkan mengutuk aksi israel terhadap rakyat Gaza
tersebut. Berbagai perilaku yang telah dilakukan oleh Israel selama ini membuktikan bahwa cinta kemanusiaannya
telah hilang. Dunia juga sudah menyatakannya bahwa apa yang telah dilakukan oleh Israel telah diakui sebagai
sebuah kejahatan yang tidak ber-peri kemanusiaan.
Tanpa ketegasan yang dilandasi nilai-nilai kemanusiaan, maka kekerasan pun akan kembali berlaku di sana. Hal ini
telah melanggar prinsip kemanusiaan paling dalam. Dunia internasional mendesak agar Israel tunduk pada prinsipprinsip kemanusiaan universal. Masyarakat internasional, apa pun suku, agama, rasa, dan kelompoknya, tidak boleh
menerima tindakan kekerasan.
Permasalahan Israel dan Palestina sudah bergeser dari masalah-masalah ideologis menjadi masalah kemanusiaan
universal. Dengan alasan itulah setiap manusia siapa pun dan dari kelompok mana pun yang mencintai perdamaian
sudah seharusnya menggerakkan spirit perdamaian yang lebih luas.
Indonesia adalah satu negara yang sejak awal menentang agresi tersebut. Indonesia yang berpenduduk mayoritas
muslim mempunyai banyak kesamaan dengan palestina. Berbagai reaksi bermunculan di Tanah Air, seperti aksi
yang dihadiri lebih dari 30.000 masa Hizbut Tahrir di Jakarta yang menuntut diantaranya agar pada masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak hanya mengecam tindakan brutal Israel, tetapi juga ikut
berpartisipasi untuk membantu warga Palestina di Jalur Gaza dengan mengirimkan pasukan TNI untuk berperang
melawan tentara Israel.

Politik luar negeri Indonesia sendiri bersifat bebas dan aktif yang bertujuan untuk perdamaian dunia. Dalam kasus
Gaza ini, Indonesia melakukan berbagai langkah inisiatif guna berperan dalam membantu penanganan korban agresi
dan proses pencapaian perdamaian antara Palestina dengan Israel.
Kebijakan luar negeri suatu negara tidak bisa terlepas dari input yang masuk ke pemegang kebijakan, pemegang
kebijakan akan bertindak tidak jauh dari keinginan rakyatnya. Dalam kasus Gaza ini pemerintah mendapat banyak
input berupa himbauan bahkan tekanan yang diaspirasikan melalui unjuk rasa, seminar, media masa dan lain-lain
yang terjadi di tanah air.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk membantu rakyat Gaza ketika dan pasca serangan Israel antara lain seperti
pengiriman bantuan obat-obatan dan tim dokter Indonesia untuk merawat korban agresi hingga upaya diplomasi

Indonesia di PBB. Untuk membela warga Palestina yang tertindas antara lain seperti mendesak PBB agar membuat
suatu pernyataan yang mengecam dan segera membuat resolusi terkait agresi Israel tersebut. Indonesia dengan
negara-negara lainnya juga turut menuntut Israel disidangkan di mahkamah Internasional.
Pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan banyak hal untuk sampai pada bentuk kebijakannya, karena pada
kenyataanya musuh Palestina adalah Israel yang mempunyai hubungan erat dengan Amerika Serikat yang selama ini
menjadi mitra baik Indonesia. Indonesia mempunyai hubungan erat dengan Amerika, Indonesia selama ini banyak
bergantung dari Amerika terlebih dalam sektor ekonomi yang menyangkut investasi.
Pemerintah mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan. Terdapat tekanan dari dalam negeri agar pemerintah
segera bersikap dan mengambil kebijakan terkait agresi Israel, namun disamping itu juga pentingnya menjaga
hubungan pemerintahan Indonesia dengan Amerika adalah dua hal yang menjadi acuan dalam pengambilan
keputusan pemerintah, disatu sisi pemerintah harus merealisasikan tuntutan masyarakat agar stabilitas nasional tetap
terjaga dan citra pemerintah tidak dinilai lamban dalam penanganan suatu masalah, di sisi lain pemerintah harus
mengambil kebijakan yang tidak bertentangan dengan Amerika, sehingga tidak mempengaruhi hubungan bilateral
Indonesia dengan Amerika. Maka dengan pertimbangan ini pemerintah Indonesia tidak bersikap terlalu ekstrim
dalam kasus ini.

Artikel 2
Menurut pendapat saya, Konflik Suriah bukan menjadi konflik domestik semata melainkan telah bertransformasi
menjadi konflik internasional. Karena konflik ini telah merambat ke negara tetangga lainnya baik diTimur Tengah
maupun negara selain Timur Tengah. Banyak respon berdatangan menanggapi konflik Suriah tersebut, diantaranya
dari negara-negara, organisasi internasional, maupun Non-Governmental Organization (NGO) luar Suriah. Begitu
pula halnya Indonesia yang turut memberikan respon konflik yang terjadi di Suriah.
Dalam upaya memberikan kontribusi untuk memelihara perdamaian, keamanan dan keadilan pada tataran global,
Indonesia turut aktif mengupayakan penyelesaian isu Suriah, baik pada tingkat Kepala Negara maupun pada tingkat
Menteri Luar Negeri.
Di sisi lain Menlu Marty Natalegawa juga terus melakukan komunikasi dengan Menlu AS, Rusia, China, Iran,
Mesir, Turki dan Saudi Arabia untuk mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan konflik di Suriah.
Menghentikan berlanjutnya korban sipil, dan mendorong adanya dialog politik yang inklusif dengan melibatkan
seluruh elemen di Suriah untuk menentukan masa depannya sendiri.
Disamping isu Suriah, dalam memperjuangkan perdamaian dan keadilan di tingkat global, Indonesia juga terus
menyuarakan kepentingan masa depan bangsa Palestina. Dalam pertemuan Komite Palestina GNB di Tehran,
Indonesia menyampaikan perlunya langkah nyata dengan memberikan dukungan secara konkrit.Untuk merespon
tindakan Israel, Indonesia mengusulkan agar negara GNB yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel untuk
meninjau kembali status hubungan diplomatik tersebut,

Selain mengupayakan terciptanya perdamaian dan keamanan pada tataran global, Indonesia juga berupaya
mendorong terciptanya tatanan ekonomi dan pembangunan dunia yang berkeadilan, yaitu sebuah tatanan yang
memberikan ruang bagi seluruh masyarakat internasional untuk merasakan buah dari pembangunan. Sebuah tatanan
yang memberikan kesempatan bagi seluruh negara untuk maju dan sejahtera, tanpa terkecuali.

Artikel 3

Keikutsertaan TNI dalam misi perdamaian dunia di bawah PBB ternyata sangat membanggakan kita
sebagai bangsa Indonesia. Indonesia sudah mulai ikut serta dalam membantu PBB dengan Pasukan Pemelihara
Perdamaian PBB sejak tahun 1957 di era pemerintahan Presiden Soekarno. Pada saat itu Indonesia mengirim
pasukan perdamaian ke Mesir untuk menggantikan pasukan dari Inggris, Perancis dan Israel. Kontingen Indonesia
bernama Kontingen Garuda I atau Konga I. Sejak saat itu secara teratur Indonesia selalu mengirimkan pasukan
perdamaian PBB di berbagai medan konflik antara lain Kongo, Timur Tengah, Vietnam, Kamboja, Somalia, BosniaHerzegovina, Filipina, Mozambik, Sierra-Leone, dan Lebanon. Keikutsertaan Indonesia dalam misi perdamaian
dunia merupakan perwujudan dari alinea keempat pembukaan UUD 1945 yaitu ...dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..... Undang-undang Nomor 34 tahun
2004 tentang TNI juga mempertegas salah satu tugas pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang adalah
Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia. Secara konsisten Indonesia selalu aktif dalam ikut serta mewujudkan
dunia yang damai dan tertib. Dilihat dari perspektif nasional, peran TNI dalam misi perdamaian PBB seharusnya
menjadi semacam motivasi bagi seluruh elemen bangsa Indonesia bahwa bangsa kita bukanlah bangsa tempe yang
minder di kancah internasional. Hal ini bisa dijadikan refleksi bahwa bangsa Indonesia bisa berbuat sesuatu yang
bermanfaat bagi peradaban dunia. Sedangkan dari perspektif Internasional, partisipasi tersebut menunjukkan kepada
dunia Internasional bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia yang peduli dan aktif dalam
menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Bila dikaitkan dengan bidang ekonomi, kita bisa menerapkan pepatah
sambil menyelam minum air di setiap kegiatan yang diikuti oleh pasukan TNI dalam misi perdamaian dunia.
Seperti kita ketahui bersama Kementerian Pertahanan sedang giat-giatnya mendukung berkembangnya industri
pertahanan (Inhan) nasional. Pasukan TNI bisa membawa misi promosi untuk produk-produk Inhan seperti
perlengkapan perorangan, persenjataan, bahkan kendaraan lapis baja seperti Anoa dan lain-lain. Dunia telah
mengakui kehebatan dan kecakapan pasukan TNI yang ikut dalam misi perdamaian PBB. Salah satu kunci
keberhasilan Kontingen Garuda dalam misi tersebut adalah built in dalam setiap prajurit TNI yaitu sikap ramah,
sopan, ringan tangan, dan yang terpenting adalah profesional. Dengan sikap tersebut maka pasukan TNI sangat
mudah mengambil hati masyarakat setempat dan hal ini sangat membantu dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapi seperti kendala budaya dan bahasa. Kesuksesan Kontingen Garuda juga mendapat apresiasi dari negaranegara yang sama-sama bertugas di daerah konflik. Bahkan Sekjen PBB Ban Ki Moon memberikan pujian dan
mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang berperan penting dalam menjaga perdamaian dunia.
Perkembangan situasi global yang terus berkembang dan tidak menentu menuntut Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme TNI agar selalu siap apabila diminta PBB untuk mengirimkan pasukan
perdamaian. Oleh sebab itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian
(PMPP) di Sentul sebagai langkah awal untuk menyiapkan pasukan TNI secara komprehensif. Dengan didukung
oleh beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap, PMPP diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
pasukan TNI yang akan dikirim sebagai pasukan perdamaian PBB. Salah satu yang disiapkan adalah fasilitas
laboratorium bahasa Inggris, hal ini sangat penting mengingat kendala yang dihadapi rata-rata pasukan TNI adalah
minimnya kemampuan bahasa Inggris. Dengan lengkapnya fasilitas yang ada di PMPP maka Indonesia memiliki
salah satu pusat pelatihan pasukan perdamaian terbaik di dunia. Pengakuan dunia terhadap profesionalisme TNI
dalam menjalankan misi perdamaian serta terbentuknya PMPP semakin menegaskan peran Indonesia dalam
mewujudkan perdamaian dunia sebagai world class peacekeeper yang semakin mengharumkan nama bangsa
Indonesia.

http://www.tribunnews.com/internasional/2013/09/23/indonesia-iran-sepakat-cari-solusikonstruktif-untuk-suriah

Indonesia-Iran Sepakat Cari Solusi Konstruktif untuk Suriah


Senin, 23 September 2013 17:09 WIB

TRIBUN/DANY PERMANA
Menteri Luar Negeri HE Hector Timerman (kiri) bersalaman bersama Menlu Indonesia Marty
Natalegawa (kanan), dalam kunjungannya ke Indonesia, di Gedung Pancasila Kementrian
Luar Negeri Indonesia, Jakarta, Rabu (16/1/2013). Kunjungan tersebut dilakukan untuk
mempererat hubungan bilateral kedua negara. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
foto TERKAIT
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Iran sepakat menjadi bagian
dari solusi konstruktif dalam konflik yang ada di Suriah.
Hal itu ditekankan oleh Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Iran,
Mohammad Javad Zarief, dalam pertemuan bilateral kedua negara di New York, Amerika
Serikat Jumat(20/9/2013).
Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, pertemuan itu merupakan bagian dari Sidang
Majlis Umum PBB di New York.

Marty mengatakan Indonesia memandang penting peran Iran dalam upaya mencari solusi
akhir permasalahan di Suriah, selain sebagai bagian negara di kawasan, Iran saat ini juga
sebagai Ketua Gerakan Non-Blok (GNB) untuk periode 2012 2015.
"Untuk itu, Indonesia mengajak Iran untuk bersama sama mewujudkan visi pendiri GNB
mewujudkan perdamaian dan keamanan global," dikutip dari situs Kemenlu.

http://www.tribunnews.com/nasional/2015/10/04/sekjen-pbb-apresiasi-peran-indonesiadalam-penyelesaian-konflik-internasional

Sekjen PBB Apresiasi Peran Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Internasional


Minggu, 4 Oktober 2015 19:12 WIB

KOMPAS.com
Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban
Ki-moon, mengapresiasi komitmen dan tekad Indonesia mendamaikan berbagai macam
konflik di dunia internasional.

Informasi itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi setelah berbincang dengan
pria asal Korea Selatan itu, mendiskusikan seputar konflik-konflik intranegara dan
antarnegara.
Ban menyoroti beberapa pertikaiaan di Timur Tengah, terutama setelah Arab Spring pada
2010. Hal yang menjadi sorotan Ban adalah posisi politik negara-negara besar di konflikkonlflik itu, misalnya Suriah.
"Beliau menyampaikan ada lima negara yang memang memiliki peran peran yang besar di
situ yaitu Amerika, Rusia, Iran, Arab Saudi dan Turki. Tentunya penyelesaian di Suriah tidak
akan bisa lepas dari dialog politik dari lima negara tersebut," kata Retno, Minggu
(4/10/2015).
Ban mengapresiasi posisi Indonesia karena intensif menengahi konflik menggunakna hard
power dan soft power. "Soft power jangan dilupakan karena kalau kita meninggalkan
pendekatan ini penyelesaiannya tidak akan long lasting," kata dia.
Peran Indonesia terlibat menjaga perdamaian yang mengedepankan soft
power Indonesia juga diapresiasi Ban. Ia tertarik bagaimana Indonesia mengendalikan
imigran gelap melalui langkah-langkah tanpa kekerasan.
"Sekjen menyampaikan apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam
menampung irregular movement of person pada Mei 2015 dan apa yang dilakukan
olehIndonesia selama ini dalam memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah
irregular movement of people," imbuh dia.

http://www.tribunnews.com/internasional/2013/09/23/indonesia-iran-sepakat-cari-solusikonstruktif-untuk-suriah
http://www.tribunnews.com/internasional/2015/11/19/sekjen-pbb-serukan-toleransi-dunia
http://www.tribunnews.com/nasional/2015/10/04/sekjen-pbb-apresiasi-peran-indonesiadalam-penyelesaian-konflik-internasional

Sekjen PBB Apresiasi Peran Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Internasional


Minggu, 4 Oktober 2015 19:12 WIB

KOMPAS.com
Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban
Ki-moon, mengapresiasi komitmen dan tekad Indonesia mendamaikan berbagai macam
konflik di dunia internasional.
Informasi itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi setelah berbincang dengan
pria asal Korea Selatan itu, mendiskusikan seputar konflik-konflik intranegara dan
antarnegara.
Ban menyoroti beberapa pertikaiaan di Timur Tengah, terutama setelah Arab Spring pada
2010. Hal yang menjadi sorotan Ban adalah posisi politik negara-negara besar di konflikkonlflik itu, misalnya Suriah.

"Beliau menyampaikan ada lima negara yang memang memiliki peran peran yang besar di
situ yaitu Amerika, Rusia, Iran, Arab Saudi dan Turki. Tentunya penyelesaian di Suriah tidak
akan bisa lepas dari dialog politik dari lima negara tersebut," kata Retno, Minggu
(4/10/2015).
Ban mengapresiasi posisi Indonesia karena intensif menengahi konflik menggunakna hard
power dan soft power. "Soft power jangan dilupakan karena kalau kita meninggalkan
pendekatan ini penyelesaiannya tidak akan long lasting," kata dia.
Peran Indonesia terlibat menjaga perdamaian yang mengedepankan soft
power Indonesia juga diapresiasi Ban. Ia tertarik bagaimana Indonesia mengendalikan
imigran gelap melalui langkah-langkah tanpa kekerasan.
"Sekjen menyampaikan apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam
menampung irregular movement of person pada Mei 2015 dan apa yang dilakukan
olehIndonesia selama ini dalam memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah
irregular movement of people," imbuh dia.

Anda mungkin juga menyukai