NIM : 190440009
Konsep Islam
1. Al Qur’an
Makanlah dan minumlah, namun janganlah berlebih-lebihan, sesunggunhnya
Allah itu tidak menyukai orang-orang yang berlebihan (QS: 7:31)
2. Al Hadits
Siapa yang mempunyai kelebihan kendaraan harus dibantukan pada yang tidak
mempunyai kendaraan. Dan siapa yang mempunyai kelebihan bekal harus
dibantukan pada orang yang tidak berbekal.
3. Ijtihad
Konsep Konvensional
Tidak mempunyai dasar hukum
B. TUJUAN KONSUMSI
Konsep Islam
Tujuan : Mashlahah
Secara syari’ah : sesuai kebutuhan tercapainya kesejahteraan manusia
Tingkat Kebutuhan :
Daruriyah : Kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia
Hajjiyah : Sesuatu yang diperlukan oleh manusia dengan tujuan
untuk memperingan dan kenyamanan untuk
menanggulangi kesulitan-kesulitan
Tahsiniyah : Sesuatu diperlukan untuk tatanan hidup
Konsep Konvensional
Tujuan : Satisfaction / Utility (kepuasan)
C. LIMA PRINSIP KONSUMSI MENURUT KONSEP ISLAM
1. Prinsip Keadilan
2. Prinsip Keberhasilan
3. Prinsip Kesederhanaan
4. Prinsip Kemurahan Hati
5. Prinsip Moralitas
D. SASARAN KONSUMSI
1. Non-Mustahik/Muzakki
Dapat dikatakan zakat tidak mempengaruhi golongan ini.
2. Muzakki
Zakat dambil dari pendapatan atau kekayaan muzakki, sehingga mengurangi
pendapatan yang dapat dibelanjakan. Namun dengan asumsi bahwa para
muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka
keuntungan oleh produsen akan dirasakan akibat tingkat konsumsi yang terus
terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan dibelanjakan oleh para mustahik
untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen. Jadi semakin tinggi jumlah
zakat semakin tinggi pula konsumsi yang dapat mendorong perekonomian.
3. Mustahik
Bagi golongan Fakir zakat merupakan pendapatannya dalam memenuhi
kebutuhannya.
Bagi golongan Miskin zakat merupakan tambahan pada pendapatannya
dalam memenuhi kebutuhannya.
Bagi golongan Ibnussabil zakat menjadi pendapatan utamanya dalam
memenuhi kebutuhannya.
Bagi golongan Fisabilillah zakat menjadi pendapatan keluarganya dalam
memenuhi kebutuhan mereka.
Bagi golongan Muallaf zakat menjadi pendapatan utama yang dapat
meneguhkannya.
Bagi golongan Amil zakat menjadi pendapatannya dalam memenuhi
kebutuhannya.
Bagi golongan Gharimin zakat menjadi pendapatan untuk membayar
hutang.
Bagi golongan hamba sahaya zakat menjadi pendapatan untuk harga tebusan
dirinya.
Dari asumsi diatas dapat disimpulkan bahwa zakat menjaga tingkat konsumsi
untuk terus menjaga jalannya perekonomian.