PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada
seluruh status sosial ekonomi (Anonim, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Obat Penyubur?
2. Bagaimana Pendapat Para ahli Medis?
3. Bagaimana Pendapat Para Ulama?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Obat Penyubur
2. Untuk Mengetahui Pendapat Para ahli Medis
3. Untuk Mengetahui Pendapat Para Ulama
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh Sebagai refrensi dan bahan pertimbangan
khususnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
penggunaan obat penyubur dan Sebagai bahan informasi dan masukan kepada
Ibu-Ibu agar penggunaan obat penyubur kandungan biasanya diresepkan oleh
dokter dan biasanya pemberiannya disesuaikan dengan kondisi kesehatan Ibu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
( Askandar, 2000).
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan
mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 )
B. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara
insufisiensi atau berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, berkurangnya
glikogenesis, dan konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-
perubahan metabolik dan hormonal pada penderita. Beberapa hormon tertentu
mengalami peningkatan jumlah. Misalnya hormon kortisol, estrogen, dan human
placental lactogen (HPL). Peningkatan jumlah semua hormon tersebut saat hamil
ternyata mempunyai pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula
darah. Kondisi ini menyebabkan suatu kondisi yang kebal terhadap insulin yang
disebut sebagai "insulin resistance".
a. Diabetes Melitus
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya
memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap
sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas
yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan
mengakibatkan kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat
pada membran sel yang responsir terhadap insulin.
a. Genetik, metabolik
b. Angiopati diabetik
c. Neuropati diabetik
Faktor eksogen :
a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat
1. Virus dan Bakteri
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus
B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini
mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang
melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel
beta. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun,
para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
2. Bahan Toksik atau Beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah
alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis
jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong.
3. Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan
ditularkan. Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki
kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan
anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga
menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau
kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya,
sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk
diwariskan kepada anak-anaknya. (Soegondo S, dkk. 2007)
C. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang sangat penting
yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel.Insulin adalah suatu zat yang
dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas.
1) Pankreas
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di
dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi
sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon insulin untuk mengatur kadar glukosa
darah. Selain sel beta ada juga srl alfa yang memproduksi glukagon yang bekerja
sebaliknya dengan insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel
delta yang mngeluarkan somastostatin.
2) Kerja Insulin
Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel, glukosa itu dimetabolismekan
menjadi tenaga.
3) Patofisiologi DM Tipe 1
Mengapa insulin pada DM Tipe 1 tidak ada? Ini disebabkan oleh karena
pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan karena adanya peradangan
pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan timbulnya anti bodi terhadap sel beta
yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibodi
(ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta.
4) Patofisiologi DM Tipe 2
Pada DM Tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi
reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel kurang. Reseptor inulin ini
diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi
jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin)
banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang
masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan glukosa dan glukosa di
dalam darah akan meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada
DM Tipe 1. Perbedaanya adalah DM Tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi,juga
kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin.
Faktor-faktor yang banyak berperan sebagai penyebab resistensi insulin:
1. Obesitas terutama yang bersifat sentral (bentuk apel)
2. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
3. Kurang gerak badan
4. Faktor keturunan (herediter)
(Noer, Sjaifoellah H.M., dkk. 2003)
D. PATHWAY
DM TIPE I DM TIPE II
Riwayat peny. DM terpajan virus/ toksin proses degenerative berθ jumlah tempat
Pada keluarga proses autoimun fungsi organ tubuh mc. Reseptor insulin
kelainan pengikatan
Produksi insulin
ginjal tdk dpt menyerap kembali me glikosilasi & ekspresi aldose reduktase membrane massal
glukosa bercampur dengan urin kerusakan endotel PD & disfungsi nodul kimmelstiel-wilson terbentuk
TG: Diuresis osmotic (polidipsi, poliuri) enzim endotel menghambat aliran darah ke ginjal
Retinopati diabetik
Perubahan persepsi
sensori b/d
*Efek makrovaskuler
Penyempitan vaskuler
Permeabilitas sel endotel me PD melemah & akhirnya pecah Nekrosis kelainan pada selubung mielin
Molekul yg mengandung lemak Stroke TG: Amputasi gangren hantaran saraf terG3
Neuropati Diabetik
masuk ke arteri G3 Citra tubuh
b/d
Arteri Koroner pe sensitifitas perifer
kurangnya informasi
Penguraian glikogen dan asam metabolism protein dan lemak terg3 sel menjadi lapar (asthenia)