Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

CIRI-CIRI UMUM & KHUSUS PAI


DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
METODOLOGI PENGAJARAN PAI
DOSEN PENGAMPU: IBU ANA SANTIKA M.PD

Disusun oleh:
KELOMPOK III
1. TRI RAHMAT GHOZALI
2. MUSLIMAN PUYADI
3. M. ROIN SIDIQ
4. DWI YANTO

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AN-NUR LAMPUNG


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
dapat Menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongannya tentunya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik.Penulis mengucap
Kan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya,baik baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembuatan tugas dari dosen.

Penulis tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna Dan masih banyak terdapat kesalahan atau kekurangan
didalamnya.untuk itu,Penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini,Supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian PAI , Kerancuan Konsep dalam Pengajarannya........................2
B. Fungsi Pengajaran PAI ................................................................................2
C. Ciri-ciri Umum PAI .....................................................................................3
D. Ciri-ciri Khusus PAI.....................................................................................4
E. Materi Pengajaran PAI ................................................................................4

BAB III PENUTUP.........................................................................................6


DAFTAR PUSTAKA......................................................................................7

ii
BAB I

A.    PENDAHULUAN
Pendidikan Agama merupakan satu dari tiga subjek pelajaran yang harus
dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia. Hal
ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang
diharapkan dapat terwujud secara terpadu dengan dimensi kehidupan lain pada
setiap individu warga negara. Hanya dengan dengan keterpaduan berbagai
dimensi kehidupan tersebutlah kehidupan yang utuh sebagaimana yang dicita-
citakan oleh bangsa Indonesia dapat terwujud. Pendidikan agama tidak hanya
sekedar menekankan  untuk mengajarkan ajaran agama kepada peserta didik,
tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang dipelajarinya.

Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada salah


satu subyak pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa Muslim dalam
menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan alat untuk
mencapai salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan.[1]
Dari latar belakang diatas, penulis memeberikan beberapa rumusan
masalah yang mnantinya akan dijabarkan dalam berbagai pembahasan, antara
lain :
1. Apa hakikat PAI itu sendiri ?
2. Apa fungsi pengajaran PAI ?
3. Meliputi apa sajakah ciri umum PAI ?
4. Meliputi apa saja ciri kusus PAI ?
5. Bagaimana materi pengajaran dalam PAI ?

1
BAB II

B.     PEMBAHASAN
A.       Pengertian PAI , Kerancuan Konsep dalam Pengajarannya
Dalam pembahasan tentang pengajaran PAI ada beberapa istilah kunci
yang seringkali digunakan secara rancu. Diantara istilah tersebut tersebut yang
paling mendasar adalah Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Islam, dan
Pendidikan Keislaman. Kerancuan tersebut utamanya karena tidak jelasnya
batasan yang diberikan pada masing-masing istilah sehingga pada suatu saat
digunakan untuk mengacu pada makna yang sama, pada saat lain digunakan untuk
mengacu pada makna yang berbeda. Ketidakjelasan tersebut dikarenakan
ketiganya secara mendasar memiliki tujuan akhir yang sama, yakni membentuk
muslim yang ”di idealkan”. Namun demikian, diidealkan oleh masing-masing
istilah tersebut tidaklah sama.[2]
Seperti halnya yang telah terpaparkan dalam pendahuluan di atas,
Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu
subyak pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa Muslim dalam menyelesaikan
pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan alat untuk mencapai salah satu
aspek tujuan sekolah yang bersangkutan.
B.      Fungsi Pengajaran PAI
Sebagai suatu subjek pelajaran, PAI mempumyai fungsi yang berbeda dari
subjek pelajaran yang lain. Ia dapat memiliki fungsi yang bermacam-macam,
sesuai dengan tujuan yang ingin di capai oleh masing- masing lembaga
pendidikan. Fungsi yang diemban olehnya akan menentukan berbagai aspek
pengajaran yang dipilih oleh pendidik agar tujuannya tercapai. Secara umum,
menurut John Sealy pendidikan agama termasuk pendidikan agama Islam dapat
diarahkan untuk mengemban salah satu atau gabungan dari berbagai fungsi,[3]
a. Fungsi konfesional
Pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen dan prilaku
keberagamaan peserta didik
b. Fungsi neokonfesional                                                                  
Pendidikan agama juga dimaksudkan untuk meningkatkan keberagamaan
peserta didik sesuai dengan keyakinannya
c. Fungsi konfesional tersembunyi                                                  
Pendidikan agama menawarkan sejumlah pilihan ajaran agama dengan
harapan peserta ddik nantinya akan memilih salah satunya yang dianggap
paling benar atau sesuai dengan dirinya
d. Fungsi implisit                                                                                      
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengenalkan kepada peserta didik ajaran
agama secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan melalui berbagai
subjek pelajaran
e. Fungsi nonkonfesional                                                                         
Fungsi pendidikan agama dimaksudkan sebagai alat untuk memahami
keyakinan atau pandangan hidup yang dianut oleh orang lain

2
Dari berbagai fungsi di atas, nampaknya tidak semuanya sesuai dengan
tujuan pendidikan agama di Indonesia. Sesuai dengan penjelasan pasal 39 ayat 2
uu no 2 tahun 1989, pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman
dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang maha Esa sesuai dengan agama yang dianut
oleh peserta didik yang bersangkutan dengan mempertimbangkan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubunga kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
C.       Ciri-ciri Umum PAI
Ciri-ciri umum pendidikan agama islam : tujuan Pendidikan Agama
Islam yaitu menghambakan diri kepada Allah untuk keridhaan-Nya. Sumber
pokok dan kandungannya adalah al Qur’an dan al Hadist. Kandungannya :
mengandung hukum halal dan haram, suruhan dan perintah yang mesti atau yang
dianjurkan. Bersangkutan dengan akidah atau kepercayaan, bersangkutan dengan
cerita-cerita zaman dahulu. Kebudayaan islam dan ajaran islam.[4] Sifat-sifat
pengajaran agama islam yang meliputi pengetahuan agama islam dan sejarah
islam. Unsur strategi pengembangan agama islam : konsep agama islam yang luas,
panggila islam sebagai tugas suci, berpusat pada tauhid, berpangkal pada
pengendalian diri. Nilai-nilai pengajaran agama islam : nilai material,formal,
fungsional, essensial.  
Dari hal-hal yang telah dikemikakan dalam bagian uraian, dapat
disimpulkan sebagai berikut :[5]
1.   Tujan umum pendidikan  islam identik dengan tujuan hidup, yang dapat
dijabarkan menjadi (a) menyempurnakan hubungan manusia dengan Khaliknya,
(b) menyempurnakan hubungan dengan sesamanya, dan (c) mewujudkan
keseimbangan, keelarasan dan keserasian antara hubungan tersebut dan
mengaktifkannya sejalan dan berjalin dalam diri pribadi.
2.   sumber utama ilu pengetahuan agama Islam ialah Al Qur’an dan sunnah
Rasulullah.
3.   Nilai-nilai dan kaidah ajaran Islam mendorong tumbuh kembangnya kebudayaan
Islam dan membuka peluang terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu dan
tehnologi.
4.   Ciri-ciri umum pengajaran agama dibandingkan dengan pengajaran umum, antara
lain (a) pengajaran agama mempunyai dua sisi kandungan, dunia dan akhirat, (b)
pengajaran agama yang memihak, tidak netral, (c) pengajaran agama mengarah
kepada pembentukan akhlaqul karimah, (d) pengajaran agama amat fungsional,
terpoakai sepanjang hayat, (e) pengajran agama sudah terisi sejak dari rumah, dan
(f) pengajaran agama tidak diberikan sebagian.
5.   Tedapat lima unsur yang dipandang strategis dan menjadi dasar orientasi
pengembangan bahan pengajaran, yaitu (a) konsep agama yang luas, (b) panggilan
islam sebagai tugas suci, (c) berpusat pada tauhid, (d) berpangkal  pada
pengendalian diri, dan (e) bermakna bagi kehidupan pribadi dan masyarakat
lingkungannya.
6.   Nulai pengajaran-pengajaran yang terkanduang dalam pendidikan agama Islam
meliputi (a) nilai material, (b) nilai formal, (c) nilai fungsional, dan (d) nilain
essensial. Nilai yang terakhir ini merupakan ciri khas nilai pengajaran agama
sebagai muara dari  nilai-nilai pengajaran yang telah disebutkan sebelumnya.

3
D.      Ciri-ciri Khusus PAI
Ciri-ciri khusus pendidikan agama islam : landasan, arti dan tujuan
pendidikan agama islam yaitu UU No 2 Tahun 1989. pendidikan agama islam di
Sekolah Dasar adalah GBPP, pendidikan agama islam di madrasah Ibtidaiyah SK
meneg No 99 tahun 1984. Kriiteria isi bahan pengajaran, sumber-sumber bahan
pengajaran dan penerapan pendekatan keteramplan proses.[6]
Dalam kaitannya dengan ciri-ciri umum Pendidikan Agama Islam dapat di
rumuskan sebagai berikut :[7]
1.   Pendidikan agama adalah bagian integral dari pendidikan nasional.
2.   Pendidikan agama diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan.
3.   peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (GBHN), [engembang
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Allah Swt,), UU no.2/1989, merupakan landasan pendidikan agama, yang
sekaligus menjadi sasaran (tujuan) sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional.
4.   Pendidikan Agama Islam di SD diberikan melalui bidang studi agama Islam.
5.   Pendidikan Agama Islam di MI melalui bidang-bidang studi Qur’an-Hadits,
Aqidah-Akhlaq, Fiqh dan sejarah Islam dan merupakan ciri kekhususan serta
identitas madrasah.
6.   Isi kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD dan MI meliputi aspek hubungan
manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan
manusia dengan alam.
7.   Pada umumnya penataan atau pemilihan bahan pengajaran agama didasarkan atas
kriteria : a) bahan pengajaran Islam harus dapat mengisi falsafah negara pancasila;
b) bahan pengajaran agama mengutamakan ajaran yang pokok-pokok (esensial)
dan menyeluruh; c) bahan pengajaran agama harus sesuai dengan tungkat
perkembangan dan kematangan anak; d) bahan pengajaran agama hendaknya
disesuaikan dengan lingkungan sehingga bermakna bagi kehidupan anak sehari-
hari; e) bahan pengajaran agama setiap jenjang pendidikan jalur sekolah
hendaknya harus bersifat terminal; dan f) bahan pengajaran agama pada setiap
jenjang pendidikan jalur sekolah hendaknya berkesinambungan, terpadu dan
sejalan.
8.   Sekurang-kurangnya terdapat lima macam sumber belajar yaitu manusia, buku,
media masa, alam lingkungan sekolah/masyarakat, dan alat bantu pengajaran.
9.   Proses internalisasi dimulai dengan pengenalan dan renungan nilai, pengkajian
nilai, sehingga pada gilirannya menampakkan diri dalam pengungkapan
penghayatan dan dan pengamalan nilai.

E.       Materi Pengajaran PAI


Setiap materi pengajaran PAI mempunyai nilai-nilai pengajaran,  dibawah
ini akan dikemukakan nlai-nilai pengajaran pada umumnya dengan
mengemukakan cirri khusus yang terkandung dalam nilai pengajaran agama,
antara lain :[8]

a.       Nilai Material
Dimaksud dengan nilai material di sini ialah jumlah atau muatan pengetahuan
(materi) pengajaran atau pendidikan agama islam yang di ajarkan.

4
b.      Nilai Formal
Adalah nilai pembentukan, yamg bersangkutan dengan daya serap murid atas
segala bahan pengajaran yang diterimanya. Terdapat tiga jenis pembentukan
dalam diri murid melalui bahan yang diterimanya antara lain : a. Pembentukan
hati, b. Pembentukan kebiasaan, c. Pembentukan daya jiwa.
c.       Nilai Fungsional
Yang dimaksud dengan nilai fungsional disini ialah relevansi atau kesesuaian
bahan dengan kehidupan sehari-hari.
d.      Nilai Essensial
Yang dimaksud dengan nilai essensial adalah nilai hakiki. Agama mengajarkan
bahwa kehidupan yang hakiki atau hidup yang sebenar-benarnya hidup itu hanya
di alam baqa.

5
BAB III
C.    PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, semoga menjadi bahan acuan dalam
mempelajari mata kualiah perencanaan pengajaran. Dengan penuh kekurangan
dan kekhilafan baik dalam penyusunan dan rangkaian kalimat, maka dari itu
penulis minta kritik dan sarannya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Chabib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : FT IAIN Wali Songo,


Pustaka Pelajar, cet II, 2004

Muslam, Pengembangan Kurikulum MI/PAI SDTeoritis dan Praktis, Semarang : PKPI2,


2008

Winata Putra, Udin Saripuddin dan Ardiwinata,Rustana, Materi Pokok Perencanaan


Pengajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Depag, 1999

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha Nasional, 1983

Anda mungkin juga menyukai