Anda di halaman 1dari 7

PERAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN DALAM PENGELOLAAN

TOKO OBAT DI PURWOKERTO

Nurhayati1, Inur Tivani2, Heni Purwantiningrum3


Politeknik Harapan Bersama ; Jl. Mataram No. 9 Tegal, 0283-352000/353353
Prodi DIII Farmasi, Politeknik Harapan Bersama Tegal, Indonesia
e-mail: parapemikir_poltek@yahoo.com, atiek.sapangallo@gmail.com

ABSTRAK

Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker


dalam menjalankan Pekerjaan Kefarmasian. Pekerjaan Kefarmasian meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam pengelolaan toko obat di
wilayah Purwokerto, apakah sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang
berlaku.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan data primer berupa hasil wawancara dan pertanyaan kuisioner yang
diajukan kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang bekerja sebagai
penanggungjawab toko obat di wilayah Purwokerto. yang teregistrasi dan ijin
kerja sebagai penanggungjawab toko obat. Kegiatan pen
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
dilihat bahwa semua toko obat yang menjadi obyek penelitian mempunyai ijin
toko obat, mempunyai Tenaga Teknis Kefarmasian sebagai penanggungjawab
yang teregistrasi dan mempunyai surat ijin kerja. Kegiatan penjualan obat kepada
masyarakat, toko obat juga sudah melakukan sesuai dengan aturan perundangan
tentang ketentuan toko obat, yaitu hanya menjual obat bebas, obat bebas terbatas
dan obat tradisional. Untuk pengelolaan obat dan pembuatan laporan belum
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku tentang
pekerjaan kefarmasian oleh Tenaga Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai dengan
tugas dan kewenangannya sebagai penanggungjawab.

Kata Kunci : TTK, Pengelolaan, Toko Obat

ABSTRACT
Pharmaceutical Technical personnel are staff who assist Pharmacists in
carrying out pharmaceutical work. The job includes manufacturing including
quality control of preparations, security, procurement, storage and drugs
distribution, drug management, medication services on doctor's prescription,

1
2

drug information services as well as drug development, traditional medicines and


medicines. The purpose of this study was to determine the role of Pharmaceutical
Technical personnel in managing drugstores in the Purwokerto area, whether
they were in accordance with the implementation government regulations.
The method study used is descriptive qualitative using primary data in the
form of interviews and questionnaire questions submitted to Pharmaceutical
Technical Personnel who work as the person in charge which is registered and
permitted to work as a person in charge of drugstores in Purwokerto.
Based on the results of study conducted by researcher, it can be seen that
all drugstores that became the object of study had drugstore licenses, have
Pharmacy Technical Personnel as the responsible person registered and have a
work permit. The drug sales activities to the public, drugstores have also been
carried out in accordance with the laws and regulations regarding the provisions
of drugstores, which is only selling over counter drugs, limited free drugs and
traditional medicines. For drug management and report preparation has not been
carried out in accordance with the laws and regulations which is concerning with
pharmaceutical work by Pharmaceutical Technical Personnel in accordance with
their duties and authorities as person in charge.

Keyword : Pharmaceutical Technical Personnel, Management, Drug store

PENDAHULUAN
Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) adalah tenaga yang membantu
Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian
tersebut meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Pekerjaan kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien
atau masyarakat yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang memenuhi
standar dan persyaratan keamanan, mutu dan kemanfaatan. (Peraturan
Pemerintah RI nomor 51 : 2009)
Upaya pengamanan sediaan farmasi, toko obat sangat membutuhkan
kemampuan, ketrampilan dan profesionalisme dari Tenaga Teknis
Kefarmasian sebagai penanggungjawab teknis kefarmasian. Untuk
mewujudkan semua itu tentunya dibutuhkan Tenaga Teknis Kefarmasian
yang memiliki komitmen dan semangat kerja yang tinggi. Bentuk pekerjaan
kefarmasian yang wajib dilaksanakan oleh seorang Tenaga Teknis
Kefarmasian sebagai penggungjawab toko obat adalah melakukan
pengelolaan toko obat dengan baik dan benar sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2009 pasal 26 ayat
2, yang berbunyi “ dalam menjalankan praktek kefarmasian di toko obat,
Tenaga Teknis Kefarmasian harus menerapkan standar pelayanan
kefarmasian di toko obat.praktek kefarmasian di toko obat, Tenaga Teknis
Kefarmasian harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian di toko obat.
(Peraturan Pemerintah RI nomor 51 : 2009)
Untuk mempertahankan usaha yang dijalankannya, toko obat
mempunyai kewajiban untuk melaporkan kegiatan pengelolaan obat di
tempat usahanya dalam bentuk laporan pengelolaan obat. Laporan tersebut
ditujukan kepada Dinas Kesehatan kabupaten atau kota tempat domilisi toko
obat berada. Pembuatan laporan pengelolaan obat tersebut, yang berwenang
untuk melakukannya adalah Tenaga Teknis Kafarmasian sebagai
penanggungjawab dari toko obat.
Tujuan pembuatan laporan data obat tersebut adalah agar tersedia
data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran/
penggunaan obat di toko obat tersebut. Pemerintah melalui Dinas Kesehatan
kabupaten atau kota dapat memantau pengelolaan obat di toko obat yang
ada di wilayahnya, apakah sudah sesuai dengan aturan perundang –
undangan khususnya Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “ Peran Tenaga Teknis Kefarmasian
dalam pengelolaan toko obat di Purwokerto “.
Toko obat atau pedagang eceran obat adalah orang atau badan
hukum yang memiliki ijin untuk menyimpan obat – obat bebas dan obat –
obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran ditempat tertentu
sebagaimana tercantum dalam surat ijin (Peraturan Pemerintah RI nomor
51 : 2009 ayat 1.c).
Tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kefarmasian adalah Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (Diploma 3).
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalani pekerjaan kefarmasian, yang meliputi Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, Analis Farmasi (Peraturan Pemerintah RI nomor 51 : 2009
pasal 33 ayat 2)
Sarjana atau Strata 1 (S1) adalah pendidikan yang dirancang selesai
dalam empat tahun dengan gelar Sarjana Sains/S.Si (Prodi Sains dan
Tehnologi Farmasi), Sarjana Farmasi/ S.Farm (Prodi Farmasi Klinis dan
Komunitas). Ahli Madya Farmasi adalah tenaga kefarmasian yang
dihasilkan dari Program studi DIII-Farmasi untuk memenuhi kebutuhan
Tenaga Teknis Kefarmasian terutama pada bidang farmasi klinis dan
komunitas (Rumah Sakit, Apotek, Puskesmas, Toko obat). Analis Farmasi
adalah tenaga kesehatan tingkat akademi dengan kekhususan mempelajari
bidang laboratorium farmasi dan makanan, merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia yang mempunyai tanggungjawab memastikan
efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan makanan (Peraturan
Pemerintah RI nomor 51 : 2009).
4

Karena termasuk Tenaga Teknis Kefarmasian, sejak 2011 setiap


TTK yang akan dan telah bekerja di apotek / pelayanan kefarmasian harus
memiliki STRTTK (Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian)
dan SIKTTK (Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian). Izin tersebut
diurus di Dinas Kesehatan kabupaten / kota tempat asisten apoteker tersebut
bekerja. (Permenkes RI nomor 889 : 2011)
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian. Terdiri dari atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga
Menengah Farmasi atau Asisten Apoteker (Peraturan Pemerintah RI
nomor 51 : 2009 pasal 33 ayat 2).
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan
Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker (Permenkes RI nomor
889 : 2011 ayat 4).
Izin toko obat adalah izin yang diberikan kepada orang atau badan
yang menjual obat – obatan bebas dan obat – obatan bebas terbatas dalam
bungkusan dari pabrik yang membuatnya secara eceran ( Peraturan
Pemerintah RI nomor 51 : 2009).

Tabel 2.1 Perijinan toko obat


Dasar 1. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009
Hukum tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
167/KAB/B.VII/72 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1331/MENKES/SK/X/2002 tentang pedagang
eceran obat.
3. Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2012 tentang
Perizinan di bidang kesehatan.
Jangka 14 (empat belas hari) hari kerja sejak berkas
waktu permohonan dinyatakan lengkap dan benar.
pemrosesan
izin

Persyaratan 1. Foto Copy KTP pemohon / pemilik


2. Rekomendasi Dinas Kesehatan
3. Salinan/Foto Copy Denah bangunan dan peta
lokasi
4. Salinan/Foto Copy Surat Izin Kerja Asisten
Apoteker/ TTK
5. Surat pernyataan AA/TTK tidak bekerja tetap
pada perusahaan farmasi/Toko Obat/Apotek
lain.
6. Surat pernyataan kesanggupan TTK sebagai
5

penanggungjawab Toko Obat dan bersedia


melaksanakan peraturan Perundang-undangan
yang berlaku (bermaterai Rp. 6.000,-).
7. Surat pernyataan pemilik Toko Obat tidak
terlibat pelanggaran usaha dibidang farmasi
(bermaterai Rp. 6.000,-)
8. Surat yang menyatakan status bangunan dalam
bentuk akte hak milik/sewa/kontrak
9. Foto Copy IMB, dan dokumen lingkungan
10. Surat kuasa bermaterai Rp. 6.000,-
11. Foto Copy KTP yang diberi kuasa

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah bidang farmasi sosial dengan
menggunakan disiplin ilmu bidang Perundang – undangan kesehatan dan
bidang Manajemen Farmasi. Penelitian dilakukan pada lima toko obat yang
berada di wilayah Purwokerto. Pengumpulan data dilakukan selama satu
bulan yaitu dari tanggal 1 Desember - 31 Desember 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian sosial dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer, yaitu hasil
wawancara dan kuisioner dengan Tenaga Teknis Kefarmasian yang bekerja
sebagai penanggungjawab toko obat.
Populasi pada penelitian ini diambil dari data Tenaga Teknis
Kefarmasian yang bekerja di toko obat berijin yang ada di Purwokerto.
Tenaga Teknis Kefarmasian yang menjadi obyek penelitian adalah Tenaga
Teknis Kefarmasian yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga
Teknis Kefarmasian (STRTTK) dan Surat Ijin Praktek Tenaga Teknis
Kefarmasian(SIPTTK).
Penelitian akan dilakukan di seluruh Toko Obat yang ada di
Purwokerto pada bulan Desember 2019, dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
1. Mengurus ijin penelitian. Surat ijin diberikan dan ditandatangani oleh
ketua Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Selanjutnya surat disampaikan kepada pemilik Toko Obat yang
mempunyai Tenaga Teknis Kefarmasian sebagai penanggungjawab.
2. Melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan – pertanyaan
seputar tugas pokok dan peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam
pengelolaan toko obat, khususnya dalam kewajiban pembuatan laporan
triwulan toko obat.
3. Membuat daftar pertanyaan untuk wawancara dan kuisioner tentang
peran Tenaga Teknis Kefarmasian di Toko Obat.
4. Membuat persentase kesesuaian peran Tenaga Teknis Kefarmasian
sebagai penanggungjawab di Toko Obat dengan Peraturan Perundangan
yang berlaku.
5. Menarik kesimpulan dari hasil rekapitulasi.
6

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Alat
Definisi Operasional Kriteria Skala
Penelitian Ukur
Pekerjaan Pembuatan termasuk Wawan Pengadaan Nominal
Kefarmasi pengendalian mutu cara Penyimpanan
an sediaan farmasi, Pendistribusian
pengamanan, Penyaluran
pengadaan, Pengelolaan obat
penyimpanan dan
penditribusian atau
penyaluran obat,
pengelolaan obat,
pelayanan obat atas
resep dokter,
pelayanan informasi
obat, serta
pengembangan obat,
bahan obat dan obat
tradisional
(PP 51, 2009)
Kategori Tenaga yang Wawan Terdiri dari : Nominal
TTK membantu Apoteker cara Sarjana Farmasi,
dalam menjalankan Ahli madya
pekerjaan kefarmasian Farmasi, Analis
(PP 51, 2009) Farmasi, dan
Tenaga
Menengah
Farmasi

Nominal
Pembuata Laporan pengelolaan Wawan Laporan triwulan
n Laporan obat yang harus cara obat
toko obat dilaporkan kepada Laporan
Pemerintah melalui prekursor
Dinas Kesehatan
Kabupaten
Kesesuaia Kesesuaian Sesuai dengan Nominal
n dengan pembuatan laporan Peraturan
Peraturan triwulan toko obat Pemerintah
dengan Peraturan Tidak sesuai
Pemerintah dengan
Peraturan
Pemerintah
7

Anda mungkin juga menyukai