Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN NILAI KESPIRITUALAN ISLAM ANAK USIA SEKOLAH

MELALUI PROGRAM TPA DI DESA PLANCUNGAN KECAMATAN


SLAHUNG PONOROGO

Nastiti Mufidah, M.Pd, Muhamad Zaki (201200342), Muhammad Chozinatul Asror


(302200131), Muhammad Haziq Alwi Danial (204200091)
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
nastiti@iainponorogo.ac.id
Jrzacky113@gmail.com, chozintul@gmail.com , haziqalwiedanial@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efektivitas Program TPA
(Taman Pendidikan Al-Qur'an) dalam meningkatkan nilai kespiritualan islam anak
usia sekolah di Desa Plancungan, Kecamatan Slahung, Ponorogo. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode pendekatan ABCD dimana peneliti menganalisis
serta internalisasi asset, potensi, kekuataan sekaligus pendayagunaan sumber daya
secara mandiri dan maksimal pada objek penelitian dengan di paparkan secara
deskriptif. Data dikumpulkan melalui tes pengetahuan keagamaan sebelum dan
setelah program, serta observasi partisipatif untuk mendapatkan wawasan tentang
perubahan perilaku dan pemahaman keagamaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak usia sekolah yang mengikuti
Program TPA mengalami peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan
keagamaan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, melalui observasi
partisipatif, terlihat bahwa anak-anak yang mengikuti program ini juga
menunjukkan perubahan positif dalam perilaku sehari-hari mereka yang lebih
mencerminkan nilai-nilai keagamaan. Hal ini menunjukkan bahwa Program TPA
efektif dalam meningkatkan nilai kespiritualan islam anak usia sekolah di Desa
Plancungan.
Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam konteks pendidikan
keagamaan di daerah pedesaan. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya lebih
banyak dukungan dan promosi terhadap Program TPA sebagai sarana untuk
meningkatkan pemahaman keagamaan dan nilai-nilai spiritual Islam di kalangan
anak-anak usia sekolah. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi dasar bagi
pengembangan program serupa di daerah lain dengan tujuan yang sama.
Kata Kunci : TPA, Spiritual, Anak-anak

Abstract
This study aims to investigate the effectiveness of the TPA (Qur'an Education Park)
Program in increasing the Islamic spiritual values of school-age children in Plancungan
Village, Slahung District, Ponorogo. The research method used is the ABCD approach
method where researchers analyze and internalize assets, potential power as well as the
utilization of resources independently and maximally on the object of research by describing
it descriptively. Data was collected through tests of religious knowledge before and after the
program, as well as participatory observation to gain insight into changes in religious
behavior and understanding.
The results of the study showed that school-aged children who participated in the TPA
program experienced a significant increase in religious knowledge compared to the control
group. In addition, through participatory observation, it appears that children who
participate in this program also show positive changes in their daily behavior which reflects
more religious values. This shows that the TPA Program is effective in improving the
religious quality of school-age children in Plancungan Village.
This research makes an important contribution in the context of religious education in
rural areas. The implication of this research is the need for more support and promotion of the
TPA Program as a means to increase religious understanding and spiritual values among
school-age children. In addition, this research can also be the basis for developing similar
programs in other regions with the same goal.
Keyword : TPA, Spiritual, Children

PENDAHULUAN
Pendidikan agama memainkan peran penting dalam membentuk karakter,
moral, serta meningkatkan nilai kespritualan islam terutama pada anak-anak usia
sekolah. Dalam lingkungan pedesaan seperti Desa Plancungan, Kecamatan Slahung,
Ponorogo, tantangan dalam meningkatkan nilai kespiritualan islam anak usia
sekolah bisa menjadi lebih kompleks karena keterbatasan akses terhadap sumber
daya pendidikan dan lingkungan yang terkadang kurang mendukung. Untuk
mengatasi tantangan ini, Program Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) muncul
sebagai inisiatif untuk memberikan pendidikan agama yang lebih terstruktur dan
menyeluruh kepada anak-anak di tingkat desa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas Program
TPA dalam meningkatkan nilai kespiritualan islam anak usia sekolah di Desa
Plancungan, Kecamatan Slahung, Ponorogo. Dengan mengidentifikasi dampak
positif yang mungkin dihasilkan dari program ini, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan wawasan berharga bagi pengembangan pendidikan agama di daerah
pedesaan dan juga dapat memberikan dasar bagi perluasan program serupa ke
daerah lain.
Dalam konteks ini, fokus penelitian diletakkan pada perbandingan antara
kelompok anak usia sekolah yang mengikuti Program TPA dan kelompok kontrol
yang tidak terlibat dalam program tersebut. Dengan melakukan analisis
perbandingan ini, diharapkan dapat diukur sejauh mana peningkatan nilai
kespiritualan islam yang dapat dicapai melalui partisipasi dalam Program TPA.
Penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat signifikan, tidak
hanya bagi anak-anak yang terlibat dalam program, tetapi juga bagi komunitas
secara keseluruhan. Dengan meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
keagamaan, diharapkan akan tercipta generasi muda yang lebih beretika dan
bertanggung jawab, serta mampu menghadapi berbagai tantangan moral dan sosial
dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan
sumbangan penting dalam upaya meningkatkan nilai kespiritualan islam anak usia
sekolah di lingkungan pedesaan, khususnya di Desa Plancungan, Kecamatan
Slahung, Ponorogo.
METODE
Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan ABCD (asset-based
community development). Metode ABCD ini telah menjadi sebuah paradigma dalam
program kuliah pengabdian Masyarakat ini. Prinsip pendekataan ABCD
menegaskan bahwa pelaksanaan program kerja pada kuliah pengabdian masyarakat
ini didasari dan mengarah pada konteks pemahaman serta internalisasi asset,
potensi, kekuataan sekaligus pendayagunaan sumber daya secara mandiri dan
maksimal. Salah satu pendayagunaan potensi masyarakat di desa plancungan ini
terdapat pada potensi keagamaan dari sumber daya manusianya. Potensi tersebut di
olah serta dimaksimalkan dengan menggunakan media Taman Pendidikan Al-
Qur’an. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) merupakan salah satu pendidikan anak
usia sekolah yang dijalankan oleh masyarakat untuk menambah mutu dan potensi
keagamaan anak anak yang ada di Desa Plancungan. Program TPA ini bertempat di
masjid dukuh Asem Legi. Pada program TPA ini, kami sebagai mahasiswa KPM
IAIN Ponorogo ikut serta dalam membantu dan menjalankan program TPA ini
selama bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2023 dengan rata-rata sasaran
kegiatan ini adalah anak-anak usia sekolah dari 6 sampai 12 tahun.
Teknik pengumpulan data yang kami gunakan yaitu metode observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Observasi dilakukan dengan pengamatan,
menentukan masalah dan menganalisis faktor yang mempengaruhi nilai
kespiritualan islam anak-anak usia sekolah yang ada di desa ini. Sementara
dokumentasi dilakukan sebagai pengumpulan fakta-fakta penting dari kegiatan
peningkatan nilai kespiritualan islam anak-anak usia sekolah melalui program TPA.
Sedangkan wawancara dilakukan dengan menggunakan tanya jawab secara lisan
kepada guru-guru pengampu TPA yang ada di Desa Plancungan supaya
menghasilkan jawaban-jawaban guna memecahkan permasalahan secara bersama
serta untuk menanggapi faktor yang mempengaruhi nilai kespiritualan islam anak-
anak usia sekolah di Desa Plancungan saat ini. Teknik analisis data yang kami
gunakan yakni menggunakan metode analisis dari Miles dan Huberman. Dalam
metode analisis Miles dan Huberman, metode analisis data kualitatif dilakukan
secara intraktif sampai tuntas secara terus-menerus dengan kegiatan reduktif data,
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan (Sugiyono, 2008).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Islam sebagai agama yang mengajarkan kebaikan serta menawarkan
pedoman hidup kepada manusia untuk kembali dan menuju ke jalan yang dirahmati
Allah SWT. Pedoman hidup yang Islam ajarkan bertujuan untuk membawa manusa
ke kebahagiaan dunia hingga ke akhirat. Kebahagiaan yang diberikan bukan hanya
bersifat materil, akan tetapi lebih bersifat spiritual. Untuk mampu menerapkan
pedoman hidup tersebut maka diperlukanlah belajar dan berlatih agar manusia
mampu memahami setiap aspek di dalamnya. Pentingnya pembelajaran nilai
kespiritualan ini telah terkaji dan dikemukakan oleh Halimatus Sa’diyah (2013:35)
bahwa pembelajaran yang paling esensial pada dimensi kespiritualan adalah yang
bersifat wajib, yakni ilmu yang memiliki dimensi ketuhanan, hubungan individu
dengan Tuhan, hubungan individu dengan individu yang lain, nilai-nilai moralitas
dalam kehidupan.1 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dimensi kespiritualan
manusia membentuk hubungan secara vertical dan horizontal hingga menjadi nilai-
nilai spiritual.
Dalam Islam, penerapan nilai-nilai spiritual ini termotivasi akan tiga hal,
yakni motivasi akidah, motivasi ibadah, dan motivasi muamalat. 2 Motivasi akidah
merupakan muncul dari dalam diri seseorang atas keyakinan dari hatinya,
sedangkan motivasi ibadah adalah motivasi yang bersumber dari hubungan
langsung dengan Tuhan, lalu motivasi muamalat adalah yang mengatur hubungan-
hubungan tersebut, baik manusia dengan tuhan, dan manusia dengan sesamanya.
Dengan didasari motivasi diatas, maka sebagai seorang muslim, motivasi-motivasi
serta nilai spiritual tersebut haruslah di tekankan pada generasi muda agar
seterusnya dipelihara.
Seorang anak, di dalam islam terperspektifkan sebagai Amanah dari Allah
SWT. Anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dari usia remaja dimana
mereka lebih mudah menangkap serta menirukan apa yang dipelajarinya. 3 Dalam
kasus ini, orang tua sangat berperan dalam menumbuhkan nilai-nilai spiritual Islam
dalam diri anak mereka. Mulai dari mempelajari sumber pedoman hidup umat Islam
Al-Qur’an, yang mana di dalamnya terdapat berbagai aspek pembinaan akhlak,
akidah, serta tata cara dalam beribadah haruslah diajarkan dan dipelajari sejak usia
dini. Esensi orang tua sangat dibutuhkan dalam diri anak belajar Al-Qur’an, namun
pada beberapa kasus hal ini mulai diabaikan. Oleh karena itu, diperlukan perhatian
dan cara lain dalam menumbuhkan serta meningkatkan nilai-nilai spiritual Islam
melalui Al-qur’an dalam diri anak-anak tersebut yang salah satunya berupa Taman
Pendidikan Al-qur’an atau disingkat TPA.

1
Konsep spirit 62
2
Konsep spirit 63
3
Hajaroh 69
Taman Pendidikan Al-Qur’an, biasa disingkat TPA atau TPQ merupakan
Lembaga pendidikan non-formal yang diselenggarakan oleh suatu lembaga ataupun
kelompok Masyarakat yang berfokus pada keagamaan Islam dengan tujuan
memberikan pengajaran Al-Qur’an beserta pemahaman dasar-dasar muamalah dan
fiqh Islam pada anak usia sekolah ataupun anak usia dini. Anak-anak yang Taman
Pendidikan Al-Qur’an tersebut memiliki batasan usia sekitar 7-12 tahun. Dalam
berjalannya pendidikan TPA ini peran dan tanggung jawab masyarakat sangatlah
diperlukan. Sebagai Lembaga yang non-formal maka harus dikelola secara
professional dengan manajemen yang baik. Maka dari itu mahasiswa KPM yang
notabene telah ditugaskan untuk menjadi bagian Masyarakat, telah menindak lanjuti
akan hal ini dengan menganalisa demografi dari desa Plancungan.
Desa Plancungan merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan
Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Desa ini berbatasan langsung
dengan desa lain yakni, di sebelah barat dengan desa Duri, sebelah utara dengan
desa Ngloning, sebelah timur dengan desa Jebeng, sebelah Selatan dengan desa
Kambeng. Desa Plancungan memiliki tiga dusun meliputi dusun Jetis, Asem Legi,
Benggolo, yang berpenduduk sekitar 1795 jiwa. Penduduk di desa plancungan ini
rata-rata bekerja sebagai petani dan buruh tani sebagai industri gerabah, tempe,
jamu, kurungan burung, dan lain-lain desa yang belum begitu tua umurnya. Dengan
sibukknya para orang tua, dikhawatirkan mulai muncul faktor kemunduran dari
nilai kespiritualan islam dari anak-anak desa selaku generasi penerus dari desa
tersebut. Maka dari itu, sebagai bentuk pengabdian kepada Masyarakat, mahasiswa
KPM Multidisiplin IAIN Ponorogo menyusun salah satu program penunjang dalam
bidang keagamaan yakni dengan melakukan kegiatan penunjang pada Taman
Pendidikan Anak yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kespiritualan islam
anak-anak usia sekolah.
Berdasarkan hasil observasi awal, dapat simpulkan bahwa nilai kespiritualan
islam yang ada di Desa Plancungan ini tergolong masih rendah terutama pada
sebagian besar anak-anak usia sekolah. Mereka tergolong masih belum lancar
mengaji serta masih belum paham dengan hukum bacaan Al-Qur’an beserta
tajwidnya walaupun pendidikan baca Al-Qur’an telah dilaksankan di TPA. Melalui
hasil dari wawancara kami dengan salah satu guru atau ustazah yang mengampu di
TPA, kami menemukan beberapa masalah yang sangat signifikan, yaitu kurang
efektifnya proses pembelajaran di TPA yang sudah dilakukan. Hal ini terjadi karena
beberapa faktor diantaranya, keterbatasan kegiataan dan program pendudkung,
serta kurangnya motivasi yang dapat meningkatkan minat dan semangat anak-anak
desa Plancungan dalam belajar Al-Qur’an.
Mengacu pada faktor-faktor diatas, mahasiswa KPM Multidisiplin IAIN
Ponorogo mulai merencanakan program penunjang guna meningkatkan kembali
efektivitas TPA yang bertempat di Masjid di Desa Plancungan sebagai sarana belajar
dan mengaji Al-Qur’an. Usaha yang dilakukan meliputi, penyusunan beberapa
program dan kegiatan yang dapat menarik minat, serta menarik potensi bakat dari
anak-anak usia sekolah sebagai berikut :
Pendampingan belajar mengaji Al-Qur’an di TPA
Mengaji adalah merupakan cara untuk memahami pedoman hidup manusia
yakni, Al-Qur’an. Mengaji bukanlah semata-mata membaca Al-Qur’an akan tetapi
juga mempelajari makna serta memahami kaidah-kaidah di dalamnya. Mengaji juga
terdefinisi sebagai amal ibadah yang dilakukan umat muslim ketika di dunia hingga
menjadi bekal di akhirat kelak. Oleh sebab itu, sebagai muslim, dalam membaca
ayat-ayat Al-Qur’an tentunya harus menerapkan hukum bacaan dan tajwid yang
sesuai kaidah. Mengaji ini pun perlu ditanamkan kepada muslim semenjak masih di
usia dini yang kemudian diharapkan pada saat dewasa nanti dapat
mengamalkannya.4
Dalam mengaji, khususnya pada anak usia sekolah, sangat diperlukan
pendampingan dan bimbingan agar dapat sesuai dengan kaidah baca yang
ditentukan. Tentu hal tersebut menuai kesulitan, selain karena karakteristik anak
yang mudah untuk bosan dan juga dikarenakan minat baca Al-Qur’an dari anak-
anak yang masih kurang. Faktor-faktor ini menjadi perhatian bagi Mahasiswa KPM
Multidisiplin dari IAIN Ponorogo, dalam mengolah potensi anak-anak di desa
Plancungan guna meningkatkan nilai-nilai spiritual Islam sehingga memutuskan
untuk membuat program kerja pendamping yang berkaitan dengan topik tersebut.
Salah satu program yang dilakukan adalah pendampingan proses belajar dan
membaca Al-Qur’an untuk anak-anak usia sekolah di TPA dengan tujuan

4
12793- 331
meningkatkan minat dan semangat belajar mengaji sejak usia dini. Waktu
pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari selasa dan Jum’at sore di masjid
At-taqwa Desa Plancungan Slahung. Program pendampingan ini seperti menghafal
do’a keseharian, murojaah hafalan surat-surat pendek yang ada di Al-Qur’an,
mengaji Iqra atau Al-Qur’an sesuai dengan tingkatan bacaan anak-anak secara
bergantian, beserta belajar hukum-hukum bacaan tajwidnya.
Dalam usaha mendapatkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaan
pendampingan belajar mengaji anak-anak usia sekolah, mahasiswa KPM
menerapkan bentuk pembelajaran privat, dimana bentuk pembelajaran ini
menerapkan metode pendekatan afektif pada bimbingan mengaji Iqra dan Al-Qur’an
dengan cara memberikan pendahuluan melalui dialog dengan anak-anak disertai
motivasi agar mereka dapat lebih aktif mengaji iqra dan al-qur’an sesuai ukuruan
tingkatan bacaanya. Dengan ini, mereka mulai memiliki motivasi mandiri untuk
belajar membaca, sedangkan guru atau pendamping menyimak serta memperbaiki
bacaan anak-anak belajar mengaji satu persatu secara bergantian.

Sumber: Data Primer, 2023


Gambar 1, Pendampingan Belajar Mengaji di TPA
Hasil dari program belajar mengaji anak-anak usia sekolah di TPA dapat
dilihat dari sebelum adanya pendampingan belajar, dimana sebagian besar anak-
anak Desa Plancungan yang mana daya mengaji mereka masih belum lancar dan
masih kurang dalam semangat belajar Al-Qur’an mulai meningkat setelah
pendampingan proses belajar mengaji ini. Anak-anak desa pun mulai memiliki
inisiatif untuk bisa mengaji iqra atau al-qur’an sesuai tingkatanya dan lebih
bersemangat untuk hadir di TPA tempat belajar mengaji. Terlebih lagi dengan
tumbuhnya kesadaran untuk lebih memperhatikan pengucapan lafadz sesuai
dengan hukum-hukum tajwid yang benar. Dengan pendampingan ini, efektivitas
anak-anak dalam menghafalkan surat-surat pendek dengan bacaan yang benar, dan
menghafalkan doa sehari-hari lebih teratur sehingga mayoritas dapat menghafalkan
surat-surat pendek dan doa-doa dengan baik. Hafalan doa-doa juga dberikan agar
dapat membentuk perilaku-perilaku Islami dalam diri mereka. Hafalan doa tersebut
ketika diterapkan dapat membentuk rasa kespiritualan mereka serta menimbulkan
rasa cinta pada agama Islam.
Keberhasilan program pendampingan belajar mengaji di atas memberikan
banyak manfaat bagi peningkatan kualitas keagamaan anak, diantaranya adalah: 1)
membentuk kedekatan dan cinta terhadap Al-Qur'an sejak usia dini sehingga anak-
anak memiliki kemampuan membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai
dengan cara mengucapkan huruf dan aturan bacaan, 2) meningkatkan penguasaan
hafalan surat-surat pendek sejak usia dini sehingga anak-anak dapat
mengamalkannya saat melaksanakan shalat lima waktu, dan 3) membentuk
kebiasaan yang baik sejak usia dini dalam setiap kegiatan sehari-hari selalu diiringi
dengan doa.
Dengan adanya program pendampingan belajar mengaji yang dilaksanakan
di TPA Desa Plancungan juga berhasil menambah semangat dan minat anak-anak
untuk lebih mengenal dan meperdalam kecintaanya terhadap Al-Qur’an. Kondisi ini
sangat relevan dengan program-program pengabdian Masyarakat dari Universitas
lainnya antara lain, yang telah dilaksanakan oleh Marlina et all., di Cisauhean Kota
Banjar bahwa program pendampingan mengaji damapt menumbuhkan motivasi
anak-anak usia sekolah khususnya yang ada di TPA (Marlina et al., 2021). Tidak
hanya itu program ini juga relevan dengan hasil program pengabdiam masyarakt
yang di lakukan oleh Nurizatti dan fariyati dalam kegiataan magrib mengaji di Desa
Balong bisa menumbuhkan semngat anak-anak mengaji dan mendalami ilmu agama
secara benar (Nurizzati & Fajriyati, 2022).
Bimbingan Belajar Pendidikan Agama Islam TPA
Pendidikan Agama Islam adalah salah satu aspek yang penting dalam
perkembangan kognitif, afektif, serta psikomotorik dari anak-anak atau peserta
didik.5 Pentingnya Pendidikan Agama Islam dapat di analisis dari konsep
kepribadian anak yakni, Kepribadian ketuhanan, kepribadian individu, dan
kepribadian sosial. Maka dari itu untuk membentuk pribadi anak dengan baik
diperlukanlah pendidikan yang terprogram dan terarah. Program bimbingan belajar
Pendidikan agama islam di TPA merupakan bentuk pendampingan belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berfokus pada anak-anak Desa Plancungan
Slahung.

Dari hasil observasi awal, diketahui bahwa anak-anak desa Plancungan masih
kurang mengerti akan tata cara beribadah yang baik dan sesuai aturan Islam. Maka
dari itu, Bimbingan ini diharapkan dapat mengajak anak-anak usia sekolah lebih
kuat minat dan memiliki semangat yang tinggi untuk belajar tata cara beribadah
yang baik dan sesuai untuk kedepannya. Selain itu program ini juga bertujuan untuk
meningkatkan potensi beragama yang dimiliki anak-anak usia sekolah yang ada di
TPA secara maksimal dan optimal. Bimbingan belajar ini dilakukan bersamaan
dengan pendampingan belajar mengaji di TPA yaitu pada hari selasa dan jum’at sore
hari.

Pembimbingan yang dilakukan berfokus kepada Tata cara beribadah yang


sesuai menurut aturan Islam. Pada awalnya, metode pembelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diterapkan lebih ditekankan tentang kemampuan menghafal,
sehingga siswa kurang memahami kegunaan dan manfaat dari menghafal. 6 Hal ini
juga berdampak pada minat siswa untuk memahami dan melakukan apa yang
dipelajari dalam materi pendidikan agama islam. Oleh karena itu, Mahasiswa KPM
IAIN Ponorogo menggunakan metode apersepsi scene setting pada penerapannya.
Scene setting merupakan metode yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi serta
pemahaman peserta didik melalui visualisasi dan simulasi dalam kegiatan
pembelajaran tersebut.7 Pembimbingan dilakukan dengan cara memberi mereka
contoh tata cara beribadah yang baik dengan penjelasan yang mudah dimengerti
mereka. Setelah mereka memahami, kemudian mereka mulai menirukan serta
melakukannya sesuai dengan setting dunia nyata. Hal ini agar mereka lebih familiar

5
2021 8
6
300 190
7
Meningkatkan Teknik 4
dengan bagaimana cara beribadah sesuai kaidah islam sampai dalam lingkup
Masyarakat.

Sumber: Data Primer, 2023


Gambar 2, Bimbingan Belajar PAI
Hasil dari Program bimbingan belajar PAI ini dilihat dari hasil observasi
setelah pembimbingan dilakukan. Terbukti bahwa sebagian dari anak anak usia
sekolah yang masih belum paham mengenai tata cara ibadah seperti tata cara
berwudhu tata cara shalat menjadi lebih semangat dalam beribadah sesuai dengan
tata cara dan syariat yang sesuai. Hal ini dapat dilihat pada waktu shalat, beberapa
dari mereka mulai berinisiatif mengajukan diri sebagai muadzin, serta mereka lebih
tertib pada saat berwudhu.

KESIMPULAN
Dari kegiatan yang telah dilakukan dengan penjelasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Desa Plancungan memiliki potensi dalam hal spiritual Islam
terutama dimulai dari anak-anak usia sekolah. Potensi tersebut haruslah diolah dan
ditingkatkan dengan baik agar selanjutnya dapat bermanfaat bagi Masyarakat desa
tersebut. Mahasiswa KPM Multidisiplin IAIN Ponorogo, berfokus pada hal tersebut
dengan melakukan program penunjang di bidang keagamaan yakni Taman
Pendidikan Anak. Kegiatan yang dilakukan seperti pendampingan belajar Al-Qur’an
dan Bimbingan Pendidikan Agama Islam memberikan dampak positif pada proses
pembelajaran di TPA terlebih dengan metode yang disesuaikan tersebut, hasil dari
kegiatan ini diharapkan akan terus memacu serta memotivasi anak-anak desa agar
terus aktif belajar di TPA serta dapat meningkatkan nilai-nilai kespiritualan dari
generasi muda desa Plancungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Marlina, E., Nurhasani, H. L., Rahmalia, S., Latifah, U., & Sari, Z. A. (2021).
Pendampingan Program Gerakan Maghrib Mengaji bagi Anak-Anak Usia
Sekolah Dasar di Lingkungan Cisauheun Kota Banjar. Proceedings UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, 1(2), 126-139.
Nurizzati, Y., & Fajriyati, N. (2022). Kegiatan Bimbingan Belajar dan Maghrib
Mengaji pada Masa Pandemi di Desa Balong. Dimasejati: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(1), 1-10
Surindi. (2022). Konsep Spiritual Islam Untuk Meningkatkan Mutu Pelatihan. Jurnal
Honei, 4(1), 57-69
Abdurrahman. (2018). Meningkatkan Nilai-Nilai Agama Pada Anak Usia Dini
Melalui Pembinaan Akhlak. Jurnal Penelitian Keislaman, 14(1), 63-70
Batubara, N. R., Elida F. S. S., & Nurintan A. S. (2022). Peniingkatan Minat Belajar
Mengaji dan Pengetahuan Tentang Islam Melalui Aplikasi Marbel Mengaji di
Madrasah Ibtidaiyah. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat, 6(2), 330-
340
Nurpajriah, Via & Anton S. (2023). Peningkatan Mutu Keagamaan Anak Usia
Sekolah Melalui Gerakan Maghrib Mengaji di Desa Palimanan Timur, Cirebon.
Dimasejati:Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(3), 11-20
Amiruddin, M. (2021). Internalisasi Nilai-Nilai Spiritual Islam Dalam Pembentukan
Kepribadian Peserta Didik Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar Rahman
Petukangan Utara Jakarta Selatan. Tesis. Jakarta: Institut PTIQ Jakarta
Kusen. (2017). Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Berbasis Kontekstual.
TADBIR: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan 1(2), 190-214

Anda mungkin juga menyukai