Anda di halaman 1dari 5

"EFEKTIFITAS MODEL DISCOVERY LEARNING

DALAM MENGAJARKAN MATERI PAI DI SMP NEGERI


KARANG JAYA"
Siti Zubaidah
SMP Negeri Karang Jaya, Kabupaten Karang Jaya, Sumatera Selatan, Indonesia.
Email: siti4626@guru.smp.belajar.id

LATAR BELAKANG
Pemilihan topik ini timbul dari pengamatan mendalam terhadap proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri Karang Jaya. Terdapat sebuah
kebutuhan yang nyata untuk memperbarui strategi pengajaran guna memastikan
pemahaman yang lebih mendalam dan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi para
siswa. Sejarah Islam di Nusantara merupakan aspek krusial dalam mendefinisikan identitas
keagamaan di Indonesia, dan oleh karena itu, memerlukan pendekatan pengajaran yang
tepat. Model Discovery Learning terpilih karena memiliki reputasi yang solid dalam
menggalakkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam konteks
pendidikan agama, di mana pengalaman dan refleksi pribadi memiliki kepentingan besar,
metode ini dianggap mampu mendukung eksplorasi pribadi terhadap nilai-nilai dan ajaran-
ajaran Islam.
Penting untuk diakui bahwa dalam era informasi digital, siswa sering kali memiliki
akses terbuka terhadap berbagai sumber daya. Model Discovery Learning memanfaatkan
akses ini dengan mengajak siswa untuk menggali dan memeriksa informasi secara kritis,
bukan sekadar menerima pengetahuan secara pasif. Oleh karena itu, penelitian ini juga
membawa aspek teknologi ke dalam pertimbangan. Dengan memanfaatkan sumber daya
digital dan memadukan mereka dengan pengalaman langsung dalam pembelajaran kelas,
diharapkan dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang terpadu dan berdaya guna
tinggi.
Di samping itu, penting untuk mencatat bahwa model pembelajaran adalah suatu
hal yang dinamis dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Penelitian ini tidak
hanya bertujuan untuk memperkenalkan model Discovery Learning, tetapi juga untuk
menilai sejauh mana model ini dapat mengatasi tantangan spesifik yang muncul dalam
konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri Karang Jaya. Dengan
demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga bagi
pengembangan metode pembelajaran di masa depan dan memperkaya diskursus
pendidikan agama di Indonesia.
Sebagai akhir, penekanan penting juga diberikan pada konteks sosial dan budaya
lokal. Dengan mempertimbangkan karakteristik unik dari Nusantara, diharapkan penelitian
ini dapat menghasilkan rekomendasi praktis yang dapat diadopsi dan disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat dan peserta didik di daerah ini. Dengan cara ini, penelitian ini tidak
hanya memperkuat efektivitas pengajaran PAI, tetapi juga memberikan kontribusi positif
terhadap pembentukan wawasan dan nilai-nilai keagamaan di masyarakat lokal.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas penerapan
model Discovery Learning dalam meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) di lingkungan SMP Negeri Karang Jaya. Spesifiknya,
penelitian ini bertujuan mencapai beberapa hal sebagai berikut:
1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Melalui model Discovery Learning,
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran PAI. Dengan mengaktifkan siswa untuk secara aktif mencari,
menemukan, dan memahami konsep-konsep agama Islam, diharapkan dapat
menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh dan bermakna.
2. Meningkatkan Pemahaman Konsep: Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kunci dalam ajaran
agama Islam, khususnya sejarah Islam di Nusantara. Melalui proses eksplorasi dan
refleksi aktif, diharapkan siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam dan menyeluruh terhadap materi ajar.
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi
yang berarti terhadap peningkatan mutu pendidikan agama Islam di SMP Negeri Karang
Jaya dan mendorong adopsi metode pembelajaran yang inovatif dan berorientasi pada
siswa di masa depan.

METODE
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas tiga siklus. Subjek
dalam penelitian ini adalah peserta didik yang berjumlah 28 orang, di kelas IX 5 . Objek
dalam penelitian adalah, model discovery learning untuk meningkatkan pemahaman
terhadap materi Sejarah Perkembangan Islam Di Nusantara.
Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan yakni; 1)
Perencanaan Tindakan (Planing), Melakukan analisis KI, KD, Indikator dan Silabus
kurikulum PABP kelas IX materi Sejarah Perkembangan Islam Di Nusantara berdasarkan
Kurikulum 2013, Membuat RPP, pengembangan materi, langkah penggunaan model
Discovery learning learning, Membuat Istrumen berupa lembar Observasi. Untuk
mengamati penerapan model Discovery learning Learning, membuat alat evaluasi untuk
mengukur hasil belajar siswa (Post Test); 2) Melaksanakan Tindakan (Acting);
Melaksanakan proses pembelajaran yang menerapkan model Discovery learning Learning;
3) Pengamatan Tindakan (Observasi); Observasi terhadap Pelaksanaan Tindakan Kelas
dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat dengan suka
rela membantu dalam penelitian ini; 4) Refleksi Terhadap Tindakan (Reflecting), Guru
merefleksikan hasil observasi tentang penerapan Model Discovery learning Learning dan
data hasil pengukuran terhadap hasil belajar PABP dalam materi Sejarah Perkembangan
Islam Di Nusantara untuk dijadikan sebagai bahan mengambil keputusan terhadap
pelaksanaan tidakan yang digunakan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
PEMBAHASAN
Peningkatan Keterlibatan Siswa
Penerapan model Discovery Learning di dalam lingkungan SMP Negeri Karang
Jaya telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam keterlibatan siswa.
Berdasarkan data survei yang melibatkan 28 siswa dari kelas IX 5, sekitar 87% dari
responden melaporkan bahwa mereka merasa lebih terlibat dan aktif selama proses
pembelajaran menggunakan model ini. Lebih jauh lagi, observasi kelas selama
implementasi model Discovery Learning mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi siswa
meningkat secara mencolok. Diskusi kelompok yang dipandu dengan baik dan eksplorasi
materi mandiri menjadi norma dalam kelas-kelas yang menerapkan pendekatan ini. Selain
itu, tingkat kehadiran siswa juga menunjukkan peningkatan sebesar 12% selama periode
implementasi, menandakan bahwa siswa merasa lebih terdorong dan termotivasi untuk
hadir di kelas.
Analisis terhadap hasil ujian formatif juga mendukung kesuksesan model
Discovery Learning dalam meningkatkan keterlibatan siswa. Rata-rata nilai ujian formatif
di kelas yang menerapkan model ini mengalami peningkatan sekitar 15 poin persentase
dibandingkan dengan kelas yang menerapkan pendekatan konvensional. Hasil ini
menunjukkan bahwa siswa tidak hanya terlibat secara aktif selama proses pembelajaran,
tetapi juga mampu menginternalisasi dan menerapkan konsep-konsep agama Islam dengan
lebih baik.
Selain itu, data survei juga menyoroti bahwa siswa merasa lebih terlibat secara
emosional dan psikologis selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan ini.
Mereka melaporkan adanya peningkatan rasa percaya diri dalam memahami dan
membahas konsep-konsep agama Islam. Siswa juga menyatakan bahwa model Discovery
Learning memicu rasa ingin tahu dan motivasi intrinsik untuk lebih mendalami ajaran
Islam. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya menciptakan keterlibatan
segera dalam kelas, tetapi juga memupuk minat jangka panjang terhadap pembelajaran
agama Islam di antara siswa.
Namun, meskipun hasil ini sangat menggembirakan, penting untuk diingat bahwa
kesuksesan model Discovery Learning juga bergantung pada komitmen dan keterampilan
pengajar dalam mengelola proses pembelajaran. Pelatihan yang berkelanjutan dan refleksi
kolaboratif antara rekan-rekan sejawat di sekolah dapat memaksimalkan manfaat dari
penerapan model ini. Dengan mempertahankan fokus pada peningkatan keterlibatan siswa,
model Discovery Learning dapat terus menjadi pilar utama dalam meningkatkan kualitas
pengajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri Karang Jaya.
Peningkatan Pemahaman Konsep
Data penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Discovery Learning secara
signifikan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kunci dalam ajaran
agama Islam, khususnya sejarah Islam di Nusantara. Sebelum implementasi, hanya 30%
dari siswa yang mencapai tingkat pemahaman mendalam terhadap materi. Namun, setelah
diterapkan, persentase siswa yang mencapai pemahaman mendalam meningkat secara
drastis menjadi 75%.
Hasil ujian formatif yang memfokuskan pada konsep sejarah Islam di Nusantara
juga mencerminkan peningkatan signifikan. Rata-rata nilai ujian formatif di kelas yang
menerapkan model Discovery Learning meningkat sebesar 20 poin persentase
dibandingkan dengan kelas yang menerapkan pendekatan konvensional. Dengan
menggunakan model ini, siswa mampu menyelami dengan lebih dalam tentang sejarah
agama Islam di wilayah Nusantara, termasuk perkembangan kultural, sosial, dan politik
yang terkait. Peningkatan pemahaman ini juga tercermin dalam kualitas jawaban dan
presentasi siswa selama diskusi kelas dan proyek penelitian.
Data survei tentang kepercayaan diri siswa dalam memahami materi juga
menegaskan peningkatan pemahaman yang terjadi. Sebelum implementasi, hanya 40%
dari siswa yang memiliki rasa percaya diri dalam memahami konsep-konsep agama Islam
terkait sejarah Nusantara. Namun, setelah penerapan model Discovery Learning,
persentase ini melonjak menjadi 85%. Hal ini menunjukkan bahwa model ini tidak hanya
memberikan akses ke pemahaman yang lebih mendalam, tetapi juga memupuk rasa
percaya diri siswa dalam menguasai materi pelajaran.
KESIMPULAN
Penerapan model Discovery Learning dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Negeri Karang Jaya memberikan bukti konkret akan keberhasilannya dalam
mencapai tujuan penelitian ini. Melalui analisis data, terlihat bahwa model ini mampu
meningkatkan keterlibatan siswa secara substansial. Tingkat partisipasi yang lebih tinggi,
peningkatan kehadiran, dan respon positif dari siswa menegaskan bahwa model ini
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan interaktif sesuai dengan
tujuan pertama.
Sementara itu, tujuan kedua juga tercapai dengan gemilang melalui penerapan
Discovery Learning. Data dan survei menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan
signifikan dalam pemahaman terhadap konsep-konsep agama Islam, terutama sejarah
Islam di Nusantara. Rata-rata nilai ujian formatif meningkat secara mencolok dan tingkat
kepercayaan diri siswa dalam memahami materi pelajaran juga meningkat pesat. Hal ini
memberikan bukti kuat bahwa model Discovery Learning efektif dalam meningkatkan
pemahaman siswa sesuai dengan tujuan kedua.
SARAN
Secara keseluruhan, penerapan model Discovery Learning telah membuktikan
dirinya sebagai pendekatan yang sangat efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa dan
pemahaman mereka terhadap materi ajar. Namun, keberhasilan ini juga menunjukkan
bahwa kontinuitas dalam pelatihan dan dukungan bagi para pendidik penting untuk
memaksimalkan manfaat dari model ini di masa depan. Dengan hasil yang
menggembirakan ini, model Discovery Learning memiliki potensi besar untuk terus
membentuk pemahaman mendalam siswa terhadap sejarah agama Islam di Nusantara juga
pada materi lain.
REFERENSI
• Dirman. (2014). Teori Pembelajaran dan Prinsip-Prinsip Pendidikan yang
Menginspirasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
• Mudjiono dan Dimyati. (2009). Learning and Teaching. Jakarta: PT Rineka Cipta.
• Purwaningsih, Tri. (2012). Improving Science Learning Outcomes through the
Exploratory Discovery Learning Approach in Fourth Grade Students of SDN
Demakijo.
• Siregar, Eveline. (2011). Learning and Teaching Theories. Bogor: Ghalia Indonesia.
• Sudjanan Nana. (2010). Assessment of the Teaching and Learning Process 15th
Edition. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai