Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM METODE

DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN


PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS IV SD N KLEDUNG KRADENAN

Siti Nurhalifah

Universitas Muhammadiyah Purworejo

Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 3, Kec. Purworejo, Kab. Purworejo, Jawa Tengah, 54111.

nurhalifahsiti15@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini menjelaskan tentang implementasi kurikulum merdeka belajar dalam


metode discovery learning untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta
didik kelas IV SD N Kledung Kradenan pada mata pelajaran IPAS materi bagian
tubuh tumbuhan. Kurikulum Merdeka Belajar memberikan kebebasan pada peserta
didik untuk memilih metode belajar sesuai kebutuhan dan minat, sedangkan discovery
learning menekankan pengalaman langsung dalam mencari dan menemukan
pengetahuan baru. Dalam penelitian ini, Kurikulum Merdeka Belajar dan metode
discovery learning digunakan bersamaan untuk meningkatkan motivasi dan
pemahaman siswa pada mata pelajaran yang diajarkan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa lebih termotivasi dan mampu memahami materi dengan
lebih baik saat menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar dalam metode discovery
learning. Hal ini disebabkan karena siswa dapat memilih metode belajar yang sesuai
dengan minat dan kebutuhan mereka, sehingga mereka merasa lebih termotivasi
dalam belajar. Selain itu, metode discovery learning yang menekankan pada
pengalaman langsung dalam mencari dan menemukan pengetahuan baru, dapat
membantu siswa memahami materi dengan lebih baik. Dalam kesimpulannya,
penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam
metode discovery learning dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada
mata pelajaran IPA bagian tubuh tumbuhan di kelas IV SD N Kledung Kradenan.

Kata kunci: Kurikulum Merdeka Belajar, discovery learning, motivasi,


pemahaman

Abstract

This research describes the implementation of the independent learning curriculum in


the discovery learning method to enhance the motivation and understanding of fourth-
grade students at SD N Kledung Kradenan in the subject of Integrated Science
(IPAS), specifically on the topic of plant body parts. The independent learning
curriculum provides students with the freedom to choose learning methods according
to their needs and interests, while the discovery learning method emphasizes direct
experiences in seeking and discovering new knowledge.In this study, the independent
learning curriculum and the discovery learning method were used together to enhance
students' motivation and understanding in the taught subject. The research employed
observation, interviews, and literature review as the research methods. The findings
indicated that students were more motivated and able to understand the material
better when using the independent learning curriculum in the discovery learning
method. This can be attributed to the fact that students can choose learning methods
that align with their interests and needs, resulting in increased motivation to learn.
Additionally, the discovery learning method, which emphasizes direct experiences in
seeking and discovering new knowledge, can help students comprehend the material
more effectively.In conclusion, this research demonstrates that the implementation of
the independent learning curriculum in the discovery learning method can enhance
students' motivation and understanding in the topic of plant body parts in the fourth-
grade class at SD N Kledung Kradenan.

Keywords: Merdeka Belajar Curriculum, discovery learning, motivation,


understanding.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.


Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan menjadi semakin kompleks dan dinamis.
Oleh karena itu, kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan menjadi semakin
tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
mengimplementasikan kurikulum Merdeka Belajar.
Kurikulum Merdeka Belajar merupakan salah satu inovasi pendidikan yang
diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2020. Kurikulum ini bertujuan
untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada peserta didik untuk
menentukan jalan belajarnya sendiri. Dalam kurikulum Merdeka Belajar, peserta
didik diharapkan dapat belajar secara mandiri dan mengembangkan potensi dirinya
secara maksimal. Jadi, konsep dari kurikulum ini adalah "Merdeka Belajar" yang
mengutamakan kebebasan peserta didik dalam menentukan jalannya pembelajaran
dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Daga (2021) membahas tentang esensi
merdeka belajar dan penguatan peran guru di Sekolah Dasar. Merdeka Belajar
merupakan kebijakan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan pada siswa dan
guru dalam proses pembelajaran.
Kebebasan tersebut diharapkan dapat memperkaya interaksi antara siswa dan
guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam Merdeka Belajar, siswa
diberikan kebebasan untuk memilih materi pembelajaran yang ingin dipelajari,
menentukan metode belajar yang cocok untuk dirinya, dan menentukan jadwal belajar
yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Guru juga diberikan kebebasan dalam
menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa dan memfasilitasi proses
belajar-mengajar secara lebih kreatif dan inovatif. Hal ini diharapkan dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan membantu siswa
untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik. Daga (2021) menggarisbawahi
pentingnya peran guru dalam implementasi Merdeka Belajar. Jadi guru tetap perlu
menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran dan membantu siswa untuk memahami
materi yang dipelajari. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki
kemampuan dalam merancang pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
siswa. Selain itu, guru juga harus mampu mengidentifikasi perkembangan siswa dan
membantu mereka untuk mengembangkan potensi diri yang optimal.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat berbagai permasalahan
dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi motivasi dan pemahaman siswa.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi siswa adalah kurangnya
kreativitas guru dalam mengajar. Sebagaimana yang dikutip dari Pambudi, Efendi,
Novianti, Novitasari, & Ngazizah (2018), "Kreativitas guru dalam membuat strategi
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar" (hal. 166). Hal ini dapat menyebabkan hasil belajar siswa yang kurang
memuaskan. Dengan hal tersebut, guru perlu terus mengembangkan keterampilan dan
kreativitas dalam mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa,
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa secara optimal.
Hal serupa dialami oleh siswa kelas IV SD N Kledung Kradenan, siswa
mengalami kesulitan saat memahami materi terkhusus pada materi IPA. Disini guru
hanya menggunakan metode ceramah dan sumber yang digunakan hanya buku LKS
yang telah disediakan oleh pemerintah. Pembelajaran IPA di SD saat ini banyak
menggunakan model konvensional yang dapat membuat siswa kesulitan dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, model pembelajaran ini
juga dapat membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Ngazizah,N (2019) menekankan
bahwa perlu adanya inovasi dalam pembelajaran agar siswa dapat lebih aktif dan
terlibat dalam proses pembelajaran.
Namun, dengan telah diberlakuanya kurikulum merdeka dikelas IV guru
mengubah strategi dalam mengajar yakni dengan menggunakan metode discovery
learning pada saat pembelajaran IPAS. Metode ini memungkinkan peserta didik
untuk belajar melalui pengalaman langsung dan mengembangkan keterampilan
mereka dalam memecahkan masalah. Dengan menggabungkan implementasi
kurikulum Merdeka Belajar dengan metode Discovery Learning, diharapkan peserta
didik dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman mereka dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif karena peserta
didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan menemukan
pengetahuan melalui pengalaman langsung. Firosalia Kristin (2019) menjelaskan
bahwa discovery learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat
membantu siswa memahami konsep, arti, dan hubungan dengan cara yang intuitif.
Metode ini mendorong siswa untuk sampai pada kesimpulan sendiri melalui proses
eksplorasi dan pengamatan, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian
terdahulu juga menunjukkan bahwa motivasi dan pemahaman siswa dapat
ditingkatkan melalui penggunaan metode ini. Hal ini diperkuat dengan anggapan
jurnal yang ditulis oleh Yosef Patandung (2017), terdapat dampak yang signifikan
dari penggunaan model discovery learning terhadap motivasi belajar siswa dalam
mata pelajaran IPA.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, penulis ingin melakukan penulisan
artikel dengan judul Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Metode
Discovery Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Pemahaman Peserta Didik
Kelas IV SD N Kledung Kradenan. Dalam penelitian ini, menjelaskan tentang
implementasi kurikulum merdeka belajar dalam metode discovery learning untuk
meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik kelas IV SD N Kledung
Kradenan pada mata pelajaran IPAS materi bagian tubuh tumbuhan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh penggunaan Kurikulum Merdeka
Belajar dan metode discovery learning terhadap motivasi dan pemahaman siswa.
Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan solusi yang efektif dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkenalkan pendekatan pembelajaran
yang lebih inovatif dan kompetitif di masa depan. Harapanya penelitian ini dapat
memberikan solusi yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, serta
memberikan wawasan baru dalam pengembangan pembelajaran yang lebih inovatif
dan berdaya saing.

Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori belajar kognitif yang
menekankan pada peran aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan melalui
proses mental internal seperti pengamatan, pengorganisasian, dan interpretasi
informasi yang diterima. Teori ini menekankan pentingnya peserta didik dalam
mencari dan menemukan pengetahuan secara mandiri melalui pengalaman-
pengalaman belajar yang terjadi di lingkungan sekitar. Konsep belajar kognitif sangat
sesuai dengan metode Discovery Learning yang digunakan dalam penelitian ini.

Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan yakni, metode observasi, wawancara, dan


studi literatur sebagai metode pengumpulan data. Metode observasi digunakan untuk
melihat langsung kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas IV SD N Kledung
Kradenan. Selain itu, metode wawancara dilakukan dengan guru serta beberapa siswa
kelas IV untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai kurikulum Merdeka
Belajar dan metode Discovery Learning yang diterapkan. Sedangkan, studi literatur
digunakan untuk mendapatkan referensi yang relevan dengan penelitian ini.
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh, Ratnasari (2021) mengungkapkan bahwa studi
literatur adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengkaji sumber-sumber
dari buku, artikel, dan jurnal, baik dalam format hardcopy maupun softcopy. Jadi,
studi literatur seringkali digunakan untuk memperoleh informasi tentang teori atau
konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Studi literatur yang
digunakan dalam penelitian ini yakni dengan pemerolehan hasil dari beberapa jurnal
yang kemudian digali informasi yang relevan dengan peneitian ini yakni bagaimana
pengaruh penggunaan metode discovery learning pada motivasi dan pemahaman
siswa dalam konteks pada implementasi kurikulum merdeka. Selain dari studi
literatur yang dilaksanakan, peneliti juga menggunakan metode observasi serta
wawancara untuk membuktikan dari hasil kesimpulan studi literatur.

Hasil dan pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Kurikulum Merdeka


Belajar dalam metode discovery learning untuk meningkatkan motivasi dan
pemahaman siswa kelas IV SD N Kledung Kradenan pada mata pelajaran IPAS
materi bagian tubuh tumbuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi
literatur dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi.
Pada tahap awal, peneliti melakukan studi literatur mengenai Kurikulum
Merdeka Belajar dan metode discovery learning. Selanjutnya, peneliti melakukan
wawancara terhadap guru dan siswa kelas IV SD N Kledung Kradenan untuk
memperoleh informasi tentang pengalaman mereka dalam pembelajaran dan motivasi
serta pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPAS materi bagian tubuh tumbuhan
sebelum dan setelah penerapan metode discovery learning yang mengintegrasikan
Kurikulum Merdeka Belajar. Dari hasil wawancara alasan guru masih menggunakan
metode ceramah dan mengerjakan soal di LKS karena siswa tidak akan paham jika
belum ada penjelasan dari guru, kemudian pengerjaan soal di LKS digunakan untuk
pemantapan penguasaan materi. Guru belum menggunakan metode discovery
learning saat tahun ajaran lalu pada saat masih pandemi kemudian pembelajaran
dilaksanakan secara daring. Hal tersebutlah yang membuat siswa merasa bosan dan
ingin cepat-cepat pulang. Pada saat diterapkanya kurikulum baru, yakni kurikulum
merdeka guru mulai mengkombinasikan metode-metode pada saat mengajar yakni
salah satunya dengan menggunakan metode discovery learning.
Discovery Learning adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan
pada peran aktif siswa dalam mengembangkan pemahaman dan pengetahuan. Dalam
metode ini, siswa diajak untuk menemukan sendiri informasi dan konsep yang baru
melalui pengamatan, eksperimen, diskusi, dan refleksi. Proses pembelajaran lebih
terfokus pada siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan untuk
berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. Dalam Discovery Learning, guru lebih berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing, bukan hanya sebagai sumber informasi. Metode
ini dipercaya dapat membantu meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar,
serta membantu mereka untuk memahami materi secara lebih mendalam. Hal ini
diperkuat dengan anggapan jurnal yang ditulis oleh Nurmiat.B (2020) Discovery
learning adalah suatu teori pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi
pelajaran secara langsung, tetapi diharapkan untuk mengorganisir sendiri
pembelajaran dengan mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan sendiri.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman hasil belajar siswa.
Dalam jurnal Setianingrum, S., & Wardani, N. S. (2018), disebutkan bahwa Hosnan
(2014) mengemukakan beberapa langkah dalam pembelajaran dengan model
discovery learning. Langkah-langkah tersebut antara lain: memberikan stimulus
kepada siswa, mengidentifikasi permasalahan yang relevan dengan bahan pelajaran,
merumuskan masalah kemudian menentukan jawaban sementara (hipotesis),
membagi siswa untuk kegiatan berdiskusi, memfasilitasi siswa dalam kegiatan
pengumpulan data dan mengolah data, serta mengarahkan siswa untuk menarik
kesimpulan. (Setianingrum & Wardani, 2018, hal. 149-158).
Jadi, dalam penerapanya dikelas guru tetap menggunakan metode ceramah
untuk memberi penjelasan secara singkat materi dan angkah pebelajaran pada hari itu.
Hal pertama yang dilakukan adalah guru memberikan stimulus kepada siswa: Guru
memberikan stimulus atau rangsangan pada siswa untuk membangkitkan minat dan
perhatian mereka terhadap materi yang akan dipelajari. Guru menunjukkan sebuah
tumbuhan dan dibantu dengan penayangan berupa ppt dari proyektor kelas tentang
tumbuhan dan bagian-bagiannya. Kemudian mengidentifikasi permasalahan yang
relevan dengan bahan pelajaran, merumuskan masalah kemudian menentukan
jawaban sementara (hipotesis): Siswa kemudian diminta untuk mengidentifikasi
masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yakni, "bagaimana
tumbuhan bisa bertahan hidup?", "bagaimana tumbuhan melakukan fotosintesis?",
dll. Setelah itu, siswa harus merumuskan hipotesis atau jawaban sementara terhadap
masalah tersebut. Lalu guru membagi siswa untuk kegiatan berdiskusi: Siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan diskusi terkait dengan masalah
atau pertanyaan yang sudah dirumuskan. Kemudian kegiatan beralih ke daerah
lingkungan sekitar sekolah, siswa mengamati secara lansung bagian tubuh-tumbuhan
yang mereka lihat di area lingkungan sekolah dengan tetap dipantau oleh guru. Dalam
tahap ini, siswa dapat saling berbagi informasi dan memperdalam pemahaman
mereka terhadap materi yang sedang dipelajari. Guru memfasilitasi siswa dalam
kegiatan pengumpulan data dan mengolah data: Setelah diskusi, siswa kemudian
diminta untuk mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan atau memecahkan masalah yang sudah dirumuskan. Guru membantu
siswa dalam mengumpulkan dan mengolah data tersebut. Kemudian, guru
mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan: Setelah data dikumpulkan dan diolah,
siswa kemudian diminta untuk menarik kesimpulan atau jawaban final terhadap
masalah atau pertanyaan yang sudah dirumuskan. Dalam tahap ini, guru dapat
memfasilitasi diskusi kelas untuk saling berbagi kesimpulan dan mengevaluasi hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari data kegiatan tersebut, didapatkan hasil siswa menjadi tidak mudah
bosan dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang di ajarkan yakni
terkait materi IPA bagian tubuh-tumbuhan. IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan upaya manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang
tepat pada objek yang diamati, serta menggunakan prosedur dan metode ilmiah untuk
menjelaskan fenomena alamiah yang terjadi. Menurut Kumala, Farida Nur (2016:6),
pengetahuan IPA didasarkan pada gejala alamiah, yang dapat menjadi suatu
pengetahuan jika diawali dengan sikap ilmiah dan dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah yang tepat.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar memiliki tujuan yang penting dalam
pengembangan siswa. Salah satu tujuannya adalah untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam menguasai konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. Dalam
pembelajaran ini, siswa diajak untuk mempelajari fenomena alamiah dan memahami
prinsip-prinsip yang melatarbelakangi fenomena tersebut. Selain itu, pembelajaran
IPA juga bertujuan untuk mengembangkan sikap ilmiah yang positif pada siswa.
Sikap ilmiah ini meliputi rasa ingin tahu, kritis, dan skeptis. Siswa diajak untuk
mengembangkan keingintahuan terhadap dunia sekitar mereka, serta memiliki
kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi yang mereka terima.
Seperti yang dikemukakan oleh Kelana, Jajang Bayu, dan Pratama (2019),
pembelajaran IPA di SD juga memiliki arah yang lebih luas, yaitu membantu siswa
memahami alam semesta dengan lebih baik. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak
untuk menghargai kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang menciptakan alam semesta.
Dengan mempelajari fenomena-fenomena alamiah, siswa dapat lebih memahami
keindahan dan kompleksitas alam serta mengembangkan sikap penghormatan
terhadap penciptanya. Dengan demikian, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
memiliki tujuan yang sangat relevan dalam membantu siswa memahami dunia di
sekitar mereka, mengembangkan kemampuan ilmiah, dan membentuk sikap yang
positif terhadap pengetahuan dan alam semesta.
Dalam pembelajaran IPA, guru harus mampu menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka secara optimal. Oleh
karena itu, guru perlu menggunakan berbagai strategi pembelajaran, seperti discovery
learning, inquiry-based learning, dan problem-based learning untuk memfasilitasi
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran IPA
diharapkan dapat membantu siswa memahami dunia yang lebih luas, serta
mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis dalam
kehidupan sehari-hari.
Data yang diperoleh dari studi literatur yang relevan dan penelitian di SD N
Kledung Kradenan kelas IV, serta analisis yang dilakukan, mengungkapkan hasil
yang menarik. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam pembelajaran
menggunakan metode discovery learning terbukti efektif dalam meningkatkan
motivasi dan pemahaman siswa.
Para siswa yang terlibat dalam penelitian ini memberikan respons yang positif
terhadap pembelajaran menggunakan metode discovery learning yang
mengintegrasikan Kurikulum Merdeka. Mereka mengungkapkan bahwa pembelajaran
yang mengadopsi metode ini membuat mereka lebih antusias dan mudah memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Dengan adanya kebebasan dalam menentukan
jalannya pembelajaran, siswa merasa lebih terlibat dan memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar. Selain itu, melalui observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa siswa
menjadi lebih aktif dan tanggap terhadap materi pembelajaran ketika metode
discovery learning diterapkan. Mereka memiliki kesempatan untuk mencari informasi
secara mandiri, mengamati fenomena di sekitar mereka, serta melakukan eksplorasi
untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Hal ini
memungkinkan siswa untuk lebih cepat menangkap dan memahami materi yang
diajarkan. Hasil-hasil ini memberikan bukti konkret bahwa implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar dalam metode discovery learning memiliki dampak positif terhadap
motivasi dan pemahaman siswa. Dengan menggabungkan kebebasan dalam belajar
dan pengalaman langsung melalui metode discovery learning, siswa mampu
mengaktifkan potensi belajar mereka secara maksimal. Hasil ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang juga mengindikasikan bahwa metode discovery learning
dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Namun,
penting untuk mencatat bahwa hasil ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan di
SD N Kledung Kradenan kelas IV, sehingga generalisasi terhadap populasi lain harus
dilakukan dengan hati-hati. Faktor-faktor kontekstual yang berbeda di sekolah lain
dapat mempengaruhi hasil yang berbeda pula. Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian lebih lanjut yang melibatkan populasi yang lebih luas untuk memvalidasi
temuan ini dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi efektivitas
implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam metode discovery learning.

Dalam konteks mata pelajaran IPAS materi bagian tubuh tumbuhan,


ditemukan bahwa pembelajaran menggunakan metode discovery learning yang
mengintegrasikan Kurikulum Merdeka Belajar membantu siswa untuk memahami
materi dengan lebih mudah dan cepat. Siswa menjadi lebih aktif dalam mencari
informasi dan lebih mudah mengaitkan konsep-konsep yang diajarkan dalam
pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
Kurikulum Merdeka Belajar dalam metode discovery learning dapat menjadi
alternatif yang efektif dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada
mata pelajaran IPAS. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian susmiati (2020),
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dan media video mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian
sebelumnya telah mengungkapkan bahwa penerapan model Discovery Learning (DL)
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Marsila et al. (2019), yang juga menemukan hasil yang sejalan dengan
temuan penelitian ini. Penelitian lain yang dilakukan oleh Masdariah,Nurhayati B,
(2013) dalam Subagio (2021) mengatakan bahwa ditemukan bahwa model
pembelajaran Discovery Learning memiliki beberapa tahapan pelaksanaan yang
sangat berperan dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar serta pemahaman
dari hasil belajar.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD N Kledung Kradenan,


implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam metode discovery learning terbukti
efektif dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa kelas IV pada mata
pelajaran IPAS, terutama pada materi bagian tubuh tumbuhan. Data analisis studi
literatur, wawancara, dan observasi yang dilakukan mengungkap bahwa metode
discovery learning memungkinkan siswa untuk menjadi lebih aktif dan terlibat dalam
mencari informasi serta memahami materi dengan lebih baik melalui pengalaman
sehari-hari yang relevan.
Integrasi Kurikulum Merdeka Belajar memberikan kebebasan kepada siswa
untuk memilih metode belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Dalam konteks ini, siswa dapat mengembangkan potensi diri mereka secara mandiri,
meningkatkan keterlibatan dalam pembelajaran, dan mengasah keterampilan dalam
memecahkan masalah. Hal ini secara signifikan meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar.
Selain itu, Kurikulum Merdeka Belajar juga berdampak positif terhadap
antusiasme siswa terhadap pembelajaran. Dengan adanya kebebasan dalam
menentukan materi pembelajaran, metode belajar yang cocok, dan jadwal belajar
yang sesuai, siswa merasa lebih terlibat dan bersemangat dalam proses pembelajaran.
Namun, penting untuk diingat bahwa temuan ini didapatkan dari penelitian
yang dilakukan secara spesifik di SD N Kledung Kradenan. Oleh karena itu, dalam
menggeneralisasi hasil penelitian ini ke populasi siswa lainnya, perlu
mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual yang berbeda, seperti perbedaan
kurikulum, lingkungan belajar, dan karakteristik siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Daga, A. T. (2021). Makna merdeka belajar dan penguatan peran guru di sekolah
dasar. Jurnal Educatio Fkip Unma, 7(3), 1075-1090.

Kelana, J. B., & Pratama, D. F. (2019). Bahan ajar IPA berbasis literasi sains.
Bandung: Lekkas.

Kumala, Farida Nur. 2016. Pembelajaran IPA SD. Malang: Ediide Infografika.

Kristin, F. (2016). Analisis model pembelajaran discovery learning dalam


meningkatkan hasil belajar siswa SD. Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa:
Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, 2(1), 90-98.

Marsila, W., Connie, C., & Swistoro, E. (2019). Upaya Peningkatan Motivasi Belajar
Dan Hasil Belajar Fisika Melalui Penggunaan Model Discovery Learning
Berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik. Jurnal Kumparan Fisika, 2(1 April),
1-8.

Nurmiati, B. (2020). Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik dengan
Mengoptimalkan Penerapan Model Discovery Learning di SD Negeri 2
Cakranegara. Jurnal Paedagogy, 6(1), 1-7.

Pambudi, B., Efendi, R. B., Novianti, L. A., Novitasari, D., & Ngazizah, N. (2019).
Pengembangan alat peraga IPA dari barang bekas untuk meningkatkan
motivasi belajar dan pemahaman siswa sekolah dasar. Indonesian Journal of
Primary Education, 2(2), 28-33.
Patandung, Y. (2017). Pengaruh model discovery learning terhadap peningkatan
motivasi belajar IPA Siswa. Journal of Educational Science and
Technology, 3(1), 9-17.

RATNASARI, P. A. (2021). ANALISIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
SD (Studi Literatur) (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).

Setianingrum, S., & Wardani, N. S. (2018). Upaya Peningkatan Hasil Belajar


Tematik Melalui Discovery Learning Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar, 9(2), 149-158.

Subagio, L., Karnasih, I., & Irvan, I. (2021). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Dengan Menerapkan Model Discovery-Learning dan Problem-Based-
Learning Berbantuan Geogebra. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 6(2),
15-26.

Susmiati, E. (2020). Meningkatkan motivasi belajar bahasa indonesia melalui


penerapan model discovery learning dan media video dalam kondisi pandemi
covid-19 bagi siswa SMPN 2 Gangga. Jurnal Paedagogy, 7(3), 210-215.

Anda mungkin juga menyukai