Anda di halaman 1dari 19

Upaya Penanggulangan Kenakalan di Sekolah dengan Program Nyantren ala Jamaah Tabligh (Studi Kasus di SMK Ar Rahmah Cianjur)

PROPOSAL TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna melanjutkan penelitian dalam rangka penyusunan Tesis Program Studi Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam : Pendidikan Agama Islam

Oleh : Adi Firdaus Nurmawan 20010010041

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG 2012

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam sangat erat sekali kaitannya dengan pendidikan pada umumnya. Pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan siswa terhadap Allah SWT. Tujuan pendidikan Islam yang sejalan dengan misi Islam yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlakul karimah. Adapun tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi. Tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang dilakukan melalui proses pembinaan secara bertahap. Faktor kemuliaan akhlak dalam pendidikan Islam di nilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan di akherat. Kehidupan manusia melalui beberapa tahap perkembangan di antaranya yaitu masa remaja. Remaja adalah bagian umur yang sangat banyak mengalami kesukaran dalam hidup manusia di mana remaja masih memiliki kejiwaan yang labil dan justru kelabilan jiwa ini mengganggu ketertiban yang merupakan tindakan kenakalan. Dalam perkembangan hidupnya remaja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu intern dan ekstern. Faktor intern berasal dari individu itu sendiri sedangkan faktor ekstern berasal dari luar individu. Kedua faktor tersebut yang kemudian akan membentuk kepribadian remaja. Remaja sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Masa remaja merupakan masa pancaroba, pada masa transisi dari kanak-kanak menjadi dewasa ini ditandai dengan emosi yang labil dan berusaha untuk menujukkan identitas diri.

Ciri-ciri keanakan (Purwanto. Ngalim, 2002:15) antara lain: Mencari bentuk Tidak mempunyai ketetapan Tidak ada kemerdekaan Terlihat mudah berubah Lemah Memerlukan bantuan Sangat mudah terpengaruh (belum mempunyai keyakinan yang tetap)

Melihat dari gejala diatas bimbingan dan perhatian orang tua sangat diperlukan agar remaja tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Pendidikan agama yang baik dalam keluarga adalah salah satu contoh perhatian orang tua terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang bermoral. Pendidikan Agama tidak hanya diperlukan di lingkungan keluarga akan tetapi diperlukan juga Pendidikan Agama yang baik di lingkungan Sekolah. Pada kenyataannya usaha dan kreativitas Sekolah sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu pendidikan, disertai dengan adanya motivasi dari seorang guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini di SMK Ar-Rahmah Cianjur terdapat satu program khusus yang dijalankan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam Agama Islam yaitu ikut nyantren bersama Jamaah Tabligh. Berdasarkan uraian diatas itulah penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang tujuan, proses program nyanten bersama Jamaah Tabligh ini dan ingin mengukur efektivitasnya dalam mengurangi kenakalan di Sekolah, untuk itu penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul Upaya Penanggulangan Kenakalan di Sekolah dengan Program Nyantren ala Jamaah Tabligh

B.

Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan

dalam penelitian ini adalah : 1. Apa bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK Ar-Rahmah Cianjur ? 2. Apa dan Bagaimana program nyatren ala Jamaah Tabligh? 3. Seberapa besar pengaruh nyatren ala Jamaah Tabligh dalam mengurangi kenakalan di Sekolah?

C.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian di dalam penelitian ini merupakan target yang akan

dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala sesuatu yang diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu sesuai dengan permasalahannya. Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK Ar-Rahmah Cianjur ? 2. Untuk mengetahui apa dan bagaimana program nyatren ala Jamaah Tabligh? 3. Untuk mengetahui pengaruh nyatren ala Jamaah Tabligh dalam mengurangi kenakalan di Sekolah? D. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai sumbangan dalam bentuk informasi kepada SMK Ar-Rahmah Cianjur 2. Dapat membantu mengatasi masalah dalam masyarakat ketika sewaktuwaktu ada permasalahan yang berhubungan dengan kenakalan remaja 3. Adanya tanggung jawab moral bagi keluarga, sekolah dan masyarakat dalam menyiapkan generasi muda sebagai penerus cita-cita bangsa dan agama.

E.

Batasan Penelitian Batasan dari penelitian ini dikelompokkan, sebagai berikut: 1. Tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK Ar-Rahmah Cianjur 2. Tentang program nyantren ala Jamah Tabligh

F.

Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu Noor Amirudin (2010) dalam penelitiannya Upaya Guru Pendidikan

Agama Islam Dalam Menangani Kenakalan Siswa Pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa bentuk-bentuk kenakalan siswa adalah: (1) bentuk-bentuk kenakalan siswa yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja yang masih dalam taraf pelanggaran ringan, contoh: memasukkan cabe ke dalam makanan serabi. (2) bentuk-bentuk kenakalan siswa yang dilakukan dengan sengaja yang masuk dalam taraf pelanggaran berat, contoh: minta uang terhadap adik kelas secara paksa sambil mengancam. Adapun upaya guru pendidikan agama Islam dalam menangani kenakalan siswa adalah: (1) Upaya pencegahan kenakalan siswa (upaya preventif), yaitu: menghilangkan gejala-gejala, menceritakan tokoh idola, menerapkan konsekuensi atau peraturan dengan prosedur yang jelas, dan mengisi waktu kosong dengan baik. (2) Upaya penanganan kenakalan siswa (upaya kuratif), yaitu: membaca Istigfar, menyikapi penyebab dan jenis kenakalan, menasihati, memberi peringatan dan pemahaman, isyarat nonverbal, membetulkan kenakalan dan memuji siswa lain yang tidak Nurul Annisa (2010) dalam penelitiannya Strategi Guru pendidikan agama islam Dalam menanggulangi kenakalan remaja (studi kasus di smp negeri 1 pungging mojokerto).Dari hasil penelitian yang penulis lakukan akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Bentuk-bentuk kenakalan: Membolos sekolah, tidak mengikuti pelajaran, berkelahi, rambut gondrong/ di cat, merokok di sekolah, berkata jorok/mengumpat, melanggar tata

tertib sekolah, mencoret-coret dinding sekolah dengan kata-kata yang jorok/tidak sopan, membawa HP, membawa ular di sekolah. Kedua, Strategi guru pendidikan agama Islam di antaranya: Strategi preventif (pencegahan): Mengaktifkan kegiatan keagamaan di sekolah yaitu: a) Peringatan hari besar Islam yang diisi dengan kegiatan Shalat bersama, pengajian. b) Pondok Ramadhan. c) Pengajian rutin melalui khotbah shalat Jumat yang dilaksanakan di sekolah. d) Shalat dzuhur berjamaah di sekolah. Strategi represif (menekan), berasal dari peraturan sekolah yaitu dengan menerapkan system score yang jika kenakalan tersebut sudah dalam score yang besar maka akan dipanggil orang tuanya, tidak ada upaya tertentu dari guru pendidikan agama Islam. Strategi kuratif (penyembuhan): Memberikan nasehatnasehat secara langsung, pengarahan tentang tata cara berakhlak yang baik, yang semua itu dilakukan dengan menggunakan pendekatan keagamaan. Siti Nur Ainiyah (2010) Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Di SMK Tekstil Pandaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (Field Reseach) yaitu penelitian langsung dilakukan di lapangan atau responden. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun untuk menganalisa data melalui cara Presistent Observation (Ketekunan pengamatan), Triangulasi (sebagai pembanding terhadap data itu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan upaya guru pendidikan agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di SMK TEKSTIL Pandaan ini adalah membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang dipakai dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Pelaksanaan upaya guru pendidikan agama Islam dalam mencegah

penyalahgunaan narkoba sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh guru pendidikan Islam yang ada, hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam

sekolah ini guru pendidikan agama Islam sangat peduli terhadap kondisi yang sangat memprihatinkan yaitu peredaran narkoba pada peserta didik. Upaya guru pendidikan agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba meliputi dua bentuk yaitu, upaya melalui pembelajaran di dalam kelas (Intrakurikuler) dengan menunjukkan dalil tentang diharamkannya minuman keras (narkoba) sebagai keyakinan bahwa sudah jelas perbuatan tersebut dikharamkan yang sudah jelas tercantum di dalam Al-Quran dan menghindari perilaku tercela terutama panyalahgunaan narkoba, sedangkan melalui pengembangan pembelajaran di luar kelas (Ekstrakurikuler) yaitu dengan mengadakan razia dan seminar narkoba setiap bulan serta mengadakan pondok Romadhon tujuannya untuk menambah ketebalan iman dan menumbuh kembangkan akhlak mulia pada siswa agar terhindar dari perbuatan tercela terutama penyalahgunaan narkoba.

Pengertian Guru Agama Islam Pengertian guru agama islam secara ethimologi (harfiah) ialah dalam literatur kependidikan islam seorang guru biasa disebut sebagai ustadz, mualim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan muaddib, yang artinya orang memberikan ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik. M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Praktis Dan Teoritis menjelaskan guru adalah orang yang telah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada yang tertentu atau kepada seseorang/kelompok orang. Dengan begitu pengertian guru agama islam, adalah seorang pendidik yang mengajarkan ajaran islam dan membimbing anak didik kearah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Peran Guru Agama Islam Pada dasarnya peranan guru agama islam dan guru umum itu sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih banyak memahami dan mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Akan tetapi peranan guru agama islam selain berusaha memindahkan ilmu (Transfer of knowledge), ia juga harus menanamkan nilai-nilai agama islam kepada anak didiknya agar mereka bisa mengaitkan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan. Pengertian Remaja Batas Usia Remaja Menurut Kartono (1990), dibagi tiga yaitu : 1. Remaja Awal (12-15 Tahun) Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa. 2. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun) Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya. 3. Remaja Akhir (18-21 Tahun) Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan

hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.

Masa remaja Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 15 tahun = masa remaja awal, 15 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan

Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 12 tahun, masa remaja awal 12 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 21 tahun (Deswita, 2006: 192)

Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial akan dipaparkan di bawah ini:

Transisi Biologis Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 52).

Selanjutnya, Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung Hartono, 2002: 79) menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu; perertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang, tumbuh payudara.Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap

tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak.

Sedangkan pada anak laki-laki peubahan yang terjadi

antara lain;

pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus diwajaah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu dada.

Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002: 94

2. Transisi Kognitif Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam.

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan

10

karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.

Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja

3. Transisi Sosial Santrock (2003: 24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John Flavell (dalam Santrock, 2003: 125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka.

Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masing sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun lain jenis (dalam Rita Eka Izzaty dkk, (2008: 139). Berikut ini akan dijelaskan mengenai hubungan remaja dengan teman sebaya dan orang tua:

1)

Hubungan dengan Teman Sebaya

11

Menurut Santrock (2003: 219) teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan (dalam Santrock, 2003: 220) mengemukakan bahwa anakanak dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa teman memainkan peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja. Mengenai kesejahteraan, dia menyatakan bahwa semua orang memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih saying (ikatan yang aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, keakraban, dan hubungan seksual. Ada beberapa beberapa strategi yang tepat untuk mencari teman menurut Santrock (2003: 206) yaitu : a. Menciptakan interaksi sosial yang baik dari mulai menanyakan nama, usia, dan aktivitas favorit. b. Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian. c. Tingkah laku yang prososial seperti jujur, murah hati dan mau bekerja sama. d. Menghargai diri sendiri dan orang lain. e. Menyediakan dukungan sosial seperti memberikan pertolongan, nasihat, duduk berdekatan, berada dalam kelompok yang sama dan menguatkan satu sama lain dengan memberikan pujian. Ada beberapa dampak apabila terjadi penolakan pada teman sebaya. Menurut Hurlock (2000: 307) dampak negatif dari penolakan tersebut adalah : a. b. c. Akan merasa kesepian karena kebutuhan social mereka tidak terpenuhi. Anak merasa tidak bahagia dan tidak aman. Anak mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan penyimpangan kepribadian.

12

d.

Kurang mmemiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi.

e.

Akan merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki teman sebaya mereka.

f.

Sering mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini akan meningkatkan penolakan kelompok terhadap mereka semakin memperkecil peluang mereka untuk mempelajari berbagai keterampilan sosial.

g.

Akan hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi social terhadap mereka, dan ini akan menyebabkan mereka cemas, takut, dan sangat peka.

h.

Sering melakukan penyesuaian diri secara berlebihan, dengan harapan akan meningkatkan penerimaan sosial mereka.

Sementara itu, Hurlock (2000: 298) menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat yang diperoleh jika seorang anak dapat diterima dengan baik. Manfaat tersebut yaitu: a) b) Merasa senang dan aman. Mengembangkan konsep diri menyenangkan karena orang lain mengakui mereka. c) Memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola prilaku yang diterima secara sosial dan keterampilan sosial yang membantu kesinambungan mereka dalam situasi sosial. d) Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian meraka ke luar dan untuk menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri mereka. e) Menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial.

13

2)

Hubungan dengan Orang Tua Menurut Steinberg (dalam Santrock, 2002: 42) mengemukakan bahwa

masa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealism dan penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak rang tua dan remaja. Collins (dalam Santrock, 2002: 42) menyimpulkan bahwa banyak orang tua melihat remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang yang tidak mau menurut, melawan, dan menantang standar-standar orang tua. Bila ini terjadi, orang tua cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan member lebih banyak tekanan kepada remaja agar mentaati standarstandar orang tua.

Dari uraian tersebut, ada baiknya jika kita dapat mengurangi konflik yang terjadi dengan orang tua dan remaja. Berikut ada beberapa strategi yang diberikan oleh Santrock, (2002: 24) yaitu : 1) menetapkan aturan-aturan dasar bagi pemecahan konflik. 2) Mencoba mencapai suatu pemahaman timbale balik. 3) Mencoba melakukan corah pendapat (brainstorming). 4) Mencoba bersepakat tentang satu atau lebih pemecahan masalah. 5) Menulis kesepakatan. 6) Menetapkan waktu bagi suatu tindak lanjut untuk melihat kemajuan yang telah dicapai. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa proses perkembangan remaja meliputi masa transisi biologis yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik. Transisi kognitif yaitu perkembangan kognitif remaja pada lingkungan sosial dan juga proses sosioemosional dan yang terakhir adalah masa transisi sosial yang meliputi hubungan dengan orang tua, teman sebaya, serta masyarakat sekitar.

14

Kenakalan Siswa Pengertian Kenakalan Siswa Dalam Kamus Besar Indonesia, nakal adalah suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dsb, terutama bagi anak-anak) (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998: 681). maka yang dimaksud dengan kenakalan siswa adalah tingkah laku atau perbuatan siswa yang dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan, yang merugikan dirinya sendiri atau orang lain, dan melanggar nilai-nilai moral maupun nilai-nilai sosial. G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu. (umar, 2000:33) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan, proses program nyatren ala Jamaah Tabligh yang ada di SMK Ar-Rahmah Cianjur. 2. Metode Pengumpulan Data a. Data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseroan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner b. Data sekunder adalah hasil pengumpulan oleh orang lain yang dengan maksud tersendiri dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut keperluan mereka (Nasution, 2000: 143) 3. Populasi Penelitian selalu berhubungan dengan sumber data yang disebut populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota 15

sampel, sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari populasi (Umar, 2000:77) Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa SMK Ar-Rahmah. 4. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini pengambilan data dengan menggunakan beberapa metode yaitu: 1. Wawancara atau interview adalah suat bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan (Nasution, 2000:113). yang bertujuan memperoleh informasi. Metode ini ditempuh dengan tujuan

mengumpulkan data-data yang tidak tertulis. 2. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan (Nasution:2000:106) 5. Analisis Data Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Analisis Data Kualitatif menurut Seiddel dalam Lexy J. Moleong prosesnya berjalan sebagai berikut (Nurul Annisa,2010): 1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. 2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya. 3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari daan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

16

H.

Sistimatika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I

Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II Tinjauan Pustaka, meliputi Kajian teoritis, Penelitian terdahulu BAB III Objek Penelitian/Metodologi Penelitian BAB IV Analisis dan Hasil Penelitian BAB VI Penutup, meliputi: Kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

17

DAFTAR PUSTAKA Nasution, (2000), Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta. PT Bumi Aksara Moleong, Lexy J. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Umar, Husein, 2000, Metode Penelitian Untik Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada Ngalim, Purwanto, Drs, MP, 2002, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Noor Amirudin (2010) dalam penelitiannya Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menangani Kenakalan Siswa Pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/9107/2/G000080161.pdf Nurul Annisa (2010) dalam penelitiannya Strategi Guru pendidikan agama islam Dalam menanggulangi kenakalan remaja (studi kasus di smp negeri 1 pungging mojokerto). http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/06110023.pdf Siti Nur Ainiyah (2010) Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Di SMK Tekstil Pandaan http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/06110045.pdf Batasa Usia Remaja, (2011), http://belajarpsikologi.com/batasan-usia-remaja/ diakses 27/05/2011 10:54:49 Pengertian Remaja (2011), http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/

diakses 27/05/2011 11:02:22 http://id.wikipedia.org/wiki/Jamaah_Tabligh

18

Anda mungkin juga menyukai