Pelaksanaan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat dimulai sejak
diterimanya usulan kegiatan KPM di Desa Plancungan oleh kepala desa dan masyarakat. Pemahaman tentang kewirausahaan bagi masyarakat Desa Plancungan sangatlah kurang beriringan dengan masih rendahnya semangat dari para pelaku UMKM. Setelah dilakukanya kegiatan berupa pendampingan produk UMKM, Seperti pengrajin gerabah, pengrajin tas anyam, dan jamu bubuk instan pada kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat ini, diharapkan para Pelaku UMKM dapat memiliki semangat untuk berinovasi agar perekonomian di desa tetap stabil bahkan meningkat. Oleh karena itu, metode pendampingan UMKM yang ada di desa, diawali dengan memperkenalkan produk UMKM pada bazar dan juga media jual beli online Shopee guna mengembangkan inonvasi penjualan UMKM yang ada di Desa Plancungan.
Dalam pengembangannya, setidaknya terdapat 2 faktor yang
menjadi pendukung dari inovasi baru dalam penjualan UMKM Masyarakat di Desa Plancungan ini. Faktor pertama ialah dengan digunakannya media penjualan berbasis online yakni Shopee, hasil produk UMKM dari masyarakat dapat dipublikasikan secara luas. Selain akan di ketahui masyarakat luas baik dari masyarakat lokal dan luar kota, penggunaan media penjualan online juga akan memudahkan masyarakat dalam pembelian produk yang dimiliki oleh pelaku UMKM desa plancungan untuk mereka konsumsi atau gunakan. Faktor kedua yakni pengenalan produk UMKM melalui kegiatan Bazar UMKM oleh pemerintah kabupaten yang di maksudkan untuk mengenalkan serta memasarkan produk yang dimiliki oleh masyarakat kepada khalayak luas sekaligus juga menunjang UMKM yang ada di desa-desa terutama di Desa Plancungan. Melihat realita yang ada di atas, tim pengabdi mempertimbangkan terkait cara untuk dapat mengembangakan UMKM yang telah ada di Desa Plancungan yakni kerajinan tangan gerabah, kerajinan tangan tas anyaman dan jamu bubuk instan. Dari kedua faktor yang telah di pertimbangkan, mahasiswa KPM memilah dan memilih produk yang dapat dipasarkan dengan lebih mudah dengan hasil yang signifikan, dari ketiga produk UMKM yang ada mahasiswa KPM memilih Jamu Bubuk Instan sebagai target dari Program Inti. Program Kerja yang dilakukan mahasiswa KPM meliputi proses pembuatan, pengemasan hingga pemasaran produk. Dengan berdasarkan metode ABCD, hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi produk ini adalah pada aspek pemasaran atau branding. Mahasiswa KPM berencana melakukan kegiatan inovasi UMKM dengan mendaftarkan pelaku UMKM menggunakan media penjualan online berupa Shopee, sekaligus mengenalkan produk UMKM di desa Plancungan melalui kegiatan Bazar UMKM yang berada di alun- alun kota Ponorogo.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini selanjutnya dapat
dilihat dan dianalisa dari beberapa komponen yang di jelaskan di bawah ini.
Pembuatan Jamu Bubuk Instan
Pelaksanaan Program ini dimulai pada tanggal 1 Agustus
bertempat di rumah Ibu Indy selaku Produsen Jamu Bubuk Instan. Langkah pertama yang dilakukan oleh mahasiswa KPM adalah dengan mengetahui sekaligus menganalisa proses pembuatan Jamu Bubuk Instan. Terutama agar mengetahui kesiapan alat dan bahan dari produsen. Produsen utama dari Jamu Bubuk Instan ini adalah Ibu Indy salah satu warga Desa Plancungan. Ibu Indy memulai UMKM ini setelah mencari tahu mengenai pembuatan jamu dari temannya di desa lainnya. Mengetahui hal tersebut, Ibu Indy ingin di desa Plancungan juga dapat membuka lahan baru untuk membuat Jamu. Ibu Indy juga melakukan inovasi dari pembuatan jamunya yang biasanya dijual secara cair dengan kemasan botol, beliau kembangkan menjadi jamu bubuk yang lebih efisien dan tahan lama.
Dalam Proses pembuatan Jamu Bubuk Instan, dibutuhkan berbagai
alat dan bahan. Bahan yang digunakan berasal dari bahan-bahan lokal, antara lain Jahe, Kunir,
Bazar UMKM
1. Tahap Persiapan Kegiatan Bazar UMKM
1) Pendaftaran Tahapan ini berada pada awal kegiatan yang dimana mahasiswa KPM dan pelaku UMKM mempersiapkan syarat pendaftaran seperti identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk dan juga identitas produk usaha dari UMKM. Proses pendaftaran produk di lakukan oleh mahasiswa KPM dan pelaku usaha UMKM dengan didampingi oleh panitia bazar. Pendaftaran produk yang akan di bazarkan dilakukan dengan pendampingan secara intensif oleh mahasiswa KPM. 2) Perlengkapan Perlengkapan yang dibutuhkan oleh pelaku UMKM dalam kegiatan bazar ini antara lain, meja sebagai alat untuk menempatkan dan memajang produk yang akan di bazarkan, kursi yang akan digunakan untuk tempat duduk konsumen dan juga tikar untuk tempat beristirahat produsen dan juga pendamping produsen yakni mahasiswa KPM. Selain itu, dibutuhkan juga alat transportasi berupa mobil untuk membawa hasil produk dari Desa Plancungan menuju tempat bazar. 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Bazar UMKM Kegiatan Bazar UMKM ini dilaksankan pada pukul 16.00 sampai pukul 21.00. Mahasiswa KPM beserta pelaku usaha menjadwalkan kegiatan bazar ini agar kegiatan bazar berjalan secara efektif. Pada pukul 16.00 sampai pukul 17.00, mahasiswa KPM mulai membersihkan, mempersiapkan tempat, serta menata produk untuk bazar. Selanjutnya, pukul 17.00 sampai pukul 21.00 mahasiswa KPM akan fokus pada pemasaran dan penjualan bazar. Mahasiswa KPM melakukan pengenalan produk dengan memperkenalkan produk yang di bazarkan meliputi gerabah, jamu bubuk instan dan tas anyaman. Mahasiswa KPM juga terlibat dalam pemasaran produk yang meliputi menawarkan produk untuk konsumen serta menjelaskan produk yang di jual kepada khalayak umum di area bazar. Pada akhir kegiatan, mahasiswa KPM bersama pelaku UMKM akan menghitung penjualan setiap hari.
3. Hasil Penjualan Produk pada Kegiatan Bazar UMKM
Kegiatan Bazar yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Ponorogo diadakan pada tanggal 9-18 Juli 2023. Kegiatan ini berlangsung selama sepuluh hari dengan rata-rata penjualan Jamu Serbu Instan yakni 9-10 produk terjual setiap hari, sedangkan untuk gerabah rata-rata terjual 3-4 produk perhari, kemudian untuk tas anyam rata-rata terjual 2-3 produk perhari. Dengan melihat presentase penjualan produk yang di promosikan oleh pelaku UMKM Desa Plancungan bersama mahasiswa KPM selama kegiatan bazar, Dapat dipastikan bahwa produk UMKM yang terdapat di Desa Plancungan akan lebih di kenal oleh masyarakat umum secara luas, bukan hanya di wilayah internal Ponorogo tetapi juga akan merambat sampai wilayah luar Ponorogo. 4. Branding dan Digital Marketing Produk UMKM menggunakan Media Online “Shopee”
Promosi dan penjualan produk adalah hal yang sangat esensial
pada proses berjalannya UMKM. Kebutuhan masyarakat, minat masyarakat, dan ketertarikan masyarakat sangatlah bergantung pada metode pemasaran yang digunakan. Pada program kerja mahasiswa KPM kali ini, pemasaran dengan menggunakan event Bazar sangatlah kurang dalam menjamin keberlangsungan usaha, disamping event yang hanya berjalan dalam waktu singkat, minat dan wilayah pemasarannya pun sangat terbatas. Pemasaran secara online, sebenarnya dapat dilakukan menggunakan sosial media seperti Instagram dan Facebook, namun berdasarkan pengalaman dan hasil yang diperoleh dari UMKM, menunjukkan bahwa hal tersebut masih kurang efektif, bahkan lambat laun mulai menurun. Hal ini dikarenakan, sosial media yang terbilang cukup sulit untuk dikelola karena dibutuhkan waktu yang banyak untuk selalu mem-post promosi produk agar tetap up-to-date, dan perubahan trend di sosial media yang begitu pesat. Menanggapi keluhan dari pelaku UMKM tersebut, mahasiswa KPM mulai memikirkan solusi baru untuk mempromosikan sekaligus membuka tempat penjualan baru yang lebih mudah dikelola berupa media digital “Shopee”. Media digital tersebut dipilih sebagai media inovasi kami karena disamping mudah dalam pengoperasian, juga karena menjadi salah satu brand toko online nomor satu di Indonesia.
5. Pelatihan dan penguasaan media penjualan digital online “Shopee”