Anda di halaman 1dari 3

1.

Branding UMKM Program ini memiliki teknis mempromosikan UMKM


melalui sosial media dan melakukan penyuluhan mengenai pemasaran
yang dilakukan secara digital. Tujuan dari program ini adalah untuk
membantu UMKM desa yang sekiranya masih mengalami kendala dalam
hal pemasaran.
2. Membuat semacam banner yang akan diletakkan didepan cafe guna

membuat pelanggan ertaik akan desainnya.


3. Membuat sosmed untuk umkm di desa Panggoi

Pada masa pandemi seperti ini tentunya harus banyak-banyak berada di rumah dan

menerapkan protokol kesehatan, hal ini tentu saja membuat para UMKM menjadi

sulit dalam mengembangkan usahanya karena nyatanya masih banyak UMKM yang

bergantung pada berjualan secara langsung baik itu di pasar maupun berkeliling, hal

itu yang membuat pendapatan dari UMKM ini menjadi menurun. Seperti yang di

alami oleh UMKM getuk Bu Supat ini, Bu Supat adalah seorang ibu rumah tangga

sekaligus pemilik dari usaha getuk  yang berada di desa Simo Rukun, Mojokerto. Bu

Supat memulai usahanya sejak 2015 sampai sekarang. Selama ini  dalam

memasarkan jajanannya Bu Supat hanya mengandalkan berjualan secara langsung

seperti berkeliling dipasar, menawarkan ke toko-toko, dan menawarkannya di

tetangga sekitar saja. Selain memiliki resiko yang besar dalam penyebaran virus

Covid-19 atau corona beliau juga mengalami penurunan pemasukan akibat

pembatasan jarak ini.

Ini yang membuat Inez peserta KKN Pencerahan mandiri dari UMSIDA tergerak

untuk memotivasi serta mengajarkan bagaimana cara melakuakan digital marketing

pada pelaku UMKM getuk Bu Supat. Diharapkan UMKM dapat mengembangkan


pasarnya menjadi jauh lebi luas dan bisa membantu peningkatan pendapatan dimasa

pandemi ini.

Dalam pelaksanaan pendampingan UMKM ini dilaksanakan kurang lebih dua bulan

terhitung mulai dari 15 Febuari sampai dengan 7 April 2021. Program pelaksanaan ini

dilakukan dua minggu sekali karena menyesuaikan dengan jadwal dari pihak UMKM

sendiri.

Materi yang diberikan kepada pelaku UMKM disampaikan seringkas-ringkasnya

sehingga UMKM dapat dengan mudah mengerti dan memahami serta mampu

mengaplikasikan secara langsung dengan apa yang telah di ajarkan.

Pelaku UMKM diberikan pelatian terkait memanfaatkan media sosial sebagai peluang

usaha dan sebagai media pemasaran untuk produk mereka. Tidak hanya itu pelaku

UMKM juga dilatih untuk bagaimana memaksimalkan media sosial dalam

pengembangan bisnis.

Dalam pengembangan UMKM di mulai dengan pembuatan desain logo yang

sebelumnya belum ada logo sendiri sangat penting karena logo adalah identitas atau

pun penanda dari UMKM agar bisa dibedakan dan mudah dikenali oleh konsumen,

setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan desain banner, brosur, dan desain

packaging. Bukan hanya itu saja, Inez juga melakukan hunting produk dengan

menggunakan mini studio yang di buat sendiri yang berguna sebagai bahan untuk

posting di media sosial dan juga agar produk terlihat lebih menarik sehingga dapat

bersaing dengan UMKM diluar sana.

Setelah pembuatan materi untuk posting di media sosial dilanjutkan dengan

pembuatan akun Instagram bisnis sebagai pengembangan UMKM dan untuk

memperluas pasar. Dalam menarik konsumen dilakukanya penataan feed Instagram

yang unik dan menarik dengan meadukan warna tone yang seragam pada postingan

sehingga konsumen betah berlama-lama dalam akun tersebut, juga ditambahkanya


beberapa informasi sehingga memudahkan konsumen dalam mencaritau baik itu

tentang harga maupun menu yang tersedia.

Pendampingan pada UMKM yang dilakukan mendapatkan respon positif dari pelaku

UMKM. Bu Supat selaku pemilik UMKM merasa sangat terbantu dengan adanya

mahasiswa dari UMSIDA mau mengajarkan bagaimana memanfaatkan digital

marketing UMKM miliknya.

“Saya merasa sangat terbantu dengan adanya program yang di ajarkan, menurut

saya program tersebut membantu mempermudah saya dalam memasarkan produk

yang saya punya. Dalam penjelasannya tidak hanya memberikan teori saja tetapi

juga memberikan contoh secara langsung sehingga saya dengan mudah memahami

apa itu digital marketing,” ujar Bu Supat.

Anda mungkin juga menyukai