Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEKNIK PELAKSANAAN EVALUASI


DAN LAPORAN HASIL EVALUASI PEMBELAJARANA

Dosen Pengampu:
Wiwin Arbaini Wahyu Ningsih, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kintana (19591118)
Kurnia Ilahi (19591119)
Khusnul Khotimah (19591117)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
2020/2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………..................................


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ………………………………………................................
BAB II PEMBAHASAN .............................……………………………………….
1. Pelaksananan Evalusi
a. Pelaksanaan tes tertulis
b. ………………………………………...........................................................................
c. Pelaksanaan tes perbuatan ………………………………………..............................
a. ………………………………………...........................................................................
b. Manfaat laporan hasil evaluasi
 Laporan untuk sisa dan guru ………………………………………................
 Laporan untuk sekolah
 …………………………………....................................................................
c. ……………………………………….…………………………………………….

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN……………………………………….……………………
B. SARAN ……………………………………….……………………………

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikanrahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “ Teknik Pelaksanaan Evaluasi Dan Laporan Hasil Evaluasi
Pembelajaran”.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantudalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat
banyakkekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelengkapan
danketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak agar selanjutnya dapat ditingkatkan dan disempurnakan.Demikian makalah ini
disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagaiacuan untuk makalah-
makalah selanjutnya

Curup 2 Desember 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai
bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian
atau evaluasi. Evaluasi yang merupakan suatu kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan
yang direncanakan telah dikuasai atau telah dicapai oleh objek evaluasi setelah melalui
suatu proses atau pengalaman. Penilaian atau evaluasi dilakukan oleh semua orang baik
di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di lingkungan sekolah pada khususnya.
Setiap guru yang mengajar dapat dipastikan melaksanakan kegiatan penilaian atau
evaluasi. Dengan kata lain tidak seorang pun guru yang tidak melaksanakan kegiatan
penilaian terhadap hasil belajar peserta didiknya. Hal itu dikarenakan menilai hasil
belajar peserta didik merupakan bagian integral dari aktivitas pengajaran. Penilaian
mungkin dilakukan oleh guru sebelum memulai aktivitas mengajar (pre-test) untuk
melihat atau mengetahui kemampuan awal peserta didik sehingga guru bisa
menyesuaikan metode atau strategi yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar, maupun
dilakukan pada saat proses belajar mengajar dan akhir kegiatan tersebut. Dalam penilaian
proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu
pemilihan alat penilaian, penyusunan butir soal, pengolahan dan interpretasi data hasil
penilaian, analisis butir soal, serta pemanfaatan data hasil penilaian. Mengajar sebaiknya
dimulai dari hasil penilaian sebelumnya, artinya guru harus memanfaatkan hasil penilaian
untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki
kekurangan demi kemajuan hasil belajar peserta didik.
Pelaporan (reporting) hasil asesmen sendiri juga merupakan salah satu bagian
penting dari proses asesmen terkait dengan upaya proses menginformasikan kepada pihak
lain yang berkepentingan mengenai pembelajaran yang telah terjadi atau dilakukan.
Pelaporan itu bisa formatif, yakni ketika pelaporan memberikan informasi mengenai
pembelajaran yang dapat dikembangkan melalui proses belajar mengajar yang akan
dilakukan, atau bisa juga sumatif, ketika pelaporan memberikan informasi mengenai
belajar peserta didik pada saat tertentu. Oleh karena itulah pelaporan hasil belajar peserta
didik bisa dilakukan setiap akhir semester, tiap tengah semester, bulanan, mingguan atau
harian. Sementara itu pelaporan bisa dilakukan oleh guru bidang studi, guru wali kelas,
dan kepala sekolah.
Setelah adanya pelaporan maka hasil penilaian tersebut dapat dimanfaatkan oleh
semua pihak yang memerlukan data hasil penilaian, seperti sekolah dan orang tua atau
wali peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan pelaporan dan pemanfaatan hasil
penilaian merupakan hal yang dilakukan dari sebuah evaluasi pendidikan. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan dibahas pelaporan dan pemanfaatan hasil penilaian.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Evaluasi
a. Teknik Pelaksanaan Tes Tertulis

Prosedur Pelaksanaan Tes Tertulis Dalam melaksanakan tes tertulis ada beberapa hal
yang perlu mendapat perhatian, yaitu sebagaimana di kemukakan berikut ini.
1 Agar dapat mengerjakan soal tes para peserta tes mendapat ketenangan,
seyogyanya ruang tempat berlangsungnya tes di pilihkan yang jauh dari
keramaian, kebisingan, suara hiruk pikuk dan lalu lalangnya orang.
2 Ruangan tes harus cukup longgar, tidak berdesak-desakan, tempat duduk di atur
dengan jarak tertentu yang memungkinkantercegahnya kerja sama yang tidak
sehat di antara testee.
3 Ruangan tes sebaiknya memiliki sistem pencahayaan dan pertukaran udara yang
baik. Ruangan yang gelap atau remang-remang disamping menyulitkan testee
dalam membaca soal dan menuliskan jawabanya, juga menyulitkan bagi tester
atau pengawas tes dalam menunaikan tugasnya. Ruang tes yang terlalu terang atau
terlalu menyilaukan mata, disamping dapat menimbulkan udara panas juga dapat
menyebabkan testee cepat menjadi letih.
4 Jika dalam ruangan tes tidak tersedia meja tulis atau kursi yang memiliki alas
empat penulis, maka sebelum tes di laksanakan hendaknya sudah disiapkan alat
berupa alas tulis yang terbuat dari triplex, hardboard atau bahan lainya, sehingga
testee tidak harus menuliskan jawaban soal tes yang di letakkan di atas paha
sebagai alas tulisnya.
5 Agar testee dapat memulai mengerjakan soal tes secara bersamaan, hendaknya
lembar soal-soal tes di letakkan secara terbalik, sehingga tidak memungkinkan
bagi testee untuk membaca dan mengerjakan soal lebih awal dari pada teman-
temanya. Dalam hubungan ini testee harus di beri tahu bahwa mereka baru boleh
memulai mengerjakan soal tes setelah tanda waktu bekerja di lakukan.
6 Dalam mengawasi jalanya tes, pengawas hendaknya berlaku wajar.
7 Sebelum berlangsungya tes, hendaknya sudah di tentukan terlebih dahulu sanksi
yang dapat di kenakan kepada testee yang berbuat curang. Sanksi itu dapat berupa
tindakan mengeluarkan testee dari ruangan atau dengan jalan membuat berita
acara tentang terjadinya kecurangan tersebut, atau menuliskan kata “curang” di
atas kertas pekerjaan estee yang berbuat curang itu.
8 Sebagai bukti mengikuti tes, harus di siapkan daftar hadir yang harus di tanda
tangani oleh seluruh peserta tes. Dalam mengedarkan daftar hadir tes itu
hendaknya di usahakan agar tidak mengganggu ketenangan jalanya tes.
9 Jika waktu yang telah di tentukan telah habis, hendaknya testee di minta untuk
menghentikan pekerjaanya dan secepatnya meninggalkan ruangan tes. Tester atau
pengawas tes hendaknya segera mengumpulkan lembar-lembar pekerjaan
(jawaban) tes seraya meneliti, apakah jumlah lembar jawaban tes itu sudah sesuai
dengan jumlah testee yang tercantum dalam daftar hadir tes.
10 Untuk mencegah timbulnya berbagai kesulitan di kemudian hari, pada berita acara
pelaksanaan tes harus di tuliskan secara lengkap, berapa orang estee yang hadir
dan siapa yang tidak hadir, dengan menuliskan identitasnya (nomor urut, nomor
induk, nomor ujian, nama dan sebagainya), dan apabila terjadi penyimpangan-
penyimpangan atau kelainan- kelainan harus di catat dalam berita acara
pelaksanaan ter tersebut.

b. Teknik pelaksanaan tes lisan

Beberapa petunjuk praktis ini kiraya dapat dipergunakan sebagagai pegangan


dalam pelaksanaan tes lisan.
1 Sebelum tes lisan di lakasanakan seyogyanya tester sudah melakukan inventarisasi
sebagai jenis soal yang akan di ajukan kepada testee dalam tes lisan tersebut,
sehingga tes lissan dapat di harapkan memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi
maupun kontruksinya.
2 Setiap butir soal yang telah di tetapkan untuk di ajukan dalam tes lisan itu, juga harus
disiapkan sekaligus pedoman atau ancar- ancar jawaban betulnya. Karena para tester
atau evaluator berasal dari latar belakang kailmuan yang berbeda-beda dengan
berbagai nilai dan pandangan dasar yang berbeda pula. Hal ini di maksudkan agar
tester disamping mempunyai kriteria yang pasti dalam memberikan skor atau nilai
kepada testee atas jawaban yang mereka berikan dalam tes lisan tersebut, juga tidak
akan terpukau atau terkecoh dengan jawaban panjang lebar atau berbelit-belit yang
diberikan oleh testee, yang menurut testee merupakan jawaban betul dan tepat,
padahal menurut kriteria yang di tentukan sesungguhnya sudah menyimpang atau
tidak ada hubunganya dengan soal yang di ajukan kepada testee.
3 Jangan sekali-kali menentukan skor atau nilai hasil tes lisan setelah seluruh testee
menjalani tes lisan. Skor atau nilai hasil tes lisan harus sudah dapat di tentukan di saat
masing-masing testee selesai dites. Hal ini di maksudkan agar bemberian skor atau
nilai hasil tes lisan yang diberikan kepada testee itu tidak di pengaruhi oleh jawaban
yang diberikan oleh testee yang lain.
c. Teknik Pelaksanaan Tes Perbuatan

Tes perbuatan pada umumnya di gunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang
bersifat ketrampilan (psikomotorik), dimana penilaianya dilakukan terhadap proses
penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai oleh testee setelah melaksanakan tugas
tersebut. Karena tes ini bertujuan ingin mengukur keterampilan, maka sebaiknya tes
perbuatan ini di laksanakan secara individual. Hal ini di maksudkan agar masing-masing
individu yang dites akan dapat di amati dan dinilai secara pasti, sejauh mana kemampuan
atau keterampilanya dalam melaksanakan tugas yang diperintahkan kepada masing-
masing individual tersebut.
2. Laporan Hasil Evaluasi Pembelajaran
a. Bentuk Laporan
Perlu diatur sedemikian, sehingga laporan tersebut menarik bagi pembaca, mudah
dibaca, mudah dicari bagian mana yang penting.

Contoh Buku Laporan Pendidikan SD


Lembar 1
Keterangan Murid
1 Nama : …………………………………….
2 No. Induk : …………………………………….
3 Tempat dan Tanggal lahir : …………………………………….
4 Jenis Kelamin : …………………………………….
5 Agama : …………………………………….
6 Anak ke : …………………………………….
7 Status dalam keluarga : …………………………………….
8 Masuk sekolah ini                 : …………………………………….
 Tanggal                                  : …………………………………….
 Di kelas : …………………………………….
  Dari TK/SD                     : …………………………………….

9. Alamat murid                               : …………………………………….


10. Nama orang tua/wali murid         : …………………………………….
11. Alamat orang tua/wali murid       : …………………………………….
12. Pekerjaan orang tua/wali murid   : …………………………………….
13.  Agama                                         : …………………………………….

Pas photo yang bersangkutan ukuran 3 x 4

Kepala Sekolah

(………………..)
Nip.

b. Manfaat Laporan Hasil Evaluasi


1. Laporan Untuk Siswa-Siswi Dan Orang Tua
Laporan ini berisi catatan tentang siswa yang diusahakan selengkap
mungkin, agar dapat memberikan informasi yang lengkap. Laporan kepada siswa
dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa. Catatan ini dapat dibedakan
atas dua cara, yaitu lulus (mencapai standar kompetensi) dan belum lulus (tidak
mencapai standar kompetensi). Prestasi belajar siswa dapat dilihat dalam bentuk
rapor yang diisi pada setiap semester.
Dengan mengetahui hasil yang positif dari perbuatannya, maka
pengetahuan yang diperoleh akan dikuatkan. Dan jika siswa mendapat informasi
yang jawabannya salah, maka lain kali ia tidak akan menjawab seperti itu lagi.
Jadi, dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan jawaban yang diberikan oleh
siswa, akibatnya akan ada konfirmasi dan revisi.

2. Laporan Untuk Sekolah


Laporan yang dibuat guru untuk sekolah adalah lebih lengkap. Pihak sekolah
berkepentingan untuk mengetahui catatan perkembangan siswanya sebagai bahan
menyusun kebijakan oleh sekolah. Guru tidak semata-mata melaporkan prestasi
siswa tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan tidak
hanya bentuk diskripsi tentang siswa.
3. Laporan Untuk Departemen Agama (Depag)

Sekolah berkewajiban membuat laporan kepada pemerintah yang dalam


hal ini diwakili oleh Dinas Pendidikan Tingkat Kabupaten/ Kota. Laporan
tersebut berisi tentang prestasi yang dicapai siswa sebagai akuntabilitas.
Departemen Agama dapat menilai apakah program pembelajaran yang telah
dilaksanakan sekolah mencapai tujuan yang telah ditentukan atau tidak. Sekolah
yang berhasil akan mendapatkan penghargaan, dan apabila gagal, maka sekolah
tersebut perlu dimintai pertanggungjawaban atas kegagalannya dan dapat juga
sekolah tersebut diberi teguran atau sanksi atas kegagalannya.

4. Laporan Untuk Masyarakat

Pada umumnya, laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah


lulusan sekolah. Setiap siswa yang telah lulus membawa bukti bahwa mereka
telah memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. Namun pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh siswanya dari suatu sekolah tidaklah sama. SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.

c. Format Laporan Kurikulum 2013, sebagai berikut :


1 Sikap
Aspek Catatan
Menerima, menjalankan, dan Diisi oleh guru dengan kalimat positif
menghargai ajaran agama yang tentang apa yang menonjol dan apa yang
dianutnya. perlu usaha-usaha pengembangan untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan
pada kelas yang diikutinya.
Menunjukan perilaku jujur, disiplin, Diisi oleh guru dalam kalimat positif
tanggung jawab, santun, peduli, tentang apa yang menonjol dan apa yang
percaya diri dan cinta tanah air. perlu usaha-usaha pengembangan untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan
pada kelas yang diikutinya.

2 Pengetahuan

Aspek Catatan
Mengingat dan memahami Diisi oleh guru dalam kalimat positif
tentang apa yang menonjol terkait
pengetuhuan factual dan koseptual
kemampuan anak dalam tiap muatan
berdasarkan rasa ingin tahu tentang: pelajaran dan apa yang perlu usaha-
usaha pengembangan untuk mencapai
 Dirinya kompetensi yang ditetapkan pada kelas
 Mahluk ciptaan Tuhan dan yang diikutinya
kegiatannya, dan
 Benda-benda lain
disekitarnya

3 Keterampilan

Aspek Catatan
Menyajikan kemampuan Diisi oleh guru dalam kalimat positif
tentang apa yang menonjol terkait
mengamati, menanya dan mencoba
kemampuan anak dalam tiap muatan
dalam: pelajaran dan apa yang perlu usaha-
usaha pengembangan untuk mencapai
 Bahasa yang jelas, logis dan kompetensi yang ditetapkan pada kelas
yang diikutinya
sistematis
 Karya yang estetis
 Gerakan anak sehat, dan
 Tindakananak beriman dan
berakhlak mulia

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perencanaan evaluasi adalah menentukan apa yang akan dilakukan Perencanaan
mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari
tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode, prosedur
tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
Dan Pelaksanaan evaluasi adalah bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi
sesuai dengan perencanaan evaluasi, baik menggunakan tes (tes tertulis, tes lisan dan tes
perbuatan) maupun non-tes. Dalam pelaksanaan tes maupun non-tes tersebut akan
berbeda satu dengan lainnya, Dalam praktek, pelaksaan tes hasil belajar dapat
diselenggarakan secara tertulis, lisan maupun perbuatan.
Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pembelajaran.
Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa
selama mengikuti proses pembelajaran. Salah satu fungsi dari adanya penilaian adalah
untuk mengontrol pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan
perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan
ruang lingkup penilaian hasil belajar peserta didik meliputi kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang
telah ditetapkan.
Hasil penilaian yang dibuat oleh guru pada bidang studi yang diajarkannya tidak
hanya berguna bagi dirinya dan peserta didiknya, tetapi juga harus dimanfaatkan oleh
semua staf sekolah, seperti kepala sekolah, wali kelas, guru pembimbing, dan juga
kepada rekan-rekan guru, serta orang tua/ wali peserta didik dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas


pembelajaran harus didukung oleh peserta didik guru, kepala sekolah, dan orang tua
peserta didik. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil
belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil
belajar peserta didik untuk guru atau sekolah, untuk peserta didik, dan untuk orang tua
peserta didik. Laporan dan pemanfaatan data hasil penilaian mencakup data penilai
proses belajar mengajar dan penilaian hasil belajar peserta didik. Data ini harus
didokumentasikan dengan baik dan teratur agar sewaktu-waktu dapat digunakan
manakala diperlukan oleh pihak sekolah, orang tua, maupun pihak lainnya yang
memerlukan laporan hasil penilaian.
B. Saran

Penulis memberikan sejumlah saran terkait pelaporan dan pemanfaatan hasil


penilaian antara lain:
a. Bagi guru
Sebagai guru kita harus memanfaatkan data hasil penilaian semaksimal
mungkin agar dapat mengakibatkan dampak positif terhadap hasil belajar
peserta didik. Dengan hasil belajar yang baik tentunya kita akan merasa
bangga sebagai pendidik yang mampu menggembleng peserta didik menjadi
individu yang berpengetahuan dan berpandangan baik pula, karena indikator
keberhasilan seorang guru adalah prestasi peserta didiknya.

b. Bagi peserta didik calon guru

Bagi calon guru harus bisa memahami cara pelaporan dan


pemanfaatan data hasil penilaian agar hasil penilaian tersebut dapat
difungsikan untuk kemajuan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan
tempat kita bekerja nantinya.
c. Bagi peserta didik

Sebagai peserta didik kita harus bisa memanfaatkan hasil penilaian


berupa perbaikan kesulitan-kesulitan yang kita hadapai dalam
pembelajaran agar prestasi atau hasil belajar kita senantiasa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. s, Eko putro widoyoko.evaluasi program pembelajaran. Hal 1. Cet 3. 2011
[2] Zainal Arifin. Evaluasi pembelajaran. Hal 87. Cet 2. 2012
[3] Zainal Arifin. Evaluasi pembelajaran. Hal 90. Cet 2. 2012

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, B. 2005. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2010. Evaluasipendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Malang: UIN-Maliki Press (Anggota IKAPI)
Sudjiono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTN Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai