Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNIK PEMERIKSAAN DAN PEMBERIAN SKOR

Disusun Oleh :

Nama kelompok :

1. Alexander delpiro (2001070006)

2. Meri Sitio (2001070010)

3. Angela purba (2001070014)

4. Juliana Manurung (2001070025)

Mata Kuliah : Evaluasi Hasil Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu : Christa Voni Roulina Sinaga, S.Pd.,M. Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANG SIANTAR

TAHUN 2023 /2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya lahkami
dapat menyelesaikan Makalah Evaluasi Pembelajaran tentang” Teknik Pemeriksaan,Pemberian
Skor dan Pengolahan Hasil Tes Hasil Belajar”. Kami menyadari bahwa makalahini masih banyak
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, oleh karena itusaya sangat
mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari pembaca untuk menyempurnakanmakalah ini.

Berkaitan dengan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak yang diterima oleh saya baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidaklupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kamidalam pembuatan
makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Pematang Siantar ,19 juli 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... .

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................

1.3 Tujuan Masalah ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Hasil Belajar ..............................................

2.2 Teknik Pemberian Skor Hasil Tes Hasil Belajar ............................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................

3.2 Saran ................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telah kita ketahui bahwa tes hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai caratergantung
bagaimana strategi dan metode yang diterapkan oleh guru. Adakalanya gurumenyelenggarakan
tes hasil belajars ecara tertulis (tes tertulis), ada juga secara lisan (teslisan) dan ada juga yang
dengan perbuatan (prektek).

Adanya perbedaan penyelenggaraan tes hasil belajar tersebut, sudah barang tentu
menuntutadanya pembedaan pula dalam pemeriksaan hasil-hasilnya (koreksi) dan adanya
pembedaan pula dalam rangka pemberian skor.

Untuk mengolah tes hasil belajar, perlu memperhatikan langkah-langkah dan rumus-rumusyang
telah ditetapkan. Agar skor dan nilai yang diperoleh siswa dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.

1.2 Rumusan Masalah

1.Bagaimana teknik pemeriksaan hasil tes hasil belajar?

2.Bagaimana teknik pemberian skor hasil tes hasil belajar?

1.3 Tujuan Pembahasan

1.Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan hasil tes hasil belajar.

2.Untuk mengetahui bagaimana teknik pemberian skor hasil tes hasil belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dapat diselenggarakan secara tertulis (tes tertulis), secara lisan (teslisan)
dan dengan tes perbuatan. Adanya perbedaan pelaksanaan tes hasil belajar tersebutmenuntut
adanya perbedaan dalam pemeriksaan hasil-hasilnya.

1. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Tertulis

Tes hasil belajar yang diselenggarakan secara tertulis dapat dibedakan menjadi duagolongan,
yaitu: tes hasil belajar (tertulis) bentuk uraian (subjective test = essay test) dan teshasil belajar
(tertulis) bentuk obyektif (objective test). Karena kedua bentuk tes hasil belajaritu memiliki
karakteristik yang berbeda, sudah barang tentu teknik pemeriksaan hasil-hasilnya pun berbeda
pula.

a. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Bentuk

UraianApabila nantinya pengolahan dan penentuan nilai hasil tes uraian itu akan didasarkan pada
standar mutlak (dimana penentuan nilai secara mutlak akan didasarkan pada prestasiindividual),
maka prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut:

1.Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh testee dan membandingkannya dengan pedoman
yang sudah disiapkan.

2.Atas dasar hasil perbandingan tersebut, tester lalu memberikan skor untuk setiap butirsoal dan
menuliskannya di bagian kiri dari jawaban testee tersebut.

3.Menjumlahkan skor-skor yang telah diberikan.

Adapun apabila nantinya pengolahan dan penentuan nilai akan didasarkan pada standar relative
(di mana penentuan nilai akan didasarkan pada prestasi kelompok), maka prosedur
pemeriksaannya adalah sebagai berikut:

1)Memeriksa jawaban atas butir soal nomor 1 yang diberikan oleh seluruh testee,
sehinggadiperoleh gambaran secara umum mengenai keseluruhan jawaban yang ada.
2) Memberikan skor terhadap jawaban soal nomor 1 untuk seluruh testee.

3) Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk soal tes kedua, ketiga, dan seterusnya

4)Setelah jawaban atas seluruh butir soal yang diberikan oleh seluruh testee dapatdiselesaikan,
akhirnya dilakukanlah penjumlahan skor (yang nantinya akan dijadikan bahandalam pengolahan
dan penentuan nilai.

b.Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Bentuk Obyektif

Memeriksa atau mengoreksi jawaban atas soal tes objektif pada umumnya dilakukandengan
untuk mengoreksi jawaban soal tes objektif, yaitu sebagai berikut :

1).Kunci berdampingan ( strip keys )

Kunci jawaban berdamping ini terdiri dari jawaban – jawaban yang benar yang ditulisdalam
satu kolom yang lurus dari atas kebawah, adapun cara menggunakannya adalah denganmeletakan
kunci jawaban tersebut berjajar dengan lembar jawaban yang akan diperiksa, lalucocokkan,
apabila jawaban yang diberikan oleh teste benar maka diberi tanda ( + ) danapabila salah diberi
tanda ( - ).

2)Kunci system karbon ( carbon system key )

Pada kunci jawaban system ini teste diminta membubuhkan tanda silang ( X ) pada salahsatu
jawaban yang mereka anggap benar kemudian kunci jawaban yang telah dibuat olehteste tersebut
diletakan diatas lembar jawaban teste yang sudah ditumpangi karbon kemudiantester
memberikan lingkaran pada setiap jawaban yang benar sehingga ketika diangkat maka,dapat
diketahui apabila jawaban teste yang berada diluar lingkaran berarti salah sedangkanyang berada
didalam adalah benar.

3)Kunci system tusukan ( panprick system key )

Pada dasarnya kunci system tusukan adalah sama dengan kunci system karbon. Letak
perbedaannya ialah pada kunci sistem ini, untuk jawaban yang benar diberi tusukan dengan paku
atau alat penusuk lainnya sementara lembar jawaban testee berada dibawahnya,sehingga tusukan
tadi menembus lembar jawaban yang ada dibawahnya. Jawaban yang benarakan tekena tusukan
dsedangkan yang salah tidak.

4)Kunci berjendela (window key )

Prosedur kunci berjendela ini adalah sebagai berikut :

a.) Ambilah blanko lembar jawaban yang masih kosong

b.) Pilihan jawaban yang benar dilubangi sehingga seolah – olah menyerupai jendela

c.) Lembar jawaban teste diletakan dibawah kunci berjendela

d.)Melalui lubang tersebut kita dapat membuat garis vertical dengan pencil warna sehingga
jawaban yang terkena pencil warna tersebut berarti benar dan sebaliknya.

2. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Lisan

Pemeriksaan yang dilaksanakan dalam rangka menilai jawaban – jawaban testee padates hasil
belajar secara lisan pada umumnya bersifat subjektif, sebab dalam tes lisan itu testertidak
berhadapan dengan lembar jawaban soal yang wujudnya adalah benda mati, melainkan
berhadapan dengan individu atau makhluk hidup yang masing– masing mempunyai ciri dan
karakteristik berbeda sehingga memungkinkan bagi tester untuk bertindak kurang atau bahkan
tidak objektif.

Dalam hal ini, pemeriksaan terhadap jawaban testee hendaknya dikendalikan oleh pedoman
yang pasti, misalnya sebagai berikut :

a .Kelengkapan jawaban yang diberikan oleh testee.

Pernyataan tersebut mengandung makna “ apakah jawaban yang diberikan oleh teste sudah
memenuhi semua unsur yang seharusnya ada dan sesuai dengan kunci jawanban yangtelah
disusun oleh tester
b. Kelancaran testee dalam mengemukakan jawaban

Mencakup apakah dalam memberikan jawaban lisan atas soal – soal yang diajukankepada
testee itu cukup lancar sehingga mencerminkan tingkat pemahaman testee terhadapmateri
pertanyaan yang diajukan kepadanya

c. Kebenaran jawaban yang dikemukakan

Jawaban panjang yang dikemukakan oleh testee secara lancar dihadapan tester, belumtentu
merupakan jawaban yang benar sehingga tester harus benar – benar memperhatikan jawaban
testee tersebut, apakah jawaban testee itu mengandung kadar kebenaran yang tinggiatau
sebaliknya.

d. Kemampuan testee dalam mempertahankan pendapatnya

Jawaban yang diberikan oleh testee secara ragu – ragu merupakan salah satu indikator bahwa
testee kurang menguasai materi yang diajukan kepadanya.

Demikian seterusnya, penguji dapat menambahkan unsur lain yang dirasa perludijadikan
bahan penilaian seperti : perilaku, kesopanan, kedisiplinan dalam menghadapi penguji (tester).

3. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Perbuatan

Dalam tes perbuatan ini pemeriksaan hasil-hasil tes nya dilakukan denganmenggunakan
observasi (pengamatan). Sasaran yang perlu diamati adalah tingkah laku, perbuatan, sikap dan
lain sebagainya. Contoh: misalkan instrument yang dipergunakan dalammengamati calon guru
yang melaksanakan praktek mengajar, aspek-aspek yang diamatimeliputi 17 unsur dengan skor
minimum 1 (satu) dan maksimum (lima).
2.2 Teknik Pemberian Skor Hasil Tes Hasil Belajar

1. Penskoran

Penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes. Penskoranadalah
suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka

a. Pemberian skor untuk tes bentuk benar-salah

Dalam menentukan angka atau skor untuk tes bentuk benar-salah ini kita dapatmenggunakan 2
cara, yaitu:

(1) Tanpa denda, dan

(2) Dengan denda.

Tanpa denda adalah banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang
cocokdengan kunci. Sedangkan dnegan denda (karena diragukan ada unsur tebakan), digunakan
2macam rumus:

S=R-W

Pertama, dengan rumus:

S = Score

R = Right

W= Wrong

Contoh:

 Banyaknya soal = 10 butir


 Yang betul = 8 butir soal
 Yang salah = 2 butir soal

Jadi, 8–2 = 6

Kedua, dengan rumus:


S = T – 2W

T= Total, artinya jumlah soal dalam tes

Contoh di atas dihitung:

S = 10 – (2 x 2) = 10 – 4 = 6

b. Pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)

Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu huruf di depan pilihan
jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat
yang sesuai di lembar jawaban.

Dalam menentukan skor untuk tes pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula yakni tanpa denda
dan dengan denda. Tanpa denda apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang
cocok dengan kunci jawaban. Sedangkan dengan menggunakan rumus:

S=R-n

S = Score

W = Wrong

n = Banyaknya pilihan jawaban

Contoh:

 Banyaknya soal = 10 butir


 Banyaknya yang betul = 8 butir soal
 Banyaknya yang salah = 2 butir soal
 Banyaknya pilihan = 3 butir

Maka skornya adalah:

S=8-=8–1=7
c. Pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (short answer test)

Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kataatau
kalimat pendek. Maka jawaban untuk tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat
panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan
inilah maka bentuk tes ini dpaat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.

Dengan mengingat jawaban yang hanya satu pengertian saja. Maka angka bagi tiapnomor soal
mudah ditebak. usaha yang dikeluarkan oleh siswa sedikit, tetapi lebih sulitdaripada tes bentuk
betul-salah atau pilihan ganda. Dalam tes bentuk ini, sebaiknya tiap soaldiberi angka 2 (dua).
Tetapi apabila jawabannya bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap,dan kurang lengkap,
maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2, 1,5, dan 1.

d. Pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)

Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, dimana jawaban-
jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-pertanyaannya

e. Pemberian skor untuk tes bentuk uraian

Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu pokok- pokok
jawaban yang kita kehendaki. Tidak ada jawaban yang pasti terhadap tes bentukuraian ini.
Jawaban yang kita peroleh akan sangat beraneka ragam, beda antara siswa yangsatu dengan
siswa yang lain. Langkah-langkah pemberian skornya adalah:

1) Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk memperoleh gambaran mengenai
lengkaptidaknya jawaban yang diberikan siswa secara keseluruhan.

2) Menentukan angka untuk soal pertama tersebut. Misalnya jika jawabannya lengkap
diberiangka 5, kurang sedikit diberi angka 4, begitu seterusnya.

3) Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk soal tes kedua, ketiga, dan seterusnya.
4) Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk tes
bentukuraian.

Alternatif kedua untuk pemberian skor pada tes bentuk uraian adalah denganmenggunakan cara
pemberian angka yang relatif. Misalnya untuk sesuatu nomor soal jawaban yang paling lengkap
hanya mengandung 3 unsur, padahal yang kita kitamenghendaki 5 unsur, maka kepada jawaban
yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5, sedangkan yang menjawab hanya 2 atau 1
unsur, kita beri angka lebih sedikit, yaitu misalnya3,5; 2; 1,5; dan seterusnya.

Apabila dalam memberikan angka menggunakan atau mendasarkan pada standarmutlak


(Criterion referenced test), maka langkah-langkahnya adalah:

1) Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan dengan kunci jawaban
yang telah disusun.

2) Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban. Ini dilakukan per nomor soal.

3) Menjumlahkan skor-skor yang telah dituliskan pada setiap soal.

Dengan cara ini maka skor yang diperoleh siswa tidak dibandingkan dnegan jawaban paling
lengkap yang diberikan oleh siswa lain, tetapi dibandingkan dengan jawaban lengkapyang
dikehendaki dan sudah ditentukan oleh guru.

f. Pemberian skor untuk tes bentuk tugas

Tolak ukur yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan tugas adalah:

1) Ketepatan waktu

2) Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandkan keseriusan dalam mengerjakan tugas.

3) Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran.

4) Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.

5) Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah ditentukan olehguru.
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspekkriteria
tersebut, misalnya demikian:

 Ketepatan waktu, diberi bobot 2


 Bentu fisik, diberi bobot 1
 Sistematika, diberi bobot 3
 Kelengkapan isi, diberi bobot 3
 Mutu hasil, diberi bobot 3

Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan rumus:

NAT = NAT adalah Nilai Akhir Tugas

2. Perbedaan Skor dan Nilai

Apa yang terjadi selama ini, banyak di antara para guru yang masih mencampuradukkanantara
dua pengertian, yaitu skor dan nilai

Skor : hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagisetiap
soal tes yang dijawab betul oleh siswa, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya.

Nilai : angka (bisa juga huruf) yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikansatu
dengan skor-skor lainnya, serta dengan menggunakan acuan/standar tertentu, yakniacuan
patokan dan acuan norma.

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Suatu penilaian disebut PAP jika dalam melakukan penilaian itu mengacu pada suatukriteria
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.Sebagai contoh, misalkan untuk dapat
diterima sebagai calon penerbang di sebuah lembaga penerbangan, setiap calon harus memenuhi
syarat antara lain tinggi badan sekurang-kurangnya 165 cm dan memiliki tingkat kecerdasan (IQ)
serendah-rendahnya 130.Berdasarkan kriteria atau patokan itu, siapapun calon yang tidak
memenuhi syarat-syarattersebut dinyatakan gagal dalam tes atau tidak akan diterima sebagai
calon penerbang.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)

Penilaian acuan norma adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada normakelompok,
nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yanglain yang
termasuk di dalam kelompok itu. Yang dimaksud dengan “norma” dalam hal ini adalah kapasitas
atau prestasi kelompok,sedangkan yang dimaksud dengan “kelompok” adalah semua siswa yang
mengikuti tes tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nilai pada dasarnya melambangkan penghargaan yang diberikan oleh tester kepada testee atas
jawaban betul yang diberikan oleh testee dalam tes hasil belajar. Artinya makin banyak jumlah
butir soal dapat dijawab dengan betul, maka penghargaan yang diberikan olehtester kepada testee
akan semakin tinggi. sebaliknya, jika jumlah butir item yang dapatdijawab dengan betul itu
hanya sedikit, maka penghargaan yang diberikan kepada testee jugakecil atau rendah.
Tes hasil belajar dapat diselenggarakan secara tertulis (tes tertulis), secara lisan (teslisan) dan
dengan tes perbuatan. Adanya perbedaan pelaksanaan tes hasil belajar tersebutmenuntut adanya
perbedaan dalam pemeriksaan, pemberian skor, dan pengolahan hasil-hasilnya.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasandalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerenaterbatasnya
pengetahuan yang ada hubungannya dengan judul Makalah ini.Penulis banyak berharap kepada
Ibu dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan temanteman di kelas Pendidikan Teknik
Informatika memberikan kritik dan saran yangmembangun kepada penulis demi sempurnanya
Makalah ini yang berjudul “Teknik Pemerikasaan, Pemberian Skor dan Pengolahan Hasil Tes
Hasil Belajar”. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga pada semua
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai