Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN EKONOMI

TEKNIK PEMERIKSAAN DAN PEMBERIAN SKOR

DOSEN PENGAMPU :

LEO SIMATUPANG,SE.,MM/DS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

YEN JELITA TAMPUBOLON (1901060091)


ELISABET SITORUS (1901060092)
ANRIANA br. HARIANJA (1901060094)
SYNTIA AGITA TARIGAN (1901060095)
ELSA MARIA SIHALOHO (1901060096)
INKA PEBRIANTI SIDABUTAR (1901060097)
VINCEN YAKOB PURBA (1901060098)
GERRY SIMANJUNTAK (1901060099)
RUTH LAURENCIA SIMAREMARE (1901060100)
DIO CHANDRA PARHUSIP (1901060101)
JERIKO NATANAEL SIMBOLON (1901060102)

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Ekonomi yang berjudul “Teknik Pemeriksaan dan
Pemberian Skor”.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Leo Simatupang,SE.,MM/DS


selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Ekonomi yang memberikan
arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi dosen dan pembaca.

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terjadi dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kami meminta maaf atas kekurangan tersebut. Harapan kami pembaca bisa
memberikan saran dan kritik yang membangun agar menjadi cerminan dan sebagai bahan
referensi dalam penulisan makalah yang lebih baik.

Pematangsiantar, 28 Januari 2022


DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................................................2
BAB I pendahuluan................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian pemeriksaan dan pemberian skor...................................................................... 5
2.2 Teknik-teknik pemeriksaan hasil tes belajar........................................................................5
2.3 Teknik pengolahan hasil belajar........................................................................................9
2.4 Teknik pemberian skor hasil belajar……………………………………………………. 11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................15
3.3 Daftar pustaka..................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah kita melakukan kegiatan tes terhadap siswa, kegiatan berikutnya adalah
memberikan skor pada setiap lembar jawaban siswa. Kegiatan ini harus dilakukan dengan
cermat karena menjadi dasar bagi kegiatan pengolahan hasil tes sampai menjadi nilai
prestasi. Sebelum melakukan tes, sebaiknya Anda sudah menyusun teknik pemberian skor
(penskoran). Bahkan sebaiknya Anda sudah berpikir strategi pemberian skor sejak
perumusan kalimat pada setiap butir soal. Pada kegiatan belajar ini akan disajikan
pemberian skor pada tes domain kognitif, afektif, dan psikomotor sesuai dengan pedoman
yang telah dikeluarkan oleh Diknas (2004) yang telah dimodifikasi. Membuat pedoman
penskoran sangat diperlukan, terutama untuk soal bentuk uraian dalam tes domain
kognitif supaya subjektivitas Anda dalam memberikan skor dapat diperkecil. Pedoman
menyusun skor juga akan sangat penting ketika Anda melakukan tes domain afektif dan
psikomotor peserta didik. Karena sejak tes belum dimulai, Anda harus dapat menentukan
ukuran-ukuran sikap dan pilihan tindakan dari peserta didik dalam menguasai kompetensi
yang dipersyaratkan.
Pada makalah ini, kita akan mempelajari teknik pemberian skor (penskoran) dan
prosedur mengubah skor ke dalam nilai standar pada metode
tes. Adapun kompetensi yang harus Anda kuasai setelah mempelajari teknik
penskoran ini adalah sebagai mahasiswa mampu membuat pedoman penskoran dan
melakukan analisis hasil penilaian proses dan hasil pembelajaran dengan metode tes. Oleh
sebab itu, setelah mempelajari modul ini diharapkan sebagai calon guru kita harus
memiliki kemampuan untuk memberi skor pada berbagai soal metode tes.
1.2 Rumusan Makalah
Dalam makalah ini yang menjadi rumusan makalah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pemeriksaan dan pemberian skor ?
2. Apa saja teknik-teknik pemeriksaan hasil tes belajar ?
3. Apa teknik pengolahan hasil tes belajar ?
4. Bagaimana teknik pemberian skor hasil belajar ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan dan pemberian skor.
2. Untuk mengetahui teknik-teknik pemeriksaan hasil tes belajar.
3. Untuk mengetahui teknik pengolahan hasil tes belajar.
4. Untuk mengetahui teknik pemberian skor hasil belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan dan Penilaian

A. Pengertian Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah kegiatan menilai (mengoreksi) untuk mendapatkan hasil
akhir.

B. Pengertian Pemberian skor


Pada hakikatnya pemberian skor (scoring) adalah proses pengubahan jawaban
instrumen menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu jawaban
terhadap item dalam instrumen. Angka-angka hasil penilaian selanjutnya diproses
menjadi nilai-nilai (grade).

2.2 Teknik-Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Belajar

Tes hasil belajar dapat diselenggarakan secara tertulis (tes tertulis), secara lisan
(tes lisan) dan dengan tes perbuatan. Adanya perbedaan pelaksanaan tes hasil belajar
tersebut menuntut adanya perbedaan dalam pengoreksian hasil-hasilnya.

1. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Tertulis


Tes hasil belajar yang diselenggarakan secara tertulisdapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu: tes hasil belajar (tertulis) bentuk uraian (subjective test = essay test)
dan tes hasil belajar (tertulis) bentuk obyektif (objective test).
Karena kedua bentuk tes hasil belajar itu memiliki karakteristik yang berbeda,
sudah barang tentu teknik pemeriksaan hasil-hasilnya pun berbeda pula.
a. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Bentuk Uraian
Dalam pelaksanaan pemeriksaan hasil tes uraian ini ada dua hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu: (1) apakah nantinya pengolahan dan penentuan nilai hasil
tes uraian itu akan didasarkan pada standar mutlak atau (2) apakah nantinya
pengolahan dan penentuan nilai hasil tes subyektif itu akan didasarkan pada
standar relatif.
Apabila nantinya pengolahan dan penentuan nilai hasil tes uraian itu akan
didasarkan pada standar mutlak (dimana penentuan nilai secara mutlak akan
didasarkan pada prestasi individual),  maka prosedur pengoreksiannya adalah
sebagai berikut :
1. membaca setiap jawaban yang diberikan oleh testee dan membandingkannya
dengan pedoman yang sudah disiapkan.
2. Atas dasar hasil perbandingan tersebut, tester lalu memberikan skor  untuk
setiap butir soal dan menuliskannya di bagian kiri dari jawaban testee tersebut.
3. Menjumlahkan skor-skor yang telah diberikan.
Adapun apabila nantinya pengolahan dan penentuan nilai akan didasarkan
pada standar relatif (di mana penentuan akan didasarkan pada prestasi kelompok),
maka prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa jawaban atas butir soal nomor 1 yang diberikan oleh seluruh
testee, sehingga diperoleh gambaran secara umum mengenai keseluruhan
jawaban yang ada.
2. Memberikan skor terhadap jawaban soal nomor 1 untuk seluruh testee.
3. Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk soal tes kedua, ketiga, dan
seterusnya.
4. Setelah jawaban atas seluruh butir soal yang diberikan oleh seluruh testee
dapat diselesaikan, akhirnya dilakukanlah penjumlahan skor (yang nantinya
akan dijadikan bahan dalam pengolahan dan penentuan nilai.

b. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Bentuk Obyektif.


Memeriksa atau mengoreksi jawaban atas soal tes objektif
pada umumnya dilakukan dengan jalan menggunakan kunci jawaban, ada
beberapa macam kunci jawaban yang dapat dipergunakan untuk mengoreksi
jawaban soal tes objektif, yaitu sebagai berikut :
1. Kunci berdampingan (strip keys)
Kunci jawaban berdamping ini terdiri dari jawaban-jawaban yang benar yang
ditulis dalam satu kolom yang lurus dari atas kebawah, adapun cara
menggunakannya adalah dengan meletakan kunci jawaban tersebut berjajar
dengan lembar jawaban yang akan diperiksa, lalu cocokkan, apabila
jawaban yang diberikan oleh teste benar maka diberi tanda (+) dan apabila
salah diberi tanda (-).
2. Kunci sistem carbon (carbon system key)
Pada kunci jawaban system ini teste diminta membubuhkan tanda silang (X)
pada salah satu jawaban yang mereka anggap benar kemudian kunci jawaban
yang telah dibuat oleh testee tersebut tersebut diletakkan diatas lembar
jawaban yang sudah ditumpangi karbon kemudian tester memberikan
lingkaran pada setiap jawaban yang benar sehingga ketika diangkat, maka
dapat diketahui apabila jawaban testee yang berada diluar lingkaran berarti
salah sedangkan yang berada didalam adalah benar.
3. Kunci sistem tusukan (panprick system key)
Pada dasarnya kunci sistem tusukan adalah sama dengan kunci sistem karbon.
Letak perbedaannya ialah pada kunci sistem ini, untuk jawaban yang benar
diberi tusukan dengan paku atau alat penusuk lainnya sementara lembar
jawaban testee berada dibawahnya, sehingga tusukan tadi menembus lembar
jawaban yang ada dibawahnya. Jawaban yang benar akan terkena tusukan
sedangkan yang salah tidak.
4. Kunci berjendela (window key)
Prosedur kunci berjendela ini adalah sebagai berikut :
a) Ambillah blanko lembar jawaban yang masih kosong.
b) Pilihan jawaban yang benar dilubangi sehingga seolah-olah menyerupai
jendela.
c) Lembar jawaban teste diletakkan dibawah kunci berjendela.
d) Melalui lubang tersebut kita dapat membuat garis vertical dengan
pensil warna sehingga jawaban yang terkena pensil warna tersebut berarti
benar dan sebaliknya.

2. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Lisan

Pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka menilai jawaban-jawaban testee pada


tes hasil belajar secara lisan pada umumnya bersifat subjektif, sebab dalam tes lisan
itu testee tidak berhadapan dengan lembar jawaban soal yang wujudnya adalah benda
mati, melainkan berhadapan dengan individu atau makhluk hidup yang masing-
masing mempunyai ciri dan karakteristik berbeda sehingga memugkinkan bagi tester
untuk bertindak kurang atau bahkan tidak objektif.
Dalam hal ini, pemeriksaan terhadap jawaban testee hendaknya dikendalikan oleh
pedoman yang pasti, misalnya sebagai berikut :
a. Kelengkapan jawaban yang diberikan oleh testee.
Pernyataan tersebut mengandung makna “apakah jawaban yang diberikan oleh
testee sudah memenuhi semua unsur yang seharusnya ada dan sesuai dengan
kunci jawaban yang telah disusun oleh tester.”
b. Kelancaran testee dalam mengemukakan jawaban
Mencakup apakah dalam memberikan jawaban lisan atas soal-soal yang diajukan
kepada testee itu cukup lancar sehingga mencerminkan tingkat pemahaman testee
terhadap terhadap materi pertanyaan yang diajukan kepadanya.
c. Kebenaran jawaban yang dikemukakan
Jawaban panjang yang dikemukakan oleh testee secara lancer dihadapan tester,
belum tentu merupakan jawaban yang benar sehingga tester harus benar-benar
memperhatikan jawaban testee tersebut, apakah jawaban testee itu mengandung
kadar kebenaran yang tinggi atau sebaliknya.
d. Kemampuan testee dalam mempertahankan pendapatnya
Maksudnya, apakah jawaban yang diberikan dengan penuh kenyakinan akan
kebenarannya atau tidak. Jawaban yang diberikan oleh testee secara ragu-ragu
merupakan salah satu indikator bahwa testee kurang menguasai materi yang
diajukan kepadanya. Demikian seterusnya, penguji dapat menambahkan unsur lain
yang dirasa perlu dijadikan bahan penilaian seperti: perilaku, kesopanan,
kedisiplinan dalam menghadapi penguji (tester).

3. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Perbuatan


Dalam tes perbuatan ini pemeriksaan hasil-hasil tes nya dilakukan dengan
menggunakan observasi (pengamatan). Sasaran yang perlu diamati adalah tingkah
laku, perbuatan, sikap dan lain sebagainya. Untuk dapat menilai hasil tes tersebut
diperlukan adanya instrument tertentu dan setiap gejala yang muncul diberikan skor
tertentu pula.
Contoh : misalkan instrument yang dipergunakan dalam mengamati calon
guru yang melaksanakan praktek mengajar, aspek-aspek yang diamati meliputi 17
unsur dengan skor minimum 1 (satu) dan maksimum (lima).
2.3 Teknik Pengolahan Hasil Tes Belajar

Banyak guru yang sudah mengumpulkan data hasil tes dari peserta didiknya, tetapi
tidak atau belum tau bagaimana pengolahannya sehingga data tersebut menjadi mubazir, data
tanpa makna. Sebaliknya, jika hanya ada data yang relatif sedikit, tetapi sudah mengetahui
cara pengolahannya, maka data tersebut akan mempunyai makna. Misalnya, seorang peserta
didik memperoleh skor 60 dari ulangan hariannya. Jika hanya skor ini saja yang diperhatikan,
tanpa terlihat lebih jauh sikap dan keterampilannya, maka skor tersebut akan memberikan
makna sehingga guru dapat membuat keputusan dan mempertanggungjawabkan hasil belajar
peserta didik tersebut dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, seorang evaluator harus betul-
betul menguasai bagaimana cara memberikan skor yang baik dan benar serta adil sehingga
tidak merugikan berbagai pihak.
Pada umumnya pengolahan data hasil tes menggunakan bantuan statistik. Analisis
statistik digunakan jika ada data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka-angka,
sedangkan untuk kuantitatif, yaitu data yang berbentuk kata-kata, tidak dapat diolah dengan
statistik. Jika data kualitatif itu akan diolah dengan statistik, maka data tersebut harus diubah
terlebih dahulu menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data). Meskipun demikian, tidak semua
data kuantitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif sehingga tidak mungkin diolah dengan
statistik.
Adapun pada umumnya, pengolahan data hasil tes menggunakan bantuan statistik.
Menurut Zainal Arifin (2006) dalam pengolahan data hasil test menggunakan empat langkah
pokok yang harus di tempuh.
1. Menskor, yaitu memperoleh skor mentah daritiga jenis alat bantu, yaitu kunci
jawaban, kunci scoring dan pedoman konversi.
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar
3. Menkonversikan skor standar kedalam nilai
4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan
realibilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index) dan daya pembeda.

Jika data sudah diatur dengan aturan-aturan tertentu, langkah selanjutnya adalah
menafsirkan data sehingga dapat memberikan makna langkah penafsiran data sebenarnya
tidak dapat dilepaskan dari pengolahan data itu sendiri, karena setelah mengolah data dengan
sendirinya akan menafsirkan hasil pengolahan itu. Memberikan interpretasi maksudnya
adalah membuat pernyataan (statement) mengenai hasil pengolahan data. Interpretasi
terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang disebut norma. Norma
dapat ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi
dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam
melaksanakan evaluasi. Sebaliknya, jika penafsiran data itu tidak berdasarkan kriteria atau
norma tertentu, maka ini termasuk kesalahan besar. Misalnya, seorang peserta didik naik
kelas. Kenaikan kelas itu kadang-kadang tidak berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati.
Tetapi hanya berdasarkan pertimbangan pribadi dan kemanusiaan, maka keputusan ini
termasuk keputusan yang tidak objektif dan merugikan semua pihak.
Untuk menafsirkan data, dapat digunakan dua jenis penafsiran data, yaitu penafsiran
kelompok dan penafsiran individual, penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan
untuk mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, seperti prestasi
kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi pelajaran yang
diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya adalah untuk melihat tingkat
kesiapan peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar, dan kesulitan-
kesulian yang dihadapinya.
Setelah melakukan kegiatan tes dan lembar jawaban peserta didik diperiksa
kebenaran, kesalahan, dan kelengkapannya, selanjutnya mengatur skor mentah untuk setiap
peserta didik berdasrkan rumus-rumus tertentu bobot setiap . kegiatan ini harus dilakukan
dengan ekstra hati-hati karena menjadi dasar bagi kegiatan pengolahan hasil tes sampai
menjadi nilai prestasi. Sebelum melakukan tes, guru harus menyusun pedoman pemberian
skor, bahkan sebaiknya guru sudah berpikir tentang strategi pemberian skor sejak
merumuskan kalimat pada setiap butir soal.
2.4 Teknik Pemberian Skor Hasil Belajar

1. Penskoran
Penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes. Penskoran
adalah suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka.
a. Pemberian skor untuk tes bentuk benar –salah
Dalam menentukan angka atau skor untuk tes bentuk benar-salah ini
kita dapatmenggunakan 2 cara, yaitu: (1) Tanpa denda, dan (2) dengan denda.
Tanpa denda adalah banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban
yang cocok dengan kunci. Sedangkan dengan denda (karena diragukan ada
unsur tebakan), digunakan 2 macam rumus :
S = R-W
Pertama, dengan rumus :
S = Score
R = Right
W = Wrong
Contoh :
 Banyaknya soal = 10 butir
 Yang betul = 8 butir soal
 Yang salah = 2 butir soal
Jadi, 8-2=6
Kedua, dengan rumus :
S = T-2W
T = Total, artinya jumlah soal dalam tes
Contoh di atas dihitung:  S = 10 – (2 x 2) = 10 – 4 = 6
b. Pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu
huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda
lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Dalam menentukan skor untuk tes pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula
yakni tanpa denda dan dengan denda. Tanpa denda apabila banyaknya angka
dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
Sedangkan dengan denda menggunakan rumus: S = R – n
S = Score
W = Wrong
n = banyaknya pilihan jawaban
contoh :
-Banyaknya soal = 10 butir
-Banyaknya yang betul = 8 butir soal
-Banyaknya yang salah = 2 butir soal
-Banyaknya pilihan = 3 butir
Maka skornya adalah: S = 8 - = 8 – 1 = 7
c. Pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (short answer test)
Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki
jawaban berbentuk kataatau kalimat pendek. Maka jawaban untuk tes tersebut
tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat
mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka
bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif. Dengan
mengingat jawaban yang hanya satu pengertian saja. Maka angka bagi tiap
nomor soal mudah ditebak. Usaha yang dikeluarkan oleh siswa sedikit, tetapi
lebih sulit daripada tes bentuk betul-salah atau pilihan ganda. Dalam tes
bentuk ini, sebaiknya tiap soal diberi angka 2 (dua). Tetapi apabila
jawabannya bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap, dan kurang lengkap,
maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2, 1,5, dan 1.
d. Pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan
ganda, dimana jawaban-jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-
pertanyaannya.
e. Pemberian skor untuk tes bentuk uraian
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu
pokok- pokok jawaban yang kita kehendaki. Tidak ada jawaban yang pasti
terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang kita peroleh akan sangat
beraneka ragam, beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Langkah-langkah pemberian skornya adalah:
1) Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk memperoleh gambaran
mengenai lengkaptidaknya jawaban yang diberikan siswa secara
keseluruhan.
2) Menentukan angka untuk soal pertama tersebut. Misalnya jika jawabannya
lengkap diberiangka 5, kurang sedikit diberi angka 4, begitu seterusnya.
3) Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk soal tes kedua, ketiga, dan
seterusnya.
4) Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa
untuk tes bentukuraian
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing
aspekkriteria tersebut, misalnya demikian:
- Ketepatan waktu, diberi bobot 2
- Bentu fisik, diberi bobot 1
- Sistematika, diberi bobot 3
- Kelengkapan isi, diberi bobot 3
- Mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan rumus: 
NAT = NAT adalah Nilai Akhir Tugas
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nilai pada dasarnya melambangkan penghargaan yang diberikan oleh tester
kepada testee atas jawaban betul yang diberikan oleh testee dalam tes hasil belajar.
Artinya makin banyak jumlah butir soal dapat dijawab dengan betul, maka
penghargaan yang diberikan olehtester kepada testee akan semakin tinggi. Sebaliknya,
jika jumlah butir item yang dapat dijawab dengan betul itu hanya sedikit, maka
penghargaan yang diberikan kepada testee juga kecil atau rendah. Tes hasil belajar
dapat diselenggarakan secara tertulis (tes tertulis), secara lisan (teslisan) dan dengan
tes perbuatan. Adanya perbedaan pelaksanaan tes hasil belajar tersebut menuntut
adanya perbedaan dalam pemeriksaan, pemberian skor, dan pengolahan hasil-
hasilnya. Teknik pengolahan hasil tes hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yakni: mengolah skor mentah menjadi nilai huruf, mengolah skor mentah
menjadi nilai 1 – 10, mengolah skor mentah menjadi nilai dengan persen, mengolah
skor mentah menjadi skorstandar z, dan mengolah skor mentah menjadi skor standar
T.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan yang ada hubungannya dengan judul Makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada Bapak dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan
teman-teman di kelas memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya Makalah ini yang berjudul “Teknik Pemerikasaan dan Pemberian
Skor”. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga pada semua
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Sudijono.Anas.2013.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Rajawali Pers:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai