Tentang
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Dosen Pengampu:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teknik Pemeriksaan,
Pemberian Skor dan Pengolahan Hasil Tes Hasil Belajar” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Dr. Hadeli MA., M.Pd. pada mata kuliah English Language Assesment. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teknik Pemeriksaan, Pemberian Skor dan
Pengolahan Hasil Tes Hasil Belajarbagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………......................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..….ii
BAB I Pendahuluan..............................................................................................1
A. Latar Belakang…………………………………………………….......................1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...…….....1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………......1
BAB II Pembahasan.............................................................................................2
A. Teknik Tes……………………………………..………………….......................2
1. Pengertian tes…………………………………………………………….….2-3
2. Fungsi tes………………………………………………………………………3
3. Penggolongan tes ……………………………………………………………3-8
B. Teknik NonTes………..………………………………………….………………..8
1. Pengamatan (Observation)…………………………………………………8-12
2. Wawancara (Interview)……………………………………………………12-13
3. Angket (Questionnaire)……………………………………………………13-16
4. Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary Analysis)………………………….17-18
A. Kesimpulan……………………………………………………………………......19
B. Saran………………………………………………………………......................19
Daftar Pustaka………………………………………………………………..................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun apabila nantinya pengolahan dan penentuan nilai akan didasarkan pada
standar relatif (di mana penentuan nilai akan didasarkan pada prestasi kelompok),
maka prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
1) Memeriksa jawaban atas butir soal nomor 1 yang diberikan oleh seluruh testee,
sehingga diperoleh gambaran secara umum mengenai keseluruhan jawaban yang
ada.
2) Memberikan skor terhadap jawaban soal nomor 1 untuk seluruh testee.
3) Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk soal tes kedua, ketiga, dan seterusnya
4) Setelah jawaban atas seluruh butir soal yang diberikan oleh seluruh testee dapat
diselesaikan, akhirnya dilakukanlah penjumlahan skor (yang nantinya akan
dijadikan bahan dalam pengolahan dan penentuan nilai (Sudijono, Anas; 2009).
2. Pengolahan dan pengubahan skor mentah hasil tes, hasil belajar menjadi nilai
standar (Standard Score).
Ada dua hal penting dalam pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi skor
standar atau nilai, yaitu:
1) Dalam pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu ada dua cara,
yaitu:
Bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dilakukan
dengan mengacu atau mendasarkan diri pada kriterium (patokan).
Bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dilakukan
dengan mengacu atau mendasarkan diri pada norma atau kelompok.
2) Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dapat menggunakan
berbagai macam skala, yaitu: skala lima dengan nilai huruf A, B, C, D dan F.
Skala Sembilan dengan nilai 1 sampai dengan 9. Skala sebelas dengan rentang
nilai mulai dar 0 sampai dengan 10.
Pengolahan dan Pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Hasil Belajar Menjadi
Nilai Standar dengan Mendasarkan Diri atau Mengacu pada kriterium.
Hal-hal yang harus dipelajari oleh tesetee adalah mempunyai struktur
hierarkis tertentu, dan bahwa masing-masing taraf harus dikuasai secara baik
sebelum testee tadi maju atau sampai pada taraf selanjutnya.
Evaluator atau tester dapat mengidentifikasi masing-masing taraf itu sampai
tuntas atau setidak-tidaknya mendekati tuntas, sehingga dapat disusun alat
pengukurnya.
2b. Pengolahan dan Pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Hasil Belajar Menjadi
Nilai Standar dengan Mendasarkan Diri atau Mengacu pada Norma atau
Kelompok.
Pengolahan dan pengubahan skor mentah hasil tes hasil belajar menjadi nilai standar
dengan mendasarkan diri atau mengacu pada norma atau kelompok serinh dikenal dengan
istilah PAN (singkatan dari Penilaian berAcuan Norma) atau PAK (singkatan dari
Penilaian berAcuan Kelompok).
Penilai beracuan kelompok ini mendasarkan pada asumsi sebagai berikut:
1) Pada setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen (berbeda jenis
kelamin, berbeda latar belakang pendidikan dan sebagainya), yang distribusinya
membentuk kurva normal atau kurva simetrik. Asumsi ini mengandung bahwa
pada setiap kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik,
sebagaian dari peserta didik tersebut nilai-nilai hasil belajarnya terkonsentrasi
atau memusat di sekitar nilai pertengahan dan hanya sebagian kecil saja yang
nilainya sangat tinggi atau sangat rendah.
2) Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menentukan posisi relative dari para
peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu, yaitu apakah seorang peserta tes
posisi relatifnya berada di “atas”, di “tengah”, ataukah di “bawah”.
Dalam hal ini yang berhubungan dengan nilai standar kiranya perlu diketahui bahwa
dalam dunia evaluasi pendidikan, khususnya evaluasi hasil belajar dikenal berbagai jenis
nilai standar, seperti:
1. Nilai standar berskala lima, yang sering dikenal dengan istilah nilai huruf, yaitu
nilai A, B, C, D dan F.
2. Nilai standar brskala Sembilan, yaitu rentangan atau skala nilai yang bergerak
mulai dari 1 sampai dengan 9.
3. Nilai standar berskala sebelas, yaitu skala nilai yang bergerak mulai dari nilai 0
sampai dengan nilai 10.
4. Nilai standar z.
5. Nilai standar T.
1. Pengubahan Skor Mentah Hasil Menjadi Nilai Standar Berskala Lima
Mengatur, menyusun dan menyajikan skor-skor mentah hasil ujian dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
Mencari, menghitung nilai rata-rata hitung yang melambangkan prestasi
kelompok, dan deviasi standar yang mencerminkan variasi dari skor-skor mentah
hasil ujian yang dicapai oleh peserta didik.
Mengubah skor-skor mentah menjadi nilai standar skala lima.
Mengkonversi skor-skor mentah yang dimiliki oleh masing-masing individu
mahasiswa menjadi nilai standar berskala lima (nilai huruf A, B, C, D dan E).
2. Pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Menjadi Nilai Standar Berskala Sembilan
Nilai standar berskala Sembilan adalah nilai standar yang meniadakan nilai 0 dan
nilai 10. Nilai standar tersebut tidak lazim digunakan di Indonesia. Berhubung dengan
itu dirasa tidak perlu untuk menyajikan contoh penggunaan praktisnya.
3. Pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Menjadi Nilai Standar Berskala Sebelas
Nilai standar berskala sebelas adalah rentangan nilai standar mulai dari 0 sampai 10.
Jadi disini akan kita dapati 11 butir nilai standar, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan
10.
T score = 10 z + 50 atau
T score = 50 + 10 z
Adapun cara pemberian skor terhadap hasil tes hasil belajar pada umumnya
disesuaikan dengan bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut, tes uraian (essay)
atau tes obyektif (objektive test)
Keterangan:
ΣX = jumlah skor
ΣS = jumlah soal
Ada dua cara untu memberikan skor pada bentuk tes objektif:
Keterangan:
3. Konversi Skor
Konversi skor adalah proses transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik
kedalam skor terjabar atau standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi
skor stdandard atau nilai yaitu :
a) Dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi skor standard atau nilai terdapat dua
cara yang dapat ditempuh yaitu :
Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan
mengacu pada kriterium (Criterion) atau sering juga disebut dengan patokan. Cara
pertama ini sering dikenal dengan istilah criterion referenced evaluation. Di dunia
pendidikan Indonesia dikenal dengan istilah Penilain Acuan Patokan (PAP) ada
juga yang mengatakan dengan istilah Standar Mutlak.
Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dengan mengacu pada
norma atau kelompok. Cara kedua ini dikenal dengan istilah norm referenced
evaluation. Di dalam dunia pendidikan Indonesia dikenal dengan istilah Penilaian
Acuan Norma (PAN)
b) Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dengan berbagai macam
skala, misalnya : skala 5 (Stanfive), yaitu nilai standar berskala lima yang dikenal
dengan istilah nilai huruf A, B, C, D dan F. Skala sembilan (Stanine) yaitu nilai
standar berskala sembilan dimana rentang nilainya mulai dari 1 sampai dengan 9
(tidak ada nilai =0 dan >10), skala sebelas (standard eleven/ eleven points scale)
rentang nilai mulai dari 0 sampai dengan 10, z score (nilai standar z), dan T score
(nilai standar T).
4. Cara Memberi Skor Skala Sikap
Untuk mengukur sikap dan minat belajar siswa, guru dapat menggunakan alat
penilaian model skala, seperti sikap dan skala minat. Skala sikap dapat menggunakan
lima skala, yaitu; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS),
dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala yang digunakan 5,4,3,2,1 (untuk pernyataan
positif) dan 1,2,3,4,5 (untuk pernyataan negative). Begitupun dengan skala minat, guru
dapat menggunakan lima skala, seperti Sangat Berminat (SB), Berminat (B), Sama Saja
(SS), Kurang Berminat (KB), dan Tidak Berminat (TB).
5. Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor
Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau
kinerja. Untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi,
unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala
penilaian yang terentang dari Sangat Baik (5), Baik (4), Cukup (3), Kurang Baik (2),
sampai dengan Tidak Baik (1).
b. Verifikasi
Verifikasi adalah pemeriksaan tentang kebenaran laporan, pernyataan, perhitungan
uang, dan lain sebagainya. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data
yang baik yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai
diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi, dari data yang kurang
baik yaitu data yang mengabarkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut
serta diolah.
1) Penafsiran skor tiap siswa
Skor setiap siswa tidak dapat ditafsirkan sendiri artinya pasti melibatkan
kelompok tersebut.Skor tiap siswa ditafsirkan tanpa menghubungkannya dengan
siswa lain dalam kelompok tes. Selain perbedaan yang tersebut dalam tabel, masih
ada perbedaan-perbedaan lain, misalnya:
a) Setiap pendekatan memerlukan persyaratan tertentu, misalnya untuk PAP guru
harus menjabarkan TIU menjadi TIK.
b) Harus ada tes formatif untuk memantau PBM dan melaksanakan pengajaran
remidial (jika diperlukan).
c) Perencanaan tes harus matang, perlu ada kisi-kisi.
2) Melakukan verifikasi data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah
melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar
apabila evaluasi hasil belajar itu mengguanakan teknik tes, ataukah melakukan
pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen
tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire apabila
evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik non tes. Data yang telah berhasil
dihimpun disaring terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu
dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data.
c. Standar Penilaian
Menurut Badan Standar Nasional Penilaian (BSNP), Penilaian adalah prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik.
1. Standar penilaian oleh Pendidik
Menurut BSNP, standar penilaian oleh peserta didik mencakup beberapa standar
berikut ini:
a) Standar Umum Penilaian
Merupakan aturan main dari aspek-aspek umum dalam pelaksanaan penilaian.
Adapun prinsip-prinsipnya, yaitu:
Pemilihan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran serta jenis informasi yang ingin diperoleh dari peserta didik.
Informasi yang dihimpun mencangkup ranah-ranah yang sesuai dengan
standar isi dan standar kompetensi lulusan.
Informasi mengenai perkembangan prilaku peserta didik dilakukan secara
berkala pada kelompok mata pelajarn masing-masing.
Pendidik harus selalu mencatat perilaku peserta didik yang menonjol, baik
yang bersifat positif maupun negative dalam buku catatan perilaku.
Melakukan sekurang-kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang
ulangan tengah semester dan tiga kali menjelang ulangan akhir semester.
Pendidik harus menggunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai
dengan kebutuhan.
Pendidik harus selalu memeriksa dan memberi balikan kepada peserta
didik atas hasil kerjanya sebelum memberikan tugas lanjutan.
Pendidik harus memiliki catatan kumulatif tentang hasil penilaian untuk
setiap peserta didik yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Pendidik melakukan ulangan tangah dan akhir semester untuk menilai
penguasaan kompetensi sesuai dengan tuntutan dalam standar kompetensi
(SK) dan standar lulusan (SL).
Pendidik yang dibei tugas menangani pengembangan diri harus
melaporkan kegiatan peserta didik kepada wali kelas.
Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi peserta didik dan tidak disampaikan
paa pihak lain tanpa ijin dengan yang bersangkutan atau kepada orang
tua/wali murid.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai pada keunggulan penghargaan yang diberikan oleh penguji kepada penguji atas
jawaban betul yang diberikan oleh penguji dalam tes hasil belajar. Artinya semakin banyak
jumlah butir soal dapat dijawab dengan betul, maka penghargaan yang diberikan oleh tester
kepada testee akan semakin tinggi. sebaliknya, jika jumlah butir item yang dapat dijawab
dengan betul itu hanya sedikit, maka penghargaan yang diberikan kepada testee juga kecil
atau rendah. Tes hasil belajar dapat dilakukan secara tertulis, secara lisan dan dengan tes.
Adanya perbedaan pelaksanaan tes hasil belajar tersebut menuntut adanya perbedaan dalam
pemeriksaan, pemberian skor, dan pengolahan hasil- hasilnya. Teknik pengolahan hasil tes
hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni: mengolah skor mentah menjadi
nilai huruf, mengolah skor mentah menjadi nilai 1 10, mengolah skor mentah menjadi nilai
dengan persen, mengolah skor mentah menjadi skor standar z, dan mengolah skor mentah
menjadi skor standar T.
.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan yang ada hubungannya dengan judul Makalah ini. Penulis banyak
berharap kepada Ibu dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan teman teman di kelas
Pendidikan Teknik Informatika memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya Makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya
pada semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosda karya,
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada