Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

LEADERSHIP

VISIONARY AND AUTOCRATIC LEADERSHIP

oleh

KELOMPOK 1

1. Abdul Hakim (K7718001)


2. Anila Kusuma (K7718013)
3. Dewi Nur Hayati (K7718021)
4. Dyah Ayu Kartikasari (K7718028)
5. Fathimah Kharomia Prandini (K7718031)
6. Francisca Vieta Yosvida (K7718035)
7. Ira Sukma Maryuni (K7718038)
1. Visionary Leadership
a. Pengertian menurut para ahli
1) Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang berusaha untuk
menggerakkan orang-orang ke arah impian bersama dengan dampak iklim
emosi paling positif dan paling tepat digunakan saat perubahan membutuhkan
visi baru atau ketika dibutuhkan arah yang jelas (Goleman, 2002).
2) Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta,
merumuskan, mengomunikasikan / mensosialisasikan / mentransformasikan,
dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari
dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan
stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang
harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel (Komariah &
Triatna, 2008).
3) Kepemimpinan visioner adalah sebuah model/pola kepemimpinan yang
dimaksudkan memberi arti pada kerja dan usaha yang dilakukan secara
bersamasama oleh seluruh komponen organisasi dengan cara memberi arahan
berdasarkan visi yang dibuat secara jelas (Hidayat & Machali, 2010).
b. Kesimpulan pengertian kepemimpinan visioner menurut kelompok 1
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan visioner
adalah sebuah pola memimpin dengan cara menentukan visi bersama sesuai
dengan tuntutan perubahan di masyarakat kemudian memberi petunjuk kepada
orang-orang di dalam organisasi untuk bekerja sesuai dengan visi yang telah
ditetapkan bersama-sama sehingga hasil kerja yang diwujudkan akan sesuai
dengan visi.
c. Penerapan kepemimpinan visioner
Kepimimpinan visionary biasa diterapkan oleh para manajemen puncak (CEO)
meski dalam kenyataannya banyak pemimpin sebuah desa maupun organisasi
memiliki gaya kepemimpinan tersebut. Kepemimpinan visionary baik dilakukan
dalam jangka waktu yang lama karena memiliki sifat yang konsisten dan fokus
terhadap pencapaian visi, sehingga lebih dapat diandalkan. Hal tersebut memberi
dampak positif bagi karyawan atau anggota, sehingga mereka termotivasi untuk
meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Pemimpin yang
memiliki gaya kepemiminan visioner akan menjadi panutan bagi para karyawan
atau anggotanya karena dapat menuntun seluruh perusahaan sampai pada tujuan
yang diinginkan
2. Autocratic Leadership
a. Pengertian
Pemimpin otoriter, juga dikenal sebagai pemimpin otokratis, memberikan harapan
yang jelas atas apa yang perlu dilakukan, kapan itu harus dilakukan, dan
bagaimana itu harus dilakukan. Ada juga pembagian yang jelas antara pemimpin
dan pengikut. Pemimpin otoriter membuat keputusan secara mandiri dengan
sedikit atau tanpa masukan dari anggota kelompok lainnya. Peneliti menemukan
bahwa pengambilan keputusan kurang kreatif di bawah kepemimpinan otoriter.
Kepemimpinan otoriter paling baik diterapkan pada situasi di mana hanya ada
sedikit waktu untuk pengambilan keputusan kelompok atau di mana pemimpin
adalah anggota kelompok yang paling berpengetahuan.
Maka Autocratic leadership adalah gaya seorang pemimpin dalam membuat
keputusan secara mandiri tanpa masukan dari orang lain.
b. Waktu dimana Autocratic Management Style sebaiknya digunakan
Autocratic Management Style sebaiknya diterapkan pada keadaan tertentu,
keadaan yang dimaksud disini adalah keadaan dimana sebuah keputusan harus
segera diambil, karena situasi yang mendesak atau situasi yang tidak terduga dan
pada saat terjadi krisis pada organisasi. Pada keadaan tersebut, organisasi
berpotensi mengalami kekacauan dan terganggunya sistem dalam organisasi.
Maka dalam keadan tak terduga tersebut manjemen sebagai pemimpin perlu
mengambil keputusan dengan cepat, agar situasi dapat segera dikendalikan, dan
mencegah keadaan menjadi semakin buruk.
c. Waktu dimana Autocratic Management Style sebaiknya tidak digunakan
Penerapan Autocratic Management Style yang tidak tepat akan menimbulkan
kurangnya partisipasi dan dapat menyebabkan pemimpin dipandandang sebagai
dictator. Selain itu penerapan Autocratic Management Style yang tidak tepat juga
dapat menyebabkan kurangnya ide kreatif karena tidak ada kontribusi staf atau
anggota tim dalam pengambilan keputusan (Northouse, 2015).
Maka penggunaan Autocratic Management Style sebaiknya tidak diterapkan jika
bukan dalam keadaan mendesak. Karena Autocratic Management Style berpotensi
menimbulkan staf atau anggota tim memiliki moral yang rendah, kurang
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan terlalu bergantung pada manajer
atau pemimpin
DAFTAR PUSTAKA

Goleman, Daniel. (2002). Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Terj. Susi


Purwoko. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Komariah, Aan & Triatna, Cepi. (2008). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, Ara & Machali, Imam. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Pustaka Eduka.
Henriyani, Etih. (2020). Peran Pemimpin Visioner Dalam Mewujudkan Inovasi Pelayanan
Publik (Studi Pada Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu). Jurnal
Moderat, 6 (2), 436-442.
Juhana, Dudung & Ambarsari, Reni. (2012). Pengaruh Kepemimpinan Visioner dan
Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja serta Implikasinya Pada Kinerja
Pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ekonomi,
Bisnis & Entrepreneurship, 6(1), 18-24.
Khan, M.S., et al. (2015). The Styles of Leadership: A Critical Review. Public Policy and
Administration Research. 5 (3), 87-92.
Chukwusa, J. (2018). Autocratic Leadership Style: Obstacle to Succes in Academic Libraries.
Journal of Library Philosophy and Practice.

Anda mungkin juga menyukai