Dosen Pengampu:
Drs. Yushar, M.Si.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Nurdiaman dan Setijo, Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung
pengertian bahwa bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya selaku mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, sama
hak dan kewajibannya, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, dan keturunan. Sebagai
orang yang beragama, manusia diwajibkan untuk bersikap baik dan saling mengasihi
kepada sesama manusia dan makhluk Tuhan lainya, dan tidak membeda-bedakan. Nilai-
nilai sakral dalam pancasila sila ke-2 prinsip budaya harus dihormati oleh setiap warga
Negara Indonesia. Dalam hal ini saya selaku mahasiswa Pendidikan Elektro melakukan
observasi di Kecamatan Natal untuk memenuhi tugas dalam bentuk laporan observasi
terkait penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan
Kecamatan Natal. Laporan hasil observasi ini disusun guna mememenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Dengan adanya observasi ini diharapkan kita dapat
mengetahui bagaimana kita peka terhadap lingkungan sekitar dan dengan harapan adanya
kepedulian tersebut menganut nilai pancasila agar terciptanya ideologi yang harmonis
2. Tujuan Penyusunan Laporan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan
observasiini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui makna sila ke-2 dan tingkat kepekaan masyarakat terhadap
lingkungan
2. Mengetahui penyimpangan terhadap sila ke-2 di Kecamatan Natal
3. Memenuhi tugas Pancasila
3. Manfaat Observasi
Setelah melakukan observasi di Kecamatan Natal diharapkan kita dapat memahami
penanaman nilai pancasila di dalam masyarakat umum.
4. Metode Yang Digunakan
1. Observasi/Pengamatan
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil observasi penerapan sila ke-2 yang telah dilakukan di daerah Madina (Mandailing Natal)
dapat diketahui masyarakat Mandailing Natal adalah masyarakat yang menjunjung nilai budi
luhur, kekerabatan, adat dan istiadat yang masih dijunjung tinggi. Dalam pandangan penulis,
meskipun masih kedaerahan, didaerah ini tidak lagi menggunakan mindset kuno berupa
diskriminasi terhadap suatu kultur tertentu, dikarenakan di daerah Madina sudah banyak suku yang
datang dan menetap di Madina, yaitu suku Nias, suku batak Toba, suku Jawa serta suku-suku yang
lain. Mereka saling berbaur satu sama lain dan tetap berinteraksi secara normal.