Anda di halaman 1dari 11

AKSI NYATA

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

(Aksi Nyata Topik 6)

Disusun Oleh :
Alfhyra Amaliyah Awal (105461156322)

PPG PRAJABATAN
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
REFLEKSI

1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran / Lesson Planning (RPP), Khususnya Penyusunan, Evaluasi

dan Refleksi?

Jawaban:

Pemahaman baru yang saya dapatkan setelah mempelajari konsep Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran / Lesson Planning (RPP), khususnya Penyusunan, Evaluasi dan Refleksi

adalah terkait unsur-unsur yang harus ada pada RPP. Unsur-unsur yang perlu ada dalam

RPP terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,

metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

belajar. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / Lesson Planning (RPP) juga

perlu memperhatikan beberapa hal, seperti karakteristik dan kebutuhan belajar peserta

didik, tingkat capaian atau kemampuan awal peserta didik, karakteristik materi

pelajaran yang akan diajarkan, serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah

melaksanakan pembelajaran, maka guru perlu melakukan evaluasi pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan

menginterpetasikan informasi secara sistematis untuk menetapkan ketercapaian tujuan

pembelajaran. Kemudian perlu pula dilakukan refleksi pembelajaran. Refleksi

pembelajaran merupakan pemberian umpan balik atau penilaian dari peserta didik

terhadap guru setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar dalam jangka

waktu tertentu.
2. Bagian manakah dari konsep Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / Lesson Planning

(RPP), Khususnya Penyusunan, Evaluasi dan Refleksi yang paling menantang untuk

dilakukan saat PPL 1 di sekolah?

Jawaban:

Bagian dari konsep Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/Lesson Planning (RPP),

khususnya Penyusunan, Evaluasi, dan Refleksi yang paling menantang untuk dilakukan

saat PPL 1 di sekolah adalah bagian penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran /

Lesson Planning (RPP). Karena penyusunan RPP perlu mempertimbangkan banyak hal

yang saling berkaitan, seperti karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik, tingkat

capaian atau kemampuan awal peserta didik, karakteristik materi pelajaran yang akan

diajarkan, serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran / Lesson Planning (RPP), Khususnya Penyusunan, Evaluasi dan Refleksi?

Jawaban:

Hal yang saya ingin pelajari lagi terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran /

Lesson Planning (RPP), Khususnya Penyusunan, Evaluasi dan Refleksi adalah terkait

bagiaman menyusun RPP yang mempertimbangkan berbagai hal seperti karakteristik

dan kebutuhan belajar peserta didik, tingkat capaian atau kemampuan awal peserta

didik, karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan, serta tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Karena banyaknya hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun

RPP, sehingga saya masih ingin mempelajari bagaimana cara menyusun RPP yang

efektif diterapkan dalam pembelajaran di kelas.


RANCANGAN AKSI NYATA

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / Lesson Planning (RPP)

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / Lesson Planning (RPP)

perlu memperhatikan beberapa hal, seperti karakteristik dan kebutuhan belajar

peserta didik, tingkat capaian atau kemampuan awal peserta didik, karakteristik

materi pelajaran yang akan diajarkan, serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Berikut rancangan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/Lesson Planing

(RPP):

1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik

Untuk memetakan kebutuhan belajar peserta didik, dilakukan asesmen

diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik terkait mata

pelajaran yang akan dipelajari. Kemudian dilakukan pengisian angket oleh

peserta didik dan wawancara untuk mengetahui minat belajar dan gaya belajar

peserta didik.

2. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Tujuan pembelajaran yang akan dicapai disesuaikan dengan karakteristik peserta

didik serta karakteristik materi pelajaran yang akan dipelajari. Selain itu, tujuan

pembelajaran ini juga disesuaikan dari hasil pemetaan kebutuhan belajar peserta

didik.

3. Menentukan model, metode, strategi, dan pendekatan yang akan

digunakan
Penentuan model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi yang

akan diajarkan dan juga tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan

tersebut. Selain itu, model pembelajaran juga disesuaikan dengan kurikulum

merdeka, yang mana model pembelajaran yang direkomendasikan yaitu model

pembelajaran berbasis masalah, model pembelejaran berbasis proyek. Model

pembelajaran inquiry, dan discovery learning.

4. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan

Untuk menunjang pembelajaran, media pembelajaran juga sangat diperlukan.

Media pembelajaran dapat berupa bahan presentasi atau ppt untuk menunjang

visualisasi dalam pembelajaran. Hal ini juga dapat mengakomodir gaya belajar

peserta didik yang visual. Media pembelajaran juga dapat berupa video

pembelajaran untuk mengakomodir gaya belajar peserta didik yang audiotory.

5. Menyusun kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks model

pembelajaran yang digunakan

Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga tahap, yaitu pembukaan atau

pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahapan pembukaan atau pendahuluan,

kegiatan yang dilakukan yaitu membuka kelas, apersepsi (mengaitkan materi

yang akan dipelajari dengan materi yang sudah dipelajari sebelumnya),

pemberian motivasi (manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari), dan

juga pemberian acuan (berupa tujuan pembelajaran serta memberi tahukan

peserta didik langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan tersebut). Pada

tahapan inti, kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan sintaks model

pembelajaran yang digunakan. Dan pada tahapan penutup, yang dilakukan


adalah evaluasi mandiri, refleksi, memberi tahukan peserta didik terkait materi

yang akan dipelajari pertemuan selanjutnya, serta menutup pemebalajaran.

B. Lingkungan yang Aman, Nyaman, dan Berpihak pada Peserta Didik

Penciptaan lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta

didik sangat penting dalam suatu sekolah. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

bisa meningkatkan efektivitas dari kegiatan belajar mengajar. Berikut rancangan

lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik:

1. Menata ruang kelas belajar

Untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, diperlukan penataan

kelas yang baik dan tepat. Pasalnya ruang kelas merupakan lingkungan utama

untuk menciptakan kegiatan belajar dan mengajar yang menyenangkan. Ruang

belajar yang bersih, nyaman, dan tertara dengan rapi akan mendukung proses

pembelajaran berjalan dengan optimal. Penataan ruang kelas juga dapat disusun

berbeda dari biasanya agar peserta didik dapat merasakan suasana berbeda dan

lebih menyenangkan.

2. Menyampaikan aturan dengan tegas namun penuh empati

Saat suasana kelas sedang tidak kondusif, guru harus mampu meredam suasana

menjadi lebih tenang, namun tantangannya guru harus menghindari bentakan

atau meninggikan suara. Guru yang mampu berkomunikasi dengan tenang dan

emosi yang stabil di kelas, akan mempengaruhi cara peserta didik dalam

menerima pesan yang disampaikan. Namun perlu diingat untuk tetap bersikap

tegas, agar peserta didik mengerti batasan dan tetap menghormati guru. Peserta
didik cenderung memperlakukan guru berdasarkan perlakuan guru terhadapnya.

Jika peserta didik diperlakukan dengan empati, maka peserta didik akan

bersikap serupa.

3. Menggunakan metode belajar yang bervariasi

Melalui penerapan metode pembelajaran yang bervariasi, guru tidak hanya

menerapkan satu metode saja dalam proses belajar dan pembelajaran. Dengan

metode belajar yang bervariasi, motivasi belajar peserta didik dapat bertambah.

Perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran juga dapat lebih

meningkat. Dan dengan metode belajar yang bervariasi, lingkungan kelas dapat

berpusat pada ekosistem pembelajaran.

4. Menggunakan media pembelajaran interaktif dalam pembelajaran

Media pembelajaran interaktif adalah suatu produk maupun layanan digital

(multimedia) yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dengan menyadikan

konten pembelajaran seperti teks, gambar bergerak atau animasi, video, audio,

maupun video game. Penggunaan produk maupun layanan digital (multimedia)

ini dapat melatih peserta didik untuk berani berbicara, mendengarkan,

menghargai pendapat orang lain, dan lebih terbuka pada perbedaan pendapat

antar peserta didik lainnya. Dengan penggunaan media pembelajaran yang

interaktif ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.

5. Menggunakan ice breaking di tengah kegiatan belajar mengajar

Ice breaking diartikan sebagai usaha untuk memecahan atau mencairkan suasana

yang kaku seperti es agar menjadi lebih nyaman mengalir dan santai. Hal ini
bertujuan agar peserta didik merasa nyaman dengan lingkungan belajarnya dan

dapat kembali fokus untuk mengukuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

C. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan

menginterpetasikan informasi secara sistematis untuk menetapkan ketercapaian

tujuan pembelajaran. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada peretmuan

tersebut dan mengacu pada standar penilaian. Berikut rancangan evaluasi

pembelajaran:

1. Menyusun rencana evaluasi pembelajaran

Sebelum evaluasi pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu harus disusun

perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi pembelajaran

umumnya mencakup 6 jenis kegiatan, yaitu:

 Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.

 Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif,

apektif ataukah psikomotor.

 Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan dalam

pelaksanaan evaluasi.

 Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran

dan penilaian hasil belajar peserta didik.


 Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan

atau patokan dalam memberikan intrepretasi terhadap data hasil evaluasi

 Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi pembelajaran.

2. Menghimpun data

Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data

adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menggunakan tes (tes

formatif, dan sumatif) ataupun juga dengan teknik non tes (seperti: wawancara,

angket maupun pengamatan).

3. Melakukan verifikasi data

Setelah menghimpun data melalui tes maupun non tes, selanjutnya guru perlu

melakukan verifikasi (penyaringan) hasil tes tersebut. Verifikasi tersebut

dimaksudkan untuk memisahkan data yang “baik” (data yang mendukung

kegiatan evaluasi) dengan data yang “kurang baik” (data yang tidak mendukung

kegiatan evaluasi).

4. Mengolah dan menganalisis data

Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk

memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan

evaluasi. Dalam mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat

dipergunakan teknik statistik dan/atau teknik non statistik, tergantung kepada

jenis data yang akan diolah dan dianalisis.


5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan

Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakekatnya

merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah

mengalami pengolahan dan penganalisisan. Atas dasar interpretasi terhadap

terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-

kesimpulan tertentu, misalnya siswa telah atau belum tuntas dalam

pembelajaran.

6. Tindak lanjut hasil evaluasi

Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah dan

dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui makna yang terkandung

didalamnya, maka pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan

atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak

lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.

D. Refleksi pembelajaran

Refleksi pembelajaran merupakan pemberian umpan balik atau penilaian

dari peserta didik terhadap guru setelah mengikuti serangkaian proses belajar

mengajar dalam jangka waktu tertentu. Tujuan utama melaksanakan refleksi

pembelajaran adalah untuk memahami kekurangan dan kelemahan guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Berikut rancangan refleksi pembelajaran:

1. Peserta didik mengungkapkan segala bentuk rasa dan kesan setelah

pembelajaran berlangsung.

2. Peserta didik didorong untuk bisa mengungkapkan segalanya dengan jujur dan

terbuka.
3. Peserta didik mengungkapkan apa saja hal positif dan negatif dari aktivitas

pembelajaran.

4. Peserta didik memberikan apa saja yang diinginkan dan diharapkan pada

aktivitas pembelajaran selanjutnya.

5. Peserta didik bisa memberikan pesan yang pribadi kepada guru apakah kritik

dan saran yang mereka ungkapkan bisa dipublikasikan (diumumkan) atau tidak.

Guru akan melihat setiap lembar refleksi untuk melakukan evaluasi yang

berkelanjutan. Teknik atau alat ungkapan/ekspresi ini dapat berupa refleksi dengan

lisan, refleksi melalui jurnal, refleksi dengan video, atau refleksi menggunakan

catatan. Bila dalam pelaksanaanya sudah terjadi persamaan dalam pendapat dan

ungkapan/ekspresi maka refleksi pada siswa bisa dikatakan sukses.

Anda mungkin juga menyukai