Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN TUGAS

TUTORIAL KE-1
PENGANTAR ILMU HUKUM

Nama : Indra
NIM : 043762384

1. Andi seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada satu orang pun yang
tinggal dan hidup disana. Andi memutuskan untuk tinggal disana. Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya Andi memanfaatkan hasil dari bumi. Andi juga membangun tempat tinggal
sendiri dari bahan-bahan yang tersedia di alam. Andi bebas melakukan apapun disana. Suatu
hari daerah yang ditinggali Andi kedatangan serombongan petualang yang tersesat dan tidak
bisa kembali ke tempat asalnya. Rombongan petualang tersebut memutuskan untuk menetap
hidup disana berdampingan bersama Andi.

a. Seorang Filsuf Yunani, Aristoteles menyatakan bahwa manusia itu merupakan zoon


politicon jelaskan dan kaitkan dengan kisah di atas!

b. Berikan pendapat saudara mengenai hubungan antara manusia, masyarakat dan hukum.

JAWAB:

a. Aristoteles (384-322 sebelum masehi), seorang ahli fikir yunani menyatakan dalam
ajaranya, bahwa manusia adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya manusia
adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi
makhluk yang bermasyarakat dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia
dikenal sebagai makhluk sosial.

Terkait dengan kisah diatas dapat diketahui bahwa rombongan tersebut memutuskan untuk
menetap hidup disana berdampingan bersama Andi, karena manusia sebagai makhluk
sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan dan toleransi serta
simpati dan empati terhadap sesamanya termasuk kepada Andi yang hidup sedirian dialam.
Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun,
hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat. Bila hal
hal diatas dilanggar atau terabaikan maka terjadilah yang dinamakan penyimpangan sosial.

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 hasrat yaitu:


1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya (Masyarakat).
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.

b. Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu
hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya).
Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama
masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen perekat”
atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai
“semen perekat” tersebut adalah hukum.
Manusia selalu berusaha untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang baik, mewujudkan
hukum yang adil bagi setiap anggota masyarakat. Tapi hal itu akan sulit terwujud, hal itu
dikarenakan manusianya itu sendiri yang mempunyai sifat serakah dan inginkan kekuasaan

Hubungan antara hukum dan masyarakat sangat erat dan tak mungkin dapat dipisahkan
antara satu sama lain, menginga bahwa dasar hubungan tersebut terletak dalam kenyataan-
kenyataan  berikut ini:
1. Hukum adalah pengatur kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat tidak mungkin
bisa teratur kalau tidak ada hukum.
2. Masyarakat merupakan perkumpulan manusia dan sebagai wadah atau tempat bagi
berlakunya suatu hukum yang. Tidak mungkin ada atau berlakunya suatu hukum kalau
masyarakatnya tidak ada.

Referensi: Vivi Agustin (2015). Hubungan Antara Manusia, Masyarakat, dan Hukum.
https://vivigustin.blogspot.com/2015/12/hubungan-antara-manusi-masyarakat-dan.html

2. Masyarakat Indonesia harus bijak dalam menggunakan dan memanfaatkan media sosial jika
tidak ingin terjerat tindak pidana yang diancam menurut UU ITE. Berdasarkan data dari
id.safenet.or.id sejak disahkannya UU ITE hingga sekarang tahun 2021 sudah ada sekitar 300
lebih kasus terkait dugaan pelanggaran UU ITE. Pelanggaran ITE tersebut didominasi kasus
pencemaran nama baik, penghinaan hingga ujaran kebencian.

Pertanyaan: Analisis oleh saudara tujuan hukum yang didasarkan oleh teori utilitas menurut
Jeremy Bentham dikaitkan dengan kasus pelanggaran UU ITE.

JAWAB:

Menurut teori teori utilitas oleh Jeremy Bentham, menjelaskan bahwa hukum ingin
menjamin kebahagian yang terbesar bagi manusia dalam jumlah sebanyak banyaknya
(the greatst good the greatst number). Pada hakikatnya menurut teori ini tujuan hukum
adalah manfaat dalam menghasilkan kesenangan atau kebahagian yang terbesar bagi
jumlah orang yang terbanyak.

Berdasarkan informasi dalam soal, maka Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
dapat dilihat dengan kacamata teori Utilitas oleh Bentham, yakni berupaya memberikan
gambaran tentang hukum yang bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak. Teori ini seakan
menjadi dasar pemikiran perkembangan teknologi informasi terutama media sosial di
Indonesia, bahwa tujuan hukum itu adalah untuk memberi kemanfaatan bagi banyak orang,
yakni kemanfaatan hukum yang memberikan perlindungan bagi setiap individu. Negara
ikut mengatur kepentingan warga negara dan menjaga kestabilan serta ketertiban hukum, yang
pada gilirannya untuk menciptakan secara terarah berbagai kondisi kesejahteraan sosial yang
dikehendaki masyarakat.

3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau norma yang
bertugas mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah itu tidak akan timbul dengan
sendirinya namun terbentuk dari interaksi-interaksi sosial antar individu dalam masyarakat.
Ada norma yang sifatnya tidak mengikat dan hanya memiliki sanksi sosial seperti norma
agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan dan ada pula norma yang sifatnya mengikat
dan memiliki sanksi tegas seperti norma hukum.

Pertanyaan: Analisis oleh saudara teori piramida hukum (stufentheorie) dari Hans Kelsen dan
berikan contoh konkretnya dalam norma hukum di Indonesia. 

JAWAB:

Teori piramida hukum (stufentheorie)  dari Hans Kelsen menjelaskan bahwa norma hukum
berjenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki. Norma yang lebih rendah berlaku,
bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi, demikian seterusnya hingga sampai
pada norma yang tidak bisa ditelusuri lebih lanjut yang ia namakan sebagai norma dasar
(Grundnorm).

Contoh konkret di Indonesia adalah sebagai berkut:

Teori tersebut kita aplikasikan dalam UU No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundangundangan. Dalam pasal 2 dinyatakan bahwa sumber segala sumber hukum negara
adalah Pancasila. Pancasila inilah yang disebut Norma Dasar (Grundnorm) oleh Hans Kelsen.

Selanjutnya, teori perjenjangan hukum tersebut digunakan dalam Pasal 7 ayat 1 UU No. 12
tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan: Jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan terdiri atas:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

d. Peraturan Pemerintah;

e. Peraturan Presiden

Anda mungkin juga menyukai