PROFESSIONAL ETHICS
Perilaku tidak etis: perilaku yang berbeda dari yang harus dilakukan.
Alasannya:
1. Standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum.
2. Seseorang memilih bertindak semaunya.
Dilema etika: situasi yang dihaapi seseorang di mana keputusan mengenai perilaku yang
layak harus dibuat.
Rasionalisasi yang biasa digunakan dalam perilaku tidak beretika:
1. Semua orang melakukannya.
2. Jika itu legal, maka itu beretika.
3. Kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya.
Macam independensi:
1. Independensi dalam kenyataan (independence in fact), bila dalam kenyataannya auditor
mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya.
2. Independensi dalam penampilan (independence in appearence), adalah hasil interpretasi
pihak lain mengenai independensi ini.
Benturan independensi:
1. Hubungan keuangan dengan klien: partner atau pemegang saham kontra nonpartner atau
nonpemegang saham, kepentingan keuangan langsung dan tidak langsung, material dan
tidak material.
2. Masalah kepentingan keuangan yang terkait: mantan praktisi, prosedur peminjaman,
kepentingan keuangan pada hubungan keluarga, hubungan investor dengan klien, peran
ganda akuntan publik sekaligus sebagai komisaris, direksi, manajemen, atau pegawai
perusahaan.
3. Litigasi antara KAP dengan klien: jika terdapat tuntutan hukum atau maksu untuk
mengadakan tuntutan hukum antara KAP dengan kliennya, maka kemampuan KAP
tersebut dan kliennya untuk tetap obyektif diragukan.
4. Jasa pembukuan dan audit unruk klien yang sama.
5. Penugasan dan pembayaran imbal jasa audit oleh manajemen: sebaiknya digunakan
auditor pemerintah atau yang ditunjuk oleh pemerintah.