MINING SUB SECTOR COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2012-
2017
Rawati sihombing1 dan Fadrul2
Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia
Jalan Jend. A. Yani No. 78-88 No. Telp. (0761) 24418 Pekanbaru 28127
Email: rawatisihombing5@gmail.com, fadrul@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of sales volume and operating costs on net income in the coal mining
sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2017. The sampling technique used is
purposive sampling. and obtained a sample of 16 companies. The research method used is multiple linear
regression analysis using Smart PLS. The results of this study indicate that partially, sales volume and
operating costs have an influence on net income.
Key word : sales volume, operating costs and net income.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Volume penjualan dan biaya operasional terhadap
laba bersih pada perusahaan pertambangan sub sektor Batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2012–2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling . dan
diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan Smart PLS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
parsial, volume penjualan dan biaya operasional memiliki pengaruh terhadap Laba bersih.,
Pendahuluan
Industri Pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara karena perannya
sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan perekonomian negara.
Pertambangan adalah proses suatu kegiataan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai
ekonomi dari dalam kulit bumi baik secara mekanis maupun manual. Hasil kegiatan ini antara lain: minyak
dan gas bumi, batu bara, pasir besi, biji timah, biji nikel , biji bauskit, biji tembaga, biji emas, biji perak, dan
mangan.
Dari beberapa sub sektor pertambangan, batu bara mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
perekonomian Indonesia. Sejak tahun 2005 Indonesia menjadi salah satu produsen dan eksportir batu bara
terbesar di dunia. (Indonesia Investment) sejak awal tahun 1990-an ketika sektor pertambangan batu bara di
buka kembali untuk investasi luar negri Indonesia mengalami peningkatan produksi ekspor dan penjualan
batu bara dalam negri . Ekspor batu bara Indonesia berkisar antara 70-80 % dari total produksi batu bara
sisanya dijual dipasar domestik. (https://www.Indonesia –Investment.com).
2012 466.307.241
2013 458.462.513 -1,71%
2014 435.742.874 -5,21%
2015 405.871.432 -7,36%
2016 456.000.000 +10,99%
Berdasarkan data BPS penurunan produksi Batu Bara di tahun 2012- 2015 dikarenakan anjloknya
harga batu bara dunia . Pada 2015 harga batu bara dunia menyentuh $ 52, 13 permetrik ton, anjlok 38 % dari
tahun 2013 sebesar $ 84,34 permetrik ton anjloknya harga batu bara menyebabkan banyak perusahaan
tambang terpaksa menghentikan sementara operasi. Masalah yang terjadi di pertambangan juga
mempengaruhi laba perusahaan pertambangan batu bara dimana laba setiap tahun nya mengalami fluktuatif.
( https://tirto.id)
140%
129%
120% 121%
100%
100%
82%
80% 76%
75%
69%
68%
66%
60%
52% 47%
40% 45%
20%
0%
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: idx co.id
Grafik 1.1
Perkembangan Laba bersih batu bara & Minyak Bumi periode 2012-2017
Dari gambar 1.1 Perubahan laba pada sektor pertambangan dapat terlihat jelas selama periode 2012-
2017. Dimana pada periode 2012 laba mengalami penurunan sebesar 24% pada tahun 2013 menjadi 76%
sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 7% menjadi 69% , pada tahun 2015 laba
mengalami penurunan lagi sebesar 3% menjadi 66% di tahun 2016 laba mengalami peningkatan sebesar 55%
sehingga laba meningkat menjadi 121% dan tahun 2017 laba mengalami peningkatan sebesar 8% menjadi
129%.
Berbeda dengan sektor minyak bumi yang mengalami penurunan tiap tahunnya dimana pada Tahun
2012 laba mengalami penurunan sebesar 7% pada tahun 2013 menjadi 75% sedangkan pada tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 7% menjadi 68% . Pada tahun 2015 laba mengalmi penurunan lagi sebesar 4%
menjadi 52% ditahun 2016 laba mengalami penurunan sebesar 5% menjadi 47% dan tahun 2017 laba
menurun sebesar 2% menjadi 45% .
Pada umumnya perusahaan didirikan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin agar
kelangsungan perusahaan dapat terjamin. Dalam hal ini perusahaan dituntut agar selektif dalam menjual
produk ke konsumen, sehingga target volume penjualan yang telah direncanakan perusahaan bisa tercapai
dengan optimal. Menurut Marbun (2008) volume penjualan adalah total barang yang terjual oleh perusahaan
dalam dalam jangka waktu tertentu. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan semakin
besar kemungkinan laba yang dihasilkan perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi laba bukan hanya volume penjualan yang dilakukan perusahaan tetapi
bagaimana perusahaan mampu menekan biaya operasional selama beroperasi, biaya operasional dapat
diartikan sebagai biaya yang harus dikeluarkan suatu perusahaan atau biaya operasional adalah biaya yang
tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional
perusahaan sehari–hari Jusuf (2014: 4). Penelitian yang dilakukan Sugiono (2014) bahwa volume penjualan
dan biaya operasional berpengaruh positif dan tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan Budi (2015) yang meneliti pengaruh harga jual dan biaya operasional
terhadap laba bersih perusahaaan batu bara yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013, hasil penelitian yang
secara parsial biaya operasional berpengaruh negative terhadap laba bersih. Berdasarkan Penelitian juga di
lakukan oleh Astri (2015) bahwa volume penjualan berpengaruh signifikan sedangkan biaya operasional
berpengaruh tidak signifikan. Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan fenomena pada sektor batu bara
diatas, maka dilakukan sebuah penelitian mengenai “Pengaruh Volume Penjualan & Biaya operasional
terhadap Laba Bersih pada perusahaan pertambangan sub sektor Batu Bara BEI 2012- 2017”.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Biaya
Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akutansi dalam bentuk arus kas atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal. Menurut Bastian (2009: 4) menyatakan biaya (cost)
didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pengawasan Operasional
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan dalam manajemen. Adapun fungsi
pengawasan yang dikemukakan oleh Terry (2010:10) sebagai berikut: (1) Pengawasan biaya operasional
ditujukan untuk mengawasi kegiatan operasi perusahaan, mengawasi segala biaya yang dikeluarkan dari
barang atau jasa yang diproses, dihasilkan sampai barang tersebut terjual. (2) Pengawasan akuntansi yaitu:
pengawasan yang dilakukan melalui prosedur, serta catatan yang diberikan dengan pengaman harta kekayaan
dan dapat dipercayai catatan finansialnya.
Pengertian Laba
Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Tidak heran jika perusahaan akan
selalu meningkatkan labanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan di dunia bisnis,
menurut Nafarin (2008:788) laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya
dan pengeluaran untuk periode tertentu. menurut Mulyadi (2014:5) laba atau sisa hasil usaha adalah selisih
antara nilai keluaran dan nilai masukan. Menurut Dewi (2014:1) jenis-jenis laba di kategorikan menjadi 3
yaitu: Laba Kotor adalah selisih antara hasil penjualan dengan harga pokok persediaan.(2) Laba Operasional
merupakan hasil dari aktivitas yang termasuk rencana-rencana kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam
ekonomi yang dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karena, angka ini menyatakan kemampuan
perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai balas jasa pada pemilik modal. (3) Laba
sesudah pajak / laba bersih merupakan laba setelah dikurangi dengan pajak. Laba bersih dipindahkan
kedalam perkiraan laba ditahan atau Retained Earning. Dalam perkiraan ini akan diambil suatu jumlah
tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yaitu suatu penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang menjadi objek
permasalahan kita, kerangka pemikiran disusun berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang
relevan dan terkait yang digunakan untuk membuat hipotesis.
Laba Bersih ( Y)
Laba Bersih Laba bersih adalah pendapatan Laba bersih = Laba sebelum
operasi perusahaan setelah pajak – pajak penghasilan
dikurangi biaya bunga dan pajak. Supiyono ( 2013: 76)
Harmono ( 2011: 231)
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunkan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
(1)Penelitian kepustakaan (Library Research) dalam rangka memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar
dapat memecahkan permasalahan, maka penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca buku,
literatur, hasil penelitian yang sejenis, dan media lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
(2)Dokumentasi:pengumpulan data dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan, dan arsip-arsip
yang ada di beberapa sumber, seperti di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan media internet sebagai penelusuran
informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang diperlukan.
Teknik Analisis Data
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang menjelaskan suatu data yang telah dikumpulkan dan diringkas pada
aspek-aspek penting berkaitan dengan data tersebut. Biasanya meliputi gambaran atau mendiskripsikan hal-
hal sebagai berikut dari suatu data : mean, median, modus, range, varian, frekuensi, nilai maksimum, nilai
minimum, serta standar deviasi.
Multikolinearitas Data
Uji Multikolinearitas adalah salah satu yang di lakukan untuk mengidentifikasi suatu model regresi dapat di
katakan baik atau tidak.Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat dua variabel yang saling
berkorelasi, Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada keterkaitan antara hubungan yang
sempurna antara variabel-variabel independen.
Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi adalah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh semua variabel dalam
menerangkan variabel independen. Nilai koefisien determinasi dapat di lihat dari adjusted R2 Semakin besar
koefisien determinasinya, maka semakin baik variabel independen dalam menerangkan variabel
dependennya (Ghozali, 2011 ). Pengujian nilai koefisien determinasi pada penelitian ini adalah
menggunakan program Software SmartPLS.
Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat dilihat nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata biaya
operasional (BOP) masing-masing perusahaan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2012
Biaya operasional tertinggi sebesar 3.446.286.789.114 oleh PT Darma Henwa Energy Tbk dan biaya
operasional terendah sebesar 940.446 oleh PT Tambang batu bara bukit asam Tbk, Pada tahun 2013 biaya
operasional tertinggi sebesar 409.068.243.257 oleh PT Golden Energy Mines Tbk dan volume penjualan
terendah sebesar 990.360 oleh PT Tambang batu bara bukit asam. Pada tahun 2014 biaya operasional
tertinggi sebesar 2.962.278.813.788 oleh PT Harum Energy Tbk, dan volume penjulan terendah sebesar
1.059.527 oleh PT Tambang batu bara bukit asam Tbk. Pada tahun 2015 biaya operasional tertinggi
sebesar 349.552.056.960 oleh PT Toba bara sejahtera Tbk, biaya operasional terendah sebesar 1.030.647
oleh PT tambang batu bara bukit asam Tbk Pada tahun 2016 biaya operasional tertinggi sebesar
311.861.939.256 oleh PT Toba Bara Sejahtera Tbk, biaya operasional terendah sebesar 1.170.648 oleh PT
Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk. Pada tahun 2017 biaya operasional tertinggi sebesar 431.492.962.860
oleh PT Toba Bara Sejahtera Tbk sedangkan biaya operasional terendah sebesar 1.333.913 oleh PT Tambang
Batu Bara Bukit Asam Tbk. Jika kita lihat dari rata- rata keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai biaya
operasional pada perusahaan pertambangan batu bara periode 2012-2017 mengalami fluktuatif.
Analisis Deskriptif Laba Bersih perusahaan pertambangan Batu Bara periode 2012-2017
Tabel 4.3
Deskrpsi nilai Laba bersih
N Kode Laba Bersih AVG
(402,5 (62,75 3
63,786,618 6,141,952. 3,733,1 5,991,4 742,5 5,043,525, (69,968
6 DEWA .00) 00) 09,702.00 59,456.00 16,467.00 596.00 ,219,558.17)
170,2 228,47
68,433,795 8,877,062. 133,821,9 2,0 34,9 120,106,04 88,787
7 GEMS .00 00 01,227.00 88,781.00 88,248.00 0.00 ,732,525.50
420,7 (72,29 13
09,644,374 7,421,472. (57,634,6 (67,062,5 (216,647, 5,203,591, 23,711
8 GTBO .00 00) 45,068.00) 14,752.00) 546,703.00) 728.00 ,851,351.17
1,571,1 580,70 80
10,274,750 2,381,024. 32,579,6 (244,375,2 242,780,4 9,237,982, 498,672
9 HRUM .00 00 24,406.00 08,256.00) 69,729.00 516.00 ,587,361.50
4,1 2,79
98,593,874 5,309,952. 2,512,5 811,8 1,764,9 3,668,236, 2,625
10 ITMG .00 00 39,442.00 08,448.00 63,627.00 748.00 ,242,015.17
229,2 209,09 19
45,899,914 0,964,800. 100,044,4 72,967,3 127,912,0 5,094,677, 155,725
11 KKGI .00 00 79,556.00 48,032.00 82,592.00 100.00 ,908,665.67
17
21,741,842 3,784,084. 268,2 24,7 2,1 12,306,356 8
12 MYOH .00 00 99,625.00 32,565.00 25,853.00 .00 3,831,720.83
13 PKPK 3 (26,9 (60,5 (13, (1
(9,065,000 3,400,000. (10,411,85 4,541,131.00
.00) 00 20,000.00) 20,395.00) 729,533.00) 8.00) )
Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat dilihat nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata Laba
bersih masing-masing perusahaan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2012 Laba bersih
tertinggi sebesar 1.571.110.274.750 oleh PT Harum Energy Tbk dan Laba bersih terendah sebesar
(576,473,810,498.) oleh PT Bumi Resource Tbk, Pada tahun 2013 Laba bersih tertinggi sebesar
580,702,381,024 oleh PT Harum Energy Tbk dan Laba bersih terendah sebesar (1,773,676,581,760.) oleh
PT Bumi Resource Tbk. Pada tahun 2014 Laba bersih tertinggi sebesar 447,577,901,008 oleh PT Toba bara
sejahtera Tbk, laba bersih terendah sebesar (3,251,813,669,454.) oleh PT Bumi Resource Tbk.Pada tahun
2015 Laba bersih tertinggi sebesar 339,302,472,000. Oleh PT Baramurti sukses sarana Tbk dan laba bersih
terendah sebesar (8,244,046,941,312.) oleh PT Bumi resource Tbk. Pada tahun 2016 laba tertinggi sebesar
804,065,774,085. Oleh PT Bumi resource Tbk dan laba bersih terendah sebesar (216,647,546,703.) oleh
PT Garda Tujuh Buana Tbk. Pada tahun 2017 laba tertinggi sebesar 2,638,227,592,428. Dan laba bersih
terendah sebesar (309,129,865.) oleh PT Bara jaya International Tbk.
Multikolinearitas Data
Uji Multikolinearitas adalah salah satu yang di lakukan untuk mengidentifikasi suatu model regresi dapat di
katakan baik atau tidak.Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat dua variabel yang saling
berkorelasi, Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada keterkaitan antara hubungan yang
sempurna antara variabel-variabel independen.
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari variabel Volume penjualan
sebesar 0.874, Biaya operasional sebesar 0.874 dan Sedangkan nilai VIF variabel volume penjulan adalah
1,145, Biaya operasional sebesar 1,145. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel yang ada
memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Maka disimpulkan bahwa data yang diuji tidak terjadi
multikolinearitas.
Path Analysis
PLS adalah salah satu metode statistic SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi
berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data
Gambar 4.1
Moderating Smart PLS
Tabel 4.6
Path Coefficients
Uji Hipotesis
Uji hipotesis yaitu suatu metode yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, apakah menerima ataupun menolak hipotesis pada sekumpulan
sampel yang diteliti.
Tabel 4.7
Hasil Uji Hipotesis
No Variabel TStatistic((o/STR) P Values Kesimpulan
1. VP-> LB 1,048 0,000 Signifikan
2. BOP->LB 1,087 0,002 Signifikan
Sumber: Data Olahan SMART PLS 2019
Y = β1X1 +β2X2
Y = 0,318X1 -0,160X2
Gambar 4.2
Kerangka pemikiran PLS
Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan Diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung
= 1,048 < t tabel = 1,661) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Keputusan uji adalah H1 diterima dan Ho
ditolak, dapat disimpulkan bahwa volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap Laba bersih. di peroleh
nilai t hitung 1,087 < t table = 1,661) dan nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Keputusan uji adalah H1 di terima
dan H0 di tolak, dapat disimpulkan bahwa biaya operasional berpengaruh signifikan.
PENUTUP
Berdasarkan uji hipotesis yang di lakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa volume penjualan
dan biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap Laba bersih. dimana nilai sig volume penjualan
0,000 lebih < 0,05 dan nilai sig biaya operasional 0,002 lebih < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan
evaluasi, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : (1) Bagi Perusahaan pertambangan sub
sektor batu bara dapat memaksimalkan laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan memeperhatikan hasil
produksi dan harga jual yang bisa menaikkan volume penjualan, dengan demikian semakin naik volume
penjualan maka laba yang diperoleh akan semakin besar. Perusahaan juga harus mampu mengendalikan
biaya operasional.(2) Bagi Investor hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu investor untuk dijadikan
referensi dalam mengambil keputusan dan investasi terkait dengan pertumbuhan laba, termasuk keputusan
untuk membeli, menjual, atau menanam saham.(3) Bagi Akademis hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
sebagai penambah referensi oleh pihak lain yang melakukan penelitian untuk permasalahan yang sama
dimasa yang akan datang, dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain diluar
variabel yang sudah diteliti dalam penelitian ini agar memperoleh hasil yang bervariasi yang dapat
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.