Anda di halaman 1dari 13

THE EFFECT OF SALES VOLUME AND OPERATING COSTS ON NET INCOME IN THE COAL

MINING SUB SECTOR COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2012-
2017
Rawati sihombing1 dan Fadrul2
Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia
Jalan Jend. A. Yani No. 78-88 No. Telp. (0761) 24418 Pekanbaru 28127
Email: rawatisihombing5@gmail.com, fadrul@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of sales volume and operating costs on net income in the coal mining
sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012-2017. The sampling technique used is
purposive sampling. and obtained a sample of 16 companies. The research method used is multiple linear
regression analysis using Smart PLS. The results of this study indicate that partially, sales volume and
operating costs have an influence on net income.
Key word : sales volume, operating costs and net income.

PENGARUH VOLUME PENJUALAN DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA


BERSIH PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SUB SEKTOR BATU BARA PERIODE 2012-
2017

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Volume penjualan dan biaya operasional terhadap
laba bersih pada perusahaan pertambangan sub sektor Batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2012–2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling . dan
diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan Smart PLS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
parsial, volume penjualan dan biaya operasional memiliki pengaruh terhadap Laba bersih.,

Kata Kunci : Volume penjualan,biaya operasional,Laba bersih

Pendahuluan
Industri Pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara karena perannya
sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan perekonomian negara.
Pertambangan adalah proses suatu kegiataan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai
ekonomi dari dalam kulit bumi baik secara mekanis maupun manual. Hasil kegiatan ini antara lain: minyak
dan gas bumi, batu bara, pasir besi, biji timah, biji nikel , biji bauskit, biji tembaga, biji emas, biji perak, dan
mangan.
Dari beberapa sub sektor pertambangan, batu bara mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
perekonomian Indonesia. Sejak tahun 2005 Indonesia menjadi salah satu produsen dan eksportir batu bara
terbesar di dunia. (Indonesia Investment) sejak awal tahun 1990-an ketika sektor pertambangan batu bara di
buka kembali untuk investasi luar negri Indonesia mengalami peningkatan produksi ekspor dan penjualan
batu bara dalam negri . Ekspor batu bara Indonesia berkisar antara 70-80 % dari total produksi batu bara
sisanya dijual dipasar domestik. (https://www.Indonesia –Investment.com).

Tabel 1.1 Produksi Batu bara periode 2012- 2017


Produksi Batu Bara (juta Persentase Kenaikan /
ton) Penurunan

2012 466.307.241
2013 458.462.513 -1,71%
2014 435.742.874 -5,21%
2015 405.871.432 -7,36%
2016 456.000.000 +10,99%

2017 461.000.000 +1,08%

Sumber: BPS, 2017


Berdasarkan tabel 1.1 terjadinya penurunan produksi batu bara pada periode 2013-2015. Pada tahun 2013
produksi batu bara mengalami penurunan sebesar 1,71%, lalu pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar
5,21% dan pada tahun 2015 mengalami penurunan lagi sebesar 7,36%. Pada tahun 2016 mengalami
peningkatan sebesar 10,99% dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 1,08%

Berdasarkan data BPS penurunan produksi Batu Bara di tahun 2012- 2015 dikarenakan anjloknya
harga batu bara dunia . Pada 2015 harga batu bara dunia menyentuh $ 52, 13 permetrik ton, anjlok 38 % dari
tahun 2013 sebesar $ 84,34 permetrik ton anjloknya harga batu bara menyebabkan banyak perusahaan
tambang terpaksa menghentikan sementara operasi. Masalah yang terjadi di pertambangan juga
mempengaruhi laba perusahaan pertambangan batu bara dimana laba setiap tahun nya mengalami fluktuatif.
( https://tirto.id)
140%
129%
120% 121%
100%
100%
82%
80% 76%
75%
69%
68%
66%
60%
52% 47%
40% 45%

20%
0%
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: idx co.id
Grafik 1.1
Perkembangan Laba bersih batu bara & Minyak Bumi periode 2012-2017
Dari gambar 1.1 Perubahan laba pada sektor pertambangan dapat terlihat jelas selama periode 2012-
2017. Dimana pada periode 2012 laba mengalami penurunan sebesar 24% pada tahun 2013 menjadi 76%
sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 7% menjadi 69% , pada tahun 2015 laba
mengalami penurunan lagi sebesar 3% menjadi 66% di tahun 2016 laba mengalami peningkatan sebesar 55%
sehingga laba meningkat menjadi 121% dan tahun 2017 laba mengalami peningkatan sebesar 8% menjadi
129%.
Berbeda dengan sektor minyak bumi yang mengalami penurunan tiap tahunnya dimana pada Tahun
2012 laba mengalami penurunan sebesar 7% pada tahun 2013 menjadi 75% sedangkan pada tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 7% menjadi 68% . Pada tahun 2015 laba mengalmi penurunan lagi sebesar 4%
menjadi 52% ditahun 2016 laba mengalami penurunan sebesar 5% menjadi 47% dan tahun 2017 laba
menurun sebesar 2% menjadi 45% .
Pada umumnya perusahaan didirikan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin agar
kelangsungan perusahaan dapat terjamin. Dalam hal ini perusahaan dituntut agar selektif dalam menjual
produk ke konsumen, sehingga target volume penjualan yang telah direncanakan perusahaan bisa tercapai
dengan optimal. Menurut Marbun (2008) volume penjualan adalah total barang yang terjual oleh perusahaan
dalam dalam jangka waktu tertentu. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan semakin
besar kemungkinan laba yang dihasilkan perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi laba bukan hanya volume penjualan yang dilakukan perusahaan tetapi
bagaimana perusahaan mampu menekan biaya operasional selama beroperasi, biaya operasional dapat
diartikan sebagai biaya yang harus dikeluarkan suatu perusahaan atau biaya operasional adalah biaya yang
tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional
perusahaan sehari–hari Jusuf (2014: 4). Penelitian yang dilakukan Sugiono (2014) bahwa volume penjualan
dan biaya operasional berpengaruh positif dan tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan Budi (2015) yang meneliti pengaruh harga jual dan biaya operasional
terhadap laba bersih perusahaaan batu bara yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013, hasil penelitian yang
secara parsial biaya operasional berpengaruh negative terhadap laba bersih. Berdasarkan Penelitian juga di
lakukan oleh Astri (2015) bahwa volume penjualan berpengaruh signifikan sedangkan biaya operasional
berpengaruh tidak signifikan. Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan fenomena pada sektor batu bara
diatas, maka dilakukan sebuah penelitian mengenai “Pengaruh Volume Penjualan & Biaya operasional
terhadap Laba Bersih pada perusahaan pertambangan sub sektor Batu Bara BEI 2012- 2017”.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Volume Penjualan


Volume penjualan merupakan ukuran yang menunjukan banyaknya atau besarnya jumlah barang/ jasa yang
terjual menurut Daryono (2016: 30). Volume penjualan adalah total barang yang terjual oleh perusahaan
dalam jangka waktu tertentu. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan semakin besar
kemungkinan laba yang dihasilkan perusahaan. Penjualan merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan dalam mencapai tujuan yaitu untuk memperoleh laba dan untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan.

Jenis Dan Bentuk Penjualan


Menurut Basu (2009:11) terdapat beberapa jenis penjualan yang bisa dikenal dalam masyarakat diantaranya
adalah : (1)Trade Selling :Penjualan yang terjadi bilamana produsen dan pedagang besar memperhasilkan
pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi produk mereka. (2) Missionary Selling : Penjualan berusaha
ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang dari penyalur perusahaan. (3) Technical
Selling :berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari
barang dan jasa. (4) New Bussines Selling :berusaha membuka transaksi baru dengan membuat calon
pembeli menjadi pembeli seperti halnya yang dilakukan perusahaan asuransi.(5) Responsive Selling :setiap
tenaga penjual diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap permintaan pembeli melalui roote driving and
retaining.

Fungsi Dan Tujuan Penjualan


Menurut Basu (2013:406) fungsi penjualan meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh penjual untuk
merealisasikan penjual seperti : (1) menciptakan permintaan (2 )mencari pembeli (3) memberikan syarat-
syarat penjualan (4) memindahkan hak milik.

Pengertian Biaya
Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akutansi dalam bentuk arus kas atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal. Menurut Bastian (2009: 4) menyatakan biaya (cost)
didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu.

Pengertian Biaya Operasional


Istilah operasional sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran output, baik yang
berupa barang dan jasa. Secara umum operasional diartikan sebagai suatu usaha, kegiatan atau proses
mentraformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Biaya operasional merupakan elemen
penting dalam aktivitas ekonomi pada suatu perusahaan dalam pembentukan laba. menurut Margaretha
(2008:24) menyatakan bahwa biaya operasional adalah keseluruhan biaya sehubungan dengan operasional
diluar kegiatan proses produksi termasuk didalamnya yaitu biaya penjualan dan biaya administrasi umum.

Perencanaan Biaya Operasional


Setiap perusahaan harus menyiapkan suatu perencanaan yang merupakan suatu usaha untuk merumuskan
tujuan-tujuan dan menyusun program operasi yang lengkap dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
Termasuk pula proses penentuan strategi yang disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang. Tanpa
adanya suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kegagalan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut.

Anggaran Biaya Operasional


Anggaran atau budget merupakan rencana yang dituangkan dalam angka yang akan dicapai perusahaan di
masa yang akan datang. Anggaran ini dibuat dan disusun secara berulang-ulang atau secara kontiniu oleh
perusahaan. Anggaran dapat digunakan sebagai peralatan pengawasan yang sangat luas digunakan baik
dalam hal bisnis maupun pemerintah.

Pengawasan Operasional
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan dalam manajemen. Adapun fungsi
pengawasan yang dikemukakan oleh Terry (2010:10) sebagai berikut: (1) Pengawasan biaya operasional
ditujukan untuk mengawasi kegiatan operasi perusahaan, mengawasi segala biaya yang dikeluarkan dari
barang atau jasa yang diproses, dihasilkan sampai barang tersebut terjual. (2) Pengawasan akuntansi yaitu:
pengawasan yang dilakukan melalui prosedur, serta catatan yang diberikan dengan pengaman harta kekayaan
dan dapat dipercayai catatan finansialnya.

Pengertian Laba
Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Tidak heran jika perusahaan akan
selalu meningkatkan labanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan di dunia bisnis,
menurut Nafarin (2008:788) laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya
dan pengeluaran untuk periode tertentu. menurut Mulyadi (2014:5) laba atau sisa hasil usaha adalah selisih
antara nilai keluaran dan nilai masukan. Menurut Dewi (2014:1) jenis-jenis laba di kategorikan menjadi 3
yaitu: Laba Kotor adalah selisih antara hasil penjualan dengan harga pokok persediaan.(2) Laba Operasional
merupakan hasil dari aktivitas yang termasuk rencana-rencana kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam
ekonomi yang dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karena, angka ini menyatakan kemampuan
perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai balas jasa pada pemilik modal. (3) Laba
sesudah pajak / laba bersih merupakan laba setelah dikurangi dengan pajak. Laba bersih dipindahkan
kedalam perkiraan laba ditahan atau Retained Earning. Dalam perkiraan ini akan diambil suatu jumlah
tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham.

Pengertian Laba Bersih


Menurut Nasution & Lisa (2013:4) laba setelah pajak merupakan laba yang diperoleh setelah dikurangkan
dengan pajak. Ini disebut net income (laba bersih) atau net profit yang diterima perusahaan. Dari definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa laba bersih adalah selisih pendapatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laba dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penjualan
dan meminimalkan biaya-biaya yang dikeluarkan.

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yaitu suatu penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang menjadi objek
permasalahan kita, kerangka pemikiran disusun berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang
relevan dan terkait yang digunakan untuk membuat hipotesis.

Volume penjualan ( X1)

Laba Bersih ( Y)

Biaya Operasional ( X2)

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran


METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di BEI
Periode 2012-2017. Data di peroleh dari Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini di lakukan di Pekanbaru pada
bulan September sampai dengan bulan Desember.

Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pertambangan yang bergerak pada sub sektor batubara
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2013-2017. Jumlah perusahaan pertambangan sub
sektor batubara sampai dengan tahun 2017 sebanyak 20 perusahaan. Dari populasi di atas maka sampel
berjumlah 16 perusahaan dengan kriteria yang di gunakan dlam penelitian.
Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.4 Definisi dan Operasional Variabel
Variabel Konsep variabel Indikator

Volume penjualan Volume penjualan adalah jumlah Volume penjualan = total


penjualan yang berhasil dicapai penjualan. Alamiah dan padji
atau ingin dicapai oleh perusahaan (2013: 126)
pada periode tertentu. Alamiah dan
Padji (2013:126)

Biaya Operasional Biaya operasional (commercial Biaya Operasional = Biaya


expense) adalah keseluruhan biaya penjualan + biaya administrasi
sehubungan dengan operasional umum
diluar kegiatan proses produksi Margaretha ( 2008:24)
termasuk di dalam nya adalah
Biaya penjualan dan Biaya
administrasi umum Margaretha
( 2008: 24)

Laba Bersih Laba bersih adalah pendapatan Laba bersih = Laba sebelum
operasi perusahaan setelah pajak – pajak penghasilan
dikurangi biaya bunga dan pajak. Supiyono ( 2013: 76)
Harmono ( 2011: 231)
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunkan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
(1)Penelitian kepustakaan (Library Research) dalam rangka memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar
dapat memecahkan permasalahan, maka penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca buku,
literatur, hasil penelitian yang sejenis, dan media lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
(2)Dokumentasi:pengumpulan data dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan, dan arsip-arsip
yang ada di beberapa sumber, seperti di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan media internet sebagai penelusuran
informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang diperlukan.
Teknik Analisis Data
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang menjelaskan suatu data yang telah dikumpulkan dan diringkas pada
aspek-aspek penting berkaitan dengan data tersebut. Biasanya meliputi gambaran atau mendiskripsikan hal-
hal sebagai berikut dari suatu data : mean, median, modus, range, varian, frekuensi, nilai maksimum, nilai
minimum, serta standar deviasi.

Multikolinearitas Data
Uji Multikolinearitas adalah salah satu yang di lakukan untuk mengidentifikasi suatu model regresi dapat di
katakan baik atau tidak.Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat dua variabel yang saling
berkorelasi, Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada keterkaitan antara hubungan yang
sempurna antara variabel-variabel independen.

Analisis Smart PLS


Menurut Ghozali (2012) Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerful oleh karena
tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu dan dapat digunakan pada jumlah sampel
kecil. Tujuan Partial Least Square (PLS) adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten
untuk tujuan prediksi.

Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi adalah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh semua variabel dalam
menerangkan variabel independen. Nilai koefisien determinasi dapat di lihat dari adjusted R2 Semakin besar
koefisien determinasinya, maka semakin baik variabel independen dalam menerangkan variabel
dependennya (Ghozali, 2011 ). Pengujian nilai koefisien determinasi pada penelitian ini adalah
menggunakan program Software SmartPLS.

Uji Analisis Berganda


Menurut Sunyoto (2013:47) tujuan dari analisis regresi adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi
partial (PLS) karena untuk menguji hubungan antarvariabel melibatkan lebih dari satu variabel bebas (X1,
X2, . . . Xn). Analisis Regresi partial ( PLS) bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan
variabel Y.
Uji Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang
sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial menggunakan uji t. Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara
statistik apabila nilai uji yang dikehendaki statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho
ditolak).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif Volume penjualan Perusahaan pertambangan Batu Bara periode 2012-2017
Tabel 4.1
Deskripsi nilai Volume Penjualan
Kode Volume penjualan AVG
NO perusahaan
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 ADRO 36.17 39.842. 41.574.7 34.53 34.08 47.29 38.91
5.148.102 202.176 00.888 3.099.264 4.799.217 7.961.828 7.985.245.83
2 ARII 94 1.067. 341.5 11 15 41 50
4.978.320 809.760 04.632 5.441.536 7.188.423 7.059.196 7.330.311.17
3 ATPK 18 409. 672.6 24 1 1 25
1.494.610 411.286 53.702 6.706.960 0.202.426 6.707.474 6.196.076.33
4 BSSR 1.058.95 2.030.508. 2.714.314.2 3.332.04 3.275.80 4.244.10 2.775.95
6.155.104 981.952 58.306 2.889.408 8.018.105 2.929.144 5.538.669.83
5 BUMI 215.89 238.025. 195.715.3 43.08 244.03 179.51 186.04
4.028.738 765.280 21.942 1.626.048 2.143.817 4.538.172 3.903.999.50
6 DEWA 3.255.50 2.692.763. 2.933.770.8 3.088.95 3.498.57 3.524.35 3.165.65
4.120.966 430.816 53.244 4.788.672 2.923.419 2.326.984 3.074.016.83
7 GEMS 3.958.89 4.427.626. 5.185.585.5 35 38 75 2.262.26
7.172.445 221.656 19.326 3.186.003 4.339.836 9.448.383 7.647.941.50
8 GTBO 833.39 342.149. 372.729.6 18.77 3.38 135.20 284.27
4.650.248 544.992 52.204 5.676.928 9.253.000 3.591.728 3.728.183.33
9 HRUM 10.138.80 10.152.103. 5.471.424.1 3.207.36 2.931.79 4.726.40 6.104.64
0.536.828 208.000 62.820 6.313.536 2.870.279 7.582.276 9.112.289.83

10 ITMG 23.70 26.424. 24.287.0 20.44 18.46 24.52 22.97


1.628.638 037.664 72.810 6.157.376 5.325.494 5.144.900 4.894.480.33
11 KKGI 2.088.41 2.346.458. 1.697.357.7 1.428.05 1.250.87 1.215.92 1.671.17
6.965.458 032.576 08.788 2.450.560 2.333.872 1.794.936 9.881.031.67
12 MYOH 78 2.455. 3.024.0 22 19 18 1.14
9.693.263 556.483 41.102 6.332.334 0.106.455 8.070.083 5.633.286.67
13 PKPK 27 173. 47.9 1 1 9
9.488.000 625.625 71.081 9.798.817 1.148.530 0.072.404.50
8.402.374
14 PTBA 1 11. 13.0 1 1 1 1
1.594.057 209.219 77.962 3.845.199 4.058.869 9.471.030 3.876.056.00
15 PTRO 3.74 4.367. 4.350.2 2.66 2.82 3.77 3.62
6.211.256 244.288 95.936 0.712.576 7.123.110 2.243.888 0.638.509
16 TOBA 3.854.99 5.116.193. 6.250.570.4 4.485.19 3.487.44 4.510.25 4.617.44
3.333.250 610.336 56.284 0.322.112 1.428.303 8.753.616 1.317.316.83
MAXIMUM 10.1800.53 10.152.103.2 6.250.570.45 4.485.190. 3.498.572. 4.726.407.  
6.828 08.000 6.284 322.112 923.419 582.276
MINIMUM 11.594.057 11.209.219 13.077.962 13.845.199 8.402.374 11.148.530  

AVERAGE 1.591.917. 1.713.786.24 1.555.986.20 978.879.95 921.753.15 1.163.298.  


949.955.19 3.256.81 3.189.19 9.208.06 7.312.44 048.260.50
Sumber:www.idx.co.id (Data olahan)
Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat dilihat nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata volume
penjualan (VP) masing-masing perusahaan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2012
volume penjulan tertinggi sebesar 10.138.800.536.828 oleh PT Harum Energy Tbk dan volume penjualan
terendah sebesar 11.594.057.00 oleh PT Tambang batu bara bukit asam Tbk, Pada tahun 2013 volume
penjualan tertinggi sebesar 10.152.103.208.000 oleh PT Harum energy Tbk dan volume penjualan terendah
sebesar 11.209.219 oleh PT Tambang batu bara bukit asam. Pada tahun 2014 volume penjulan tertinggi
sebesar 6.250.570.456.284 oleh PT Toba bara sejahtera Tbk, dan volume penjulan terendah sebesar
13.077.962 oleh PT Tambang batu bara bukit asam Tbk. Pada tahun 2015 volume penjualan tertinggi
sebesar 4.485.190.322.112 oleh PT Toba bara sejahtera Tbk, volume penjualan terendah sebesar 13.845.19
oleh PT tambang batu bara bukit asam Tbk,Pada tahun 2016 volume penjualan tertinggi sebesar
3.498.572.923.419 oleh PT Darma henwa Tbk, volume penjualan terendah sebesar 8.402.374 oleh PT
Perdana karya perkasa Tbk. Pada tahun 2017 volume penjualan tertinggi sebesar 4.726.407.582.276 oleh PT
harum energy Tbk sedangkan volume penjualan terendah sebesar 11.148.530 oleh PT Perdana karya
perkasa. Jika kita lihat dari rata- rata keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai volume penjualan pada
perusahaan pertambangan batu bara periode 2012-2017 mengalami fluktuatif

Analisis Deskriptif Biaya operasioanal pertambangan batu bara periode 2012-2017


Tabel 4.2
Deskripsi nilai Biaya operasional
Kode Biaya Operasional AVG
NO perusaha
an 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 ADRO 1.681.865.10 2.099.223.39 1.996.994.46 1.711.040.64 2.041.316.02 2.665.877. 2.032.719.
6 2 8 0 5 916 591.17
2 ARII 132.669.95
254.718.498 176.280.480 110.592.692 58.852.800 116.274.333 79.300.908
1.83
3 ATPK 56.820.123
26.686.552 34.429.232 103.565.523 80.581.865 54.901.116 40.756.454
.67
4 BSSR 66.447.903.6 94.774.862.4 138.264.831. 161.557.072. 92.101.208.3 75.989.372 104.855.87
98 00 334 128 88 .920 5.144.67
5 BUMI 133.221.875. 145.093.170. 288.038.503. 313.579.360. 282.080.249. 412.791.76 262.467.48
450 336 788 320 073 7.804 7.795.17
6 DEWA 3.446.286.78 152.051.088. 156.790.032. 135.270.067. 146.590.201. 163.894.08 700.147.04
9.114 832 392 008 863 8.312 4.586.83
7 GEMS 283.481.483. 409.068.243. 445.825.392. 189.747.81
34.176.620 31.487.810 46.105.040
747 257 793 4.877.83
8 GTBO 36.343.852.5 82.916.771.0 34.326.928.9 17.082.067.0 6.822.444.76 15.625.951 32.186.335
82 40 30 08 2 .424 .957.67

9 HRUM 213.985.549. 322.989.815. 2.962.278.81 287.438.284. 266.908.278. 306.010.41 726.601.85


590 488 3.788 416 273 6.980 9.755.83
10 ITMG 434.202.59 343.581.41
327.895.038 374.779.456 327.664.918 289.658.688 307.287.771
2 0.50
11 KKGI 75.612.220.6 82.566.235.4 75.660.578.7 74.385.925.6 86.006.318.7 90.748.878 80.830.026
48 56 56 32 69 .820 .346.83
12 MYOH 1.005.811.67 167.654.90
26.225.000 68.188.410 6.639.785 7.254.513 9.423.881
9.124 1.785.50
13 PKPK 23.488.441.0 21.813.115.0 14.666.000.0 16.630.333
10.391.363 11.859.585 17.563.496
0 0 0 .33
14 PTBA 1.333.913. 1.087.590.
940.446 990.360 1.059.527 1.030.647.00 1.170.648
00 17
15 PTRO 275.862.06 295.454.42
317.069.186 345.805.664 330.752.912 249.677.376 253.559.334
4 2.67
16 TOBA 306.403.612. 347.825.533. 390.136.161. 349.552.056. 311.861.939. 431.492.96 356.212.04
974 888 800 960 256 2.860 4.623
MAXIMUM 3.446.286.78 409.068.243. 2.962.278.81 349.552.056. 311.861.939. 431.492.96
9.114 257 3.788 960 256 2.860
MINIMUM 940.446 990.360 1.059.527 1.030.647 1.170.648 1.333.913
AVERAGE 285.277.636. 102.525.451. 343.751.138. 83.831.680.2 74.699.734.4 93.757.741
004.38 925.38 671.56 03.50 69.94 .586.50

Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat dilihat nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata biaya
operasional (BOP) masing-masing perusahaan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2012
Biaya operasional tertinggi sebesar 3.446.286.789.114 oleh PT Darma Henwa Energy Tbk dan biaya
operasional terendah sebesar 940.446 oleh PT Tambang batu bara bukit asam Tbk, Pada tahun 2013 biaya
operasional tertinggi sebesar 409.068.243.257 oleh PT Golden Energy Mines Tbk dan volume penjualan
terendah sebesar 990.360 oleh PT Tambang batu bara bukit asam. Pada tahun 2014 biaya operasional
tertinggi sebesar 2.962.278.813.788 oleh PT Harum Energy Tbk, dan volume penjulan terendah sebesar
1.059.527 oleh PT Tambang batu bara bukit asam Tbk. Pada tahun 2015 biaya operasional tertinggi
sebesar 349.552.056.960 oleh PT Toba bara sejahtera Tbk, biaya operasional terendah sebesar 1.030.647
oleh PT tambang batu bara bukit asam Tbk Pada tahun 2016 biaya operasional tertinggi sebesar
311.861.939.256 oleh PT Toba Bara Sejahtera Tbk, biaya operasional terendah sebesar 1.170.648 oleh PT
Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk. Pada tahun 2017 biaya operasional tertinggi sebesar 431.492.962.860
oleh PT Toba Bara Sejahtera Tbk sedangkan biaya operasional terendah sebesar 1.333.913 oleh PT Tambang
Batu Bara Bukit Asam Tbk. Jika kita lihat dari rata- rata keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai biaya
operasional pada perusahaan pertambangan batu bara periode 2012-2017 mengalami fluktuatif.

Analisis Deskriptif Laba Bersih perusahaan pertambangan Batu Bara periode 2012-2017
Tabel 4.3
Deskrpsi nilai Laba bersih
N Kode Laba Bersih AVG

O perusahaan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


3,7 2,78
24,977,426 0,501,664. 2,294,6 1,942,5 4,600,2 7,786,934, 3,854
1 ADRO .00 00 17,080.00 02,592.00 83,058.00 008.00 ,969,304.67
(1 (14 (14
08,355,700 1,909,728. 201,8 (215,0 (344, (242,663,9 1,704,674.33
2 ARII .00) 00) 32,288.00 47,488.00) 083,446.00) 72.00) )
( 1 (11
16,740,643 3,040,702. 52,0 (161,5 (288, (309,129,8 8,399,346.83
3 ATPK .00) 00 11,645.00 55,929.00) 021,991.00) 65.00) )
95,0 1,19
76,917,902 4,734,891. 31,678,1 339,302,4 370,273,5 4,066,258, 338,400
4 BSSR .00 00 42,692.00 72,000.00 54,231.00 564.00 ,346,713.33
(576,4 (1,773,67 2,63
73,810,498 6,581,760. (3,251,813,6 (8,244,046,9 804,065,7 8,227,592, (1,733,952,
5 BUMI .00) 00) 69,454.00) 41,312.00) 74,085.00 428.00 939,418.50)

(402,5 (62,75 3
63,786,618 6,141,952. 3,733,1 5,991,4 742,5 5,043,525, (69,968
6 DEWA .00) 00) 09,702.00 59,456.00 16,467.00 596.00 ,219,558.17)
170,2 228,47
68,433,795 8,877,062. 133,821,9 2,0 34,9 120,106,04 88,787
7 GEMS .00 00 01,227.00 88,781.00 88,248.00 0.00 ,732,525.50
420,7 (72,29 13
09,644,374 7,421,472. (57,634,6 (67,062,5 (216,647, 5,203,591, 23,711
8 GTBO .00 00) 45,068.00) 14,752.00) 546,703.00) 728.00 ,851,351.17
1,571,1 580,70 80
10,274,750 2,381,024. 32,579,6 (244,375,2 242,780,4 9,237,982, 498,672
9 HRUM .00 00 24,406.00 08,256.00) 69,729.00 516.00 ,587,361.50
4,1 2,79
98,593,874 5,309,952. 2,512,5 811,8 1,764,9 3,668,236, 2,625
10 ITMG .00 00 39,442.00 08,448.00 63,627.00 748.00 ,242,015.17
229,2 209,09 19
45,899,914 0,964,800. 100,044,4 72,967,3 127,912,0 5,094,677, 155,725
11 KKGI .00 00 79,556.00 48,032.00 82,592.00 100.00 ,908,665.67
17
21,741,842 3,784,084. 268,2 24,7 2,1 12,306,356 8
12 MYOH .00 00 99,625.00 32,565.00 25,853.00 .00 3,831,720.83
13 PKPK 3 (26,9 (60,5 (13, (1
(9,065,000 3,400,000. (10,411,85 4,541,131.00
.00) 00 20,000.00) 20,395.00) 729,533.00) 8.00) )

2,269,074. 2,351,350. 1,9 2,0 2,0 4,547,232.


14 PTBA 00 00 68,220.00 37,111.00 24,405.00 00 2,532,898.67
4 20
77,367,596 9,911,424. 29,4 (163,2 (105, 120,642,47 9
15 PTRO .00 00 54,712.00 57,024.00) 660,975.00) 6.00 4,743,034.83
115,9 419,67 60
61,803,676 4,801,504. 447,577,9 330,914,7 196,965,1 0,525,337, 351,936
16 TOBA .00 00 01,008.00 58,080.00 82,316.00 756.00 ,630,723.33
Rp157111 580,702,38 447,577,901, 339,302,472, 804,065,774, 2,638,227,
MAXIMUM 0274750.0 1,024.00 008.00 000.00 085.00 592,428.00  
(1,773,676
(576,473,8 ,581,760.0 (3,251,813,6 (8,244,046,9 (216,647,546 (309,129,8
MINIMUM 10,498.00) 0) 69,454.00) 41,312.00) ,703.00) 65.00)  
101,976,63 (29,056,99 (159,667,459 (487,757,864 95,734,057,6 351,159,34
AVERAGE 5,360.25 9,778.44) ,557.44) ,880.69) 22.69 5,803.31  

Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat dilihat nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata Laba
bersih masing-masing perusahaan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun 2012 Laba bersih
tertinggi sebesar 1.571.110.274.750 oleh PT Harum Energy Tbk dan Laba bersih terendah sebesar
(576,473,810,498.) oleh PT Bumi Resource Tbk, Pada tahun 2013 Laba bersih tertinggi sebesar
580,702,381,024 oleh PT Harum Energy Tbk dan Laba bersih terendah sebesar (1,773,676,581,760.) oleh
PT Bumi Resource Tbk. Pada tahun 2014 Laba bersih tertinggi sebesar 447,577,901,008 oleh PT Toba bara
sejahtera Tbk, laba bersih terendah sebesar (3,251,813,669,454.) oleh PT Bumi Resource Tbk.Pada tahun
2015 Laba bersih tertinggi sebesar 339,302,472,000. Oleh PT Baramurti sukses sarana Tbk dan laba bersih
terendah sebesar (8,244,046,941,312.) oleh PT Bumi resource Tbk. Pada tahun 2016 laba tertinggi sebesar
804,065,774,085. Oleh PT Bumi resource Tbk dan laba bersih terendah sebesar (216,647,546,703.) oleh
PT Garda Tujuh Buana Tbk. Pada tahun 2017 laba tertinggi sebesar 2,638,227,592,428. Dan laba bersih
terendah sebesar (309,129,865.) oleh PT Bara jaya International Tbk.

Multikolinearitas Data
Uji Multikolinearitas adalah salah satu yang di lakukan untuk mengidentifikasi suatu model regresi dapat di
katakan baik atau tidak.Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat dua variabel yang saling
berkorelasi, Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada keterkaitan antara hubungan yang
sempurna antara variabel-variabel independen.

Tabel 4.4 Hasil uji Multikolinearitas data

No Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

1 VP 0.874 1,145 Tidak Multikolinieritas

2 BOP 0.874 1,145 Tidak Multikolinieritas


Sumber:Data olahan SPSS 2019

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari variabel Volume penjualan
sebesar 0.874, Biaya operasional sebesar 0.874 dan Sedangkan nilai VIF variabel volume penjulan adalah
1,145, Biaya operasional sebesar 1,145. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel yang ada
memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Maka disimpulkan bahwa data yang diuji tidak terjadi
multikolinearitas.

Uji Kelayakan Model (Adj R2)


Analisis yang bertujuan untuk mengetahui apakah suatu model dinyatakan layak atau tidak dengan melihat
berapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel Dependen dengan batas kelayakan yang telah
ditetapkan
Tabel 4.5
Hasil uji kelayakan Model (Adj R2)
No Variabel R Square Adjusted Kesimpulan
1 Laba bersih (Y1) 0.71 Model Layak

Path Analysis
PLS adalah salah satu metode statistic SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi
berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data

yang hilang dan multikolonieritas.

Gambar 4.1
Moderating Smart PLS

Tabel 4.6
Path Coefficients

Original Sample Standard


T Statistics (|
Variabel Sample Mean Error P Values Kesimpulan
O/STERR|)
(O) (M) (STERR)

BOP (X2) ->


laba bersih -0.160 -0.192 0.147 1,087 0.002 Negative
(Y1)

Volume 0,318 0,377 0,172 1,048 0,000 Positif


penjualan (X1)
->LABA
BERSIH (Y2)

Sumber : Data Olahan SMART PLS, 2019

Uji Hipotesis
Uji hipotesis yaitu suatu metode yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, apakah menerima ataupun menolak hipotesis pada sekumpulan
sampel yang diteliti.
Tabel 4.7
Hasil Uji Hipotesis
No Variabel TStatistic((o/STR) P Values Kesimpulan
1. VP-> LB 1,048 0,000 Signifikan
2. BOP->LB 1,087 0,002 Signifikan
Sumber: Data Olahan SMART PLS 2019

Y = β1X1 +β2X2

Y = 0,318X1 -0,160X2

Gambar 4.2
Kerangka pemikiran PLS
Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan Diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung
= 1,048 < t tabel = 1,661) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Keputusan uji adalah H1 diterima dan Ho
ditolak, dapat disimpulkan bahwa volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap Laba bersih. di peroleh
nilai t hitung 1,087 < t table = 1,661) dan nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Keputusan uji adalah H1 di terima
dan H0 di tolak, dapat disimpulkan bahwa biaya operasional berpengaruh signifikan.

Pembahasan Hasil Penelitian


Pengaruh volume penjualan terhadap Laba bersih
Hasil penelitian ini adalah Volume penjualan / X1 berpengaruh terhadap Laba bersih pada perusahaan
pertambangan sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2017. Secara keseluruhan
nilai volume penjualan memepengaruhi peningkatan atau penurunan Laba bersih. Dari hasil penelitian nilai
sig 0,000 lebih < 0,05 menunjukkan bahwa variabel volume penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap laba bersih pada perusahaan pertambangan sub sektor batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2017.

Pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba bersih


Hasil penelitian ini adalah biaya operasional / X2 berpengaruh terhadap Laba bersih pada perusahaan
pertambangan sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2017. Secara
keseluruhan nilai biaya operasional memepengaruhi peningkatan atau penurunan Laba bersih. Dari hasil
penelitian nilai sig 0,002 lebih < 0,05 menunjukkan bahwa variabel biaya operasional mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan pertambangan sub sektor batubara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2017.

PENUTUP
Berdasarkan uji hipotesis yang di lakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa volume penjualan
dan biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap Laba bersih. dimana nilai sig volume penjualan
0,000 lebih < 0,05 dan nilai sig biaya operasional 0,002 lebih < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan
evaluasi, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : (1) Bagi Perusahaan pertambangan sub
sektor batu bara dapat memaksimalkan laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan memeperhatikan hasil
produksi dan harga jual yang bisa menaikkan volume penjualan, dengan demikian semakin naik volume
penjualan maka laba yang diperoleh akan semakin besar. Perusahaan juga harus mampu mengendalikan
biaya operasional.(2) Bagi Investor hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu investor untuk dijadikan
referensi dalam mengambil keputusan dan investasi terkait dengan pertumbuhan laba, termasuk keputusan
untuk membeli, menjual, atau menanam saham.(3) Bagi Akademis hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
sebagai penambah referensi oleh pihak lain yang melakukan penelitian untuk permasalahan yang sama
dimasa yang akan datang, dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain diluar
variabel yang sudah diteliti dalam penelitian ini agar memperoleh hasil yang bervariasi yang dapat
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai