Audit atas laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh manajemen entitas usaha untuk menilai kinerja dari manajemen entitas atas usaha yang dilakukan oleh pihak independen. Hal ini akan berdampak positif kepada kinerja manajemen dan begitu juga kepada entitas usaha tersebut. Keputusan penerimaan klien oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan tahap krusial dimana langkah ini adalah awal penugasan audit atas laporan keuangan dimulai. Sebelum menerima keputusan perikatan, auditor harus selektif mempertimbangkan beberapa risiko terkait perikatan. Akuntan publik harus dapat mengutamakan sikap profesional skeptism juga meningkatkan kewaspadaan dalam setiap perikatan untuk dapat mengatasi risiko terkait perikatan. Salah satu tahap penting dalam perikatan adalah keputusan penerimaan klien. Dengan memperketat proses seleksi calon klien maka KAP dapat meminimalkan tingkat risiko yang mungkin akan dihadapi di masa yang akan datang. Keputusan penerimaan klien dianggap sebagai langkah penting sebelum memulai perikatan. Proses seleksi calon klien dengan berbagai prosedur awal harus benar-benar dilakukan untuk menjamin bahwa KAP telah mengambil keputusan yang tepat. Dalam prosesnya harus dipastikan bahwa KAP telah mematuhi aturan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan yaitu sebagaimana auditor harus menerapkan Standar Pengendalian Mutu KAP dan Aturan Etika Profesi. Standar Pengendalian Mutu menyediakan petunjuk professional berkenaan dengan keputusan untuk menerima perikatan, sejalan dengan standar umum dan standar pekerjaan lapangan dari standar auditing yang berlaku umum. Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui risiko audit, risiko bisnis klien, dan risiko bisnis auditor berpengaruh terhadap keputusan penerimaan klien di Kantor Akuntan Publik Antallica Magelang oleh Andrew Cristian Purnomo sebagai auditor dan klien yaitu Demitria Winia Candra Pradini yang mempunyai bisnis bergerak dibidang perdagangan dan jasa. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Penulis dapat menulis beberapa perumusan masalah, diantaranya: 1. Apakah risiko audit berpengaruh terhadap keputusan penerimaan klien? 2. Apakah risiko bisnis klien berpengaruh terhadap keputusan penerimaan klien? 3. Apakah risiko bisnis auditor berpengaruh terhadap keputusan penerimaan klien? 1.3 TUJUAN MAKALAH Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam makalah ini yaitu: 1. Pengaruh risiko audit terhadap keputusan penerimaan klien 2. Pengaruh risiko bisnis klien terhadap keputusan penerimaan klien 3. Pengaruh risiko bisnis auditor terhadap keputusan penerimaan klien BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AUDITING
Arens, et.al. (2006:4) mendefinisikan auditing sebagai berikut : “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Sementara itu, Konrath (2002) melihat audit sebagai suatu proses sistematik dalam memperoleh dan mengevaluasi asersi manajemen. Konrath mengungkapkan: “Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the result to interested users.” Boynton dan Johnson (2006: 6) mendefinisikan auditing adalah sebagai berikut: “Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users.” 2.2 RISIKO AUDIT Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material (IAI 2001, SA Seksi 312 Paragraf 02). Risiko audit berkaitan langsung dengan tujuan dilaksanakannya audit yaitu untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Risiko auditor memberikan pendapat yang tidak tepat atas laporan keuangan terutama ketika laporan keuangan tersebut mengandung salah saji material merupakan risiko audit. Ada beberapa faktor yang akan berdampak pada risiko audit. Beberapa faktor tersebut meliputi volume transaksi akhir tahun yang cukup signifikan, penyusunan laporan keuangan tidak tepat waktu, dan kelemahan dalam pengendalian internal (Colbert, 1996). Johnstone (2001) mengatakan sebagian besar auditor berpengalaman cenderung memberi peringkat risiko audit sebagai faktor yang dianggap paling penting terkait sikap manajemen terhadap pengendalian internal. Risiko audit ini seharusnya dapat diminimalisir oleh KAP karena dapat berdampak pada reputasi KAP itu sendiri. Pada umumnya apabila probabilitas dikeluarkannya pendapat yang tidak tepat terhadap laporan keuangan semakin besar maka semakin kecil potensi KAP menerima perikatan dengan klien tersebut. 2.3 RISIKO BISNIS KLIEN Risiko bisnis klien adalah risiko klien akan gagal mencapai tujuannya, yang berhubungan dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah (Arens et al, 2005). Penting bagi auditor untuk memahami risiko bisnis klien, karena risiko ini melekat pada klien. Jika klien mengalami kesulitan keuangan, masalah going concern atau masalah hukum, dan pihak yang merasa dirugikan mempunyai alasan untuk menuntut keandalan laporan keuangan, perkara hukum tersebut bisa saja melibatkan auditor termasuk KAP yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum memutuskan akan menerima atau menolak perikatan KAP harus mempertimbangkan risiko klien baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi risiko usaha KAP. Biasanya semakin tinggi risiko bisnis klien maka akan semakin kecil kemungkinan klien tersebut akan diterima. 2.4 RISIKO BISNIS AUDITOR Risiko bisnis auditor (auditor’s bussines risk) merupakan risiko auditor akan menderita kerugian atau merugikan dalam melakukan praktik profesinya akibat proses pengadilan atau penolakan publik dalam hubungannya dengan audit (Guy, Dan et al, 2002). Risiko bisnis auditor penting karena berkaitan secara langsung dengan reputasi atau nama baik perusahaan. Auditor memiliki kemampuan untuk mengendalikan risiko bisnis ini dengan cara berhati-hati dalam menganalisa prosepektif klien. Jika ternyata klien memiliki reputasi buruk maka tidak menutup kemungkinan bila nama baik perusahaan akan ikut terancam eksistensi usahanya sebagai kantor akuntan. Apabila dalam proses penilaian risiko diperkirakan akan menghadapi risiko kerugian yang tinggi maka semakin kecil kemungkinan KAP akan menerima perusahaan menjadi kliennya. 2.5 HASIL ANALISIS Dengan dilakukan Analisis Risiko Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien pada aplikasi ATLAS, pada Jenis Usaha Klien dengan hasil Low (perdagangan dan jasa) karena auditor menilai bahwa klien cukup efektif untuk melakukan pengendalian pada usahanya karena dikelola oleh klien sendiri maka cenderung tidak terdapat salah saji material. Pada Status Kepemilikan Klien dengan hasil Low (Swasta - Non Go Publik) karena auditor menilai bahwa perusahaan non go public tidak begitu riskan dengan banyaknya kepentingan misalnya dari investor dll yang akan mempengaruhi independensi auditor. Dan pada Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan oleh klien dengan hasil LOW (SAK ETAP) karena digunakan oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan laporan keuangan diterbitkan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Hasil analisis integritas manajemen Low karena baik pihak manajemen maupun pemilik bisnis mempunyai reputasi baik yang dalam praktik bisnisnya tidak terdapat ketidak wajaran dari operasi perusahaan. Dan juga dalam pengendalian internal dan standar akuntansinya, perusahaan mempunyai informasi yang baik terhadap perilaku manajemen maupun pemilik. Tidak ada upaya menekan serendah mungkin dalam hal fee jasa profesional KAP, perusahaan baik dari pemilik maupun manajemen. Dalam hal pembatasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar, perusahaan dinilai tidak terdapat indikasi untuk hal tersebut. Perusahaan yang diwakili oleh pemilik dan manajemen juga dinilai tidak terdapat indikasi yang memungkinkan perusahaan untuk terlibat dalam tindakan pencucian uang dan terorisme. Dalam hal hubungan istimewa, perusahaan dan pihak-pihak terkait tidak terdapat identitas dan reputasi akan hal tersebut. Untuk melakukan audit atas laporan keuangan pada periode yang sama, tidak terdapat dua auditor independen. Maka dari itu pihak auditor menilai bahwa integritas manajemen baik sehingga resikonya pun rendah. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Audit sebagai suatu proses sistematik dalam memperoleh dan mengevaluasi asersi manajemen. Audit atas laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh manajemen entitas usaha untuk menilai kinerja dari manajemen entitas atas usaha yang dilakukan oleh pihak independen. Hal ini akan berdampak positif kepada kinerja manajemen dan begitu juga kepada entitas usaha tersebut. Dari pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa audit sangat penting baik di perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan. Dari analisis jenis usaha klien, status kepemilikan klien, standar akuntansi keuangan yang digunakan klien, dan integritas manajemen dengan hasil Low maka auditor menilai bahwa klien patut diterima dan keberlanjutan hubungan dengan klien dapat diteruskan karena risikonya yang rendah.