Anda di halaman 1dari 6

Makalah Analisis Risiko

Nama: Andrew Cristian Purnomo


NIM: 182123557
Mata Kuliah: Auditing III

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Audit atas laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh manajemen entitas usaha untuk
menilai kinerja dari manajemen entitas atas usaha yang dilakukan oleh pihak independen. Hal ini
akan berdampak positif kepada kinerja manajemen dan begitu juga kepada entitas usaha tersebut.
Keputusan penerimaan klien oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan tahap krusial
dimana langkah ini adalah awal penugasan audit atas laporan keuangan dimulai. Sebelum
menerima keputusan perikatan, auditor harus selektif mempertimbangkan beberapa risiko terkait
perikatan.
Akuntan publik harus dapat mengutamakan sikap profesional skeptism juga
meningkatkan kewaspadaan dalam setiap perikatan untuk dapat mengatasi risiko terkait
perikatan. Salah satu tahap penting dalam perikatan adalah keputusan penerimaan klien. Dengan
memperketat proses seleksi calon klien maka KAP dapat meminimalkan tingkat risiko yang
mungkin akan dihadapi di masa yang akan datang. Keputusan penerimaan klien dianggap
sebagai langkah penting sebelum memulai perikatan.
Proses seleksi calon klien dengan berbagai prosedur awal harus benar-benar dilakukan
untuk menjamin bahwa KAP telah mengambil keputusan yang tepat. Dalam prosesnya harus
dipastikan bahwa KAP telah mematuhi aturan Standar Profesional Akuntan Publik yang
ditetapkan yaitu sebagaimana auditor harus menerapkan Standar Pengendalian Mutu KAP dan
Aturan Etika Profesi. Standar Pengendalian Mutu menyediakan petunjuk professional berkenaan
dengan keputusan untuk menerima perikatan, sejalan dengan standar umum dan standar
pekerjaan lapangan dari standar auditing yang berlaku umum.
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui risiko audit, risiko bisnis klien, dan risiko
bisnis auditor berpengaruh terhadap keputusan penerimaan klien di Kantor Akuntan Publik
Antallica Magelang oleh Andrew Cristian Purnomo sebagai auditor dan klien yaitu Demitria
Winia Candra Pradini yang mempunyai bisnis bergerak dibidang perdagangan dan jasa.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Penulis dapat menulis beberapa perumusan masalah, diantaranya:
1. Apakah risiko audit berpengaruh terhadap keputusan penerimaan klien?
2. Apakah risiko bisnis klien berpengaruh terhadap keputusan penerimaan klien?
3. Apakah risiko bisnis auditor berpengaruh terhadap keputusan penerimaan klien?
1.3 TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam makalah ini yaitu:
1. Pengaruh risiko audit terhadap keputusan penerimaan klien
2. Pengaruh risiko bisnis klien terhadap keputusan penerimaan klien
3. Pengaruh risiko bisnis auditor terhadap keputusan penerimaan klien
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AUDITING


Arens, et.al. (2006:4) mendefinisikan auditing sebagai berikut : “Auditing is the
accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the
degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be
done by a competent, independent person.”
Sementara itu, Konrath (2002) melihat audit sebagai suatu proses sistematik dalam
memperoleh dan mengevaluasi asersi manajemen. Konrath mengungkapkan: “Auditing is a
systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about
economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions
and established criteria and communicating the result to interested users.”
Boynton dan Johnson (2006: 6) mendefinisikan auditing adalah sebagai berikut:
“Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding
assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence
between those assertions and established criteria and communicating the results to interested
users.”
2.2 RISIKO AUDIT
Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material
(IAI 2001, SA Seksi 312 Paragraf 02). Risiko audit berkaitan langsung dengan tujuan
dilaksanakannya audit yaitu untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan
keuangan. Risiko auditor memberikan pendapat yang tidak tepat atas laporan keuangan terutama
ketika laporan keuangan tersebut mengandung salah saji material merupakan risiko audit.
Ada beberapa faktor yang akan berdampak pada risiko audit. Beberapa faktor tersebut
meliputi volume transaksi akhir tahun yang cukup signifikan, penyusunan laporan keuangan
tidak tepat waktu, dan kelemahan dalam pengendalian internal (Colbert, 1996). Johnstone (2001)
mengatakan sebagian besar auditor berpengalaman cenderung memberi peringkat risiko audit
sebagai faktor yang dianggap paling penting terkait sikap manajemen terhadap pengendalian
internal. Risiko audit ini seharusnya dapat diminimalisir oleh KAP karena dapat berdampak pada
reputasi KAP itu sendiri. Pada umumnya apabila probabilitas dikeluarkannya pendapat yang
tidak tepat terhadap laporan keuangan semakin besar maka semakin kecil potensi KAP menerima
perikatan dengan klien tersebut.
2.3 RISIKO BISNIS KLIEN
Risiko bisnis klien adalah risiko klien akan gagal mencapai tujuannya, yang berhubungan
dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi serta kepatuhan terhadap
hukum dan pemerintah (Arens et al, 2005). Penting bagi auditor untuk memahami risiko bisnis
klien, karena risiko ini melekat pada klien. Jika klien mengalami kesulitan keuangan, masalah
going concern atau masalah hukum, dan pihak yang merasa dirugikan mempunyai alasan untuk
menuntut keandalan laporan keuangan, perkara hukum tersebut bisa saja melibatkan auditor
termasuk KAP yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum memutuskan akan menerima atau
menolak perikatan KAP harus mempertimbangkan risiko klien baik secara langsung maupun
tidak langsung yang dapat mempengaruhi risiko usaha KAP. Biasanya semakin tinggi risiko
bisnis klien maka akan semakin kecil kemungkinan klien tersebut akan diterima.
2.4 RISIKO BISNIS AUDITOR
Risiko bisnis auditor (auditor’s bussines risk) merupakan risiko auditor akan menderita
kerugian atau merugikan dalam melakukan praktik profesinya akibat proses pengadilan atau
penolakan publik dalam hubungannya dengan audit (Guy, Dan et al, 2002). Risiko bisnis auditor
penting karena berkaitan secara langsung dengan reputasi atau nama baik perusahaan. Auditor
memiliki kemampuan untuk mengendalikan risiko bisnis ini dengan cara berhati-hati dalam
menganalisa prosepektif klien. Jika ternyata klien memiliki reputasi buruk maka tidak menutup
kemungkinan bila nama baik perusahaan akan ikut terancam eksistensi usahanya sebagai kantor
akuntan. Apabila dalam proses penilaian risiko diperkirakan akan menghadapi risiko kerugian
yang tinggi maka semakin kecil kemungkinan KAP akan menerima perusahaan menjadi
kliennya.
2.5 HASIL ANALISIS
Dengan dilakukan Analisis Risiko Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan
Klien pada aplikasi ATLAS, pada Jenis Usaha Klien dengan hasil Low (perdagangan dan jasa)
karena auditor menilai bahwa klien cukup efektif untuk melakukan pengendalian pada usahanya
karena dikelola oleh klien sendiri maka cenderung tidak terdapat salah saji material. Pada Status
Kepemilikan Klien dengan hasil Low (Swasta - Non Go Publik) karena auditor menilai bahwa
perusahaan non go public tidak begitu riskan dengan banyaknya kepentingan misalnya dari
investor dll yang akan mempengaruhi independensi auditor. Dan pada Standar Akuntansi
Keuangan yang digunakan oleh klien dengan hasil LOW (SAK ETAP) karena digunakan oleh
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan laporan keuangan diterbitkan
untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
Hasil analisis integritas manajemen Low karena baik pihak manajemen maupun pemilik
bisnis mempunyai reputasi baik yang dalam praktik bisnisnya tidak terdapat ketidak wajaran dari
operasi perusahaan. Dan juga dalam pengendalian internal dan standar akuntansinya, perusahaan
mempunyai informasi yang baik terhadap perilaku manajemen maupun pemilik. Tidak ada upaya
menekan serendah mungkin dalam hal fee jasa profesional KAP, perusahaan baik dari pemilik
maupun manajemen. Dalam hal pembatasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar, perusahaan
dinilai tidak terdapat indikasi untuk hal tersebut. Perusahaan yang diwakili oleh pemilik dan
manajemen juga dinilai tidak terdapat indikasi yang memungkinkan perusahaan untuk terlibat
dalam tindakan pencucian uang dan terorisme. Dalam hal hubungan istimewa, perusahaan dan
pihak-pihak terkait tidak terdapat identitas dan reputasi akan hal tersebut. Untuk melakukan audit
atas laporan keuangan pada periode yang sama, tidak terdapat dua auditor independen. Maka dari
itu pihak auditor menilai bahwa integritas manajemen baik sehingga resikonya pun rendah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit sebagai suatu proses sistematik dalam memperoleh dan mengevaluasi asersi
manajemen. Audit atas laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh manajemen entitas usaha untuk
menilai kinerja dari manajemen entitas atas usaha yang dilakukan oleh pihak independen. Hal ini
akan berdampak positif kepada kinerja manajemen dan begitu juga kepada entitas usaha tersebut.
Dari pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa audit sangat penting
baik di perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan. Dari analisis jenis usaha klien, status
kepemilikan klien, standar akuntansi keuangan yang digunakan klien, dan integritas manajemen
dengan hasil Low maka auditor menilai bahwa klien patut diterima dan keberlanjutan hubungan
dengan klien dapat diteruskan karena risikonya yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai