Anda di halaman 1dari 10

RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224

Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Penerimaan


Klien Pada Kantor Akuntan
(Studi Kasus Pada KAP XX dan Rekan Jakarta)

Thetty S. Rajagukguk, SE.,M.Ak


Politeknik Ganesha Medan
Medan, Indonesia
theresiathetty@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui fee audit, risiko audit, risiko bisnis
auditor, mempengaruhi keputusan penerimaan klien di Kantor Akuntan Publik XX &
Rekan Jakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei.
Populasi penelitian meliputi semua auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
XX dan Rekan Jakarta. Demikian dengan sampel penelitian disebarkan ke seluruh auditor,
patner yang ada di KAP XX dan Rekan Jakarta dan manajer yang memiliki wewenang
dalam keputusan penerimaan klien. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah total sampling dan analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi yang
digunakan dalam metede penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fee audit, risiko audit, dan risiko bisnis
auditor secara parsial, risiko audit, risiko bisnis auditor berpengaruh signifikan terhadap
keputusan penerimaan nasabah dan secara simultan fee audit, risiko audit, risiko bisnis
auditor berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan klien auditor.

Kata Kunci: fee audit, risiko audit, risiko bisnis auditor, keputusan penerimaan klien.

penugasan audit atas laporan keuangan


I. Pendahuluan
dimulai. Tujuan audit laporan keuangan
1.1 Latar Belakang Masalah adalah untuk menyatakan kewajaran atas
laporan keuangan yang disusun oleh
Audit atas laporan keuangan sangat manejemen dan memastikan kesesuaian
dibutuhkan oleh manajemen entitas usaha dengan standar yang berlaku. Sebelum
untuk menilai kinerja dari manajemen menerima keputusan perikatan, auditor
entitas atas usaha yang dilakukan oleh harus selektif mempertimbangkan
pihak independen. Hal ini akan beberapa risiko terkait perikatan. Tujuan
berdampak positif kepada kinerja penelitian ini adalah untuk mengetahui
manajemen dan begitu juga kepada biaya audit, risiko audit, risiko bisnis
entitas usaha tersebut. auditor, mempengaruhi keputusan
penerimaan nasabah di Kantor Akuntan
Keputusan penerimaan klien oleh Kantor Publik XX dan Rekan Jakarta.
Akuntan Publik (KAP) merupakan tahap
krusial dimana langkah ini adalah awal

1
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

Skandal akuntansi yang terjadi pada dalam kenyataan (in fact) maupun
perusaan besar di Amerika Serikat penampilan (in appearance). Independen
termasuk perusahaan energi terbesar dalam kenyataan ditunjukkan dengan
Enron Corporation, mengakibatkan kemampuan auditor bersikap bebas, jujur
dampak yang negatif bagi profesi dan objektif dalam penugasan audit.
akuntan. Kasus KAP Arthur Andersen Independen dalam penampilan dilihat
yang sudah melanggar kode etik yang dari pandangan pihak lain terhadap
seharusnya menjadi pedoman dan standar auditor dalam pelaksaan audit. Pada
ketentuan dalam melaksanakan tugas dan setiap perikatan, KAP memiliki tanggung
bukan untuk dilanggar dengan jawab profesional terhadap masyarakat,
memanipulasi laporan keuangan dengan klien, dan anggota profesi akuntan
baik dari pihak Enron maupun KAP lainnya, demikian juga dalam
Arthur. Peran auditor sangatlah penting penugasannya KAP harus dapat
dalam pengendalian kontrol perusahaan mempertahankan independensi,
serta sebagai pendeteksi kecurangan. objektivitas dan integritas dengan
Auditor seharusnya bias bersikap bersifat bebas dari konflik kepentingan
independen, menjunjung tingi dan memiliki sikap mental independen.
independensi profesionalisme dan tidak
melakukan pelanggaran kode etik Dalam dunia KAP terdapat persaingan
profesimaupun masyarakat. Pihak yang ketat antar kantor akuntan untuk
manajemen Enron dan WorlCom telah mendapatkan klien. Namun bukan berarti
melakukan berbagai pelanggaran praktek KAP menerima begitu saja setiap klien
bisnis yang sehat dan praktek bisnis yang tanpa mempertimbangkan risiko terkait
sehat dan keluar dari prinsip Good perikatan. Sebelum menerima perikatan
Corporate Governance. Dan keduanya dengan klien, Kantor Akuntan Publik
mengalami kehancuran yang sangat harus melakukan penyelidikan awal
tragis dan menghancurkan kredibilitas sebelum memutuskan keterlibatan
Enron dan KAP Arthur Andersen. (Arens, 2005: 273). Dalam proses
Akuntan publik harus dapat penerimaan klien, Standar Profesional
mengutamakan sikap profesional Akuntan Publik mengharuskan auditor
skeptism juga meningkatkan memperoleh pemahaman bisnis klien dan
kewaspadaan dalam setiap perikatan jasa yang akan dilakukan untuk setiap
untuk dapat mengatasi risiko terkait perikatan. Pemahaman ini akan
perikatan. Salah satu tahap penting membantu KAP dalam mengurangi
dalam perikatan adalah keputusan berbagai potensi risiko baik dari sisi
penerimaan klien. Dengan memperketat auditor maupun sisi klien.
proses seleksi calon klien maka KAP
dapat meminimalkan tingkat risiko yang Keputusan penerimaan klien dianggap
mungkin akan dihadapi di masa yang sebagai langkah penting sebelum
akan datang. memulai perikatan. Proses seleksi calon
klien dengan berbagai prosedur awal
KAP merupakan tempat penyediaan harus benar-benar dilakukan untuk
jasa oleh profesi akuntan publik yang menjamin bahwa KAP telah mengambil
bekerja bagi masyarakat berdasarkan keputusan yang tepat. Dalam prosesnya
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). harus dipastikan bahwa KAP telah
Dalam IAI ( 2001: 220.1) auditor mematuhi aturan Standar Profesional
diharuskan bersikap independen, artinya Akuntan Publik yang ditetapkan yaitu
tidak mudah dipengaruhi, karena ia sebagaimana auditor harus menerapkan
melaksanakan pekerjaannya untuk Standar Pengendalian Mutu KAP dan
kepentingan umum. Independen baik Aturan Etika Profesi. Standar

2
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

Pengendalian Mutu menyediakan sebenarnya semua permasalahan audit


petunjuk professional berkenaan dengan sudah dapat diidentifikasi tergantung
keputusan untuk menerima perikatan, tingkat kejelian dan pengalaman auditor
sejalan dengan standar umum dan standar sebelum memutusan perikatan tersebut.
pekerjaan lapangan dari standar auditing
yang berlaku umum. Standar pekerjaan Johnstone dan Bedard (2003: 3)
lapangan pertama berbunyi: “Pekerjaan menyatakan auditor harus mengevaluasi
harus direncanakan sebaik-baiknya dan risiko bisnis klien (client business risk),
jika digunakan asisten harus disupervisi risiko audit (audit risk), dan risiko bisnis
dengan semestinya.” (IAI 2001, SA Seksi auditor (auditor’s business risk) dalam
310 Paragraf 01). Standar pekerjaan keputusan penerimaan klien audit.
lapangan pertama menjadi panduan Penelitian Johnstone (2000) memberi
auditor dalam melaksanakan audit, kesimpulan bahwa risiko audit, risiko
termasuk persiapan program audit, bisnis auditor, dan risiko bisis klien
pengumpulan informasi termasuk memiliki hubungan negatif dengan
pemahaman tentang bisnis entitas. salah
keputusan penerimaan klien. Hasil
satu kriteria yaitu Auditor dituntut untuk
penelitian Johnstone dan Bedard (2000)
memiliki kompetensi yang memadai
menyatakan di antara ketiga unsur risiko
dalam melakukan audit, dalam standar
umum yang pertama (SA seksi 210 perikatan audit tersebut, serta dikaitkan
dalam SPAP, 2013) menyebutkan “Audit dengan keputusan penerimaan klien,
harus dilaksankan oleh seseorang atau maka secara keseluruhan, faktor risiko
lebih yang memiliki keahlian dan audit dipertimbangkan yang paling
pelatihan teknis cukup sebagai auditor” penting, diikuti oleh risiko bisnis klien
sebagai bagian dari sisi auditorDengan dan risiko bisnis auditor
melalui perencanaan sebaik-baiknya dam
melalui prosedur dan standar auditing 1.2 Rumusan Masalah
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Rumusan masalah ditetapkan:
Indonesia (IAI) diharapkan auditor 1. Apakah risiko audit berpengaruh
memiliki gambaran sedemikian rupa terhadap keputusan penerimaan
sehingga pekerjaan dapat dilakukan klien?
dengan efektif dan efisien tanpa 2. Apakah risiko bisnis klien
mengabaikan potensi risiko terkait berpengaruh terhadap keputusan
perikatan. penerimaan klien?
Colbert et al (1996) menyatakan bahwa 3. Apakah risiko bisnis auditor
risiko perikatan menunjukkan risiko berpengaruh terhadap keputusan
secara keseluruhan yang berkaitan penerimaan klien?
dengan suatu perikatan audit. Risiko
perikatan meliputi risiko yang timbul 1.3. Tujuan Penelitian
baik bagi auditor maupun bagi klien. Tujuan penelitian untuk mendapatkan
Risiko ini terdiri dari 3 (tiga) komponen, bukti empiris mengenai :
yaitu risiko bisnis klien (client business 1. Pengaruh risiko audit terhadap
risk), risiko audit (audit risk), dan risiko keputusan penerimaan klien
bisnis auditor (auditor’s business risk). 2. Pengaruh risiko bisnis klien terhadap
Huss and Jacobs (1991: 17) secara keputusan penerimaan klien
khusus menyatakan bahwa proses 3. Pengaruh risiko bisnis auditor
keputusan sebelum perikatan (pre- terhadap keputusan penerimaan klien
engagement decision processes)
merupakan fase yang kritis di dalam 1.4 Manfaat Penelitian
suatu proses audit. Dalam tahap ini Penelitian ini diharapkan :

3
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

a. Memberi masukan bermanfaat


bagi Kantor akuntan publik
sebagai bahan pertimbangan 2.2 Tahapan dalam Audit Laporan
dalam keputusan penerimaan Keuangan
klien.
b. Memberi pandangan dan Dalam Boynton dan Kell (2001:235)
tambahan wawasan bagi terdapat 4 fase dalam pelaksanaan audit:
para akademisi. 1. Penerimaan Penugasan Audit
c. Menjadi bahan referensi Fase awal audit adalah keputusan
dalam melaksanakan karya untuk menerima atau menolak klien
ilmiah dengan topik yang baru atau melanjutkan sebagai
berkaitan. auditor atas klien yang telah ada.
Dalam kebanyakan kasus,
keputusan tersebut dibuat dalam
II. Landasan Teori jangka waktu 6-9 bulan sebelum
2.1. Pengertian Auditing akhir tahun fiskal. Auditor
menempuh proses yang terdiri dari 6
Arens, et.al. (2006:4) mendefinisikan tahap,yaitu:
auditing sebagai berikut : “Auditing is 1. Mengevaluasi integritas
the accumulation and evaluation of manajemen.
evidence about information to determine 2. Mengidentifikasi keadaan khusus
and report on the degree of dan resiko yang tidak biasa.
correspondence between the information 3. Menentukan kompetesi untuk
and established criteria. Auditing should menilai audit.
be done by a competent, independent 4. Mengevaluasi independensi.
person.”. Sementara itu, Konrath (2002) 5. Memutuskan untuk menerima
melihat audit sebagai suatu proses atau menolak surat perjanjian
sistematik dalam memperoleh dan kerjasama.
mengevaluasi asersi manajemen. Konrath 6. Membuat surat penugasan audit.
mengungkapkan: “Auditing is a
systematic process of objectively 2. Perencanaan audit
obtaining and evaluating evidence Keberhasilan penyusunan penugasan
regarding assertions about economic audit oleh auditor sangat ditentukan
actions and events to ascertain the oleh kualitas perencanaan audit.
degree of correspondence between those Perencanaan audit adalah
assertions and established criteria and pengembangan strategi yang
communicating the result to interested menyeluruh untuk penanganan yang
users.” diperlukan dan ruang lingkup audit.
Perencanaan yang dibutuhkan
Boynton dan Johnson (2006: 6) bervariasi antara klien yang satu
mendefinisikan auditing adalah sebagai dengan yang lainnya. Disesuaikan
berikut: “Auditing is a systematic process dengan besarnya dan kompleksitas
of objectively obtaining and evaluating dari klien, pengetahuan auditor, dan
evidence regardingassertions about pengalaman dengan klien. Langkah
economic actions and events to ascertain dalam perencanaan audit menurut
the degree of correspondence between Boynton dan Kell yaitu:
those assertions and established criteria a. Pemahaman bisnis dan industri
and communicating the results to klien
interested users”. b. Melaksanakan prosedur analitik.

4
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

c. Membuat keputusan faktor yang akan berdampak pada risiko


pendahuluan tentang level audit. Beberapa faktor tersebut meliputi
material. volume transaksi akhir tahun yang
d. Mempertimbangkan risiko cukup signifikan, penyusunan laporan
audit. keuangan tidak tepat waktu, dan
e. Mengembangkan strategi audit kelemahan dalam pengendalian internal
pendahuluan untuk asersi yang (Colbert, 1996). Johnstone (2001)
signifikan mengatakan sebagian besar auditor
f. Memperoleh pemahaman tentang berpengalaman cenderung memberi
pengedalian intern klien peringkat risiko audit sebagai faktor yang
dianggap paling penting terkait sikap
3. Pelaksanaan Pengujian Audit manajemen terhadap pengendalian
Tahap ini disebut juga tahap internal. Risiko audit ini seharusnya
”pekerjaan lapangan”. Tujuannya dapat diminimalisir oleh KAP karena
adalah untuk memperoleh bukti dapat berdampak pada reputasi KAP itu
auditing tentang efektivitas struktur sendiri. Pada umumnya apabila
pengendalian intern klien dan probabilitas dikeluarkannya pendapat
kewajaran laporan keuangan klien. yang tidak tepat terhadap laporan
Tahap ini harus mengacu pada keuangan semakin besar maka semakin
standar pekerjaan lapangan. Tes audit kecil potensi KAP menerima perikatan
ini biasanya dilakukan antara tiga dengan klien tersebut.
sampai empat bulan sebelum sampai
dengan satu sampai tiga bulan akhir 2.4 Risiko Bisnis Klien
tahun fiskal.
Risiko bisnis klien adalah risiko klien
4. Pelaporan Audit Fase terakhir ini akan gagal mencapai tujuannya, yang
berupa pelaporan temuan audit yang berhubungan dengan keandalan
harus mengacu pada standar pelaporan keuangan, efisiensi dan
pelaporan. Laporan audit biasanya efektivitas operasi serta kepatuhan
dikeluarkan dalam satu hingga tiga terhadap hukum dan pemerintah (Arens
minggu dari penyelesaian kerja et al, 2005). Penting bagi auditor untuk
lapangan. memahami risiko bisnis klien, karena
risiko ini melekat pada klien. Jika klien
2.3 Risiko Audit mengalami kesulitan keuangan, masalah
going concern atau masalah hukum, dan
Risiko audit adalah risiko yang timbul pihak yang merasa dirugikan mempunyai
karena auditor tanpa disadari tidak alasan untuk menuntut keandalan
memodifikasi pendapatnya sebagaimana laporan keuangan, perkara hukum
mestinya atas laporan keuangan yang tersebut bisa saja melibatkan auditor
mengandung salah saji material (IAI termasuk KAP yang bersangkutan. Oleh
2001, SA Seksi 312 Paragraf 02). Risiko karena itu, sebelum memutuskan akan
audit berkaitan langsung dengan tujuan menerima atau menolak perikatan KAP
dilaksanakannya audit yaitu untuk harus mempertimbangkan risiko klien
memberikan pendapat atas kewajaran baik secara langsung maupun tidak
penyajian laporan keuangan. Risiko langsung yang dapat mempengaruhi
auditor memberikan pendapat yang tidak risiko usaha KAP. Biasanya semakin
tepat atas laporan keuangan terutama tinggi risiko bisnis klien maka akan
ketika laporan keuangan tersebut semakin kecil kemungkinan klien
mengandung salah saji material tersebut akan diterima.
merupakan risiko audit. Ada beberapa

5
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

2.5 Risiko Bisnis Auditor III. Metodologi Penelitian


3.1 Pendekatan Penelitian
Risiko bisnis auditor(auditor’s business
risk) merupakan risiko auditor akan Desain penelitian bersifat exploratory
menderita kerugian atau merugikan research atau penelitian penjelajahan
dalam melakukan praktik profesinya karena penelitian ini bermaksud
akibat proses pengadilan atau penolakan mereduksi beberapa variabel menjadi
publik dalam hubungannya dengan audit. beberapa faktor. Artinya, penelitian ini
(Guy, Dan et al, 2002). dirancang untuk menemukan faktor
Risiko bisnis auditor penting karena faktor yang berpengaruh pada
berkaitan secara langsung dengan pengambilan keputusan penerimaan klien
reputasi atau nama baik perusahaan. oleh KAP XX dan Rekan Jakarta.
Auditor memiliki kemampuan untuk
mengendalikan risiko bisnis ini dengan 3.2 Identifikasi Variabel
cara berhati-hati dalam menganalisa Ada banyak variabel yang dapat
prosepektif klien. Jika ternyata klien dipertimbangkan dalam membuat
memiliki reputasi buruk maka tidak keputusan penerimaan klien. Variabel-
menutup kemungkinan bila nama baik variabel tersebut dapat dikelompokkan ke
perusahaan akan ikut terancam eksistensi dalam 3 jenis risiko, yaitu: risiko audit,
usahanya sebagai kantor akuntan. risiko bisnis klien, dan risiko bisnis
Apabila dalam proses penilaian risiko auditor.
diperkirakan akan menghadapi risiko
kerugian yang tinggi maka semakin kecil Pengukuran penelitian ini dapat diketahui
kemungkinan KAP akan menerima dari pertanyaan kuesioner dengan skala
perusahaan menjadi kliennya. likert. Nilai yang ditetapkan dengan skala
likert adalah sebagai berikut :
2.6 Hipotesis Penelitian 1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
Berdasarkan latar belakang, perumusan 2 = Ragu-ragu
masalah, dan tujuan penelitian maka 3 = Setuju
hipotesis penelitian ini adalah sebagai 4 = Sangat setuju
berikut :
1. Dengan beberapa faktor 3.3 Jenis dan Sumber Data
penyebabnya antara lain adanya
keterbatasan waktu (tenggat Jenis data adalah data kualitatif. Sumber
waktu/deadline) yang diberikan oleh data yang diperoleh dalam penelitian ini
pihak manajemen perusahaan meliputi:
sehingga perencanaan audit harus a. Data primer. Sumber data primer
dilakukan dalam tempo yang cukup diperoleh secara langsung dari
singkat. responden, yaitu KAP XX dan Rekan
Jakarta. Penelitian ini menggunakan
2. Siklus perputaran karyawan (auditor)
metode survey yang dilakukan
dalam sebuah KAP yang cenderung dengan menyebarkan kuesioner.
cepat sehingga menyebabkan KAP Kuesioner berisi pernyataan terdiri
harus melakukan supervisi yang lebih dari 4 (empat) bagian yang
komprehensif terhadap auditor berhubungan dengan masing-masing
pengganti sehingga perencanaan indikator pengukuran. Peneliti
audit dapat tersendat dan menjadi mendatangi secara langsung setiap
KAP, meminta kesediaan KAP untuk
tidak maksimal.
mengisi kuesioner dan

6
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

menyampaikan surat izin melakukan 3.6Uji Kualitas Data


penelitian, kemudian membagikan
kuesioner yang akan diisi oleh Penelitian ini menggunakan kuesioner
responden. Pengumpulan data yang telah dikembangkan dan telah
penelitian melalui penyebaran dimodifikasi oleh peneliti. Kuesioner
kuesioner ini selama kurang lebih 30 digunakan sebagai sarana pengumpulan
(tiga puluh) hari. data sebelumnya diuji validitas dan
b. Data sekunder. Data sekunder reliabilitas, dengan tujuan agar hasil
diperoleh dari pihak ketiga, yaitu kuesioner tersebut sesuai dengan yang
dokumentasi dari akses internet diharapkan.
dengan mengambil artikel dari
beberapa situs serta mempelajari III. Analisa dan Pembahasan
literatur-literatur serta bacaan yang Analisis regresi linier berganda dilakukan
berhubungan dengan permasalahan untuk mengetahui pengaruh resiko audit,
dalam penelitian. resiko bisnis klien, dan resiko bisnis
auditor terhadap penerimaan klien.
3.4. Metode Pengumpulan Data Pengolahan data dilakukan dengan alat
bantu komputer program SPSS.
Penelitian ini menggunakan metode
survey dengan pendekatan analisis 4.1 Analisis Regresi
kuantitatif dan pengumpulan data utama
menggunakan kuesioner yang disebarkan Hasil Analisis Regresi
kepada responden atas sampel dari Model Koefisien t Sig. t
populasi.Fokus penelitian ini adalah Konstanta 0,472 5,387 0,000
auditor mewakili KAP tempat auditor Resiko Audit 0,057 3,395 0,001
tersebut bekerja. Data yang digunakan Resiko Bisnis
-0,028 -2,647 0,011
merupakan data primer, yaitu Klien
pengumpulan data dilakukan dengan Resiko Bisnis
-0,025 -2,604 0,012
menggunakan kuesioner yang Auditor
disampaikan secara langsung kepada R = 0,690
responden di masing-masing KAP XX R Square (R2) = 0,476
F = 14,524
dan Rekan Jakarta. Kuesioner berisi
Sig. F = 0,000
berbagai pernyataan untuk mendapatkan
Variabel terikat : Penerimaan Klien
informasi mengenai variabel-variabel
penelitian dengan jawaban sesuai dengan Sumber : Hasil Olah Data
skala pengukuran masing-masing Model regresi linier berganda dalam
variabel penelitian. penelitian ini adalah :
Y = 0,472 + 0,057 Resiko Audit-0,028
Resiko Bisnis Klien– 0,025 Resiko
3.5. Populasi, Sampel, dan Teknik
Pengambilan Sampel Bisnis Auditor+ e

Populasi penelitian ini adalah seluruh Ringkasan hasil analisis regresi linier
auditor, patner dan manajer KAP XX dan berganda pada tabel di atas diuraikan
Rekan Jakarta sebanyak 51 auditor. sebagai berikut :
Sampel penelitian adalah auditor yang a. Konstanta (α)
bekerja di dalam KAP yang mempunyai Nilai konstanta (a) adalah sebesar
wewenang dalam menentukan keputusan 0,472, artinya jika semua variabel
penerimaan klien, dalam hal ini auditor bebas = 0, maka nilai dari tingkat
senior, rekan partner, dan manajer penerimaan klien adalah sebesar
0,472.
dengan pengalaman minimal 3 tahun.

7
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

b. Koefisien regresi (βi) tingkat penerimaan klien akan


1. Nilai koefisien regresi variabel menurun.
resiko audit adalah sebesar 0,057,
artinya jika resiko audit 4.2 Koefisien Determinasi
mengalami kenaikan satu satuan
nilai, maka besarnya tingkat Koefisien Determinasi (R2) untuk model
penerimaan klienjuga akan regresi sebesar 0,476 yang memiliki arti
meningkat sebesar 0,057 dengan bahwa prosentase yang diberikan
asumsi variabel bebas lainnya variabel resiko audit, resiko bisnis klien,
konstan/tidak berubah. Tanda dan resiko bisnis auditor dalam
negatif menunjukkan hubungan menjelaskan perubahan pada tingkat
yang searah antara resiko audit penerimaan klien adalah sebesar 47,6%
dengan tingkat penerimaan klien, dan sisanya 52,4% dipengaruhi oleh
yang berarti apabila resiko audit variabel lain di luar yang digunakan
semakin besar maka tingkat dalam penelitian.
penerimaan klien akan semakin
meningkat. 4.3 Koefisien Korelasi Berganda
2. Nilai koefisien regresi variabel
resiko bisnis klien adalah sebesar Koefisien korelasi (R) untuk
-0,028, artinya jika resiko audit model regresi sebesar 0,690
mengalami kenaikan satu satuan menunjukkan bahwa hubungan variabel
nilai, maka besarnya tingkat resiko audit, resiko bisnis klien, dan
penerimaan klienakan menurun resiko bisnis auditor terhadap penerimaan
sebesar 0,028 dengan asumsi klien adalah kuat.
variabel bebas lainnya 4.4. Pembuktian Hipotesis
konstan/tidak berubah. Tanda a. Uji t
positif menunjukkan hubungan Pembuktian Hipotesis
yang berlawanan arah antara Variabel T Sig Simpulan
resiko bisnis klien dengan tingkat Bebas
penerimaan klien, yang RA 3,395 0,001 Signifikan
berartiapabila resiko bisnis klien RBK -2,647 0,011 Signifikan
semakin banyak maka tingkat RBA -2,604 0,012 Signifikan
penerimaan klien akan semakin Sumber : Hasil Olah Data
menurun.
3. Nilai koefisien regresi variabel Hipotesis pertama (H1) menduga bahwa
resiko bisnis auditor adalah resiko auditberpengaruh signifikan secara
sebesar -0,025, artinya jika resiko parsial terhadap tingkat penerimaan
bisnis auditor mengalami klien. Berdasarkan perhitungan didapat
kenaikan satu satuan nilai, maka nilai t hitung untuk variabel resiko
besarnya tingkat penerimaan auditsebesar 3,395 dengan nilai
klienakan menurun sebesar 0,025 signifikan sebesar 0,001, sehinggadapat
dengan asumsi variabel bebas diputuskan bahwa nilai signifikansi dari t
lainnya konstan/tidak berubah. hitung lebih kecil dari tingkat signifikan
Tanda negatif menunjukkan α = 0.05. Dari hasil tersebut dapat
hubungan yang berlawanan arah disimpulkan bahwa resiko auditsecara
antara resiko bisnis auditort parsial berpengaruh signifikan terhadap
dengan tingkat penerimaan klien, tingkat penerimaan klien.
yang berarti apabila resiko bisnis
auditor semakin banyak maka Hipotesis kedua (H2) menduga bahwa
resiko bisnis klienberpengaruh signifikan

8
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

secara parsial terhadap tingkat dan risiko bisnis auditor terhadap


penerimaan klien. Berdasarkan keputusan penerimaan klien.
perhitungan didapat nilai t hitung untuk 2. Risiko Audit berpengaruh positif
variabel bisnis kliensebesar -2,647 terhadap keputusan penerimaan
dengan nilai signifikan sebesar 0,011, klien. Semakin tinggi risiko audit,
sehinggadapat diputuskan bahwa nilai maka semakin besar tingkat
signifikansi dari t hitung lebih kecil dari keputusan penerimaan klien.
tingkat signifikan α = 0.05. Dari hasil 3. Risiko Bisnis Klien berpengaruh
tersebut dapat disimpulkan bahwa resiko negatif terhadap keputusan
bisnis kliensecara parsial berpengaruh penerimaan klien. Semakin tinggi
signifikan terhadap tingkat penerimaan risiko bisnis klien, maka semakin
klien. Hipotesis ketiga (H3) menduga rendah tingkat keputusan penerimaan
bahwa resiko bisnis auditorberpengaruh klien.
signifikan secara parsial terhadap tingkat 4. Risiko Bisnis Auditor berpengaruh
penerimaan klien. Berdasarkan negatif terhadap keputusan
perhitungan didapat nilai t hitung untuk penerimaan klien. Semakin tinggi
variabel bisnis auditorsebesar -2,604 risiko bisnis auditor, maka semakin
dengan nilai signifikan sebesar 0,012, rendah tingkat keputusan penerimaan
sehinggadapat diputuskan bahwa nilai klien.
signifikansi dari t hitung lebih kecil dari Beberapa saran yang diberikan
tingkat signifikan α = 0.05. Dari hasil berkaitan penelitian selanjutnya
tersebut dapat disimpulkan bahwa resiko yakni:
bisnis auditor secara parsial berpengaruh a. Variabel penelitian dapat
signifikan terhadap tingkat penerimaan dikembangkan dengan
klien. menambah komponen setiap
risiko variabel misalnya, fee
b. Uji F audit, ROA, ROE, dan variabel
independen lainnya untuk
Berdasarkan nilai statistik pada Tabel melihat dampaknya pada
hasil analisis regresi linier berganda, keputusan penerimaan klien.
dapat dilihat bahwa nilai F hitungsebesar b. Penambahan jumlah sampel atau
memperluas daerah penelitian,
14,524 dengan nilai signifkansi 0,000.
baik itu kota besar atau kota
Oleh karena itu maka diputuskan untuk kecil. Dengan demikian dapat
menolak hipotesis nol karena nilai diperoleh apakah terdapat
signifikansi dari F hitung lebih kecil dari perbedaan pertimbangan
0,05. Dengan demikian hipotesis penerimaan klien oleh Kantor
penelitian diterima, yang berarti bahwa Akuntan Publik diperngaruhi
variabel resiko audit, resiko bisnis klien, oleh lingkungan atau tidak.
dan resiko bisnis auditor secara bersama-
Penelitian ini bertepatan dengan masa
sama berpengaruh signifikan terhadap sibuk auditor, sehingga banyak Kantor
tingkat penerimaan klien. Akuntan Publik yang memberi jawaban
dalam jangka waktu yang lama.
IV. Kesimpulan dan Saran Sebaiknya untuk mendapat jawaban yang
Dari hasil dan pembahasan, maka dapat maksimal perlu dipilih waktu yang jauh
diambil kesimpulan sebagai berikut: dari peak season, sebelum masa sibuk
1. Terdapat pengaruh secara simultan auditor.
pada risiko audit, risiko bisnis klien,

9
RISET & JURNAL AKUNTANSI e –ISSN : 2548-9224
Volume 2 Nomor 1 Agustus 2017 p–ISSN : 2548-7507

[6] Ikatan Akuntan Indonesia. (2001).


DAFTAR PUSTAKA Standar Profesionalisme Akuntan
Publik. Jakarta : Salemba Empat.
[1]. AAA Financial Accounting
Standard Committee. 2000. [7] Institut Akuntan Publik Indonesia.
“Commentary: SEC Auditor 2011. Standar Profesi Akuntan
Independence Requirements”. Publik (SPAP). Edisi Mei 2009.
Accounting Horizons Vol. 15 Penerbit ikatan Akuntan public
No. 4 Indonesia, Jakarta.

[2] Arens, A. A,. R. J. Elder, dan M.


S.Beasley. 2006. Auditing and [8] Johnstone, Karla, M; Bedard, Jean,
Assurance Service ; an Integrated M. (2003); “Risk Management in
Approach, Fourteenth Edition. Client Acceptance Decision”, The
Prentice Hall. New Jersey. Accounting Review; Vol. 78, 4;
ABI/INFORM Global; pg.
[3] Boynton et al.2003. Modern Auditing.
Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta: [9] Simunic, D.A., Stein, M.T., 1996.
Erlangga. The impact of litigation risk
on audit pricing: a review of the
[4] Guyet al. 2002. Auditing. Edisi economics and the evidence.
Kelima.Jakarta: Erlangga. Auditing 15 (2), 119–134.

[5] IAPI. 2011. Kode Etik Profesi


Akuntan Publik. Edisi April 2009.
Penerbit IAPI, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai