Disusun Oleh
Dosen Pengajar
Dr. Emylia Yuniarti, S.E., M.Si., Ak., CA.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
resume materi tentang “Lingkungan Etika dan Akuntansi”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan,
Pendidikan Profesi Akuntansi, Universitas Sriwijaya.
Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada Dr. Emylia Yuniarti, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku dosen mata
kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan yang telah memberi arahan dan ilmu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik serta kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu
saya dalam penyusunan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi
maupun tulisan. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat berguna
untuk memperbaiki kekurangan pada makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah
berkenan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah yang kami
buat ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami sendiri dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1. Customer Profitability Analysis 6
2.2. Meningkatkan Profitabilitas Pelanggan 11
2.3. Hubungan Profitabilitas dan Loyalitas Pelanggan 11
2.4. Customer Lifetime Value 13
2.5. Contoh Kasus 16
BAB III PENUTUP 22
3.1. Kesimpulan 22
DAFTAR PUSTAKA 23
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, CPA merupakan salah satu bagian dari analisa biaya dan
manfaat yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, terutama mengenai biaya
dan manfaat yang terkait dengan pelanggan. Dengan demikian, perusahaan dapat
megidentifikasi pelanggan mana yang profitable dan pelanggan mana yang tidak,
sehingga pelayanan yang diberikan kepada pelanggan tersebut pun sesuai dengan
kebutuhan. Analisis profitabilitas pelanggan (Customer Profitability Analysis -
CPA) telah menjadi salah satu aspek perencanaan strategis yang penting untuk
manajer (Kaplan dan Norton, 1996; Foster et al., 1996)). Konsisten dengan nilai
tambah tujuan akuntansi manajemen, CPA juga dapat membantu manajer:
Dalam hal ini, pelayanan ekstra hanya akan diberikan kepada pelanggan
yang profitable, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan tersebut tidak
akan sia-sia. Selain itu, profitabilitas perusahaan secara keseluruhan pun juga
dapat ditingkatkan. Keuntungan menggunakan Analisis profitabilitas pelanggan
(Customer Profitability Analysis - CPA) menurut Blocher (2002:831), yaitu :
1) Membuat perusahaan lebih memfokuskan sumber dayanya baik dalam area
yang menghasilkan tingkat pertumbuhan yang menguntungkan bagi
perusahaan maupun merasionalkan area yang menghasilkan tingkat
pengembalian yang kurang memuaskan.
2) Mengidentifikasi perbedaan yang tidak dapat diperkirakan dalam
profitabilitas diantara kelompok-kelompok konsumen dan menyelidiki
penyebab pernedaan tersebut.
3) Dalam hal negosiasi agresif dengan konsumen perusahaan dapat
mengkuantifikasikan dampak financial dari perubahan yang diusulkan
sehingga dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
4) Menyesuaikan kebijakan product pricing untuk konsumen yang menuntut
layanan yang lebih banyak dibandingkan dengan gross profit yang
dihasilkannya.
5) Mengubah cara berinteraksi dengan konsumen yang menciptakan aktivitas
yang membebani perusahaan.
6) Menentukan segmen pasar yang potensial dalam menyediakan nilai
konsumen terbesar beserta menyumbangkan profit yang besar bagi
perusahaan.
1) Mengidentifikasi Customer
Dalam mengidentifikasikan konsumen pada dasarnya konsumen itu dapat
dikelompokkan berdasarkan selera, usia, tingkat sosial, cara
pendistribusian kebutuhan konsumen, referensi, pendapatan, dll.
1) Customer unit level cost: Sumber daya yang dikonsumsi setiap unit yang
terjual pada konsumen.
2) Customer batch level cost: Sumber daya yang dikonsumsi pada setiap
terjadi penjualan.
3) Customer sustaining cost: Sumber daya atau jasa yang dikonsumsi
berkaitan dengan setiap unit atau setiap terjadi penjualan kepada
konsumen.
4) Distribution channel cost: Sumber daya yang dikonsumsi yang berkaitan
dengan channel distribusi yang digunakan untuk melayani konsumen.
Untuk melakukan CPA, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh
manajemen, yaitu:
Agar CPA yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan lancar dan dapat
diandalkan, maka dalam pelaksanaannya CPA ini perlu didukung dengan
menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC) dan Customer Lifetime Value.
Sistem ini akan memberikan analisis biaya secara lebih mendalam dan informasi
lebih akurat mengenai harga pokok penjualan tiap tipe produk dan biaya
pelayanan untuk masing-masing pelanggan.
1) Cheap
Pelanggan ini memiliki biaya pelayanan yang rendah dan tidak mau
membayar mahal, sehingga marjin yang diperoleh perusahaan adalah
rendah. Namun belum tentu merugikan, karena mereka beranggapan tidak
banyak mengkonsumsi aktivitas yang dilakukan perusahaan. Untuk
memastikan untung dan rugi, maka dibutuhkan perhitungan profitabilitas
pelanggan dengan menggunakan ABC.
2) Passive
Pelanggan ini memiliki biaya pelayanan yang rendah, namun demikian
perusahaan memiliki marjin yang tinggi dari pelanggan ini. Pelanggan ini
adalah pelanggan yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
3) Savvy
Perusahaan mendaptakan marjin yang tinggi, namun perusahaan harus
mengeluarkan biaya pelayanan yang tinggi. Karena tingginya biaya,
apabila perusahaan tidak berhati-hati, maka jenis pelanggan ini dapat
merugikan perusahaan.
4) Aggressive
Pelanggan ini memiliki biaya pelayanan yang tinggi, namun memiliki
marjin yang rendah. Pelanggan ini kemungkinan besar akan merugikan
perusahaan.
1) Butterflies
Merupakan jenis pelanggan yang loyalitasnya rendah, namun memiliki
profitabilitas yang tinggi bagi perusahaan. Tipe pelanggan ini agak sulit
untuk dijadikan sebagai pelanggan yang loyal. Karena itu yang harus
dilakukan perusahaan adalah memastikan agar pelanggan mendapatkan
kepuasan yang tinggi dari setiap transaksi yang mereka lakukan, lalu
perusahaan juga mendapatkan keuntungan dari setiap transaksi yang
dilakukan. Mencoba untuk membangun hubungan dengan pelanggan jenis
ini biasnya tidak akan membuahkan hasil.
2) True Friends
Merupakan pelanggan yang loyal dan menguntungkan bagi perusahaan.
Fokus perusahaan adalah mempertahankan pelanggan jenis ini. Selama ini,
perusahaan juga harus membangun komunikasi yang kontinyu dengan
pelanggan ini dalam jumlah yang tepat. Terlalu banyak komunikasi dapat
menjengkelkan pelanggan yang menyebabkan pelanggan ini pergi.
3) Barnacles
Adalah jenis pelanggan yang loyal. Namun demikian perusahaan tidak
memperoleh profitabilitas yang tinggi dari konsumen jenis ini. Untuk jenis
pelanggan ini, tugas dari perusahaan adalah mencari jalan untuk
meningkatkan profitabilitas dari pelanggan ini. Potensi ini tergantung dari
size of wallet dari pelanggan tersebut serta size of wallet yang dimiliki
perusahaan dari pelanggan tersebut. Size of wallet memiliki arti harfiah
ketebalan dompet pelanggan. Jika pelanggan memiliki dompet yang tebal
atau merupakan perusahaan besar, maka terdapat potensi untuk mengubah
pelanggan tersebut menjadi pelanggan yang menguntungkan dan
sebaliknya.
4) Strangers
Merupakan kelompok pelanggan yang tidak perlu terlalu diperhatikan oleh
perusahaan, karena loyalitas yang rendah dan profotabilitas yang rendah.
Untuk pelanggan jenis ini, maka perusahaan harus memastikan adanya
keuntungan dari setiap transaksi meskipun kecil dan tidak pernah mencoba
untuk membangun hubungan dengan pelanggan jenis ini.
Beberapa hal ini bisa diketahui dari CLV, dan berguna dalam proses
perencanaan pemasaran untuk menjamin kesuksesan bisnis:
Saat ini CLV tidak hanya mengenai nilai finansial pelanggan, tetapi juga
pengaruh yang bisa dibawa pelanggan untuk menggerakkan pertumbuhan bisnis.
Dengan mengetahui nilai CLV dari masing-masing pembeli atau
pelanggan, perusahaan bisa menerapkan berbagai macam strategi terhadap
pelanggan tersebut dengan mengklasifikasikan pembeli yang ada ke dalam
beberapa kategori. Pendekatan terhadap pelanggan tersebut bisa juga berbeda
tergantung kategori yang diberikan oleh perusahaan. Perlakuan itu bisa saja
dengan memberikan potongan harga berupa discount terhadap pembeli kategori A
misalnya atau pendekatan yang lainnya yang membuat pelanggan merasa nyaman
terhadap service yang perusahaan lakukan terhadap mereka.
Untuk menghitung CLV, ada sebuah rumus dasar yang dapat Anda gunakan,
yaitu:
CLV = Rata-rata nilai transaksi x (Jumlah transaksi dalam satu tahun x Waktu
retensi)
CLV = Rata-rata nilai transaksi x (Jumlah transaksi dalam satu tahun x Waktu
retensi)
CLV = Rp1.560.000
PERUSAHAAN BINATU
PENUTUP
3.1. Kesimpulan