Manajemen
“Customer Profitability
Analysis : Challenges and
New Directions”
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 1
1. Fathon Oktavian Sosyl (1810531022)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama beberapa dekade terakhir, analisis profitabilitas pelanggan (CPA)
telah menjadi salah satu aspek perencanaan strategis yang penting untuk manajer
(Kaplan dan Norton 1996; Foster et al. 1996; Foster and Young 1997; Blattberg et al.
1996; Foster dan Young 1997; Blattberg et al. 2001). 2001). Konsisten dengan nilai
tambah tujuan akuntansi manajemen, CPA membantu manajer i) mengidentifikasi
individu atau kelompok pelanggan yang diferensial mendorong profitabilitas secara
keseluruhan; dan ii) mengembangkan strategi untuk memastikan bahwa pelanggan
menerima tingkat sepadan perhatian dari organisasi (eg, Horngren et al. 2008).
(Misalnya, Horngren et al. 2008).
Menurut Bochler (2002), analisis profitabilitas pelanggan adalah suatu
pendekatan manajemen biaya dan manfaat dari melayani pelanggan atau kelompok
pelanggan tertentu untuk meningkatkan profitabilitas organisasi secara keseluruhan.
Customer Profitability analysis (CPA) memberikan arahan baru di masa yang akan
datang untuk akuntansi manajemen:
Kebanyakan sistem akuntansi manjemen tidak berfokus pada pelanggan
melainkan pada produk, department atau wilayah geografis. Jarang sistem
akuntansi manajemen yang memberikan informasi mengenai angka
profitabilitas pelanggan.
Kenapa..? Dalam bahasa sederhana alsan pentingnya analisis profitabilitas
pelanggan ini adalah karena setiap di\ollar pendapatan tidak memberikan
kontribusi yang sama terhadap laba.
Profitabilitas tidak hanya terganttung pada biaya unit produk/jasa, tetapi
juga tergantung pada ‘Back End’ alias sektor hilir perusahaan (pemasaran,
distribusi dan customer service)
Salah satu tantangan dalam analisis profitabilitas pelanggan ini adalah
bagaimana menganggarkan dan menelusuri profitabilitas pelanggan dalam
waktu yang lama.
Sebagaimana yang telah kita sebutkan sebelumnya, kebanyakan sistem
akuntansi manajemen tidak berfokus kepada pelanggan melainkan kepada produk,
departemen, atau daerah geografis. Sangat jarang sistem akuntansi manajemen yang
dapat memberikan informasi mengenai angka profitabilitas pelanggan. Namun
sekarang mulai tumbuh kesadaran bahwa customer account profitability (CAP)
memberikan arahan penting bagi manjemen di masa yang akan datang.
Customer profitability analysis (analisis profitabilitas pelanggan) sangat
penting dilakukan oleh suatu perusahaan. Dalam menghadapi persaingan,
peningkatan pelayanan terhadap pelanggan merupakan suatu hal yang penting
dilakukan, tetapi peningkatan pelayanan ini seringkali meningkatkan aktivitas dan
biaya tanpa diikuti oleh peningkatan pendapatan , yang tentu akan mengurangi laba
yang akan diperoleh. Kondisi ini biasanya menyebabkan perusahaaan menerapkan
market targeting sehingga ia tentu memerlukan gambaran mengenai profitabilitas
pelanggannya. Nah, analisis ini dapat membantu kita untuk mengetahui bagaimana
profitabilitas masing-masing pelanggan melalui identifikasi biaya-biaya dan
keuntungan-keuntungannya sehingga perusahaan mampu meningkatkan
profitabilitasnya secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Customer Profitability Analysis?
2. Mengapa perusahaan perlu melakukan Customer Profitability Analysis?
3. Apa saja tantangan dalam mengembangkan informasi profitabilitas
pelanggan?
4. Apa manfaat dari arahan baru yang diterapkan oleh perusahaan?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari Customer Profitability Analysis
2. Untuk mengetahui alasan perusahaan perlu untuk melakukan Customer
Profitability Analysis
3. Untuk mengetahui tantangan dalam mengembangkan informasi
profitabilitas pelanggan
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari arahan baru yang diterapkan oleh
perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
Perusahaan sering kali digugat oleh pelanggannya sebagai contoh pada suatu
perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tinggi karena membuat
produk dengan harga mahal akan tetapi terbukti berbahaya sehingga
menimbulkan kemarahan pelanggan. Mereka akan menuntut hingga ke jalur
hukum sehingga akan menimbulkan biaya bagi perusahaan.
KESIMPULAN