Oleh:
Kelompok 7
Fitri Ramadhani L. Tobing 1610531036
Almadani Adelia 1610531038
Dwivana Asri Chasvella 1610531039
Arby Saadli Vitma 1610531040
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama beberapa dekade terakhir, analisis profitabilitas pelanggan (CPA) telah
menjadi salah satu aspek perencanaan strategis yang penting untuk manajer (Kaplan dan
Norton 1996; Foster et al. 1996; Foster and Young 1997; Blattberg et al. 1996; Foster dan
Young 1997; Blattberg et al. 2001). 2001). Konsisten dengan nilai tambah tujuan akuntansi
manajemen, CPA membantu manajer i) mengidentifikasi individu atau kelompok pelanggan
yang diferensial mendorong profitabilitas secara keseluruhan; dan ii) mengembangkan
strategi untuk memastikan bahwa pelanggan menerima tingkat sepadan perhatian dari
organisasi (eg, Horngren et al. 2008). (Misalnya, Horngren et al. 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Customer Profitability Analysis?
2. Mengapa perusahaan perlu melakukan Customer Profitability Analysis?
3. Apa saja tantangan dalam mengembangkan informasi profitabilitas pelanggan?
4. Apa manfaat dari arahan baru yang diterapkan oleh perusahaan?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari Customer Profitability Analysis
2. Untuk mengetahui alasan perusahaan perlu untuk melakukan Customer Profitability
Analysis
3. Untuk mengetahui tantangan dalam mengembangkan informasi profitabilitas
pelanggan
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari arahan baru yang diterapkan oleh
perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba pelanggan merupakan suatu arus
pendapatan yang diterima perusahaan dari aktivitas penjualan, hal ini menggambarkan
pendapatan yang diterima perusahaan atas kegiatan jual beli suatu produk. Metode CPA
menggambarkan bagaimana perusahaan menganalisis suatu profit yang didapatkan dari
pelanggan secara individu. Sehingga ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengetahui
laba yang diperoleh oleh masing-masing pelanggan bukan secara keseluruhan pelanggan. Hal
ini sangat berguna dengan tujuan perusahaan kedepan dalam menentukan harga kepada
pelanggan. Dengan mengetahui profitabilitas yang dihasilkan pelanggan maka perusahaan
dapat meminimalisir biaya untuk suatu produk kepada pelanggan tertentu.
Berdasarkan uraian diatas maka terdapat tiga alasan utama suatu perusahaan perlu
melakukan Customer Profitability Analysis yaitu:
1. Customer Profitability Analysis memberikan informasi yang lebih akurat dengan
menganalisis secara detil pendapatan dan biaya pelayanan masing–masing pelanggan
serta keterkaitan antara laba operasi perusahaan dengan pelanggannya.
2. Banyak perusahaan yang mulai berusaha memfokuskan diri pada pelanggannya tetapi
tidak mencatat dan memahami hubungan antara angka dan jumlah biaya pelayanan
pelanggan.
3. Customer Profitability Analysis adalah alat strategis yang penting yang berpotensi
membangkitkan energi perusahaan dan penyalur untuk mulai memikirkan
profitabilitas, biaya, pelanggan, dan proses bisnisnya.
Perbedaan profitabilitas pelanggan ini dapat berasal dari perbedaan dalam pendapatan
(revenue) atau perbedaan dalam biaya (cost).
a. Perbedaan Pendapatan
Pendapatan pelanggan yang dimaksud adalah pendapatan yang diperoleh
perusahaan dalam melakukan usahanya. Perbedaan pendapatan pelanggan ini dapat
berasal dari:
Perbedaan dalam pembebanan harga per unit pada pelanggan.
Perbedaan tingkat volume penjualan diantara pelanggan.
Perbedaan dalam menawaran produk/jasa kepada pelanggan yang berbeda.
Perbedaan dalam pemberian produk secara gratis kepada pelanggan.
b. Perbedaan biaya
Biaya pelanggan yang dimaksud adalah biaya yang dibebankan kepada konsumen
pada saat konsumen mengkonsumsi produk atau aktivitas. Perbedaan biaya pelanggan
berasal dari perbedaan cara tiap pelanggan menggunakan sumber daya perusahaan.
- Perbedaan dalam saluran distribusi. Saluran distribusi yang berbeda juga akan
menyebabkan perbedaan biaya pelanggan.
- Perbedaan tingkat pelayanan pelanggan. Tingkat pelayanan pelanggan yang
berbeda akanmempengaruhi sektor hulu perusahaan (research and development,
product design,manufacture).
- Services companies. Perusahaan dalam sektor jasa sangat memperhatikan
bagaimanapelanggan menggunakan sumber daya mereka.
Exhibit 2 menampilkan rangkuman data dari tiga kelompok pelanggan ini. Panel A,
exhibit 2 memperlihatkan data yang sebenarnya, sementara panel B menampilkan data dalam
bentuk persentase.
Blue Ridge menghadapi tekanan terus menerus dari beberapa jaringan ritel besar
untuk menurunkan harga yang ada saat ini. Untuk menanggapi permintaan penurunan harga
tersebut, Blue Ridge melakukan studi profitabilitas pelanggan.
Activity Based Costing
Activity Based Costing (ABC) diterapkan pada pemasaran, distribusi, dan customer
service untuk mencatat bagaimana tiga kelompok pelanggan mengkonsumsi sumber daya
perusahaan. Fokus awal dari penelitian ini adalah tiga kelompok pelanggan bukan kepada
profitabilitas masing masing pelanggan dalam kelompok tersebut.
Untuk tiap kelompok, Blue Ridge menelusuri biaya langsung seperti diskon, komisi
dan biaya lisensi untuk logo. Berikut disajikan kelompok biaya berdasarkan aktivitas dan
driver :
Cost Pools Cost Driver
Order pembelian Jumlah order
Aktivitas shipping Jumlah shipment
Faktur Jumlahfaktur
Sampel& catalog produk Penjualan (dolar)
Pemasaran (tipepelanggaran) Penjualan (dolar)
Memahami Profitabilitas
Untuk memahami profitabilitas pelanggan besar dapat dilihat dari Exhibit 3 berikut
ini:
Exhibit 3 : Analisis Profitabilitas Pelanggan Blue Ridge
Panel A: Peringkat berdasarkan pendapatan
Pilihan
Blue Ridge memiliki beberapa pilihan untuk mengingkatkan profitabilitasnya, yaitu :
1. Mengurangi set up time
2. Mengurangi cara pemesanan
3. Mengganti opsi pelanggan
4. Megenakan biaya untuk setiap tambahan
5. Konsisten dengan setiap potongan penjualan yang diberikan
6. Identifikasi beberapa pelangga istimewa
7. Memotivasi tenaga penjual
8. Memotivasi pelanggan secara tepat
9. Mengalihkan distribusi (outsourcing) ke entitas lain untuk beberapa pelanggan
10. Mengalihkan penjualan dan distribusi untuk kelompok pelanggan kecil kepada
distributor independen.
b. Biaya Litigasi
Perusahaan sering kali digugat oleh pelanggannya sebagai contoh pada suatu
perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tinggi karena membuat produk dengan
harga mahal akan tetapi terbukti berbahaya sehingga menimbulkan kemarahan
pelanggan. Mereka akan menuntut hingga ke jalur hukum sehingga akan
menimbulkan biaya bagi perusahaan.
Ada beberapa dilemma mengenai biaya litigasi ini yaitu:
- Melakukan estimasi
Pertanyaannya adalah haruskah dilakukan estimasi mengenai biaya litigasi yang
mungkin terjadi.
- Metode estimasi
Jika estimasi memang harus dilakukan, masalah selanjutnya adalah metode apa
yang akan digunakan untuk mengestimasi.
Secara konseptual ada kemungkinan positif munculnya biaya litigasi yang
berkaitan dengan biaya pelanggan untuk setiap produk. Satu produk bisa saja
menyebabkan biaya litigasi lebih besar dari produk lain. Pendekatan saat
mengasumsikan tidak adanya biaya litigasi dimasa depan yang menyebabkan
pencatatan laba pelanggan lebih besar dari seharusnya.
Perhatikan juga cara pemesanan kepada pemasok dan pelanggan. Sistem ABC
mencerminkan kegiatan yang ada berdasarkan kebutuhan jika perubahan dalam
perusahaan juga merubah aktivitasnya secara dramatis, maka analisis biaya tambahan
akan diperlukan. Sebagai contoh, jika perusahaan memutuskan untuk melakukan
pemesanan melalui faks atau email, maka perusahaan akan mengeliminasi beberapa
aktivitas dalam sistem ABC mereka.