Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KUALITAS BIAYA, MANAJEMEN KUALITAS TOTAL, DAN SISTEM AKUNTANSI


MANAJEMEN

Mata Kuliah
Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu
Sondang Aida Silalahi, SE., M.Si / Rini Herliani, S.E, M.Si, Ak.

Disusun Oleh
Kelompok 3:
1. AKHFINI (NIM: 7183142037)
2. CHINDY ASIH BARUS (NIM: 7181142001)
3. INDAH YULIA PUTRI (NIM: 7183142036)

PRODI / KELAS: PENDIDIKAN AKUNTANSI A

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen. Penulis juga
berterima kasih kepada Ibu Sondang Aida Silalahi, SE., M.Si dan Ibu Rini Herliani, SE, M.Si.Ak
selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga mengharap kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan , Oktober 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. Kualitas Biaya (Biaya mutu / Quailty Cost).........................................................................2
B. Manajemen Kualitas Total..................................................................................................10
C. Sistem Akuntansi Manajemen............................................................................................14
BAB III PENUTUP....................................................................................................................17
Kesimpulan................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biaya mutu diperlukan oleh manajemen dalam melakukan perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan tentang mutu produk. Manajemen perlu memahami biaya mutu (quality
cost ) yang merupakan biaya yang terjadi karena adanya atau kemungkinan mutu produk yang
rendah. Pengukuran kinerja mutu penting agar tercapai keberhasilan dalam tingkatkan mutu.
Syarat dasar untuk pengukuran kinerja mutu adalah dengan mengukur biaya mutu, menggunakan
system penentuan biaya mutu (Quality Costing System) yaitu system untuk memantau dan
mengumpulkan biaya untuk mempertahankan dan menyempurnakan mutu produk dalam
perusahaan.

Manajemen kualitas terpadu (total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara
untuk meningkatkan performansi secara terus menerus (continuous performance improvement)
pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
Sebagai sebuah sistem, Akuntansi Manajemen mempunyai 2 (dua) unsur penting yaitu :
struktur dan proses. Struktur terkait dengan siapa dan bagian apa yang terlibat dalam sistem,
sedangkan proses terkait dengan bagaimana sistem tersebut dijalankan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana penjelasan mengenai kualitas biaya, manajemen kualitas total, dan sistem
akuntansi manajemen?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pembaca mengenai kualitas
biaya, manajemen kualitas total, dan sistem akuntansi manajemen.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kualitas Biaya (Biaya mutu / Quailty Cost)


1. Pengertian

Semua kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena
mungkin atau telah dihasilkan suatu barang yang memiliki kualitas yang kurang baik. Untuk
melakukan segala aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan
pengembangan kualitas suatu barang yang dihasilkan, perusahaan harus mengeluarkan biaya-
biaya untuk melakukan aktivitas-aktivitas kualitasnya, yang disebut biaya kualitas.
Biaya mutu (Quality cost) adalah biaya yang bersangkutan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan produk cacat. Biaya mutu diperlukan oleh
manajemen dalam melakukan perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan tentang
mutu produk. Manajemen perlu memahami biaya mutu (quality cost) yang merupakan biaya
yang terjadi karena adanya atau kemungkinan mutu produk yang rendah.

2. Klasifikasi kualitas biaya / biaya mutu

1) Biaya pencegahan ( Prevention Cost )

Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaa /biaya-biaya yang berhubungan dengan upaya pencegahan
kegagalan internal maupun eksternal.

Tujuan dikeluarkan biaya pencegahan ini adalah untuk menurunkan kuantitas produk yang
tidak memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditetapkan, sehingga menurunkan biaya
kegagalan.

Contoh Biaya pencegahan adalah :

3
a. Perencanaan kualitas: Biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas perencanaan
kualitas secara keseluruhan, termasuk penyiapan prosedur-prosedur yang diperlukan
untuk mengkomunikasikan rencana kualitas keseluruh pihak yang berkepentingan.
Contohnya : biaya perencanaan mutu.

b. Tinjauan ulang produk baru ( New product Review ): Biaya – biaya yang berkaitan
dengan rekayasa keandalan (reliability engineering) dan aktivitas-aktivitas lain yang
terkait dengan kualitas yang berhubungan dengan pemberitahuan desain baru.

Contonya: biaya pelaporan mutu , biaya penelaahan terhadap terhadap desain produk,
gugus kendali mutu (quality cycle).

c. Pengendalian Proses: Biaya –biaya inspeksi dan pengujian dalam proses untuk
menentukan status dari produk.

d. Audit kualitas: Biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi atas pelaksanaan aktivitas
dalam rencana kualitas secara keseluruhan.Contohnya : biaya rekayasa mutu
e. Pelatihan: biaya –biaya yang berkaitan dengan penyiapan dan pelaksanaan program-
program pelatihan yang berkaitan dengan kualitas.Contohnya : biaya program pelatihan
mutu.

2) Biaya penilaian (Appraisal Cost)

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk & jasa sesuai (derajat
konformansi) dengan persyaratan kualitas (spesifikasi yang ditetapkan).

Contoh biaya penilaian adalah :

a. Inspeksi dan pengujian kedatangan material: biaya–biaya yang berkaitan dengan


penentuan kualitas dari material yang dibeli, apakah melalui inspeksi pada saat

4
penerimaan, dilakukan oleh pemasok, atau inspeksi yang dilakukan oleh pihak ketiga.
Contohnya: biaya pengujian bahan baku, biaya inspeksi pembungkusan, verifikasi
pemasok, pengujian dilapangan, biaya penilaian pemasok

b. Inspeksi dan pengujian produk dalam proses: biaya-biaya yang berkaitan dengan
evaluasi tentang kesesuaian produk dalam proses terhadap persyaratan kualitas
(spesifikasi) yang ditetapkan.

c. Inspeksi dan pengujian produk akhir: biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi
tentang kesesuaian produk akhir terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi) yang
ditetapkan.

d. Audit kualitas produk: biaya-biaya untuk melakukan audit kualitas pada produk dalam
proses atau produk akhir. Contohnya biaya aktivitas pengawasan. Product Acceptance
adalah pengambilan sampel dari satu batch produk jadi untuk menentukan apakah produk
dalam batch tersebut memenuhi mutu yang telah ditetapkan. Process Acceptance adalah
pengambilan sampel dari proses produksi yang sedang berjalan untuk melihat apakah
proses produksi berjalan dalam kendali dan tidak menghasilkan produk cacat..

e. Pemeliharaan akurasi (ketepatan, ketelitian) peralatan pengujian: biaya-biaya dalam


melakukan penyesuaian untuk mempertahankan akurasi pengukuran dan peralatan.
f. Evaluasi stok: biaya-biaya yang berkaitan dengan pengujian produk dalam penyimpanan
untuk menilai degradasi ( penurunan tingkat ) kualitas.

3) Biaya kegagalan intern (internal failure costs)

Biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan atau terjadinya ketidaksesuaian produk


dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun sudah dapat ditemukan (dideteksi )
sebelum produk sampai ke konsumen.

5
Contoh biaya kegagalan intern:

a. Scrap: biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material dan overhead pada
produk cacat yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki kembali.

b. Pekerjaan ulang (rework): biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki


kesalahan (mengerjakan ulang) produk guna menentukan penyebab-penyebab kegagalan .

c. Analisis kegagalan (Failure Analysis): biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan
pengujian ulang produk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan kembali.

d. Inspeksi ulang dan pengujian ulang (reinspection and retesting): biaya-biaya


yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan pengujian ulang produk yang telah mengalami
pengerjaan ulang atau perbaikan kembali.

e. Down grading: selisih antara harga jual normal dan harga yang dikurangi karena
alasan kualits.
f. Avoidable Process Losses: biaya-biaya kehilangan yang terjadi, meskipun produk itu
tidak cacat.

4) Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure costs)

Biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan atau terjadinya ketidaksesuaian produk


dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun sudah dapat ditemukan (dideteksi )
setelah produk sampai ke konsumen.

Contoh biaya kegagalan ekstern:

a. Jaminan (Warranty): Biaya yang dikeluarkan untuk penggantian atau perbaikan


kembali produk yang masih berada dalam masa jaminan.

6
b. Penyelesaian keluhan (complaint adjustment) : biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk penyelidikan dan penyelesaian keluhan yang berkaitan dengan produk cacat.

c. Produk dikembalikan (Returned Product) : biaya-biaya yang berkaitan dengan


penerimaan dan penempatan produk cacat yang dikembalikan oleh pelanggan.
d. Allowances : biaya-biaya yang berkaitan dengan konsesi pada pelanggan karena
produk yang berada dibawah standar kualitas yang sedang diterima oleh pelanggan atau
yang tidak memenuhi spesifikasi dalam penggunaan.

3. Laporan Biaya Mutu

Laporan biaya mutu sesungguhnya berisi setiap kategori biaya mutu yang dihubungkan
dalam bentuk persentase dari pendapatan penjualan. Contoh laporan biaya mutu disajikan seperti
berikut ini:

PT. ELOK
Laporan Biaya Mutu
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 20x2
(Angka Rupiah dalam Jutaan)
Jumlah Persentase dari
Biaya Mutu Golongan Pendapatan
Biaya Mutu Penjualan
Biaya Pencegahan
Biaya pelatihan mutu 1.000
Biaya rekayasa mutu 1.500
Biaya perencanaan mutu 500
Biaya pelaporan mutu 200
Biaya penilaian pemasok 50
Biaya gugus kendali mutu 75
Biaya review design 25
3.350 5,58%
Biaya penilaian
Biaya inspeksi bahan baku 500
Biaya product acceptance 200
Biaya process acceptance 100
800 1,33%
Biaya kegagalan intern
Biaya sisa bahan 40
Biaya pengerjaan kembali 160

7
200 0,33%
Biaya kegagalan ekstern
Biaya penanganan keluhan
250
customer
Biaya jaminan 300
Biaya perbaikan 125
675 1,12%
5.025 8,38%

* Pendapatan penjualan adalah Rp. 60.000.

* Rp.5.025.000 : Rp.60.000 = 8,38%. Perbedaan dengan jumlah yang seharusnya disebabkan


pembulatan.

Dari laporan tersebut diperoleh informasi mengenai signifikan atau tidaknya setiap kategori
biaya mutu yang dibandingkan dengan pendapatan penjualan. Biaya mutu di PT.ELOK
menyerap 8,38% dari pendapatan penjualan.
Manajemen memiliki kesempatan untuk menyusun program yang lebih baik dalam perbaikan
mutu produk atau jasa yang dijual pada customer. Program perbaikan mutu memerlukan
perencanaan yang dituangkan dalam anggaran biaya mutu. Dalam pelaksanaan program
perbaikan mutu, manajemen memerlukan umpan balik berupa laporan biaya mutu yang berisi
informasi biaya penuh sesungguhnya yang berkaitan dengan mutu produk / jasa dibandingkan
dengan biaya yang dianggarkan. Laporan biaya mutu ini ini digunakan untuk memantau
efektivitas pelaksanaan program yang telah ditetapkan.

Contoh laporan biaya mutu yang berisi perbandingan biaya mutu sesungguhnya dengan
anggarannya disajikan sebagai berikut:

8
PT. ELOK
Laporan Biaya Mutu
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 20x2
(Angka Rupiah dalam Jutaan)
Realisasi Anggaran Selisih
Biaya Pencegahan
Biaya Tetap
Biaya pelatihan mutu Rp. 1.000 Rp. 950 Rp. 50 R
Biaya rekayasa mutu 1.500 1.600 100 L
Biaya perencanaan mutu 500 600 100 L
Biaya penilaian pemasok 50 65 15 L
Biaya gugus kendali mutu 75 70 5 R
Biaya review design 25 35 10 L
Biaya Variabel
Biaya pelaporan mutu 200 250 50 L
Jumlah biaya pencegahan Rp. 3.350 Rp. 3.565 Rp. 215 L

Biaya penilaian
Biaya Variabel
Biaya inspeksi bahan baku Rp. 500 Rp. 475 Rp. 25 R
Biaya product acceptance 200 300 100 L
Biaya process acceptance 100 175 75 L
Jumlah biaya penilaian Rp. 800 Rp. 950 Rp. 150 L

Biaya kegagalan intern


Biaya Variabel
Biaya sisa bahan Rp. 40 Rp. 60 Rp. 20 L
Biaya pengerjaan kembali 160 190 30 L
Jumlah biaya kegagalan intern Rp. 200 Rp. 250 Rp. 50 L

Biaya kegagalan ekstern


Biaya Tetap
Biaya penanganan keluhan Rp. 250 Rp. 240 Rp. 10 R

9
customer
Biaya Variabel
Biaya jaminan 300 350 50 L
Biaya perbaikan 125 140 15 L
Jumlah biaya kegagalan ekstern Rp. 675 Rp. 730 Rp. 470 L

Jumlah biaya mutu Rp. 5.025 Rp. 5.495 Rp. 470 L


8,38% 9,16% 0,78%

* Pendapatan penjualan adalah Rp. 60.000.

* Rp.5.025.000 : Rp.60.000 = 8,38%

* Rp.5.495.000 : Rp.60.000 = 9,16%


* Rp.470.000 : Rp.60.000 = 0,78%

4. Informasi Biaya Mutu

Informasi biaya mutu digunakan untuk:

1) Mengevaluasi kinerja

2) Memperbaiki berbagai keputusan manajerial dan analisis produk baru

Hakikat dari informasi biaya mutu adalah untuk perbaikan mutu produk perusahaan secara
terus menerus. Informasi biaya mutu yang digunakan untuk penetapan harga strategis dan untuk
mengetahui laba siklus hidup produk baru adalah disajikan seperti contoh dibawah ini:

Laporan Biaya Mutu, Penjualan = Rp. 1.000


Keterangan Biaya Mutu % terhadap
(Rp) penjualan
Biaya Pencegahan:

10
Pelatihan mutu 10
Reliabilitas mutu 30
40 4,00
Biaya Penilaian:
Pemeriksaan bahan 5
Penilaian produk 10
Penilaian proses 15
30 3,00
Produk Gagal Internal:
Sisa bahan 10
Pengerjaan ulang 20
30 3,00
Produk Gagal Eksternal:
Keluhan pelanggan 10
Jaminan 10
Perbaikan 20
40 4,00
Total 140 14,00
* Unit diproduksi 100 unit

Penetapan Harga Strategis


Estimasi Biaya Mutu (Rp)
Biaya pencegahan 40
Biaya penilaian 30
Biaya produk gagal internal 30
Biaya produk gagal eksternal 40
Total 140
Keputusan: Biaya mutu akan dikurangi 50% dalam 18 bulan yaitu sebesar 50% x Rp.140 =
Rp.70, atau per unitnya = (Rp.70 / 100 unit) = Rp.0,7. Jika manajemen mampu mengurangi biaya
mutu, maka harga dapat diturunkan, misalnya 2% x Rp.10 = Rp.0,2 setiap enam bulan, tujuannya
untuk menjaga pangsa pasar. Tindakan yang demikian ini disebut keputusan strategis dalam
penurunan harga jual melalui penghematan biaya mutu.

Analisis Laba Siklus Hidup Produk Baru


Laporan: Analisis Produk Baru Proyek No.001
Estimasi siklus hidup produk: 2 tahun
Proyeksi potensi penjualan: 1000 unit (siklus hidup), harga Rp 2/unit
Target operating profit margin 20%
Proyeksi laporan laba-rugi siklus hidup
Penjualan (1000 unit @ Rp 2) 2.000

11
Biaya Input:
Bahan 500
Upah 400
Biaya overhead pabrik 300
Biaya mutu 100
Biaya pemasaran 250
Biaya administrasi 150
Laba siklus hidup (laba operasi) 300

Berdasarkan proyeksi laba rugi di atas menunjukkan bahwa laba operasi terhadap penjualan
(operating profit margin) sebesar: (Rp 300 / Rp 2.000) = 15%. Dengan demikian produk baru
tersebut ditolak, karena target laba operasi terhadap penjualan sebesar 20%.

B. Manajemen Kualitas Total


1. Pengertian

Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu:
Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa),
Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata
yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first
time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi
karyawan“ (Kid Sadgrove, 1995).
Filosofi dari TQM (Total Quality Management) adalah selalu meningkatkan kualitas barang
dan jasa untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sebagai strategi jangka panjang perusahaan
dalam bersaing dan bertumbuh. Peningkatan kualitas harus dikerjakan seluruh lini perusahaan
mulai dari pembelian barang baku, proses produksi, bagian keuangan , bagian sumber daya
manusia dan lain-lain.

2. Unsur-Unsur Utama Manajemen Kualitas Total

12
Menurut Nasution (2004 : 22), dalam penerapan TQM, ada 10 unsur utama yang
dikembangkan oleh Goetsch dan Davis (1994) dijelaskan sebagai berikut:
1. Fokus pada pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan penggerak.
Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada
mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga
kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
2. Obsesi terhadap kualitas

Dengan adanya kualitas yang telah ditetapkan, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi
atau melebihi apa yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa semua
karyawan pada tiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan
perspektif untuk melakukan segala sesuatunya dengan lebih baik.
3. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan
dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan yang didesain tersebut.

4. Komitmen jangka panjang

TQM merupakan suatu paradigm baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan
budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat
penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan
sukses.
5. Kerjasama tim ( Teamwork)

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin
dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga
pemerintahan, dan masyarakat sekitarnya.
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan (continuous improvement)
13
Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam
suatu sistem / lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-
menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat semakin meningkat.
7. Pendidikan dan pelatihan

Dalam menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental
untuk dapat berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain, apalagi dalam era
persaingan global.
8. Kebebasan yang terkendali

Kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hasil
dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
9. Kesatuan tujuan

Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan
tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan
TQM. Menurut Tjiptono dan Anastasia, (2003 : 128) “ Tujuan pelibatan dan pemberdayaan
adalah untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan customer value.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Kualitas Total

Dalam bukunya Nasution (2005 : 30), menurut Hensler dan Brunell ( dalam Scheuing dan
Christopher, 1993 : 165-166), ada empat prinsip utama dalam TQM yang dijelaskan sebagai
berikut :

1) Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya
bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut
ditentukan oleh pelanggan. Srimindarti mengemukakan dalam tulisannya bahwa, Kunci

14
persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mancakup penekanan-penekanan
pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan
tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk kualitas lain yang terus berkembang guna
memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal
(Hansen dan Mowen, 1999). Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipenuhi dalam
segala aspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena
itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
2) Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang menerapkan TQM,  setiap karyawan dipandang sebagai individu
yang memiliki  talenta dan kreativitas yang khas. Dengan demikian, karyawan merupakan
sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi
diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam
tim pengambil keputusan.
3) Manajemen Berdasarkan Fakta
Prinsip ini menekankan bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar
pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini.  Pertama
prioritas (prioritization),  yakni  suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan di
semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada.
Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi
dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, variasi atau
variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapat memberikan gambaran mengenai
variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan
demikian, manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang
dilakukan.

4) Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam
melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep ini terdiri dari langkah-langkah
perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

15
4. Manfaat Manajemen Kualitas Total

TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.
1) Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
a. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
b. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
c. Kepuasan pelanggan terjamin.
2) Manfaat TQM bagi institusi adalah:
a. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
b. Staf lebih termotivasi
c. Produktifitas meningkat
d. Biaya turun
e. Produk cacat berkurang
f. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
3) Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:
a. Pemberdayaan
b. Lebih terlatih dan berkemampuan
c. Lebih dihargai dan diakui
4) Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di
masa yang akan datang adalah:
a. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut
(follower)
b. Membantu terciptanya tim work
c. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
d. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
e. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

C. Sistem Akuntansi Manajemen


1. Pengertian

16
Sebagai sebuah sistem, Akuntansi Manajemen mempunyai 2 (dua) unsur penting yaitu :
struktur dan proses. Struktur terkait dengan siapa dan bagian apa yang terlibat dalam sistem,
sedangkan proses terkait dengan bagaimana sistem tersebut dijalankan. Secara konvensional
rancangan Sistem Akuntansi Manajemen terbatas pada informasi keuangan internal yang
berorientasi historis. Tetapi meningkatnya peran Sistem Akuntansi Manajemen untuk membantu
manajer dalam pengarahan dan pemecahan masalah telah mengakibatkan perubahan dari Sistem
Akuntansi Manajemen untuk memasukkan data eksternal dan non-keuangan dan informasi yang
berorientasi yang akan datang.
      Sistem Akuntansi Manajemen merupakan sistem yang menghasilkan output dengan
menggunakan input tertentu dan memprosesnya untuk mencapai tujuan manajemen. Suatu proses
dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan (collecting), pengukuran
(measuring), penyimpanan (storing), analisa (analysis), pelaporan (reporting), dan pengelolaan
(managing) informasi. Sedangkan output dapat berupa laporan khusus, biaya produk, biaya
pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan bahkan komunikasi personal. Sistem Akuntansi
Manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari input atau proses
dan output. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai.

2. Sistem Akuntansi Manajemen Berdasarkan Fungsi dan Aktivitas


Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai sistem berdasarkan
fungsi dan sistem berdasarkan aktivitas. Pendekatan berdasarkan fungsi danaktivitas dapat
ditemukan dalam praktik nyata. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi (functional
based management-FBM) telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih digunakan secara luas
dalam sector manufaktur dan jasa. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas (activity
based management-ABM) merupakam sistem yang lebih baru (dikembangkan dalam 30 tahun
terakhir).

Sistem biaya berdasarkan aktivitas digunakan secara luas dan pemanfaatanya semakin tinggi,
khususnya di antara organisasi-organisasi yang memiliki beragam produk dan pelanggan, produk
yang lebih rumit, siklus waktu produk yang lebih pendek, peningkatan prasayarat kualitas, dan
tekanan persaingan yang ketat. ABM digunakan dalam industri medis, industri keuangan,
industri transportasi, dan dalm semua jenis industrimanufaktur .

3. Sistem FBM vs ABM

17
Elemen utama
Elemen utama dari model FBM adalah fungsi, sedangkan elemen utama dari model ABM
adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit organisasional, seperti
departemen dan pabrik (contohnya: teknik, pengendalian kualitas, dan perakitan adalah fungsi-
fungsi yang diatur dalam departemen). Aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum dikelompokkan
bersama dalam satu bentuk proses. sebagai contoh pembelian barang, penerimaan barang, dan
pembayaran barang yang diterima adalah aktivitas utama yang menggambarkan proses
pengadaan persediaan.

Tinjauan Biaya

Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan pada unit-unit yang
berfungsi, kemudian produk. Dalam pembebanan biaya, penelusuran langsung dan penelusuran
penggerak digunakan. Namun, penelusuran penggerak dalam sistem FBM hanya menggunakan
penggerak produksi (tingkat unit) yang merupakan pengukuran konsumsi yang sangat
berkorelasi dengan keluaran produksi, seperti jam kerja dari tenaga kerja langsung, bahan
langsung, dan jam kerja mesin adalah hanya pengerak yang diasumsikan penting.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) biaya ditelusuri
hingga aktivitas, kemudian produk. Sebagaimana perhitungan biaya bedasarkan fungsi,
penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Namun, penelusuran penggerak
secara signifikan diperluas dengan mengidentifikasi dan menggunakan penggerak yang tidak
berhubungan dengan volume produk yang diproduksi (penggerak berdasarkan non unit). Jadi,
pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan pada penelusuran alokasi, bahkan, bisa
disebut sebagai penelusuran yang intensif.

Tinjauan efisiensi operasional

Pendekatan manajen berdasarkan fungsi (FBM) untuk pengendalian membebankan biaya


pada unit organisasional, kemudian menuntut tanggung jawab manajer unit organisasional untuk
mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual
dengan standar atau hasil yang dianggarkan. Penekanannya adalah ukuran dari keuangan dari

18
kinerja (ukuran nonkeuangan biasanya diabaikan). Manajer diberi penghargaan berdasarkan
kemampuan mereka untuk mengendalikan biaya. Jadi, pendekatan berdasarkan fungsi
menelusuri biaya individu yang bertanggung jawab atas biaya yang terjadi. Sistem penghargaan
digunakan untuk memotivasi individual ini untuk mengelola biaya dengan meningkatkan
efisiensi operasional unit organisasi mereka.
Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) fokus pada pengelolaan aktivitas dengan tujuan
memperbaiki nilai yang diterima pelanggan dan laba yang diterima dengan menyediakan nilai
ini. Hal ini meliputi analisi penggerak, analisis aktivitas, evaluasi kinerja, dan penggunaan
perhitungan biaya bedasarkan aktivitas sebagai sumber informasi utama. Tinjauan proses
berkaitan dengan identifikasi faktor-faktor penyebab biaya suatu aktivitas (menjelaskan
penyebab munculnya biaya), pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan (mengidentifikasi
aktivitas), serta evaluasi kinerja peerjaan dan ahsil yang dicapai (seberapa baik aktivitas yang
dikerjakan).

19
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kualitas biaya merupakan biaya yang bersangkutan dengan penciptaan, pengidentifikasian,


perbaikan dan pencegahan produk cacat. Biaya mutu diperlukan oleh manajemen dalam
melakukan perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan tentang mutu produk. Filosofi
dari TQM (Total Quality Management) adalah selalu meningkatkan kualitas barang dan jasa
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sebagai strategi jangka panjang perusahaan dalam
bersaing dan bertumbuh. Peningkatan kualitas harus dikerjakan seluruh lini perusahaan mulai
dari pembelian barang baku, proses produksi, bagian keuangan , bagian sumber daya manusia
dan lain-lain.
Sistem Akuntansi Manajemen merupakan sistem yang menghasilkan output dengan
menggunakan input tertentu dan memprosesnya untuk mencapai tujuan manajemen. Suatu proses
dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan (collecting), pengukuran
(measuring), penyimpanan (storing), analisa (analysis), pelaporan (reporting), dan pengelolaan
(managing) informasi. Sedangkan output dapat berupa laporan khusus, biaya produk, biaya
pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan bahkan komunikasi personal.

20
DAFTAR PUSTAKA

Biaya kualitas. http://e-journal.uajy.ac.id/1562/3/2EA16250.pdf (akses tanggal 01 Oktober


2020)

I, Bayu Soak. Makalah Akuntansi Manajemen “Konsep Dasar Akuntansi Manajemen”.


https://www.academia.edu/39873820/MAKALAH_AKUNTANSI_MANAJEMEN_Konsep
_Dasar_Akuntansi_Manajemen_ (akses tanggal 01 Oktober 2020)

Lestari, Ni Luh. Manajemen Kualitas.

https://www.academia.edu/35129535/Manajemen_Kualitas (akses tanggal 01 Oktober 2020)


Maingak, Mufthi A. Akuntansi Manajemen.

https://www.academia.edu/7457625/Akuntansi_Manajement (akses tanggal 01 Oktober


2020)

21

Anda mungkin juga menyukai