Anda di halaman 1dari 10

Bab 1 : Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pada kegiatan demonstrasi kali ini mengenai fitokimia tradisional mengenai uji ekstrak
bengkuang yang dilakukan menggunakan beberapa uji yang terdiri dari uji alkaloid
(mayer), uji alkaloid (wagner), uji alkaloid ( dragendorff), uji flavonoid (mg+hcl), uji
flavonoid (H2SO4 2N), uji flavonoid (Naoh 10 %), uji saponin, uji terpenoid, uji steroid,
uji tanin, dan uji fenolik. Pengujian fitokimia ini di lakukan dengan cara melihat reaksi
pengujian warna yang menggunakan suatu pereaksi warna.
B. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa metabolik sekunder pada
ekstrak tanaman bengkuang melalui analisis fitokimia secara kualitatif dan dapat juga
mengetahui cara identifikasi senyawa golongaan alkanoid, flavonoid, saponin, terpenoid,
steroid, tanin, fenolik.

Bab 2 : Dasar teori

Senyawa fitokimia (fito=tumbuhan adalah zat kimia alami yang terdapat di dalam
tanaman yang memberikan cita rasa, aroma, atau pun warna khas pada tanaman tersebut.
Beberapa senyawa fitokimia adalah antikanker, antimikroba, antioksidan, antitrombotik,
meningkatkan sistem kekebalan, antiimflamasi, mengatur tekanan darah, menurunkan kolesterol,
serta mengatur kadar gula darah (Astawan,2008).

Bengkuang adalah salah satu buah yang berbentuk umbi akar. Kulit buahnya tipis
berwarna kuning pucat atau coklat muda membungkus daging buah yang keras dan berwarna
putih. Tanaman bengkuang (Pachyrrhizus erosus) merupakan salah satu tanaman yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai sumber serat. Total total serat pangan dari bengkuang
sebesar 695g/kg. Sehingga dimungkinkan serat bengkuang dapat dijadikan salah satu alternative
penyusun makanan fungsional (Pangesti, 2014).
Bengkuang memiliki kandungan antioksidan diantaranya vitamin C, vitamin saponin,
isoflavon, dan flavonoid yang merupakan tabir surya alami untuk mencegah radikal bebas. Sapoin
adalah segolongan senyawa glikosida yang mempunya istruktur steroid dan mempunyai sifat-sifat
khas dapat membentuk larutan koloidal dalam air dan membuai bila dikocok. Pada bengkuang
juga mengandung senyawa bioaktif yang bertindak sebagai antioksidan yaitu isoflavon. Isoflavon
merupakan sumber antioksidan esterogen alami. Dalam aktivitasnya sebagai antioksidan,
isoflavon berperan dalam penangkap radikal bebas superoksida dengan memberikan atom
hidrogennya. Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang potensial sebagai antioksidan
dan memiliki bioaktifitas sebagai obat. Flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik
terhadap radikal superoksida, dengan melindungi lipid membran terhadap reaksi oksidasi yang
merusak. Flavonoid berperan sebagai antioksidan alami karena dapat menangkap radikal bebas
dengan membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. (Fauziah, 2013).
Tanaman bengkuang (Pachyrrhizus erosus, Urb) biasa dimanfaatkan sebagai buah atau
bagian dari beberapa jenis masakan. Bengkuang juga dimanfaatkan sebagai penghalus kulit, dan
berkhasiat sebagai obat beri-beri, demam, diabetes, sariawan dan wasir. Sifat kimiawi dan efek
farmakologis tanaman bengkuang adalah manis, dingin, sejuk dan berkhasiat mendinginkan.
Kandungan kimianya adalah Pachyrhiton, rotenone, vitamin B1 dan C (Windriyanti,2007).

Bab 3 : Metodologi

A. Tempat dan waktu


1. Tanggal : jum’at, 11 oktober 2019
2. Waktu : 15.30-16.45
3. Tempat : Laboratorium Riset dan Bioteknologi Universitas Tanjungpura Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

B. Alat dan bahan


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas beaker
4. Pipet tetes
5. Lampu spritus
6. Kawat kasa
7. Korek api
8. Kaki tiga
9. Bunsen

Bahan :

1. Ekstak bengkuang
2. Reagen mayer
3. Reagen wagner
4. Reagen dragendorff
5. Reagen Lieberman-burchard
6. Larutan NaOH 10%
7. Larutan HCl pekat
8. Serbuk Mg
9. Larutan H2SO4 2N
10. Larutan FeCl 10%
11. Aquades
12. Methanol
13. Etanol

C. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu.
2. Diambil ekstrak bengkuang secukupnya dan dimasukkan ke dalam gelas kimia.
3. Ditambahkan metanol secukupnya ke dalam gelas kimia tadi hingga larutan agak
keruh
4. Diaduk larutan hingga homogen.
5. Dimasukkan larutan yang telah homogeny tersebut ke dalam 8 tabung reaksi dengan
jumlah ekstrak bengkuang secukupnya.
6. Selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat pada
ekstrak bengkuang.
7. Pertama, untuk uji alkaloid dilakukan dengan mencampurkan ekstrak bengkuang yang
sudah dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan 3 jenis reagen yaitu
3 tetes reagen wagner, 3 tetes reagen dragendorff, dan 3 tetes reagen mayer setelah
itu masing-masing dengan 3 reagen berbeda dikocok dan didiamkan beberapa menit,
diamati perubahan yang terjadi. Jika terdapat endapan pada larutan tersebut maka
hasilnya positif.
8. Kedua, untuk uji flavonoid dapat dilakukan dengan menggunakan 3 reagen,yaitu
ekstrak bengkuang yang telah dimasukkan ke dalam tabung reaksi tadi dapat
dicampurkan dengan NaOH 10% 3 tetes kemudian amati perubahan yang terjadi, dan
dapat pula dicampurkan dengan H2SO4 2N sebanyak 3 tetes, dan dapat juga di uji
dengan 3 tetes HCl pekat dengan ditambah serbuk Mg secukupnya, kemudian amati
perubahan yang terjadi. Jika berwarna merah atau hijau berarti hasilnya positif
9. Ketiga, untuk uji saponin, ditambahkan dengan beberapa aquades yang telah
dipanaskan, kemudian di kocok dan di amati perubahan yang terjadi jika positif
hasilnya maka akan terdapat busa yang terbentuk secara stabil pada permukaan
cairan.
10. Keempat, untuk uji fenolik dapat dicampur dengan FeCl3, dan diamati perubahan
yang terjadi. Uji ini positif jika laritan menjadi hijau kehitaman
11. Kelima, untuk uji terpenoid dapat dilakukan dengan mencampurkan ekstrak
bengkuang dengan reagen lieberman barchard, dan diamati perubahan yang terjadi.
Jika warna yang muncul adalah merah berarti hasilnya negatif.
12. Keenam, untuk uji steroid dapat dibuktikan hasilnya positif jika larutan berubah
warna menjadi hijau.
13. Ketujuh, untuk uji tanin dapat mencampurkan ekstrak bengkuang dengan FeCl3
sebanyak 10 tetes, kemudian amati perubahan warna yang terjadi.

Bab 4 : Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Pengamatan

PARAMETER UJI KADAR SAMPEL


Alkaloid (mayer) -
Alkaloid (wagner) -
Alkaloid (dragendorff) +++
Flavonoid (Mg + HCl) -
Flavonoid (H2SO4 2N) -
Flavonoid (NaOH 10%) +
Saponin +
Terpenoid -
Steroid +
Tanin -
Fenolik -

Catatan : (-) tidak mengandung, (+) kadar rendah, (++) kadar cukup, (+++) kadar
tinggi.
B. Pembahasan
Pada hasil demostrasi yang telah didapatkan untuk mengetahui kandungan
yang terdapat dalam ekstrak bengkuang dapat dilakukan dengan beberapa uji
yaitu uji alkaloid (mayer), uji alkaloid (wagner), uji alkaloid ( dragendorff), uji
flavonoid (Mg+HCL), uji flavonoid (H2SO4 2N), uji flavonoid (NaOH 10 %), uji
saponin, uji terpenoid, uji steroid, uji tanin, dan uji fenolik.
Dari hasil demonstrasi ini didapatkan bahwa pada uji alkaloid dengan
menggunakan reagen mayer, pada larutan tersebut tidak terdapat endapan
berwarna putih dan kadar sampelnya bernilai (-) atau tidak terkandung apa-apa.
Pada uji alkaloid dengan menggunakan reagen wagner, pada larutan tersebut tidak
terdapat endapan berwarna putih dan kadar sampelnya bernilai (-) atau tidak
terkandung apa-apa. Pada uji alkaloid dengan menggunakan reagen dragendorff,
pada larutan nya berwarna jingga dan terbentuk endapan berwarna jingga, kadar
nilai nya (+++) atau kadar tinggi. Pada uji flavonoid dengan mengunakan reagen
Mg+HCl, pada larutan tersebut tidak mengalami perubahan warna dan kadar
sampelnya (-) atau tidak terkandung apa-apa. Pada uji flavonoid dengan
menggunakan reagen H2SO4 2N, pada larutan nya tidak mengalami perubahan
warna dan kadar sampelnya (-) atau tidak terkandung apa-apa. Pada uji flavonoid
dengan menggunakan reagen NaOH 10%, pada larutan nya berubah warna
menjadi warna merah dan kadar sampelnya (+) atau kadar rendah. Pada uji
saponin yang ditambahkan dengan beberapa tetes aquades yang telah dipanaskan,
pada larutan nya terbentuk busa pada permukaan cairan dan kadar sampelnya (+)
atau kadar rendah. Pada uji terpenoid yang ditambahkan reagen Lieberman-
barchard, pada larutan nya terdapat cincin kecokelatan atau ungu pada larutan dan
kadar sampelnya negatif atau tidak mengandung apa pun. Pada uji steroid hasil
kadar sampelnya (+) atau kadar rendah. Pada uji tanin dicampurkan ekstrak
bengkuang dengan FeCl3 sebanyak 10 tetes, pada larutan nya tidak berubah warna
menjadi hitam kehijauan dan kadar sampelnya (+) atau kadar rendah. Pada uji
fenolik dicampur dengan FeCl3 10%, pada larutan nya tidak berubah warna
menjadi hijau, biru, atau hitam pekat dan kadar sampelnya (-) atau tidak
mengandung apa pun.

Bab 5 : Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan demonstrasi dapat disimpulkan bahwa bengkuang memiliki
beberapa kandungan senyawa seperti flavonoid, alkaloid, steroid, saponin,
fenolik, terpenoid dan tanin melalui beberapa uji dengan menggunakan ekstrak
bengkuang.
B. Saran
Semoga praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada
kendala sedikit pun.
Daftar Pustaka

Astawan, Made., dan Andreas Leomitro Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.

Fauziah, F. F. 2013. Pengaruh Buah Manggis Buah Sirsak Dan Kunyit Terhadap Kandungan
Radikal Bebas Pada Daging Sapi Yang Diradiasi Dengan Sinar Gamma. Malang: Universitas
Brawijaya.

Pangesti , Yunita Dian., dkk. 2003. KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG BENGKUANG
(Pachyrhizus erosus) DIMODIFIKASI SECARA HEAT MOISTURE TREATMENT (HMT)
DENGAN VARIASI SUHU. Jurnal Teknosains Pangan. Vol 3 No 3.

Windriyanti , Yulias Ninik., dkk.2007. PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK


ETANOLIK UMBI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus, Urb) DALAM SEDIAAN KRIM
TERHADAP SIFAT FISIKNYA. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik . Vol . 4 No. 1.
Lampiran

1. Hasil Pengamatan
2. Ekstrak Bengkuang 3. Serbuk Mg 4. Pelarutan Sampel

5. Pereaksi Dragendorff 6. Pereaksi Lieberman-Buchard 7. Pengujian Steroid

8. Pengujian Flavonoid (HCl+Mg) 9. Pengujian Fenolik


10. Pengujian Dragendorff 11. Pemanasan air 12. NaOH 1 M

Anda mungkin juga menyukai