DOI: https://doi.org/10.21107/rekayasa.v12i2.5469
ABSTRAK
Bioteknologi telah berkembang di Indonesia sejak lama namun cenderung lambat dikarenakan oleh beberapa faktor.
Faktor pertama adalah minimnya dana penelitian dalam bidang bioteknologi. Penelitian bioteknologi dibutuhkan un-
tuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk serta pengetahuan tentang bioteknologi. Faktor lain yaitu rendahnya
sumber daya manusia, fasilitas dan kebijakan pemerintah yang terkesan memperpanjang proses pemasaran produk
rekayasa genetika. Bioteknologi memiliki peranan positif bagi dunia pertanian, kesehatan serta lingkungan. Dalam du-
nia pertanian, bioteknologi membantu untuk mengurangi krisis pangan, memperbaiki kualitas pangan dan mening-
katkan jumlah produksi hasil pertanian. Di bidang kesehatan, bioteknologi dapat mendiagnosis suatu penyakit genetis
maupun non genetis serta mengobati penyakit tertentu. Dalam bidang lingkungan, bioteknologi dapat meningkatkan
kualitas lingkungan yang telah tercemar seperti remediasi, bioleaching, mengurangi sampah plastik dengan mempro-
duksi bioplastik serta memproduksi pupuk hayati yang ramah lingkungan.
85
86 | Wasilah, U. dkk. Perkembangan Bioteknologi di
Peran Pemerintah
juan/penolakan pelepasan varietas tanaman (Herman,
1999).
Pemerintah secara konsisten menyediakan dana
hibah untuk penelitian termasuk dalam bidang
Pemerintah Indonesia telah mengupayakan
bioteknologi. Melalui program ini kualitas dan
keterjami- nan Genetically Modified Organism (GMO)
kuantitas dari peneli- tian menjadi meningkat.
atau Produk Rekayasa Genetika (PRG) melalui
Pemerintah juga menyediakan dana untuk penelitian
pembentukan perang- kat regulasi yaitu peraturan
bagi staf pengajar di Universitas seperti Hibah
perundang-undangan ter- kait produk rekayasa
Bersaing, Program Pembinaan Riset and Program
University Research for Graduate Education (URGE) genetika. Perangkat regulasi ini memiliki tujuan
(Sukara dan Loadin, 2004). Selain itu, bioteknolo- gi utama yaitu menjamin pemanfaatan produk rekayasa
telah dikembangkan oleh berbagai lembaga peneli- genetika yang aman untuk konsumsi masyarakat.
tian dan universitas yang ada di Indonesia. Pengembangan tanaman produk rekayasa genetika di
Indonesia masih memerlukan dukungan ke- bijakan
Perkembangan bioteknologi tidak terlepas dari peran pengembangan tanaman produk rekayasa gene- tika,
pemerintah sebagai penyedia dana penelitian untuk kebijakan penelitian dan pengembangan terutama
meningkatkan pengetahuan, kualitas dan kemajuan sumber daya manusia dan fasilitas, kebijakan bagi
bioteknologi di Indonesia. Sumber dana untuk peneli- ad- vokasi, sosialisasi, penyusunan pedoman
tian di Indonesia selain dari pemerintah, pihak pengemban- gan regulasi produk rekayasa genetika
swasta atau lembaga-lembaga donor nasional dan koordinasi, kelembagaan terkait serta dukungan
maupun inter- nasional dan individu juga berperan kebijakan terhadap kajian dampak pengembangan
dalam pengem- bangan bioteknologi di Indonesia tanaman produk rekaya- sa genetika dan regulasi
(Tabel 1). Pada tahun 1995, pemerintah menyediakan (Estianti dan Herman, 2015).
dana sebesar 500 milyar untuk penelitian termasuk
dalam bidang bioteknologi kesehatan, pertanian dan Status bioteknologi di Indonesia saat ini
industri (Komen dan Persley, 1994).
Perkembangan bioteknologi di Indonesia masih
Selain dukungan dana, pemerintah juga berperan da- ter- golong dalam kategori tertinggal jika
lam memberikan kebijakan yang berkaitan dengan dibandingkan dengan negara lain. Minimnya dana
bio- teknologi. Namun, kebijakan tersebut terkesan penelitian men- jadi fakor penyebab ketertinggalan
memper- panjang proses administrasi yang harus Indonesia dalam mengembangkan bioteknologi.
dilalui. Sebagai contoh di bidang biotek tanaman, Anggaran riset Indo- nesia merupakan anggaran
moratorium yang diharuskan oleh pemerintah terendah di Asia tenggara yaitu 0.2% atau 17 triliun,
pada uji coba lapangan dan budidaya tanaman sedangkan Singapura dan Thailand telah
rekayasa genetika telah meng- hambat investasi di menganggarkan dana riset sebesar 2.5%, sementara
bidang bioteknologi (Pabendon, 2013). Kebijakan Malaysia menganggarkan 1.8% (LIPI, 2016). Dana
pemerintah dalam rangka pengemban- gan produk riset sendiri 76% bersumber dari anggaran APBN dan
bioteknologi yang layak dikonsumsi harus melalui sisanya dari pihak swasta. Berbeda halnya dengan
prosedur yang panjang. Prosedur ini meliputi (1) negara Asia yang lain seperti Singapura yang 80%
permohonan izin pemanfaatan tanaman transgenik, dana riset berasal dari pihak swasta atau industri
(2) permintaan saran teknik tentang pemanfaatan sedangkan Korea selatan hanya sekitar 16% dana
tanaman transgenik, (3) permintaan pengkajian yang berasal dari pemerintah dan sisanya dari pihak
kelayakan teknis pemanfaatan tanaman transgenik, swasta dan industri (Antara News, 2019).
(4) pemberian saran tentang kelayakan teknis
pemanfaatan tanaman trans- genik, (5) pemberian Keterlambatan perkembangan bioteknologi telah
rekomendasi tentang usulan pe- manfaatan tanaman diba- has dalam Seminar Nasional Bioteknologi III
transgenik, (6) permohonan izin pelepasan varietas UGM, dan dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. Ir. Siti
tanaman, (7) persetujuan/penolakan usulan Subandiyah, M.Agr.Sc selaku ketua Pusat Studi
pemanfaatan tanaman transgenik, (8) persetu- Bioteknologi UGM menyatakan bahwa perkembangan
bioteknologi di dun- ia internasional telah
menggunakan teknologi modern
Tabel 2. Lembaga-lembaga swasta dan pemerintah yang turut berperan dalam melakukan penelitian
di bidang bioteknologi pertanian
Nama Status Bidang Penelitian
BPPT Pemerintah Tanaman, ternak, hutan
P3B LIPI Pemerintah Tanaman, ternak, hutan
Balitbio Pemerintah Tanaman
Balitvet Pemerintah Veteriner
Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan Pemerintah Tanaman
Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman
Serat Pemerintah Tanaman
PT. Fitotek Unggul Swasta Tanaman
PT. Intidaya Agrolestari-Inagro Swasta Tanaman
PT. Foodtech Utama International Swasta Tanaman, industri
PT. Indah Kilat Swasta Hutan
Sumber: Moeljopawiro dan Falconi (1999)
SIMPULAN
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Indonesia Jadi Center
of Excelent: Momentum Baru Bagi Negara-Neg-
Bioteknologi memiliki banyak manfaat untuk
ara Islam Dalam Pengembangan Vaksin dan
kemajuan dalam bidang pertanian, kesehatan
Produk Bioteknologi. www.depkes.go.id/article/
maupun lingkungan. Namun, bioteknologi di
view/18051500002/indonesia-jadi-center-of-ex-
Indonesia belum berkembang pesat dibandingkan
celent-momentum-baru-bagi-negera-negara-is-
dengan negara Asia yang lain. Beberapa faktor
lam-dalam-pengembangan-vaksin-d.html.
yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan
bioteknologi ini meliputi dana penelitian yang rendah, Koch, K. (1998). Food Safety Battle: Organic vs
sumberdaya manusia dan kurangnya fasi- litas. Biotech. Congressional Quarterly Researcher.
Faktor lain seperti budaya dan agama juga mem- Vol. 9 No. 33, 761-784.
pengaruhi perkembangan bioteknologi di Indonesia.
Komen, I. & Parsley. (1994). A Comparison of
Goverment Programs. Agricultural
DAFTAR PUSTAKA
Biotechnology in Devel- oping Countries, A
Abbas, N. (2009). Perkembangan Teknologi di Bidang Cross Country Review, ISNAR, Netherland.
Produksi Pangan Dan Obat – Obatan Serta Hak Kurniawan, R., Juhanda, S., Gustinah, H. M., & Pratami,
– Hak Konsumen. Jurnal Hukum. Vol. 3 No. A.
16, 423-438.
P. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
Ambarwati & Susianawati, N. (2006). Kemajuan “Ke- juangan” Pengembangan Teknologi Kimia
IPTEK untuk Kemaslahatan Umat. SUHUF. Vol. Untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
18 No. 2, 156-165. Indonesia.
Andoko, E. (2018). The Controversial Case Study: Geneti- LIPI. (2016). Anggaran Riset Indonesia Terendah di
cally Modified Food in Indonesia. FFTC Asia Tenggara.
Agricultur- al Policy Articles. http://Lipi.go.id/Lipimedia/angga- ran-riset-
indonesia-terendah-di-asia-tengga- ra/16281
Antara News. (2019). Menristek Menjawab menga- [Diakses 8 Juni 2019].
pa dana riset Indonesia rendah.https//m.an-
taranews.com/berita/800767//menristek-men- LIPI. (2013). Indonesia Jerman Kembangkan Kerjasa-
jawab-mengapa-dana-riset-indonesia-rendah ma Bioteknologi Pembuatan Obat. http://lipi.
[diakses 6 Juni 2019]. go.id/berita/single/indonesia/Jerman-kem-
bangkan-kerjasama--bioteknologi-pembua-
Azadi, H. & Peter, H. (2010). Genetically Modified and tan-obat/8542.
Organic Crop in Developing Countries: A
Review of Option for Food Security. Mahrus. (2014). Kontroversi Produk Rekayasa
Biotechnology Ad- vances, 28, 160-168. Genetika Yang Dikonsumsi Masyarakat. Jurnal
Biologi Tro- pis. Vol. 14 No. 2, 108-119.
Coleman, A. (1996). Production Of Proteins in The
Milk of Transgenic Livestock: Problems, Solution Menteri Kesehatan RI. (2017). Peraturan Menteri
And Suc- cess. Am J Clin Nutr, 63, 5639- Kese- hatan Republik Indonesia Nomor 12
5645. Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
Estianti, A. & Herman, M. (2015). Regulasi Keamanan
Ha- yati Produk Rekayasa Genetik di Melief, C. J. M., Hall, T. V., Arens, R., Ossendorv, F.,
Indonesia. Anal- isis Kebijakan Pertanian, Vol 13 Van Der Burg, S. H. (2015). Therapeutic
No. 2, 129-146. cancer, Fac- cines. J Clin invest. Vol. 125 No.
9, 3401-3412.
Fahmideh, L., Khodadadi, E., & Khodadadi, E. (2014).
A Review of Applications of Biotechnology in Moeljopawiro, S. & Falconi, C. (1999). Agriculture
the Environment. International Journal of Biote- knologi Research Indicators: Indonesia.
Farming and Allied Science, Vol. 3 No. 12, Discus- sion Paper No. 99-07 April 1999.
1319-1325. ISNAR, The Netherlands.
Herman, M. (1999). Tanaman Hasil Rekayasa Genetik dan Mubarok, M. Z., Pratama, B. E., & Chaerun, S. K. 2016.
Pengaturan Keamanannya di Indonesia. Buletin Bioleaching Nikel dari Bijih Limonit Pulau Gag
AgroBio. Vol. 3 No.1, 8-26. Menggunakan Bakteri Mixotrof. Jurnal
Teknologi Mineral dan Batubara. Vol. 12 No. 1,
Kamle, S., Kumar, A., & Bhatnagar, R. K. (2011). 69-79.
Devel- opment of Multiplex and Construct
Spesific PCR Assay for Detection of cry2Ab Muelyoprawiro, S. (2005). Perang Biologi dalam
Transgene in Ge- netically Modified Crops And Keseha- tan. Seminar Nasional dan Konggres
Product. GM Crops. Vol. 2 No. 1, 74-81. Biologi XIII. Yogyakarta: UGM.
Pabendon, M. B. (2013). Peran Penelitian Bioteknologi
Menunjang Pertanian Bioindustri. Seminar Nasi-
onal Serealia.
Rekayasa, 12(2), 2019