PERANG VIETNAM
Pembimbing Diskusi: Brigjen TNI Drs. Wibisono Poespitohadi, M.Sc, M.Si (Han)
Oleh :
KELOMPOK 3
2. Pembahasan
2.1 Strategi dalam perang Vietnam
Setelah penjajahan perancis, Vietnam lebih dikenal sebagai French
Indochina. Amerika tidak mengetahui bahwa Vietnam adalah Negara yang
1Stephani Dania N.P, Kekalahan Amerika Sebagai Negara Super Power Pada Saat
Perang Vietnam (1954- 1975),h. 37; dikutip dari
https://media.neliti.com/media/publications/98924-ID-kekalahan-amerika-sebagai-negara-super-
p.pdf; diakses pada 19 Oktober 2017 pukul 13.00
2 Ibid.
sudah tua dan cukup berpengalaman dalam menghadapi musuh-musuh dari
luar. Pada tahun 1884 vietnam sudah mendapatkan kemerdekaan dari jajahan
Cina. Pada tahun 1945 vietnam sudah menjadi Negara yang merdeka, namun
konflik dalam negeri menjadi permasalahan Vietnam. Konflik tersebut
merupakan konflik perebutan kekuasaan. Hal ini yang membuat perancis dan
amerika terlibat dalam perang Vietnam. Perancis dan amerika membuat
kesepakatan untuk membangun benteng di Dien Bien Phu. Benteng tersebut
untuk menghalangi infiltrasi pasukan Viet Minh ke Laos yang dikuasai Perancis.
Akibat besarnya serangan dari Viet Minh, benteng tersebut kemudian dikuasai
Viet Minh.
3https://www.pritzkermilitary.org/explore/vietnam-war/vietnam-equipment/. Diakses
pada 19 Oktober 2017 pukul 17.40
Melalui kekuatan fisik Ho Chi Minh membangun jiwa/daya juang dari
prajurit Vietnam sendiri dengan psycology war berupa lagu-lagu perjuangan,
kemudian doktrin-doktrin yang ditanamkan secara kuat dan dalam bahwasanya
mereka dapat mengalahkan Amerika Serikat sebagaimana mereka
mengalahkan Prancis.
4
Jackson, S. (Director). (2011). Vietnam War in HD [Motion Picture]. Dikutip dari
makalah jurnal Donny Octaviano dalam http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392811-MK-
Donny%20Octaviano.pdf. Diakses 19 Oktober 2017, pukul 17.10
senjata, dan dalam hal ini terdapat Komisi pengawas Internasional di Vietnam
untuk mengawasi genjatan senjata yang terdiri dari empat negara yang ditunjuk
yaitu Indonesia, Kanada, Polandia dan Hungaria. 5
5http://lms.aau.ac.id/library/ebook/R_2374_05_PB/files/res/downloads/download_0178.
Cambridge University Press. Dikutip dari makalah jurnal Donny Octaviano dalam
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392811-MK-Donny%20Octaviano.pdf. Diakses 19
Oktober 2017, pukul 17.10
Picture 1. Senjata yang digunakan masing-masing pasukan dalam perang Vietnam8
8
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/04/150430_perang_vietnam . Diakses pada 19
Oktober 2017, pukul 16.40
2 Kapal Perang A-4 Skyhawks, A-7, F-8
dan boat Crusaders. Patrol Boat, River,
or PBRs
3. Helicopter UH-1 Huey, AH-1 Cobra
4 Pesawat tempur F-4 Phantom, B-52 MiG-17, MiG-21, MiG-19
Stratoforless
5 Bom, mortar, Napalm SAM C-75, SA-2 Guideline,
rudal booby traps
6 Tank M-48 Patton, M-113 Armored T-54
Personel Carrier
7 Chemical herbicides containing the
toxic dioxin and known
as Agent Orange.**
Sumber : https://www.pritzkermilitary.org/explore/vietnam-war/vietnam-equipment/
** http://www.history.com/topics/vietnam-war/weapons-of-the-vietnam-war
Selain yang dituliskan diatas, Menurut Asia Times (2003), sepanjang tahun
1953-1991 Uni Soviet menyuplai bantuan militer kepada Vietnam Utara berupa
2.000 unit tank, 7.000 pucuk mortar, 5.000 pucuk meriam artileri, 158 kompleks
pertahanan udara, 700 pesawat tempur, 120 helikopter dan 100 kapal perang
dan Uni Sovyet juga menyuplai berbagai peralatan militer dengan berbagai
konsesi pembayaran yang mudah bagi Vietnam Utara (Pasca perang Vietnam
bersatu menjadi Republik Demokratik Vietnam). 9
In addition to artillery and infantry weapons, both sides utilized a variety of tools
to further their war aims, including highly toxic chemical defoliants or herbicides
(on the U.S. side) and inventive booby traps using sharpened bamboo sticks or
crossbows triggered by tripwires (on the North Vietnamese-Viet Cong side).
9
Dikutip dari makalah jurnal Donny Octaviano dalam http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-
8/20392811-MK-Donny%20Octaviano.pdf. Diakses 19 Oktober 2017, pukul 17.10
Picture 2. Jumlah korban jiwa dalam perang dunia II dan perang Vietnam10
10
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/04/150430_perang_vietnam, diakses pada 19
Oktober 2017 pukul 16.40
11 Media Role in The Vietnam War; dikutip dari https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=
j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiSutK64vvWAhXLKyYKHfEx
C9IQFggxMAE&url=https%3A%2F%2Fthevietnamwar.info%2Fmedia-role-vietnam-
war%2F&usg=AOvVaw3DgW hK0Mz R5rnSniGfR6UR; diakses pada 19 Oktober 2017 pukul
16.26.
memproduksi informasi untuk publik dengan membuat kebijakan yang tegas.
Lemahnya sistem kontrol memiliki konsekuensi negatif bagi publik, yaitu media
secara bebas memproduksi informasi berbentuk gambar dan video tanpa
sensor yang menunjukkan kebiadaban yang terjadi dalam perang Vietnam,
akibatnya opini publik tergiring, terbentuk, dan menimbulkan gejolak yang tak
terduga. Sehingga akhirnya mempengaruhi bentuk kebijakan yang diambil oleh
pemerintah AS.12
Ada asumsi bahwa media tidak hanya memberikan informasi kepada
publik, melainkan pula kepada elit politik, sehingga bisa dipastikan bahwasanya
jurnalisme foto bisa mempengaruhi kebijakan luar negeri. Apalagi dengan
beredarnya isu Tet Offensive yang terjadi. Dalam hal ini, umumnya politikus dan
kalangan pers sepakat bahwasanya yang telah mengalahkan Amerika Serikat
bukanlah Tentara Vietnam, melainkan pers-nya sendiri yang menentang
perang.
Adanya peran media dalam pembentukan opini publik AS terbukti pada
tahun 1968, dimana terjadi peristiwa penting yang disebut The Tet Offensive.
Faktanya bahwa aksi penyerangan tersebut merupakan bukti kegagalan bagi
Vietnam Utara, namun media justru memproduksi informasi yang bertentangan.
Mereka justru mengekspos berita yang menggambarkan kesuksesan serangan
Vietnam pada Battle Hue atau serangan Viet Cong pada Kedutaan Besar AS,
media menghilangkan inti berita kesuksesan AS yang sebenarnya. Dengan
demikian terbentuklah opini publik yang di derived oleh media AS bahwa
serangan Tet Offensive merupakan kemenangan nyata komunis Vietnam, dan
secara otomatis mengubah opini rakyat yang semula mendukung keterlibatan
AS dalam perang Vietnam mencapai 62% setelah viralnya pemberitaan Tet
Offensive menurun pada skala 44%.13 Kejadian Tet Offensive yang
berlangsung pada perayaan tahun baru Tet tahun baru tradisional Vietnam
tidak pernah disangka oleh pihak Amerika, sehingga menyebabkan kerusakan
yang besar dan menewaskan banyak tentara Amerika yang bertugas dan
12 Ibid.
13 Ibid.
Kantor kedutaan Amerika Serikat di Saigon sendiri tidak lepas dari
penyerangan tiba-tiba ini, dan menjadi pemberitaan besar di media massa.
Pemberitaan pers amerika yang menyiarkan kantung plastik yang
membawa jenazah tentara amerika serikat, menjadi sebuah drama bagi warga
negara Amerika sendiri. Ibu kehilangan anaknya, istri menjadi janda, anak-anak
menjadi yatim. Pemberitaan ini menjadi pemicu maraknya demonstrasi anti-
perang. Teori Photojournalism and Foreign Policy oleh David D. Perlmutter juga
meyakinkan, bahwasanya apa yang ditulis oleh pers di era perang sangat
mempengaruhi dukungan atau oposisi publik terhadap perang itu. Pemerintah
Amerika Serikat tidak akan pernah memenangkan perang jika publiknya
sendiri menentang perang, dan inilah yang terjadi pada kubu Amerika Serikat
dalam Perang Vietnam.
3. Kesimpulan
Lesson learned
Stephani Dania N.P, Kekalahan Amerika Sebagai Negara Super Power Pada
Saat Perang Vietnam (1954- 1975),h. 37; dikutip dari
https://media.neliti.com/media/publications/98924-ID-kekalahan-amerika-
sebagai-negara-super-p.pdf; diakses pada 19 Oktober 2017 pukul 13.00
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/04/150430_perang_vietnam, diakses
pada 19 Oktober 2017 pukul 16.40
https://www.pritzkermilitary.org/explore/vietnam-war/vietnam-equipment/.
Diakses pada 19 Oktober 2017 Pukul 17.15
http://www.history.com/topics/vietnam-war/weapons-of-the-vietnam-war.
Diakses pada 19 Oktober 2017 Pukul 17.15
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/R_2374_05_PB/files/res/downloads/download
_0178.pdf. Diakses pada 19 Oktober 2017, pukul 16.10
Lampiran
T-54 MiG-21