Anda di halaman 1dari 2

UAS ULUMUL QUR’AN I

Nama : Muhammad Abdullah Yukfa

Semester/Kelas : II / IQT-A

!!! ‫أجب هذه األسئلة إجابة تامة‬


‫اشرح كيفية وحي هللا إلى حبريل ! وما هو الحجة أن القرآن قديم؟‬ .1
: ‫اشرح الفرق بين المكي والمدني شرحا تاما مع ذكر أية كل منهما‬ .2
‫باعتبار زمن النزول‬ .1
‫باعتبار مكان النزول‬ .2
‫باعتبار المخاطب‬ .3
!! ‫اذكر فوائد معرفة سبب النزول‬ .3
: ‫اشرح فرق جمع القرآن بين‬ .4
‫عهد رسول هللا‬ .1
‫عهد أبي بكر رضي هللا عنه‬ .2
‫عهد عثمان رضي هللا عنه‬ .3
‫اشرح اختالف العلماء فى تفسير األحرف السبعة وما حكمة نزول القرآن على سبعة أحرف؟‬ .5

Jawaban

1. Ada beberapa cara Allah menyampaikan wahyu (al-Qur’an) kepada Malaikat:


a. Allah menyampaikannya secara lafad dan maknanya
b. Allah menyampaikannya secara lafad saja dan maknanya diserahkan kepada Nabi Muhammad
c. Allah menyampaikannya secara makna saja

Dari ketiga kaifiyah tersebut pendapat yang unggul adalah yang pertama.

Adapun hujjah bahwa al-Qur’an itu qadim adalah sesuai dengan firman Allah (An-Nahl : 40):

‫إنما قولنا لشيء إذا أردناه أن تقول له كن فيكون‬

Pengertian ‫ شيء‬pada ayat diatas bersifat umum, yang berarti mencakup juga al-qur’an yg menurut
mu’tazilah adalah makhluk. Berarti al qur’an dalam pengertian mu’tazilah juga diciptakan dengn kalimat
‫ ُكن‬. disisi lain mu’tazilah meyakini kalam ilahi juga tapi bersifat hadits. Disini mustahil Allah menciptakan
kalamNya dengan kalimat ‫ كن‬sebab kalimat ‫ كن‬juga kalam Allah yg berarti harus diciptakan dengan kalimat
‫ كن‬lain begitu seterusnya yg tak berujung. Jika al –qur’an tidak mungkin diciptakan dengan kalimat ‫كن‬
berarti al-qur’an tidak bersifat hadits. Dan jika al-qur’an tidak bersifat hadits, sudah pasti al-qur’an bersifat
qadim. Adapun sekarang yang hadits adalah lembaran mushaf saja sebagai manifestasi penjagaan al-qur’an
yang diperuntukan bagi makhluknya yang hadits pula.

2. a. Dilihat dari waktu turunnya:


 Makkiyyah : ayat yang turun sebelum hijrah (periode Makkah). Contoh QS. An-Nisa’ : 57 :

)ayat ini turun di Makkah saat peristiwa Fathu Makkah( ‫ت ِإلَى أَ ْهلُهَا‬
ِ ‫إِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تُؤَ ُّدوْ األَ َمانَا‬

 Madaniyyah : ayat yang turun setelah hijrah (periode Madinah). Contoh QS. Al-Maidah : 3:

‫ْت لَ ُك ُم اإْل ِ ْسلَ ْم ِد ْينًا‬ ُ ‫ْاليَوْ َم اَ ْك َم ْل‬


ُ ‫ت لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم َواَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬
ُ ‫ضي‬

(ayat ini turun di bukit shofa setelah haji wada’ menurut pendapat yang shohih)

b. Dilihat dari tempatnya diturunkan :

 Makkiyyah : ayat yang turun di Makkah walaupun sesudah hijrah. Contoh QS. Al-Lahab.
 Madaniyyah : ayat yang turun di Madinah. Contoh QS. Al-Baqoroh :153

‫يا أيها الذين أمنوا استعينوا بالصبر والصالة إن هللا مع الصابرين‬

c.Dilihat dari yang dikhitobi :


 Makkiyyah : ayat yang turun sebagai khitob kepada penduduk Makkah. Contoh QS. Ali
Imran : 123:

‫ولقد نصركم هللا ببدر وأنتم أذلة فاتقوا هللا لعلكم تشكرون‬

 Madaniyyah : ayat yang turun sebagai khitob kepada penduduk Madinah. Contoh QS. Al-
Baqoroh 275 :

‫وأحل هللا البيع وحرم الربوا‬

3. Manfaat mengetahui asbab an-nuzul


 Mengetahui hikmah pemberlakuan suatu hukum dan perhatian syariat kepada kemaslahatan
umum dalam menghadapi segala kejadian selaku rahmat bagi umat.
 Mengetahui orang yang menjadi kasus sebab turunnya ayat serta memberikan ketegasan bila
terdapat keragu-raguan.
 Menentukan hukum (takhsis) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat
itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.
 Mengetahui sebab turunnya al-qur’an.
 Mempermudah dalam menafsirkan ayat-ayat al-qur’an.

4. a. Pengumpulan al-qur’an pada masa Rasulullah lebih kepada pemeliharaan al-qur’an dengan cara
menghafal. Ini merupakan anugerah beliau. Selain dengan cara menyuruh para sahabatnya
menghafal ayat-ayat al-qur’an, beliau juga menyuruh sahabatnya untuk menulisnya di berbagai
benda seperti di kulit binatang, batu, pelepah kurma, tulang binatang, dll.
b. Pengumpulan al-qur’an pada masa Abu Bakar al-qur’an mulai dikumpulkan/dihimpun dalam
satu mushaf atas inisiatif Umar. Hal ini terjadi karena gugurnya 70 sahabat penghafal al-qur’an di
perang Yamamah, atas dasar inilah Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai ketua
penghimpunan al-qur’an tersebut.
c. Pengumpulan al-qur’an pada masa Utsman bi Affan didorong oleh banyaknya perbedaan qiroat
dalam membaca al-qur’an, hal ini wajar mengingat semakin luasnya wilayah Islam pada masa itu
disertai berbagai bahasanya. Khudzaifah al-Yamani lah yang melaporkan hal tersebut dan
mendesak Utsman mengambil langkah guna mengakhiri perbedaan bahasa dialek yang terjadi.
Akhirnya Utsman membentuk tim penulisan al-qur’an kembali ke dalam beberapa mushaf dengan
acuan utama mushaf Abu Bakar.

5. Beberapa pendapat Ulama’ dalam menjelaskan tentang makna diturunkannya Al-Qur’an dalam
Sab’atu Ahruf (tujuh huruf) antara lain :
a. Bahwa yang dimaksud dengan Sab’atu Ahruf (tujuh huruf) adalah didalam Al-Qur’an terdapat
beberapa bahasa yang berasal dari suku-suku Arab akan tetapi bermakna sama. Hal ini sebagai
bentuk akomodasi antar bahasa-bahasa suku Arab di sekitar Makkah dan untuk memudahkan
bagi orang Arab dalam mempelajari Al-Qur’an. Para Ulama berbeda dalam menentukan suku-
suku Arab, ada yang menyebutkan sebagai berikut : Quraisy, Hudzail, Tsaqif, Hawazin,
Kinanah, Tamim dan Yaman.
b. Bahwa makna Sab’atu Ahruf (tujuh huruf) adalah Al-Qur’an diturunkan bukan dalam ragam
bahasanya tetapi berhubungan dengan tujuh pokok ajaran agama yaitu : larangan, perintah,
haram, halal, Muhkam, Mutasyabihaat.
c. Bahwa yang dimaksud dengan makna Sab’atu Ahruf (tujuh huruf), Alqur’an jika ditinjau dari
segi tatabahasanya menyangkut tujuh hal yang di dalamnya terdapat ikhtilaf, yaitu : perbedaan
dalam penulisan Mufrad, Tatsniah atau Jama’nya, perbedaan dalam I’rabnya (kedudukan
kalimatnya), perbedaan dalam Tashrifnya, perbedaan dalam menuliskan huruf atau kalimat,
perbedaan dalam penambahan atau pengurangan huruf, serta perbedaan dalam Tajwid-nya.
d. Bahwa yang dimaksud adalah bilangan tujuh itu tidak dapat diartikan secara harfiah, tetapi
angka tujuh itu hanya sebagai simbol kesempurnaan menurut kebiasaan masyarakat Arab.
e. Bahwa yang dimaksud tujuh huruf tersebut adalah qira’at sab’ah.

Anda mungkin juga menyukai