Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Sejarah Perbankan
Sejarah pernah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada
zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini
berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia,
Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke
negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri,
sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam
sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam
perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan
antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini
sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer)yaitu
kegiatan penukaran dari mata uang asing ke mata uang asing lainnya. Kemudian
dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi
menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan.
Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.
Uangyang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya, hal demikian sangat berguna dalam kehidupan
bermasyarakat. Jasa‐jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan
zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
2. Perkembangan Perbankan
2.1 Periode 1988-1996
Dikeluarkannya paket deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 88), antara lain
berupa relaksasi ketentuan permodalan untuk pendirian bank baru telah
menyebabkan munculnya sejumlah bank umum berskala kecil dan menengah. Pada
puncaknya, jumlah bank umum di Indonesia membengkak dari 111 bank pada
Oktober 1988 menjadi 240 bank pada tahun 1994‐1995, sementara jumlah Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) meningkat drastis dari 8.041 pada tahun 1988 menjadi
9.310 BPR pada tahun 1996
2.2 Periode 1997- 1998
Pertumbuhan pesat yang terjadi pada periode 1988-1996 berbalik arah ketika
memasuki periode 1997-1998 karena terbentur pada krisis keuangan dan
perbankan. Bank Indonesia, Pemerintah, dan juga lembaga‐lembaga internasional
berupaya keras menanggulangi krisis tersebut, antara lain dengan melaksanakan
rekapitalisasi perbankan yang menelan dana lebih dari Rp 400 triliun terhadap 27
bank dan melakukan pengambilalihan kepemilikan terhadap 7 bank lainnya.
Secara spesifik langkah‐langkah yang dilakukan untuk menanggulangi krisis
keuangan dan perbankan tersebut adalah:
a) Penyediaan likuiditas kepada perbankan yang dikenal dengan Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
b) Mengidentifikasi dan merekapitalisasi bank‐bank yang masih memiliki
potensi untuk melanjutkan kegiatan usahanya dan bank‐bank yang memiliki
dampak yang signifikan terhadap kebijakannya
c) Menutup bank‐bank yang bermasalah dan melakukan konsolidasi
perbankan dengan melakukan marger
d) Mendirikan lembaga khusus untuk menangani masalah yang ada di industri
perbankan seperti Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) e
e) Memperkuat kewenangan Bank Indonesia dalam pengawasan perbankan
melalui penetapan Undang‐Undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia
yang menjamin independensi Bank Indonesia dalam penetapan kebijakan.
2.3 Periode 1999-2002
Krisis perbankan yang demikian parah pada kurun waktu 1997 ñ 1998 memaksa
pemerintah dan Bank Indonesia untuk melakukan pembenahan di sektor perbankan
dalam rangka melakukan stabilisasi sistem keuangan dan mencegah terulangnya
krisis. Langkah penting yang dilakukan sehubungan dengan itu adalah:
a) Memperkuat kerangka pengaturan dengan menyusun rencana implementasi
yang jelas untuk memenuhi 25 Basel Core Principles for Effective Banking
Supervision yang menjadi standar internasional bagi pengawasan bank
b) Meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran dengan mengembangkan
Real Time Gross Settlements (RTGS)
c) Menerapkan bank guarantee scheme untuk melindungi simpanan
masyarakat di bank
d) Merekstrukturisasi kredit macet, baik yang dilakukan oleh BPPN, Prakarsa
Jakarta maupun Indonesian Debt Restrukturing Agency (INDRA) e)
e) Melaksanakan program privatisasi dan divestasi untuk bank‐ bank BUMN
dan bank‐bank yang direkap
f) Meningkatkan persyaratan modal bagi pendirian bank baru.
2.4 Periode 2002-Sekarang
Berbagai perkembangan positif pada sektor perbankan sejak dilaksanakannya
program stabilisasi antara lain tampak pada pemberian kredit yang mulai meningkat
pada inovasi produk yang mulai berjalan, seperti pengembangan produk derivatif
(antara lain credit linked notes), serta kerjasama produk dengan lembaga lain
(reksadana dan bancassurance).
BAB 2

A. Definisi Bisnis
Memahami pengertian bisnis penting dilakukan oleh pemilik usaha. Sebab,
selama ini istilah bisnis seringkali disamakan dengan dagang. Padahal, kedua istilah
ini tentu berbeda. Secara singkat, perbedaan antara keduanya adalah seperti ini:
a. Bisnis: usaha yang menitikberatkan pada hasil jangka panjang yang lebih
besar
b. Dagang: usaha yang menitikberatkan pada keuntungan yang langsung bisa
dirasakan saat itu juga.
Dari kedua hal tersebut, bisa dipahami bahwa bisnis tentu memiliki
kompleksitas yang jauh lebih besar dibandingkan sekedar berdagang. Meskipun,
bisnis juga bertujuan untuk mencari keuntungan, namun keuntungan tersebut akan
bersifat jangka panjang. Tidak heran jika resiko dan tantangan yang dihadapi
seorang pebisnis juga akan jauh lebih besar dibanding pedagang.
B. Definisi Bisnis Menurut Para Ahli
1. Bisnis menurut Hughes dan Kapoor
Menurut Hughes dan Kapoor, definisi bisnis adalah kegiatan individu yang
mana terorganisir, atau bisa dikatakan terorganisasi oleh serangkaian individu
untuk menghasilkan suatu produk atau barang untuk dijual, serta menjual barang
maupun jasa yang ditujukan guna untuk mendapatkan keuntungan dan disamping
itu ditujukan guna untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat.
2. Bisnis menurut Brown dan Petrello
Pengertian bisnis menurut para ahli yaitu Brown dan Petrello adalah lembaga
yang menghasilkan suatu bentuk barang maupun jasa yang mana barang atau jasa
tersebut dibutuhkan oleh masyarakat umum serta semua hal yang mencakup dalam
semua aspek usaha yang dilakukan oleh instansi pemerintahan maupun swasta dan
ditujukan untuk suatu pencapaian tertentu seperti ingin mengejar suatu keuntungan
(laba) ataupun tidak.
3. Bisnis menurut Jeff Madura
Definisi berikutnya dikemukakan oleh Jeff Madura yang mengatakan bahwa
instansi yang dibentuk oleh perorangan atau kelompok yang mendirikan suatu
perusahaan yang dibuat guna sebagai penyedia layanan atau suatu produk yang
diinginkan oleh pelanggan atau masyarakat pada umumnya.
4. Bisnis menurut L.R Dicksee
Seorang ahli lainnya mengatakan bahwa bisnis adalah sebuah bentuk dari suatu
aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan (laba) dari yang
berkepentingan dalam terjadinya aktivitas bisnis tersebut.
5. Bisnis Menurut Griffin dan Ebert
Menurutnya, bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa
dengan maksud mendapatkan laba.
6. Bisnis Menurut Prof. Owen
Bisnis adalah sebuah perusahaan yang berhubungan dengan produksi dan
distribusi barang-barang untuk dijual ke pasaran ataupun memberikan harga pada
setiap jasanya.
7. Bisnis Menurut Hooper
Bisnis merupakan segala dan keseluruhan kompleksitas yang ada pada berbagai
bidang seperti penjualan (commerce) dan industri, industri dasar, processing, dan
industri manufaktur dan jaringan, distribusi, perbankan, asuransi, transportasi, dan
seterusnya yang kemudian melayani dan memasuki secara utuh (which serve and
interpenetrate) dunia bisnis secara menyeluruh.
8. Bisnis Menurut Menurut Merriam Webster
Definisi bisnis menurutnya adalah suatu aktivitas pembuatan, pembelian atau
penjualan barang dan jasa yang kemudian dipertukarkan dengan uang; kerja atau
aktivitas yang merupakan bagian dari pekerjaan; Jumlah aktivitas yang telah
diselesaikan oleh sebuah toko, perusahaan, pabrik dan lain lain.
9. Bisnis Menurut Steinford
Pengertian bisnis menurut para ahli berikutnya ialah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula
perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.

Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi membuat para perusahaan


mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama
dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
1) Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
2) Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara
24 jam.
3) Penggunaan Database di bank – bank.
4) Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan
klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin
silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game
online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa
terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau
rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur
utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic
transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking
misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah
pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan
teknologi.
BAB 3

1. Tantangan Bisnis Perbankan


1) Pertama, inflasi tahunan AS (Amerika Serikat) yang pada April 2022
menembus 8%, sedangkan inflasi pada April 2021 sebesar 4,2%. Sementara
itu, inflasi tahunan Indonesia per April 2022 sebesar 3,47%, naik signifikan
dibanding inflasi tahunan per April 2021 sebesar 1,18%," kata Primus saat
acara Majalah Investor Awards: Best Bank 2022, Senin (30/5/2022).
2) Tantangan kedua, adalah kompetitor (Pesaing). Pesaing atau competitor memang
selalu ada di dalam dunia bisnis tidak terkecuali dalam bisnis Perbankan. Jika
bisnis perbankan semakin populer di kalangan masyarakat maka akan semakin
banyak competitor atau pesaing.
3) Bertemu dengan Berbagai Karakter Nasabah, nasabah menjadi prioritas
utama dalam bisnis perbankan, karena nasabah adalah penggerak bagi
sebuah bank yang di jalankan, tanpa adanya nasabah sebuah bank bukanlah
apa-apa. Karakter nasabah sangat beragam jadi untuk mengoptimalkan
kebutuhan nasabah sebagai perbankan harus manjadikan nasabah menjadi
prioritas utama demi keberlangsungan bisnis perbankan tersebut.
4) Perkembangan Teknologi yang semakin cepat, bagi sebuah bank tidak bisa
lepas dari yang Namanya teknologi . Untuk memudahkan kelanjaran
bertransaksi, sangat dibutuhkan kecanggihan teknologi, mulai dari
bertransaksi di Bank Offline atau fisik sampai dengan mudahnya
bertrasnsaksi hanya dengan sebuah handphone dan dapat dilakukan dari
jarak jauh.
5) Pencadangan Modal, Upaya bank dalam meningkatkan pencadangan. Hal
ini menyangkut antisipasi risiko kredit atau terjadinya NPL saat suku bunga
mulai dinaikkan.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Perbankan mempunyai peranan yang penting dalam lembaga ekonomi.
Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat untuk
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian, dunia
perbankan dapat menjembatani antara pihak yang kekurangan dana dengan pihak
yang klebihan dana. Perbankan dapat menjalankan fumgsinya tersebut perlu
diterapkan prinsip hati-hati terutama pada saat akan menyalurkan dana kepada
masyarakat, artinya bank mengadakan penilaian kelayakan dan seleksi yang tepat
pada setiap nasabah dan calon pengguna dana bank. Untuk Menjalankan dan
menjaga bisnis perbankan sangat dibutuhkan sesuatu yang lebih untuk dapat
bersaing dengan kompetitor, terutama dalam menjaga hubungan baik dengan
nasabah dengan memberikan pelayan yang terbaik di berbagai sektor, agar para
nasabah puas dengan pelayanan perbankan tersebut sehingga para nasabah dalam
menabungkan uangnya kepada perbankan tersebut.
2. Saran
a) Bank harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh Bank
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan dengan tujuan agar Bank dapat tetap sehat dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan usahanya.
b) Sebagai nasabah harus mengerti keadaan kemampuan keuangannya sendiri
saat ingin mengajukan permohonan kredit pada bank dan hak hak mereka.
c) Bank harus mempertimbangkan untuk memilih pejabat-pejabat yang
memang kompeten dan bertanggung jawab untuk terlibat dalam bisnis
perbankan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri, Bank Dan Lembaga Keuangan, Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta
Pusat: PT Gramedia Pustaka Utama, 2015.
Ikatan Bankir Indonesia, Mengenal Bank Komersial, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2014.
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Anda mungkin juga menyukai