Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja.
Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses
pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibanding sektor
manufaktur. Sistem pengendalian manajemen yang akan dibahas adalah dikhususkan pada
organisasi jasa profesional (konsultan hukum, pengacara, akuntansi dan profesi sejenis),
rumah sakit, nirlaba (yayasan), pemerintah dan organisasi dagang (agen, distributor,
pengecer).
Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya adalah
mengelola uang. Pada dasarnya perusahaan ini bertindak sebagai penengah yakni ia
memperoleh uang dari para deposan atau penabung dan meminjamkannya pada perorangan
atau perusahaan. Tindakan lainnya adalah pemindah resiko (risk shifters), yakni memperoleh
uang dalam bentuk premi, menginvestasikan premi tersebut dan menerima resiko terjadinya
peristiwa tertentu seperti kematian atau kerusakan. Tindakan lainnya adalah sebagai
pedagang yakni membeli dan menjual sekuritas baik untuk mereka sendiri ataupun
nasabahnya. Melihat bidang usaha yang dijalankan, maka perusahaan jasa keuangan
mempunyai beberapa masalah terhadap pengendalian manajemennya yang berbeda dari
perusahaan jasa lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Organisasi Jasa Keuangan?
2. Bagaimanakah Karakteristik khusus organisasi jasa perbankan dan aplikasi Spm?
3. Bagaimanakah Karakteristik Khusus Perusahan Reksadana Dan Aplikasi Spm ?
4. Bagaimanakah Karakteristik Khusus Perusahaan Asuransi Dan aplikasi Spm ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Jasa Keuangan

Organisasi jasa keuangan meliputi bank komersial dan institusi penghematan,


perusahaan asuransi, dan perusahaan efek. Perusahaan-perusahaan ini berada dalam bisnis
yang terutama bertujuan untuk mengelola uang. Beberapa dari perusahaan tersebut bertindak
sebagai perantara,yang lain bertindak sebagai pemindah risiko dan yang lainnya lagi adalah
pedagang.

1. Sektor Jasa Keuangan


Beberapa pengamatan umum dapat dibuat mengenai sektor jasa keuangan.
a. Sektor jasa keuangan merupakan tulang punggung penting dari perekonomian
Amerika Serikat dan dunia.
b. 30 tahun yang lalu, bank komersial, bank investasi, broker ritel, dan asuransi, ada
sebagai industri yang berbeda dan terpisah. Perusahaan-perusahaan tersebut
hanya berspesialisasi dalam satu industri saja dan cenderung untuk bersaing
dalam satu negara. Hal itu jauh berbeda dari kenyataan saat ini. Beberapa merger
besar telah mengarah pada konsolidasi dari industri jasa keuangan (contohnya:
merger antara Citicorp dan Travellers; akusisi UBS atas Paine Webber; akuisisi
Morgan Stanley atas Dean Witter; akuisisi Deutsche Bank atas Bankers Trust).
Pengaburan batas industri, globalisasi, dan konsolidasi perusahaan jasa keuangan
akan semakin cepat di abad ke-21.
c. Perusahaan jasa keuangan telah menggunakan revolusi teknologi intormasi untuk
menciptakan produk-produk baru dan menemukan metode-metode perdagangan
baru. Misalnya saja, Charles Schwab Corporation memperkenalkan TeleBroker
(sistem entri pesanan menggunakan papan sentuh telepon secara otomatis).
d. Kebutuhan akan pengendalian di sektor jasa keuangan telah menjadi sangat
penting. Krisis keuangan Asia selama paruh kedua tahun 1990-an, sebagian,
merupakan akibat dan pengendalian yang tidak memadai di bank-bank Thailand,
Indonesia, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya yang, pada gilirannya,
memungkinkan bank-bank tersebut memberikan pinjaman berisiko tinggi dan
buruk.
e. Selama tahun 1990-an bentuk-bentuk baru dari instrumen keuangan (seperti
derivatif) dircang oleh perusahaan jasa keuangan kadang kala menimbulkan
kerugian sebesar jutaan dolar bagi klien.
f. Skandal korporat selama tahun 2002 telah menciptakan dorongan yang kuat
terhadap bank-bank investasi untuk melakukan pemisahan (spin off) terhadap
departemen penelitinnya.
2. Karakteristik Khusus
a. Aktiva Moneter
Kebanyakan aktiva dari perusahaan jasa keuangan bersifat moneter. Nilai
sekarang dari aktiva moneter adalah jauh lebih mudah untuk diukur dibandingkan
dengan nilai pabrik dan aktiva fisik lainnya, atau paten dan aktiva tidak berwujud
lainnya. Dalam industri jasa keuangan, kualitas mengacu pada kualitas jasa yang
diberikan dan pada kualitas instrumen keuangan selain uang; tidak ada kebutuhan
akan pengendalian kualitas atas uang.Aktva finansial dapat juga dipindahkan
dari satu pemilik ke pemilik lainnya dengan mudah dan cepat. Dalam
pemindahan dana secara elektronik, uang berpidah hampir seketika. Perusahaan
yang menangani aktiva keuangan, terutama uang, harus mengambil tindakan-
tindakan yang ketat guna melindunginya. Hal ini tidak hanya melibatkan
tindakan-tindakan fisik untuk melindungi mata uang dan dokumen, melainkan
juga tindakan-tindakan yang dirancang untuk memelihara integritas dan sistem
untuk mentransfer uang dari satu pihak ke pihak lain.
b. Jangka Waktu Transaksi
Pengendalian memerlukan adanya suatu cara pengawasan yang berkelanjutan
atas kelayakan dari suatu transaksi selama jangka waktu tertentu, termasuk audit
periodik atas semua pinjaman yang beredar.
c. Imbalan dan Risiko
Banyak perusahaan jasa keuangan bergerak dalam bisnis yang menerima risiko
sebagai ganti atas imbalan yang diperoleh. Kebanyakan keputusan bisnis
melibatkan trade-off antara risiko dan imbalan. Semakin besar risikonya,
sebaiknya semakin besar pula imbalan yang diantisipasi. Di dalam perusahaan
jasa keuangan, trade-off ini lebih eksplisit dibandingkan dengan di dalam
investasi bisnis seperti keputusan pembelian suatu mesin atau pengenalan suatu
produk baru. Tingkat bunga pinjaman dan premi polis asuransi didasarkan pada
asumsi tentang risiko, yang mungkin terbukti akurat atau tidak.
d. Teknologi
Teknologi telah merevolusi industri jasa keuangan. Perusahaan jasa keuangan
telah menggunakan teknologi informasi sebagai suatu cara untuk menawarkan
layanan yang inovatif. ATM bank merupakan salah satu contohnya. Layanan
broker secara online merupakan segmen dengan pertumbuhan yang cepat.

2.2 Karakteristik khusus organisasi jasa perbankan dan aplikasi Spm organisasi tersebut
Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian.
Secara umum, bank didefenisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut undang-
undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank merupakan lembaga keuangan yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali
dalam bentuk pinjaman (kredit) dan atau bentuk lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan
taraf hidup orang banyak.
Menurut Mishkin (2001: 8), secara sederhana bank merupakan lembaga keuangan
yang menerima deposito dan memberikan pinjaman. Ia juga menjelaskan bahwa bank juga
merupakan perantara keuangan (financial intermediaries), sehingga menimbulkan interaksi
antara orang yang membutuhkan pinjaman untuk membiayai kebutuhan hidupnya, dengan
orang yang memiliki kelebihan dana dan berusaha menjaga keuangannya di bank dalam
bentuk tabungan dan deposito lainnya.
Pengertian bank yang lebih lengkap juga diungkapkan oleh Warjiyo (2006: 431
433), dimana bank merupakan lembaga perantara keuangan yang dalam operasinya
menerima simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito, yang kemudian
menanamkan dana simpanan tersebut dalam bentuk penyaluran kredit dan pembiayaan lain
kepada dunia usaha maupun bentuk portfolio aset finansial seperti surat-surat berharga yang
diterbitkan pemerintah dan bank sentral. Menurut Rose (1995: 5), bank merupakan lembaga
keuangan yang menawarkan jasa keuangan terluasterutama kredit, simpanan, dan jasa
pembayarandan memerankan fungsi keuangan terluas dalam perekonomian.
Terkait dengan pengertian bank di atas dapat disimpulkan, bahwa fungsi utama bank
adalah sebagai financial intermediaries. Seperti yang didefenisikan oleh Auerbach (1989:
65), financial intermediaries merupakan perusahaan yang pendapatannya berasal dari selisih
antara yields pada financial assets yang diciptakan dengan financial assets yang dibeli.
Financial intermediation merupakan suatu aktivitas penting dalam perekonomian, karena ia
menimbulkan aliran dana dari pihak yang tidak produktif kepada pihak yang produktif
dalam mengelola dana. Selanjutnya, hal ini akan membantu mendorong perekonomian
menjadi lebih efisien dan dinamis (Mishkin, 1999: 10).
Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian, terutama dalam
sistem pembayaran moneter. Dengan adanya bank, aktivitas ekonomi dapat diselenggarakan
dengan biaya rendah (Fries dan Taci, 2002). Bank juga memiliki tiga karakteristik khusus
yang berbeda dalam fungsinya bila dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Tiga
hal tersebut menurut Guitan dan George (1997), sebagai berikut :
Pertama, terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga kepercayaan untuk menyimpan
dana masyarakat, bank berperan khusus dalam penciptaan uang dan mekanisme sistem
pembayaran dalam perekonomian. Keberadaan perbankan memungkinkan berbagai transaksi
keuangan dan ekonomi dapat berlangsung lebih cepat, aman, dan efisien.
Kedua, sebagai lembaga intermediasi keuangan, perbankan berperan khusus dalam
memobilisasikan simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan
pembiayaan lain kepada dunia usaha. Hal ini akan memperbesar dan mempermudah proses
mobilisasi dan alokasi sumber-sumber dana dalam perekonomian.
Ketiga, sebagai lembaga penanaman aset finansial, bank memiliki peran penting
dalam mengembangkan pasar keuangan, terutama pasar uang dometik dan valuta asing.
Bank berperan dalam mentransformasikan aset finansial, seperti simpanan masyarakat
kedalam bentuk aset finansial lain, yaitu kredit dan surat-surat berharga yang dikeluarkan
pemerintah dan bank sentral.
Ketiga fungsi penting tersebut menempatkan bank pada peran khusus dalam sistem
ekonomi, baik dari sisi mikro maupun makro. Dari sisi mikro, bank dibutuhkan sebagai
lembaga kepercayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menyimpan dana,
memperoleh kredit dan pembiayaan lain, maupun dalam melakukan berbagai transaksi
ekonomi dan keuangan.
Karakteristik Umum :
1. Modal Yang Diatur
Kemampuan suatu bank untuk meminjamkan atau menginvestasikan uang diatur oleh
pemerintah dimana modal setidaknya harus seimbang dengan persentase tertentu dari
asetnya
2. Produk Baru
Hingga saat ini kegiatan bank komersial umumnya berkaitan dengan kegiatan
menyimpan dan meminjamkan uang, dengan jumlah pendapatan yang relative kecil
dihasilkan dari fee yang dibebankan untuk mengelola dana trust dan pengamanan asset
konsumen. Bank melengkapi beberapa jasa untuk nasabahnya tanpa beban atau dengan
beban tidak langsung yang dihasilkan dari perolehan perusahaan dalam menjaga
keseimbangan minimum tertentu.
3. Risiko
Bank dihadapkan dengan 3 bentuk risiko:
a. Risiko kredit, yakni risiko dimana suatu pinjaman tidak bisa kembali.
b. Risiko tingkat bunga, yakni selisijh antara bunga yang dibayarkan pada deposito
dan tarif yang diperoleh atas pinjaman dan investasi, akan berubah dengan cara
yang tak tampak.
c. Risiko transaksi, yakni risiko kesalahan dalam proses transaksi.
d. Otomasi,Di semua bank fungsi penabungan dan penarikan biasanya
otomatis.untuk jumlah transaksi yang besar dilakukan melalui Automatic Teller
Machine (ATM). Banyak keputusan peminjaman juga terotomatisasi. Bahkan
fungsi-funsi seperti ini terotomatisasi diman para ahli percaya bahwa dalam
waktu dekat hanya fungsi karyawan pada kantor cabang yang masih melayani
kepuasan pelanggan.

Implikasi Pengendalian Manajemen


Jika cabang-cabang diperlakukan sebagai pusat laba masalah-masalah berikut perlu
diperhatikan :
1. Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan jangka waktu pinjaman
2. Volume deposit
3. Kerugian pinjaman
4. Biaya
5. Pendapatan bersama
6. Harga transfer

2.3 Karakteristik Khusus Perusahan Reksadana Dan Aplikasi Spm

a. Reksa dana pasar uang mempunyai beberapa karasteristik sebagai berikut

1. Relatif lebih aman dibandingkan jenis reksa dana lainnya.


2. Bersifat likuid atau mudah dicairkan.
3. Investasi jangka pendek.
4. Mempunyai potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito

b. Reksa dana Pendapatan tetap

1. Mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi darireksa dana pasar uang.


2. Investasi jangka menengah.
c. Reksa dana campuran
1. Mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi.
2. Investasi jangka menengah sampai panjang
d. Reksa dana saham
1. Mempunyai potensi keuntungan paling tinggi, namun mempunyai risiko yang lebih tinggi
dibanding reksa dana lainnya.
2. Investasi jangka panjang.

e. Reksa dana terproteksi

1. Perlindungan 100% pada nilai pokok investasi, jika dicairkan sesuai dengan jangka waktu
yang ditentukan.
2. Mempunyai potensi keuntungan sebesar tingkat bunga portfolio obligasi.
2.4 Karakteristik Khusus Perusahaan Asuransi Dan aplikasi Spm
Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan.
Perusahaan asuransi jiwa mengumpulkan premi dari pemegang polis, menginvestasikan
premi ini, dan membayarkan sejumlah tertentu apabila pemegang polis meninggal. Seluruh
kontrak asuransi jiwa biasanya memasukkan suatu tampilan investasi yakni bagian dari
premi yang membawa pengembangan dari nilai kas polis tersebut. Perusahaan asuransi
kecelakaan mengumpulkan premi, menginvestasikan, dan membayarkan kepada pemegang
polis sejumlah kerugian tertentu.
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya asuransi
jiwa adalah mereka tidak mengetahui laba dari penjualan polis saat ini sampai beberapa
tahun berikutnya. Mereka membuat premi didasarkan estimasi terbaik dari aluran masuk dan
keluaran dari polis tersebut. Walaupun laba tidak segera diketahui, manajemen tidak bias
menunggu terlalu lama untuk menghasilkan keputusan pengendalian sehingga diperlukan
informasi saat ini.
Aktuaris menghitung suatu premi tentatif, dan premi akhir menunjukkan penilaian
orang pemasaran tentang bagusnya polis tersebut dan premi yang dibebankan oleh pesaing.
Perhitungan aktuaris mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
Biaya akuisisi
Biaya pemberian jasa
Laba
Kemungkinan kehilangan
Pendapatan investasi
Kemungkinan pembayaran
Pajak penghasilan
Tingkat laba yang diinginkan
Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume penjualan dan tidak
hanya sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi tahun pertama atau awal tahun,
atau atas jumlah polis yang tertulis.

Anda mungkin juga menyukai