Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Sejarah
Pada abad ke – 18 lah revolusi industri dimulai. Dijelaskan juga perubahan
besar berkat revolusi Indusri. Dan saat ini revolusi industry sudah mencapai yang
ke 4.0. dampak yang terjadi pun sudah mempengaruhi kehidupan seperti halnya
pada bidang ekonomi, politik, social, budaya, serta sampai bersifat global. Dengan
adanya perubahan global juga mempengaruhi revolusi industry.
Revolusi industry merupakan suatu perubahan atau sebuah revolusi suatu
industry yang berkembang di setiap jamannya. Adapun periode-periode
perkembangan indudtri yang dilakukan pertama kali hingga sekarang. Revolusi
juga bisa dikatakan dengan inovasi atau perubahan yang terjadi dalam
bidang manufakturnya, seperti pada perubahan alat dan mesin industry.
Perkembangan metode juga terjadi pada jaman revolusi industry. Dan
perkembang revolusi industry juga ditandai dengan kemunculan teknologi
digital yang semakin berkembang. Internet juga menjadi bagian dari
perkembang an revolusi industry. Oleh karena itu akan dijelaskan bagaiman
perkembangan revolusi industry itu dimulai sampai sekarang bisa berkembang
sangat baik. Revolusi industri itu terjadi dari beberapa abad yang lalu dimulai
dnegan revolusi Industri 1.0, ke 2.0, lalu ke 3.0,dan ke 4.0.
Indonesia memasuki era industri di jaman kolonial Belanda. Ada berbagai
macam fakta yang membuktikan ternyata era industri ini berkaitan dengan waktu
awal perkembangan industri di Inggris dan Amerika yaitu abad ke-18. Jadi industri
di Indonesia ini mulai secara bersamaan dengan awal perkembangannya pabrik
pabrik gula di daerah Jawa.
Pabrik gula tersebut merupakan Komoditas utama di zaman kolonial Belanda.
Pada tahun 1667 datang pedagang Belanda di Pulau Jawa yang mendirikan VOC.
Dengan peningkatan permintaan gula di Eropa di taman 1750 pabrik milik etnis
Cina di sewa untuk memproduksi gula di Eropa terutama di pantai utara Jawa.
Awalnya teknologi pengolahan tebu menjadi gula tersebut sangat sederhana dan
tradisional. Cairan dari sari tebu diproses menggunakan alat pengepres berupa
silinder batu maupun kayu dan diletakkan secara berhimpitan. Salah satu silinder
diberi tonggak yang digerakkan secara manual oleh manusia maupun ternak.
Berapa orang lainnya bisa memasukkan terbuka setengah putaran silinder tersebut
sehingga bisa berupa cairan Sari tebu yang dialirkan ke kuali besar di bawahnya.
Karena tingginya permintaan gula di Eropa, perlahan teknologi tersebut mulai
ditinggalkan. Indonesia di zaman hindia-belanda sudah memasuki era
industrialisasi dalam arti yang sebenarnya di mana penggunaan mesin dalam
melakukan proses produksi telah ditetapkan. Meskipun menghasilkan volume
output yang sangat tinggi dibandingkan manual, tetapi quality tetap dijaga. Dengan
dukungnya modal besar di taman 1830, pabrik gula di Jawa Barat bertenaga mesin
mulai berdiri.
Kemudian pada tahun 1837 sampai 1838, didirikan pabrik-pabrik gula
menggunakan mesin yang lebih modern di wilayah wonopringgo, Sragie, dan
Kalimatie. Cuman industri tersebut tentu menyebabkan tingginya permintaan
terhadap tenaga kerja. Perkembangan industri tersebut terus terjadi, hingga saat ini
sudah banyak pabrik atau perusahaan yang menggunakan mesin canggih dan
teknologi terbaru untuk meningkatkan kualitas produksi.
2. Perkembangan Industri 1.0, 2.0, 3.0, dan 4.0
2.1 Revolusi Industri 1.0
Revolusi Industri 1.0 ini dimulai pada pertama kali industry itu
berkembang. Semuanya msih menggunakan tenaga otot atau tenaga dari
manusia. Karena pada jaman itu belum ada yang mengenal mesin.
Pengkembangan pasti akan selalu berubah karena tidak selamanya bisa
mengandalkan tenaga dari manusia selamanya. Oleh karena itu mereka mulai
mencoba-coba menciptakan mesin. Mesin yang pertama kali dibuat pada
revolusi 1.0 adalah pada mesin uap. (Pintar, 2019)
2.2 Revolusi Industri 2.0
Yang kedua revolusi industry 2.0. dimana revolusi industry mulai
berkembang,namun masih ada juga kendala-kendalanya seperti pada kendala
produksi. Seperti juga pada perakitan mobil yang harus dilakukan pada satu
tempat karena untuk menghindari dari proses tranportasi. Revolusi kedua
industry ini berdampak juga pada bidang ekonomi serta social, dan juga militernya
2.3 Revolusi Industri 3.0
Revolusi Industri 3.0, ini merupakan revolusi yang mengguingkan mesin
uap. Yaitu dengan menciptakan tenaga listrik yang juga mulai menciptakan
teknologi computer dan robot. Namun disisi lain hal ini berpengaruh buruk ,
karena dapat menggeser peran manusi sebagai tenaga kerja. Sehingga pada
revolusi ke 3 ini manusia sudah tidak berperan pentig dalam kegiatan industry.
Abad ini juga mulai berakhir seiting berkembangnya bidang informasi. Dalam
web 3.0, dikatakan pula oleh beberapa pakar yang menyatakan bahwa user
dapat diasistensi oleh browser, ada pula yang menyatakan bahwa web 3.0 itu sepeti
database raksasa yang dapat dibuat sebagai pengoneksi pada internet.
2.4 Revolusi Industri 4.0
Yang terakhir adalah Revolusi industry ke 4.0 atau di era saat ini mulai
menggeser revolusi indutri ke 3. Dan pada tahun ini teknologi manufaktur
sudah mulai masuk dan berkembang. Dan pada tahun ini pula manusia memiliki
pola ataupun metode baru yang hadir dengan cepat mulai mengancam
perugsahaan –perusahaan yang sudah Berjaya setelah bertahun – tahun. Di era
revolusi 4.0 ini banyak tercipta usaha – usaha baru, profesi baru yang tidak
terfikirkan sebelumnya. Revolusi industry ini juga memiliki dampak yang positif
diantaranya yaitu adanya teknologi yang semakin canggih yang sudah terjadi
secara mendunia bahkan di Indonesia. Namun di Indonesia ini bukan hanya
pada dampak positif namun juga terdapat dampak negative karena dengan
adanya komunikasi tidak langsung melalui teknologi online, banyak masyarakat
kini melakukan interaksi secara online tidak secara langsung. (Yuli Sudargini,
2020)
BAB 2

A. Definisi Bisnis Industri


Bisnis industri adalah aktivitas untuk menghasilkan barang dari pengolahan
bahan baku, menjadi barang setengah jadi kemudian diolah lagi menjadi barang
jadi. Bisnis sektor ini adalah kegiatan menghasilkan nilai tambah. Pengertian
Industri menurut Undang-Undang No 3 Tahun 2014 adalah seluruh bentuk kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri
sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih
tinggi, termasuk jasa industri.
Menurut Encyclopedia Indonesia, Industri merupakan bagian dari proses
produksi yang tidak mengambil bahan-bahan tersebut langsung dari alam untuk
konsumsi, tetapi bahan-bahan diproses dan akhirnya menjadi komoditas yang
berharga kepada masyarakat. Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi
dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam
jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah
mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya (I Made Sandi, 1985:148). Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan.
Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri.
Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa.
B. Menurut Para Ahli
1. I Made Sandi, Professor
Industri adalah suatu bentuk usaha guna memproduksi barang jadi melalui
proses produksi penggarapan di dalam jumlah yang besar, sehingga barang
produksi tersebut dapat diperoleh dengan harga yang rendah namun dengan kualitas
yang setinggi-tingginya.
2. Menurut UU No. 3 Tahun 2014
Industri adalah seluruh bentuk dari kegiatan ekonomi yang mengelolah bahan
baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan
barang yang memiliki nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga
jasa industri.
3. Winardi (2005; 181)
industri adalah usaha produktif terutama dalam bidang produksi atau
perusahaan tertentu yang menyelenggarakan jasa-jasa misalnya transportasi dan
perhubungan yang mempergunakan modal tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
C. Perkembangan Teknologi dalam bisnis industry
Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat
kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga
berjiwa bebas menjadi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing
secara bebas untuk kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan kerajinan
menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti berikut. Sistem Domestik Tahap
ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industry). Para pekerja
bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri.
Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan
disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan.
Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar
tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal tempat
kerja dan gaji. Manufaktur Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan
tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara
mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan
tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan.
Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk
menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena
tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang
dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan. Sistem pabrik Tahap sistem
pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di daerah
industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut
untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko
tempat pemasaran hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya 6
kerjanya (buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya
dibuat untuk dipasarkan.
BAB 3

1. Tantangan Bisnis
1) Tingkat Persaingan Semakin Ketat
Tantangan pertama yang akan Anda hadapi di era revolusi industri 4.0 adalah
tingkat persaingan yang semakin ketat. Dalam era ini, bisnis dengan berbagai
bidang baru akan terus bermunculan dan hal tersebut tentu akan memengaruhi para
pelaku bisnis yang kurang atau belum mengikuti perkembangan teknologi. Untuk
menghadapi tantangan ini, Anda harus menggali informasi terkini dan menyusun
strategi kreatif untuk dapat bersaing dengan datangnya para pebisnis baru. Selain
itu, Anda juga bisa melakukan kolaborasi dengan pihak yang lain yang dapat
membantu menaikkan brand awareness kepada masyarakat luas.
2) Customer Mudah Terbawa Arus
Salah satu hal yang sangat mencolok di dalam revolusi industri 4.0 adalah
kehadiran media sosial. Setiap pelaku bisnis dapat memanfaatkan media sosial
untuk memasarkan bisnis mereka. Anda sebagai pelaku bisnis pun harus turut aktif
di dalam media sosial untuk menarik perhatian banyak orang. Buatlah konten-
konten yang menarik atau kegiatan tertentu yang dapat membuat pengguna internet
mengenali perusahaan Anda. Di balik manfaat yang bisa didapatkan dari aktif di
media sosial, ada juga tantangan yang harus Anda hadapi yaitu customer mudah
terbawa arus. Ketika ada sebuah bisnis yang viral di media sosial, pengguna internet
pun akan berlomba-lomba untuk mendapatkan produk atau jasa yang mereka
tawarkan.
Cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi tantangan ini adalah peka
terhadap hal yang sedang viral dan cobalah untuk membuat konten serupa atau
konten yang lebih kreatif. Dengan demikian, Anda tidak akan kehilangan customer
yang sudah ada.
3) Teknologi Tidak Akan Berhenti Berkembang
Tantangan terakhir sebagai seorang pebisnis yang harus Anda hadapi di era
revolusi industri 4.0 adalah perkembangan teknologi yang tiada henti. Anda
dituntut untuk terus mengikuti perkembangan teknologi agar dapat bersaing di
dunia bisnis.Sekian informasi yang dapat kami sampaikan kepada Anda mengenai
3 tantangan bisnis di era revolusi industri 4.0. Sebagai informasi tambahan, AdIns
menyediakan jasa Advance Reporting System yang dapat memudahkan pengolahan
data dalam waktu yang singkat sehingga Anda dapat menyusun strategi penjualan
dengan lebih cepat. Hubungi kami sekarang juga untuk informasi lebih lanjut.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Perkembangan bisnis industry saat ini sangat pesat yang dapat menimbulkan
pesaingan yang sangat ketat antara perusahaan yang satu dengan yang lain,
sehingga semakin banyak tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Umumnya
suatu usaha didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba, maka perusahaan ini
berusaha menjalankan operasinya dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi
dan pengusaha ini harus menekan biaya produksi agar harga pokok produksi
menjadi lebih rendah, sehingga harga jual dapat ditekan. Hal ini akan membuat para
pengusaha benar-benar memperhatikan setiap biaya yang dikeluarkan di dalam
kegiatan produksinya.
2. Saran
a) Kepada pelaku bisnis industry agar lebih meningkatkan kualitas dan
kuantitas, agar dapat mendapatkan kepuasan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri, Bank Dan Lembaga Keuangan, Jakarta:
Djpb.kemenkeu. Buku Pintar 2019. Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Jakarta.2019
Sudargini, Yuli, and Agus Purwanto. (2020)."Pendidikan Pendekatan Multikultural
untuk Membentuk Karakter dan Identitas Nasional di Era Revolusi Industri
4.0: A Literature Review." Journal of Industrial Engineering & Management
Research 1.3: 299-305.
Sandy, I Made. 1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Depdikbud.
Winardi. (2005). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai