Anda di halaman 1dari 10

Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

EPISTEMOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


(Epistemology Philosophy of Islamic Education)

Andi Fitriani Djollong


andifitrianidjollong71@gmail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare

Abstract : Knowledge is a product of the activity of thinking is the torch of enlightenment civilization in which
man finds himself and to live life more fully. Philosophy is a science that seeks to comprehend all matters arising
within the overall sphere of human experience. Philosophize is to think, and even came to speculate. If
philosophy requires conscious thought, which means rigorous and regular. Epistemology philosophy of Islamic
education is a science that examines the procedures, the process of obtaining the philosophy of Islamic education
by reviewing the revelations and phenomena of the universe. Epistemology oriented on how to construct the
paradigm of Islamic education are fixed in accordance with the Quran and Hadith. Islamic educational
philosophy based framework is then expected intellectual and spiritual potential of the human being grows well
in order to create super humans who have spiritual intelligence well as emotional-spiritual. Epistemology
philosophy of Islamic education is used to gain knowledge of Islamic education.
Key Words : Knowledge, Epistemology, philosophy of Islamic education
Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor pencerahan
peradaban di mana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih
sempurna. Filsafat merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami semua hal yang timbul di
dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia. Berfilsafat adalah berpikir, dan malahan
sampai kepada berspekulasi. Filsafat menghendaki olah pikir yang sadar, yang berarti teliti dan
teratur. Epistemologi filsafat pendidikan Islam adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang
prosedur, proses memperoleh filsafat pendidikan Islam dengan cara mengkaji pada wahyu dan
fenomena alam semesta. Epistemologi beorientasi pada bagaimana membangun paradigma
pendidikan Islam yang tetap sesuai dengan alqur’an dan hadis. Berlandaskan kerangka filsafat
pendidikan Islam ini maka diharapkan potensi intelektual dan spritual manusia itu tumbuh
dengan baik sehingga tercipta manusia super yang mempunyai kecerdasan spritual sekaligus
emosional-spritual. Epistemologi filsafat pendidikan Islam ini digunakan untuk memperoleh
pengetahuan pendidikan Islam.
Kata Kunci : Pengetahuan, Epistemologi, Filsafat Pendidikan Islam

PENDAHULUAN secara konsisten ilmu-ilmu pengetahuan yang


Pengetahuan yang merupakan produk dipelajari. Filsafat mengkaji dan memikirkan
kegiatan berpikir merupakan obor pencerahan tentang hakikat segala sesuatu secara
peradaban di mana manusia menemukan dirinya menyeluruh, sistematis, terpadu, universal dan
dan menghayati hidup dengan lebih sempurna. radikal yang hasilnya menjadi pedoman dan arah
Berbagai peralatan dikembangkan manusia dari perkembangan ilmu-ilmu yang
untuk meningktkan kualitas hidupnya dengan bersangkutan. Filsafat merupakan acuan untuk
menerapkan pengetahuan yangdiperolehnya. meningkatkan mutu pendidikan, disadari atau
Proses penemuan dan penerapan itulah yang tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi
menghasilan kapak dan batu zaman dulu sampai dan kondisi yang memprihatinkan seperti saat
komputer zaman ini. ini, semuanya menumpukan seluruh harapan
Filsafat adalah berpikir secara mendalam kepada pendidikan, karena sadar bahwa hanya
tentang hakekat sesuatu. Kajian filsafat adalah melalui pendidikan dapat memperbaiki hidup.2
kajian tentang esensi apa yang menjadi dibalik Firman Allah swt. dalam QS. Ar-Rad/13: 19:
kenyataan yang ada.1 Memahami filsafat dengan
baik maka orang akan dapat mengembangkan
2Sutrisno dan Muhyidin Albarobis, Pendidikan
1Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam dalam Islam ´Berbasis Problem Sosial (cet.I; Jakarta: Ar-Ruzz Media,
Perspektif Filsafat. (Cet. 1; Jakarta: Kencana, 2014). h. 9. 2012), h.15.

8
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

yang bercirikan Islam, pada hakikatnya adalah


        konsep berpikir mengenai pendidikan yang
bersumber pada ajaran Islam tentang hakikat
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan
       
dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia
Terjemah : muslim yang seluruh pribadinya dijiwai nilai-nilai
Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa ajaran Islam.9 Filsafat pendidikan Islam
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu membincangkan filsafat tentang pendidikan
benar sama dengan orang yang buta? hanyalah bercorak Islam yang berisi perenungan-
orang-orang yang berakal saja yang dapat perenungan mengenai apa sesungguhnya
mengambil pelajaran.3 pendidikan Islam itu dan bagaimana usaha-
Filsafat merupakan ilmu yang berusaha usaha pendidikan dilaksanakan agar berhasil
untuk memahami semua hal yang timbul di sesuai dengan hukum-hukum Islam. Filsafat
dalam keseluruhan lingkup pengalaman pendidikan sebagai aktifitas pikiran yang teratur
manusia. Berfilsafat adalah berpikir, dan yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan untuk
malahan sampai kepada berspekulasi. Filsafat mengatur, menyelaraskan dan memadukan
menghendaki olah pikir yang sadar, yang berarti proses pendidikan. Filsafat pendidikan Islam
teliti dan teratur.4 Berfilsafat ialah berpikir merupakan sistem berpikir filsafati yang
dengan kesadaran yang (sangat) tinggi, berpikir diterapkan dalam memecahkan masalah
filsafat selain mendasar dan kritis tetapi juga pendidikan Islam, dan sekaligus sebagai
umum (komprehensif).5 Filsafat merupakan normatif, dalam arti filsafat pendidikan Islam
akar dari segala pengetahuan manusia baik memberikan arah, pedoman dan resep bagi
pengetahuan ilmiah maupun pengetahuan non pelaksanaan pendidikan Islam yang tepat.
ilmiah.6 Tujuan berfilsafat ialah menemukan Karena itu, walaupun pengembangannya bersifat
kebenaran yang sebenarnya, yang terdalam.7 terbuka, realistis, dinamis dan fleksibel, tetapi
Berkaitan dengan hal tersebut Allah swt. sejumlah prinsip, kepercayaan dan premis-
berfirman dalam QS. al-'Ankabuut /29: 43: premisnya harus sesuai dengan semangat atau
ruh ajaran Islam.10
        Epistemologi ialah pengetahuan tentang
suatu upaya untuk menempatkan sesuatu di
  dalam kedudukan setepatnya atau upaya-upaya
intelektual memutuskan pengetahuan yang benar
Terjemah : dan yang tidak benar serta mendudukkan
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat pengetahuan di dalam tempat yang benar.11
untuk manusia; dan tiada yang memahaminya Epistemologi pada hakekatnya membahas
kecuali orang-orang yang berilmu.8 tentang pengetahuan, yang berkaitan dengan apa
Filsafat pendidikan Islam pada itu pengetahuan dan bagaimana memperoleh
hakikatnya adalah sebagai hasil dari buah kajian pengetahuan tersebut.12 Epistemologi
merupakan disiplin filsafat yang secara khusus
3Departemen Agama Republik Indonesia, Al

Qur’an dan Terjemahnya. Yayasan Penyelenggaraan


Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an, (Bandung: Syamil
Qur’an, 2007), h. 251
4Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan : Sistem dan

Metode. (Yokyakarta: Ombak, 2013). h. 7. 9Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Cet.
5Oong Komar, Filsafat Pendidikan Non Formal. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2012). h. 1.
(Cet.1; Bandung: Pustaka Setia, 2006). h. 122. 10Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan
6Aceng Rahmat, dkk. Filsafat Ilmu Lanjutan. Islam. (Cet. 2; Surabaya: Pustaka Belajar, 2004). h. 26.
(Cet.2; Jakarta: Kencana, 2013). h. 134. 11Syaifuddin, Filsafat Ilmu: Mengembangkan
7Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu Menguri Ontologi, Kreatifitas dalam Proses Keilmuan, (Bandung: Cita Pustaka,
Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan. (Cet. 1; Bandung: 2010), h. 33.
Remaja Rosdakarya, 2004). h. 80. 12Amsal Bakhtiar. Filsafat Agama : Wisata
8Departemen Agama Republik Indonesia, Al Pemikiran dan Kepercayaan Manusia. (Ed.1, Cet.4; Jakarta:
Qur’an dan Terjemahnya. h. 401 Rajawali Pers, 2014). h. 37.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 9


Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

hendak memperoleh pengetahuan tentang intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam


pengetahuan.13 kedudukan setepatnya.15 Am Syaifufdin dalam
Epistemologi diperlukan dalam Mujamil menyatakan bahwa epistemologi
pendidikan antara lain salah satunya dalam mencakup pertanyaan yang harus dijawab,
hubungannya dengan penyusunan dasar apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa
kurikulum. Pengetahuan apa yang harus sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana
diberikan pada anak didik, diajarkan di sekolah membangun ilmu yang tepat dan benar, apa
dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu
dan cara menyampaikannya seperti apa? Semua yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan
itu adalah epistemologinya pendidikan. sampai manakah batasannya. Semua pertanyaan
Epistomologi filsafat pendidikan Islam itu dapat diringkas menjadi dua masalah pokok,
adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang masalah sumber ilmu dan masalah benarnya
prosedur, proses memperoleh filsafat ilmu.16 Epistemologi yaitu pemikiran tentang apa
pendidikan Islam dengan cara mengkaji pada dan bagaimana sumber pengetahuan diperoleh;
wahyu dan fenomena alam semesta. apakah dari akal pikiran (aliran Rasionalisme)
Epistemologi beorientasi pada bagaimana atau dari pengalaman pancaindera (aliran
membangun paradigma pendidikan Islam yang Emperisme) atau dari ide-ide (aliran Idealisme)
tetap sesuai dengan alqur’an dan hadis. atau dari Tuhan (aliran Teologis). Juga
Berlandaskan kerangka filsafat pendidikan Islam pemikiran tentang validitas pengetahuan
ini maka diharapkan potensi intelektual dan manusia, artinya sampai di mana kebenaran
spritual manusia itu tumbuh dengan baik kita.17 Cakupan epistemologi meliputi upaya,
sehingga tercipta manusia super yang cara, langkah-langkah ataupun metode untuk
mempunyai kecerdasan spritual sekaligus mendapatkan suatu pengetahuan yang valid,
emosional-spritual. Epistemologi filsafat dengan kata lain epistemologi berarti bagaimana
pendidikan Islam ini digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dari obyek yang
memperoleh pengetahuan pendidikan Islam. dipikirkan.18
Permasalahan dalam tulisan ini adalah 1) Apa Secara terminologis, Epistemologi
pengertian epistemologi ? 2) Bagaimana diartikan dalam kamus Webster Third New
Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam International Dictionary, sebagai : “ The Study of
PEMBAHASAN method and grounds of knowledge, especially with
A. Pengertian Epistemologi reference to its limits and validity. Secara singkat
Secara linguistik kata “epistemologi” dapat disebut sebagai “the teory of knowledge.
berasal dari bahasa Yunani yaitu: kata “Episteme” Hardono Hadi mendefenisikan epistemologi
dengan arti “pengetahuan” dan kata “Logos” sebagai cabang filsafat yang mempelajari dan
berarti “teori, uraian, atau alasan”. Epistemologi mencoba menentukan kodrat pengetahuan, skop
dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan, pengandaian dan dasarnya, serta
pengetahuan yang dalam bahasa Inggris pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai
dipergunakan istilah theory of knowledge.14 Ada pengetahuan yang dimilikinya.19 Dagobert D.
juga yang mengatakan kalau logos berarti teori. Runes yang dikutif Fuan Ihsan dalam bukunya “
Kata “episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari Dictionary of Philosophy,” mengatakan bahwa
kata kerja epistamai, artinya menundukkan, “epistimologi sebagai cabang ilmu filsafat yang
menempatkan, atau meletakkan. Secara harfiah menyelidiki tentang keaslian pengertian,
episteme berarti pengetahuan sebagai upaya
15Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu (Jakarta, PT Rineka
13 Mukhtar Latif, Oreintasi Ke Arah Pemahaman Cipta: 2010), h, 225.
Filsafat Ilmu. (Cet.1; Jakarta: Kencana, 2014). h. 197. 16Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam:
14Arif Rohman, dkk. Epistemologi dan Logika dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik, (Jakarta: Erlangga,
Filsafat Untuk Pengembangan Pendidikan. (Cet. 1; Yokyakarta: 2005), h. 4.
UNY Press & Aswaja Pressindo, 2014), h. 13. Lihat 17Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam. h. 7.

Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi 18Nasir. A. Baki. Filsafat Pendidikan Islam. (Cet.1:

Aksara, 2008), h. 53. Lihat Muhammad In’am Esha, Makassar: Alauddin University Press). h. 86
Menuju Pemikiran Filsafat (Cet 1, Malang: UIN Maliki 19Arif Rohman, dkk. Epistemologi dan Logika

Press, 2010), h. 97. Filsafat Untuk Pengembangan Pendidikan. h.13

10
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

struktur, mode dan validitas pengetahuan.” batas, sasaran, dasar, pengandaian, kodrat,
Secara terminologi, epistemologi adalah teori pertanggungjawaban dan skop pengetahuan.22
atau ilmu pengetahuan tentang metode dan Beberapa definisi tersebut dapat
dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang disimpulkan bahwa epistemologi adalah bagian
berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dari filsafat yang membicarakan tentang
dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan,
itu.20 Epistemologi sering juga disebut teori asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat,
pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi metode, dan keshahihan pengetahuan. Objek
lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan material dari epistemologi adalah pengetahuan
yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan dan objek formalnya adalah hakikat
kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain pengetahuan itu. Epistemologi adalah
sebagainya. pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan.
Encyclopedia of Philosophy, mendefenisikan Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta atau
epistemologi sebagai cabang filsafat yang kenyataan dari sudut pandang mengapa dan
bersangkutan dengan sifat dasar dari ruang bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi
lingkup pengetahuan pra-pra-anggapan dan atau dibuktikan kebenarannya.
dasarnya serta realitas dari tuntutan pengetahuan Hal yang dipikirkan dalam wilayah
sebenarnya.epistemologi ini adalah nama lain epistemologi adalah tentang hakekat dan seluk
dari logika material atau logika mayor yang beluk ilmu pengetahuan dalam keseluruhan
membahas dari isi pikiran manusia, yakni realitasnya, epistemologi merupakan sesuatu
pengetahuan. Brameld mendefenisikan yang amat penting dalam pengembangan
epsitemologi dengan dengan “it is epistemology that humanitas manusia. Hal ini mengingat bahwa
givesthe teacher the ansurance that he is conveying the dunia ini sarat dengan berbagai aliran dan
truth to his student”. Maksudnya, epistemologi ideologi yang secara niscaya tentu berlandaskan
memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru pada bagaimana pola dan caranya memandang
bahwa ia memberikan kebenaran bagi murid- realitas, baik hakekat maupun strategi dan sistem
muridnya. Epistemologi adalah studi tentang yang digunakan yang kesemua ini tidak lain
pengetahuan bagaimana kita mengetahui benda- tentu berdasarkan pada landasan epistemologi.23
benda.21 B. Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam
Epistemologi dikenal sebagai sub sistem Sejarah perkembangan epistemologi
dari filsafat dalam filafat pendidikan. sejalan dengan perkembangan manusia
Epistemologi adalah teori pengetahuan yaitu memperoleh pengetahuan. Berdasarkan
membahas tentang bagaimana cara pengalaman manusia, pengetahuan dapat
mendapatkan pengetahuan dari obyek yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
dipikirkan, yang menjadi obyek pemikiran. pengetahuan spontan dan pengetahuan reflektif
Membicarakan epistemologi berarti kita sedang sistematik. Menelusuri jejak perkembangan
menekankan bahasan tentang upaya, cara, atau epistemologi tidak lepas dari pemikiran manusia
langkah-langkah untuk mendapatkan pada era peradaban Yunani Kuno sampai pada
pengetahuan. Jadi, meskipun epistemologi peradaban Eropa dan Amerika Serikat dewasa
merupakan sub sistem filsafat, namun ini.24 Perkembangan epistemologi berjalan di
cakupannya cukup luas. Pengertian tersebut dalam diakletika antara pola absolutisasi dan
dapat dipadukan bahwa teori pengetahuan itu pola relativitasi. Tumbuh pula kesadaran bahwa
bisa meliputi hakikat, keaslian, sumber, struktur, pengetahuan itu adalah pengetahuan manusia.
metode, validitas, unsur, macam, tumpuan, Bukan intelek atau rasio yang mengetahui,
manusialah yang mengetahui. Kebenaran dan

22Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam;


20Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, h, 225 dari Metode Rasional hingga Metode Kritik, h. 3-6
21Jalaluddin & Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan 23Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, (Cet.2,
Manusia, Filsafat dan Pendidikan. (Cet.IV, Yokyakarta: Ar- Bandung: Refika Aditama, 2013) h. 79
Ruzz Media, 2012) h. 128. Lihat Amsal Bakhtiar, Filsafat 24Arif Rohman dkk, Epistemologi dan Logika

Ilmu. Ed.1,Cet.12; Jakarta: Rajawali Pers, 2013). h. 43 Filsafat Untuk Pengembangan Pendidikan. h. 33

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 11


Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

kepastian adalah selalu kebenaran dan kepastian pengembangan dan inovasi pendidikan Islam
dalam hidup dan kehidupan manusia. yang berkarakter, karena pendidikan yang
Kebenaran dan kepastian tidak dapat berdiri berkarakter selalu bertolak dari aspek-aspek
sendiri di luar hidup dan kehidupan manusia. kemanusiaan. Epistemologi diperlukan dalam
Kebenaran dan kepastian selalu terkait dengan filsafsat pendidikan Islam antara lain dalam
sosialitas dan historitas manusia.25 hubungannya dengan dasar kurikulum yaitu
Secara global epistemologi berpengaruh menyangkut materi yang bagaimana serta
terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban, bagaimana cara menyampaikan pengetahuan
sudah tentu dibentuk oleh teori kepada anak didik di sekolah. Pertanyaan
pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua mengenai mengapa salah satu mata pelajaran
aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni dijadikan pelajaran wajib dan mengapa pelajaran
sampai ilmu sosial. Epistemologi dari lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan juga
masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan merupakan penerapan epistemologi dalam
koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu bidang pendidikan Islam. Beberapa contoh lain
suatu kesatuan yang merupakan hasil adalah menyangkut pertanyaan berikut: metode
pengamatan kritis dari ilmu-ilmu dipandang dari mana yang paling tepat digunakan dalam proses
keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka. pendidikan? Dengan sistem pendidikan yang
Epistemologilah yang menentukan kemajuan mana kegiatan pendidikan dilaksanakan untuk
sains dan teknologi. Wujud sains dan teknologi mendapatkan nilai pendidikan yang benar?.
yang maju disuatu negara, karena didukung oleh Lahirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
penguasaan dan bahkan pengembangan (KTSP) adalah salah satu usaha baik dari
epistemologi.26 Semua bentuk teknologi yang pemerintah untuk memperbaiki kualitas
canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara pendidikan di Indonesia, baik dari segi kognitif,
epistemologis, yaitu pemikiran dan perenungan afektif, dan psikomotor. Melihat kondisi ini,
yang berkisar tentang bagaimana cara dilihat dari sudut epistemologi adalah
mewujudkan sesuatu, perangkat-perangkat apa seharusnya pengetahuan apa yang harus
yang harus disediakan untuk mewujudkan diberikan kepada anak didik?. Hal ini tentu
sesuatu itu, dan sebagainya. terkait dengan pengetahuan kita akan kebutuhan
Epistemologi filsafat pendidikan Islam yang diperlukan anak didik. Harus mengetahui
membahas seluk beluk dan sumber-sumber dan memahami berbagai kemampuan atau
filsafat pendidikan Islam. Pendidikan Islam kelebihan atau kecerdasan yang dimiliki anak,
bersumber dari Allah swt. Hukum-hukum yang tidak bisa semua siswa diberlakukan sama.
diciptakan Allah swt. dapat dipahami dengan Sebagaimana firman Allah swt. dalam QS
berbagai metode dan pendekatan. Pendidikan Fatir/35 : 19
Islam merujuk pada nilai-nilai Alqur’an yang
universal dan abadi, serta didukung oleh hadis     
Nabi Muhammad saw. Hubungan epistemologi Terjemah :
dengan pendidikan adalah untuk Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang
mengembangkan ilmu secara produktif dan yang melihat.27
bertanggung jawab serta memberikan suatu Bagaimana cara menyampaikannya?.
gambaran umum mengenai kebenaran yang Pertanyaan ini terkait dengan kompetensi guru
diajarkan dalam proses pendidikan. serta metode atau gaya pengajaran yang mereka
Epistemologi filsafat pendidikan Islam terapkan. Cara penyampaian cukup
merupakan filsafat tentang sumber-sumber mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar.
pendidikan Islam dan seluk-beluk pendidikan. Salah satu contoh sekolah dasar kreatif yang
Secara epistemologi, landasan pendidikan Islam memberikan pengajaran yang unik. Kadang guru
mengacu pada fitrah sebagai dasar memberikan pendidikan dengan outbound,
dengan bentuk dongeng atau cerita, atau dengan
25Arif Rohman dkk, Epistemologi dan Logika

Filsafat Untuk Pengembangan Pendidikan h. 39


26Mujammil Qomar, Epistemologi Pendidikan 27Departemen Agama Republik Indonesia, Al
Islam:dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik, h. 27 Qur’an dan Terjemahnya. h. 437

12
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

memberikan pesan moral dan mengajak untuk yang mengetahui proses sesuatu kegiatan pasti
berpikir rasional. Untuk membenahi konsep mengetahui hasilnya. Sebaliknya, banyak yang
pendidikan Islam diperlukan pola baru dalam mengetahui hasilnya tetapi tidak mengetahui
konteks hubungan diantara epistemologi filsafat. prosesnya. Pendekatan epistemologi ini, apabila
Pola baru ini dimaksudkan agar hubungan diimplementasikan dalam proses belajar
semuanya lebih sesuai dengan dinamika sosial- mengajar di lembaga pendidikan Islam, siswa
budaya yang berkembang. dapat memiliki kemampuan memproses
Peranan epistemologi filsafat pendidikan pengetahuan dari awal hingga wujud hasilnya.
Islam yang mendasari berbagai aspek pendidikan Jika pendidikan Islam mengedepankan
Islam ini sudah barang tentu merupakan pendekatan epistemologi dalam proses belajar
kontribusi utama bagi pengembangan dan mengajarnya, maka pendidikan Islam akan
pembinaan pendidikan Islam. Epistemologi banyak menelorkan lulusan-lulusan yang berjiwa
berfungsi dan bertugas menganalisis secara kritis produsen, peneliti, penemu, penggali, dan
prosedur yang ditempuh pendidikan Islam. pengembang ilmu pengetahuan. Epistemologi
Pendidikan Islam harus berkembang terus. merupakan pendekatan yang berbasis proses,
Epistemologi juga membekali daya kritik yang maka epistemologi melahirkan konsekuensi-
tinggi terhadap konsep-konsep atau teori-teori konsekuensi logis dan problematika yang sangat
pendidikan Islam. Penguasaan epistemologi, kompleks, yaitu 1) Pendidikan Islam seringkali
terutama cara-cara memperoleh pengetahuan dikesankan sebagai pendidikan yang tradisional
sangat membantu para pihak yang bergelut dan konservatif, hal ini wajar karena orang
dalam pengembangan pendidikan Islam untuk memandang bahwa kegiatan pendidikan Islam
melakukan koreksi kritis terhadap bangunan dihinggapi oleh lemahnya penggunaan
pemikiran yang diajukan orang lain maupun metodologi pembelajaran yang cenderung tidak
dirinya sendirinya. menarik perhatian dan memberdayakan. 2)
Bangunan epistemologi yang demikian Pendidikan Islam terasa kurang concern terhadap
itu, pendidikan Islam diharapkan mempunyai persoalan bagaimana mengubah pengetahuan
visi transformatif, karena tidak terpaku pada agama yang bersifat kognitif menjadi suatu
teks. Kerja kebudayaan pendidikan Islam dalam “makna dan nilai” yang perlu di internalisasikan
kerangka keterpaduan epistemologi adalah dalam diri seseorang lewat berbagai cara, media
dalam rangka membangun sistem pendidikan dan forum. 3) Metodologi pengajaran agama
Islam yang berpihak pada tindakan penyadaran berjalan secara konvensional tradisional, yakni
dan pemberdayaan dalam kerangka humanisasi, menitikberatkan pada aspek korespondensi
liberasi dan transendensi. Sehingga, pendidikan tekstual yang lebih menekankan yang sudah ada
Islam lebih mempunyai visi transformatif dalam pada kemampuan anak didik untuk menghafal
membangun peradaban umat. teks-teks keagamaan daripada isu-isu sosial
Epistemologi filsafat pendidikan Islam keagamaan yang dihadapi pada era modern
lebih diarahkan pada metode atau pendekatan seperti kriminalitas, kesenjangan sosial dan lain
yang dapat dipakai untuk membangun ilmu lain. 4) Pengajaran agama yang bersandar pada
pengetahuan Islam, dari pada komponen- bentuk metodologi yang bersifat statis
komponen lainnya, sebab metode atau indoktrinatif-doktriner.28
pendekatan tersebut paling dekat dengan upaya Problema epistemologi pendidikan Islam
mengembangkan pendidikan Islam, baik secara dapat diatasi dengan melaksanakan langkah-
konseptual maupun aplikatif. Epistemologi langkah berikut: 1) Menghilangkan paradigma
pendidikan Islam bisa berfungsi sebagai dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum,
pengkritik, pemberi solusi, penemu, dan ilmu tidak bebas nilai, tetapi bebas untuk dinilai.
pengembang. Pendekatan epistemologi Itulah sebabnya diperlukan adanya pencerahan
memerlukan cara atau metode tertentu, sebab ia dalam mengupayakan integralisasi keilmuan. 2)
menyajikan proses pengetahuan di hadapan Merubah pola pendidikan Islam indoktrinasi
siswa dibandingkan hasilnya. Pendekatan
epistemologi ini memberikan pemahaman dan 28Mujtahid,Reformulasi Pendidikan Islam; Meretas
keterampilan yang utuh dan tuntas. Seseorang Mindset Baru, Meraih Paradigma Unggul (Malang: UIN-Maliki
Press, 2011), h. 37.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 13


Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

menjadi pola partisipatif antara guru dan murid. pendidikan Islam ditekankan pada pertumbuhan
Pola ini memberikan ruang bagi siswa untuk yang integral antara iman, ilmu, amal, dan
berpikir kritis, optimis, dinamis, inovatif, akhlak. Semua dimensi ini bergerak saling
memberikan alasan-alasan yang logis, bahkan melengkapi satu sama lainnya, sehingga
siswa dapat pula mengkritisi pendapat guru jika perpaduan seluruh dimensi ini mampu
terdapat kesalahan. Intinya, pendekatan menelorkan manusia paripurna yang memiliki
epistemologi ini menuntut pada guru dan siswa keimanan yang kokoh, kedalaman spiritual,
untuk sama-sama aktif dalam proses belajar keluasan ilmu pengetahuan, dan memiliki budi
mengajar. 3) Merubah paradigma ideologis pekerti mulia yang berpijak pada “semua
menjadi paradigma ilmiah yang berpijak pada bersumber dari Allah swt., semua milik Allah
wahyu Allah swt. sebab paradigma ideologis ini swt., difungsikan untuk menjalankan tugasnya
karena otoritasnya dapat mengikat kebebasan sebagai khalifah Allah swt. dan sebagai abdullah,
tradisi ilmiah, kreatif, terbuka, dan dinamis. dan akan kembali kepada Allah swt.
Praktis paradigma ideologis tidak memberikan (mentauhidkan Allah swt.). 6) Konsekuensi yang
ruang gerak pada penalaran atau pemikiran lain adalah merubah pendekatan dari
bebas bertanggung jawab secara argumentatif. pendekatan teoritis atau konseptual pada
Wahyu sangat memberikan keleluasaan bagi akal pendekatan kontekstual atau aplikatif.
manusia untuk mengkaji, meneliti, melakukan Pendidikan Islam harus menyediakan berbagai
observasi, dan menemukan ilmu pengetahuan media penunjang untuk mencapai hasil
dengan petunjuk wahyu Allah swt. dan pendidikan yang diharapkan. Menurut perspektif
paradigma ilmiah saja tanpa berpijak pada Islam bahwa media pendidikan Islam adalah
wahyu, tetap akan menjadi sekuler. Agar seluruh alam semesta atau seluruh ciptaan Allah
epistemologi pendidikan Islam terwujud, maka swt. 7) Adanya peningkatan profesionalisme
konsekuensinya harus berpijak pada wahyu tenaga pendidik yang meliputi kompetensi
Allah swt. 4) Guna menopang dan mendasari personal, kompetensi pedagogik, kompetensi
pendekatan epistemologi ini, maka perlu profesional dan kompetensi sosial.29 Sehingga
dilakukan rekonstruksi kurikulum yang masih dengan pemenuhan kompetensi inilah, seorang
sekuler dan bebas nilai spiritual ini, menjadi tenaga pendidik mampu menemukan metode
kurikulum yang berbasis tauhid. Sebab segala yang diharapkan sebagaimana harapan dalam
ilmu pengetahuan yang bersumber pada hasil kajian epistemologis.
penelitian pada alam semesta (ayat kauniyah) Guru sebagai tenaga pendidik memiliki
maupun penelitian terhadap ayat qauliyah atau fungsi, peran dan tanggung jawab yang besar
naqliyah merupakan ilmu Allah swt. Ini berarti dalam mendidik, membentuk karakter peserta
bahwa semua ilmu bersumber dari Allah swt. didik. Guru sebagai pendidik dan pengajar,
Realisasinya, bagi penyusun kurikulum yang merupakan tugas dan tanggung jawab yang
berbasis tauhid ini harus memiliki pengetahuan dapat dilaksanakan apabila guru memiliki syarat-
yang komprehensif tentang Islam. Kurikulum syarat kepribadian dan penguasaan ilmu. Guru
merupakan sarana untuk mencapai tujuan akan mampu mendidik dan mengajar apabila
pendidikan. Terkait dengan pengembangan guru mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa
kurikulum pendidikan Islam, hal-hal yang tanggung jawab yang besar untuk memajukan
sifatnya masih melangit, dogmatis, dan peserta didik, bersikap realistis, bersikap jujur,
transendental perlu diturunkan dan dikaitkan serta bersikap terbuka dan peka terhadap
dengan dunia empiris di lapangan. Ilmu-ilmu perkembangan, terutama terhadap inovasi
yang berbasis pada realitas pengalaman empiris, pendidikan. Tugas pendidik secara umum
seperti sosiologi, psikologi, filsafat kritis yang sebagai “warasat al-anbiya”, yang pada hakekatnya
sifatnya membumi perlu dijadikan dasar mengemban misi “rahmat li al-alamin”, yakni
pembelajaran, sehingga ilmu betul-betul suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk
menyentuh persoalan-persoalan dan pengalaman
empiris. 5) Epistemologi pendidikan Islam 29Moh. Mawardi, Problematika Pendidikan Islam
diorientasikan pada hubungan yang harmonis dan Solusi Alternatifnya (Perspektif Ontologis, Epistemologis,
antara akal dan wahyu. Maksudnya orientasi Aksiologis). Jurnal Tadrîs Volume 8 Nomor 1 Juni 2013. h.
62-65

14
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

dan patuh pada hukum-hukum Allah swt, guna memberi jaminan terhadap kemajuan
memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. pendidikan Islam serta bersaing dengan
Kemudian misi ini dikembangkan kepada pendidikan-pendidikan lainnya.30
pembentukan kepribadian yang berjiwa tauhid, Epistemologi pendidikan Islam bisa
kreatif, beramal saleh dan bermoral tinggi. berfungsi sebagai pengkritik, pemberi solusi,
Selain itu tugas pendidik yang utama adalah penemu dan pengembang. Melalui epistemologi
menyempurnakan, membersihkan, menyucikan filsafat pendidikan Islam ini, seseorang pemikir
hati manusia untuk ber-taqarrub kepada Allah dapat melakukan : Pertama, teori-teori atau
swt. konsep-konsep pendidikan pada umumnya
Secara global epistemologi berpengaruh maupun pendidikan yang diklaim sebagi Islam
terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban, dapat dikritisi dengan salah satu pendekatan
sudah tentu dibentuk oleh teori yang dimilikinya. Kedua, epistemologi tersebut
pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua bisa memberikan pemecahan terhadap problem-
aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni problem pendidikan, baik secara teoritis maupun
sampai ilmu sosial. Epistemologi dari praktis, karena teori yang ditawarkan dari
masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan epistemologi itu untuk dipraktekkan. Ketiga,
koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu dengan menggunakan epistemologi, para
suatu kesatuan yang merupakan hasil pemikir dan penggali khazanah pendidikan
pengamatan kritis dari ilmu-ilmu dipandang dari Islam dapat menemukan teori-teori atau konsep-
keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka. konsep baru tentang pendidikan Islam.
Epistemologilah yang menentukan kemajuan Selanjutnya, yang keempat, dari hasil temuan-
sains dan teknologi. Wujud sains dan teknologi temuan baru itu kemudian dikembangkan secara
yang maju di suatu negara, karena didukung oleh optimal.31
penguasaan dan bahkan pengembangan Epistemologi filsafat pendidikan Islam
epistemologi. Tidak ada bangsa yang pandai berorientasi pada bagaimana proses membangun
merekayasa fenomena alam, sehingga kemajuan paradigma pendidikan Islam yang mengarah
sains dan teknologi tanpa didukung oleh pada proses internalisasi nilai-nilai Islam
kemajuan epistemologi. Epistemologi menjadi sehingga mencapai tujuan pendidikan yang
modal dasar dan alat yang strategis dalam diinginkan sebagai sebuah kebenaran yang
merekayasa pengembangan-pengembangan alam hakiki dengan berlandaskan pada sumber yang
menjadi sebuah produk sains yang bermanfaat dimilikinya. Epistemologi pendidikan Islam ini
bagi kehidupan manusia. Demikian halnya yang perlu dirumuskan secara konseptual untuk
terjadi pada teknologi. Meskipun teknologi menemukan syarat-syarat dalam mengetahui
sebagai penerapan sains, tetapi jika dilacak lebih pendidikan berdasarkan ajaran-ajaran Islam.
jauh lagi ternyata teknologi sebagai akibat dari Syarat-syarat itu merupakan kunci dalam
pemanfaatan dan pengembangan epistemologi. memasuki wilayah pendidikan Islam, tanpa
Mengingat epistemologi memiliki peran, menemukan syarat-syarat itu kita merasa
pengaruh dan fungsi yang begitu besar, dan kesulitan mengungkapkan hakekat pendidikan
terlebih lagi sebagai penentu atau penyebab Islam, mengingat syarat merupakan tahapan
timbulnya akibat-akibat dalam pendidikan Islam, yang harus dipenuhi sebelum berusaha
maka ada benarnya pendapat yang mengatakan memahami dan mengetahui pendidikan Islam
problem utama filsafat pendidikan Islam adalah yang sebenarnya. Setelah ditemukan syarat-
problem epistemologinya. Sekiranya terjadi syaratnya, langkah selanjutnya untuk dapat
kelemahan atau kemunduran pendidikan Islam, menangkap misteri pendidikan Islam adalah
maka epistemologi sebagai penyebab paling awal dengan menyiapkan segala sarana dan potensi
harus dibangun lebih dulu, dan melalui yang dimiliki para ilmuan atau pemikir, dalam
epistemologi juga, jika kita berkeinginan
mengembangkan pendidikan Islam. Kekokohan
bangunan epistemologi melahirkan ketahanan 30Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual
pendidikan Islam menghadapi pengaruh apapun, Muslim (Yokyakarta :Sipress, 1993). h. 28-29
termasuk arus budaya Barat, dan mampu 31Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam, h.

250-251

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 15


Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

kapasitasnya sebagai penggali khazanah dan macam apa yang patut diterima dan macam apa
temuan pendidikan Islam.32 yang patut ditolak. Epistemologi mencakup
Epistemologi filsafat pendidikan Islam pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu,
tidak jauh berbeda dengan epistemologi ilmu dari mana asalnya, apa sumbernya, apa
pengetahuan pada umumnya yang mengkaji hakikatnya, bagaimana membangun ilmu yang
sumber, metode, objek dan cara mendapatkan tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah
pengetahuan. Filsafat Pendidikan Islam juga kita mencapai ilmu yang benar, apa yang dapat
mengkaji tentang objek pendidikan, metode kita ketahui, dan sampai dimanakah batasannya.
serta sistem penyelenggaraan pendidikan serata Alqur’an dan sunnah epistemologi pendidikan
kebenaran tentang kebenaran pendidikan Islam Islam
itu sendiri. Landasan epistemologi memiliki arti Epistemologi filsafat pendidikan Islam
yang sangat penting bagi bangunan berorientasi pada bagaimana proses membangun
pengetahuan, sebab ia merupakan tempat paradigma pendidikan Islam yang mengarah
berpijak. Bangunan pengetahuan menjadi pada proses internalisasi nilai-nilai Islam
mapan, jika memiliki landasan yang kokoh. sehingga mencapai tujuan pendidikan yang
Epistemologi filsafat pendidikan Islam diinginkan sebagai sebuah kebenaran yang
adalah upaya, cara, atau langkah-langkah untuk hakiki dengan berlandaskan pada sumber yang
mendapatkan pengetahuan pendidikan yang dimilikinya. Epistemologi filsafat pendidikan
berdasarkan alqur’an dan sunah Nabi saw. Islam ini perlu dirumuskan secara konseptual
Pengaruh pendidikan Barat terhadap pendidikan untuk menemukan syarat-syarat dalam
Islam yaitu hanya maju secara lahiriyah, tapi mengetahui pendidikan berdasarkan ajaran-
kering secara rohaniyah. Ukuran hasil ajaran Islam. Pembaharuan epistemologi filsafat
pendidikan hanya dilihat dari seberapa banyak pendidikan Islam seharusnya dikembangkan
pengetahuan yang diserap peserta didik, tetapi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
tidak pada kesadaran diri peserta didik untuk manusia. Pendidikan Islam harus mampu
bertindak sesuai dengan pengetahuan yang melahirkan ilmuwan yang berfikir kreatif,
dimilikinya. Sistem pendidikan Islam harus otentik dan orisinal, tidak dengan cara
menempatkan alqur’an maupun sunnah sebagi mengingat atau mengulang tetapi dengan cara
pemberi petunjuk ke arah mana proses berfikir.
pendidikan digerakkan. Pembaruan DAFTAR PUSTAKA
epistemologi filsafat pendidikan Islam Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Cet.
seharusnya dikembangkan untuk meningkatkan VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
kualitas sumber daya manusia. Pendidikan Islam Baki, Nasir, A. Filsafat Pendidikan Islam. Cet.1:
harus mampu melahirkan ilmuwan yang berfikir Makassar: Alauddin University Press.
kreatif, otentik dan orisinal, tidak dengan cara Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan : Sistem dan
mengingat atau mengulang tetapi dengan cara Metode. Yokyakarta: Ombak, 2013.
berfikir. Upaya membangun epistemologi Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Ed.1,Cet.12;
filsafat pendidikan Islam seharusnya para pakar Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
dan pemegang kebijakan dalam pendidikan ---------------------. Filsafat Agama : Wisata
Islam mengadakan pembaruan secara Pemikiran dan Kepercayaan Manusia. Ed.1,
komprehensif terhadap metode atau pendekatan Cet.4; Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
yang dipakai membangun pendidikan Islam. Departemen Agama Republik Indonesia. Al
PENUTUP Qur’an dan Terjemahnya. Yayasan
Epistemologi adalah bagian filsafat yang Penyelenggaraan Penerjemah/Penafsir Al-
meneliti asal usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan Qur’an, Bandung: Syamil Qur’an, 2007.
cara memperoleh pengetahuan menjadi penentu Ihsan, Fuad, Filsafat Ilmu. Jakarta, PT Rineka
paling penting dalam menentukan sebuah model Cipta: 2010.
filsafat. Epistemologi menentukan karakter In’am, Muhammad Esha. Menuju Pemikiran
pengetahuan, bahkan menentukan kebenaran Filsafat. Cet 1, Malang: UIN Maliki Press,
2010.
32Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam, h.
229

16
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Andi Fitriani Djollong, Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam

Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 1996.
--------------- & Abdullah Idi. Filsafat Pendidikan
Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Cet.IV,
Yokyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012
Komar, Oong. Filsafat Pendidikan Non Formal.
Cet.1; Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Latif, Mukhtar. Oreintasi Ke arah Pemahaman
Filsafat Ilmu. Cet.1; Jakarta: Kencana, 2014.
Mawardi, Mohammad. Problematika Pendidikan
Islam dan Solusi Alternatifnya Perspektif
Ontologis, Epistemologis, Aksiologis. Jurnal
Tadrîs Volume 8 Nomor 1 Juni 2013.
Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan
Islam. Cet. 2; Surabaya: Pustaka Belajar,
2004.
Mujtahid. Reformulasi Pendidikan Islam; Meretas
Mindset Baru, Meraih Paradigma Unggul.
Malang: UIN-Maliki Press, 2011.
Muhmidayeli. Filsafat Pendidikan. Cet.2,
Bandung: Refika Aditama, 2013.
Mulkhan, Abdul Munir. Paradigma Intelektual
Muslim. Yokyakarta :Sipress, 1993.
Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam dalam
Perspektif Filsafat. Cet. 1; Jakarta: Kencana,
2014.
Rahmat, Aceng, dkk. Filsafat Ilmu Lanjutan.
Cet.2; Jakarta: Kencana, 2013.
Rohman, Arif, dkk. Epistemologi dan Logika
Filsafat Untuk Pengembangan Pendidikan.
Cet. 1; Yokyakarta: UNY Press & Aswaja
Pressindo, 2014.
Syaifuddin. Filsafat Ilmu: Mengembangkan
Kreatifitas dalam Proses Keilmuan, Bandung:
Cita Pustaka, 2010.
Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Sutrisno dan Muhyidin Albarobis. Pendidikan
Islam ´Berbasis Problem Social. Jakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Ilmu Menguri Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan. Cet.
1; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Qomar, Mujamil. Epistemologi Pendidikan Islam:
dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik.
Jakarta: Erlangga, 2005.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 17

Anda mungkin juga menyukai