TATA TERTIB
1. Praktikan harus sudah berada/hadir di laboratorium tempat praktikum paling lambat 15 menit
dari waktu yang sudah ditentukan. Bagi yang terlambat dari waktu yang telah ditentukan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum dan tidak diperbolehkan mengikuti inhal/perbaikan
2. Laporan praktikum harus sudah diserahkan selambat-lambatnya 7 hari sesudah pelaksanaan
praktikum atau sebelum praktikum berikutnya.
Bagi yang belum menyerahkan/
mengumpulkan laporan tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum selanjutnya.
3. Praktikan baru diijinkan menghidupkan sistem, setelah memperoleh persetujuan dari
pembimbing praktikum. Jika tidak mentaati ketentuan ini, kerusakan peralatan menjadi
tanggungjawab praktikan.
4. Selama kegiatan praktikum di laboratorium, praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan
merokok.
5. Semua praktikan diharuskan mengenakan seragam STTN sesuai ketentuan, untuk yang tidak
mengenakan seragam tidak diperkenankan melaksanakan praktikum.
6. Semua praktikan diharuskan memenuhi/mentaati ketentuan ini, dan ketentuan lain yang
ditentukan kemudian.
i1
i2
R2
i3
A
A
3
E
2. Hukum tegangan kirchoff : jumlah aljabar g.g.l dalam suatu untai tertutup sama dengan
jumlah aljabar hasil kali arus dengan tahanan.
D
R1
I3
E1
B
E
I2
R2
I1
E2
A
F
R3
B. Teorema Thevenin
Suatu untai listrik yang terdiri dari sambungan sejumlah tahanan dan sumber-sumber
g.g.l dapat dianggap sebagai sumber tegangan murni (E) yang tersambung seri dengan suatu
tahanan. Pernyataan tersebut dapat dilukiskan dengan gambar 1 dibawah ini
X
R th
Eth
untai komplek
Y
Y
Gambar 1. Ekuivalen rangkaian thevenin
Pada gambar 2, rangkaian sebelah kanan merupakan rangkaian ekuivalen rangkaian sebelah
kiri. Besar V thevenin, yaitu tegangan antara A dan B untuk RL dilepas. R thevenin, yaitu
besar tahanan antara A dan B untuk RL dilepas dan sumber tegangan E dihubung singkat.
R2
R1
R the v e nin1
E the v e nin
E
R3
RL
RL
i
R1
R2
R3
Gambar 3
B. Hukum Tegangan Kirchoff
TFN - Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 2015
A
v
330 ohm
470 ohm
Gambar 4.
C. Teori Thevenin
1. Buatlah untai seperti gambar 5.
2. Tutup saklar S, catatlah besar arus yang lewat RL, untuk harga-harga RL : 470 ; 1000
; 1,8 k; dan 3 k.
3. RL dihubung pendekkan, bacalah dan catatlah besar arus Io
4. Buka S dan lepaskan hubungan ke multimeter dan RL, sehingga untai menjadi seperti
gambar 6
5. Ukurlah tegangan VXY dengan multimeter. Catat hasilnya
470 ohm
3,3k ohm
E
1,2 k ohm
S
RL
Gambar 5
6.
7.
8.
9.
3,3k ohm
X
E
1,2 k ohm
S
Gambar 6
X
R thevenin
A
E thevenin
S
RL
Y
Gambar 7.
Tugas Laporan :
1. Percobaan A : Hitung nilai arus pada posisi 1, 2, 3, dan 4. Bandingkan dengan hasil
pengukuran
2. Percobaan B : Hitung nilai tegangan masing-masing tahanan. Bandingkan dengan hasil
pengukuran.
3. Percobaan C : Hitung nilai tegangan thevenin dan tahanan thevenin berdasarkan teori.
Bandingkan dengan hasil pengukuran
4. Buatlah analisa untuk masing-masing data percobaan
D
MH GH
1 M
dengan
2)
G
4 2 J
Kekuatan medan magnet yang timbul di dalam suatu kumparan dengan panjang L, lilitannya
sebanyak n, dan dialiri arus listrik i , dinyatakan oleh persamaan :
ni
ni
3)
H 0,4
Oersted
A cm -1
L
L
dari rumus 2), diperoleh bahwa satuan G adalah (A cm-1 )-1 dtk-2 .
Sekarang kita akan mencoba menggetarkan sebuah batang magnet kecil di dalam sebuah
medan magnet homogen, yang terdiri atas komponen horizontal He dari medan magnet bumi
dan medan H dari sebuah kumparan yang diberi arus, kuat medan bersama sebesar H + He.
He selalu kita anggap positif sedang H dianggap positif jika searah He dan dianggap negatif
jika berlawanan arah. Selanjutnya digunakan perjanjian bahwa i berharga positif jika H dan
He searah, dan berharga negatif jika berlawanan arah. Maka ada tiga kondisi sebagai berikut :
Kumparan tidak dialiri arus : i = 0 dan H = 0 . Medan bersama H + He searah
dengan medan He.
HeL
i >
dan 0 > H > -He, medan kumparan berlawanan arah dengan medan
n
magnet bumi. Jadi H + He searah dengan medan magnet bumi He. Untuk i
HeL
=
, maka H + He = 0. Jadi medan magnet bumi tepat senilai dan
n
berlawanan arah dengan medan kumparan, dan saat itu periode ayun batang
magnet adalah tak terhingga.
HeL
, H < He sekarang medan kumparan berlawanan arah dan harga
n
mutlaknya lebih besar dari medan magnet bumi sehingga medan magnet
bersama juga berlawanan arah dengan medan magnet bumi.
i <
Akibat adanya perubahan dari keadaan 2 ke 3, batang magnet berputar 1800. Jika kita tinjau
terhadap batang magnet, maka hal ini akan sesuai dengan ketika kita putar kedua medan
tersebut sebesar 1800, sesuai juga dengan pembalikan arah arus dalam kumparan. Oleh
karena itu pada persamaan (1) harus dimasukkan unsur kuat medan (H+ He). Mengingat T2
harus lebih besar dari nol, dan H+He sekarang berharga negatif, sehingga persamaan (2) dapat
ditulis sebagai berikut :
a) Pada kondisi 1 dan 2 berlaku
T
b) Kondisi 3
T2
1
G ( H He)
4)
1
G( H He)
5)
atau
n
G( ) a
L
GHe Xo
1
6)
disini Xo adalah harga dari X pada saat i = 0. Menurut persamaan (4), (5), dan (6) diperoleh
sebagai berikut :
Pada keadaan 1 dan 2 X = ai + Xo
Keadaan 3
X = - ai + Xo
Jadi pada semua keadaan X = 1/T2 adalah berbanding linier dengan harga i
Pekerjaan kita sekarang adalah menghitung tetapan-tetapan dan Xo , kemudian membuat
grafik X vs. i untuk menentukan x /i = tg = a, kemudian hitunglah harga G dengan
satuan 1/(A cm-1) dan harga He nya.
Tatalaksana Percobaan:
1. Pasang untai percobaan, pindahkan benda-benda yang dapat mempengaruhi medan
magnet jauh-jauh dari kumparan.
2. Setelah rangkaian disetujui oleh Asisten, getarkanlah batang magnet dengan
mendekatkan secara hati-hati sebatang besi (sesudahnya harus diletakkan jauh-jauh
dari kumparan) tanpa menghubungkan untai dengan sumber tegangan. Ukurlah waktu
untuk 20 getaran.
3. Lakukan no. 2 dengan menghubungkan untai ke sumber tegangan DC dengan posisi
komutator sedemikian sehingga i > 0.
KETERANGAN
S = kumparan berbentuk solenoid
K = Komutator
A = Ampermeter
Rg= Tahanan geser
E = Sumber tegangan searah
l = benang sutera sepanjang 20 cm
4. Lakukan no. 3 dengan komutator dibalik.
5. Lakukan no. 3. dan no. 4 dengan mengubah-ubah arus dari nol kemudian naik dengan
menggeser Rg,. Perubahan arus sesuai dengan perintah Asisten.
6. Ukur panjang lilitan dan hitung jumlah lilitan.
Pertanyaan :
1. Uraikan hubungan antara periode dengan intensitas medan.!
2. Apa syaratnya agar no. 1 terpenuhi?
3. Mengapa penggetaran dilakukan dengan mendekatkan sebatang besi secara hati-hati
pada batang magnet (perlahan-lahan)?.
4. Uraikan mengapa benda yang mempengaruhi medan magnet harus dijauhkan, sebutkan
contoh benda yang berpengaruh.!
5. Bagaimana caranya mendapatkan intensitas medan magnet dengan metode grafis!
Tugas Laporan : Jelaskan prinsip magnetometer dan hitung nilai He dengan metode grafis.
Vp
Vs
Besarnya ggl sebanding dengan banyaknya lilitan, sehingga jika tegangan primer Vp
dan tegangan sekunder Vs, maka berlaku persamaan :
N s Vs
K t I p2 rp I s2 rs
4)
K t I p2 [rp (
K t I s2 [rs (
Np
Ns
) 2 rs ] I p2 Rtp
5)
Ns 2
) rp ] I s2 Rts
Np
dengan Rtp dan Rts adalah tara primer dan tara sekunder ;
Rtp rp (
Np
) 2 rs
6)
Ns
N
Rts rs ( s ) 2 rp
Np
Besarnya Rtp dapat dihitung dengan membuat kumparan sekunder dihubung singkat dan
daya masuk (Rp) serta arus (Ip) diamati sehingga diperoleh :
Rp
7)
Rtp 2
Ip
Impedansi tara primernya adalah :
Sehingga :
x p z 2p Rtp2
zp
Vp
Ip
8)
Daya guna (efisiensi) trafo secara teoritis dapat dihitung dengan = daya yang dapat
dipakai dibagi daya yang tidak diberikan sumber .
Pada umumnya nilai Vs bergantung pada beban. Jika Vso = tegangan sekunder
tanpa beban, sedangkan Vsb = tegangan sekunder dengan beban, maka didefinisikan faktor
regulasi (R) sebagai :
V Vsb
R so
9)
Vsb
Secara teoritis faktor regulasi dapat dihitung dengan mengukur tegangan kumparan
primer dan sekunder pada saat kumparan sekunder tanpa beban, maka r dapat dihitung dengan
rumus :
NS
VP Vs
V Vp
NP
r
s
10)
Vs
Vp
10
Trafo daya
Multi meter
Regulator
Lampu pijar (beban)
Ip
Is
Vp
Vs
beban
trafo
Tatalaksana Percobaan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Analisa Data
Hitunglah hasil pengukuran akhir :
N s Vs
=
N p Vp
Kt =
R=
r=
Bandingkan harga R dan r, apa kesimpulan sdr.
B. Soal-soal Latihan :
1. Jelaskan dengan hukum Faraday adanya hubungan antara adanya tegangan primer dan
munculnya tegangan sekunder?
2. Apa perbedaan antara rumusan faktor regulasi pada persamaan (9) dan (10)?
C. Referensi
1. Ohanian, H.C., 1989, Physics, Second Edition Expanded, W.W. Norton & Company
Inc, p.840-842.
TFN - Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 2015
11
12
=
=
=
=
=
n
n
q
Besarnya dan tergantung pada besarnya medan listrik dan macamnya, yaitu E v
dan E , dimana dan adalah bilangan tetap yang dinamakan mobilitas ion positif
dan ion negatif dan E kuat medan. Jadi besarnya arus yang mengalir :
i An n ZeE
Karena E V
A
Zen V
l
Untuk suatu larutan yang tertnetu dengan panjang dan luas penampang efektifnya tertentu
harga Zen adalah tetap. Harga yang tetap ini dinamakan daya hantar elektrolit.
i
A
1
Zen V Y
l
R
13
atau R1 2 3
R2 R4
R4
Daya hantarnya :
R
1
Y
4
R1 R2 R3
untuk memperkecil ralat R2, diatur
agar R3 dan R4 atau hampir sama.Ralat
R2 terkecil jika R3 = R4
Tatalaksana Percobaan
1. Isi bejana dengan larutan CuSO4 dengan volume tertentu dan sebagian elektrode
tercelup dalam larutan
2. Buat rangkaian seperti gambar diatas
3. Hidupkan oscilator, hingga terdengar suara pada headphone. Atur kontak geser
sedemikian ru[a sehingga suar yang terdengar selemah-lemahnya. Catat kedudukan ini
sebagai R3 dan R4.
4. Ganti larutannya dengan konsentrasi berbeda berturut-turut 80 %; 60 %; 40 %; 20 %
dan 0 %
14
Voltmeter
Amperemeter
Lampu pijar
Variac
Teori
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar besarnya sebanding dengan tegangan
(beda potensial) antara ujung-ujung penghantar atau dinyatakan dengan persamaan :
V
i
R
dengan i = arus, V = tegangan, R tahanan penghantar. Penghantar yang mengkuti hukum ohm
dinamakan penghantar yang linier. Pada umumnya tahanan berubah dengan berubahnya suhu.
Untuk penghantar dari logam, besarnya tahanan bertambah besar jika suhunya makin tinggi.
Disipasi Tenaga dalam Suatu Penghantar
Jika dalam suatu penghantar mengalir arus listrik maka dalam penghantar ini ada
tenaga yang hilang dan berubah menjadi panas. Tenaga yang hilang berubah menjadi panas
dikatakan sebagai tenaga listrik yang terdisipasi. Besarnya tenaga yang terdisipasi tiap
detiknya adalah
P Vi watt ( joule / det ik )
Karena ada daya yang terdisipasi menjadi panas maka tahanan lampu pijar berubah dengan
berubahnya tegangan. Dalam percobaan watak lampu pijar diteliti hubungan antara I dengan
V; antara R dengan V dan antara P dengan V. Jadi yang dimaksud dengan watak lampu pijar
adalah hubungan antara :
a.
Tegangan yang terpasang dengan arus listrik yang mengalir
b. Tegangan yang terpasang dengan tahanannya
c.
Tegangan yang terpasang dengan daya yang diserap
Pemilihan Bagan Pengukuran V dan I
Untuk memperoleh watak lampu pijar diperlukan pengukuran V dan I secara simultan
dengan cara pemaangan voltmeter dan amperemeter seperti bagan I dan II
15
Bagan I
A
Bagan II
Bagan I
Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan amperemeter, karena yang terukur adalah jumlah dari
r
arus yang lewat voltmeter. Arus yang terbaca berlebihan x100% dimana r = tahanan lampu
R
dan R tahanan voltmeter. Jika kesalahan yang dikehendaki maksimal a % maka :
r
x100% a %
R
Bagan II
Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan voltmeter, karena yang terukur adalah tegangan pada
x100 % < a %
Pemilihan Bagan
r
r
Jika
maka dipilih bagan I, sebaliknya jika
maka menggunakan bagan II.
R r
R r
r
Daya Listrik
Daya listrik adalah tenaga listrik per satuan waktu. Kalau tenaga dinyatakan dalam
joule dan satuan waktu dalam detik maka satuan daya tersebut adalah watt. Daya pada arus
bolak-balik merupakan fungsi waktu, karena itu apa yang sering disebut daya pada arus bolakbalik pada hakekatnya adalah daya rata-rata selama satu periode. Secara matematis ditulis :
16
Daya rata-rata P
arus sesaat.
Kalau dihitung, bila
1T
T
Vidt
V V max Sin t
variac
Gambar 1.
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1
2. Variasi tegangan variac sehingga tegangan pada lampu
25 Volt, 50 Volt dan 75
volt. (kondisi amperemeter dilepas)
3. Ukur arus yang melewati lampu untuk masing-masing tegangan tersebut pada kondisi
voltmeter dilepas. Catat arus terukur sebagai I
4. Pasang bagan I, misalkan pembacaan voltmeter = V dan pembacaan amperemeter I
5. Pasang bagan II, misalkan pembacaan voltmeter = V dan pembacaan amperemeter I
Catatan : dengan anggapan tahanan dari sumber dapat diabaikan maka dapat dibuktikan bahwa
:
I
r
V
'xI
R V
I
'
Bandingkan harga
V
I
''
''
V (V V )
'
I
I
'
terhadap
. Kemudian pilihlah bagan yang lebih baik untuk ketiga
R
r
contoh diatas.
B. Watak lampu pijar
Dengan bagan yang dipilih :
1. Aturlah variak sehingga tegangan yang ditunjukkan oleh voltmeter 10 Volt. Catat arus
yang mengalir.
TFN - Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 2015
17
18
Sedangkan apabila berkas sinar tersebut melalui dua medium yang berbeda maka sinar
tersebut akan dibiaskan tergantung pada kerapatan medium yang dilalui
Refleksi Sinar pada Cermin
Seberkas sinar yang datang pada cermin datar akan dipantulkan dengan sudut yang sama
besar terhadap garis normal. Sedangkan pada cermin cekung sinar yang datang akan dipantulkan
menuju titik fokus. Pada cermin cembung berkas sinar yang datang akan dipantulkan/dihamburkan
seolah-olah dari titik fokus cermin
19
Lensa Divergen
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian pinggirnya. Lensa
cembung terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu lensa bikonveks (cembung rangkap), plan konveks
(cembung datar), dan konkaf konveks (cembung-cekung). Lensa cembung memiliki dua
permukaan lengkung, sehingga terdapat dua titik pusat kelengkungan, yaitu P1 dan P2, dan dua titik
fokus, yaitu F1 dan F2.
Lensa cembung disebut juga lensa positip (+) yang memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya
(konvergen). Apabila ada seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa, maka
berkas cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Titik dimana cahaya mengumpul disebut
titik fokus.
Lensa Kovergen
Untuk lebih mempermudah dalam melukiskan bayangan benda, lensa cembung digambarkan
dengan garis tegak lurus terhadap sumbu utama dan diberi tanda positip (+) di bagian atas garis.
Jika jarak benda ke lensa adalah S0, jarak fokus ke lensa adalah f, dan jarak lensa ke bayangan
yang terbentuk adalah S1, maka diperoleh hubungan sebagai berikut :
Karena
; maka :
20
Daya atau kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk mengumpulkan atau menyebarkan
berkas cahaya. Daya lensa dinyatakan dalam satuan dioptri yang dinyatakan dengan persamaan
berikut :
dengan :
Indeks Bias
Jika seberkas cahaya datang pada bidang batas diantara dua zantara yang transparan (bening),
dimana kecepatan cahaya dikedua zantara itu berbeda , maka berkas cahaya itu akan dipantulkan
(refleksi) dan dibiaskan (refraksi). Untuk kedua kejadian itu berlaku hukum Snell yaitu :
a. Seberkas cahaya yang dating pada bidang batas
dua zantara akan dipantulkan dimana berkas
cahay yang dipantulkan sebidang dengan berkas
cahaya datang dan sudut pantulnya sama dengan
sudut dating.
b. Seberkas cahaya yang terbias diantara dua
zantara, maka berkas cahaya yang terbias itu
sebidang dengan berkas cahaya yang datang
dan perbandingan sudut datang dan sudut bias adalah tetap (konstan) :
Jika berkas cahaya datang dari hampa ke suatu zat antara yang lain, maka :
= 900, maka
; sehingga
Sudut kritis antara kedua zat antara diatas yang mempunyai arti bahwa pada saat
seluruh berkas cahaya yang datang pada bidang batas dua zantara diatas akan dipantulkan
semuanya.
Hollow Lens
Umumnya lensa dibuat dari bahan yang mempunyai indeks bias lebih besar dari medium
sekitarnya. Lensa terdiri dari sepasang gelas (eyeglasses) yang terbuat dari gelas atau plastik
TFN - Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 2015
21
Tatalaksana Percobaan :
Cermin Datar :
1. Letakan sumber cahaya pada selembar kertas putih, atur untuk sinar tunggal
2. Letakan cermin pada kertas, permukaan datar cermin dikenakan pada cahaya yang datang
dengan sudut tertentu sehingga tampak sinar datang dan sinar pergi/refleksi
3. Gambar sinar datang dan sinar refleksi pada kertas, tunjukan dengan tanda panah sinar datang
dan sinar pergi;
4. Gambar garis normal, ambil sumber cahaya dan cermin;
5. Ukur sudut datang dan sudut refleksi terhadap garis normal, catat sudut-sudut tersebut
6. Ulangi langkah 1 5, dengan sudut datang yang berbeda-beda
22
2. Letakan layar pada jarak 100 cm, geser-geser lensa sehingga diperoleh bayangan yang paling
fokus, catat kedudukan sumber cahaya/benda; lensa dan layar. Catat juga besarnya benda dan
bayangan.
3. Ulangi langkah 2 untuk jarak antara sumber cahaya/benda dengan layar berbeda-beda, misal 90
cm, 80 cm; 70 cm; 60 dan 50 cm.
4. Hitung fokus lensa menggunakan rumus :
5. Hitung perbesaran dengan rumus :
dan
; bandingkan kedua
hasilnya!
Cara lain menentukan titik fokus lensa cekung :
1. Letakan layar pada titik tertentu kemudian lensa diletakkan di depannya seperti gambar berikut
:
2. Arahkan susunan ke benda yang jauh, geser-geser lensa sehingga diperoleh bayangan yang
paling fokus.
3. Tentukan jarak fokus dari lensa.
4. Ganti lensa dengan yanglain, dengan cara yang sama tentukan besarnya jarak fokus lensa.
Menentukan perbesaran lensa cekung (-)
1. Letakan sumber cahaya/benda pada titik tertentu pada dudukan, misal 10 cm. Letakan lensa(-)
pada jarak 20 cm dari benda.
2. Melalui lensa cekung (-), lihatlah posisi benda (perhatikan bayangannya lebih besar atau lebih
kecil).
3. Letakan lensa (+) pada jarak antara (50 s.d 80) cm, kemudian letakkan layar pada jarak tertentu
dibelakang lensa (+).
4. Atur kedudukan layar hingga diperoleh bayangan nyata yang paling fokus.
5. Lepas lensa (-), atur letak benda sampai diperoleh bayangan nyata dilayar.Kedudukan benda
sekrang sama denganletak bayangan maya dari lensa (-).
6. Hitung perbesaran lensa negatif!
23
Hoolow Lens
1. Mula-mula semua lensa dikosongkan; kemudian apabila pada lensa dikenakan seberkas cahaya
prediksi apa yang terjadi sesuai tabel berikut :
Lingkungan
Prediksi
Hasil
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Lensa
(perkiraan)
pengamatan
Air
Udara
Udara
Udara
Air
Udara
Udara
Udara
Udara
Air
Air
Udara
Air
Udara
Air
Air
Air
Air
Udara
Air
Air
Air
Udara
2. Letakan hollow lens pada sebuah kotak, mula-mula lingkungannya udara. Kemudian isilah
hollow lens dengan air seperti pada tabel diatas. Amati berkas sinarnya. Apakah berkas sinar
terkumpul atau tersebar (konvergen atau divergen)
3. Kemudian isilah kotak dengan air, lakukan seperti pada langkah 2 sesuai dengan tabel diatas.
Amati berkas sinar konvergen atau divergen.
4. Sesuaikah prediksi anda! Jelaskan mengapa terjadi hal tersebut!
24
Peralatan
1.
2.
3.
4.
Mikroskop
Mikrometer okuler dan mikrometer obyektif
Mistar
Cermin gambar
Teori
Mikroskop adalah alat untuk melihat benda kecil. Pada dasarnya terdiri dari susunan lensa
obyektif dan lensa okuler yang masing-masing terdiriatas lensa positif. Benda yang dilihat
diletakanpada jatrak yang lebih jauh sedikit dari titik api lensa pertama obyektif. Jika mata
pengamat tidak berakomodasi, mak letak benda harus sedemikian sehinga bayangan yang
dibentuk oleh lensa obeyektif jatuh tepat dititik api pertama lensa okuler.
tgu '
tgu
adalah sudut yang terbentang pada mata tanpa alat oleh benda pada jarak
terdekat, d = 25 cm, jadi
Y'
Y Y
dan tg .u '
f2
d 25
25
1 1 1
dan persamaan perbesarannya :
s s' f1
25
Y'
s'
diperoleh M
dengan = s f = jarak antara F1 sampai F2
f1 f 2
Y
s
Sedang dalam percobaan ini dikembangkan rumus sebagai berikut :
Y ' 25
dengan Y ' adalah jarak yang terlihat pada mistar
Y
a
Y adalah panjang benda yaitu skala pada micrometer yang dilihat
(ukurlah skalanya) dan
m( skala.mistar.cm) 25cm
0,05cm
a(cm)
jumlah.bagian.skala.obyektif
0,05cm
jumlah.bagian.skala.okuler
TFN - Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 2015
26
0,61 0
n sin u
Z = jarak dua benda yang mulai dapat dipisahkan oleh sebuah lensa (jarak minimal)
maka
( AN )
D/2
( D / 2) 2 a 2
D/2
( D / 2) 2 a 2
Tatalaksana Percobaan
Percobaan I.
Mula-mula letakkan sumber cahaya didekat mikroskop, dan aturlah arah cermin dibawah
mikroskop sehingga cahaya dapat masuk kedalam mikroskop.
TFN - Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 2015
27
28