Anda di halaman 1dari 10

Pengembangan Dan Pengkayaan Fungsi Antarmuka Perangkat Lunak

Untuk Visualisasi Dan Analisis Citra Ultrasonografi

Syahrul Imardi1, Kalamullah Ramli2


Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Depok 16424
Tel : (021) 7270011 Fax : (021) 7270077
E-mail : 1 syahroel77@gmail.com
2 k.ramli@ee.ui.ac.id

ABSTRAK digunakan rumah sakit – rumah sakit dan klinik di Indonesia


Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu teknologi masih didatangkan dari luar negeri dengan harga mahal. Ini
pencitraan medis, yang paling banyak digunakan dalam jelas berpengaruh kepada harga yang harus dibayar pasien
dunia kedokteran saat ini. Kurangnya penelitian berkaitan yang membutuhkan pendiagnosaan menggunakan USG.
dengan teknologi USG di Indonesia menjadikan Disamping itu adanya Pusat Kesehatan Masyarakat
ketergantungan pembelian perangkat USG secara import. (Puskesmas) sebagai pusat atau ujung tombak layanan
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan suatu kesahatan masyarakat di Indonesia, ini karenakan hampir
antarmuka dan pengkayaan fungsi perangkat lunak untuk setiap kelurahan/desa mempunyai puskesmas ini.
visualisasi dan analisis citra USG. Eksperimen awal Sementara itu, ironisnya setiap jam, 10 bayi dari 520 bayi
dilakukan dengan mengolah hasil data dari sinyal A-mode yang lahir di Indonesia meninggal dunia. Dan Angka
dan kemudian divisualisasi menjadi B-mode. Selanjutnya kematian ibu melahirkan di Indonesia, 307 per 100.000
dikembangkan suatu antarmuka visual dan analisa proses kelahiran, tertinggi di Asia [2]. Salah satu faktornya adalah
pencitraan, serta penambahan fungsi citra lainnya. dimana Puskesmas belum menyediakan peralatan teknologi
Visualisasi citra USG belum secara real time. Visualisasi berbasis USG ini. Untuk mengetahui kondisi bayi dalam
citra dalam bentuk citra B-mode dan Video. Citra bisa kandungan diperlukan USG, namun harga USG yang mahal
dikarakterisasi dengan menggu-naan filter IIR dan FIR menyebabkan hanya sedikit masyarakat yang dapat
ataupun tanpa filter. Aplikasi mendukung penggunaan menggunakan USG tersebut. Mahalnya teknologi ini salah
lowpass filter dan highpass filter dan perubahan kondisi satu penyebabnya adalah Operating System dan core system
nilai cut-off secara dinamis. Pengubahan filter order USG tersebut menggunakan software berlisensi[2], dan
menentukan hasil citra yang divisualkan. Pada nilai filter adanya pajak pengiriman menyebabkan harga USG
older tertentu dengan karakteristik filter yang berbeda akan semakin mahal.
menghasikan citra yang bervariasi. Hasil visual citra scan USG dapat menjadi pilihan untuk mendiagnosa kelainan
dapat disimpan dalam format gambar .jpg dan dicetak. didalam tubuh dan pemeriksaan kehamilan karena tidak
Aplikasi bisa menvisualkan konstruksi proses sinyal data mengandung resiko yang membahayakan seperti resiko yang
grafik. Dalam hal ini pengguna dapat memilih line data ditimbulkan dari peralatan diagnostik yang menggunakan
pada frame layer untuk dianalisa. Pengembangan zat radioaktif. Karena banyaknya keuntungan yang dapat
antarmuka memberikan kemudahan dalam penggunaan diberikan oleh USG, maka pada saat ini makin banyak
aplikasi, serta bisa memahami proses visualisasi dengan dilakukan penelitian dan upaya perancangan menyangkut
lebih baik. Komponen-komponen antarmuka yang jelas dengan USG. Untuk itu, usaha dan penelitian yang
menjadikan solusi analisa visualisasi, dan pemahaman dilakukan ini diharapkan mampu memberi kontribusi untuk
terhadap algoritma USG lebih jauh. penciptaan USG di Indonesia, sehingga mampu mengurangi
harga yang harus dibayarkan.
Kata Kunci : Ultrasonografi, Matlab, A-mode, B-mode, Secara umum proses itu akan melalui proses berikut,
Antarmuka Visual gelombang yang dipancarkan oleh transmitter (tranduser)
akan diterima receiver (dalam hal ini adalah tranduser itu
1. Pendahuluan sendiri). Gelombang yang diterima transducer, berupa sinyal
Pencitraan memegang peranan yang sangat penting di A–Mode yang selanjutnya diproses menjadi hasil B–Mode.
bidang medis. Teknologi pencitraan medis menawarkan Hasil B–Mode menunjukkan tingkat kecerahan citra
potensi sangat besar dalam membantu dokter melakukan berdasarkan tingkat grayscale – nya. Dalam penelitian ini,
pencegahan dini, penetapan diagnosis, serta pemberian penulis menfokuskan pada proses pengembanangan
treatment lanjutan kepada para pasien. Pada banyak kasus, perangkat lunak untuk pengolahan hasil akuisisi data sinyal
teknologi ini juga telah menjadi langkah pertama dari A-mode menjadi B-mode saja. Dan dilanjutkan pada
serangkaian proses tindakan medis yang harus dilakukan pengembangan antarmuka visualisasi citra dengan analisis
dokter. Di sisi yang lain, pengolahan data citra medis pencitraan untuk hasil citra USG yang lebih baik atau
berbasis komputer telah terbukti mempermudah proses yang optimal.
harus dilakukan dokter dengan lebih cermat, teliti dalam Dalam penelitian ini, masalah yang akan diteliti dibatasi
waktu yang singkat. Namun sayangnya, di Indonesia sesuai judul yang diajukan yaitu “ Pengembangan dan
nampaknya potensi tersebut belum banyak tergali baik pada Pengkayaan Fungsi Antarmuka Perangkat Lunak untuk
tataran riset ataupun untuk keperluan real di rumah sakit[1]. Visualisasi dan Analis Citra Ultrasonografi”. Penelitian
Pendiagnosaan menggunakan ultrasonografi memiliki yang dilakukan menggunakan program Matlab. Setelah
banyak keuntungan dibandingkan denga modalitas yang didapat data awal berupa sinyal A–Mode atau pulsa echo,
lain. Akan tetapi pada saat ini, ultrasonografi yang
yang selanjutnya sinyal A–Mode diubah menjadi citra B– 2.2 Karakteristik Ultrasound
Mode menggunakan program Matlab tersebut. Percobaan Perambatan gelombang ultrasonik dalam medium
tahap pertama dibatasi dengan penggambaran awal obyek disebabkan oleh getaran bolak-balik partikel melewati titik
sampai menghasilkan sinyal A–Mode berupa data – data keseimbangan searah dengan arah rambat gelombangnya.
nilai x dan y dalam koordinat kartesian. Sedangkan untuk Maka, gelombang bunyi lebih dikenal dengan gelombang
penelitian selanjutnya dibatasi sampai menghasilkan citra 2 longitudinal. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang
dimensi dalam B-mode dan analisis data input A-mode. suara dengan frekuensi di atas 20 kHz. Frekuensi ultrasonik
Peneliti tidak merancang perangkat keras, dan proses yang digunakan untuk diagnosis berkisar 1 sampai 10 MHz
[6 dan 7]
akuisisi data dari dari DAQ, ataupun proses yang terjadi . Jika gelombang ultrasonik merambat dalam suatu
dalam sistem sehingga menjadi pulsa echo atau A-mode. medium, maka partikel medium mengalami perpindahan
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari dasar dari teknik energy[13]. Besarnya energi gelombang ultrasonik yang
rekonstruksi visual hasil citra ultrasonik. men simulasiakn dimiliki partikel medium adalah jumlah energi potensial
rancangan USG untuk mengetahui parameter – parameter (Joule) dan energi kinetik (Joule).
optimal yang menentukan kualitas citra. Melakukan Interaksi gelombang ultrasonik dengan jaringan
pengembangan antarmuka visual dan anaslisis citra terhadap mempengaruhi sinyal yang diterima oleh receiver. Ini
rancangan USG. disebabkan oleh gelombang ultrasonik mempunyai sifat
Manfaat penelitian ini adalah Memahami dasar proses memantul, diteruskan dan diserap oleh suatu medium.
perancangan citra ultrasografi, memperoleh parameter– Ketika medium yang berdekatan memiliki impedansi akustik
parameter optimal dalam menghasilkan citra ultrasonografi, yang hampir sama, hanya sedikit energi yang direfleksikan.
memberi kontribusi dalam pengembangan teknologi USG di Impedansi akustik memiliki peran menetapkan transmisi dan
Indonesia. Metode penelitian yang akan dilakukan dengan. refleksi gelombang di batas antara medium yang memiliki
studi kepustakaan , simulasi, dan eksperimen. impedansi akustik yang berbeda. Peristiwa hamburan yang
terjadi ketika gelombang ultrasonik berinteraksi dengan
2. Tinjauan Pustaka batas antara dua medium. Jika batas dua medium relatif rata,
Sejarah perkembangan Ultrasonik secara ringkas bisa dilihat maka pulsa ultrasonik dapat disebut dengan specular
pada Tabel 2.1 berikut : reflection (seperti pemantulan pada cermin) dimana semua
Tabel 2.1 Perkembangan teknologi ultrasonic[3] pulsa ultrasonik akan dipantulkan ke arah yang sama.
Waktu Perkembangan Ultrasonik Permukaan yang tidak rata menyebabkan gelombang echo
Th. 1790-1930an Mengukur jarak dengan Echo dihamburkan ke segala arah. adanya peristiwa
Th.1940an Dussik mencitrakan otak penghamburan (scattering) dan penyerapan (absorption)
Th. 1950an Ultrasonik Doppler M-Mode menyebabkan gelombang suara yang merambat melawati
Th.1960an Contact B-scanner Pengamatan mekanik suatu medium mengalami adanya suatu pelemahan intensitas
real-time Echoencephalography
(Atenuasi) [7]. Ketika gelombang ultrasonik melalui dua
Th. 1970an Pencitraan real-time Scan-conversion Gray-
scale Linear and phased arrays Commercial medium yang berbeda dengan sudut tertentu maka
array system Puked wave Doppler gelombang ultrasonik mengalami refraksi atau perubahan
Th. 1980an Pencitraan aliran berwarna Wideband and arah gelombang ultrasonik yang ditransmisikan pada batas
spesialized transducer antara medium yang berbeda disaat berkas gelombang tidak
Th. 1990an Sistem digital Pencitraan harmonik datang tegak lurus terhadap batas jaringan.
Th. 2000an pencitraan 3 D
Handheld 2 D array for 3 D imaging 2.3 Pencitraan Ultrasonografi
Sumber : Thomas L. Szabo, 2004 Pada ultrasonik, citra yang dihasilkan melalui berkas suara
2.1 Gelombang Ultrasonik yang direfleksikan. Berkas gelombang yang dipancarkan
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang mekanik tidak memperbesar formasi citra, tapi transmisi yang cukup
dengan frekuensi di atas 20 kHz. Gelombang ini dapat kuat menghasilkan gema yang dalam. Prosentase suara
merambat dalam medium padat, cair dan gas, hal disebabkan yang direfleksikan di antara muka jaringan tergantung pada
karena gelombang ultrasonik merupakan rambatan energi impedansi. Apabila gelombang ultrasonik mengenai
sebagai interaksi dengan medium yang dilaluinya[4]. permukaan antara dua jaringan yang memiliki perbedaan
impedansi akustik, maka sebagian dari gelombang
ultrasonik ini akan direflesikan/dipantulkan dan sebagian
lagi akan ditransmisikan/diteruskan. Pulsa yang mengenai
organ akan direfleksikan dan ditangkap oleh receiver untuk
diolah menjadi citra.
Ultrasonik bekerja dengan cara memancarkan gelombang
suara frekuensi tinggi ke tubuh pasien melalui transduser.
Gelombang suara ini menembus tubuh dan mengenai batas-
batas antar jaringan, seperti antara cairan dan otot, antara
otot dan tulang. Sebagian gelombang suara ini dipantulkan
kembali ke transduser, sebagian lain terus menembus bagian
tubuh lainnya sampai kemudian juga dipantulkan.
Gelombang-gelombang suara pantulan ini ditangkap
kembali oleh transduser dan diteruskan ke mesin ultrasonik,
Gambar 2.2 Rentang frekuensi gelombang akustik
(a) Acoustic spectrum dan (b) medical ultrasound spectrum[5]. yang akan menghitung berapa jarak jaringan pemantul
dengan probe berdasarkan kecepatan suara di dalam
jaringan. Lalu mesin ultrasonik menampilkan pantulan
gelombang suara itu di layar dalam bentuk sinyal. Hasil
pantul (echo) dari gelombang tersebut kemudian dideteksi
dengan transduser yang mengubah gelombang akustik ke
sinyal elektronik untuk diolah dan ditampilkan.
ditampilkan
Pencitraan USG ada dalam berbagai citra dasar, diantaranya
Amplitudo mode (A-mode).

Gambar 2.66 Pencitraan Ultasonografi[10].

3. Perancangan Sistem
mode[8].
Gambar 2.3 Proses A-mode 3.1 Perangkat Keras
Gambar 2.13 menjelaskan proses terbentuknya A-mode, PC pada awalnya masih dipergunakan untuk keperluan
pantulan pertama terjadi sebagai pulsa yang dikirim oleh menelaah proses dengan penyimpanan data dan
transmitter. A-mode display digunakan untuk penempatkan proses data dengan peningkatan citra. Sistem
menggambarkan
enggambarkan hubungan amplitudo pulsa echo dengan sudah bisa menyimpan, dikirimkan, dan menampilkan citra
ultrasound melalui komputer, dimana sistem ini masih
kedalaman jaringan tubuh.
menggunakan analogg pendigitan citra ultrasound secara off-
Yang kedua Brightness mode (B-mode mode) adalah mode
line. Perkembangan ini memudahkan penggabungan ke
dimana gelombang echo dan amplitudo sebagai warna.
dalam sistem ultrasound berbasis perangkat lunak waktu riil.
Warna menyesuaikan dari amplitudo. (hitam, putih, abu- abu
Dalam sistem perangkat keras berbasis PC dibutuhkan
abu). Mode ini dipergunakan di sonography.
sonography Dalam
akuisisi data dan tranduser. Untuk akuisisi data dalam d
ultrasound B-mode, satu array linear dari transducers secara
penelitian ini penulis memakai PCI-9812/10.
PCI Gambaran
simultan menscan satu benda melalui tubuh yang dapat
PCI-9812/10
9812/10 bisa dilihat seperti dibawah ini, Disain kinerja
dipandang sebagai suatu gambar dua dimensional pada
yang tinggi dan tekhnologi “state
state-of-the-art” menjadikan
layar.
kartu ini ideal untuk aplikasi DSP, FFT, digital filtering, dan
image processing

mode[9].
Gambar 2.4 Citra B-mode
Yang ketiga adalah M-mode
mode singkatan dari Motion mode
dimana amplitudo dan frekuensi saling berganti pada sumbu
XY. Diagram ini biasanya khusus untuk detak jantung. [11]
Diagram ini sering terlihat dengan B-Mode.
B M-mode Gambar 3.1 gambar lay-out
out PCB PCI-9812/10
PCI .
ultrasound dijadikan untuk penggunaan tertentu dalam Transduser merupakan suatu komponen dari sistem
membelajari detak jantung. ultrasonik yang berhubungan langsung dengan tubuh
pasien. Transduser memiliki dua fungsi yaitu menghasilkan
pulsa ultrasonik dan menerima atau mendeteksi echo yang
kembali. Dalam konteks ultrasonik medis transduser yang
digunakan akan mengacu kepada transduser ultrasonik yang
digunakan untuk mengubah sinyal akustik menjadi sinyal
listrik dan sinyal listrik menjadi sinyal akustik. Transduser
terdiri dari satu atau
au lebih element piezoelektrik. Ketika
suatu pulsa elektrik bekerja pada element piezoelektrik,
maka piezoelektrik akan bervibrasi dan menghasilkan
gelombang ultrasonik. Dan sebaliknya, ketika element
piezoelektrik bervibrasi akan dipantulkannya pulsa echo.
echo
mode[9].
Gambar 2.5 Citra M-mode Pada penelitian awal untuk seimulasi data sinyal input citra
Secara lebih jelas gambar berikut menggambarkan menggunakan Ultrasonic Thickness
hickness Twin Compression
perbedaan ketiga dasar pencitraan USG tersebut. CDF sebagai percobaan
Dari kompleksitas proses ditas, peneliti hanya mengambil
hasil dari akusisi data berupa A-mode dan dari bentuk sinyal
A-mode inilah yang nanti akan peneliti olah menjadi citra B-
(a) Linear (b) Phased (c) Curvilinear mode. Sebagi ilustrasi bisa digambarkan sebagai berikut :
[12]
Gambar 32 Tipe tranduser 2D Ultrasound .

Gambar 3.3 Twin Compression CDF—Protective Membrane[13].

3.2 Sistem Perangkat Lunak Gambar 3.5 Konfigurasi citra B-Mode[15].


Software atau perangkat lunak ultrasound dikembangkan B–mode mengacu kepada tingkat kecerahan obyek pantul.
pada lingkungan berbasis windows. Sebagai core sistemnya Pada umumnya tingkat kecerahan dari titik sebanding
peneliti menggunakan Matlab sebagai antarmukanya. dengan amplitudo sinyal echo. Penampil B–mode digunakan
Matlab untuk pengolahan sinyal, pengolahan matrik, untuk M–mode dan pencitraan gray–scale 2D. B–mode
visualisasi, dan kontrol. merupakan bagian utama pencitraan ultrasonografi, dimana
variasi dari intensitas dan kecerahan mengindikasikan
3.3 Algoritma Perancangan Ultrasonnografi perbedaan amplitudo sinyal yang dipantulkan.
Ultrasnografi merupkan bagian dari tomografi. Istilah Tahapan – tahapan perancangan dapat dijelaskan secara
Tomografi berasal dari bahasa Latin “tomos” yang artinya singkat seperti berikut :
irisan dan “graphia” yang berarti penggambaran. Tomografi  Konversi citra sinyal A-mode, merubah citra sinyal ini
adalah penggambaran irisan-irisan (sections) dari suatu bertujuan untuk mendapatkan data dalam data numerik.
benda (mis. Tubuh manusia), tanpa secara fisik mengiris  Load data file library, tahap ini bertujuan untuk
benda tersebut. Prinsip dasar dalam tomografi adalah membuka data dari simulasi A-mode yang telah
melakukan rekonstruksi citra irisan berdasarkan citra disimpan berupa data numerik/angka dalam bentuk file
proyeksinya. Hal ini dimungkinkan oleh transformasi .txt/librari.
Radon. Perbedaan utama dari berbagai teknik tersebut diatas  Mereduksi data sinyal transmisi, mereduksi data sinyal
adalah penggunaan gelombang pengindera. Sedangkan bertujuan untuk menghilangkan sinyal transmisi yang
persamaan utamanya adalah teknik rekonstruksi yang muncul di awal sinyal A–Mode, sehingga jika sinyal A–
didasarkan pada proyeksi, terkecuali untuk ultrasonografi Mode dicitrakan, sinyal transmisi tidak ikut serta dalam
dimana USG menggunakan pendekatan Refleksi ultrasound citra yang dihasilkan. Proses ini dilakukan dengan
dalam proses pencitraannya. memberikan filter band pass yang kemudian sinyal
Sonografi medis (ultrasonografi, USG) adalah suatu teknik keluaran di envelope sehingga didapat sinyal positif dan
pencitraan/imaging menggunakan bunyi ultra (ultrasound) berupa data sinyal puncak, kemudian di kompresi secara
untuk memvisualisasikan otot, organ tubuh bagian dalam, logaritmik sehingga sinyal-sinyal yang tidak dibutuhkan
menentukan ukuran, struktur organ tubuh dan kemungkinan terbuang sehingga menghasilkan sinyal data yang
adanya jaringan yang rusak (lesions). diharapkan saja.
Konversi Citra A -mode

Band Pass
Filtering Load data file RF-data

Envelope Mereduksi data sinyal tranmisi


awal dan nilai elemen data
Logarithmic
Compression
Low Pass Penguatan sinyal hasil reduksi
Filtering

Gambar 3.4 Ilustrasi komponen umum perangkat ultrasonografi[14]. Manampilkan Citra / B-mode

Gambar 3.6 Proses Pengolahan A-mode menjadi B-mode


 Penguatan sinyal, penguatan
tan bertujuan untuk memperlihatkan proses visualiasi secara umum yang
memperkuat sinyal echo yang diterima transducer. berlaku, disini peniliti mengunakan RF data sebagai input
Sinyal echo perlu dikuatkan karena, sinyal echo yang data dari script yang ada.
diterima oleh transducer akan semakin kecil seiring
dengan semakin jauhnya jarak dari permukaan
transducer.
 Menampilkan citra, pada
ada tahapan akhir inilah diperoleh
citra B–Mode
Mode dengan menggunakan proses rekonstruksi
yang komplek sebelumnya.

4. Implementasi Aplikasi dan Analisis


4.1 Rekonstruksi Citra USG (B-MODE)MODE)
Gambar 4.1 dibawah berikut merupakan langkah l post
processing dari elaborasi tipe citra B mode dari data input
berupa RF data File.. Kolom tengah menampilan data raw
atau line data pada posisi garis (line) tengah dengan frame
yang sama untuk langkah post processing yang berbeda.
Kolom kanan memberikan hasil visual citra utuh untuk
Gambar 4.2 Sonoline Antares System diadaptasi dari Wilko
setiap langkah proses pemcitraan USG.USG Perbandingan citra Wilkening, University of Bochum, dan Rencana Visualisasi dari RF
(a) sampai (d) memperlihatkan beberapa post processing Data [17].
yang menampilkan signal amplitude yang kecil sampai
terlihat citra yang jelas, serta (e) merupakan visual citra 4.2 Hasil Simulasi data Ultrasonografi
yang pas dengan sensibilitas mata umumnya.
umumnya Untuk mendpatkan data awal dilakukan dengan perangkat
keras yang ada, Pengujian Sistem Akuisisi Data pada
Post Center Full Ultrasonografi ini dilakukan terhadap hasil output program
Processi Line Image interface yang membaca tegangan analog daripada
transducer ultrasonik tersebut. Program interface ini dibuat
RF Data dengan bahasa pemrograman python, yang mana sudah
mendukung library matplotlib, numpy dan d scipy yang
a memiliki fungsi pada Matlab.
Sedangkan untuk koneksi ke hardware yaitu melalui PCI,
python memanfaatkan integritasnya untuk bisa terkoneksi
dengan driver daripada Data Akuisisi PCI Advantech
Band Pass
Filtering b tersebut. Adapun tampilan program interface untuk
membaca
embaca input tegangan analog ultrasonografi tersebut
adalah sebagai berikut :

Envelope
c

Logarithmic
Compression d

Low Pass e
Filtering

Gambar. 4.1 Langkah rekonstruksi pencitraan USG[16].


Gambar 4.3 Tampilan Program simulasi Interface Ultrasonografi
Script program yang gunakan merupakan penyederhanaan
dan pengembangan antarmuka serta pengkayaan fungsi dari Data yang disimpan berupa raw data yang nantinya akan
paket upgrade yang dirancang bangun dari source program direkonstruksi menjadi citra ultrasonografi B-mode. Setelah
yang dipakai Siemens Medical Solutions Ultrasound diberikan tegangan pulsa, transducer ultrasonik tersebut
Division, untuk alat Siemens SONOLINE AntaresTM akan menghasilkan output A-mode.
mode.
ultrasound system. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sinyal ultrasonik
Script program ini mengacu kepada data sinyal output yang yang dikirimkan oleh transmitter sebelum dipantulkan
dihasilkan dari perangkat Siemens SONOLINE AntaresTM kembali, melalui bidang pertama bagian depan media
m yang
ultrasound system yang digunakan. Data keluaran sinyal diuji sehingga menghasilkan echo bidang pertama,
dalam file berupa data RF yang merupakan data keluaran
kelua kemudian merambat melalui media objek yang diuji
dari perangkat tranduser yang digunakan. Gambar 4.3 sehingga menghasilkan echo bidang kedua yang merupakan
7
bidang akhir media yang uji, lalu kemudian sinyal
dipantulkan kembali ke receiver dari transducer ultrasonik
tersebut.

4.3. Rancangan Antarmuka Visualisasi Citra USG

a. Panel input file dan pemrosesan data :

2 1 2 3 4 5 6
Gambar 4.6 antar muka tampilan visual USG
3 Keterangan :
1) Button Pemilihan modus tampilan ke Signal Mode
2) Pemilihan line data dalam signal mode pada frame yang
4 telah diinput sebelumnya.
3) Button untuk kembali ke layar B-mode setelah
5 pemilihan modus signal mode.
4) Button untuk modus video dengan multi frame yang
sudah ditetapkan pada panel input sebelumnya.
Gambar 4.4 A antar muka tampilan awal visual USG 5) Button stop pada modus video
6) Button save dan print untuk penyimpanan citra B-mode
(format .jpg) dan printing.
7) Panel Visualisai citra USG dalam format data asli dan
citra yang ditampilkan.

6 1 2

3 4 5

Gambar 4.5 : antar muka tampilan pemilihan file sumber data


Keterangan : Gambar 4.7 antar muka panel signal mode untuk analisis
1) Button untuk pengambilan File Input yang akan citra terhadap line data masukan.
divisualisasikan Keterangan:
2) Pengaturan Frame yang akan ditampilkan baik dalam 1) Frame untuk signal dari RF data tanpa perubahan
frame modus tunggal ataupun multi frame (video karakter
output) dan Increment frame pada modus video. 2) Frame untuk signal RF data dengan atau tanpa
3) Pemilihan tipe filter dan pengaturan nilai efek filter pemberian efek filter.
4) Pemilihan modus visual citra untuk citra vektor 3) Frame untuk signal RF data dengan efek filter di
ataupun citra visual pada display secara real visual. envelope (pengambilan nilai positif puncak terhadap
5) Button untuk proses setelah perubahan nilai no. 2 – 4 karakter sinyal yang didapat setelah proses
dilakukan. sebelumnya)
6) Tampilan proses pemilhan file input citra yang sudah 4) Frame untuk signal RF data yang sudah di beri
disimpan (RF data). logharitmik terhadap signal envelope untuk divisual
menjadi citra B-mode.
5) Frame tampilan B-mode dari line data masukan.

Pada panel signal mode ini masih ditambah lagi 1 button


pembantu untuk melakukan proses pemilihan pencitraan
sinyal dalam melihat karakteristik proses yang terjadi, dan 1
button untuk kembali ke visualisasi citra secara B-mode.
Rancangan antarmuka yang peneliti lakukan mencakup dua
visualisasi yang tidak ada pada program sebelumnya,
terutama kemudahan dalam pemakaian program dan
menganalisa citra visual. Baik untuk visual citra dalam satu
frame citra ataupun dalam multi frame (video), ini dengan Secara jauh kinerja aplikasi bisa dilihat dari kemampuannya
mudah bisa dilakukan tanpa harus membuka dan menutup dalam mengolah citra dengan pemberian efek pada citra
program yang dikembangkan Begitu juga untuk sub visual dengan merubah karakter filter ataupun kondisi cut-off
citra untuk proses pencintraan dan analisis karkater sinyal sinyal masukan seperti Gambar 4.14 berikut :
yang diteliti yang belum ada pada program sebelumnya.
Dalam rancangan pengembangan ini pengguna juga bisa
menyimpan gambar dalam format JPEG dan melakukan
percetakan citra yang dihasilkan ke kertas

4.4. Aplikasi Visualisasi dan Analisis Citra

Setelah pengembangan rancangan antarmuka visual


dilakukan, dengan sendirinya membutuhkan perubahan yang
cukup berarti terhadap source program yang ada. Untuk
meilihat hasil visual aplikasi yang dikembangkan bisa kita
lihat dengan berbagai gambaran visual pada beberapa
gambar berikut :
(a)

(b)
(a) Gambar 4.9 Visualisasi Citra B-mode untuk frame yang
sama (a) tanpa efek dan (b) dengan efek karakterisasi.

Gambar 4.14 memperlihatkan dengan mudahnya pengguna


melakukan karakterisasi terhadap visual yang dihasilkan
dengan berbagai karakterisasi yang ada dengan hasil visual
yang langsung terlihat dengan hanya sekali klik button
proecess.
Pengembangan aplikasi bisa dilihat juga pada saat
visualisasi analisis sinyal citra USG berikut :

(b)

(a)

(c)
Gambar 4.8 (a), (b), dan (c), merupakan beberapa gambar
visual citra yang dihasilkan dengan jenis tranduser yang
berbeda
Gambar 4.13 menunjukkan bahwa aplikasi yang
dikembangan berjalan dengan baik walaupun kita
melakukan proses pengambilan data secara berulang tanpa (b)
keluar dari aplikasi ketika proses pengulangan dilakukan.
Gambar 4.10 (a). Visual proses dengan pemberian efek filter
pada signal RF data.(b). Visual proses dengan pemberian
efek filter pada signal RF data pada line data yang berbeda
dan frame yang sama.

Dengan sub-visual dalam bentuk analisis sinyal data RF ini


kita bisa melihat bagaimana proses pencitraan itu
berlangsung secara lebih utuh. Dan yang terpenting adalah
dengan bantuan sub-visual ini kita bisa menganalisa lebih
jauh terhadap karakterisasi yang kita lakukan terhadap citra
yang divisualisasikan secara B-mode. Efek atau perobahan
karakterisasi yang kita lakukan akan terlihat dengan baik  Tanpa Filter, Cut-off lowpas filter = 5, Cut-off
dengan bantuan layar grid dari sub-visual ini, sehingga efek Highpass filter = 10, Filter older = 2 – 30
yang kecil terhadap citra B-mode bisa kita analisa lebih baik
 Analisa visual menggunakan filter IIR dan perubahan
dalam sub-visual ini. karakter cut off lowpass. Peningkatan posisi cut-off
akan menjadikan citra lebih tegas dengan kedalam
4.5. Analisis Visual Citra USG citra yang lebih terlihat, seperti gambar dibawah ini ;
 Analisa citra dengan perubahan tipe filter, dengan
menentukan filter yang digunakan akan terlihat hasil
citra yang lebih jelas dibandingkan dengan tanpa filter.

 Perubahan tanpa filter, FIR dan IIR  Filter IIR dan Perubahan karakter Cut Off Lowpass = 0
- 15
 Analisa visual tanpa filter dengan perubahan filter
order. Peningkatan pangkat nilai filter (filter order)  Analisa visual dengan lowpass filter dengan
tanpa merubah karakter sinyal lainnya menjadikan perubahan filter older. Peniingkatan nilai filter older
citra lebih terang pada sinyal tinggi maupun rendah, menjadikan citra lebih halus, namun menjadikan
dan juga lebih halus namun mengurangi ketajaman ketajaman citra berkurang.
citra yang dihasilkan.
3) Proses visualisasi belum secara real time karena
menggunakan file sebagai inputnya (dalam hal ini
sudo real time), visualisasi bisa dalam bentuk citra B-
mode (frame tunggal) dan juga Video (multi frame).
4) Visualisasi juga memberikan analisa terhadap proses
rekonstruksi secara proses citra line data dari RF data,
baik dengan perubahan karakter dari sinyal input
ataupun tidak. Untuk proses analisa pengguna dapat
memilih posisi line data pada frame layer yang
dianalisa.
 Filter = 2 (IIR), Dengan lowpass filter, lowpass cut-off =
0, Tanpa Highpass Filter dengan Highpass cut-off =10, 5) Hasil visual citra dalam bentuk scan convertion dapat
Filter older = 2 - 30 disimpan dalam format gambar (extention .jpg) dan
juga dicetak (print).
 Analisa visual dengan menggunakan filter IIR, dengan
6) Hasil visualisasi yang ditampilkan bisa dikarakterisasi
lowpass filter. Perubahan citra menjadi lebih terang dengan memilih penggunaan filter (IIR dan FIR)
disebabkan signal higpassnya menjadi lebih tinggi, ataupun tidak, dan juga menentukan penggunaan
tetapi menjadikan citra menjadi lebih kasar dan lowpass filter ataupun highpass filter serta
kelihatan kurang tegas. menentukan perubahan kondisi nilai cut-off kedua
filter tersebut.
7) Perubahan filter order akan cukup menentukan hasil
citra yang divisualkan, pada nilai pangkat tertentu
dengan karakteristik filter yang berbeda akan
mendapatkan citra yang baik ataupun sebaliknya.
8) Dengan adanya komponen antarmuka visual yang
jelas ini akan memudahkan penggunaannya dalam
analisa citra dan untuk kedepan.

6. Rencana Kedepan
Penelitian ini masih butuh pengembangan yang lebih
banyak lagi baik dari segi algoritma rekontruksi ataupun
karakterisasi terhadap hasil signal USG itu sendiri.
Penggunaan perangkat USG dan tranduser yang berbeda
akan menentukan rekonstruksi terhadap citra yang akan
divisualkan, sehingga boleh jadi rekonstruksinya
semakin komplek dan algoritma dengan karakterisasi
yang akan berbeda. Untuk itu dibutuhkan penelitian
dengan data secara real time untuk menguji algoritma
 lowpas cut-off=0, dengan perubahan Highpass filter yang digunakan dengan peralatan yang sebenarnya.
(Highpass cut-off = 5-15 ), pada filter older = 10 Perangkat lunak berlisensi yang digunakan direverse
engineering dengan menggunakan open source sehingga
5. Simpulan mampu menekan pembiyaan penelitian dan hasil yang
dicapai.
Tekhnologi USG diharapkan memberi solusi terhadap salah
satu permasalahan bangsa ini dalam bidang medis. Dan
dengan adanya upaya perancangan dan pengembangan Referensi
[1] Agung Alfiansyah, Workshop on Medical Image
tekhnologi ini akan mengurangi dampak sosial dan
Processing, Submit, 11/24/2008, diunduh 20 februari 2010
ekonomi, akibat semakin mudah dan murahnya penggunaan
dari Website dikti.org.
tekhnologi USG di Indonesia umumnya. Melalui penelitian
http://www.dikti.org/?quicktabs_1=2#quicktabs-1.
ini, pengembangan perangkat lunak untuk sistem USG
berbasis PC dihasilkan : [2] Kalamullah Ramli, et.al. Pengembangan Perangkat
Lunak Untuk Akuisisi data, Visualisasi dan Analisis Citra
1) Visualisasi USG dilakukan beberapa tahap
Ultrasonografi Berbasis Open Source, Bahan Presentasi
(rekonsruksi), dengan menggunakan RF data sebagi
proposal peneltian kerjasama UI, BPPT dan Edwar
file input yang didapat dari dokumen Siemen
Technology, 2009, pp 3.
(Sonoline Antares USG system), sehingga
pengembangan perangkat lunak ini mengacu pada [3] Thomas L. Szabo, Diagnostic Ultrasound Imaging :
script dan perangkat Siemen tersebut. Inside Out. Academic Press Series in Biomedical
Engineering, 2004.
2) Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan RF
data sebagai input visualisasi citra namun masih bisa [4] Bueche R. J., Introduction to Physics for Scientists
dikembangkan dengan jenis file data dan perangkat and Engineers, New York: Mc Graw-Hill, 1986, pp 50-56.
USG lain .
[5] William D. O’Brien. (2007). Review Ultrasound –
biophysics mechanisms. Journal Science Direct, Progress in
Biophysics and Molecular Biology. 93 (2007) 214–216.
[6] Pauly H, Schwan P. Mecanism of absorbtio of
ultrasound in liver tissues. J Acoust Soc Am 1971;2: pp
692-699.
[7] Parker KJ. Attenuation measurement uncertainties
caused by spekle statistics. J Acoust Soc Am 1986:80:pp
727-734.
[8] Jerrold T Bushberg, et.al., The Essential Physics of
Medical Imaging, Chapter 16 : Ultrasound (2nd ed.).
Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins, 2002.
[9] Sook Kien Ng, Ultrasound Imaging, bahan presentasi,
diunduh 29 April 2010,
http://www.eelab.usyd.edu.au/ELEC3801/notes/ultrasonic_i
maging.pdf.
[10] Doppler Ultrasound , Bahan presentasi, diunduh
pada 10 April 2010 dari :
http://fygo.dk/files/ukursus/Ultrasound%20Doppler.pdf ..
[11] Alejandro Frangi, Introduction to Biomedical Imaging,
Bahan presentasi Computational Imaging Lab, Department
of Information & Communication Technology, pp 14,
diunduh, 5 mei 2010 dari web Pompeu Fabra University,
www.cilab.upf.edu
[12] NuDAQ PCI-9812/10 20MHz Simultaneous 4-CH
Analog Input Card, Users’ Guide, ADLINK Technology
Inc, 2003, pp 1, 9.
[13] Wolfgang Wein, Multimodal Integration of Medical
Ultrasound for Treatment Planning and Interventions,
Dissertation Fakultät Für Informati Technische Universität
München,2007, pp 3-5
[14] Sonatest Tranducer Catalogue, Twin Compression
CDF—Protective Membrane, United Kingdom :
SONATEST PLC, 2002. pp 15.
[15] Welch Allyn, Physician Office Ultrasonic Imaging.
Thesis, Syracuse University Coolege of Law Technology
Transfer Reseach Center, 2004. pp 15-16.
[16] Roberto Janniel Lavarello Montero, Pulse-Echo Image
Formation Using Nonquadratic Regularization With
Speckle-Based Images, Thesis, Ingeniero Electronico,
Ponti¯ cia Universidad Catolica del Peru,Urbana, Illinois,
University of Illinois at Urbana-Champaign, 2005, pp 8-10
[17] Jean M. Mari, Christian Cachard , Acquire real-time
RF digital ultrasound data from a commercial scanne.
Electronic Journal Medical Vision Laboratory, Engineering
Science, University of Oxford, Parks Road and CREATIS,
Université de Lyon, Université Lyon 1, published
24.01.2007, pp 10-11
[18] Siemens Medical Solutions USA, Inc, Axius Direct
Ultrasound Research Interface, Insights beyond the data,
Ultrasound Division Headquarters, 2005. Diunduh pada 29
Oktober 2010,
http://productsgroup.com/siemens_Antares.htm

Anda mungkin juga menyukai