Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM

MATA KULIAH DASAR KELISTRIKAN

Dosen Pengampu : Santi Triwijaya, S.T., M.T.

Membuktikan Perbedaan Arus antara Rangkaian Seri dan Paralel


Menggunakan Aplikasi PSIM

DISUSUN OLEH TARUNA MADYA :

ELMAN TRISNA RAMADHAN

2230331

D-III TEKNOLOGI MEKANIKA PERKERETAAPIAN

POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komponen sebuah rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan


dengan berbagai cara. Dua tipe paling sederhana adalah rangkaian seri dan parallel.
Rangkaian yang disusun secara sejajar disebut rangkaian paralel, sedangkan rangkaian yang
disusun secara berderet dan berurutan disebut rangkaian seri.

Komponen yang tersusun seri akan terhubung melalui satu jalur, sehingga aliran arus
listrik akan mengalir ke semua komponen. Pada rangkaian paralel, tegangan yang melewati
tiap komponen adalah sama, dan total arus adalah jumlahan arus yang melewati tiap
komponen.

Rangkaian listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input
komponen berasal dari sumber yang sama.Semua komponen satu sama lain tersusun paralel.
Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya
yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan
tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun
kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain
tetap berfungsi sebagaimana mestinya

PSIM merupakan salah satu software yang berguna untuk mensimulasikan berbagai
karakteristik elektronika dan sistem tenaga listrik yang berjalan pada Sistem operasi MS
Windows XP dan selanjutnya. Software ini dikembangkan oleh perusahaan Power Sim Inc.

1.2 TUJUAN

Sesudah melakukan percobaan ini, diharapkan TARUNA dapat:

1. Mengidentifikasi hasil simulasi.

2. Melakukan uji untuk Membuktikan Perbedaan Arus antara Rangkaian Seri dan Paralel

menggunakan aplikasi PSIM.


1.3 RUMUSAN MASALAH
Taruna diharapkan dapat menyelesaikan masalah berikut/dapat mensimulasikan
rangkaian seri dan pararel ini.

1.) Membuktikan pengaruh potensial dan sumber berpengaruh terhadap polaritas nilai dari
arus dan tegangan.
2.) Pembuktian dilakukan dengan simulasi menggunakan PSIM dan Nilai sumber sesuai
dengan 3 nilai akhir NIT yaitu 331.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PEMBAHASAN MATERI

A. Rangkaian seri [ARUS]

Pada rangkaian seri, arus yang lewat besarnya sama tiap elemen.
Resistor
Total hambatan resistor pada rangkaian seri sama dengan jumlahan masing-masing
hambatan:

Konduktansi listrik berkebalikan dengan hambatan. Total konduktansi pada


rangkaian seri dari resistor dapat dihitung dari persamaan berikut:
Untuk kasus khusus dengan 2 resistor dipasang seri, total konduktansi sama dengan:
Induktor
Induktor juga mengikuti hukum yang sama:

Namun, dalam beberapa kasus sulit untuk menghindari induktor yang berdekatan
untuk saling mempengaruhi, karena medan magnet dari satu elemen akan terhubung
dengan elemen lainnya. Pengaruh ini didefinisikan pada induktansi-saling M. Jika 2
induktor dipasang seri, ada kemungkinan besarnya induktansi sama tergantung dari
medan magnet dari kedua induktor mempengaruhi satu sama lain.
Kapasitor
Kapasitor mengikuti hukum berkebalikan. Total kapasitansi yang dipasang seri sama
dengan dari jumlah kebalikan masing-masing elemen:

B. Rangkaian paralel

Jumlah kebalikan hambatan total rangkaian paralel sama dengan jumlah dari kebalikan
hambatan tiap- tiap komponen (resistor).

2.2) PERCOBAAN SIMULASI MENGGUNAKAN PSIM

A) RANGKAIAN PERTAMA
Gambar 2.1 Rangkaian Seri
Pengukuran rangkaian seri seperti Gambar 2.1 dengan sumber baterai kutub positif
441 volt DC dengan menggunakan aplikasi PSIM maka di dapatkan nilai arus sama
pada setiap beban dan nilai tegangan berbeda pada setiap beban dan jumlah tegangan
pada masing-masing beban sama dengan tegangan sumber seperti pada Gambar 2.2
dan grafik seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.2 Hasil nilai simulasi rangkaian seri


∑ 𝐸 = ∑(𝐼𝑥𝑅) = 0

𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝐼1 = 𝐼2

𝑅𝑡𝑜𝑡 = 𝑅1 + 𝑅2 +𝑅3

𝑅𝑡𝑜𝑡 = 5 + 15 + 20

𝑅𝑡𝑜𝑡 = 40Ω

𝑉 = 𝐼𝑥𝑅

𝑉
𝐼=
𝑅

331
𝐼=
40

𝐼 = 8,275 𝐴

∑ 𝐸 = ∑(𝐼𝑥𝑅)

∑ 𝐸 = ∑(𝐼𝑥𝑅) = 0

𝑉𝑠 + (𝐼. 𝑅1 ) + (𝐼. 𝑅2 ) + (𝐼. 𝑅3 ) = 0


−331 + 5𝐼 + 15𝐼 + 20𝐼 = 0

−331 + 40𝐼 = 0

40𝐼 = 331

331
𝐼=
40

𝐼 = 8,275 𝐴

𝑉𝑅1 = 𝐼𝑥𝑅1

𝑉𝑅1 = 8,275𝑥5

𝑉𝑅1 = 41,375 𝑉

𝑉𝑅2 = 𝐼𝑥𝑅2

𝑉𝑅2 = 8,275𝑥15

𝑉𝑅2 = 124,125 𝑉
𝑉𝑅3 = 𝐼𝑥𝑅3

𝑉𝑅3 = 8,275𝑥20

𝑉𝑅3 = 165,500𝑉

Gambar 2.3 Hasil grafik simulasi rangkaian Seri

B) RANGKAIAN KEDUA

Gambar 2.4 Rangkaian Pararel


Pengukuran nilai arus rangkaian pararel seperti Gambar 2.3 dengan sumber baterai
kutub negatif menuju ke positif 441 volt DC dengan menggunakan aplikasi PSIM maka
di dapatkan nilai tegangan sama dalam setiap cabang pada hubungan pararel, dan besar
arus masuk sama dengan jumlah arus pada setiap cabang seperti pada gambar 2.5 dan
grafik seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.5 Hasil nilai Simulasi rangkaian pararel

𝑉𝑆 = 𝑉1 = 𝑉2

𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝐼1 + 𝐼2

1 1
𝑅𝑝 = +
𝑅1 𝑅2

1 1
𝑅𝑝 = +
10 15

1 1 3+2
𝑅𝑝 = + = = 6Ω
10 15 30

𝑅𝑝 =6Ω

𝑉
𝐼=
𝑅

331
𝐼=
6

𝐼 = 66,2 𝐴

Ingat 𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝐼1 + 𝐼2

𝑉
𝐼1 =
𝑅
331
𝐼1 =
10

𝐼1 = 33,1 𝐴

𝑉
𝐼2 =
𝑅

331
𝐼2 =
15

𝐼2 = 22,066 𝐴

𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝐼1 + 𝐼2

𝐼𝑡𝑜𝑡 = 33,1 + 22,066

𝐼𝑡𝑜𝑡 = 55,166 𝐴

Gambar 2.6 Hasil grafik simulasi rangkaian pararel

BAB III
KESIMPULAN

Komponen sebuah rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan


dengan berbagai cara. Dua tipe paling sederhana adalah rangkaian seri dan parallel.
Rangkaian yang disusun secara sejajar disebut rangkaian paralel, sedangkan rangkaian yang
disusun secara berderet dan berurutan disebut rangkaian seri. Rangkaian Seri memiliki Nilai
arus sama pada setiap beban dan Nilai tegangan berbeda pada setiap beban dan jumlah
tegangan pada masing-masing beban sama dengan tegangan sumber Sedangkan Rangkaian
Pararel memiliki Nilai tegangan sama dalam setiap cabang pada hubungan parallel dan Besar
arus masuk sama dengan jumlah arus pada setiap cabang.

Anda mungkin juga menyukai